Anda di halaman 1dari 6

PROFESI (Profesional

Islam) Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume


16; No 1.

Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar


Siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta

Retno Dewi Noviyanti1*, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati2


Program Studi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
1,2

Jl. Tulang Bawang Selatan No.26, Kadipiro, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah
57136
*Email: retnodewin@stikespku.ac.id

Kata Kunci Abstrak


Kebiasaan sarapan Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada
pagi,
umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam
Prestasi belajar,
proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik
Anak sekolah.
yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan
pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah.
Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi
anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan
menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan
menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode
penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia
9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random
sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data
prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan
uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan
sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori
tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,25 ± 7,41 SD. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD
Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.

The Correlation between Breakfast Habits and Learning Achievement of Students of


Muhammadiyah Elementary School Special Program in Surakarta
Keywords Abstract
Breakfast habits, The school children (7-12 years) is a group of susceptible to nutrition. In
learning general this group is associated with rapid development in their intellectual
Achievements, processes and skills and begins to have active physical activities, which require
School children. relatively large amounts of nutrients. Breakfast is a factor that influences
children's concentration in school. Breakfast has an important role in meeting
the energy needs of school children, because it can increase the concentration of
learning and make it easier to absorb lessons in school, so learning achievement
is good. Breakfast contributes 25% of energy to daily nutritional needs. The
purpose of this study was to find out the relationship between breakfast habits
and the learning achievement of students of Muhammadiyah Elementary School
Special Program in Surakarta. The research method was cross-sectional. The

1
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

study was conducted on students aged 9-12 years as many as 56 children. The
sampling technique was simple random sampling. Data on the habit of breakfast
was obtained by interview, learning achievement data was obtained from daily
test scores. The data were analized by using Fisher Exact test. The results of the
study were most of the students got breakfast were 78.6%, learning achievement
most of the students got success category were 85.7% with average value 84,25
± 7,41 SD. Statistical test results obtained p = 1,000. The conclusion of this
study is that there was no correlation between the habit of breakfast and the
learning achievement of students of Muhammadiyah Elementary School Special
Program in Surakarta.

1. PENDAHULUAN Sarapan pagi merupakan faktor yang mem-


Anak adalah aset sumber daya manusia pengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah.
(SDM) dan generasi penerus bangsa. Kecukupan Makan pagi atau sarapan pagi mempunyai
gizi merupakan salah satu faktor terpenting peranan penting dalam memenuhi kebutuhan
dalam pengembangan kualitas SDM. Anak seko- energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan
lah merupakan aset negara yang sangat penting konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap
sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar
pembangunan bangsa. Anak sekolah dasar adalah menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi
anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik kuat sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari (Azwar,
mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak 2002). Glukosa merupakan bahan bakar otak
bergantung dengan orang tua. Kebutuhan gizi sehingga dapat membantu dalam mempertahan-
anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas kan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, dan
pembentukan dan pemeliharaan jaringan (Moehji, memberi kekuatan untuk otak (Parreta, 2009).
2003). Masih banyak anak yang tidak membiasakan
Anak sekolah berada pada perkembangan sarapan pagi sebelum ke sekolah. Kebiasaan
yang cepat dalam proses intelektualnya dan mengabaikan sarapan pagi mengakibatkan tubuh
keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan tidak mendapatkan asupan zat gizi yang cukup
fisik yang aktif. Untuk menunjang perkembangan sehingga menurunkan status gizi dan akhirnya
dan fisik tersebut dibutuhkan berbagai macam zat kembali mempengaruhi prestasi belajar anak.
gizi yang diperlukan dalam jumlah yang men- Prosentase tidak sarapan pagi di wilayah Sura-
cukupi untuk memenuhi perkembangan dan karta masih cukup tinggi, berdasarkan hasil
pertumbuhan yang baik, karena peran gizi sangat penelitian Faizah (2012) di SDN Banyuanyar III
menentuan keadaan kesehatan anak. Surakarta, diperoleh hasil sebanyak 67% tidak
Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) meru- biasa sarapan pagi, 78 % melakukan jajan saat
pakan kelompok rentan gizi, kelompok masya- berada di sekolah. Berdasarkan uraian tersebut
rakat yang paling mudah menderita kelainan gizi. maka peneliti tertarik meneliti hubungan kebia-
Pada umumnya kelompok ini berhubungan saan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa di
dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.
yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah
relatif besar (Sediaoetama, 2006). Anak usia 2. METODE PENELITIAN
sekolah merupakan investasi bangsa, sebagai
Jenis penelitian ini adalah cross-sectional.
generasi penerus dan menentukan kualitas dari
Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah
suatu bangsa. Upaya dalam meningkatkan kua-
Program Khusus Surakarta, pada tanggal 15 Mei
litas SDM harus di fokuskan sejak dini, siste-
2018 terhadap siswa dengan rentang usia 9-12
matis serta berkesinambungan. Pemberian gizi
sebanyak 56 anak dengan teknik sampling simple
dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan
random sampling.
benar sangat mempengaruhi tumbuh kembang
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel
anak usia sekolah (Judarwanto, 2010).
bebas yaitu kebiasaan sarapan pagi dan variabel
terikat yaitu prestasi belajar siswa. Teknik

2
PROFESI (Profesional
Islam) Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume
16; No 1.

pengumpulan data dilakukan secara primer dan Tabel 2. Data Penelitian Bentuk Numerik
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung yaitu data kebiasaan sarapan Nilai Ulangan harian
pagi siswa yang diperoleh dari wawancara. Data N 56
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak Mean 84,25
langsung yaitu data dan nilai ulangan harian Stdr.Deviasi 7,41
siswa. Minimum 66,3
Analisis data dilakukan dengan mengguna- Maksimum 100
kan program SPSS for Windows versi 17.0. Data
dianalisis secara statistik dengan proses sebagai
berikut: analisis univariat bertujuan untuk men- Prestasi belajar yang dinilai dari nilai
deskripsikan karakteristik responden dan variabel ulangan harian Bahasa Indonesia, PPKN, IPA dan
penelitian. Data-data variabel penelitian dalam IPS. Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan
bentuk kategori dideskripsikan dalam prosentase bahwa rata-rata nilai ulangan harian dalam
dan data-data variabel penelitian dalam bentuk penelitian ini adalah 84,25 ± 7,41.
numerik dideskr.ipsikan dalam n, mean dan stan-
dar deviasi. Analisis statistik untuk mengetahui b) Data kategori
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi 1) Kebiasaan Sarapan Pagi
belajar siswa di SD Muhammadiyah Program
Khusus Surakarta dengan uji Fisher Exact. Pene- Tabel 3. Kebiasaan Sarapan Pagi
litian ini telah mendapatkan perijinan dari komite
etik penelitian kesehatan FK UMS dengan Kategori Kebiasaan
Frekuensi %
No.1180/B.2/KEPK-FKUMS/IV/2018. Selain Sarapan Pagi
itu, sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti juga Sarapan 44 78,6
menjelaskan prosedur penelitian kepada sampel Kadang-kadang sarapan 12 21,4
dan mendapatkan persetujuan melalui penanda- Total 56
tangan informed consent dari masing-masing
sampel. Berdasarkan tabel 3 dapat disim-pulkan
bahwa dari 56 siswa, sebanyak 78,6 % siswa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terbiasa sarapan pagi sebelum berangkat sekolah
3.1 Hasil sisanya kadang-kadang melakukan sarapan pagi.
3.1.1 Karekteristik Responden Penelitian
2) Prestasi belajar
Tabel 1. Jenis Kelamin Kategori prestasi belajar dapat dilihat pada
Responden tabel 4 berikut ini:
Jenis kelamin Frekuensi % Tabel 4. Kategori Prestasi Belajar
Laki-laki 32 57,1
Perempuan 24 42,9 Kategori Nilai Frekuensi %
Total 56 100 Tuntas 48 85,7
Tidak tuntas 8 14,3
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa
Total 56 100
sebagian besar responden dalam penelitian ini
adalah laki-laki yaitu sebesar 57,1%. Pengkategorian prestasi belajar siswa
berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
3.1.2 Variabel penelitian (KKM) di SD Muhammadiyah Program khusus
a) Data numerik
Surakarta, dengan nilai KKM 75. Sehingga nilai
≥ 75 tergolong tuntas dan < 75 tergolong tidak
tuntas. Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa prestasi belajarnya

3
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

tergolong tuntas sebesar 85,7 % dan sisanya tidak makan pagi memiliki risiko menderita
adalah kategori tidak tuntas. gangguan kesehatan yaitu menurunnya kadar
gula dengan tanda-tanda antara lain: lemah,
c) Analisis hubungan antar variabel penelitian keluar keringat dingin, kesadaran menurun, ping-
Berdasarkan hasil analisis statistik hubu- san. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan
ngan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi menurunnya konsentrasi belajar yang meng-
belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khu- akibatkan menurunnya prestasi belajar.
sus Surakarta dengan menggunakan uji Fisher Dalam prakteknya masih banyak anak yang
Exact diperoleh nilai p = 1,000 yang artinya tidak tidak membiasakan sarapan pagi sebelum ke
ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan sekolah. Kebiasaan mengabaikan sarapan pagi
prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah selain menurunkan prestasi belajar anak juga
mengakibatkan tubuh tidak mendapatkan asupan
Program Khusus Surakarta.
zat gizi yang cukup sehingga menurunkan status
gizi dan akhirnya kembali mempengaruhi prestasi
3.2 Pembahasan
belajar anak.
Prestasi belajar penting bagi siswa, karena
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan
prestasi belajar akan menentukan kemampuan
antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi
siswa dan menentukan naik tidaknya siswa
belajar. Uji statistik yang digunakan adalah
ketingkat yang lebih tinggi. Sardiman (2002) me-
Fisher Exact diketahui dengan nilai p= 1,000.
nyatakan bahwa prestasi adalah bukti keber-
Sehingga dapat diartikan tidak ada hubungan
hasilan usaha yang dapat dicapai. Salah satu cara
kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar
menilai kualitas seorang anak dengan melihat
siswa SD Muhammadiyah Program Khusus
prestasi belajarnya di sekolah. Hasil prestasi
Surakarta.
belajar bersifat dokumentatif.
Sarapan pagi bukanlah satu-satunya yang
Sarapan pagi adalah keadaan untuk meng-
mempengaruhi prestasi belajar. Menurut pene-
konsumsi hidangan utama pada pagi hari. Waktu
litian Satya (2012) di SD Negeri 32 Beurawe
sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai
Banda Aceh menyatakan bahwa salah satu yang
dengan pukul 10.00 pagi. Sarapan pagi berperan
mempengaruhi pretasi belajar siswa adalah
penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak
keluarga. Keluarga merupakan pusat pendidikan
sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi
yang utama dan pertama, tetapi juga sebagai
belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di
faktor penyebab kesulitan belajar diantaranya
sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik.
cara mendidik anak, hubungan dan bimbingan
Pada umumnya sarapan pagi memberikan kontri-
orang tua dengan anak, suasana rumah dan
busi energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi
keadaan ekonomi keluarga.
sehari. Selama proses pencernaan, karbohidrat di
Hal tersebut sejalan dengan pendapat
dalam tubuh dipecah menjadi molekul gula
Suryabrata (2011) bahwa faktor yang berasal dari
sederhana, seperti fruktosa, galaktosa dan glu-
luar diri responden yang dapat mempengaruhi
kosa. Glukosa merupakan bahan bakar otak
prestasi belajar antara lain waktu belajar (pagi,
sehingga membantu dalam mempertahankan
siang, malam), tempat belajar dan alat-alat yang
konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan, dan
dipakai untuk belajar dan juga faktor yang
memberi kekuatan untuk otak (Azwar, 2002;
berasal dari dalam diri responden yang meliputi
Parreta, 2009).
rasa ingin tahu terhadap pelajaran.
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat
Terdapat beberapa faktor yang mem-
bagi setiap orang. Menurut Almatsier dkk (2011)
pengaruhi nilai ulangan harian siswa. Persiapan
bahwa makan pagi sangat bermanfaat bagi orang
mental, psikologis dan materi pelajaran sangat
dewasa untuk mempertahankan ketahanan fisik,
menentukan keberhasilan anak dalam mengerja-
sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk mening-
kan soal-soal, yang akan mempengaruhi konsen-
katkan kemampuan belajar. Tidak makan pagi
trasi belajar dan kecerdasan.
bagi anak sekolah menyebabkan kurangnya
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
kemampuan untuk konsentrasi belajar, menim-
siswa secara garis besar ada dua yaitu faktor
bulkan rasa lelah dan mengantuk. Seseorang yang
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:

4
PROFESI (Profesional
Islam) Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume
16; No 1.

(1) faktor psikologis (bersifat rohaniah) meliputi motivasi belajar anak baik, kualitas guru yang
motivasi dan kecerdasan, motivasi adalah fase
baik, teman dan lingkungan yang kondusif dan
pertama dalam proses belajar, (2) faktor fisiologis
baik, fasilitas sekolah yang memadai, proses
(bersifat jasmaniah) diantaranya yaitu status gizi
yang juga dipengaruhi oleh kebiasaan sarapan pembelajaran yang baik. Jadi meskipun anak-
pagi, persediaaan pangan keluarga, pola kon- anak tidak sarapan dari rumah namun masih
sumsi makanan keluarga, zat gizi dalam makanan memiliki nilai yang baik. Di SD tempat pene-
serta pendapatan keluarga, nutrisi memegang litian ini ada program snack pagi dan makan
peranan penting untuk meningkatkan kemampu- siang untuk smua siswa, dimana snack diberikan
an belajar). Sedangkan faktor eksternal dianta- kurang lebih pukul 9.30 dan makan siang pukul
ranya: (1) faktor sosial, antara lain guru, keluarga 12.00, sehingga pemberikan snack ini memberi-
(orang tua), teman, ekonomi, pendidikan orang kan kontribusi asupan zat gizi, meskipun nilai zat
tua, sekolah dan masyarakat sekitar, (2) faktor gizi pada snack ini tergolong sedikit, tetap ada
non sosial meliputi lingkungan fisik sekolah dan nilai gizi yang masuk dipagi hari pada siswa.
tempat tinggal, suara, pencahayaan, desain bela-
jar dan les tambahan (Hakim 2002; Djamarah,
4. SIMPULAN
2002; Syah, 2010).
4.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
Tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi
pendapat Khomsan (2005) yang menyatakan
bahwa aktivitas makan pagi secara langsung terhadap prestasi belajar siswa SD Muhamma-
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal diyah Program Khusus Surakarta.
ini dikarenakan ada dua manfaat dari sarapan
pagi. Pertama, sarapan pagi dapat menyediakan 4.2 Saran
karbohidrat yang siap digunakan untuk mening- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
katkan kadar gula dalam darah, dengan kadar melakukan penelitian dengan variabel bebas yang
gula darah yang normal gairah dan konsentrasi lebih lengkap terkait hal-hal yang mempengaruhi
kerja akan lebih baik sehingga berdampak pada prestasi anak seperti data terkait faktor internal
prestasi belajar. Kedua sarapan pagi memberikan dan eksternal yang mempengaruhi prestasi
kontribusi penting akan zat-zat gizi yang belajar.
dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, lemak,
vitamin dan mineral.
5. REFERENSI
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Muchtar
dkk (2011) yang menyatakan bahwa terdapat
Almatsier, Sunita., Susirah, Soetarjo., dan
hubungan antara jajan dengan kemampuan
konsentrasi belajar. Makanan jajanan pada anak Moesijanti, Soekarti. (2011). Gizi Seim-
sekolah bermanfaat sebagai penganekaragaman bang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT
makanan sejak kecil dalam rangka untuk mening- Gramedia Pustaka Utama.
katkan mutu makanan yang dikonsumsi. Upaya
Azwar, A. (2002). llmu kesehatan Masyarakat.
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manu-
sia adalah menyediakan makanan yang bergizi Jakarta: Rineka Cipta.
untuk memenuhi kebutuhan tubuh selama mengi- Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar
kuti pelajaran di sekolah. Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pada penelitian ini kebiasaan sarapan pagi
tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa, Faizah, Siti Noor. (2012). Hubungan Antara
faktor-faktor yang kemungkinan lebih ber- Kebiasaan Sarapan Pagi dan Kebiasaan
pengaruh pada prestasi belajar siswa dalam hal Jajan dengan Prestasi Belajar Siswa
ini dinilai dari nilai ulangan harian siswa Sekolah Dasar di SDN Banyuanyar III
diantaranya adalah input anak yang bagus karena Surakarta. Skripsi. Universitas Muham-
SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta madiyah Surakarta.
merupakan salah satu SD favorit di Surakarta,

5
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 16; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id

Hakim, T. (2002). Mengatasi Gangguan Satya, Ova. (2012). Hubungan Status Gizi
Konsentrasi dan Teknik-Teknik Latihan dengan Prestasi Belajar pada Murid Kelas
Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara. III SDN 32 Beurawe Banda Aceh. Jurnal
Khomsan A. (2005). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan Masyarakat
Kesehatan 2. Bogor: Departemen Gizi Sediaoetama, A.D. (2006). Ilmu Gizi untuk
Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian
Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Rakyat.
Sinar Sinanti. Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan.
Muchtar, M., Julia M., Gamayanti, L.I. (2011). Jakarta: PT Grafindo Persada.
Sarapan dan Jajan Berhubungan Dengan Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan.
Kosentrasi belajar pada Remaja. Jurnal Bandung: PT. Remaja
Gizi Klinik Indonesia.
Parreta, L. (2009). Makanan untuk otak. Jakarta:
Erlangga.
Sardiman. (2002). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
FIP-UPI: Tim Pengembangan Ilmu
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai