Anda di halaman 1dari 30

Oleh

Saelan, Ns.M.Kep
 Pembelajaran orang dewasa (Andragogi)
lebih kepada Learned centered dan
konstruktivisme, Pembelajaran anak
(pedagogi) lebih kepada content learned.
 Andragogi merupakan kegiatan pembelajaran
orang dewasa dengan mengorganisasikan isi,
tingkatan dan metodenya secara formal
maupun non formal untuk memenuhi
kebutuhan dalam rangka meningkatkan
kemampuan, memperkaya pengetahuan,
mendapatkan keterampilan dan membawa
perubahan sikap.
 Kebebasan
 Tanggung jawab (bertanggung jawab sendiri
tanpa menunggu perintah),
 Pengambilan keputusan sendiri
 Pengarahan diri (berdasar pada inisiatif dan
kreatifitas sendiri), psikologis (berdasar pada
kebutuhan sehingga tumbuh kreasi untuk
belajar), fisik dan motivasi
 Tahap kesadaran
 Tahap pemahaman konsep, teori dan prinsip,
 Tahap penguasaan keterampilan, tahap
penerapan pengetahuan dan keterampilan
dalam praktik dan tahap penentuan sikap
berdasarkan pengetahuan dan skill
PENYULUH

Lingkungan
belajar Interaksi
Pembelajaran

Sumber belajar KLIEN


TEORI BELAJAR PEMBELAJARAN

1. Fokus pada perilaku yang 1. Individualisasi yang tegas


diamati 2. Metode yang rinci untuk
2. Hubungan stimulus dan mengembangkan skill dan
respon teknologi
3. Low effect 3. Linear dalam mengajarkan
4. Menekankan reinforcemnt kontent dan skill
4. Menekankan pada materi
konten dan proses
 Pendidikan tidak lepas dari proses belajar.
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala
sesuatu yang berguna untuk hidup. Menurut
Gagne (1984: )
 Belajar didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya
akibat suatu pengalaman.
 Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27)
mengatakan belajar merupakan suatu proses
internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor
lain berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
 Belajaradalah
perubahan tingkahlaku
Perubahan terjadi
karena latihan dan
pengalaman, bukan
karena pertumbuhan.
Perubahan tersebut
harus bersifat permanen
dan tetap ada untuk
waktu yang cukup lama.
 Dalam proses belajar akan tercakup hal-hal
berikut:
 Latihan
Latihan adalah penyempurnaan potensi
tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang
aktifitas tertentu.
 Menambah atau memperoleh tingkah laku
baru
Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk
memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku
(pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan
niilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan sendiri.
DALAM BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT, TERADAPAT TIGA
MACAM TIPE BELAJAR YANG BIASA DIHADAPI PETUGAS
KESEHATAN, YAITU : PROGRAM KEBUTUHAN (REQUIRE
PROGRAM), PROGRAM REKOMENDASI (RECOMMENDED
PROGRAM), PROGRAM KELOLA DIRI(SELF DIRECTED PROGRAM)
1. PROGRAM KEBUTUHAN (REQUIRE)
SITUASI YG MEMBUTUHKAN (REQUIRE) SUATU TINDAKAN / SIKAP
TETENTU UTK DIPELAJARI, BIASANYA BERLANGSUNG CEPAT KRN
INDIVIDU TDK DIBERI ALTERNATIF LAIN. DLM HAL INI TIM
KESEHATAN HARUS MERUMUSKAN PENDIDIKAN DAN KRITERIA
KEBERHASILAN PROGRAM
2. PROGRAM REKOMENDASI (RECOMMENDED)
DLM SITUASI INI PERILAKU TERTENTU DISARANKAN UTK
DIPELAJARI, ANGGOTA MASYARAKAT YG DIJADIKAN SASARAN
PENDIDIKAN BOLEH MENERIMA PERILAKU YG DISARANKAN ITU

3. PROGRAM KELOLA DIRI (SELF DIRECTED)


TUJUAN YANG AKAN DICAPAI HARUS DITENTUKAN SENDIRI OLEH
SASARAN PENDIDIKAN, PETUGAS KESEHATAN HANYA MEMBERI
BANTUAN PETUNJUK, PENGARAHAN DAN BIMBINGAN KEPADA
MASYARAKAT.
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR HENDAKNYA PENDIDIK
MEMPERHATIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG BELAJAR,
ANTARA LAIN:
1. MOTIVASI
KEINGINAN UTK BELAJAR YG DPT MEMPENGARUHI BAGAIMANA
SEORANG BELAJAR, PADA UMUMNYA MENINGKAT KETIKA
SESEORANG MENGENAL KEBUTUHANNYA AKAN BELAJAR
2. KESIAPAN
KESIAPAN MEREFLEKSIKAN KEINGINAN & KEMAMPUAN SESEORANG
UTK BELAJAR. PERAN PETUGAS KESEHATAN ADALAH MENDORONG
PERKEMBANGAN KESIAPAN TERSEBUT.
3. PELIBATAN AKTIF (ACTIVE INVOLVEMENT)
JIKA PESERTA DIDIK AKTIF DLM PERENCANAAN DAN DISKUSI,
PEMBELAJARAN AKAN LEBIH CEPAT & LEBIH BAIK
4. UMPAN BALIK (FEED BACK)
UMPAN BALIK POSITIF AKAN MEMBERIKAN DUKUNGAN / SEMANGAT
PESERTA DIDIK UTK BERBUAT LEBIH BAIK
5. DARI SEDERHANA KE YANG KOMPLEKS
BELAJAR DILENGKAPI DGN MATERI YG SECARA LOGIKA DIOLAH
DARI YG SEDERHANA AKAN MENGURANGI KEBINGUNGAN
6. PENGULANGAN (REPETITION)
PENGULANGAN KONSEP KUNCI DAN FAKTA DPT LEBIH
MEMFASILITASI PEMAHAMAN MATERI YANG BARU DI PELAJARI
7. WAKTU (TIMING)
SESEORANG AKAN MEMPERTAHANKAN INFO & KETRAMPILAN
PSIKOMOTOR SCR BAIK JIKA WAKTU PEMBELAJARAN TDK TERLALU
LAMA, KRN INTERVAL WAKTU YG LAMA ORANG AKAN SERING LUPA
Pendidikan kesehatan adalah proses yang
direncanakan dengan sadar untuk
menciptakan peluang bagi individu-individu
untuk senantiasa belajar memperbaiki
kesadaran (literacy) serta meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya (life
skills) demi kepentingan kesehatannya
(Nursalam, 2008).
1. MENENTUKAN PRIORITAS PENGAJARAN
KRITERIA YG DI PRIORITASKAN ADALAH MOTIVASI KLIEN
UTK BERKONSENTRASI PADA KEBUTUHAN BELAJAR YG
TELAH DI IDENTIFIKASI
2. MENETAPKAN TUJUAN BELAJAR
BEBERAPA KETENTUAN UMUM DLM MERUMUSKAN
TUJUAN BELAJAR, YAITU :
A. TUJUAN BELAJAR DINYATAKAN DI DLM PERILAKU /
PENAMPILAN YG DIKEHENDAKI OLEH KLIEN, CONTOH :
1). KLIEN DPT MENUNJUKKAN / MENDEMONSTRASIKAN
TEKNIK PEMBERIAN ASI DGN BENAR (PSIKOMOTOR)
2). KLIEN DPT MENJELASKAN ALASAN IA HARUS MAKAN
SEDIKIT, TETAPI FREKUENSI SERING (KOGNITIF)
3). KLIEN DPT MENGURAIKAN PERASAAN
MENINGKATNYA
RASA NYAMAN SETELAH PEMBERIAN OBAT
(AFEKTIP)
B. TUJUAN BELAJAR DAPAT DI OBSERVASI, SEMENTARA
AKTIVITASNYA DAPAT DIUKUR, CONTOH : KLIEN DAPAT
BERJALAN 5 LANGKAH DISEKITAR TEMPAT TIDUR
C. DALAM TUJUAN HARUS TERKANDUNG KONDISI YANG
DIINGINKAN UNTUK MENGKLARIFIKASI DIMANA. KAPAN,
ATAU BAGAIMANA PERILAKU DITAMPILKAN, CONTOH :
KLIEN DAPAT BERJALAN DARI UJUNG TEMPAT TIDUR KE
UJUNG LAINNYA TANPA MENGGUNAKAN TONGKAT
PEMBANTU
D. DALAM TUJUAN HARUS TERCAKUP KRITERIA WAKTU
YANG SPESIFIK, CONTOH : KLIEN DAPAT MENDEMON-
STRASIKAN INJEKSI INSULIN SETELAH DIBERI PENYU-
LUHAN SELAMA 1x15 MENIT

3. MEMILIH SUBSTANSI ATAU ISI MATERI HARUS DIPILIH


SUMBER YANG DIPILH HENDAKNYA ; AKURAT, TERBARU,
DIDASARKAN ATAS TUJUAN BELAJAR, DISESUAIKAN
DENGAN USIA KLIEN, BUDAYA DAN KEMAMPUAN,
KONSISTEN SERTA DIPILIH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
WAKTU DAN SUMBERDAYA YANG MUNGKIN UNTUK
BELAJAR
3. MEMILIH STRATEGI BELAJAR
MEMILIH METODE MENGAJAR HENDAKNYA COCOK
UTK INDIVIDU, COCOK DGN MATERI YANG
DIPELAJARI, DAN COCOK DGN PENGAJAR DAN
BERBAGAI FAKTOR LAIN YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN
4. MEMILIH ALAT BANTU MENGAJAR
ALAT BANTU MENGAJAR SANGAT DITENTUKAN OLEH
TUJUAN BELAJAR YANG HENDAK DICAPAI. OLEH
KARENA ITU PILIHLAH ALAT BANTU SECARA HATI-
HATI, LIHAT KEMBALI KEGUNAAN DAN KECOCOKAN
PENGGUNAAN ALAT BANTU
5. MEMBUAT RENCANA EVALUASI
RENCANA EVALUASI HARUS DISEBUTKAN DALAM
PERENCANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN,
MISALNYA WAKTU DAN SASARAN YANG AKAN
DIEVALUASI DAN INDIKATOR APA YANG AKAN DIPAKAI
DALAM EVALUASI ITU
 Tujuanpendidikan kesehatan adalah suatu
perubahan sikap dan tingkah laku individu,
keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat
dalam membina serta memelihara perilaku
hidup sehat juga berperan aktif dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
(Nursalam dkk, 2009).
1. Agar melakukan langkah positif dalam
melakukan pencegahan terhadap penyakit
2. Agar memiliki pengertian yang lebih baik
tentang eksistensi perubahan system dan
cara memanfaatkannya dengan efektif dan
efisien.
3. Agar mempelajari apa yang dapat
dilakukannya secara mandiri.
1. Promosi kesehatan dalam faktor
predisposisi
2. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor
enabling (penguat)
3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing
(pemungkin)
 Promosi kesehatan bertujuan untuk
menggugah kesadaran, memberikan atau
meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya,
maupun masyarakatnya
 Bentuk promosi ini dilakukan dengan
penyuluhan, pameran, iklan layanan
kesehatan, dan sebagainya
 Bentuk promosi kesehatan dilakukan agar dapat
memberdayakan masyarakat dan mampu
mengadakan sarana dan prasarana kesehatan
dengan cara bantuan teknik,memberikan arahan,
dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan
sarana dan prasarana.
 Promosikesehatan ini ditujukan untuk mengadakan
pelatihan bagi tokoh agama,tokoh masyarakat, dan
petugas kesehatan sendiri dengan tujuan agar sikap
dan perilaku petugas dapat menjadi teladan,
contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup
sehat
 Metode dan teknik pendidikan kesehatan
adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau
metode dan alat-alat bantu atau media yang
digunakan dalam setiap pelaksanaan promosi
kesehatan
Notoadmodjo (2010),
 Metode pendidikan kesehatan individual
 Metode pendidikan kesehatan kelompok
 Metode ini digunakan apabila antara
promoter kesehatan dan sasaran atau
kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik
bertatap muka (face to face) maupun
melalui sarana komunikasi lainnya, misal
telepon
 Cara ini paling efektif, karena antara petugas
kesehatan dengan klien dapat saling
berdialog, saling merespon dalam waktu yang
bersamaan.
 Dikenal councelling
1. Metode dan teknik pendidikan kesehatan
untuk kelompok kecil, misalnya diskusi
kelompok, metode curah pendapat (brain
storming), bola salju (snow ball), bermain
peran (role play), metode permainan
simulasi (simulation game), dan sebagainya.
Untuk mengefektifkan metode ini perlu
dibantu dengan alat bantu atau media,
misalnya lembar balik (flip chart), alat
peraga, slide, dan sebagainya.
2. Metode dan teknik pendidikan kesehatan
untuk kelompok besar, misalnya metode
ceramah yang diikuti atau tanpa diikuti
dengan tanya jawab, seminar, loka karya,
dan sebagainya. Untuk memperkuat metode
ini perlu dibantu pula dengan alat bantu
misalnya, overhead projector, slide
projector, film, sound system, dan
sebagainya.
3. Metode pendidikan kesehatan massa,
apabila sasaran pendidikan kesehatan misal
atau publik, maka metode-metode dan
teknik pendidikan kesehatan tersebut tidak
akan efektif, karena itu harus digunakan
metode pendidikan kesehatan massa.
1. Ceramah umum, misalnya dilapangan terbuka
dan tempat-tempat umum
2. Penggunaan media massa elektronik, seperti
radio dan televise. Penyampaian pesan melalui
radio atau TV ini dapat dirancang dengan
berbagai bentuk, misalnya talk show, dialog
interaktif, simulasi, dan sebagainya.
3. Penggunaan media cetak, seperti koran,
majalah, buku, leaflet, selebaran poster, dan
sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak
ini juga bermacam-macam, antara lain artikel
tanya jawab, komik, dan sebagainya.
4. Penggunaan media di luar ruang, misalnya
billboard, spanduk, umbul-umbul, dan
sebagainya.
DOMAIN
KOGNITIF AFEKTIP PSIKOMOTOR
Membandingkan Merubah Beradaptasi
Membedakan Menjawab Memulai
Mendefinisikan Menentukan
Merangkai
Menguraikan Memilih
Menghitung
Menggambarkan Melengkapi
Menjelaskan Menyepakati Mengalikan
Mengidentifikasi Menuruti/mengikuti Merubah
Memberi tanda Mempertahankan Membangun
Mengurutkan Mendiskusikan Menciptakan
Menjodohkan Membantu Mendemonstrasikan
Menamakan Bekerjasama
Memanipulasi
Menyiapkan Berpartisipasi
Mengukur
Merencanakan Merespon
Meletakkan kembali Memperbaiki Menggerakkan
Menyatakan kembali Memverifikasi Mengorganisir
Memecahkan Bereaksi
Merangkum Menunjukkan
Menggarisbawahi Mengerjakan
Menulis
Praktikkan konsep pendidikan kesehatan
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai