Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351449610

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-


EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) PADA KEMAMPUAN AKADEMIK
BERBEDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA DI K....

Conference Paper · January 2016

CITATION READS

1 295

9 authors, including:

Tismi Dipalaya Herawati Susilo


Bosowa University State University of Malang
2 PUBLICATIONS   14 CITATIONS    180 PUBLICATIONS   1,144 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Aloysius Duran-Corebima

24 PUBLICATIONS   51 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Teaching Brain Learning through Biology View project

Improving Lesson Study Activity View project

All content following this page was uploaded by Tismi Dipalaya on 10 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-
EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) PADA KEMAMPUAN AKADEMIK
BERBEDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA DI KOTA MAKASSAR
The Effect Of Pdeode (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Learning
Strategy In The Different Academic Abilities On Students’ Learning Outcomes In
Senior High School Makassar

Tismi Dipalaya1), Herawati Susilo 2), Aloysius Duran Corebima 3)


1)
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
2)
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
3)
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jl Bendungan Sutami Gang 1 No. 435 Kota Malang, HP 082179959709; e-mail:
tismidipalaya@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui: (1)
perbedaan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran PDEODE,
(2) perbedaan hasil belajar siswa pada kemampuan akademik berbeda, serta (3) perbedaan
hasil belajar siswa karena interaksi antara strategi pembelajaran PDEODE dengan
kemampuan akademik. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Postest Non-
equivalent Control Design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri
1 Makassar dan XI IPA1 SMA Islam Athirah Makassar semester I tahun ajaran 2015-2016,
sebanyak 40 orang. Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest menggunakan soal esai.
Data dianalisis dengan menggunakan Uji Anakova. Hasil analisis data tersebut
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran, kemampuan akademik serta interaksi antara
strategi pembelajaran dan kemampuan akademik berpengaruh terhadap hasil belajar.
Strategi pembelajaran PDEODE memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa lebih
besar yaitu 73,82% dibandingkan pembelajaran konvensional. Kemampuan akademik
tinggi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa lebih besar yaitu 65,60%
dibandingkan kemampuan akademik rendah. Berdasarkan hasil uji lanjut (LSD), diketahui
bahwa strategi pembelajaran PDEODE pada siswa kemampuan akademik tinggi paling
baik dalam meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci: strategi pembelajaran PDEODE, hasil belajar, kemampuan akademik

Abstract
This quasi-experimental research aims to determine: (1) differences of students‘ learning
outcomes between PDEODE learning and conventional learning, (2) differences of
students‘ learning outcomes between those at higher and lower academic abilities, and (3)
the learning outcomes of students due to the interaction between learning strategy and
academic ability. The research design was a pretest-posttest non-equivalent control design.
The sample was 40 students of State Senior High School 1 Makassar and Islamic Senior
High School Athirah Makassar. The research has been carried out during semester 1 of
academic year 2015-2016. Data were obtained by the pretest and posttest using essay test.
Data were analyzed using ANACOVA Test. The data analysis showed that learning
strategy, academic ability, as well as interaction between learning strategy and academic
ability affect the students‘ learning outcome significantly. PDEODE learning strategy
affects the students‘ learning outcome as much as 73,82% higher than conventional
learning. High academic ability affects the students‘ critical thinking skills as much as

487
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
65.60% higher than the low academic ability. It is uncovered too that PDEODE learning
strategy in high academic ability is best one to increase the learning outcome.
Keywords: PDEODE learning strategy, learning outcome, academic ability.

PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai
hasil belajar tertentu di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Pembelajaran
bukanlah proses yang didominasi guru. Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa
secara aktif dan kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa benar-benar
membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.
Pembelajaran haruslah secara teknis menggambarkan sejumlah aktivitas belajar siswa.
Tanpa gambaran aktivitas siswa, proses yang dilakukan guru dalam kelas bukanlah
pembelajaran melainkan pengajaran (Abidin 2014).
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar
untuk memahami konsep dan proses sains. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari
(Depdiknas, 2006).
Berdasarkan hasil studi TIMSS 2007 (The Trends in International Mathematics and
Science Study), kemampuan anak Indonesia dalam bidang sains berada pada posisi ke 35
dari 49 negara peserta dengan pencapaian skor 433, dan masih di bawah skor rata-rata
internasional yaitu 500. Dari hasil studi tersebut, diperlihatkan pula bahwa anak-anak
Indonesia tidak mampu dalam hal antara lain: (1) menunjukkan beberapa konsep yang
abstrak dan kompleks dalam biologi (2) memahami kompleksitas makhluk hidup dan
hubungan mereka dengan lingkungannya, dan (3) memberikan penjelasan secara tertulis
untuk menyampaikan pengetahuan ilmiah (Martin dkk, 2008).
Hasil studi internasional PISA (The Programme for International Student
Assessment) tahun 2006, diperoleh hasil bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia
berada pada peringkat ke-50 dari 57 negara. Aspek literasi sains yang diukur pada studi ini
adalah menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-
fakta dan keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan. Secara
internasional skala kemampuan literasi sains dibagi menjadi 6 level kemampuan.
Berdasarkan level kemampuan ini, sebanyak 20,3% siswa Indonesia berada di bawah level
1 (skor di bawah 334,94), 41,3% berada pada level 1 (skor 334,94 – 409,54), 27,5% berada
pada level 2 (skor 409,54 – 484,14), 9,5% berada pada level 3 (skor 484,14 – 558,73), dan
1,4% berada pada level 4. Tidak ada siswa Indonesia yang berada pada level 5 dan level 6.
Hal ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 27,5% siswa Indonesia yang memiliki
pengetahuan ilmiah yang cukup untuk memberikan penjelasan yang mungkin dalam
konteks yang familiar atau membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan sederhana.
Sebagian besar (41,3%) siswa Indonesia memiliki pengetahuan ilmiah terbatas yang hanya
dapat diterapkan pada beberapa situasi yang familiar. Mereka dapat mempresentasikan
488
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
penjelasan ilmiah dari fakta yang jika diberikan secara jelas dan eksplisit saja (OECD,
2007).
Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah di Kota Makassar pada Januari
2015, pembelajaran biologi masih banyak yang berorientasi pada upaya pengembangan
dan menguji daya ingat siswa. Pembelajaran cenderung berbasis hafalan teori dan tidak
didasarkan pada pengalaman siswa, sehingga kemampuan siswa sekedar dipahami sebagai
kemampuan menghafal. Proses pembelajaran seperti ini akan sulit mengembangkan hasil
belajar pada dimensi pengetahuan. Pembelajaran di kelas juga belum memperhatikan
mengenai perbedaan kemampuan akademik siswa. Pembagian kelas di SMA di Kota
Makassar rata-rata mendistribusikan siswa dalam keadaan heterogen. Dalam suatu kelas
terdiri dari siswa dengan berbagai tingkat kemampuan akademik. Perbedaan kemampuan
akademik hendaknya menjadi perhatian guru dalam melaksanakan pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mampu mengakomodasi siswa dengan berbagai
tingkat kemampuan akademik. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus mampu
memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam memberdayakan heterogenitas
kemampuan akademik siswa.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi hasil belajar/pemahaman konsep siswa. Salah
satu faktor penting adalah strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih monoton dengan mengimplementasikan
strategi pembelajaran yang berorientasi pada pemrosesan informasi. Guru lebih sering
memberikan informasi yang sudah jadi, seperti konsep-konsep yang sudah ada di buku,
kemudian memberikan latihan soal. Pada proses pembelajaran, guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan memprediksi terhadap pola-pola
apa yang mungkin dapat diamati, kegiatan pengamatan atau observasi, serta kegiatan yang
dapat melatih retorika siswa yaitu mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan
antara prediksi dan hasil observasi pada orang lain, sehingga kegiatan pembelajaran akan
lebih bermakna bagi siswa (Abidin, 2014).
Berbagai masalah tersebut harus segera diatasi dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang mampu memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis dan
komunikasi siswa. Salah satu solusi alternatifnya adalah strategi pembelajaran PDEODE
(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain). PDEODE merupakan strategi
pembelajaran yang dikembangkan dari strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) (Costu, 2008). POE adalah strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan
konstruktivis. POE dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
(Puriyandaari dkk, 2014; Restami dkk, 2013; Rahayu dkk, 2013).
Strategi pembelajaran PDEODE menekankan siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran dimana siswa menemukan dan membangun pengetahuan mereka
sendiri. Pada tahap ini siswa akan berpikir logis dan secara teoritis didasarkan pada
proporsi dan hipotesis, mereka juga dapat mengambil keputusan berdasarkan kesimpulan.
Sementara itu, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Guru membimbing, mengarahkan, dan membantu siswa agar
mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan mereka dan kehidupan sehari-hari. Masalah
yang diberikan kepada siswa dan percobaan dilakukan terkait dengan lingkungan sekitar
siswa sehingga mereka bisa memikirkan untuk mencari solusi sesuai dengan
489
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
perkembangan kognitif mereka. Siswa akan mendapatkan kebebasan untuk menyelidiki
masalah secara individu atau bersama-sama dengan siswa lain untuk menyelesaikannya
(Costu, 2008).
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pengetahuan awal mereka terkait materi yang diberikan, adanya kerjasama antarsiswa
selama diskusi berlangsung, adanya tukar pendapat antara siswa satu dengan siswa yang
lain, adanya perubahan konseptual pada pengetahuan yang dimiliki oleh siswa (Kolari and
Ranne, 2003). Perubahan konseptual yang terjadi adalah perubahan konsep awal yang di
pegang oleh siswa dengan pengetahuan yang baru terbukti kebenarannya melalui
demonstrasi atau eksperimen. Hasil penelitian Costu (2008) menunjukkan PDEODE dapat
memfasilitasi siswa untuk memahami situasi atau masalah di kehidupan sehari-hari serta
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang lebih baik.
Penggunaan strategi ini secara terus-menerus mampu memberikan umpan balik
yang positif dan mengembangkan pembelajaran ke arah student centered. Pengajaran
dengan strategi pembelajaran yang student centered bisa membantu siswa untuk belajar
lebih baik, serta membangun kemampuan dan kepercayaan untuk mengevaluasi
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi
siswa. Siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok belajar yang
dibuat dan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Kolari dkk., 2005).
Melalui strategi pembelajaran ini, siswa dapat berkomunikasi dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan pendapat dan konflik, membuat prediksi, penafsiran dan penjelasan
dalam membangun atau mengkonstruksi pengetahuan mereka, serta dapat membenahi
miskonsepsi yang mereka miliki melalui diskusi dan demonstrasi (Kolari and Ranne,
2003). Hal ini dapat mendukung peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa yang
belajar menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan strategi pembelajaran
konvensional, (2) perbedaan hasil belajar siswa pada kemampuan akademik berbeda, serta
(3) perbedaan hasil belajar siswa karena interaksi antara strategi pembelajaran PDEODE
dengan kemampuan akademik. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian
eksperimen semu atau quasi experiment (Cresswell, 2013; Cohen dkk, 2011). Rancangan
penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest non-equivalent control group design
(Cohen dkk, 2011). Untuk lebih jelasnya, rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
1.1.

Tabel 1.1. Rancangan Penelitian


Kelas Pre-test perlakuan Post-test
Ekasperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Cohen dkk, 2011: 96)

490
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, yaitu PDEODE
dan pembelajaran konvensional, sebagai faktor A. Pada penelitian ini juga digunakan
variabel moderator yaitu kemampuan akademik yaitu kemampuan akademik atas dan
bawah, sebagai faktor B. Variabel terikatnya yaitu keterampilan berpikir kritis,
keterampilan komunikasi dan hasil belajar kognitif siswa. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. Adapun rancangan faktorial tersebut digambarkan
pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Rancangan Faktorial 2 x 2


Kemampuan Model Pembelajaran
Akademik (S)
(K) PDEODE Pembelajaran
(S1) konvensional (S2)
Atas (K1) S1K1 S2K1
Bawah (K2) S1K2 S2K2

Prosedur pelaksanaan kombinasi perlakuan berdasarkan rancangan faktorial di atas


ditunjukkan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Kombinasi Berdasarkan Rancangan Penelitian dengan Faktorial 2 x 2


Pre-test Perlakuan Post-test
O1 S1K1 O2
O3 S1K2 O4
O5 S2K1 O6
O7 S2K2 O8
Keterangan:
S1 = kelas model pembelajaran PDEODE
S2 = kelas model pembelajaran konvensional
K1 = kemampuan akademik atas
K2 = kemampuan akademik bawah
O1, O3, O5, O7 = skor pre-test
O2, O4, O6, O6 = skor post-test

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN di Kota Makassar
semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Sekolah yang dipilih menjadi lokasi penelitian
adalah sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 pada semester ganjil tahun pelajaran
2015/2016. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan
melakukan uji kesetaraan terlebih dahulu menggunakan grouping test. Dari kelas yang
terpilih, Kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Makassar dijadikan sebagai kelas kontrol dan Kelas
XI IPA2 SMA Islam Athirah Makassar sebagai kelas eksperimen. Setiap kelas perlakuan
dibagi menjadi tiga tingkatan kemampuan akademik (atas, sedang, dan bawah) melalui
placement test. Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa dengan
kemampuan akademik tinggi dan rendah saja.
Data diperoleh dengan memberikan tes sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan essay test. Data yang diperoleh kemudian diuji normalitas dan
491
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
homogenitasnya. Hipotesis penelitian ini akan diuji dengan menggunakan analisis kovarian
(Anakova) dibantu dengan software SPSS 22.0 for Windows. Data kemudian dianalasis
menggunakan uji lanjut LSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil Belajar Berdasarkan Hasil Pre-test dan Post-test
Tabel 1.4 merupakan tabel yang berisikan ringkasan deskripsi data pengukuran
hasil belajar awal siswa, dan Tabel 1.5 merupakan ringkasan deskripsi data pengukuran
hasil belajar akhir siswa. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test pada kelas
eksperimen (PDEODE) dan kelas kontrol (konvensional).

Tabel 1.4 Ringkasan Deskripsi Data Pengukuran Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Pre-test
Kelas yang diberi Kemampuan Mean Std. Deviation N
strategi pembelajaran akademik ada 2
terdiri 2 taraf taraf
1=control 1=rendah 16.9000 6.06355 10
2=tinggi 30.7000 7.84644 10
Total 23.8000 9.83335 20
2=eksperimen 1=rendah 18.9000 6.11828 10
2=tinggi 32.4000 12.65087 10
Total 25.6500 11.89549 20
Total 1=rendah 17.9000 6.01664 20
2=tinggi 31.5500 10.28271 20
Total 24.7250 10.81307 40

Tabel 1.5 Ringkasan Deskripsi Data Pengukuran Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Post-test
Kelas yang diberi Kemampuan Mean Std. Deviation N
strategi pembelajaran akademik ada 2
terdiri 2 taraf taraf
1=control 1=rendah 23.9000 6.27960 10
2=tinggi 66.1000 6.69079 10
Total 45.0000 22.55053 20
2=eksperimen 1=rendah 66.9000 12.86209 10
2=tinggi 90.4000 6.78561 10
Total 78.6500 15.66852 20
Total 1=rendah 45.4000 24.15825 20
2=tinggi 78.2500 14.08573 20
Total 61.8250 25.64540 40

Ringkasan deskripsi data hasil belajar siswa awal dan akhir dari kelas eksperimen
maupun kelas kontrol disajikan dalam bentuk diagram batang agar lebih mudah dipahami.
Diagram batang data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.1.

492
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016

Gambar 1.1 Diagram Batang Rerata Pre-tes dan Post-tes Hasil Belajar Siswa

Pada Gambar 1.1 dapat diketahui rerata hasil belajar awal pada kelas konvensional
untuk siswa dengan kemampuan akademik rendah sebesar 16,9 dan nilai hasil belajar akhir
sebesar 23,9; terjadi kenaikan rerata nilai hasil belajar yang dicapai pada kelompok ini
sebesar 29,29 %. Rerata hasil belajar awal pada kelas konvensional untuk siswa dengan
kemampuan akademik tinggi sebesar 30,7 dan nilai hasil belajar akhir sebesar 66,1; terjadi
kenaikan rerata nilai hasil belajar yang dicapai pada kelompok ini sebesar 53,56 %. Pada
kelas PDEODE, rerata nilai hasil belajar awal untuk siswa dengan kemampuan akademik
rendah sebesar 18,9 dan nilai hasil belajar akhir sebesar 66,9; terjadi kenaikan rerata nilai
hasil belajar yang dicapai pada kelompok ini sebesar 71,75 %. Rerata hasil belajar awal
pada kelas PDEODE untuk siswa dengan kemampuan akademik tinggi sebesar 32,4 dan
nilai hasil belajar akhir sebesar 90,4; terjadi kenaikan rerata nilai hasil belajar yang dicapai
pada kelompok ini sebesar 64,16 %.
Data hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil pre-test dan post-test siswa. Data
selanjutnya dianalisis menggunakan anakova dan hasilnya diringkas dalam Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Ringkasan Anakova Hasil Perhitungan Data Hasil Belajar Berdasarkan Hasil
Pre-test dan Post-test
Type III Sum
Source df Mean Square F Sig.
of Squares
Corrected Model 23064.906a 4 5766.227 78.077 .000
Intercept 13048.715 1 13048.715 176.684 .000
XHB 76.231 1 76.231 1.032 .317
KELAS 10972.469 1 10972.469 148.571 .000
KA 5486.967 1 5486.967 74.295 .000
KELAS * KA 869.411 1 869.411 11.772 .002
Error 2584.869 35 73.853
Total 178543.000 40
Corrected Total 25649.775 39

493
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Staretgi Pembelajaran
Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan uji anakova pada tabel di atas, diperoleh
nilai signifikansi strategi pembelajaran sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga
hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara kelas eksperimen (strategi pembelajaran PDEODE) dan
kelas kontrol (konvensional). Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pada Tabel 1.7. berikut ditunjukkan hasil perbandingan rerata terkoreksi dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 1.7 Perbandingan Rerata Terkoreksi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
KELAS XHB YHB SELISIH HBCOR
1=control 23.80 45.00 21.20 45.157
2=eksperimen 25.65 78.65 53,00 78.493

Setelah dilakukan pembandingan rerata, terlihat bahwa rerata terkoreksi pada kelas
eksperimen sebesar 78,493 sedangkan kelas kontrol sebesar 45,157. Berdasarkan hasil
tersebut terlihat bahwa strategi pembelajaran PDEODE memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa lebih besar yaitu 73,82% dibandingkan pembelajaran konvensional.

Kemampuan Akademik
Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan uji anakova pada Tabel 1.6. di atas,
diperoleh nilai signifikansi kemampuan akademik sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05
sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Artinya, terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kemampuan akademik tinggi dan rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akademik berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
Pada Tabel 1.8 berikut ditunjukkan hasil perbandingan rerata terkoreksi dari
kemampuan akademik tinggi dan kemampuan akademik rendah.
Tabel 1.8 Perbandingan Rerata Terkoreksi Kemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar
KA XHB YHB SELISIH HBCOR
1=rendah 17.90 45.40 27.50 46.555
2=tinggi 31.55 78.25 46.70 77.095

Setelah dilakukan pembandingan rerata, terlihat bahwa rerata terkoreksi pada


kemampuan akademik tinggi sebesar 77,095 sedangkan kemampuan akademik rendah
sebesar 46,555. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa kemampuan akademik tinggi
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa lebih besar yaitu 65,60% dibandingkan
kemampuan akademik rendah.

Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Akademik terhadap Hasil Belajar


Berdasarkan ringkasan hasil perhitungan uji anakova pada Tabel 1.6 di atas, juga
diperoleh nilai signifikansi interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan
akademik sebesar 0,002 atau kurang dari 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis
494
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
penelitian diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan akibat
interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan akademik. Hal ini menunjukkan
bahwa interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan akademik berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji lanjut (LSD) yang menunjukkan pengaruh interaksi
antara strategi pembelajaran dengan kemampuan akademik terhadap hasil belajar dapat
dilihat pada Tabel 1.9.

Tabel 1.9 Hasil Uji LSD Pengaruh Interaksi Strategi Pembelajaran dengan Kemampuan
Akademik terhadap Hasil Belajar
Notation
KELAS KA GROUP XHB YHB SELISIH HBCOR
LSD
1=kontrol 1=rendah 1 16.90 23.90 7 25.224 a
1=kontrol 2=tinggi 2 30.70 66.10 35.40 65.089 b
2=eksperimen 1=rendah 3 18.90 66.90 48 67.886 b
2=eksperimen 2=tinggi 4 32.40 90.40 58 89.101 c

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa strategi pembelajaran PDEODE pada


siswa kemampuan akademik tinggi paling baik dalam meningkatkan hasil belajar.
Sementara itu, hasil belajar siswa akademik rendah pada kelas eksperimen (strategi
pembelajaran PDEODE) tidak berbeda nyata dengan kemampuan akademik tinggi pada
kelas kontrol.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan sebelumnya dapat dilihat bahwa strategi
pembelajaran PDEODE memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Potensi tersebut tentu saja terkait dengan langkah-langkah pembelajaran pada
strategi pembelajran PDEODE yang mengaitkan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa
dengan materi yang diajarkan. Seperti yang diungkapkan oleh Costu (2008) bahwa strategi
pembelajaran ini mengacu kepada pandangan konstruktivisme yakni pengetahuan yang
baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkonstruksi pengetahuan dari
fenomena-fenomena alam yang ada di sekitar kita. Berdasarkan perspektif konstruktivis,
belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para
behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri
(self-regulation) dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi.
Kegiatan nyata yang dilakukan dalam eksperimen memberikan pengalaman belajar yang
dapat membantu refleksi dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan
pengetahuan konseptual yang melatarinya diharapkan akan dapat berkembang lebih luas
dan lebih mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran PDEODE, yang
mendasarkan pada aktivitas dunia nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Costu, dkk (2012), melaporkan bahwa strategi pembelajaran PDEODE membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang lebih baik dan menguasai konsep
tersebut dalam ingatan jangka panjangnya (long-term memory). Hasil penelitian Costu
(2008) juga menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PDEODE juga mampu
495
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
memfasilitasi siswa dalam memahami masalah kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya
dapat membentuk pemahaman konsep yang lebih baik.
Berdasarkan analisis hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa strategi
pembelajaran PDEODE mampu mendukung peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Hal
ini sesuai dengan temuan Solichah, dkk (2014) yang melaporkan bahwa strategi
pembelajaran PDEODE dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman
konseptual yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan persentase rata-rata ketuntasan
belajar yang meningkat sebesar 82,50%. Sekartini, dkk (2013) dan Sudarmi, dkk (2013)
juga melaporkan berdasarkan hasil penelitiannya bahwa pembelajaran PDEODE dapat
menciptakan pembelajaran yang lebih realistis dan bermakna sehngga berpengaruh
terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa. Munurut Gagne dan Briggs (1974),
hasil belajar merupakan tingkatan kemampuan aktual yang dapat diukur berupa
penguasaan pengetahuan, sebagai hasil usaha individu terhadap apa yang dipelajari. Proses
belajar untuk mendapatkan suatu hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara
umum dikelompokkan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut
saling berinteraksi satu sama lain dan mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Kemampuan akademik adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan akademik
yang berbeda akan memberikan hasil belajar yang berbeda pula. Hal ini sejalan dengan
temuan Winarni (2006) dan Hasan (2012) bahwa siswa memiliki tingkat kemampuan
akademik berbeda kemudian diberi pengajaran yang sama, maka hasil belajar (pemahaman
konsep) akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya, karena hasil belajar
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mencari dan memahami materi yang
dipelajari. Temuan menarik dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh interaksi strategi
pembelajaran dengan kemampuan akademik terhadap hasil belajar siswa. Strategi
pembelajaran PDEODE pada siswa dengan kemampuan akademik tinggi memiliki
peningkatan hasil belajar yang paling signifikan. Siswa dengan kemampuan akademik
tinggi mampu dengan mudah mengikuti dan aktif di setiap langkah-langkah pembelajaran.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar pada siswa dengan kemampuan
akademik tinggi di kelas dengan pembelajaran konvensional memiliki peningkatan yang
sama dengan hasil belajar siswa kemampuan akademik rendah pada pembelajaran
PDEODE. Hal ini menunjukkan bahwa PDEODE pun pada dasarnya mampu memfasilitasi
siswa berkemampuan akademik rendah untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini
terjadi karena dalam strategi pembelajaran PDEODE, siswa dapat berkomunikasi dengan
siswa yang lain untuk mendiskusikan pendapat dan konflik, membuat prediksi, penafsiran
dan penjelasan dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka, serta dapat membenahi
miskonsepsi yang mereka miliki melalui diskusi dan demonstrasi (Kolari dan Ranne,
2003). Melalui pembelajaran PDEODE terjadi pola pembelajaran kolaboratif yang
memungkinkan siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah dan tinggi saling
berinteraksi. Hal ini pun didukung dengan hasil penelitian Kolari dkk (2005) yang
menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran PDEODE dapat meningkatkan
motivasi siswa. Siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok belajar
yang dibuat dan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

496
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Pada pembelajaran PDEODE siswa berkemampuan akademik rendah mengalami
peningkatan yang lebih besar dibandingkan yang berkemampuan akademik tinggi. Pada
siswa berkemampuan akademik tinggi mengalami peningkatan sebesar 64,16% sedangkan
siswa berkemampuan akademik rendah mengalami kenaikan sebesar 71,75%. Strategi
pembelajaran PDEODE menekankan siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran dimana siswa menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Masalah yang diberikan kepada siswa dan percobaan yang dilakukan dikaitkan dengan
lingkungan sekitar sehingga siswa bisa memikirkan untuk mencari solusi sesuai dengan
perkembangan kognitifnya. Siswa mendapatkan kebebasan untuk menyelidiki masalah
baik secara individu maupun bersama-sama dengan siswa lain untuk menyelesaikannya.
Pembelajaran yang terpusat kepada siswa seperti ini dapat membantu siswa untuk belajar
lebih baik. Siswa dapat membangun kemampuan dan kepercayaan untuk mengevaluasi
pengetahuan yang dimiliki.
Strategi pembelajaran PDEODE memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pengetahuan awal mereka terkait materi yang diberikan serta memberi
kesempatan untuk kerjasama antarsiswa selama diskusi berlangsung. Tukar perndapat
antara siswa satu dengan siswa yang lainnya menyebabkan terjadi perubahan konseptual
pada pengetahuan yang dimiliki siswa. Perlakuan dan kesempatan yang sama pada siswa
berkemampuan akademik rendah serta pola pembelajaran kolaboratif antara siswa
berkemampuan akademik rendah dan tinggi mampu memberikan dampak lebih besar pada
siswa berkemampuan akademik rendah untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan penelitian dan kajian yang telah dilakukan, strategi pembelajaran
PDEODE memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pembelajaran konvensional yang
diterapkan di sekolah diantaranya adalah: 1) siswa aktif dalam proses pembelajaran, 2)
siswa mengkonstruksi pengetahuan dari fenomena yang ada, 3) motivasi dan kreativitas
belajar siswa tinggi, 4) membangkitkan diskusi baik antara siswa dengan siswa yang
berbeda kemampuan akademik maupun antara siswa dengan guru, 5) menggali gagasan
awal yang dimiliki oleh siswa, 6) membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
permasalahan, dan 7) pembelajaran bersifat nyata dan dapat dilakukan di luar kelas seperti
di laboratorium dan lingkungan sekitar. Sedangkan kelemahannya adalah: 1) pembelajaran
membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak, 2) materi pelajaran terkadang sulit
disampaikan secara tuntas.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran
PDEODE dengan strategi pembelajaran konvensional. Rerata terkoreksi pada kelas
eksperimen sebesar 78,493 sedangkan kelas kontrol sebesar 45,157. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PDEODE memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa lebih besar yaitu 73,82% dibandingkan pembelajaran konvensional.
2. Ada perbedaan hasil belajar siswa pada kemampuan akademik berbeda. Rerata
terkoreksi pada kemampuan akademik tinggi sebesar 77,095 sedangkan kemampuan
akademik rendah sebesar 46,555. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

497
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
akademik tinggi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa lebih besar yaitu
65,60% dibandingkan kemampuan akademik rendah.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa karena interaksi antara strategi pembelajaran
PDEODE dengan kemampuan akademik. Strategi pembelajaran PDEODE pada siswa
kemampuan akademik tinggi paling baik dalam meningkatkan hasil belajar. Sementara
itu, hasil belajar siswa akademik rendah pada kelas eksperimen (strategi pembelajaran
PDEODE) tidak berbeda nyata dengan kemampuan akademik tinggi pada kelas
kontrol. Hasil belajar pada siswa dengan kemampuan akademik tinggi di kelas
konvensional memiliki peningkatan yang sama dengan hasil belajar siswa kemampuan
akademik rendah pada pembelajaran PDEODE. Hal ini menunjukkan bahwa PDEODE
pun pada dasarnya mampu memfasilitasi siswa berkemampuan akademik rendah
untuk meningkatkan hasil belajarnya.
4. Pada pembelajaran PDEODE siswa berkemampuan akademik rendah mengalami
peningkatan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan yang berkemampuan
akademik tinggi. Pada siswa berkemampuan akademik tinggi mengalami peningkatan
sebesar 64,16% sedangkan siswa berkemampuan akademik rendah mengalami
kenaikan sebesar 71,75%. Perlakuan dan kesempatan yang sama pada siswa
berkemampuan akademik rendah serta pola pembelajaran kolaboratif antara siswa
berkemampuan akademik rendah dan tinggi pada pembelajaran PDEODE mampu
memberikan dampak yang lebih besar pada siswa berkemampuan akademik rendah
untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Saran
1. Strategi pembelajaran PDEODE agar dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Strategi pembelajaran PDEODE membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak,
oleh karena itu sebaiknya memperhitungkan alokasi waktu jam pelajaran dengan baik
utamanya untuk kegiatan eksperimen, demonstratsi atau observasi.
3. Materi pelajaran terkadang sulit disampaikan secara tuntas, oleh karena itu dalam
penerapan strategi pembelajaran PDEODE diharapkan melakukan analisis materi
terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.
Cohen, L., Manion, L., dan Morrison, K. 2011. Research Methods in Education 7th
edition. New York: Routledge.
Costu, B. 2008. Learning Science through the PDEODE Teaching Strategy; Helping
Students Make Sense of Everyday Situations. Eurasia Journal of Mathematics,
Science & Technology education, 4 (1): 3-9.
Costu, B., Ayas, A., dan Niaz, M. 2012. Investigating The Effectiveness of a POE-based
Teaching Activity on Students‘ Understanding of Condensation. Instructional
Science, 40: 47-67.

498
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Cresswell, J. W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan Mixed.
Terjemahan oleh Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gagne, R. M., dan Briggs, L. J. 1974. Principles of Instructional Design. New York: Holt,
Rinehart, and Winston.
Hasan, S. 2012. Upaya Peningkatan Keberhasilan Proses Pembelajaran Siswa SD Kota
Ternate Melalui Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Tinggi. Jurnal Bioedukasi
FKIP Universitas Khairun, 1 (1): 1-8.
Kolari, S and Ranne, C. S. 2003. Promoting the Conceptual Understanding of Engineering
Students Through Visualisation. Global Journal of Engineering Education, 7 (2):
189-200.
Kolari, S., Ranne, C. S., & Tiili, J. 2005. Enhancing Engineering Students‘ Confidence
Using Interactive Teaching Methods - Part 2: Post-Test Results for the Force
Concept Inventory Showing Enhanced Confidence. World Transactions on
Engineering and Technology Education, 4 (1): 15-20.
Martin, M. O., Mullis, I. V., dan Chrostowski, S. J. 2008. TIMSS 2007: International
science report. Chestnut Hill, MA: Boston College
OECD. 2007. PISA 2006 science competencies for tomorrow‘s world. Volume 1. Paris,
France: OECD.
Puriyandari, D., Saputro A.G.N., dan Masykuri M.. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
POE dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan
Prestasi Belajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI IPA
Semester Genap Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK) Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas
Maret, 3 (1): 24-30.
Rahayu S., Widodo A.T., dan Sudarmin. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model POE Berbantuan Media ―I Am A Scientiest‖. Innovative Journal of
Curriculum and Educational Technology, 2 (1): 128-133.
Restami M.P., Suma K., dan Pujani M. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE terhadap
Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA, Vol. 3.
Sekartini, N. L. J., Parmiti, P. Dsk., dan Margunayasa, I Gd. 2013. Pengaruh Model
Pembelajaran Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain terhadap
Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Gugus XII Kecamatan Buleleng.
(online).
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/682/556, diakses
tanggal 12 April 2015)
Solichah, I., Tukiran, dan Subekti, H. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE
untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, 2 (2): 308-
316.
Sudarmi, Nym., Suarni, Ni Kt., dan Dibia, I Kt. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
PDEODE terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Di Gugus V Kecamatan
499
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Seririt. (online).
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/712/585, diakses
tanggal 16 Februari 2016)
Winarni, E. W. 2006. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep IPA-
Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas V SD dengan
Tingkat Kemampuan Akademik Berbeda di Kota Bengkulu. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

500

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai