TEORI-TEORI BELAJAR
1. Teori Behavior
Teori Belajar Behavior Berpandangan Bahwa Belajar Adalah Proses Perubahan
Perilaku. J.B. Watson Yang Dikenal Sebagai Bapak Teori Behavior Mempelajari
Studi Yang Dilakukan Oleh Ivan Pavlov Tentang Eksperimennya Terhadap Respon
Seekor Anjing Yang Dikondisikan Pada Kondisi Berulang. Watson Menyimpulkan
Bahwa Belajar Adalah Proses Penerimaan Respon Dari Stimulus Yang Dapat Diukur Dan
Dapat Diobservasi.Belajar Dapat Dicapai Melalui Perilaku Yang Tepat Dari Sejumlah
Respon Dan Melalui Pendekatan Penguatan.
2. Teori Kognitif
Teori Kognitif Melihat Kegiatan Belajar Sebagai Sesuatu Yang Aktif. Mereka
Berinisiatif Mencari Pengalaman Untuk Belajar, Mencari Informasi Untuk
Menyelesaikan Masalah, Mengatur Kembali, Dan Mengorganisasi Apa Yang Telah
Mereka Ketahui Untuk Mencapai Pelajaran Baru. Teori Belajar Kognitif Juga Sering
Disebut Sebagai Teori Perseptual Karena Menurut Teori Ini, Kegiatan Belajar Adalah
Perubahan Persepsi Yang Terkadang Tidak Dapat Diamati Dan / Atau Diikuti. Menurut
Teori Ini Pula, Proses Belajar Akan Berjalan Dengan Baik Jika Materi Pelajaran Atau
Informasi Baru Beradaptasi Dengan Struktur Kognitif Yang Telah Dimiliki Seseorang.
Teori Belajar Kognitif Dikemukakan Oleh Ausubel, Bruner, Jean Piaget, Dan Robert M.
Gagne
3. Teori Humanistik
Menurut Teori Humanistik, Tujuan Belajar Adalah Untuk Memanusiakan Manusia.
Hal Itu Dikarenakan Menurut Teori Ini, Kepribadian Individu Tidak Hanya Berasal Dari
Pembelajaran Lingkungan Tetapi Juga Hasil Pembelajaran Dan Motivasi Dari Dalam Diri
Individu Tersebut. Contoh Pembelajaran Dari Dalam Diri Individu Tersebut Adalah
Kebebasan Utnuk Memilih, Dan Motivasi Untuk Mencapai Aktualisasi Diri Atau
Memenuhi Keunikan Mereka Sebagai Manusia. Menurut Teori Ini Pula, Terdapat
Dua Tipe Belajar Yaitu Tipe Belajar Kognitif Atau Tipe Belajar Berdasarkan Makna Dan
Tipe Belajar Eksperiensial Atau Tipe Belajar Berdasarkan Pengalaman. Tetapi, Secara
Umum Teori Ini Bersifat Elektif Sehingga Teknik Belajar Apapun Dapat Dialakukan
Oleh Seorang Individu Agar Tujuan Belajar Dapat Tercapai. Hingga Saat Ini, Terdapat
Tiga Tokoh Pelopor Teori Humanistik Yaitu Arthur Combs, Abraham Maslow, Dan
Carl Rogers.
4. Teori Sibernetik
Menurut Teori Ini, Belajar Adalah Pengolahan Informasi (Nursalam Dan Ferry Efendi,
2008). Teori Ini Lebih Mementingkan Sistem Informasi Daripada Proses. Sistem
Informasi Adalah Suatu Cara Tertentu Untuk Menyediakan Informasi Yang
Dibutuhkan Oleh Organisasi Agar Dapat Beroperasi Secara Benar Dan Menguntungkan
(Teguh Wahyono, 2010). Tokoh Yang Mengembangkan Teori Sibernetik Adalah
Landa Yang Berpendapat Bahwa Ada Dua Macam Proses Berpikir, Algoritmik (Proses
Berpikir Linier, Konvergen, Dan Lurus Menuju Ke Satu Target Tertentu.
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep
pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma
kesehatan masyarakat (public health). Menurut Lawrence Green (1984) definisi
promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang
untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan
adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam
konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi
juga perubahan lingkungannya.Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986)
bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan
fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu
mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan untuk
mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas, WHO
memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of enabling
individuals and communities to increase control over the determinants of health
and thereby improve their health “ (proses mengupayakan individu-individu dan
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya).
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di Indonesia
pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “ upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”
(Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan
RI, 2005)
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung
maupun media massa
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga
atau rumah tangga yang sehat
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi
keluarganya
e. Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat
3. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
c. Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan perilaku
masyarakat
4. Program/ petugas kesehatan
a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan
kesehatan
b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat,
khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompok
yang menjadi kliennya
c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan
yang memberikan kepuasan kepada masyarakat
5. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
lingkungan dan perilaku sehat
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan
kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi
kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa; program/ petugas
kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga daerah
utama yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam pelaksanaan
program promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat,
sekolah dan tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe (1988)
menambahkan sasaran lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis dan
media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran primer,
sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar
dari perubahan perilaku tersebut.Sasaran sekunder adalah individu atau keompok
yang memiliki pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung
pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.Sasaran tersier adalah para
pengambil kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai
tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).
5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya
merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai
kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara
global terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan kesehatan.
Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya.
Kegiatannya bisa secara formal dan informal.Secara formal misalnya
presentasi atau seminar tentang issu atau usulan program yang ingin
dimintakan dukungan. Secara informal misalnya datang kepada pejabat untuk
minta dukungan dalam bentuk dana atau fasilitas lain.
2. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma) baik formal maupun infromal.Bentuk kegiatannya berupa
pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar berkembang
kesadaran , kemauan, dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M,
2009)
Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan adalah
1. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy)
Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan publik dan
harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
2. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)
Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan
fasilitasyang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
4. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)
Dengan memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara
memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan mereka.(Notoatmodjo, 2005)
Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004), strategi
peningkatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah
2. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
4. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
5. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi Kesehatan
6. Peningkatan kerjasama dan kemitraan
7. Pengembangan Metode, Teknik dan Media
8. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan
1. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk
hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,
karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.Dari uraian ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia,
baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert),
Misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda
tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka,
misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke
puskesmas untuk diimunisasi.
B. Perilaku Kesehatan
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab
itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
2. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau
Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior).
Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau
kecelakaan.Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment)
sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang
perilaku kesehatan ini.
3. Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku –perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup
antar lain :
1) Menu seimbang
2) Olahraga teratur
3) Tidak merokok
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
5) Istirahat yang cukup
6) Mengendalian stress
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan
sebagainya, dsb.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang
layak.
3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
C. Domain Perilaku
Faktor-faktor yang membedakan respon terhada stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakterisitik orang yang bersangkutan
yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis
kelamin,, dsb.
2. Determinan atau faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial,
budaya ekonomi, politik , dsb
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku
manusia itu ke dalam 3 dominan yakni:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan yakni:
2. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang:
a. Proses Adopsi perilaku
Di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :
§ Awareness
§ Interest
§ Evaluation
§ Trial
§ Adoption
b. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
2. Sikap
Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek
Diagram:
Proses terbentuknya sikap dan reaksi
a. Komponen pokok sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok:
1) kepercayaan (keyakinan) ide, dan konsep terhadap suatu objek
2) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
b. Berbagai tingkatan sikap
Sikap ini terdiri dari berbagai tindakan:
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
4) Bertanggungjawab (responsible)
c. Praktek atau tindakan (practice)
Mempunyai beberapa tingkatan:
1) persepsi (perception)
2) respon terpimpin (guide response)
3) mekanisme (mecanism)
4) adopsi (adoption)
D. Perubahan (Adopsi) Perilaku atau Indikatornya
Adalah suatu roses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara
teori perubahan atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam
kehidupannya melalui 3 tahap:
1. Pengetahuan
Dikelompokkan menjadi:
a. pengetahuan tentang sakit dan penyakit
b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan
c. pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
2. Sikap
Dikelompokkan menjadi:
a. sikap terhadap sakit dan penyakit
b. sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
c. sikap terhadap kesehatan lingkungan
3. Praktek dan Tindakan
Indikatornya yakni:
a. tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit
b. tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c. tindakan (praktek) kesehatan lingkungan
E. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan
belajar persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, dsb. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan
dalam bentuk perilaku.
F. Determinan dan Perubahan Perilaku
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku
merupakan resultasi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Pada garis
besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis dan
sosial.
Asumsi Determinan Perilaku Manusia
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan deteminan perilaku dari
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan antar lain:
1. Teori Lawrence Green
Gren mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pegetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang terwujud dalam lingkungan fisik
tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
2. Teori Snehandu B, Kar
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak pada perilaku itu
merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatanya (behavior intention)
b. Duikungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support)
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(acesssebility of information)
d. Otonom pribadi yang bersangkutan dalam hal ii mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy)
e. Situasi yang emungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situastion).
3. Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku
tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok:
Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek.
a. Pengetahuan
Pengetahuan di peroleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek sikap sering diperoleh dari
pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi oleh orang-
orang yang dianggap penting.
e. Sumber-sumber daya (resources)
Sumber daya disini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Semua itu berpengaruh terhadap perilku seseorang atau kelompok masyarakat.
f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan.
Analisa Perilaku terapan
Antecedent – Behavior – Consequence
Anteseden :
Peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu perilaku (“naturally occuring
antecedents”)
Konsekuen :
Peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku, yang juga menguatkan,
melemahkan/menghentikan perilaku
– Reinforcement positif
– Reinforcement negatif (juga menguatkan)
– Punishment : konsekuensi (-) yg melemahkanperilaku
1. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama
dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
4. Tatanan
Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan
lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat
Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.
5. Kabupaten Sehat/Kota Sehat
Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan.
kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan
kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan
sehat secara mandiri.
6. Manajemen PHBS
Adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan.yaitu 1).
Pengkajian, 2).Perencanaan, 3).penggerakkan pelaksanaan, 4). pemantauan dan
penilaian.
Faktor perilaku
Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaga hidup merupakan
pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis
pekerjaannya mengikuti trend yang berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupun
hanya untuk meniru dari tokoh idolanya. Contoh seseorang yang mengidolakan
aktor atau artis yang tidak merokok.
Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku
tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentuyaitu
faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.
1. PerencanaanPembelajaran
a) Definisi PerencanaanPembelajaran.
prosesaktivitasyangdilakukansecaratertatadanteratur,berjalansecara
perwujudandariberbagaikeinginanyangdikemasdalamsuatukurikulum.
Kurikulumsebagaiprogrampendidikan,masihbersifatumumdan
operasional pembelajaran.
pengertianyangmemilikimaknayangsamayaitusuatuprosesmengelola,
mengaturdanmerumuskanunsur-unsurpembelajaransepertimerumuskan
tujuan,materiatauisi,metodepembelajarandanmerumuskanevaluasi
pembelajaran.
Selainitu,berkenaandenganperencanaanWilliamH.Newmandalam
Managementmengemukakanbahwa:Perencanaanadalahmenentukanapa
mengadakanvisualisasidanmelihatkedepangunamerumuskansuatupola
tindakanuntukmasamendatang.Pengajarandapatdiartikansebagaisuatu
proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantudan
mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar
bagi peserta didik.
Kesimpulandaripengertianperencanaandanpembelajaranyangtelah
diuraikandiatas,makadapatdisimpulkanpengertiandariperencanaan
pembelajaranadalahprosespengambilankeputusanhasilberpikirsecara
rasionaltentangsasarandantujuanpembelajarantertentu,yaituperubahan
b) Dimensi PerencanaanPembelajaran
dengancakupandansifat-sifatdaribeberapakarakteristikyangditemukan
dalamperencanaanpengajaran.Pertimbanganterhadapdimensi-dimensi
(1) Signifikansi..
Tingkat signifikansi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan
pendidikanyangdiajukan.Dalammencapaitujuanitu,pengambil
memadai,sebabdenganitufeasibilitasteknikdanestimasibiayaserta
(3) Relevansi
waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
terduga.
(6) Adaptabilitas
(7) Waktu
menilaikebutuhankependidikanmasakinidalamkaitannyadengan
masa mendatang.
(2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalamkegiatan.
(3) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun
unsurmurid.
(4) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatankerja.
(5) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangankerja.
(6) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya. (Majid, 2007: 22)
Konsep, Teori dan Ketrampilan Berkomunikasi
2.1. KomunikasiKesehatan
1. Komunikator
Media dalam komunikasi kesehatan ialah sebagai sarana atau saluran yang
mendukung proses penyampaian pesan. Media dalam komunikasi kesehatan
adadua yakni media (saluran) interpersonal dan kelompok. Media bisa berupa
cetak maupun elektronik yang biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.
5. Efek
Efek pada komunikasi kesehatan yakni dampak atau akibat yang ditimbulkan
oleh pesan. Efek atau dampak ialah ketercapaian kita dalam penyampaian
pesan.
2.1.3 Tujuan KomunikasiKesehatan
Tujuan utama dari komunikasi kesehatan ini adalah untuk perubahan prilaku
kesehatan pada sasaran kearah yang lebih kondusif sehingga dimungkinkan terjadinya
peningkatan status kesehatan sebagai dampak (impact) dari program komunikasi
kesehatan. Menurut Liliweri (2009:52-53) tujuan komunikasi kesehatan terbagi
dua,diantaranya:
Tujuan strategis
i. Prinsip-prinsipriset.
Pre-test adalah pengujian bahan draft atau konsep dan pesan kepada
perwakilan target audiens sebelum bahan tersebut diproduksi dalam bentuk
final. Adapun bahan-bahan kominikasi yang sebaiknya diuji coba adalah
media, saluran komunikasi, konsep, produk dan ide- ide produk, kemasan,
simbol, dan slogan. Tahap pre-test atau uji coba bertujuan untuk menghindari
kesalahan dan meyakinkan bahwa materi dan media yang telah
dikembangkan dapat menarik perhatian dan diterima kelompok sasaran.
Tahapan ini dibutuhkan untuk mencari kelemahan yang mungkin ada dan
atau menemukan sebab kegagalan dalam suatu program komunikasi
kesehatan. Dengan melakukantahapuji coba, maka akan diperoleh umpan
balik (feedback) dari masyarakat sehingga mendorong terjadinya inovasi dan
kesempatan dalam memperbaiki pesan atau pemilihan media yang kurang
sesuai. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan bahan komunikasi
yang maksimal dan berkualitas.
4. DeliverMessage