Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN READING JOURNAL

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


PENTINGNYA PEMBERIAN EDUKASI SERTA TINGKAT
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI
TUMBUH KEMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK

Dosen Pembimbing:
Ellyda Rizky Wijhati, S.ST.,M.Keb

Disusun Oleh:
Fitri Maria Ulfa
2010105011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS’AISYIYAH YOGYAKARTA
TA 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak merupakan bagian dari the golden age atau periodisasi
terbaik pertumbuhan serta perkembangan pada tubuh. Keberhasilan tumbuh
kembang pada masa ini menjadi salah satu indikator penting yang dapat
menentukan kualitas kecerdasan dan kesehatan anak di masa yang akan datang.
Stimulasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemberian stimulasi sejak dini dengan tepat mampu
mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial,
bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin
baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan
menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Selain itu, pemberian
stimulasi juga secara tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan asih dan asuh.
Kasus keterlambatan tumbuh kembang pada anak dipengaruhi oleh beberapa
faktor penyebab lain seperti faktor genetik, kelainan, penyakit, status gizi,
keterlambatan/kurangnya pemberian stimulasi, dan lingkungan yang buruk.
Namun, keterlambatan/kurangnya pemberian stimulasi sejak dini pada anak
menjadi faktor penyebab terbanyak pada kasus keterlambatan tumbuh kembang
anak. Faktor pengetahuan dan perhatian yang kurang orang tua/keluarga terhadap
stimulasi anak sesuai usia serta ilmu tentang parenting lain menjadi faktor penyebab
kurangnya pemberian stimulasi pada anak. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
melakukan reading journal mengenai pentingnya pemberian edukasi serta tingkat
pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Jurnal
Tabel 2. 1 Hasil Penelusuran Jurnal

Penulis, Tahun, Waktu, Tujuan Metode Responden/Subyek Hasil Penelitian


Judul Penelitian Tempat Penelitian Penelitian Penelitian dan
Penelitian Jumlah Sampel
Artikel Zukhra & Suci Penelitian ini Tujuan penelitian Desain penelitian Jumlah sampel pada Hasil penelitian ini
Jurnal (2017). Hubungan dilakukan di ini adalah untuk ini deskriptif penelitian ini adalah menunjukkan terdapat
1 Tingkat Wilayah Kerja mengetahui analitik dengan 101 orangtua dan hubungan yang signifikan
Pengetahuan Orang Puskesmas hubungan tingkat pendekatan cross balita (12-60 bulan) antara tingkat
Tua Tentang Simpang Baru. pengetahuan sectional di wilayah kerja pengetahuan orangtua
Stimulasi Tumbuh Waktu orangtua tentang Puskesmas Simpang tentang stimulasi tumbuh
Kembang Terhadap penelitian stimulasi tumbuh Baru kembang terhadap
Perkembangan tidak kembang perkembangan balita
Balita Di Wilayah disebutkan terhadap yang nilai p < 0,05 (p =
Kerja Puskesmas perkembangan 0,006)
Simpang Baru balita di wilayah
kerja Puskesmas
Simpang Baru
Artikel Ramadia Arya et Penelitian ini Tujuan dari Desain Populasi dalam Berdasarkan hasil
Jurnal al (2021). dilakukan di penelitian ini penelitian ini penelitian ini penelitian didapatkan
2 Pengetahuan posyandu untuk menggunakan adalah seluruh ada hubungan yang
Orangtua Tentang kelurahan mengetahui jenis anak usia 1-3 signifikan antara
Stimulasi gurun Panjang hubungan antara penelitian Tahun di Posyandu pengetahuan orang
Perkembangan Kecamatan pengetahuan kuantitatif Kelurahan Gurun tentang stimulasi
Anak Bukit Kapur orangtua tentang dengan Panjang yang dengan perkembangan
Berhubungan Kota Dumai stimulasi dengan pendekatan berjumlah 106 anak Usia 1-3 Tahun
dengan Tahap pada tanggal perkembangan cross sectional anak dengan dengan nilai p value =
Tumbuh 14 sampai 20 anak usia 1-3 jumlah 0,033. Sebagian besar
Kembang Anak juli tahun sampel penelitian orangtua memiliki anak
Usia Todler 2020 adalah 84 anak dan yang memiliki
orangtuanya perkembangan yang
sesuai atau normal
(61,9%),
B. Pembahasan Jurnal
Berdasarkan tabel 2.1 hasil penelusuran jurnal didapatkan 3 jurnal nasional
yang membahas tentang pentingnya pemberian edukasi serta tingkat
pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil penelitian jurnal yang pertama
yang dilakukan oleh (Zukhra & Suci, 2017) ditemukan bahwa dari 101 ibu
yang memiliki balita berusia 12-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Baru diperoleh hasil karakteristik responden sebagian besar berumur 31-40
tahun, paling banyak berlatar pendidikan SMA berjumlah 56 orang (55,4%),
dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 88 orang (87,1%). Untuk
karakteristik balita, sebagian besar balita berumur 12-24 tahun sebanyak 34
orang (33,7%) dan paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak laki-
lakitu 59 orang (58,4%).
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan
ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita dalam kategori cukup sebanyak
48 ibu (47,5%). Paling banyak perkembangan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Baru dalam kategori penyimpangan sebanyak 46
balita (45,5%). Menurut Arikunto (2012) tingkat pengetahuan cukup adalah
tingkat pengetahuan dimana seseorang mengetahui, memahami, tetapi kurang
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Adapun
perkembangan balita yang termasuk dalam kategori penyimpangan dapat
dikaitkan dengan kurangnya kemampuan orangtua terutama ibu dalam
menstimulasi balita (Agrina, Sahar, & Hayati, 2012).
Hasil perkembangan balita di atas disebabkan pada saat pemeriksaan
perkembangan balita di lapangan, beberapa balita tidak mau mengikuti arahan
dari si pemeriksa dikarenakan balita tersebut rewel dan belum terbiasa dengan
orang yang baru dikenalnya dalam hal ini adalah pemeriksa (peneliti). Hasil
wawancara dengan ibu balita, dikatakan bahwa jika di rumah, balita dapat
melakukan aktivitasaktivitas yang menstimulasi perkembangannya, namun
balita menjadi pemalu dikarenakan suasana yang tidak mendukung karena
ramainya orang (Zukhra & Suci, 2017).
Hasil analisa data menggunakan uji chi-square diperoleh p-value yaitu
0,006, yang mana p-value < α (0,006 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan ibu dengan perkembangan
balita usia 12-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Baru. Zukhra &
Suci (2017) mengasumsikan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perkembangan balita, namun tidak mutlak. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang telah dikemukakan diatas bahwa kesadaran,
motivasi, kemampuan ibu dalam memberikan stimulasi, lingkungan yang
mendukung, dan sosial ekonomi juga turut andil dalam proses perkembangan
balita. Hal yang terpenting yaitu adanya cukup waktu (berkualitas) untuk
bersama dengan balita untuk bermain dan melakukan stimulus yang adekuat
pada balita baik pada ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Disamping
itu, proses stimulasi membutuhkan media dan sarana belajar seperti tersedianya
alat permainan yang sesuai dengan umur balita sehingga perkembangannya
menjadi optimal.
Menurut Agrina et al., (2012), kesempatan anak untuk belajar juga
dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang mendukung
adalah lingkungan yang penuh dengan stimulasi. Lingkungan tersebut identik
dengan tersedianya alat permainan yang dapat menstimulus perkembangan
anak. Tersedianya lingkungan yang mendukung tentu dikaitkan dengan kondisi
sosial ekonomi orangtua.
Hasil penelitian jurnal kedua yang dilakukan oleh Ramadia Arya et al
(2021) menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orangtua tentang
stimulasi perkembangan anak dengan tahap tumbuh kembang anak usia 1-3
tahun di Posyandu Kelurahan Gurun Panjang Kecamatan Bukit Kapur Kota
Dumai (P-value 0,033). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar orangtua dengan anak usia 1-3 tahun memiliki pengetahuan yang baik
tentang tumbuh kembang Anak usia 1-3 tahun. Selain itu, sebagian besar
orangtua memiliki anak yang memiliki perkembangan yang sesuai atau normal
(61,9%) dan selebihnya dengan kategori suspect.
Menurut Ramadia Arya et al (2021), pengetahuan yang baik menunjukkan
bahwa responden memperoleh banyak informasi tentang stimulasi
pekembangan yang diberikan pada anaknya dan juga perkembangan anak usia
1 - 3 tahun yang normal sesuai dengan umurnya. Informasi yang diperoleh
responden tentang stimulasi dan perkembangan anak usia 1 – 3 tahun
didapatkan dari berbagai sumber informasi seperti buku KIA, leaflet,
penyuluhan, media massa, media elektrolit, dan sebagainya. Semakin banyak
informasi yang didapat responden maka semakin baik tingkat pengetahuan
yang dimiliki responden tentang stimulasi perkembangan anak usia 1-3 tahun
dan perkembangan anak usia 1-3 tahun itu sendiri sesuai dengan umurnya.
Tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah tingkat pendidikan, budaya dan pengalaman seseorang, pengalaman ini
meliputi pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain yang dilihat atau
didengar tentang stimulasi perkembangan. Pengalaman ini akan meningkatkan
pemahaman ibu tentang stimulasi perkembangan sehingga pengetahuan akan
bertambah.
Hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar orangtua memiliki anak
yang memiliki perkembangan yang sesuai atau normal menunjukkan bahwa
anak akan mendapatkan perawatan dan pengasuhan yang baik dari keluarga,
baik asah, asih, dan asuh. Menurut Ramadia Arya et al (2021), perkembangan
anak dapat berjalan sesuai dengan tahapan perkembanganya apabila segala
kebutuhannya terpenuhi, kebutuhan itu meliputi kebutuhan asah, asih dan asuh.
Namun apabila kebutuhanya tidak terpenuhi, makan akan timbul berbagai
macam masalah perkembangan. Orangtua memiliki kewajiban untuk
memenuhi apa yang menjadi hak-hak anak. Untuk itu, pengetahuan yang baik
merupakan hal yang perlu dicapai karena dapat menjadi salah satu faktor
pendukung stimulasi terhadap perkembangan motorik anak (Meilawati, 2017)
Adapun anak dengan kategori suspect kebanyakan pada tes perkembangan
bahasa menunjukkan ada yang belum bisa menyebutkan kata-kata dengan
jelas, pembicaraan sebagian ataupun sepenuhnya belum bisa dimengerti oleh
orangtua ataupun orang lain, belum mampu menyebutkan nama gambar yang
ditunjuk pada alat tes, belum mampu menunjukkan bagian-bagian tubuh, dll.
Hasil penelitian (Safwat & Sheikhany, 2014) menyebutkan interaksi antara
anak dan orangtua sangat penting untuk perkembangan bahasa anak.Mereka
menemukan bahwa interaksi seperti membacakan buku kepada anak atau
bermain bersama anak akan meningkatkan kemampuan kosakata, membaca
dan kesiapan anak untuk bersekolah. Informasi dapat diperoleh melalui
berbagai media seperti TV, Radio, majalah atau dari tenaga kesehatan, dalam
hal ini terutama dari bidan. Kurangnya informasi oleh bidan akan memberikan
pengaruh kurangnya pengetahuan ibu tentang perkembangan bayi, sehingga
pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi dan praktik pemberian stimulasi
perkembangan yang diberikan juga akan berkurang.
Ramadia Arya et al (2021) juga berpendapat bahwa anak usia 1-3 tahun
perlu mendapatkan stimulasi perkembangan motorik halus yang baik. Hal ini
juga dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa sebagian ibu
kurang memahami tentang cara menstimulus perkembangan anaknya.
Sebagian ibu menganggap anak tidak perlu diberikan stimulasi perkembangan
seperti perkembangan motorik halus karena tanpa diberikan stimulasi anak
juga akan bisa berkembang dengan baik. Orangtua sebagai pengasuh memiliki
peranan penting dalam mengontrol, membimbing dan mendampingi anak-
anaknya menuju kedewasaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil telaah reading journal pada kedua jurnal di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan (pemberian edukasi) dan tingkat
pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang memiliki peranan penting
serta pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui
pendikikan kesehatan, tingkat pengetahuan ibu akan semakin bertambah dan
meningkat sehingga menimbulkan motivasi dan perilaku untuk rutin
melakukan stimulasi sesuai usia anaknya. Akan tetapi, tingkat pengetahuan
yang cukup/baik tidak mutlak menjadi faktor utama pendukung tumbuh
kembang anak menjadi optimal, ketersediaan media pendukung stimulasi,
lingkungan yang mendukung, aman, dan nyaman serta kemampuan ibu juga
menjadi faktor utama pendukung lain suksesnya stimulasi yang dilakukan
seorang ibu agar tumbuh kembang anaknya menjadi optimal sesuai usia.
B. Saran
Diharapkan reading journal mengenai tumbuh kembang pada anak bisa
lebih diperdalam untuk menambah wawasan pembaca. Penulis juga berharap
hasil reading journal ini dapat dijadikan motivasi bagi penulis sekaligus
pembaca selaku tenaga kesehatan untuk lebih dekat dan mengedukasi ibu-ibu
balita mengenai pentingnya stimulasi dan bagaimana cara pemberian stimulasi
yang benar pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Agrina, Sahar, J., & Haryati, R. T. S. (2012). Karakteristik orangtua dan lingkungan
rumah mempengaruhi perkembangan balita. Jurnal Keperawatan Indonesia,
15(2), 83–88.

Meilawati, E. N. (2017). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi


Bermain Anak dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di
Paud al Falah desa Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun.

Ramadia Arya, Sundari Wiwik, Permanasari Ika, & Jek Pardede Amidos. (2021).
Pengetahuan Orangtua Tentang Stimulasi Perkembangan Anak Berhubungan
dengan Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Todler. JKJ: Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 9(1), 1–10.

Safwat, R. F., & Sheikhany, A. R. (2014). Effect of parent interaction on language


development in children. Egyptian Journal of Otolaryngology, 30(3), 255–
263. https://doi.org/10.4103/1012-5574.138488

Zukhra & Suci. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang
Stimulasi Tumbuh Kembang Terhadap Perkembangan Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Baru. Jurnal Ners Indonesia, 8(1), 9–10.

Anda mungkin juga menyukai