Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan membutuhkan strategi dan metode yang tepat, agar
pelaksanaannya sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Tidak ada satu pun metode
pendidikan kesehatan yang dipandangn paling baik, karena baik tidaknya metode
pendidikan kesehatan tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan, materi yang
diajarkan, jumlah klien, fasilitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain. Oleh
karena itu, pendidikan kesehtan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
sederhana maupun yang kompleks.
Implikasi dari paparan diatas adalah bahwa peranan pendidik atau penyuluh bukan
hanya mentransmisikan atau mendistribusikan pengetahuan kepada klien, akan tetapi juga
sebagai pengelola pendidikan kesehatan. Pendidik bukanlah orang yang serba unggul
secara kognitif, afektif dan psikomotorik, ia adalah orang yang harus pandai membawa
klien kea lam kesadaran sehingga klien memahami pentingnya pendidikan kesehatan. Oleh
karena itu, dibutuhkan strategi dan metode khusus untuk mencapai tujuan pendidikan
kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi dan Metode


Strategi pendidikan kesehtan adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada klien. Strategi
pendidikan kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pendidikan kesehatannya.
Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari komponen-komponen materi pendidikan
kesehatan dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu klien mencapai tujuan
pendidikan kesehatan. Strategi pendidikan kesehatan juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap tingkah laku
yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pendidikan
kesehatan berbeda satu sama lain.
Strategi diperlukan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan pendidkan
kesehatan yang efektif dan efisien. Strategi pendidikan kesehatann ialah suatu rencana
untuk pencapaian tujuan. Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin klien betul-betul akan mencapai tujuan, straegi lebih luas
daripada metode atau teknik pendidikan kesehatan.
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan. Hal ini berlaku baik bagi pendidik (metode pendidikan kesehatan) maupun bagi
klien (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai, semakin efektif ppencapaian
tujuan.
B. Klasifikasi Strategi
Banyak srategi yang dapat dipilih pentuluh atau pendidik. Dalam melaksanakan
proses pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, berdasarkan bentuk dan pendekatannya,
strategi pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi:
1. Expository
Makna ekspository berarti memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau
dalil yang disertai bukti-bukti yang mendukung. Pada konteks ini klien hanya menerima
saha informas ang diberikan pleh pendidik. Bahan pendidikan kesehatan telah diolah
sedemikian rupa sehingga siap untuk disampaikan kepada klien.

2
Contoh metode ekspository adalah ceramah. Pendidik hanya akan menyampaikan
pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode
klasiik yang sebaiknya mulai ditinggalkan. Apabila pendidik ingin banyak melibatkan
klien secara aktif, maka harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga walaupun yang
dipilih metode ekspository, pelaksanaan pendidikan kesehatan tetap optimal dan
menyenangkan bagi klien.
2. Discovery
Discovery (penemuan) sering pada saat penggunaannya tertukar dengan inquiry
(penyelidikan). Penemuan adalah proses mental dimana klien mengasimilasikan suatu
konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya: mengamati, menganalisa, memvalidasi
data, mengelompokkan data, menetapkan diagnose dan sebagainya. Misalnya tentang
konsep sehat. Setiap masyarakat diharapkan memaknai konsep sehat dan berdaya dalam
memenuhi hak akan kesehatannya. Melalui pengamatan diharapkan klien mengidentifikasi
konsep sehat dan menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
3. Inquiry
Inquiry memiliki makna yang lebih luas dari discovery. Artinya, penyelidikan
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Pada saat seorang penyuluh
akan melaksanakan pendidikan kesehatan, sebaiknya tujuan pendidikan kesehatan sudah
dirumuskan seara jelas. Sehingga klien dapat melaksanakan pendidikan kesehatan secara
optimal. Setelah itu baru menentukan strategi manakah yang paling efektif dan efisien
untuk membantu setiap klien dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Strategi pendidikan kesehatan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kondisi semua
klien karena setiap klien memiliki kemampuan yang berbeda. Sementara pendidikan
kesehatan bertujuan untuk membantu klien mencapai tujuan secara efektif dan produktif.
Beberapa kriteria yang dapat menjadi pedoman dalam memilih strategi pendidikan
kesehatan yaitu efektif, efisien dan dapat meningkatkan ketertiban klien.
Seorang penyuluh biasanya tidak murni menggunakan strategi ekspository, inquiry,
maupun discovery, tetapi dapat menggabungkan antara ketiganya. Penyuluh yang kreatif
dapat melihat tujuan yang akan dicapai dan mengkaji kemampuan yang dimiliki klien.
Kemudian baru memilih strategi yang efektif dan efisien untuk mencapainya.
Pendidikan kesehatan sebagai suatu proses merupaka suatu sistem yang tiak
terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi didalamnya. Salah satu
komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain

3
adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan kesehatan, baik secara
langsung maupun tidak langsung baik itu sebagian atau seluruhnya.
C. Strategi Menetapkan Perencanaan Dalam Pendidikan Kesehatan
Pedoman yang dipakai sebagi petunjuk pada waktu pelaksanaan prose belajar
mengajar. Mengefektifkan perencanaan dan pelaksaan program pengajaran secara sistem
untuk dijadikan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar
Langkah-langkah perencanaan :
1. Menetukan prioritas masalah
Kebutuhan belajarharus diurut berdasarkan prioritas, cara menentukan prioritas
diantaranya adalah:
a. Motivasi klien/objek berkonsentrasi pada kebutuhan belajar yang telah
diidentifikasi
b. Sesuai dengan herarki kebutuhan dasar maslow
Kteria untuk memprioritaskan pengajaran didalam komunitas, antara lain:
 Kesadaran komunitas terhadap masalah
 Motivasi komunitas memecahkan masalah
 Kemampuan petugas/perawat untuk mempengaruhi pemecahan masalah
 Berat seta konsekuensi jika masalah tidak terpecahkan
2. Menetapkan tujuan belajar
Tujuan belajar dapat disamakan dengan tujuan asuhan keperawatan, baik sekali jika
berdasarkan tiga ranah belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan belajar yang dirancang dengan baik akan menuntun perencanaan tentang isi
atau substansi, metode, sterategi, aktifitas dan perencanaan metode evaluasi belajar
3. Perumusan Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang berbentuk tingkah laku atau kemampuan
yang diharapkan dapat dimiliki objek/siswa setelah proses belajar mengajar, tujuan
instruksional terdiri dari:
a. Tujuan instruksional umum (TIU)
 Tujuan Instruksional Umum
Tujuan umum adalah suatu pernyataan umum tentang tujuan akibatnya kurang jelas
arahnya
b. Tujuan instruksional khusus (TIK)
 Tujuan Instruksional Khusus

4
Tujuan khusus jauh lebih bersifat sfesifik dan jelas, tujuan khusus dapat membantu
secara nyata serta memberikan arah yang jelas. Menurut Bloom TIK dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok tujuan yaitu:
1) Tujuan kognitif
2) Tujuan afektif
3) Tujuan psikomotor
Contoh-contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan kognitif:
 Membandingkan, membedakan, mendefinisikan, menguraikan, menggambarkan,
menjelaskan, mengidentifikasi, memberi tanda, mengurutkan, menjodohkan,
menanamkan, menyiapkan, merencanakan,merangkum dll.
Contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan afektif:
 Merubah, menjawab, menetukan, memlih, melengkapi, menyepakati, menuruti,
mempertahankan, mendiskusikan, membantu, bekerjasama, merspon,dll.
 Contoh tujuan khusus yang tergolong pada tujuan psikomotor.
Beradptasi,memulai,merangkai, menghitung, mengalikan, merubah, mengubah,
mengukur, menciptakan, mengukur bereaksi.dll
 Jenjang Istilah yang Digunakan
Bidang kemampuan intelektual
a. Jenjang pengetahuan
 Istilah untuk TIU:
1) Mengetahui istilah-istilah umum
2) Mengetahui hal-hal terinci
3) Mengetahui metode dan prosedur
4) Mengetahui konsep-konsep dasar
5) Mengetahui prinsip-prinsip\
 Istilah kata kerja untuk TIK:
1) Mengidentifikasikan (defines)
2) Menggambarkan (dscribes)
3) Mengindentifikasi (identifies)
4) Memberi nama (labels)
5) Membuat garis besar (out line)
6) Menyusun daftar (list)
7) Menyatakan kenyataan kembali (reproduces)

5
8) Memilih (selects)
9) Menyatakan (states)
b. Jenjang pemahaman
 Istilah untuk TIU:
a) Memahami fakta dan prinsip
b) Mengintepretasi secara lisan
c) Mengubah bahan tulisan menjadi rumus matematika
d) Memperkirakan akibat-akibat yang akan datang yang terantum dalam data
e) Membenarkan metide dan prosedur
 Istilah untuk TIK:
a) Mengubah (convert)
b) Mempertahankan (defends)
c) Memperkirakan (estimatis)
d) Menjelaskan (explains)
e) Membedakan (distinguish)
f) Menyatakan secara luas (express)
g) Menarik kesimpulan umum (generalises)
h) Memberi contoh (gives examples)
i) Menarik kesimpulan (infers)
j) Melukiskan dengan kata-kata sendiri (paraphrases)
k) Meramalkan (predicts)
l) Menuliskan kembali (rewrites)
m) Membuat rangkuman (summarizes)
c. Jenjang penerapan
1) Istilah untuk TIU:
a) Menetapkan konsep dan prinsip terhadap situasi-2 baru
b) Menerapkan hukum dan teori pada situasi praktis
c) Memecahkan personal-2 matematik
d) Mengonstruksi bagan dan graiks
e) Mendemonstransikan penggunaan metode dan prosedur secara benar
2) Istilah untuk TIK
a) Mengubah (changes)
b) Mendemonstrasikan (demonstrates)

6
c) Menggunkapkan (discovers)
d) Mengerjakan dengan teliti (manipulates)
e) Membuat modifikasi (modifies)
f) Menjalankan (operates)
g) Meramalkan (predicts)
h) Menghubungkan relates
i) Menunjukan (show)
4. Menentukan materi pelajaran
Materi pelajaran atau bahan yang akan dipelajarai siswa untuk mencapai TIK yang
perlu dirumuskan meliputi pokok bahasa dan garis besar uraianya. Materi ini biasanya
diambil dari BGPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku materi pelajaran harus jelas atau
bersumber dari teks book atau sumber perpustakaan yang jelas
5. Menentukan strategi dan metode belajar
Pembahasan berikut akan membicarakan masalah macam-macam metode menajar
secara global untuk memberikan tambahan wawasan umum. Diharapkan dengan uraian ini
pembaca akan mendapatka gambaran mengenai macam-macam metode mengajar dan
selanjutnya akan mendalaminya. Metode-metode mengajar yang di uraikan berikut ini :
1) Metode eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang di
pelajari.
 Ekksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan :
a) Kelebihan metode eksperimen
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penumuan
dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia
3. Hasil-hasil percobaaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuaran
umat manusia
b) Kekurangan metode eksperiman
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperolaeh dan mahal

7
3) Metode ini menuntut ketelitian, keulutan dan ketabahan
4) Setiap percobaan tidak selalu membarikan hasil yang diharapkan karena mungkin
ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemempuan atau
pengendalian
 Metode penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan tugas
tertentu agar siswa malakukan kegiatan belajar. Metode tugas mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan, antara lain:
a. Kelebihan metode penugasan
1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplain siswa
4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
b. Kekurangan metode penugasan
1) Siswa sulit dikontrol
2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisiapsi dengan baik
3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
4) Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulakn
kebosanan siswa
4. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, diman siswa-siswa dihadapakan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kelebihan metode diskusi
1. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan perkasa, dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu
masalah
b. Kekurangan metode diskusi

8
1) Pembicaraan terkadang menyimpang
2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas
4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan
diri
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
menunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3) Proses pengajaran lebih menarik
4) Siswa merangsang untuk aktif mengamati
b. Kekurangan metode demonstrasi
1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus
2) Fasilitas yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perecanaan
5) Metode problem solving
Metode problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode mengajar, tetapi juga memerlukan suatu
metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yamg dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
a. Kelebihan metode solving
1) Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para
siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampua berfikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh
b. Kekurangan metode problem solving
1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berfikir siswa

9
2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan
waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain
3) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi
6. Metode karya wisata
Adalah cara penyajian pelajrna dengan membawa objek/siswa mempelajari bahan-
bahan(sumber-sumber) diluar kelas.
a. Kelebihan metode karya wisata
1) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan
nyata dalm pengajaran
2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
membutuhkan di masyarakat
3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreatifitas siswa
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan akktual
b. Kekurangan karyawisata
a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya dipergunakan sulit untuk disediakan oleh
siswaatau sekolah
b) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
c) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain
d) Dalam karyawisata sering unsur relaksasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan
7. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
a. Kelebihan metode tanya jawab
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya
ingatan
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat
b. Kekurangan metode tanya jawab
 Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani,
dengan menciptakn suasana yang tidak tegang , melainkan akrab

10
 Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah
dipahami siswa
 Waktu sering banyak terbuang
8. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode profesional, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan anatar guru
dengan anak didikdalam proses belajar mengajar.
a. Kelebihan metode ceramah
 Guru mudah menguasai kelas
 Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
 Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
 Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
 Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kekurangan metode ceramah
 Bila digunakan dan terlalu lama, membosankan
 Guru menyimpilkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya , ini sukar
sekali
 Menyebabnya siswa menjadi pasif
9. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama pada dasrnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
a. Kelebihan metode sosiodrama
 Siswa melatih dirinya untuk memahami, dan mengingat isi bahan yang didramakan
 Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkratif
 Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul senidrama dari sekolah
b. Kekurangan metode sosiodrama
 Sebagian besar anak tidak ikut bermain drama mereka kurang kreatif
 Banyak memakan waktu
 Memerlukan tempat yang cukup luas
 Sering kelas lain terganggu oleh suar pemain dan para penontonyang kadang-
kadang bertepuk tangan
10. menentukan media pengajaran

11
 Ada dua unsur yang terkandung dalam media yaitu:
a. Memilih alat / media yang akan digunakan
 Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio, cassete recorder, piringan audio
 Media visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan seperti: film
strip, slides, foto, gambar/lukisan cetakan, fim bisu, film kartun.
 Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gmabar,
contoh: film, video casette
b. Memilih alat bantu mengajar
 Mengajar/penyuluhan dengan menggunakan alat bantu sangat baik, dikarenakan
dapat memperjelas materi yang disampaikan dan untuk memilih alat bantu
mengajar disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga perlu hati-hati
dalam memilih alat bantu harus disesuaikan juga dengan kegunaannya
 Membuat rencana evaluasi
 Rencana evaluasi harus dibuat dalam rencana kegiatan penkes (HE)
11. Menentukan Evaluasi
Suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu Bentuk dan alat penilaian
a. Tes: adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas
yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah
laku atau anak lain dengan nilai standar yang ditetapkan.
b. Non tes, untuk menilai aspek-aspek tingkah laku, jenis non tes lebih sesuai
dipergunakan sebagai alat penilaian. Alat penilaian jenis non tes ini antara lain:
 Observasi: yaitu pengamatan tingkah laku pada situasi tertntu.
 Wawancara: yaitu berkomunikasi langsung antara yang menginterview dengan
yang diinterview
 Studi kasus: yauitu mempelajari individu dalam priode tertentu sacara terus
menerus untuk melihat perkembangannya
 Metode
Berikut ini adalah beberapa metode yang sering dan memungkinan untuk
digunakan dalam pendidikan kesehatan, diantaranya:
1. Ceramah
Ceramah diartikan sebagai proses penyampaian informasi dengan jalan menuturkan
sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama maeri itu diterima oleh

12
sekelompok seubjek. Matode ini paling sering dipakai, terutama untuk menyampaikan
materi yang bersifat teoritis ataupun sebagai pengantar kearah praktik, meskipun dianggap
tradisional, metode ini tetap popular. Sukses tidaknya metode ceramah sangat ditentukan
oleh kemampuan guru menguasai suasana kelas, cara berbicara dan sistematika
pembicaraan, jumlah materi yang disajikan, kemampuan member ilustrasi, jumlah subjek
yang mendengarkan dan lain-lain. Ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab.
 Keunggulan metode ceramah adalah:
a. Dapat digunakan pada orang dewasa
b. Penggunaan waktu yang efisien
c. Dapat dipakai pada kelompok yang besar
d. Tidak terlalu banyak menggunakn alat bantu
e. Dapat dipakai sebagai pengantar pada suatu kegiatan
 Kekurangan metode ceramah adalah :
a. Menghambat respon dari yang belajar atau peserta sehingga penyuluh sulit menilai
reaksinya
b. Tidak semua penyuluh dapat menjadi pembicara yang baik, oleh karena itu
pembicara harus menguasai materi
c. Dapat menjadi kurang menarik, kurang cocok untuk peserta anak-anak
d. Membatasi daya ingat karena cenderung hanya menggunaakan satu indera
2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok diartikan sebagai suatu proses penyampaian materi, dimana guru
bersama subjek didik mengadakan dialog bersama untuk memudahkan dalam penguasaan
materi, melatih untuk membentuk kelompok dengan memodifikasi sikap kepemimpinan,
menghargai oran g lain, komunikasi dan adopsi dari perilaku, serta berorientasi ada
pemecahan maslah. Dalam diskusi, guru berperan sebagai pengatur lalu lintas informasi,
pemberi jalan dan penampung informasi.
Metode ini digunakan apabila sasaran pendidikan kesehatan, diharapkan:
a. Dapat saling mengemukakan pendapat.
b. Dapat mengenal dan menganalisa masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Mengharapkan suasana yang lebih informal.
d. Diperoleh pendapat dari orang-orang yang cenderung tidak suka berbicara.
e. Masalah kesehatan yang dihadapi lebih menraik untuk dibahas.
 Keunggulan metode diskusi kelompok adalah :

13
a. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
b. Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa kesatuan.
c. Dapat memperluas pandangan atau wawasan.
d. Mambantu mengembangkan kepemimpinan.
 Kekurangan metode diskusi kelompok adalah :
a. Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar.
b. Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta.
c. Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil.
d. Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara.
e. Biasanya ada sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal.
3. Permainan Peran
Permainan peran adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai
bahan analisis oleh kelompok dengan tujuan memecahkan masalah. Metode permainan
peran digunakan apabila peserta mempunyai kemampuan untuk melakukan metode
tersebut dengan harapan membantu peserta memahami suatu masalah sehingga akan dapat
mengubah sikapnya kelak.
 Keunggulan metode permainan peran adalah :
a) Segera mendapat perhatian.
b) Dapat dipakai pada kelompok besar dan kecil.
c) Membantu anggota untuk menganalisa kembali.
d) Menambah rasa percaya diri peserta.
e) Membantu anggota menganalisa masalah.
f) Membantuk anggota mendapatkan pengalaman yang ada pada pikiran orang lain.
g) Membangkitkan semangat untuk pemecahan masalah.
 Kekurangan metode permainan peran :
a. Kemungkinan masalah terkait dengan peran setiap orang.
b. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu.
c. Membutuhkan pemimpinan yang terlatih.
d. Terbatas pada beberapa situasi saja.
4. Demonstrasi
Merupakan metode pendidikan kesehatan dengan cara memperagakan suatu
prosedur dengan menggunakan alat. Metode ini dilaksanakan dirumah sakit maupun

14
dilapangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan ini
diantaranya :
a. Tujuan demonstrasi harus dirumuskan dengan jelas.
b. Demonstrasi harus terlihat dengan jelass oleh setiap klien.
c. Jumlah klien dalam demonstrasi tidak terlalu besar.
d. Sebelum mendemonstrasikan, penyuluh harus menjelaskan dan mengorientasikan
klien pada peragaan yang akan dilihatnnya.
e. Klien harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan
digunakan pada saat demonstrasi.
f. Penyuluh harus konsisten dengan hal-hal yang diucapkan dan yang
didemonstrasikan.
g. Sangat diperlukan alat penunjang demonstrasikan seperti gambar, slide, atau film.
h. Demonstrasi harus dilakukan dengan tahapan yang sistematis.
5. Pendidikan Kesehatan di Masyarakat
Bentuk pendidikan kesehatan di masyarakat dilaksanakan melalui pembinaan
dalam mengatasi masalah kesehatan sebagai bentuk implementasi asuhan keperawatan.
Fokus program pendidikan kesehatan ini adalah masyarakat sebagai sistem sosial dan
subsistemnya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan. Metode pendidikan kesehatan ini, menekankan pada peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Metode pendidikan kesehatan dimasyarakat yang sering dipakai adalah sebagai
berikut:
1) Konseling « kontak antara klien dengan petugas sangat dekat. Setiap masalah yang
dihadapi klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya dengan memanfaatkan
kemampuan yang dimiliki klien. Diharapkan klien dapat menerima perilaku dan
mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
2) Wawancara « merupakan bagian dari cara konseling. Wawancara antara petugas
kesehatan dengan klien untuk menggali informasi yang belum diketahui klien dan
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan. Apabila belum terdapat
“perubahan” makan pendidikan kesehatan ini akan dilakukan lebih mendalam lagi.
3) Pendidikan massa « bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang luas (bersifat umum). Pendekatan ini

15
biasanya menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi dalam ranah
pengetahuan, belum diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
6. Penggunaan alat bantu atau media
Media pendidikan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat-alat yang
digunakan oleh pendidik dalm menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Disebut
media pendidikan kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien
(Notoatmodjo, 2003).
Salah satu tujuan menggunakan alat bantu yaitu menimbulkan minat, mencapai
sasaran yang banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh
sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan menegakkan
pengertian yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003).
Menurut para ahli, indera indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke
dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia
diperoleh disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui
indera lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara
penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:
Alat bantu melihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indera mata
(penglihatan)pada waktu terjadinya pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk. (1) Alat yang
diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya. (2) Alat-alat yang tidak
diproyeksikan: (a) Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya. (b) Tiga dimensi,
misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.
Alat-alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat dapat membantu untuk
menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan
pendidikan/pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara dan sebagainya.
Alat bantu lihat-dengar, seperti televise dan video cassette. Alat-alat bantu
pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA) (Notoatmodjo, 2003)
 Sasaran pendidikan kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang dijadikan subyek dan obyek perubahan perilaku, sehingga diharapkan dapat

16
memahami, menghayati dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dalam kehidupan
sehari-harinya. Banyak faktor yang diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi, adat istiadat,
kepercayaan masyarakat dan kepercayaan waktu (Effendy, 1997).
Berdasarkan tujuan akhir visi dan misi pendidikan kesehatan yaitu kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. dari visi dan
misi tersebut sudah jelas bahwa yang menjadi sasaran utama pendidikan kesehatan adalah
masyarakat khususnya bagi perilaku masyarakat.
Namun demikian, karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya
atau kegiatan pendidikan kesehatan, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta
itu,langsung di alamatkan kepada masyarakat.
Oleh sebab itu dilakukan pentahapan sasaran pendidikan kesehatan yang terbagi
menjadi 3 kelompok sasaran, yaitu:
 Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat menjadi sasaran langsung pendidikan kesehatan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (impowerment). Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka
sasaran ini dibagi menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja dan sebagainya.
 Sasaran Sekunder (Sekunder Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder, Karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya dengan mengguankan
strategi dukungan sosial (social support).
 Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun
daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan menggunakan startegi
advokasi (advocacy) (Notoatmodjo, 2003)

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pendidikan kesehtan adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan yang meliputi sifat, ruang lingkup dan
urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada klien. Strategi
pendidikan kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pendidikan kesehatannya.
Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari komponen-komponen materi pendidikan
kesehatan dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu klien mencapai tujuan
pendidikan kesehatan. Strategi pendidikan kesehatan juga merupakan pemilihan jenis
latihan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap tingkah laku
yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pendidikan
kesehatan berbeda satu sama lain.
Strategi diperlukan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan pendidkan
kesehatan yang efektif dan efisien. Strategi pendidikan kesehatann ialah suatu rencana
untuk pencapaian tujuan. Strategi pendidikan kesehatan terdiri dari metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin klien betul-betul akan mencapai tujuan, straegi lebih luas
daripada metode atau teknik pendidikan kesehatan.
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan. Hal ini berlaku baik bagi pendidik (metode pendidikan kesehatan) maupun bagi
klien (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai, semakin efektif ppencapaian
tujuan.
B. Saran

Jika dalam makalah kelompok empat ini terdapat berbagai kesalahan, kekurangan

dan kekeliruan. Pemakalah meminta maaf kepada para pembaca, selain itu para pemakalah

menanti kritik dan saran dari para pembaca, agar makalah selanjutnya bisa lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri dan Zan Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Asdi Mahasatya,
Jakarta, Cet. 4, 2010.
Agus Sujanto,Drs. ( 1984 ) ; Psikologi Perkembangan, PT. Aksara Baru, Jakarta.

Abin Syamsuddin Makmur, MA, Prof.Dr.H ( 2000 ) ; Psikologi Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Aswan Zain, Drs ; Syaiful Bahri Djamarah, Drs ( 2002 ) ; Strategi Belajar Mengajar,
Rinka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Purwanto Heri, ( 1999 ); Pengantar perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Penerbit EGC,
Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai