Anda di halaman 1dari 18

Hubungan Sarapan Pagi Dengan Tingkat

Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SDN


Pagesangan Surabaya

Kahita Sri Ariyani


NIM. 161.0054

STIKES HANG TUAH


SURABAYA
Latar Belakang
FAKTA
Sarapan pagi merupakan permasalahan pada anak di Indonesia.
RISKESDAS (2013) Menyatakan bahwa 16,9%-50% anak usia Masalah
sekolah dan remaja, 31,2% pada orang dewasa tidak memiliki
kebiasaan sarapan pagi (Lestari, 2017). PERMENKES Nomer 41 (2014) menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia banyak yang tidak mempunyai
kebiasaan sarapan pagi. Pada penelitian Wardoyo
(2013) menyatakan bahwa responden yang tidak
PERGIZI Pangan Indonesia, 2010 mengatakan 6,4% anak sekolah memiliki kebiasaan sarapan pagi mereka juga memiliki
memiliki kebiasaan sarapan pagi dengan kualitas rendah (Prof. konsentrasi yang rendah yaitu, sebesar 87,5% (Valencia
Dr. Hardinsyah & Hardinsyah2010@gmail.com;, 2013). & Noviadji, 2017). Sebesar 60% responden memiliki
Republika.co.id (2015) mengatakan bahwa anak usia sekolah di tingkat konsentrasi yang kurang (Oktavia, 2018).
Indonesia sebesar 40-60% tidak sarapan pagi sebelum
(United Nation Development Programme, 2013)
berangkat ke sekolah (Suraya et al., 2019).
mengatakan bahwa indonesia termasuk negara yang
berkembang (Kusumaningsih, 2018). Dibuktikan
melalui riset data Kementrian Pendidikan (2016/2017)
menyatakan bahwa Indonesia memiliki prestasi belajar
Faktor tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi karena orang tua yang masih rendah. Dari 33 provinsi didapatkan data
mereka tidak pernah membiasakan untuk sarapan pagi serta sebanyak 361. 215 siswa yang mengulang. salah satu
tidak menyiapkannya, takut terlambat ke sekolah karena sering penyebab rendahnya prestasi belajar di Indonesia
bangun kesiangan, tidak berselera dan malas. Anak yang jarang disebabkan karena kurangnya konsentrasi belajar pada
atau tidak melakukan sarapan pagi akan mengalami penurunan siswa dan merupakan dampak dari meninggalkan
kadar gula darah sehingga pasokan energi kurang untuk kerja
sarapan pagi (Leba, Manongga, & Boeky, 2019).
otak sehingga menyebabkan konsentrasi belajar menurun (Ieba,
Manongga, & Boeky, 2019).
Rumusan Masalah

Adakah hubungan sarapan pagi dengan


tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas V
di SDN Pagesangan 426 Surabaya ?
A. Tujuan umum

Mengetahui hubungan sarapan pagi dengan tingkat


konsentrasi belajar pada siswa kelas V di SDN Pagesangan 426
Surabaya.
Tujuan

B. Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi sarapan pagi pada siswa kelas V di


SDN Pagesangan 426 Surabaya.
2. Mengidentifikasi tingkat konsentrasi belajar pada
siswa kelas V di SDN Pagesangan Surabaya.
3. Menganalisis hubungan sarapan pagi dengan tingkat
konsentrasi belajar siswa kelas V di SDN Pagesangan
Surabaya.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan ilmu dalam mendukung teori
tentang hubungan sarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar siswa kelas V di SDN Pagesangan
Surabaya.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran pada siswa untuk memotivasi diri dalam melakukan
sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
2. Bagi profesi keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi praktisi keperawatan agar dapat meningkatkan
dan mengembangkan perencanaan keperawatan anak pada usia sekolah serta membangun kesadaran
terhadap pentingnya sarapan pagi yang mempengaruhi konsentrasi belajar.
3. Bagi lahan peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur dan memotivasi dalam menerapkan sarapan pagi pada
siswa untuk meningkatkan konsentrasi belajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitiaan ini dapat memberi gambaran informasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Sekolah

2.2 Konsep Sarapan Pagi

2.3 Konsep Konsentrasi Belajar

2.4 Model Konsep Keperawatan Virginia Henderson


KERANGKA KONSEPTUAL
HIPOTESIS PENELITIAN

Adanya Hubungan Sarapan Pagi Dengan Tingkat Konsentrasi


Belajar Siswa Kelas V di SDN Pagesangan Surabaya.
Metode Penelitian

Populasi Besar Sampel


Rancangan
Penelitian Siswa Kelas V di Siswa Kelas V
SDN berjumlah 72
Deskriptif analitik yang memenuhi
dengan PAGESANGAN
kriteria inklusi
pendekatan Cross 426 Surabaya dan ekslusi
Sectional dengan jumlah 89
orang.
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
1. Siswa kelas V di SDN 1. Siswa kelas V di SDN
Pagesangan Surabaya Pagesangan Surabaya yang
yang bersedia mengisi tidak bersedia menjadi
responden
lembar persetujuan,
kuisioner dan test grid 2. Siswa kelas V di SDN
Pagesangan Surabaya yang
concentration mengundurkan diri pada
2. Siswa kelas V di SDN saat dilakukan penelitian
Pagesangan Surabaya 3. Siswa kelas V di SDN
yang hadir dikelas pada Pagesangan Surabaya yang
saat dilakukan sakit dan tidak mengikuti
prosedur penelitian
penelitian
Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan


metode probability sampling dengan simple
random sampling sehingga populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah informed
consent, lembar kuesioner, dan lembar grid test concentration

Instrumen Penelitian
1. Kuisioner 1 (Kebiasaan Sarapan Pagi)
Data untuk mengetahui kebiasaan sarapan pagi yang
terdiri dari 9 nomer.
2. Kuisioner 2 (Tingkat Konsentrasi Belajar)
Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat
konsentrasi belajar siswa melalui grid test
concentrasion berupa tabel yang berisikan angka-
angka yang harus ditemukan dan dihubungkan.
Instrumen Penelitian

2. Kuisioner 2 (Tingkat Konsentrasi Belajar)


Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan april bulan Maret-Juni 2020 di SDN Pagesangan
Surabaya.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang kelas V SDN Pagesangan Surabaya.

Prosedur Pengambilan/Pengumpulan data


1. Tahap Administrasi
2. Tahap Pengumpulan data
Analisa data

1. Analisis Univariat
Peneliti menggunakan analisis univariat dengan analisis
deskriptive untuk menjabarkan tiap variabel dan
membuat frekuensi dari masing-masing variabel.
2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal (non-
parametrik) menggunakan uji korelasi spearman rank
untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dengan taraf
signifikan pada uji spearman rank 0,05 yang artinya p ≤
ɑ = 0,05 maka artinya hipotesis diterima atau terdapat
hubungan antar variabel. jika p > ɑ = 0,05 maka hipotesis
ditolak yang berarti tidak ada hubungan antar variabel.
Masalah Etik (Ethical Clearence)
1. Lembar persetujuan (informed concent)
2. Tanpa Nama (Anonimity)
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai