Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH SELF-DIAGNOSIS SHEET TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK LURUS


PESERTA DIDIK KELAS X SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
IRA IRAWAN
NIM. F1051161046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2020
PENGARUH SELF-DIAGNOSIS SHEET TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK LURUS
PESERTA DIDIK KELAS X SMA

Ira Irawan, Edy Tandililing, Syukran Mursyid


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: irairawan985@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the effectiveness of self-diagnosis sheet on linear motion
towards students’ study result at class X SMA Santo Fransiskus Asisi. The form of this
research is pre-experimental design with one group pretest-posttest design. The tools
of data collection is essay test with five questions. The sample of the research was chose
by using purposive sampling technique. The students’ study result that analysed through
N-gain formula had increased 0.641 (medium). It was found that the average
percentage of students’ study result before using self-diagnosis sheet was 46% and after
the use of self diagnosis sheet is 80%. The use of self-diagnosis sheet is effective to
increase students’ study result with effect size score obtained 1.520 (high). The result
of this research is expected can be used as an alternative learning activity to increase
students’ study result.

Keywords: Effect, Study Result, Linear Motion, Self-Diagnosis Sheet.

PENDAHULUAN peserta didik diharapkan dapat memiliki


Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang kemampuan berfikir kritis dan bernalar tinggi
mempelajari tentang alam. Penerapan fisika guna memecahkan masalah yang akan dihadapi
dilakukan melalui pengamatan terhadap fakta (Nurbaiti, 2019).
atau kejadian-kejadian di alam, maka muncul Namun hasil belajar peserta didik pada
suatu konsep atau prinsip fisika untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di
menjelaskan kejadian tersebut. Pembelajaran Indonesia masih tergolong rendah. Hasil survei
Fisika disekolah berfungsi agar peserta didik Programme for International Student
memiliki kemampuan menguasai konsep dan Assessment (PISA) pada tahun 2012
prinsip fisika serta mempunyai keterampilan menunjukan bahwa Indonesia berada di
mengembangkan pengetahuan dan sikap peringkat ke 63 dari 64 negara (OECD, 2012).
percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan Hasil PISA pada tahun 2015 juga tidak jauh
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta berbeda, Indonesia berada di peringkat 62 dari
mengembangkan ilmu pengetahuan dan 70 negara (OECD, 2016). Rendahnya hasil
teknologi (Depdiknas, 2006). belajar juga dapat dilihat dari hasil TIMSS
Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 (Trend in International Mathematics and
menyatakan tujuan pembelajaran fisika, satu Science Study) pada tahun 2015. Pencapaian
diantarannya adalah mengembangkan peserta didik Indonesia menempati rangking ke
kemampuan bernalar dalam berfikir analisis 45 dari 48 negara.
induktif dan deduktif dengan menuangkan Dapat dilihat juga dari hasil Ujian
konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan Nasioanal (UN) sekolalah menengah atas
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan (SMA) Kementrian Pendidikan dan
masalah baik secara kualitatif maupun Kebudayaan (Kemendikbud) nilai rata-rata UN
kuantitatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, IPA untuk bahasa indonesia 69.483, bahasa

1
inggris 53.418, matematika 39.231, fisika sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian
46.352, kimia 50.831, dan biologi 50.449. suatu soal. Dengan demikian analisis soal
Sehingga nilai rata-rata UN IPA jurusan fisika merupakan langkah yang sangat penting,
terletak diperingkat terendah kedua yaitu namun sebagian besar peserta didik mengalami
46.352 pada tahun 2018/2019. Untuk SMA kesulitan dalam memahami suatu soal dalam
Santo Fransiskus Asisi memperoleh nilai UN rangka mensarikan atau menyimpulkan
fisika dengan rata-rata 42,81. Menunjukan informasi-informasi yang relevan serta
masih banyak perbaikan dalam pengajaran dan menggambarkan situasi soal. Jadi, salah satu
perlu menanamkan pemahaman konsep pada cara untuk mengatasi rendahnya hasil belajar
perserta didik. Rendahnya hasil nilai UN IPA peserta didik perlu dilakukannya pengoreksian.
fisika tersebut juga menunjukan rendahnya Oleh karena itu self-diagnosis digunakan
hasil belajar yang diperoleh peserta didik, untuk mendiagnosa atau mengidentifikasi
dimana peserta didik mengalami pembelajaran kondisi dalam diri sendiri. Dengan
yang kurang optimal dan pemahaman konsep menganalisis kemampuan dari diri sendiri
peserta didik masih tergolong rendah. peserta didik akan mengetahui sampai dimana
Berdasarkan data-data yang dipaparkan, ia mencapai tujuan dari pembelajaran serta
rendahnya hasil UN dipengaruhi banyak faktor. mampu mengoptimalkan kemampuannya
Pengetahuan awal dapat memberikan efek dengan melakukan perbaikan-perbaikan dari
negatif atau positif terhadap penguasaan konsep kesalahan yang telah ia lakukan (Putri, 2016).
yang baru. Pengetahuan awal berdampak positif Diagnosis diri (self-diagnosis) juga bagian dari
jika pengetahuan tersebut benar dan sesuai proses berpikir refleksi dan proses untuk
dengan pengetahuan ilmiah, sebaliknya mendiagnosa atau mengidentifikasi kondisi
berdampak negatif jika bertentangan dengan dalam diri terutama kesalahan yang telah
pengetahuan yang baru (Svinicki, 1994). dilakukan dalam mengerjakan soal. Safadi
Berdasarkan penilaian tengah semester (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa
(PTS) SMA Santo Fransiskus Asisi tahun ajar aktivitas self-diagnosis efektif dalam
2019/2020 hasil belajar yang diperoleh peserta meningkatkan pemahaman konsep dan prestasi
didik kelas X MIPA pada mata pelajaran fisika belajar peserta didik. Aktivitas self-diagnosis
nilai rata-rata pengetahuannya yaitu 76,75 dan yang diberikan menuntut peserta didik untuk
nilai rata-rata keterampilannya yaitu 74,58 memecahkan permasalahan langkah demi
dengan kriteria kentuntasan minimum (KKM) langkah.
yakni 75 yang ditetapkan sekolah. Dari hasil Berdasarkan latar belakang yang telah
belajar yang diperoleh saat PTS menunjukan dipaparkan, maka diajukan penelitian di SMA
bahwa hasil belajar peserta didik dalam kategori Santo Fransiskus Asisi dengan judul “Pengaruh
cukup untuk nilai pengetahuannya, namun nilai Self-Diagnosis Sheet Terhadap Peningkatan
keterampilan yang diperoleh peserta didik Hasil Belajar Tentang Gerak Lurus Peserta
termasuk dalam kategori kurang. Sehingga Didik Kelas X SMA Santo Fransiskus Asisi”.
perlunya perbaikan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik agar lebih meningkat METODE PENELITIAN
kedepannya. Metode penelitian yang digunakan adalah
Peningkatan pengetahuan peserta didik metode eksperimen dengan bentuk pre-
dapat kita lihat dari hasil belajar peserta didik experimental design dengan rancangan one
dari ulangan harian, semester ataupun ujian group pretest-posttest yang dapat digambarkan
nasioal sekalipun ketika menyelesaikan soal- sebagai berikut:
soal. Putri (2016) menyatakan analisis soal

2
Tabel 1. Rancangan Penelitian One Group Pre-Test Post-Test
Pre-Test Perlakuan Post-Test
𝑶𝟏 𝑋 𝑂2
(Sumber:Sugiyono, 2017)

Populasi dalam penelitian ini adalah Tahapan Persiapan


peserta didik kelas X SMA Santo Fransiskus Langkah-langkah yang dilakukan pada
Asisi yang hanya terdiri atas satu kelas, yaitu tahap persiapan, antara lain: (1) Melakukan
kelas X MIPA. Teknik pengambilan sampel observasi di SMA Santo Fransiskus Asisi
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sekaligus melakukan diskusi dengan guru fisika
purposive sampling yaitu teknik pengumpulan untuk mengetahui kondisi di sekolah; (2)
sampel dengan saran pertimbangan guru fisika Merumuskan masalah dan menentukan tujuan
SMA Santo Fransiskus Asisi. Adapun kelas pelaksanaan penelitian; (3) Menyusun desain
yang terpilih adalah X MIPA. Teknik penelitian; (4) Menyusun perangkat
pengumpulan data yang digunakan dalam pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
penelitian ini adalah teknik pengukuran. Teknik Pembelajaran (RPP) dan self-diagnosis sheet;
pengukuran dilakukan dengan cara (5) Membuat instrumen pengumpul data
mengumpulkan data hasil tes yang diberikan penelitian berupa kisi-kisi soal, soal pre-test dan
sebelum dan sesudah perlakuan (treatment) post-test; (6) Melakukan validasi RPP, dan
yakni tes tertulis yang diberikan pada saat pre- instrumen penelitian kepada tiga orang ahli
test dan post-test. yang terdiri dari dua orang dosen Pendidikan
Instrumen penelitian berupa Rencana Fisika FKIP Universitas Tanjungpura dan satu
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar orang guru mata pelajaran fisika SMA; (7)
Kerja Peserta Didik (LKPD) dan soal tes yang Melakukan perbaikan instrumen berdasarkan
telah divalidasi oleh satu orang dosen hasil validasi oleh ahli; (8) Melakukan uji coba
Pendidikan Fisika FKIP Untan dan dua orang instrumen penelitian; (9) Menganalisis data
guru mata pelajaran IPA SMA Negeri 5 hasil uji reliabilitas; (10) Mempersiapkan surat
Pontianak dengan hasil validasi bahwa riset dan tugas dari FKIP Universitas
instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan Tanjungpura; (11) Melakukan riset untuk
hasil uji coba yang dilakukan di kelas X MIPA menentukan sampel dan waktu penelitian.
5 SMA Negeri 5 Pontianak diperoleh
keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang Tahapan Pelaksanaan
disusun tergolong tinggi dengan koefisien Langkah-langkah yang dilakukan pada
reliabilitas sebesar 0,694. tahap pelaksanaan, antara lain: (1) Memberikan
Analisis data hasil belajar peserta didik soal tes awal (pre-test) untuk mengetahui
sebelum dan sesudah menggunakan self- kemampuan awal peserta didik; (2) Menganalis
diagnosis sheet, dengan rumus gain data hasil pre-test dengan berbantuan self-
berdasarkan rumus g faktor (N-Gain) menurut diagnosis sheet; (3) Memberikan treatment,
Meltzer (Marini, 2018). Menghitung berapa yaitu pembelajaran dengan menggunakan self-
persentase hasil belajar peserta didik diagnosis sheet sebagai feedback pada peserta
menggunakan rumus persentase. Untuk didik kelas X SMA Santo Fransiskus Asisi; (4)
mengetahui seberapa besar tingakat efektivitas Memberikan post-test untuk mengetahui
penggunaan self-diagnosis sheet terhadap hasil kemampuan akhir peserta didik SMA Santo
belajar peserta didik menggunakan harga Effect Fransiskus Asisi dalam menyelesaikan soal; (5)
Size dari Glass (Sutrisno, 2011). Menganalisis data hasil post-test dengan
Prosedur penelitian dalam penelitian ini berbantuan self-diagnosis sheet.
terdiri dari tiga tahap sebagai berikut:

3
Tahapan Akhir peserta didik saat pre-test dan post-test. Tes
Langkah-langkah yang dilakukan pada terdiri dari 5 soal esai yang dalam tes disajikan
tahap akhir, antara lain: (1) Mengolah data hasil lembar jawaban peserta didik yang memuat self
pre-test dan post-test yang telah diperoleh; (2) diagnosis.
Mendeskrispsikan hasil pengolahan data dan Berdasarkan hasil pre-test dan post-test,
menarik kesimpulan hasil penelitian; (3) didapatkan data hasil belajar peserta didik
Menyusun laporan penelitian. sebelum dan sesudah menggunakan self-
diagnosis sheet pada materi gerak lurus.
HASIL PENELITIAN DAN Pengoreksian dilakukan oleh peserta didik
PEMBAHASAN sendiri setelah melaksanakan pre-test dan post-
Hasil test. Kemudian data tersebut dianalisis untuk
Penelitian ini merupakan penelitian dilihat perolehan hasil belajar peserta didik.
menggunakan pra-eksperimental design Hasil belajar peserta didik sebelum dan
dengan rancangan one group pre-test post test sesudah menggunakan self-diagnosis sheet
design. Dilakasanakan di kelas X MIPA SMA pada materi gerak lurus dianalisis menggunakan
Santo Fransiskus Asisi yang berjumlah 24 rumus gain berdasarkan rumus g faktor (N-
peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020. Alat Gain), yakni sebagai berikut:
pengumpulan data menggunakan hasil tes

Tabel 2. Hasil N-Gain Yang Dinormalisasikan Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Kode
Skor Skor
No Peserta <g> Kategori
Pre-test Post-test
Didik

Rata-Rata 46,041 79 0,643 Sedang

Persentase hasil belajar peserta didik dalam bentuk Tabel 3 dan Tabel 4, sebagai
sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) berikut:
menggunakan self-diagnosis sheet disajikan

Tabel 3. Persentase Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Menggunakan Self Diagnosis Sheet.
Kode No Soal
Jumlah
No Peserta Persentase Kategori
Skor
Didik 1 2 3 4 5

Rata-Rata 46,041 46% Sedang

Tabel 4. Persentase Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Menggunakan Self Diagnosis Sheet.
Kode No Soal
Jumlah
No Peserta Persentase Kategori
Skor
Didik 1 2 3 4 5

Rata-Rata 80,041 80% Tinggi

4
Besar tingakat efektivitas penggunaan dan kriteria besarnya Effect Size yang
self-diagnosis sheet terhadap hasil belajar digunakan merupakan rumus dari Glass. Hasil
digunakan persamaan harga Effect Size. Rumus perhitungan efektivitas pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Effect Size.


Kode
Skor Post-Test -
No Peserta Skor Pre-test Skor Post-Test
Skor Pre- Test
Didik

Rata-Rata 46,041 80,041 34


Standar Deviasi 22,365
ES 1,520

Berdasarkan kriteria Effect Size dan data informasi awal mengenai penyebab kesalahan
tabel yang diperoleh sebesar 1,520 termasuk peserta didik dalam menyelesaikan soal
dalam kategori tinggi. Sehingga penggunaan self sehingga hasil belajar yang diperoleh
diagnosis sheet efektif digunakan untuk memuaskan.
meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA Perlakuan penelitian sebelum
Santo Fransiskus Asisi tentang gerak lurus. menggunakan self diagnosis sheet adalah pre-
test. Pemberian pre-test bertujuan untuk melihat
Pembahasan kemampuan awal peserta didik sebelum diberi
Penelitian ini dilaksanakan di SMA perlakuan atau treatmen. Dimana peserta didik
Santo Fransiskus Asisi, adapun tujuan dalam akan menyelesiakan tes pada lembar jawaban
penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah yang telah diberikan. Dari jawaban peserta didik
self-diagnosis sheet tentang gerak lurus efektif tersebut selanjutnya peserta didik akan diberikan
terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMA kunci jawaban pre-test dan peserta didik akan
Santo Fransiskus Asisi. Self-diagnosis sheet mengoreksi dan mengevaluasi jawabannya
digunakan untuk membantu peserta didik berdasarkan lembar kunci jawaban yang
mendiagnosa kondisi dalam diri dapat dilakukan dibagikan secara pribadi.
dengan memberikan item pernyataan yang Dari data diperoleh bahwa peserta didik
menggambarkan kondisi diri terutama kesalahan banyak salah dalam menggambar, diketahui dan
dalam menyesaikan soal yang termuat dalam ditanyakan kurang lengkap, konsep yang keliru,
suatu lembaran (Priadi, 2017). Sehingga dalam satuan tidak tertulis, rumusnya salah dan
penelitian ini self-diagnosis sheet yang perhitungan yang salah. Dengan berbagai
digunakan berbentuk lembar koreksian pribadi. penyebab kesalahan. Selanjutnya dilakukanlah
Peserta didik mengevaluasi dirinya serta pembelajaran sesuai dengan materi gerak lurus,
menuliskan penyebab kesalahannya pada yang mengacu pada permasalahan yang dialami
lembaran self-diagnosis sheet yang diberikan. peserta didik. Hal ini dilakukan agar dapat
Dalam penelitian ini meninjau 3 aspek menggurangi kesalahan yang dialami oleh
yakni untuk mengetahui hasil belajar peserta peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal dan
didik, persentase, dan efektivitas peserta didik hasil belajar yang diperoleh peserta didik
sebelum dan susudah menggunakan self memuaskan.
diagnosis sheet. Adapun komponen yang Untuk perlakuan sesudah menggunakan
terdapat dalam Self diagnosis sheet yakni salah self diagnosis sheet adalah post-test. Pemberian
gambar, salah yang diketahui dan ditanya, salah post-test bertujuan untuk melihat kemampuan
konsep, salah satuan, salah rumus, salah peserta didik setelah diberi perlakuan. Dimana
perhitungan, dan alasannya. Self-diagnosis sheet peserta didik diminta mengerjakan tes post-test
yang diberikan berfungsi untuk menggali pada lembar jawaban yang telah diberikan.

5
Setelah peserta didik menyelesaikan tes, peserta Dan secara keseluruhan data rekapitulasi
didik akan diberikan kunci jawaban yang jumlah kesalahan peserta didik saat pre-test dan
memuat juga self diagnosis didalamnya. Dimana post-test sebagai berikut:
peserta didik mengoreksi dan mengevaluasi
jawabannya maing-masing berdasarkan lembar
kunci jawaban yang dibagikan secara pribadi.

Tabel 6. Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Peserta Didik Saat Pre-Test


Jenis Kesalahan

SG SD SK SS SR SP

Total 39 15 45 32 24 15

Tabel 7. Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Peserta Didik Saat Post-Test

Jenis Kesalahan

SG SD SK SS SR SP

Total 21 8 15 20 12 8

Hasil rekapitulasi jumlah kesalahan giat, berlatih soal-soal, dan mengulang


peserta didik baik saat pre-test dan post-test pembelajaran kembali.
diketahui bahwa terdapat penurunan jumlah Hasil belajar rata-rata peserta didik
kesalahan tiap kategori kesalahan peserta didik sebelum perlakuan (pre-test) yaitu 46,041.
saat post-test. Berdasarkan data tersebut saat pre- Sedangkan hasil belajar rata-rata peserta didik
test hasil belajar peserta didik rendah setelah sesudah perlakuan (post-test) yaitu 79. Data yang
post-test hasil belajar yang diperoleh meningkat, diperoleh sesuai dengan dikemukakan (Priadi,
hal ini terjadi karena peserta didik sebelum diberi 2017) rendahnya rata-rata skor pre-test
treatmen peserta didik belum mengetahui konsep menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan,
dan belum mampu mengidentifikasi tiap soal. peserta didik banyak melakukan kesalahan dalam
Untuk self diagnosis sheet pembelajaran menyelesaiakan soal.
mendapatkan respon dari peserta didik, pada poin Berdasarkan hasil analisis data hasil
pertama kurang paham dengan alasan kurang belajar peserta didik sebelum dan sesudah
fokus saat proses pembelajaran, tidak menggunakan self-diagnosis sheet pada materi
mendengarkan dengan baik, hanya ingat saat gerak lurus yang dianalisis terlebih dahulu
dijelaskan ketika proses belajar mengajar dengan rumus N-gain. Terdapat 2 peserta didik
berlangsung, binggung dalam penggunaan rumus termasuk kategori rendah, 10 peserta didik
dan tidak memahami materi. Untuk respon poin kategori sedang dan 12 peserta didik kategori
kedua berbeda-beda tanggapan, materi sulit pada tinggi. Sehingga rata-rata hasil belajar peserta
GLBB, hampir keseluruhan materi, perhitungan didik yang dihitung menggunakan persamaan N-
jarak dan waktu, dan menentukan rumus. gain sebesar 0,643 termasuk dalam ketegori
Kemudian untuk respon poin ketiga solusi untuk sedang. Berdasarkan hasil tersebut terbukti
diri sendiri, bertanya kepada guru, belajar lebih bahwa menggunakan self diagnosis sheet peserta

6
didik kelas X MIPA SMA Santo Fransiskus Asisi nilai standar deviasi 22,365, sehingga nilai Effect
mengalami peningkatan hasil belajar. Size (ES) sebesar 1,520 termasuk dalam kategori
Persentase hasil belajar peserta didik tinggi.
sebelum menggunakan self-diagnosis yaitu 46%
termasuk dalam kategori sedang. Untuk Saran
Persentase hasil belajar peserta didik sesudah Pembelajaran menggunakan self-
menggunakan self-diagnosis sheet yaitu sebesar diagnosis sheet efektif terhadap hasil belajar
80% termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga peserta didik sehingga dapat dijadikan salah satu
dapat dikatakan terdapat perubahan persentase alternatif untuk diterapkan dalam proses
hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran yang dapat melatih peserta didik
menggunakan self diagnosis sheet hal ini terjadi untuk terbiasa memecahkan masalah fisika.
karena sebelumnya peserta didik masih Adapun saran untuk peneliti selanjutnya yaitu:
kebinggungan dan belum terarah, namun setelah (1) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
diberikan treatmen dan melalukan koreksian memilih sekolah yang memiliki kelas IPA lebih
pribadi peserta didik lebih memahami dan dari 1 kelas agar dapat membandingkan hasil
terarah. belajar peserta didik dengan lebih detail dan hasil
Besar efektivitas menggunkaan rumus penelitian lebih akurat. (2) Sebaiknya alokasi
Effect Size dari Glass, diperoleh nilai ES yaitu waktu lebih diefisienkan agar treatmen yang
sebesar 1,520. Sehingga berdasarkan kriteria diberikan pada peserta didik tuntas hingga materi
besarnya Effect Size yang diklasifikasikan bahwa selesai. (3) Sebelum melaksanakan
pengaruh self-diagnosis sheet terhadap pembelajaran wajib meningkatkan penguasaan
peningkatan hasil belajar tentang gerak lurus dan penyampaian materi di dalam kelas.
peserta didik kelas X SMA Santo Fransiskus
Asisi efektif dan termasuk dalam kategori tinggi. DAFTAR RUJUKAN
Ananda, Fauzi.A. (2017). Penggunaan Metode
SIMPULAN DAN SARAN Gasing Untuk Meningkatkan
Simpulan Kemampuan Siswa Dalam
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum Menyelesaikan Soal Gerak Lurus Di
dapat disimpulkan bahwa Self-Diagnosis Sheet SMA Negeri 3 Sanggau. Skripsi.
berpengaruh terhadap hasil belajar tentang gerak Pontianak: Universitas Tanjungpura.
lurus peserta didik kelas X SMA Santo Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu
Fransiskus Asisi.Berdasarkan hasil analisis data pendekatan praktis. Jakarta: Rineka
dan pembahasan dalam penelitian ini, secara Cipta.
khusus disimpulkan yaitu: (1) Hasil belajar Becker WM, Kleinsmith LJ, Hardin J. (2000).
peserta didik mengalami peningkatan, dengan The World of The Cell: Ed 4. Netherlands:
rata-rata hasil belajar peserta didik pada saat pre- The Benjamin Publishing Company.
test yaitu 46,041. Sedangkan rata-rata hasil Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan
belajar peserta didik pada post-test yaitu 79. Nilai Guru Dalam Pembelajaran (SMA, SMK,
N-Gain yang diperoleh dari perhitungan yaitu dan SLB). Jakarta: Depdiknas.
0,643 sehingga setelah diklasifikasikan Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
menggunakan interprestasi N-Gain termasuk Panduan Penyelenggaraan
dalam kategori sedang. (2) Persentase hasil Pembelajaran Remedial. Direktorat
belajar peserta didik sebelum menggunakan self- Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
diagnosis sheet sebesar 46% termasuk dalam Jakarta: Dikmenjur – Diknas.
kategori sedang, sedangkan persentase hasil Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan
belajar peserta didik setelah menggunakan self- Pemebelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
diagnosis sheet sebesar 80% termasuk dalam Djudin, Tomo. (2013). Statistik Parametrik.
kategori tinggi. (3) Besar tingakat efektivitas Yogyakarta: Tiara Wacana.
penggunaan self-diagnosis sheet terhadap hasil Frederick J.B. (1989). Seri Buku Schaum Teori
belajar peserta didik pada materi gerak lurus dan Soal-Soal Fisika Edisi Kedelapan.
yakni tinggi dan efektif dinggunakan dalam Jakarta: Erlangga.
kegiatan pembelajaran. Dengan skor rata-rata Halliday. R. & W. (2015). Fisika Dasar Edisi
pre-test 46,041, skor rata-rata post-test 80,041, Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

7
Hayati, dkk. (2017). Pengaruh Model Menyelesaikan Soal Penerapan Fisika
Pembelajaran Inkuiri dengan Dengan Menggunakan Lembar Self-
Menggunakan Media Simulasi Terhadap Diagnosis dan Self Efficacy. Jurnal
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA pendidikan fisika, FKIP Universitas
SMAN 1 Lingsar Lombok Barat Tahun Sriwijaya.
Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Putri. (2016). Analisis Kesalahan Dalam
Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407- Menyelesaikan Soal Penerapan Fisika
6902). Dengan Menggunakan Lembar Self-
Ipek, H. & Calik, M. (2008). Combining Diagnosis Pada Mahasiswa Pendidikan
Different Conceptual Change Methods Fisika FKIP Universitas Sriwijaya.
within Four-Step Constructivist Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.
Teaching Model: A Sample Teaching of Palembang: Universitas Sriwijaya.
Series and Parallel Circuits. Priadi, (2018). Penggunaan Systematic
International Journal of Environmental Approach To Problem Solving
& Science Education, 3 (3): 143-153. Berbantuan Self-Diagnosis Sheet Untuk
Kanginan. M. (2006). Fisika Untuk SMA Kelas Meningkatkan Kemampuan
X. Jakarta: Erlangga. Menyelesaikan Soal. Jurnal Program
Maharani, S. (2018). Pengaruh Teknik Mind Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan
Mapping Terhadap Peningkatan Hasil Pontianak.
Belajar Siswa Pada Materi Perpindahan Safadi, Rafi’. (2016). Self-Diagnosis as A Tool
Kalor Di Kelas VII SMP Negeri 9 for Supporting Students’ Conceptual
Pontianak. Skripsi. Pontianak: Understanding and Achievements in
Universitas Tanjungpura. Physics: the Case of 8th-graders Studying
Miun. (2013). Integritas Metode Scramble Force and Motion. IOP Publishing Ltd
Dalam Pembelajaran Ulang Untuk Physics Education.52 (1).
Meremediasi Kesulitan Belajar Siswa Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Kelas VII SMP Kristen Immanuel II (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Sungai Raya Pada Materi Hukum R&D). Bandung: Alfabeta.
Newton. Skripsi. Pontianak: FKIP Untan. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sosial Edisi Revisi. Yogyakarta Gajah Suparno, P. (2013). Miskonsepsi & Perubahan
Mada University Press. Konsep Dalam Pendidikan fisika.
Nawawi. Hadari. (2015). Metode Penelitian Jakarta: PT Grasindo.
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Surya, Yohanes. (2010). Mekanika Dan Fluida 1.
Mada University Press. Jakarta: Erlangga.
Nurbaiti. (2019). Penerapan Model Problem Sutrisno, L., Kresnadi, H. & Kartono. (2007).
Based Learning (PBL) Untuk Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Didik Pada Materi Usaha Dan Pesawat TIMSS. (2015). TIMSS infographic. (Online).
Sederhana Kelas VIII SMP Negeri 17 (www.timss2015.org, diakses 28 July
Pontianak. Skripsi. Pontianak: 2019).
Universitas Tanjungpura. Wardani, (2013). Tinjauan Ulang Materi Ajar
OECD. (2012). PISA 2012 Results (Volume 2): Gerak Lurus Beraturan Melalui
Excellence through Equity. Paris: OECD Percobaan Gravity Current Dalam Skala
Publishing. Laboratorium. Jurnal Pendidikan Fisika
OECD. (2016). PISA 2015 Results Indonesia. Vol: 113-122.
(Volume 1): Excellence Wenning, C. J. (2008). Dealing More Effectively
and Equity in Education. Paris: with Alternative Conceptions in Science.
OECD Publishing. Journal of Physics Teacher Education.
Pasaribu, Abidin, Nelly Andriani, & Saparini. 5(1): 11-19.
(2018). Analisis Kesalahan Dalam

Anda mungkin juga menyukai