Anda di halaman 1dari 8

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL SSCS


(SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE) DAN MODEL PQ4R
(PREVIEW, QUESTIONS, READ, REFLECT, RECITE, AND REVIEW)
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT BERFIKIR
ABSTRAK SISWA
Budi Wibowo1, Cari2, Sarwanto3
1Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
budibedor86@yahoo.com
2Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
carinln@yahoo.com
3 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
Sarwanto.fkip.uns@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran SSCS dan model PQ4R,
pengaruh motivasi belajar siswa, dan pengaruh tingkat berfikir abstrak siswa serta interaksi-interaksinya
terhadap prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Padmawijaya tahun pelajaran 2012/2013, Sampel penelitian
ditentukan dengan teknik populasi sebanyak dua kelas. Model pembelajaran pada kelas eksperimen 1 yaitu kelas
XA menggunakan model SSCS dan pada kelas eksperimen 2 adalah kelas XB menggunakan model PQ4R.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data prestasi belajar dan tes berfikir abstrak siswa,
kemudian metode angket untuk data motivasi belajar siswa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)
terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,006),
pembelajaran siswa dengan model PQ4R lebih baik dibandingkan dengan model SSCS (2) terdapat pengaruh
yang signifikan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,014), dan motivasi belajar kategori
tinggi lebih baik dari pada motivasi belajar kategori rendah, (3) terdapat pengaruh yang signifikan tingkat
berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,002), kemudian tingkat berfikir abstrak kategori
tinggi tidak lebih baik dibandingkan dengan kategori rendah (4) terdapat interaksi antara model pembelajaran
dengan motivasi belajar siswa (Sig.=0,001), (5) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat
berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,000), (6) terdapat interaksi antara motivasi belajar
dengan tingkat berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa (Sig.=0,002), (7) terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dengan motivasi belajar dan dengan tingkat berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar
siswa (Sig.=0,000).
Kata kunci: Pembelajaran model SSCS, Pembelajaran model PQ4R, Motivasi Belajar, Berpikir Abstrak, Prestasi
Belajar

Pendahuluan meningkatkan kedewasaan berpikir manusia


untuk memahami berbagai model kehidupan.
Salah satu cita-cita nasional negara Transformasi informasi tersebut dapat berupa
Indonesia yang tertuang dalam pembukaan informasi keagamaan, informasi kesehatan,
UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan ilmu sosial, ilmu eksakta, dan informasi-
bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa dapat informasi lain yang erat kaitannya dengan
diwujudkan melalui bidang pendidikan, karena kehidupan manusia sebagai makhluk ciptaan
dalam bidang pendidikan terjadi tranformasi Tuhan.
segala macam informasi yang dapat

49
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Dalam proses belajar-mengajar sistem demonstrasi dan lain sebagainya. Penyampaian


KTSP saat ini, siswa diharapkan kompeten materi tentang gerak melingkar tidaklah
dalam setiap kompetensi dasar yang lengkap bila disampaikan hanya dengan
ditawarkan oleh kurikulum tersebut. ceramah saja namun akan lengkap bila siswa
Ketercapaian setiap kompetensi dasar yang diminta mengamati langsung contoh-contoh
ditawarkan oleh kurikulum dapat dilakukan dari gerak melingkar. Jadi dapat dikatakan
dengan berbagai macam motode. Selama ini bahwa metode yang akan digunakan di dalam
metode-metode yang dilakukan oleh beberapa proses pembelajaran fisika harus disesuaikan
guru dalam kegiatan-belajar mengajar siswa di dengan sifat materi yang mau disampaikan ke
dalam kelas, lebih banyak menggunakan siswa.
metode ceramah, diskusi dan tanya jawab yang SMA Padmawijaya yang terletak di
secara umum menjadikan guru sebagai pusat Kabupaten Klaten merupakan salah satu
pembelajaran dan bukan siswa yang dijadikan lembaga pendidikan swasta yang
sebagai pusat pembelajaran dalam kegiatan menyelenggarakan pendidikan sudah puluhan
pembelajaran di dalam kelas. tahun lamanya. Sistem pendidikan yang
Penggunaan metode ataupun strategi diterapkan tidak jauh berbeda dengan lembaga
konvensional di atas menjadi salah satu pendidikan-lembaga pendidikan lainnya baik
penyebab tidak senangnya siswa untuk belajar yang swasta maupun negeri yang ada di
di dalam kelas. Hal ini senada dari ungkapan Indonesia. Sebaran mata pelajaran dan silabus
Oemar Hamalik (2003 :16) ³MLND WHUMDGL EDKZD materi pelajarannya pun hampir sama dengan
siswa menentang pelajaran atau bersikap acuh yang telah ditetapkan oleh Departemen
atau tidak mau masuk ke dalam kelas, maka Pendidikan Nasional. Selain itu SMA
salah satu penyebabnya adalah masalah Padmawijaya Klaten juga merupakan sebuah
metode mengajar yang digunakan, misalnya lembaga pendidikan yang memiliki peran
dalam pelajaran fisika yang seharusnya sangat penting dalam membangun daerah
digunakan metode laboratoris untuk Klaten yang keberadaannya saat ini menjadi
melakukan tes atau percobaan nyatanya guru pemicu untuk semakin sadarnya masyarakat
PHQJJXQDNDQ PHWRGH FHUDPDK´. terutama kaum perempuan terhadap
permasalahan pendidikan.
Kenyataan yang terjadi di sekolah- Sistem kegiatan belajar mengajar yang
sekolah bahwa setiap guru masih monoton berlangsung di SMA Padmawijaya Klaten,
menggunakan metode tertentu yang sesuai sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang
dengan bakatnya. Bila gurunya seorang orator berlangsung di lembaga pendidikan negeri dan
maka ia lebih banyak berceramah dan lain swasta, hanya saja implementasi dari sistem
sebagainya seperti ungkapan Made Pidarta yang menjadi tuntutan tersebut terkadang tidak
(1990 : 20) EDKZD ³6HWLDS JXUX PHPLOLK maksimal yang disebabkan oleh banyak faktor.
metode dan variasinya sendiri-sendiri, ada Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari
yang didominasi oleh narasumber, tanya siswanya seperti motivasi belajar, tingkat
jawab, diskusi, dan ada pula yang bervariasi berpikir abstrak siswa dan lain sebagainya,
artinya tidak tampak metode tertentu yang sehingga seorang pengajar dalam hal ini adalah
paling dominan muncul´ guru sangat dituntut memiliki kemampuan
Memilih metode yang tepat untuk manajerial yang tinggi seperti analisis
memaksimalkan transformasi informasi kepada instruksional, mendesain dan memilih model-
siswa, sangat bergantung dari materi yang model dan metode yang tepat dan inovatif
ingin disampaikan kepada siswa. Materi yang untuk memaksimalkan proses pembelajaran.
ingin di sampaikan berkaitan dengan materi Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gagne
yang tuntutannya pengamatan, jelas tidak akan (1992: 22) yakni seorang guru sangat perlu
cocok jika menggunakan metode ceramah. memiliki kemampuan: (1) mengadakan
Materi yang tuntutannya analisis persamaan, analisis instruksional, (2) mengidentifikasi
tidak akan cocok menggunakan metode karakteristik awal dari siswa, (3)

50
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

mengembangkan kriteria butir-butir tes sebagai dari strategi pembelajaran tersebut juga lebih
pedoman, (4) merancang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengimplementasikan berbagai teknik-teknik ikut menghayati proses penemuan atau
penyajian (metode mengajar) untuk menjamin penyusunan konsep sebagai suatu kesatuan
efektivitas pembelajaran, (5) mengembangkan pengetahuan. Jadi siswa akan lebih banyak
dan memilih materi yang akan diajarkan, (6) melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk
mendesain dan mengadakan tes formatif dan kelompok ataupun individu untuk
tes sumatif untuk mengetahui keberhasilan memecahkan permasalahan dengan bimbingan
pembelajaran yang dilakukan. guru.
Kinematika gerak merupakan salah satu Adapun tujuan dalam penelitian ini
materi pokok dalam mata pelajaran fisika yang adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh
esensinya langsung dapat diamati oleh seorang penerapan model pembelajaran SSCS dan
siswa dalam kehidupannya. Materi kinematika model pembelajaran PQ4R terhadap prestasi
gerak bersifat konkret sehingga untuk belajar siswa, (2) Pengaruh motivasi belajar
memahami konsepnya, seorang siswa dapat siswa kategori tinggi dan kategori rendah
melakukan pengamatan langsung dengan terhadap prestasi belajar siswa, (3) Pengaruh
eksperimen ataupun demonstrasi. Selain itu tingkat berpikir abstrak tinggi dan tingkat
materi kinematika gerak dalam satu dimensi berpikir abstrak rendah terhadap prestasi
juga bersifat analisis artinya antara konsep belajar siswa, (4) Interaksi antara model
yang satu dengan konsep yang lainnya pada pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
materi tersebut dapat diselesaikan dengan PQ4R dengan motivasi belajar kategori tinggi
analisis matematis. dan rendah terhadap prestasi belajar siswa, (5)
Untuk memahamkan siswa secara utuh Interaksi antara model pembelajaran SSCS dan
tentang konsep-konsep GLB dan GLBB maka model pembelajaran PQ4R dengan tingkat
model pembelajaran SSCS (Search, Solve, berpikir abstrak kategori tinggi dan rendah
Create and Share) dan model PQ4R (Preview, terhadap prestasi belajar siswa, (6) Interaksi
Quastion, Read, Reflect, Recite, and Review) antara motivasi belajar kategori tinggi dan
dianggap cocok untuk diterapkan pada materi rendah dengan tingkat berpikir abstrak kategori
pokok tersebut. Model pembelajaran tersebut tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
menjadikan kegiatan belajar dalam materi siswa, (7) Interaksi antara model pembelajaran
pelajaran tersebut semakin bermakna, dan SSCS dan model pembelajaran PQ4R dengan
pelaksanaan model pembelajaran tersebut motivasi belajar kategori tinggi dan rendah dan
tentunya sangat didukung oleh tingkat berpikir dengan tingkat berpikir abstrak siswa kategori
abstrak dan motivasi belajar siswa. Berpikir tinggi dan rendah.
abstrak diperlukan untuk memahami konsep
secara mendalam dan motivasi belajar menjadi
pendorongnya. Metode Penelitian
Model pembelajaran SSCS (Search,
Penelitian ini menyatakan hasil belajar
Solve, Create and Share) dan model PQ4R
dua kelompok yang diberi perlakuan berbeda,
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and
dua kelompok eksperimen tersebut kelompok
Review), merupakan model yang sistem
eksperimen I dan kelompok eksperimen II.
pembelajarannya menjadikan siswa sebagai
Kelompok eksperimen I menggunakan Model
pusat pembelajaran (student centered), yang
SSCS dan kelompok eksperimen II dengan
akan mencari dan menemukan sendiri suatu
menggunakan model PQ4R.
pengetahuan. Dan guru nantinya hanya akan
Instrumen penelitian yang digunakan
memberikan arahan ataupun memberikan
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
contoh sedikit kemudian akan dikembangkan
instrumen pelaksanaan penelitian dan
oleh siswa dan bisa jadi siswa sendiri yang
instrumen pengambilan data. Instrumen
akan mencari suatu pengetahuan dan akan
pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini
menyelesaikan sendiri masalahnya. Tujuan
berupa silabus dan rencana pelaksanaan

51
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

pembelajaran (RPP) model SSCS dan rencana 1. Pengaruh pengaruh penerapan model
pelaksanaan pembelajaran (RPP) model PQ4R. pembelajaran terhadap prestasi belajar
Kemudian instrumen pengambilan data dalam Hasil Uji Kruskal-Wallis dapat
penelitian ini adalah tes dan angket, tes disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
digunakan untuk mengukur prestasi belajar signifikan penerapan model pembelajaran
siswa dan mengukur tingkat berpikir abstrak SSCS dan PQ4R terhadap prestasi belajar
siswa. Angket digunakan untuk mengukur siswa. Model Pembelajaran SSCS (Searh,
motivasi belajar siswa. Kisi-kisi tes prestasi Solve, Create, and Share) adalah pembelajaran
belajar siswa yang akan diuji coba sedangkan yang memakai pendekatan problem solving,
soal tes prestasi belajar siswa sebelum di didesain untuk mengembangkan keterampilan
ujicoba. Kemudian kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman
berpikir abstrak sebelum diujicoba dan soal tes terhadap konsep ilmu (Baroto: 2009). Model
berpikir abstrak siswa sebelum di ujicoba. pembelajaran Searh, Solve, Create, and Share
Selanjutnya untuk kisi-kisi angket motivasi melibatkan siswa dalam menyelidiki sesuatu,
belajar siswa sedangkan angket motivasi membangkitkan minat bertanya serta
belajar siswa dapat. Sebelum instrumen memecahkan masalah-masalah yang nyata.
pengambilan data digunakan untuk mengambil Model PQ4R (Preview, Question, Read,
data penelitian, instrumen pengambilan data Reflect, Recite, Review) merupakan salah satu
tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk bagian dari strategi elaborasi yang digunakan
mengetahui apakah instrumen tersebut telah untuk membantu siswa mengingat apa yang
memenuhi persyaratan instrument yang baik, mereka baca, dan dapat membantu proses
seperti valid dan reliabel, selanjutnya untuk belajar mengajar dikelas. Kegiatan membaca
mengetahui kualitas instrument pengambilan buku bertujuan untuk mempelajari sampai
data tersebut, juga dilakukan analisis item soal tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran.
meliputi analisis tingkat kesukaran dan daya Terdapat empat jenis strategi belajar secara
pembedanya. umum, yaitu strategi mengulang, strategi
Teknik analisa data menggunakan Uji elaborasi, strategi organisasi, dan strategi
Kruskal-Wallis. Uji ini digunakan jika skala metakognitif. Varian strategi-strategi belajar
pengukuran datanya ordinal dan skala interval tersebut menurut Trianto (2007: 90) , model
maupun rasional yang tidak memenuhi syarta PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
untuk uji t atau uji F kategori/perlakuan yang Recite, and Review) termasuk dalam strategi
diteliti lebih besar dari dua (P>2) dan termasuk elaborasi sedangkan model SSCS (Search,
klasifikasi satu arah (tidak ada peubah lain Solve, Create and Share) termasuk dalam
selain perlakuan) atau tidak berpasangan atau strategi organisasi.
dalam rancangan percobaan/lingkungan
terkenal dengan nama Rancangan Acak 2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
Lengkap (RAL). Prestasi Belajar
Hasil Uji Kruskal-Wallis dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan signifikan motivasi belajar terhadap kemapuan
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji Kruskal-Wallis berpikir abstrak siswa.
No Sumber Chi- df Asymp. Adanya pengaruh motivasi belajar
variansi square Sig. terhadap kemampuan berpikir abstrak dalam
1 Hipotesis 1 7.409 1 0.006 penelitian ini tidak lain disebabkan oleh usaha
2 Hipotesis 2 6.001 1 0.014 sadar dari siswa itu sendiri untuk memiliki
3 Hipotesis 3 9.338 1 0.002
4 Hipotesis 4 15.570 3 0.001 prestasi belajar yang tinggi, hal ini sejalan
5 Hipotesis 5 21.128 3 0.000 dengan ungkapan M. Ngalim Purwanto (1990:
6 Hipotesis 6 14.846 3 0.002 71) yang mengatakan bahwa motivasi adalah
7 Hipotesis 7 31.691 7 0.000 pendorong seseorang untuk melakukan suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi

52
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

tingkah laku, agar hatinya tergerak untuk abstrak siswa maka semakin rendah prestasi
bertindak sehingga mencapai hasil atau tujuan belajar yang ia peroleh.
WHUWHQWX´ -DGL GDUL XQJNDSDQ WHUVHEXW GDSDW
dipahami bahwa prestasi belajar yang 4. Interaksi antara Model Pembelajaran
merupakan tujuan dari proses belajar mengajar dengan Motivasi Siswa terhadap prestasi
didalam kelas akan diperoleh maksimal apabila belajar siswa
seseorang tersebut memiliki motivasi yang Hasil Uji Kruskal-Wallis dapat
tinggi. disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang
signifikan antara model pembelajaran SSCS
3. Pengaruh Tingkat Berpikir Abstrak dan model PQ4R dengan motivasi belajar
Terhadap Prestasi Belajar siswa kategori tinggi dan motivasi belajar
Hasil Uji Kruskal-Wallis dapat siswa kategori rendah terhadap prestasi belajar
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang siswa.
signifikan tingkat berfikir abstrak siswa Interaksi antara model pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa. Maka SSCS dan model pembelajaran PQ4R dengan
diperoleh kesimpulan bahwa tingkat berfikir motivasi belajar siswa kategori tinggi dan
abstrak siswa kategori tinggi memiliki motivasi belajar siswa kategori rendah dan
pengaruh yang lebih baik dibandingkan tingkat siswa yang memiliki motivasi belajar kategori
berfikir abstrak siswa kategori rendah, artinya tinggi baik diajarkan menggunakan model
tingkat berfikir abstrak siswa kategori tinggi pembelajaran SSCS maupun model
lebih berpengaruh dibandingkan dengan pembelajaran PQ4R memiliki prestasi belajar
tingkat berfikir abstrak siswa kategori rendah yang tinggi dibandingkan dengan siswa yang
sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar memiliki motivasi belajar rendah.
tingkat berfikir abstrak siswa maka semakin Istilah motivasi sering kali dikaitkan
berprestasi siswa tersebut, sebaliknya semakin dengan proses pembelajaran. R Angkowo dan
rendah tingkat berfikir abstrak seorang siswa A. Kosasih mendefinisikan istilah motivasi
maka prestasi belajarnya juga semakin rendah. tersebut dari beragam sudut pandang. David
Banyak penelitian yang sudah dilakukan Mc.Clelland, Abraham Maslow, Wand dan
untuk melihat pengaruh tingkat berfikir abstrak Brown dalam R Angkowo dan A. Kosasih
siswa terhadap prestasi belajarnya, salah PHQGHILQLVLNDQ ³PRWLYDVL VHEDJDL
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh suatu proses psikologis yang mencerminkan
Hadi Santoso (2009) Hasil penelitiannya interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat keputusan yang terjadi pada diri seseorang
berfikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar yang timbul akibat faktor dari dalam diri
siswa, dan dari hasil uji lanjut pasca anava (faktor instrinsik) dan faktor dari luar (faktor
yang dilakukannya diperoleh kesimpulan HNVWULQVLN ´ 6HODQMXWQ\D 6DUGLPDQ $0 GDODP
bahwa tingkat berfikir abstrak siswa kategori Soemarsono (2007: 12) mengemukakan bahwa
tinggi memiliki pengaruh yang lebih baik ³PRWLYDVL PHUXSDNDQ VHUDQJNDLDQ XVDKD XQWXN
dibandingkan dengan tingkat berfikir abstrak menyediakan suatu kondisi sehingga seseorang
siswa kategori rendah. Jadi dari uraian mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak suka maka ia akan berusaha untuk
memiliki tingkat berfikir abstrak tinggi akan PHQLDGDNDQ SHUDVDDQ WLGDN VXND WHUVHEXW´
memiliki prestasi belajar yang tinggi dan siswa
yang memiliki tingkat berfikir abstrak rendah 5. Interaksi antara Model Pembelajaran
akan mendapatkan prestasi belajar yang rendah dengan Tingkat Berpikir Abstrak terhadap
pula atau dengan kata lain semakin tinggi prestasi belajar siswa
tingkat berfikir abstrak siswa maka semakin Hasil Uji Kruskal-Wallis dapat
besar pula prestasi belajar yang ia peroleh, disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang
sebaliknya semakin rendah tingkat berfikir signifikan antara model pembelajaran SSCS
dan model PQ4R dengan tingkat berfikir

53
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

abstrak siswa kategori tinggi dan tingkat kategori rendah dengan tingkat berfikir abstrak
berfikir abstrak siswa kategori rendah terhadap siswa kategori tinggi dan tingkat berfikir
prestasi belajar siswa. abstrak siswa kategori rendah terhadap prestasi
Hipotesis kelima yang berbunyi terdapat belajar siswa.
interaksi antara model pembelajaran SSCS dan Berelson dan Steiner dalam R Angkowo
model pembelajaran PQ4R dengan tingkat dan A Kosasih (2007: 34) berpendapat bahwa
berfikir abstrak siswa kategori tinggi dan ³PRWLYDVL PHUXSDNDQ VXDWX XVDKD VDGDU XQWXN
tingkat berfikir abstrak siswa kategori rendah mempengaruhi prilaku seseorang, agar
terhadap prestasi belajar siswa adalah bahwa PHQJDUDK SDGD WHUFDSDLQ\D WXMXDQ RUJDQLVDVL´
terjadi interaksi antara model pembelajaran Kemudian M. Ngalim Purwanto (1990: 71)
SSCS dan model pembelajaran PQ4R dengan mengatakan motivasi adalah pendorong
tingkat berfikir abstrak siswa kategori tinggi seseorang untuk melakukan suatu usaha yang
dan tingkat berfikir abstrak siswa kategori disadari untuk mempengaruhi tingkah laku,
rendah. Kemudian siswa yang memiliki tingkat agar hatinya tergerak untuk bertindak sehingga
berfikir abstrak siswa kategori tinggi baik PHQFDSDL KDVLO DWDX WXMXDQ WHUWHQWX´
diajarkan menggunakan model pembelajaran Selanjutnya McDonald mengutarakan bahwa
SSCS maupun model pembelajaran PQ4R ³PRWLYDVL DGDODK SHUXEDKDQ HQHUJL GDODP GLUL
memiliki prestasi belajar yang tinggi seseorang yang ditandai dengan munculnya
dibandingkan dengan siswa yang memiliki perasaan (feeling) dan didahului dengan
tingkat berfikir abstrak rendah. adanya tanggapan terhadap adanya tujuan´ (R.
Berpikir abstrak merupakan suatu tipe Angkowo & A. Kosasih, 2007: 34-35).
kecerdasan yang menekankan pada Bobbi dePorter dan Mike Hernacki
kemampuan pemakaian konsep-konsep dan PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´SHPLNLU
simbol-simbol secara efektif dalam abstrak adalah mereka yang suka berpikir
menghadapi situasi-situasi tertentu, terutama dalam konsep dan menganalisa informasi
dalam memecahkan masalah dengan dengan proses logis, rasional dan intelekWXDO´
menggunakan fasilitas verbal, dan lambang- Pemikir abstrak berarti memiliki sifat mampu
lambang bilangan yang dimiliki. Berpikir mengoperasikan simbol-simbol, lambang-
abstrak merupakan tingkat berpikir tingkat lambang dan rumus-rumus, terutama dalam
tinggi bila di lihat dari urutan periode berpikir tingkatan analisis dan interpretasi.
manusia seperti yang dikemukakan oleh Kemampuan berpikir atau bernalar
Piaget. Tingkat berpikir abstrak kadang- secara abstrak seseorang dimulai ketika ia
kadang disebut berpikir formal. Konsep- berusia 11 tahun. Seseorang yang belajar
konsep dasar kecerdasan dari Binet dan dengan kemampuan berpikir abstraknya
Stoddart (2006), keduanya juga menekankan menunjukkan bahwa ia meningkatkan tingkat
pada kemampuan abstraksi. Dalam konsep intelegensinya. Kendler dalam E Mulyasa
Binet unsur abstraksi dalam kecerdasan PHQ\DWDNDQ EDKZD ´LQWHOHJHQVL
terwujud dalam kemampuan memutuskan adalah kemampuan untuk (1) berpikir abstrak,
secara tepat, berpikir secara rasional, dan (2) belajar, atau (3) mengintegrasikan
mempunyai otokritik. Stoddard menganggap pengalaman-pengalaman baru dan
bahwa kemampuan abstraksi merupakan inti mengadaptasikan ke situasi-VLWXDVL EDUX´ +DO
dari kecerdasan. itu menunjukkan bahwa seseorang yang belajar
dengan kemampuan berpikir abstraknya pada
6. Interaksi antara Motivasi Belajar dan dasarnya juga menigkatkan intelegensinya.
Tingkat Berpikir Abstrak terhadap prestasi Berpikir abstrak berada pada tahap berpikir
belajar siswa formal bila ditinjau dari perkembangan
Hasil Uji Kruskal-Wallisdapat berpikir seseorang seperti yang dikemukakan
disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang oleh Piaget di atas. Pada tahap pemikiran
signifikan antara motivasi belajar siswa operasional formal, berkembanglah berpikir
kategori tinggi dan motivasi belajar siswa (reasoning) dan logika dalam memecahkan

54
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

persolan-persoalan yang dihadapi. Pada tahap emosional yang dimiliki seseorang,


ini perkembangan berpikir sudah dapat sebagaimana dapat disimpulkan dari
mencapai abstraksi. kecenderungannya bertingkah laku dengan
orang, barang dan kejadian.
7. Interaksi antara Model Pembelajaran,
Motivasi Belajar dengan Tingkat Berpikir
Abstrak terhadap prestasi belajar siswa Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil uji Kruskal-Willis dapat dikatakan
Dari hasil olah data dapat disimpulkan:
bahwa hipotesis alternative diterima dan
1) ada pengaruh model pembelajaran dengan
hipotesis nol ditolak, sehingga dapat
model SSCS dan model PQ4R terhadap
disimpulkan bahwa terdapat interaksi yang
prestasi belajar; 2) siswa yang motivasi belajar
signifikan antara model pembelajaran SSCS
tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih
dan model pembelajaran PQ4R dengan
baik daripada siswa yang motivasinya rendah;
motivasi belajar siswa kategori tinggi dan
3) Siswa yang tingkat berpikir abstrak tinggi
motivasi belajar siswa kategori rendah dan
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
dengan tingkat berfikir abstrak siswa kategori
dari pada siswa yang tingkat berpikir abstrak
tinggi dan tingkat berfikir abstrak siswa
rendah; 4) terdapat interaksi antara model
kategori rendah terhadap prestasi belajar siswa.
pembelajaran dengan motivasi terhadap
Saifudin Azwar (2002: 13) menyatakan
prestasi belajar siswa; 6) ada interaksi antara
EDKZD ³SUHVWDVL DGDODK KDVLO \DQJ WHODK GLFDSDL
motivasi dengan tingkat berpikir abstrak
ROHK VLVZD GDODP EHODMDU´ 6HGDQJkan Winkel
terhadap prestasi belajar; 7) ada interaksi
PHQJDUWLNDQ EDKZD ³SUHVWDVL DGDODK
antara model pembelajaran, motivasi, dan
EXNWL NHEHUKDVLODQ XVDKD \DQJ GDSDW GLFDSDL´
tingkat berpikir abstrak terhadap prestasi
Jadi prestasi belajar merupakan hasil usaha
belajar
yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses
belajar mengajar. Prestasi dapat dinilai dan
diukur dari segala usaha belajar yang Rekomendasi
dinyatakan dengan simbol, angka huruf Rekomendasi untuk penelitian
maupun kalimat yang mencerminkan hasil selanjutnya adalah dapat mengembangkan
yang telah dicapai siswa. jenis model pembelajaran, metode, dan media
Robert M. Gagne dalam JJ Hasibuan dalam pembelajaran fisika yang lain. Misalnya
dan Moedjiono (1999; 5) mengemukakan memilih metode mengajar yang menarik,
terdapat delapan macam kondisi prestasi inovatif, dan kreatif sehingga pembelajaran
belajar yang kemudian disederhanakan menjadi bermakna. Menerapkan metode
menjadi lima macam kemampuan, yaitu: pembelajaran seharusnya bias
Lima macam kemampuan dalam istilah mengakomodasikan semua siswa yang
prestasi belajar adalah sebagai berikut: (1) mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda
keterampilan intelektual (yang merupakan dan dapat dikembangkan beberapa faktor-
hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan faktor siwa yang lain seperti sikap ilmiah,
skolastis), (2) strategi kognitif, mengatur cara kemampuan matematis, kemampuan
belajar dan berpikir seseorang di dalam arti menggunakan alat ukur, kemampuan analis
seluas-luasnya, termasuk kemampuan dan masih banyak yang lain. Prestasi belajar
memecahkan masalah, (3) informasi verbal, yang diharapkan dapt mengukur aspek
pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak
jarang, (4) keterampilan motorik yang Daftar Pustaka
diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan
menulis, mengetik, menggunakan jangka Angkowo R., A Kosasih. 2007. Optimalisasi Media
sorong, dan sebagainya, (5) sikap dan nilai, Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi,
berhubungan dengan arah serta intensitas Hasil Pembelajaran Dan Kepribadian.
Jakarta: Grasindo.

55
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 49-56)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Baroto, Gogol. 2009. Pengaruh Model


Pembelajaran PBL dan SSCS Ditinjau
dari Kreatifitas dan Intelegensi Siswa.
Thesis: PPs UNS.
De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2009.
Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
Kaifa.
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Gagne, Leslie J. Briggs., Wager, Walters W. 1992.
Principles of Instructional Design. New
York: London: Harcourt Brace Jovanovich
Collage Publisher.
Hadi santoso. 2009. Analisi Korelasi Berdasar
Koofisien Kontingensi C Menurut Cramer
dan Simulasinya. Tesis. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Halliday, Resnick. 1984. Fisika Jilid
1(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Hasibuan Dan Moedjioono. 1999. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya .
Made Pidarta. 1990. Cara Belajar Mengajar di
Universitas Negri Maju, (Jakarta: Bumi
Aksarah)
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Pizzini, E. L. 1996. Implementation Handbook for
The SSCS Problem Solving Instructional
Model. Iowa: The University of Iowa.
Saifuddin Azwar. 2002. Tes Prestasi (Fungsi Dan
Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soemarsono. (2007). Strategi Belajar Mengajar.
Surakarta; Sebelas Maret University Press
Stoddard. (1949). The Meaning Intellegence. New
York: Mc.Milan
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Winkel, Ws. (1983). Psikologi Pengajaran. Jakarta:
Gramedia.

56

Anda mungkin juga menyukai