Anda di halaman 1dari 158

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS

KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) PADA MATERI


MOMENTUM DAN IMPULS DI KELAS X SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Isnaini Sandy Harnum


NIM. 1605111533

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
RINGKASAN

Perangkat pembelajaran sangat penting bagi seorang guru, karena


perangkat tersebut merupakan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran di kelas. Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan
pengembangan perangkat pembelajaran di setiap sekolah belum terlaksana dengan
maksimal. Perangkat pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar hanya
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dirancang oleh guru
masih menampilkan kegiatan pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher
center). Guru tidak menggunakan perangkat pembelajaran seperti LKPD yang
dapat membuat peserta didik menjadi lebih tertarik dalam belajar. Oleh karena itu,
diperlukan solusi atas masalah ini, salah satunya adalah mengembangkan
perangkat pembelajaran berbasis kooperatif tipe Course Review Horay (CRH).
Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran berbasis kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) pada materi
momentum dan impuls kelas X SMA dan mengetahui validitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
yaitu dapat digunakan sebagai model atau acuan untuk membuat perangkat
pembelajaran yang inovatif serta dapat dijadikan sebagai landasan dalam proses
pembelajaran pada materi momentum dan impuls kelas X SMA sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau. Waktu penelitian dilaksanakan bulan September 2020 pada
semester genap tahun ajaran 2019/2020. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan model
pengembangan 4-D yaitu define, design, develop, and dissemination untuk
menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran. Penelitian pengembangan
ini hanya sampai tahap develop (pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

i
ini hanya bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang layak
digunakan oleh para pendidik. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil Belajar. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan telah diuji kelayakannya oleh dosen ahli atau validator.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata validitas Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan tes
hasil belajar secara keseluruhan yaitu 3,36 dengan kategori sangat tinggi dan
dinyatakan valid. Hasil validitas masing-masing perangkat pembelajaran
memperoleh hasil validitas RPP Pertemuan 1, Pertemuan 2 dan Pertemuan 3
yaitu (3,48, 3,47 dan 3,39) dengan kategori sangat tinggi dan dinyatakan valid.
Hasil validitas LKPD 01, LKPD 02 dan LKPD 03 yaitu (3,33, 3,23 dan 3,31)
dengan kategori LKPD 01 dan LKPD 03 sangat tinggi, kategori LKPD 02 tinggi
dan dinyatakan valid. Hasil validitas tes hasil belajar yaitu 3,33 dengan kategori
sangat tinggi dan dinyatakan valid .

Berdasarkan hasil analisis data yang di dapat dari penelitian yang


dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan perangkat
pembelajaran berbasis kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) pada materi
momentum dan impuls kelas X SMA dinyatakan valid oleh validator dengan hasil
yang diperoleh dengan kategori sangat tinggi dan dapat dijadikan bahan ajar pada
proses pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis
hanya sampai pada tahap pengembangan (development). Maka penulis
merekomendasikan agar penelitian ini bisa dilanjutkan dan diterapkan dalam
pembelajaran disekolah.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan


kepada Allah atas limpahan rahmad, nikmat, dan karunia-Nya berupa kesehatan,
kemudahan, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kooperatif tipe
Course Review Horay (CRH) Pada Materi Momentum dan Impuls di Kelas X
SMA”. Shalawat beriringkan salam, kita persembahkan dan hadiahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW, semoga dengan kita bershalawat kepada
beliau, kita mendapat syafa’at di Yaumul Mahsyar nanti. Aamiin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, saran,


masukan serta sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Nur Islami, S.Si., MT dan Ibu Dr. Yennita, S.Si., M.Si
sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktu, memberikan saran, dan masukan serta membimbing penulis sejak
awal penulisan proposal hingga penyelesaian tugas akhir.
2. Bapak Dr. Fakhruddin, S.Si. MT selaku Koordinator Prodi Pendidikan Fisika
FKIP UNRI yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNRI yang
telah membimbing penulis untuk menimba ilmu dan memberikan kritik dan
saran yang membangun bagi penulis.
4. Bapak dan Ibu validator yang bersedia memberikan penilaian terhadap
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan memberikan saran untuk
perbaikan produk (perangkat pembelajaran) yang dirancang.
5. Orang tua, keluarga, sahabat serta teman-teman yang senantiasa memberikan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

iii
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini,
namun penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.

Pekanbaru, Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

RINGKASAN ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.5 Defenisi Operasional .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Hakikat Pembelajaran Fisika di SMA..................................................... 7
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................. 8
2.3 Tipe Course Review Horay (CRH) ....................................................... 11
2.4 Teori Belajar Konstruktivisme .............................................................. 15
2.5 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika.................................... 16
2.6 Model Pengembangan 4D ..................................................................... 22
2.7 Validitas ................................................................................................ 25
2.8 Materi Momentum dan Impuls ............................................................. 26
2.9 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan................................................... 29
2.10 Kerangka Konseptual ............................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 32
3.2 Model Pengembangan ........................................................................... 32
3.3 Prosedur Pengembangan ....................................................................... 32
3.4 Subjek Uji Coba .................................................................................... 37
3.5 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 37
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 37
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 39
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 53
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 58
5.2 Rekomendasi ......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
v
LAMPIRAN ....................................................................................................... 65

vi
DAFTAR TABEL

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 10


2.2 Perhitungan Skor Individu ............................................................................ 11
2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok ................................................................... 11
3.1 Kategori Skala Likert .................................................................................... 38
3.2 Kategori Validitas ......................................................................................... 38
4.1 Pemetaan KI, KD, dan IPK Materi Momentum dan Impuls ......................... 42
4.2 Saran Validator dan Revisi Produk RPP ....................................................... 47
4.3 Saran Validator dan Revisi Produk LKPD ................................................... 49
4.4 Saran Validator pada Tes Hasil Belajar Kognitif .......................................... 50
4.5 Hasil Validasi RPP ........................................................................................ 51
4.6 Hasil Validasi LKPD .................................................................................... 52
4.7 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar ................................................................... 52

vii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Peta Konsep Materi Momentum dan Impuls................................................. 28


2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................................... 30
3.1 Tahapan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4D....................... 33
4.1 Bagan Materi Momentum dan Impuls Tiap Pertemuan ................................ 41
4.2 Desain RPP.................................................................................................... 44
4.3 Desain LKPD ................................................................................................ 45
4.4 Desain Tes Hasil Belajar Kognitif ................................................................ 46
4.5 Hasil Penelitian Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kooperatif Tipe
CRH .............................................................................................................. 51

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ............................................................................................................ 66
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................... 70
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ............................................................. 82
4. Kisi-Kisi Soal ................................................................................................. 92
5. Soal Ulangan Momentum dan Impuls .......................................................... 103
6. Lembar Instrumen Validasi .......................................................................... 109
7. Data Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe
Course Review Horay (CRH) ....................................................................... 116
8. Data Validator Penelitian ............................................................................. 136

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013
yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas peserta didik Indonesia agar
mampu bersaing di masa mendatang. Kurikulum 2013 menuntut peserta didik
berfikir ilmiah, menemukan konsep sendiri serta melaksanakan penilaian
berbasis kompetensi.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang berhubungan dengan
perilaku dan struktur benda. Tujuan utama semua sains termasuk fisika
adalah usaha untuk mencari keteraturan dalam pengamatan manusia pada
alam sekitar (Giancoli, 2005). Fisika bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan
konsep dan prinsip tersebut dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif
dan kauntitatif (Erlina, Jatmiko, dan Wicaksono, 2015).
Belajar fisika berarti berlatih untuk memahami konsep fisika,
memecahkan serta menemukan mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Peserta didik akan lebih mudah menerapkan masalah fisika dalam kehidupan
sehari-hari dengan memahami konsep fisika. Siswa SMA jurusan IPA
mempunyai beberapa mata pelajaran wajib, diantaranya biologi, kimia, fisika,
dan matematika. Dari keempat mata pelajaran IPA tersebut tentunya memiliki
kesulitan yang berbeda-beda, tetapi ada satu mata pelajaran yang dinilai
paling sulit dan kurang disenangi siswa, yaitu fisika (Tsabit Bisma Yunas dan
Mira Aliza Rachmawati, 2018). Menurut Salpan (2018), salah satu alasan

1
2

bahwa mata pelajaran fisika itu sulit dan menjemukan oleh sebagian besar
siswa karena fisika banyak memuat rumus-rumus matematis. Siswa
mengganggap bahwa pembelajaran fisika hanya berisi teori dan rumus-rumus
yang dihapal, akan tetapi fisika memiliki banyak konsep yang harus dipahami
dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Darly Hanna, Sutarto,
dan Alex Harijanto, 2016).
Hal yang harus dipersiapkan guru sebelum kurikulum 2013 diterapkan
dalam pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dapat mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran (Melva Yola dkk, 2016). Perangkat
pembelajaran dapat berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil Belajar.
Perangkat pembelajaran berupa silabus telah disediakan oleh pemerintah
sedangkan RPP, LKPD dan Tes Hasil Belajar belum disediakan oleh
pemerintah. Guru harus merancang perangkat pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Perangkat pembelajaran harus
disusun sebaik mungkin oleh guru agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan peserta
didik.
Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan pengembangan perangkat
pembelajaran di setiap sekolah belum terlaksana dengan maksimal karena
banyak guru yang masih kebingungan dan cenderung apa adanya (Wahyu
Sekti dkk, 2017). Perangkat pembelajaran yang digunakan guru masih kurang
memadai dan terbatas. Perangkat pembelajaran yang digunakan guru saat
mengajar hanya berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang
dirancang oleh guru masih menampilkan kegiatan pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher center). Pembelajaran yag berpusat pada guru
membuat siswa menjadi lebih pasif di sekolah karena guru tidak
menggunakan perangkat pembelajaran seperti LKPD yang dapat membuat
siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. Oleh karena itu, guru harus
membuat perangkat pembelajaran yang menarik agar pembelajaran tidak
3

terasa monoton dan membosankan sehingga dapat meningkatkan keaktifan


peserta didik.
Pengembangan perangkat pembelajaran harus disesuaikan dengan model
pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan harus mampu
membuat peserta didik terlibat secara aktif antara peserta didik dengan
peserta didik sehingga peserta didik merasa tertantang dalam proses
pembelajaran dan dapat menemukan konsep secara mandiri dari materi yang
diajarkan. Maka dari itu dapat diterapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay (CRH).
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis
yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap
mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai
pemecahan masalah yang kompleks. Pada tipe CRH aktivitas belajar lebih
banyak berpusat pada siswa. Suasana belajar dan interaksi yang
menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa
tidak merasa tegang dan bosan dalam mengikuti pelajaran (Eli Pri Maharani
dkk, 2013).
Salah satu materi fisika yang banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik adalah momentum dan impuls. Model pembelajaran
kooperatif tipe CRH merupakan salah satu model yang cocok digunakan
untuk mengajarkan materi momentum dan impuls karena penerapan konsep
dari materi momentum dan impuls banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari sehingga memudahkan peserta didik memahami materi momentum dan
impuls secara nyata.
Keberhasilan pembelajaran yang dicapai dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe CRH ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti,
diantaranya Nuzula Dwi Astuti (2017) yang menunjukkan bahwa terjadinya
peningkatan rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang menggunakan model
pembelajaran tipe CRH dengan kelompok siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional dan penelitian yang dilakukan oleh Maria Dewati
4

(2015), Muhammad Tawil (2007) dan Ali (dalam I Putu Eka Wiilantara,
2005) menemukan bahwa kemampuan berpikir formal mempunyai korelasi
positif dengan hasil belajar fisika. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kemampuan berpikir formal siswa, makin tinggi hasil belajar fisika.
Lely Safitri Ritonga dan Ratna Tanjung (2014) juga menemukan bahwa ada
perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akibat
pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CRH.
Rukmanda Dias Aksiwi dan Endra Murti Sanggoro (2014) menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CRH dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari meningkatnya jumlah siswa
yang memperoleh nilai postest minimal sama dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, peneliti tertarik
melakukan penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran denga
judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe
Course Review Horay (CRH) Pada Materi Momentum dan Impuls di Kelas X
SMA”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan kerangka konseptual
yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka secara umum rumusan masalah
penelitian adalah:
1. Bagaimana rancangan perangkat pembelajaran berbasis kooperatif tipe
CRH pada materi momentum dan impuls yang dikembangkan?
2. Bagaimanakah validitas perangkat pembelajaran fisika berbasis kooperatif
tipe CRH pada materi momentum dan impuls yang dikembangkan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Merancang perangkat pembelajaran fisika berbasis kooperatif tipe CRH
pada materi momentum dan impuls.
5

2. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis kooperatif tipe CRH


yang valid pada materi momentum dan impuls.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Bagi siswa, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar
serta pola berpikir kritis siswa yang nantinya akan berpengaruh pada hasil
belajar siswa terutama pada materi momentum dan impuls.
2. Bagi guru, sebagai panduan dalam meningkatkan perangkat pembelajaran
pada materi yang lain dan dapat mempermudah dalam menyampaikan
materi.
3. Bagi peneliti, sebagai bekal yang nantinya bisa diterapkan dalam
pembelajaran fisika di sekolah dan pengalaman serta menjadi dasar dalam
rangka terus melakukan pengembangan dan pembaharuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa.

1.5 Definisi Operasional


Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap maksud dari
pengembangan ini, maka didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Momentum dan Impuls
Pengembangan perangkat pembelajaran fisika adalah serangkaian
kegiatan atau proses yang dilakukan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran fisika. Pada penelitian ini yang dikembangkan adalah
perangkat pembelajaran berbasis kooperatif tipe CRH pada materi
momentum dan impuls di kelas X SMA, terdiri dari RPP, LKPD, dan Tes
Hasil Belajar.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe CRH
Model pembelajaran kooperatif tipe CRH merupakan suatu rancangan
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan
kegiatan yang menyenangkan, dimana kelas didesain untuk bermain
sambil belajar dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
6

kepada siswa, kemudian yang berhasil menjawab pertanyaan akan


berteriak horay atau yel-yel mereka.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

2.1 Hakikat Pembelajaran Fisika di SMA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep terorganisasi tentang alam dan sekitarnya
yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Proses ini
antara lain meliputi penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Mata
Pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan
keterampilan sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta mengajarkan siswa untuk
mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan
IPA lebih menerapkan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi, mengerti dan
memahami alam sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2004).
Young (2002) mengatakan fisika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat
eksperimental. Fisikawan mengamati fenomena alam dan berusaha
menemukan pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena ini,
pola ini disebut teori fisika atau sudah benar terbukti dan digunakan secara
luas disebut hukum atau prinsip fisika. Fisika bukanlah sekedar kumpulan
fakta atau prinsip, fisika adalah proses yang membawa pada prinsip-prinsip
umum yang mendeskripsikan bagaimana prilaku dunia fisik. Sedangkan
Giancoli (2001) mengatakan bahwa fisika adalah ilmu pengetahuan yang
paling mendasar, karena berhubungan dengan prilaku dan struktur benda.
Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu suatu
ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam, serta
berusaha untuk mengungkapkan segala rahasia dan hukum semesta. Objek
IPA meliputi asal-usul alam dengan segala isinya, serta proses, mekanisme
dan karakter benda-benda maupun peristiwa-peristiwa alam. Fisika lebih
mengkhususkan diri untuk mempelajari karakter, gejala dan peristiwa yang
terjadi atau terkandung dalam benda-benda mati atau benda-benda yang tidak
melakukan pengembangan diri. Ilmu ini timbul dan berkembang sebagai

7
8

akibat dari rasa ingin tahu manusia tentang segala sesuatu yang dapat diamati
atau dirasakan oleh panca indra (Depdiknas, 2006).
Berdasarkan Depdiknas (2006) tujuan dan fungsi adanya mata pelajaran
fisika di SMK adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berupa :
1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari aturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerja sama dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan
data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang
dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswa belajar setiap mata
pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan
masalah yang kompleks. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama
lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil
belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, siswa dengan
latar belakang suku berbeda yang ada dikelas, dan siswa penyandang cacat
bila ada (Muhammad Nur, 2011).
9

Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan


kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2009). Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif menurut Muslimin Ibrahim (2000) adalah:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah, bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari latar
belakang sosial yang berbeda.
3. Penghargaan berorientasi pada kelompok. Penghargaan diberikan untuk
memotivasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam membantu temannya.
Sedangkan bagi teman yang berkemampuan rendah berusaha untuk belajar
dengan giat hingga mendapat penghargaan yang terbaik.

Menurut Johnson (dalam Endang Mulyatiningsih, 2010) menegaskan


bahwa pembelajaran kooperatif memiliki lima elemen dasar yaitu:
a. Positive interdependence, yaitu peserta didik harus mengisi tanggung
jawab belajarnya sendiri dan saling membantu dengan anggota lain dalam
kelompoknya;
b. Face to face interaction, yaitu peserta didik memiliki kewajiban untuk
menjelaskan apa yang dipelajari kepada peserta didik lain yang menjadi
anggota kelompoknya;
c. Individual accountability, yaitu masing-masing peserta didik harus
menguasai apa yang menjadi tugas dirinya di dalam kelompok;
d. Social skill, yaitu masing-masing anggota harus mampu berkomunikasi
secara efektif, menjaga rasa hormat dengan sesama anggota dan bekerja
bersama untuk menyelesaikan konflik;
e. Group processing, kelompok harus dapat menilai dan melihat bagaimana
tim mereka telah bekerjasama dan memikirkan bagaimana agar dapat
memperbaikinya.
10

Pada pembelajaran kooperatif terdapat 6 fase/sintaks/tahapan. Fase


tersebut dapat terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1 : Present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyampaikan tujuan dan memepersiapkan peserta didik siap
mempersiapkan peserta didik. belajar.
Fase 2 : Present information Mempresentasi informasi kepada
Menyajikan informasi. peserta didik secara verbal.
Fase 3 : Organize students into Memberikan penjelasan kepada
learning peserta didik tentang tata cara
Mengorganisir peserta didik ke pembentukan tim belajar dan
dalam tim-tim belajar. membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien.
Fase 4 : Assist team work and Membantu tim-tim belajar selama
study peserta didik mengerjakan tugasnya.
Membimbing kerja tim dan
belajar
Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik
Mengevaluasi mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 : Provide recognition Mempersiapkan cara untuk mengakui
Memberikan pengakuan atau usaha dan prestasi individu maupun
penghargaan kelompok.
Sumber : Agus Suprijono (2009).
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru
dengan melakukan tahap-tahapan sebagai berikut :
a. Menghitung Skor Individu
Perhitungan skor tes individu bertujuan untuk menentukan nilai
perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat
yaitu skor kuis melewati skor awal mereka. Nilai perkembangan individu
dihitung berdasarkan selisih perolehan skor awal dengan skor kuis pada
setiap kali pertemuan. Selisih skor tersebut dijadikan patokan untuk
menentukan perolehan poin yang akan disumbangkan setiap anggota
kelompok terhadap kolompok masing-masing berdasarkan kriteria yang
11

ditentukan. Menurut Slavinam dalam Trianto (2010) untuk memberikan


skor perkembangan individu dihitung seperti Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Perhitungan Skor Individu
Skor
Nilai Tes
Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin
10 sampai 1 poin dibawah skor awal 10 poin
Skor sampai 10 poin diatas skor awal 20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin
Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal) 30 poin
Sumber : Trianto (2010)
b. Menghitung Skor Kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah
anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok
seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat
0 x 5 -
5 x 15 Tim Baik
15 x 25 Tim Hebat
25 x 30 Tim Super
Sumber : Ratuman dalam Trianto (2010)

2.3 Tipe Course Review Horay (CRH)


2.3.1 Pengertian Course Review Horay (CRH)
Pada tipe CRH aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa.
Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih
menikmati pelajaran sehingga siswa tidak merasa tegang dan bosan
dalam mengikuti pelajaran (Eli Pri Maharani dkk, 2013). Menurut Sulis
Setiana (2012) CRH adalah model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan.
12

Menurut Dwitantra (2010) “Model pembelajaran Course Review


Horay (CRH) adalah suatu metode pembelajaran dengan pengujian
pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk
menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar
langsung berteriak horay”. Sedangkan menurut Imran (dalam
Malechah, 2011) “Model pembelajaran CRH merupakan suatu model
pembelajaran dengan penguji pemahaman menggunakan kotak yang
diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
mendapatkan tanda benar vertikal atau horizontal, atau diagonal
langsung berteriak horay”.
Berbekal dari pengertian para ahli diatas disimpulkan bahwa tipe
CRH adalah suatu model atau disain pembelajaran untuk menguji
pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games yang mana jika
siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak “horey”.
Model pembelajaran tipe CRH juga merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif
dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep
yang dipelajari secara mudah. Model pembelajaran tipe CRH ini juga
merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih
menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam
model pembelajaran tipe CRH ini, apabila siswa dapat menjawab secara
benar maka siswa tersebut diwajibkan meneriakkan kata “horey”
ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok
maupun individu siswa itu sendiri.
Model pembelajaran tipe CRH juga merupakan suatu model
pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal
dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah
dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan
13

jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus
berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.
Dalam aplikasinya model pembelajaran tipe CRH tidak hanya
menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik.
Course Review Horay sebagai salah satu proses “learning to know,
learning to do, learning to be and learning to live together” untuk
mendorong terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik
(Suprijono, 2010). Melalui pembelajaran CRH diharapkan dapat
melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembetukan
kelompok kecil.
Dari teori diatas maka pembelajaran yang dilakukan untuk menguji
pemahaman konsep siswa maka dipilih menggunakan soal dimana
jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi
nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau
tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak “horay”
atau menyanyikan yel-yel kelompoknya.
Dalam setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan ataupun
kelebihannya masing-masing. Kelebihan tipe CRH yaitu:
a. Pembelajaran lebih menarik
Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran tipe CRH siswa
akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan
disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games
ataupun simulasi lainnya.
b. Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran
Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau
simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan
dengan materi yang akan disampaikan guru.
c. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau
game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa
menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan
oleh guru.
14

d. Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih


menyenangkan
Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila
metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh
karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran tipe CRH
mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah
Dasar yang notabene masih ingin bermain-main.
e. Adanya komunikasi dua arah
Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan
baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif
dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa
akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

Sementara kekurangan tipe CRH adalah:


a. Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan
Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak
mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam
satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa
yang aktif dan yang tidak aktif.
b. Adanya peluang untuk berlaku curang
Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik
apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan per-
kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya
kecurangan sangat besar. Untuk mengatasi kekurangan dari model
pembelajaran tipe CRH maka guru memperhatikan atau mengontrol
setiap siswa dalam kelompok, kemudian semua diarahkan untuk
aktif untuk mendapatkan nilai sebagai individu.

2.3.2 Langkah-Langkah Tipe CRH


Sebagaimana tipe pada model pembelajaran lainnya, tentu tipe CRH
ini juga memiliki langkah-langkah pembelajaran. Menurut Adi Wijaya
15

(2007), langkah-langkah metode Course Review Horay adalah sebagai


berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi.
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kotak berisi
soal sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai
dengan yang ditentukan guru.
5. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban
didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda
(x).
6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horizontal, atau
diagonal harus berteriak “horay” atau yel-yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak
berteriak “horay”.
8. Penutup.

2.4 Teori Belajar Konstruktivisme


Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah
bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan sesuatu
benda, bukan tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang
akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan
membentuknya, seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena
itu, Piaget menyatakan secara ekstrem bahwa pengetahuan tidak dapat
ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan
membentuknya sendiri (Suparno, 2001).
Menurut Trianto (2007), teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami
16

dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa harus bekerja memecahkan


masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya berusaha dengan susah
payah dengan ide-ide.
Prinsip dari teori konstruktivis ini adalah guru tidak hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa, melainkan siswa harus membangun
pengetahuannya sendiri. Guru dapat memberikan kemudahan bagi siswa
untuk menemukan strategi belajar siswa sendiri, memberikan kesempatan
siswa untuk menemukan ide-ide yang berasal dari pemikirannya sendiri.
Menurut teori Piaget (Gasong, 2018) proses belajar terjadi melalui tahap-
tahap sebagai berikut.
1. Asimilasi, yaitu proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur
kognitif siswa.
2. Akomodasi, yaitu proses penyesuaian struktur kognitif siswa dengan
pengetahuan baru.
3. Ekuilibrasi, yaitu proses penyeimbangan mental setelah terjadi proses
asimilasi dan akomodasi.

2.5 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika


Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi (Saiful dan Aswan, 2006).
Seorang guru dalam mengajar sangatlah diharapkan untuk memenuhi
sejumlah komponen tersebut agar pembelajaran dapat terlaksana sesuai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud No.22 Tahun 2016, perencanaan
pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan model ataupun metode
pembelajaran yang digunakan.
17

Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari,


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), dan Tes Hasil Belajar peserta didik.
1. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud (2016)
pada silabus harus memuat.
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejurusan).
b. Tema (Khusus SD/MI/SDLB/Paket A).
c. Identitas sekolah, meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.
d. Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategori mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan
mata pelajaran.
e. Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan mata pelajaran.
f. Materi pokok yang memuat fakta, konsep, dan prinsip prosedur yang
relevan yang tertulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
g. Pembelajaran, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.
i. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Setiap guru
18

diwajibkan untuk membuat dan menyusun RPP secara lengkap dan


sistematis agar pembelajaran berlangsung menyenangkan, interaktif, dan
sistematis. RPP disusun berdasarkan KD yang dilaksanakan satu kali
pertemuan atau lebih disesuaikan dengan materi pembelajaran yang mau
diajarkan.
Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, komponen RPP terdiri
atas:
a. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan.
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema.
c. Kelas/semester.
d. Materi pokok.
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
g. Kompetensi dasar dan indikator ketercapaian kompetensi.
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai.
j. Media pembelajaran, berupa alat bantuk proses pembelajaran untuk
mencapai materi pembelajaran.
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
19

Langkah-langkah pembelajaran dimulai dari tahap pendahuluan, tahap


inti, dan tahap penutup serta penilaian hasil belajar (Permendikbud, 2016).
Tahap pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpastisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
Tahap inti adalah proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup untuk peserta didik menuangkan
pendapatnya, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilakukan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti dilakukan
secara sistematis agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Tahap penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
ataupun kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan.

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang awalnya dikenal dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS). LKPD adalah kumpulan dari lembaran yang
berisikan kegiatan peserta didik yang memungkinkan peserta didik
melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah terhadap persoalan yang
dipelajar. LKPD berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan
memudahkan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Menurut
Suyatno (2011), LKPD berisi alat, bahan, dan prosedur kerja. Selama ini,
penggunaan LKPD merupakan salah satu cara yang membantu peserta
didik untuk lebih aktif mengkonstruk pengetahuannya sesuai tuntutan
dalam Kurikulum 2013 (Widy dkk, 2016). Menurut Prastowo (2014),
LKPD adalah bahan ajar yang dapat mengurangi paradigma teacher
centered menjadi student centered sehingga peserta didik akan lebih aktif.
20

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan LKPD, yaitu:
a. Syarat didaktik, yaitu berhubungan dengan pemakaian LKPD yang
bersifat universal, dapat digunakan peserta didik yang mudah dan susah
mengerti dalam pembelajaran. LKPD menekankan pada proses untuk
menemukan konsep dan mampu mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, moral, dan estetika peserta didik. Pengalaman
belajar peserta didik ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi
peserta didik (intelektual, emosional, dan sebagainya), bukan
ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
b. Syarat konstruktif, yaitu berhubungan dengan penggunaan bahasa,
struktur kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam
penyusunan LKPD.
c. Syarat teknis, yaitu berhubungan dengan penulisan kalimat,
penggunaan gambar, dan penampilan desain LKPD yang didesain
semenarik mungkin untuk peserta didik.

Menurut Prastowo (dalam Umbaryati, 2016) manfaat LKPD adalah


sebagai berikut:
a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang
dipelajari dan menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
melalui kegiatan belajar secara sistematis.

4. Instrumen Tes Hasil Belajar Kognitif


Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan
mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotor yang diperoleh peserta
didik dari proses pembelajaran (Nana, 2009). Hasil belajar bisa dilihat dari
21

perubahan tingkah perilaku yang diperoleh dari pembelajaran setelah


mengalami aktivitas belajar (Widhiatari, 2012). Menurut Mappease (2009)
hasil belajar adalah perbuatan yang terarah dalam menyelesaikan tugas-
tugas belajar.
Anderson dan Krathwohl (2010) membagi kawasan kognitif terdiri dari
enam tingkatan dengan aspek yang berbeda-beda. Keenam tingkatan
tersebut adalah:
a. Mengingat (C1)
Mengingat merupakan kemampuan memperoleh kembali
pengetahuan yang relevan dan memori jangka panjang. C1 ini terdiri
dari proses kognitif kemampuan mengenal kembali dan mengingat.
b. Memahami (C2)
Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan
pembelajaran dan mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan dan
tulisan. C2 ini terdiri dari proses kognitif kemampuan
menginterpretasikan, memberi contoh, mengklarifikasikan,
menyimpulkan, menduga, membandingkan, dan menjelaskan.
c. Menerapkan (C3)
Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah. C3 ini terdiri dari proses kognitif kemampuan
melakukan dan menerapkan.
d. Menganalisis (C4)
Menganalisis adalah kemampuan untuk memecahkan suatu kesatuan
menjadi bagian-bagian dan menetukan bagaimana bagian-bagian
tersebut dihubungkan keterkaitannya satu dengan yang lain, atau bagian
tersebut dengan keseluruhannya.
e. Mengevaluasi (C5)
Menilai adalah kemampuan melakukan penilaian terhadap apa yang
dipelajari. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kriteria dan standar
tertentu.
22

f. Mencipta (C6)
Mencipta adalah kemampuan menggeneralisasikan ide baru, produk
atau cara pandang yang baru dari suatu kejadian. Mencipta berarti
meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh
sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau fungsional.

2.6 Model Pengembangan 4-D


Desain model 4D dikemukakan oleh Thiagarajan pada tahun 1974 yang
digunakan untuk alur pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan
model 4D merupakan singkatan dari define, design, develop, and disseminate
(Sugiyono, 2019). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap
dijelaskan sebagai berikut.
1. Define (Pendefinisian)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat dari pengembangan, sehingga pada tahap ini
sering disebut analisis kebutuhan, yaitu analisis awal, analisis konsep,
analisis tugas, dan analisis tujuan.
a. Analisis awal
Pada tahap ini, dilakukan diagnosis awal untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. analisis awal dilakukan untuk
mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan. Pada tahap ini
dimunculkan fakta-fakta dan alternatif penyelesaian sehingga
memudahkan untuk menentukan langkah awal dalam pengembangan.
b. Analisis konsep
Analisis konsep ini bertujuan menentukan isi materi yang akan
diajarkan. Analisis konsep dibuat peta konsep pembelajaran yang
digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi, dengan cara
mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama
materi.
23

c. Analisis tugas
Pada tahap ini menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai
peserta didik agar peserta didik dapat mencapai indikator pencapaian
kompetensi.
d. Analisis tujuan
Analisis tujuan dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian
pembelajaran yang didasarkan analisis materi dan analisis kurikulum.
Dengan adanya analisis tujuan ini peneliti dapat mengetahui apa saja
yang akan ditampilkan, menentukan kisi-kisi soal, dan menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Design (Perancangan)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefenisian, langkah
selanjutnya yaitu tahap perancangan. Tahap perancangan bertujuan untuk
merancang perangkat pembelajaran. tahap perancangan menjadi 4 langkah,
yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan
perancangan awal.
a. Penyusunan tes
Penyusunan tes dilakukan berpatokan dengan menghubungkan tahap
pendefenisian dengan tahap perancangan. Acuan patokan disusun
berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran kemudian selanjutnya
disusun kisi-kisi Tes Hasil Belajar. Tes dikembangkan disesuaikan
dengan jenjang kemampuan kognitif peserta didik.
b. Pemilihan media
Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuannya untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu faktor kemudahan di
dalam penyediaan peralatan yang diperlukan juga harus
dipertimbangkan dan dapat disesuaikan dengan hasil dari tahap define
(pendefenisian) sehingga memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran.
24

c. Pemilihan format
Pemilihan formaat dimaksud untuk mendesain atau merancang isi
pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran,
dan sumber belajar. Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria
menarik, memudahkan, dan membantu dalam pembelajaran.
d. Rancangan awal
Rancangan awal adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran
yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. Dalam tahap
rancangan ini, peneliti sudah membuat produk awal (prototype) atau
rancangan produk.

3. Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu penilaian
ahli dan uji pengembangan. Penilaian ahli adalah teknik untuk
memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan
ini dilakukan evaluasi oleh ahli bidangnya dan saran-saran yang diberikan
oleh validator direvisi sebagai perbaikan produk. Sedangkan uji
pengembangan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek
yang sesungguhnya. Pada uji coba ini dicari data respon, reaksi atau
komentar dari sasaran penggunaan produk. Setelah produk diperbaiki
kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.

4. Disseminate (Penyebaran)
Tahap penyebaran merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada lebih luas. Tahap penyebaran ini dibagi menjadi 4
fase, yaitu pengujian validitas, pengemasan, difusi, dan adopsi.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari model 4D. Dibawah ini
adalah kelebihan dari model 4D.
a. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran.
b. Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis.
25

c. Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum


dilakukan uji di lapangan perangkat pembelajaran sudah direvisi
berdasarkan penilaian, saran, dan masukan para ahli.

Sedangkan kekurangan dari model 4D adalah salah satunya tidak ada


kejelasan mana yang harus didahulukan antara tahap analisis konsep dan
analisis tugas.

2.7 Validitas
Menurut Sugiyono (2015), instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
istrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yamh seharusmya
diukur. Proses kegiatan untuk menilai rancangan produk disebut validitas.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
dirancang tersebut.
Menurut Sugiyono (2015), ada 3 cara pengujian validitas yang digunakan
untuk penelitian, yaitu pengujian validitas konstrak, pengujian validitas isi,
dan pengujian validitas eksternal.
a. Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli.
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Setelah pengujian konstrak dari ahli dan
berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan
dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicoba pada sampel dari
mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian
validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
26

b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity)


Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstrak
dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument
atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable
yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi
instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan
sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di
lapangan. Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi
yang diteliti.

2.8 Materi Momentum dan Impuls


Berdasarkan kurikulum 2013 maka materi pelajaran momentum dan
impuls pada kelas X Sains dijabarkan sebagai berikut:
Kompetensi Inti :
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
degan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
27

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar:
3.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum,
misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana.

Peta konsep materi momentum dan impuls kelas X seperti pada Gambar 2.1.
28

Gaya

ditentukan
oleh faktor

Momentum menyebabkan Impuls


Linear perubahan

Jika tak ada ditentukan


gaya luar oleh faktor
berlaku
didefinisikan Lama gaya
sebagai hasil Hukum bekerja
kali Kekekalan
Momentum

Misalnya
pada
Massa Kecepatan

Tumbukan Secara Lenting


dapat umum sebagian
bersifat
dapat
Faktor
bersifat kelentingan
dinyatakan
Tetap Berubah oleh
dengan
waktu
Lenting Tak Lenting
Koefisien
restitusi

Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Momentum dan Impuls


29

2.9 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:


1. Penelitian ini dilakukan oleh Melina Djayanti dan Euis Ismayati yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
GI Dengan Strategi Course Review Horay”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dengan model kooperatif
tipe GI dengan strategi Course Review Horay dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak
pada model pembelajaran yang digunakan sama. Perbedaannya yaitu
penelitian yang dilakukan terdahulu menggunakan Tipe GI (Group
Investigation), sedangkan penelitian saya menggunakan Tipe Course
Review Horay.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Isnaini Rizqi Sari dan Puput Wanarti
Rusimamto yang berjudul “Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Standar Kompetensi Merawat
Peralatan Rumah Tangga Listrik Di SMK Negeri 2 Surabaya”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai hasil belajar dari kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CRH lebih baik dari
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak
pada model pembelajaran yang digunakan sama. Perbedaannya yaitu
penelitian yang dilakukan terdahulu pada standar kompetensi merawat
peralatan rumah tangga listrik di SMK, sedangkan penelitian saya pada
materi momentum dan impuls di SMA.
30

2.10 Kerangka Konseptual


Kerangka pemikiran peneliti yang dituangkan ke dalam kerangka
konseptual ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Materi Hakikat
Momentum Pembelajaran
dan Impuls Fisika
Perangkat Pembelajaran
Fisika Berbasis Kooperatif
Tipe CRH
Teori
Teori
Konstruktivisme
Perangkat
Pembelajaran
Model 4D

Validitas

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa perangkat


pembelajaran fisika berbasis kooperatif tipe CRH dibangun dengan
menggunakan model pengembangan desain intruksional 4D yang
mengintegrasikan berbagai elemen kajian teoritis, seperti hakikat
pembelajaran fisika, teori konstruktivisme, teori perangkat pembelajaran, dan
materi momentum dan impuls (penjelasan kajian teoritis dapat dilihat di bab
II).
Perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan berbasis kooperatif
tipe CRH menerapkan teori konstruktivisme. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil Belajar Peserta Didik.
Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model pengembangan
4D, yaitu Define, Design, Development, and Dissemination, tetapi tahap
Dissemination tidak dilakukan, yang dilakukan sampai tahap Development
(pengembangan) saja. Proses pengembangan perangkat pembelajaran yang
31

dikembangkan melalui proses validasi perangkat pembelajaran (RPP, LKPD,


dan Tes Hasil Belajar) yang dilakukan oleh validator dengan memperhatikan
setiap item yang dilembar penilaian RPP, lembar penilaian LKPD, dan
lembar penilaian Tes Hasil Belajar. Jika RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar
yang di validasi belum valid maka akan dilakukan revisi sampai perangkat
yang dikembangkan tersebut dikatakan valid.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium pendidikan fisika Universitas
Riau. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Juli sampai
September 2020 tahun akademis 2019/2020.

3.2 Model Pengembangan


Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian dan Pengembangan Research and Development (R & D), dengan
model 4D. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk
mengembangkan suatu produk yang baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru berupa
perangkat pembelajaran fisika berbasis kooperatif tipe CRH untuk kelas X
SMA pada materi momentum dan impuls sehingga diperoleh perangkat
pembelajaran yang dikembangkan valid. Model pengembangan 4D
merupakan singkatan dari Define (pendefenisian), Design (perancangan),
Development (pengembangan), and Dissemination (penyebaran). Namun
pada penelitian ini peneliti hanya memakai 3 tahap, yaitu define, design, dan
development.

3.3 Prosedur Pengembangan


Menurut Thiagarajan dalam Sugiyono (2019), model pengembangan 4D
merupakan singkatan dari Define (pendefenisian), Design (perancangan),
Development (pengembangan), and Dissemination (penyebaran). Namun
pada penelitian ini peneliti hanya memakai 3 tahap, yaitu define, design, dan
development. Adapun langkah-langkah penelitian bisa dilihat pada Gambar
3.1.

32
33

Analisis Awal

Analisis Tugas Analisis Konsep Define

Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Penyusunan Standar Tes

Pemilihan Media
Design
Pemilihan Format

Rancangan Awal Perangkat

Validasi Ahli

Uji Coba Lapangan Development

Disebarluaskan Dissemination

Gambar 3.1. Tahapan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4D


(Adaptasi Thiagaran dalam Sugiyono, 2019)
34

1. Define (Pendefinisian)
Pada tahap ini ada 5 langkah yang dilakukan, yaitu:
a. Analisis Awal
Analisis awal ini bertujuan menetapkan masalah dasar yang
dihadapi dalam pembelajaran fisika di SMA, meliputi kurikulum
yang dipakai pada saat sekarang yaitu Kurikulum 2013 revisi dan
permasalahan lapangan yang sehingga dibutuhkan pengembangan
perangkat pembelajaran. Dengan analis ini didapatkan gambaran
fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian masalah dasar yang
memudahkan dalam pemilihan bahan pembelajaran yang
dikembangkan dengan masalah yang dihadapi.
b. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama
yang akan diajarkan, disusun secara sistematis, dan merincikan
konsep-konsep yang relevan sehingga membentuk peta konsep pada
materi momentum dan impuls.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas yaitu analisis menentukan isi dalam rencana
pembelajaran dengan merincikan tugas sesuai materi ajar
berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
dikembangkan dari Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan
Kurikulum 2013. Pada penelitian ini materi pembelajaran yang
dianalisis untuk dikembangkan yaitu KD 3.10 KD 4.10 materi
momentum dan impuls untuk kelas X SMA. Perangkat yang
dikembangkan dari KD tersebut adalah RPP, LKPD, dan Tes Hasil
Belajar berbasis model kooperatif tipe CRH.
d. Spesifikasi tujuan pembelajaran
Spesifikasi tujuan pembelajaran yaitu perumusan tujuan
pembelajaran didasarkan pada KI dan KD yang tercantum dalam
Kurikulum 2013 mengenai materi pokok momentum dan impuls dan
disesuaikan dengan model kooperatif tipe CRH. Dari KD
35

dikembangkan lagi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan


dispesifikasikanvlagi dalam bentuk tujuan pembelajaran.
2. Design (Perancangan)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan prototipe atau model awal
produk perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, dan Tes
Hasil Belajar berbasis kooperatif tipe CRH. Ada empat langkah dalam
tahap perancangan ini, yaitu:
a. Penyusunan standar tes
Penyusunan standar tes ini adalah untuk menentukan fungsi tes
itu sendiri. Pada penelitian ini fungsi tes untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa berupa Tes Hasil Belajar dalam
bentuk Ulangan Harian (UH) pada materi momentum dan impuls.
Tes disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis
peserta didik, selanjutnya disusun kisi-kisi Tes Hasil Belajar dan
menentukan skor persoalnya. Penelitian membuat dan merancang
bentuk soal tes untuk materi momentum dan impuls berdasarkan
taksonomi Bloom Anderson. Tipe soal yang dikembangkan
berbentuk pilihan ganda dengan 5 buah obsen (A, B, C, D, dan E)
berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Tingkatan soal
yang mau dikembangkan yaitu C1 sampai C5 pada materi
momentum dan impuls.
b. Pemilihan media
Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuannya
untuk menyampaikan materi pembelajaran momentum dan impuls.
Selain itu faktor kemudahan-kemudahan di dalam penyediaan
peralatan yang diperlukan juga harus dipertimbangkan dan dapat
disesuaikan dengan hasil dari tahap define (pendefenisian) sehingga
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Pemilihan format
Pada tahap ini dilakukan pemilihan format yang tujuannya
untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan
36

strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar.


Format yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik,
memudahkan dan membantu dalam pembelajaran agar pembelajaran
fisika disenangi oleh peserta didik.
d. Perancangan awal perangkat pembelajaran
Pada tahap ini rancangan awal yang telah disusun
menghasilkan draf awal meliputi RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar
berbasis kooperatif tipe CRH. Komponen RPP terdiri atas identitas
sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok,
alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar. Pada LKPD memuat
kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kurikulum 2013. Pada pembuatan LKPD harus
memperhatikan 3 syarat, yaitu syarat didaktik, syarat konstruktif, dan
syarat teknik. Sedangkan untuk Tes Hasil Belajar kognitif yang
dilakukan adalah penyusunan Tes Hasil Belajar kognitif.
3. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan RPP,
LKPD, dan Tes Hasil Belajar yang dilakukan melalui penilaian dari ahli
atau pakar. Tahap pengembangan bertujuan menghasilkan bentuk akhir
RPP, LKPD, dan tes hasil belajar kognitif melalui revisi berdasarkan
masukan para ahli atau pakar. Tahap validasi atau menilai kelayakan
rancangan produk, dalam hal ini yaitu validasi RPP, LKPD, dan tes
hasil belajar kognitif fisika berdasarkan kooperatif tipe CRH. Pada
penelitian ini validatornya adalah Dosen Pendidikan Fisika Universitas
Riau yang sudah ahli dalam hal ini dan berpengalaman. Jika RPP,
LKPD, Tes Hasil Belajar kognitif yang sudah divalidasi belum
dikatakan valid maka akan dilakukan revisi sampai RPP, LKPD, dan
Tes Hasil Belajar kognitif yang dikembangkan valid.
37

4. Dissemination (Penyebaran)
Pada tahap ini merupakan penggunaan dari perangkat yang
dikembangkan sudah dinyatakan valid. Namun pada penelitian ini,
tahap dissemination (penyebaran) tidak dilakukan, hanya sampai tahap
pengembangan saja.

3.4 Subjek Uji Coba


Subjek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran fisika berbasis
kooperatif tipe CRH yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil
Belajar.

3.5 Jenis dan Sumber Data


Data penelitian ini adalah hasil validasi dari instrumen validitas
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar.
Instrumen validitas perangkat pembelajaran terdiri dari Lembar Penilaian
RPP (sumber: Yuvita Widi Astuti & B.Setiawan,2013), Lembar Penilaian
LKPD (sumber: Kurniawati & Mahmudi, 2019), dan Lembar Penilaian Tes
Hasil Belajar (sumber: Zulhelmi, 2007). Dimana setiap komponen pada
perangkat pembelajaran dapat diberi skor oleh validator 1-4 sesuai dengan
rubrik pada lembar validasi. Lembar penilaian RPP, LKPD, dan Tes Hasil
Belajar dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perangkat pembelajaran yang sudah disusun beserta lembar
penilaian validasi kepada validator untuk dinilai. Dimana validator terdiri dari
tiga orang yaitu, dua orang dosen pembimbing dan satu orang dosen
pembahas. Pakar atau validator memberikan penilaian yang terdiri dari
pendapat serta saran perbaikan sekaligus skor untuk setiap item.
38

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis deskriptif, dimana cara menghitung skor validitas dari setiap
indikator validasi perangkat pembelajaran. Kevalidan perangkat pembelajaran
ditentukan oleh skor hasil validasi oleh Dosen Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau. Analisis data hasil validasi dilakukan dengan cara
menghitung validitas perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD,
dan Tes Hasil Belajar dengan menggunakan langkah-langkah berikut.
1. Menentukan kategori dan skor untuk jawaban instrumen validasi yang diisi
oleh validator dengan menggunakan skala Likert seperti Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kategori Skala Likert
No Skor Kategori Tingkat Validitas
1 4 Sangat Baik Valid
2 3 Baik
3 2 Tidak Baik Tidak Valid
4 1 Sangat Tidak Baik
(Riyanti Rizki, dkk. 2017)
2. Mencari rata-rata keseluruhan lembar penilaian instrumen (x) dengan
rumus:

Untuk menentukan kategori kevalidan suatu perangkat diperoleh dengan


mencocokkan rata-rata total dengan kategori kevalidan seperti Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kategori Validitas
Indeks Validitas Kategori
3,25 ≤ x ≤ 4,00 Sangat Tinggi
2,50 ≤ x < 3,25 Tinggi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Hasil analisis Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan
Model 4D
Hasil penelitian ini adalah suatu produk berupa perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar
berbasis Kooperatif tipe CRH pada materi momentum dan impuls di
kelas X SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research and
Development (R&D) dengan model pengembangan 4D yang memiliki 4
tahapan. Tahapan tersebut yaitu tahap Define (Pendefinisian), Design
(Perancangan), Development (Pengembangan), and Dissemination
(Penyebaran). Tetapi, pada penelitian ini peneliti hanya melaksanakan 3
tahap, yaitu define, design, dan development. Berikut adalah penjelasan
data hasil pengembangan perangkat untuk masing-masing tahapan.
a. Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap define merupakan tahap awal untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Pada tahap ini peneliti
melakukan analisis awal, analisis peserta didik, analisis tugas,
analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran. Adapun rincian
kegiatan pada tahap define sebagai berikut.
1) Analisis Awal
Analisis awal dilakukan untuk mengkaji masalah dasar yang
dihadapi guru dalam proses pembelajaran. menurut Wahyu Sekti
dkk (2017) bahwa fakta di lapangan perangkat pembelajaran
seperti yang telah dibuat guru masih belum maksimal. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru sudah
menggunakan pendekatan ataupun metode pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum modern, yang secara garis besar RPP
tersebut sudah menciptakan pembelajaran yang menuntut siswa

39
40

untuk aktif. Akan tetapi, biasanya penyusunan RPP tersebut


hanyalah sebagai pelengkap administrasi pembelajaran saja.
Karena penyusunan perangkat pembelajaran yang belum
optimal digunakan di sekolah, khususnya dalam meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik oleh karena itu peneliti ingin
mengembangkan perangkat pembelajaran fisika menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH).
2) Analisis Peserta Didik
Tujuan dilakukannya analisis peserta didik adalah untuk
mengetahui karakteristik peserta didik. Pada analisis ini peneliti
mencari tahu karakteristik peserta didik melalui literatur yang
sudah ada. Menurut Tanti (2017) bahwa proses pembelajaran
yang terjadi selama ini siswa dilatih untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa memahami makna yang
terkandung didalamnya, serta tidak dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari untuk menemukan suatu konsep sehingga
peserta didik tidak memiliki pengetahuan sekaligus keterampilan
dalam memecahkan suatu permasalahan.
Hal ini dikarenakan tujuan dari pembelajaran tipe Course
Review Horay (CRH) yakni mendorong siswa untuk ikut aktif
dalam belajar, karena dapat meningkatkan pemahaman konsep
materi yang disampaikan oleh guru.
3) Analisis Tugas
Analisi tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan utama yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu
materi momentum dan impuls. Alokasi waktu untuk materi
momentum dan impuls adalah 9 jam pelajaran. Peneliti membagi
pembahasan menjadi 3 sub materi seperti Gambar 4.1.
41

Momentum
Pertemuan dan Impuls
pertama

Hukum
Momentum Pertemuan 3
kekekalan
dan Impuls kedua jam
momentum

Pertemuan
ketiga Jenis-jenis
Tumbukan

Gambar 4.1 Bagan Materi Momentum dan Impuls Tiap Pertemuan

Berdasarkan silabus, pada saat pembelajaran peserta didik


dituntut untuk melakukan pengamatan, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pada saat
pembelajaran peserta didik dituntut untuk mengamati
pernasalahan awal yang muncul tentang fenomena yang berkaitan
dengan momentum dan impuls. Pada saat pembelajaran peserta
didik dituntut mengasosiasi dengan mengolah data eksperimen,
melakukan penyelidikan dengan menjawab pertanyaan, dan
memecahkan permasalahan yang muncul di awal pembelajaran.
Pada saat pembelajaran peserta didik dituntut untuk
mengkomunikasikan yaitu melakukan presentasi hasil kerja
kelompok.
4) Analisis Konsep
Tahap ini meliputi pemetaan Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi
yang digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
seperti pada Tabel 4.1.
42

Tabel 4.1 Pemetaan KI, KD, dan IPK Materi Momentum dan Impuls
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
KI 3: KD 3.10: 1. Menjelaskan pengertian
Memahami, menerapkan, Menerapkan konsep momentum.
menganalisis momentum dan 2. Menjelaskan pengertian
pengetahuan faktual, impuls, serta hukum impuls.
konseptual, prosedural kekekalan momentum 3. Menerapkan konsep
berdasarkan rasa ingin dalam kehidupan momentum untuk
tahunya tentang ilmu sehari-hari. penyelesaian
pengetahuan, teknologi, permasalahan fisika.
seni, budaya, dan 4. Menerapkan konsep
humaniora dengan impuls dalam kehidupan
wawasan kemanusiaan, sehari-hari.
kebangsaan, kenegaraan, 5. Menerapkan hubungan
dan peradaban terkait impuls dan momentum
penyebab fenomena dan untuk menyelesaikan
kejadian, serta menerap- permasalahan fisika.
kan pengetahuan 6. Memecahkan
prosedural pada bidang permasalahan dalam
kajian yang spesifik kehidupan sehari-hari
sesuai dengan bakat dan yang berkaitan dengan
minatnya untuk momentum dan
memecahkan masalah. tumbukan.
7. Mengamati peristiwa
tumbukan.
8. Menerapkan persamaan
hukum kekekalan
momentum untuk kasus
tumbukan lenting
sempurna.
9. Menerapkan hukum
kekekalan momentum
untuk kasus tumbukan
lenting sebagian.
10. Menerapkan hukum
kekekalan
momentum untuk kasus
tumbukan tidak lenting
sama sekali.
KI 4: KD 4.10: 1. Menentukan koefisien
Mengolah, menalar, dan Menyajikan hasil restitusi berdasarkan
menyaji dalam ranah pengujian penerapan praktikum bola jatuh
konkrit dan ranah abstrak hukum kekekalan bebas ke lantai.
terkait dengan momentum, misalnya
43

pengembangan dari yang bola jatuh bebas ke


dipelajarinya di sekolah lantai dan roket
secara mandiri, dan sederhana.
mampu menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan.

5) Analisis Tujuan Pembelajaran


Pada analisis ini mengubah analisis tugas dan analisis konsep
menjadi tujuan pembelajaran dan diintegrasikan dalam perangkat
pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Course Review Horay (CRH) pada materi momentum dan
impuls. Pada perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKPD,
dan tes hasil belajar kognitif. Adapun tujuan pembelajaran yang
harus dicapai pada materi momentum dan impuls meliputi
menjelaskan pengertian dan konsep momentum dan impuls,
mengidentifikasi hukum kekekalan momentum, menerapkan
konsep hukum kekekalan momentum dan tumbukan serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

b. Tahap Design (Perancangan)


Setelah melewati tahap awal, dilanjutkan dengan tahap
perancangan. Tahap perancangan adalah tahap lanjutan yang
dilakukan setelah menyelesaikan tahap pendefinisian, yaitu
merancang perangkat pembelajaran, sehingga diperoleh contoh
perangkat pembelajaran. Contoh rancangan perangkat pembelajaran
yang dihasilkan adalah (1) RPP, (2) LKPD, dan (3) tes hasil belajar
kognitif. Kegiatan pada tahap ini adalah pemilihan format perangkat
pembelajaran dan desain awal produk. Masing-masing kegiatan ini
diuraikan sebagai berikut.
1. Pemilihan Format Perangkat Pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pemilihan format perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan. Dengan memperhatikan
44

bahwa pembelajaran yang akan digunakan menggunakan model


pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dan
dalam proses pembelajaran menggunakan teori belajar
konstruktivisme pada materi momentum dan impuls. Perangkat
yang akan dikembangkan meliputi: (1) RPP, (2) LKPD, dan (3)
Tes hasil belajar kognitif.
2. Desain Awal Produk
Pada tahap ini kegiatan difokuskan pada pembuatan
perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari : (1)
RPP, (2) LKPD, dan (3) tes hasil belajar kognitif. Berikut skema
dari masing-masing perangkat pembelajaran beserta
penjelasannya.
1) Desain Awal RPP
Dirancang berdasarkan
Kemendikbud Nomor 14 Tahun
2019

Materi Momentum dan Impuls


Sesuaikan dengan silabus, model
pembelajaran kooperatif tipe CRH,
dan teori belajar konstruktivisme

Gambar 4.2 Desain RPP

Berdasarkan Gambar 4.2 RPP dirancang sesuai sistematika


mengikuti Kemendikbud Nomor 14 Tahun 2019 sesuai materi
Momentum dan Impuls kelas X SMA Semester Genap yang
45

terdapat pada silabus fisika kelas X Kurikulum 2013. Pada


langkah-langkah pembelajarannya disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dan teori belajar
konstruktivisme pada bagian inti pembelajaran.
2) Desain Awal LKPD

Kod
e
LKP
D
Asimilasi, Akomodasi,
Ekuilibrasi

Gambar 4.3 Desain LKPD

Berdasarkan Gambar 4.3 untuk merancang LKPD mengacu


pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. LKPD menggunakan
teori belajar konstruktivisme dan materi Momentum dan Impuls.
Pada tujuan pembelajaran di LKPD harus sesuai dengan RPP
yang telah dibuat sebelumnya.
46

3) Desain Awal Tes Hasil Belajar Kognitif

Materi Momentum dan 1. Mengingat (C1)


Impuls 2. Memahami (C2)
3. Menerapkan (C3)
4. Menganalisis (C4)
Indikator Aspek Kognitif 5. Menyimpulkan (C5)

Soal Tes Hasil Belajar 15 Soal Tes Hasil


Kognitif Belajar Kognitif

Gambar 4.4 Desain Tes Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan Gambar 4.4 tes hasil belajar kognitif mengacu


pada materi momentum dan impuls yang dirancang sesuai
indikator aspek kognitif yang terdiri dari 5 indikator, yaitu
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), menyimpulkan (C5). Dari 6 indikator aspek kognitif
tersebut dibuatlah 15 soal tes hasil belajar kognitif kelas X SMA
pada materi momentum dan impuls. Soal tes ini berupa pilihan
ganda.

c. Tahap Development (Pengembangan)


Tahap yang ketiga dilakukan peneliti yaitu tahap pengembangan.
Perangkat pembelajaran yang sudah selesai dirancang akan
divalidasi oleh validator. Lembar validasi digunakan untuk
mendapatkan data penilaian perangkat pembelajaran oleh validator
dengan rentang nilai 1-4 serta mendapatkan saran untuk
memperbaiki perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan.
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran (RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar) yang sudah
direvisi dan valid berdasarkan saran dari validator. Pada validasi
pertama, validator memeriksa dan memberi saran perbaikan. Setelah
dilakukan revisi dari saran validasi pertama maka akan dilakukan
47

validasi kedua, sampai semua validator memberikan skor minimal 3


pada setiap item penilaiannya. Apabila skor penilaian yang diberikan
semua validator minimal 3 peritemnya, maka datanya akan diolah
agar bisa melihat indeks validitas dan kategorinya dari masing-
masing perangkat yang dikembangkan.

4.1.2 Hasil Perbaikan Perangkat Pembelajaran


Validasi-1 masih ada skor di bawah 3 yang di isi oleh validator dan
beberapa saran perbaikan yang diberikan, sehingga setelah dilakukan
revisi maka akan dilakukan lagi validasi-2. Rincian hasil penilaian
perangkat pembelajaran (RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar) yang
diberikan oleh validator dapat dilihat pada Lampiran 7. Adapun
beberapa saran/komentar dan perbaikan perangkat pembelajaran
sebelum mendapat saran dari validator dan sesudah mendapat saran dari
validator sebagai berikut.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk validasi RPP dilakukan sebanyak dua kali oleh validator,
karena terdapat item yang belum valid dan mendapatkan skor
dibawah 3. Tabulasi hasil pengisian validasi RPP oleh validator bisa
dilihat pada Lampiran 7. Karena masih ada skor nilai dibawah 3
maka perlu dilakukan validasi-2, juga terdapat beberapa saran
penilaian RPP dari validator yang perlu diperbaiki. Komentar dan
saran validator serta revisi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2. Saran Validator dan Revisi Produk RPP
Sebelum Revisi Setelah Revisi
A. KOMPETENSI DASAR (KD) & B. KOMPETENSI DASAR (KD) &
INDIKATOR INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
(KD) KD (KD) KD
3.10 Menerapkan konsep 3.10.1 Menjelaskan 3.10 Menerapkan konsep 3.10.1 Menjelaskan
momentum dan pengertian impuls. momentum dan pengertian momentum.
impuls serta hukum 3.10.2 Menjelaskan impuls serta hukum 3.10.2 Menjelaskan
kekekalan pengertian momentum. kekekalan pengertian impuls.
momentum dalam 3.10.3 Menerapkan momentum dalam 3.10.3 Menerapkan
kehidupan sehari- konsep momentum untuk kehidupan sehari- konsep momentum untuk
hari. penyelesaian hari. penyelesaian
48

permasalahan fisika. permasalahan fisika.

Ketepatan kata kerja operasional Kata kerja operasional pada


pada indikator pembelajaran. indikator pembelajaran tepat.

Tahap Tipe CRH INTI Tahap Tipe CRH INTI


4. Untuk menguji 6. Untuk menguji 4. Untuk menguji 6. Untuk menguji
pemahaman, siswa pemahaman peserta pemahaman, siswa pemahaman peserta
diminta membuat didik tentang materi diminta membuat kotak didik tentang materi
kotak berisi soal momentum dan impuls, berisi soal sesuai momentum dan impuls,
sesuai dengan guru memberikan soal dengan kebutuhan dan guru memberikan soal
kebutuhan dan tiap latihan dengan cara tiap kotak diisi angka latihan dengan cara
kotak diisi angka bermain game dengan sesuai dengan yang bermain game dengan
sesuai dengan yang kelompok sebelumnya. ditentukan guru. kelompok sebelumnya.
ditentukan guru. Setiap kelompok Setiap kelompok
membuat 5 kotak. membuat 5 kotak.
7. Guru membacakan
soal, dan setiap satu .... 7. Guru membacakan
soal, dan setiap satu ....
Tambahkan Media yang
digunakan pada materi. Media yang digunakan sesuai
dengan materi dan tipe CRH.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1. ........ 1. ........
2. ........ 2. ........
3. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan 3. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan pembelajaran sebelumnya. “Jika suatu dengan pembelajaran sebelumnya. “Jika suatu
benda bergerak, mka ad du besaran yang bekerja benda bergerak, maka ada dua besaran yang
pada benda tersebut” bekerja pada benda tersebut”

Perbaiki kalimat yang kurang Kalimat pada langkah-langkah


tepat pada langkah-langkah pembelajaran sesuai.
pembelajaran.

b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Untuk validasi LKPD dilakukan sebanyak dua kali oleh validator.
Pada validasi-1 terdapat item yang belum valid dan mendapatkan skor
dibawah 3. Karena masih ada skor nilai dibawah 3 maka perlu
dilakukan validasi-2 dan terdapat beberapa saran penilaian LKPD dari
validator yang perlu diperbaiki. Komentar dan saran validator serta
revisi yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
49

Tabel 4.3. Saran Validator dan Revisi Produk LKPD


Sebelum Revisi Setelah Revisi

perbaiki

Desain LKPD pada bagian tanda (- Desain sudah diperbaiki sesuai


) lebih baik dihapus. dengan saran validator yaitu
menghilangkan tanda (-) pada
desain LKPD

Gambar pada LKPD 01 belum Gambar pada LKPD 01 kambing


disesuaikan dengan pertanyaan A dan B ukuran/massanya sudah
yang dibuat, maksudnya gambar dibuat sesuai dengan saran
kambing A dan B harus dibedakan validator.
ukuran/massanya.

Pada LKPD 01, bahasa dalam


Pada LKPD 01, bahasa dalam
penurunan rumus belum rinci.
penurunan rumus sudah dibuat
sesuai dengan saran.
50

c. Tes Hasil Belajar


Validasi-1 yang dilakukan validator nilai setiap item yang
diberikan sudah semuanya minimal 3. Walaupun tidak ada nilai
dibawah 3, tetapi masih ada saran dan perbaikan yang diberikan oleh
validator. Tabulasi hasil pengisian validasi Tes Hasil Belajar oleh
validator bisa dilihat pada Lampiran 7. Komentar dan saran validator
pada tes hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Saran validator pada tes hasil belajar kognitif
No Saran Validator
1. Butir soal yang disajikan harus sesuai dengan tingkatan aspek
kognitif yang ada pada taksonomi Bloom Anderson (C1-C5).
2. Kurangi soal pada tingkatan aspek kognitif menerapkan (C3) dan
tambahkan soal untuk tingkatan aspek (C4 dan C5).

4.1.3 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran


Pada saat pelaksanaan validasi perangkat pembelajaran ini,
dilakukan lagi perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh
masing-masing validator, sampai dihasilkannya perangkat pembelajaran
fisika berbasis model kooperatif tipe CRH yang valid dan layak
digunakan sebagai perangkat pembelajaran di sekolah untuk materi
Momentum dan Impuls kelas X SMA.
Dari hasil pengumpulan skor validitas yang dilakukan validator
maka diperoleh hasil penilaian perangkat pembelajaran fisika berbasis
kooperatif tipe CRH dapat dilihat pada Gambar Grafik 4.5.
51

4
3,
5
3
2,
5
Rata-rata
Validitas
2
1,
5
1 Perangkat
0, RP LKPD TES HASIL BELAJAR
5 P Pembelajaran
0
Gambar Grafik 4.5. Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran Fisika
Berbasis Kooperatif Tipe Course Review Horay
(CRH)

Berdasarkan Gambar Grafik 4.5. perangkat pembelajaran yang


terdiri dari RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar dengan rata-rata validitas
3,36 dan kategori sangat tinggi (ST) sehingga dinyatakan valid dan
layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran di sekolah untuk
materi Momentum dan Impuls pada kelas X SMA. Berikut ini
merupakan hasil penilaian terhadap masing-masing perangkat
pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan.

a. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Tabulasi hasil analisis validasi RPP dapat dilihat Lampiran 7.
Secara singkat, hasil validasi RPP dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Validasi RPP
Rata-rata Validitas
No Indikator Penilaian
RPP-1 RPP-2 RPP-3
1. Kesesuaian KD, Indikator, dan 3,45 3,33 3,22
Alokasi waktu
2. Tujuan pembelajaran 3,34 3,16 3,16
3. Materi pembelajaran 3,55 3,67 3,44
4. Metode pembelajaran 3,67 3,67 4
5. Media pembelajaran 3,33 3,33 3
6. Kegiatan pembelajaran 3,49 3,43 3,45
52

7. Tabel penilaian 3,5 3,67 3,49


Rata-rata 3,48 3,47 3,39
Kategori ST ST ST
Keterangan: ST : Sangat Tinggi
T : Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat dilihat penilaian yang telah


diberikan oleh ketiga validator terhadap RPP yang dikembangkan
menunjukkan skor rata-rata validitas 3,48 untuk RPP (pertemuan
pertama) dengan kategori sangat tinggi (ST), untuk RPP (pertemuan
kedua) menunjukkan skor rata-rata validitas 3,47 dengan kategori
sangat tinggi (ST). Sedangkan untuk RPP (pertemuan ketiga)
menunjukkan skor rata-rata validitas 3,39 dengan kategori sangat
tinggi (ST).

b. Hasil validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Tabulasi hasil validasi LKPD dapat dilihat pada Lampiran 7.
Secara singkat, hasil validasi LKPD dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Validasi LKPD
Rata-rata Validitas
No Indikator Penilaian LKPD-1 LKPD-2 LKPD-3
1. Syarat didaktif 3,33 3,22 3,28
2. Syarat konstruksi 3,33 3,22 3,33
3. Syarat teknis 3,33 3,25 3,33
Rata-rata 3,33 3,23 3,31
Kategori ST T ST

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat dilihat penilaian yang telah


diberikan oleh ketiga validator terhadap LKPD yang telah
dikembangkan menunjukkan skor rata-rata validitas 3,33 untuk
LKPD-1 dengan kategori sangat tinggi (ST), dan untuk LKPD-2
menunjukkan rata-rata validitas 3,23 dengan kategori sangat tinggi
53

(ST). Sedangkan untuk LKPD-3 menunjukkan skor rata-rata


validitas 3,31 dengan kategori sangat tinggi (ST).

c. Hasil validasi Tes Hasil Belajar


Tabulasi hasil validasi Tes Hasil Belajar dapat dilihat pada
Lampiran 7. Secara singkat asli Validasi Tes Hasil Belajar dapat
dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Validasi Tes Hasil Belajar
NO Tes Hasil Belajar
Indikator Penilaian
Rata-rata Kategori
1. Kesesuaian indikator soal dengan 3,33 ST
KD
2. Kesesuaian indikator soal dengan 3,67 ST
tujuan pembelajaran
3. Kalimat yang digunakan mudah 3,33 ST
dipahami peserta didik
4. Maksud dari soal dijabarkan 3,33 ST
dengan baik
5. Antara soal tidak saling berkaitan 3 T
6. Bahasa yang digunakan 3,33 ST
komunikatif, lugas, dan tidak
ambigu
7. Pokok soal dirumuskan dengan 3,33 ST
spesifik, jelas, dan tegas.
Rata-rata 3,33 ST

Berdasarkan Tabel 4.7. dapat dilihat penilaian yang telah


diberikan oleh ketiga validator terhadap Tes Hasil Belajar yang telah
dikembangkan menunjukkan skor rata-rata validitas 3,33 dengan
kategori sangat tinggi (ST).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan
soal Tes Hasil Belajar fisika pada materi momentum dan impuls berbasis
model kooperatif tipe CRH untuk siswa kelas X SMA. Peneliti menggunakan
54

model pengembangan 4D oleh Thiagarajan (dalam Sugiyono, 2019) yang


terdiri dari 4 tahap, yaitu define (defenisi), design (perencanaan), development
(pengembangan), dan dissemination (penyebaran). Tetapi penelitian ini hanya
dilakukan sampai tahap pengembangan saja.
Pada tahap define dilakukan analisis awal, analisis konsep, analisis tugas,
dan spesifikasi tujuan pembelajaran. tahap design dilakukan penyusunan
standar tes, analisis media, analisis format, dan rancangan awal perangkat.
Sedangkan pada tahap development dilakukan validasi ahli dan uji validasi.
Berdasarkan analisis data oleh validator terhadap perangkat pembelajaran
fisika materi momentum dan impuls berbasis kooperatif tipe CRH untuk kelas
X SMA rata-rata validitas keseluruhan untuk RPP, LKPD, dan Tes Hasil
Belajar adalah 3,36 dengan kategori sangat tinggi. Perangkat pembelajaran
yang sudah divalidasi secara keseluruhan dinyatakan valid sehingga layak
digunakan sebagai perangkat pembelajaran di sekolah. Perangkat
pembelajaran yang pada penelitian ini adalah:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah, efektif, dan efisien dibutuhkan
yang namanya RPP. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru dalam
mengajar sehingga pelaksanaannya bisa lebih terarah, sesuai dengan KD
yang telah ditetapkan (Eni Rindarti, 2018). Oleh sebab itu sebelum guru
dan siswa melakukan proses pembelajaran, guru harus mempersiapkan
skenario pembelajaran yang akan diajarkannya.
Pada penelitian ini telah dikembangkan RPP berbasis kooperatif tipe
CRH yang terdiri dari tiga RPP. RPP pertemuan 1 tentang momentum dan
impuls, RPP pertemuan 2 berisi tentang hukum kekekalan momentum dan
RPP pertemuan 3 tentang tumbukan. Berdasarkan hasil validasi RPP yang
terlihat pada Tabel 4.5. dapat disimpulkan bahwa RPP mendapatkan
penilaian dari validator dengan kategori sangat tinggi sehingga dapat
dikatakan valid dan layak digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan pembelajaran materi momentum dan impuls. RPP yang
55

layak digunakan jika mengikuti prinsip-prinsip pengembangan RPP,


sebagaimana dinyatakan Nurdin dan Andriantoni (2016), menyatakan
bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
RPP, yaitu indikator kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas,
kegiatan pembelajaran dikembangkan sesuai kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan pembelajaran yang akan diwujudkan, harus ada kesesuaian
media dan sumber belajar, RPP harus sederhana dan fleksibel, dan RPP
yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh. Dengan demikian,
tentunya RPP dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang lebih baik dan
terarah.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar baik
secara individual ataupun kelompok dapat membangun sendiri
pengetahuan mereka dengan sumber belajar (Beladina, dkk, 2013).
Perlunya LKPD ini dalam proses pembelajaran maka guru harus
menyediakan perangkat pembelajaran berupa LKPD sesuai kebutuhan
kurikulum yang berlaku. LKPD yang dikembangkan peneliti sesuai
kurikulum 2013 revisi.
Suatu LKPD dikatakan layak jika memenuhi syarat didaktik, syarat
konstruksi, dan syarat teknis (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis
dalam Endang Widjajanti, 2008). Syarat didaktik adalah LKPD dapat
digunakan peserta didik yang lamban, sedang, maupun yang pandai,
menekankan pada proses untuk menemukan konsep dan mampu
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, moral, dan estetika
peserta didik. Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran,
dan kejelasan sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik. Sedangkan
syarat teknis adalah bagaimana penulisan huruf dan kalimat, penggunaan
gambar, dan penampilan desain LKPD.
56

Pada penelitian ini terdiri dari tiga LKPD. LKPD 01 tentang


momentum dan impuls, dan LKPD 02 berisi tentang hukum kekekalan
momentum, sedangkan LKPD 03 berisi tentang tumbukan. Berdasarkan
hasil validasi LKPD yang terlihat pada Tabel 4.6. dapat disimpulkan
bahwa LKPD mendapatkan penilaian dari validator dengan kategori sangat
tinggi sehingga dapat dikatakan valid dan layak digunakan. Dengan
demikian, tentunya LKPD yang valid dapat menunjang proses belajar
mengajar menjadi lebih baik dan membuat peserta didik lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran.

3. Tes Hasil Belajar


Salah satu kegiatan penting yang tidak bisa ditinggalkan adalah
penilaian hasil belajar peserta didik yang merupakan salah satu tugas
pokok seorang guru. Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan, tujuan penilaian hasil belajar oleh
pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, penting bagi guru membuat dan
mengujian soal Tes Hasil Belajar agar dapat mengetahui kemampuan hasil
belajar peserta didik. Menurut Farida (2017) ada beberapa langkah dalam
penyusunan tes yaitu menentukan tujuan tes, menentukan kompetensi,
menentukan materi yang akan diujikan, menetapkan penyebaran butir soal
berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk soal penilaiannya, menyusun
kisi-kisinya, menulis butir soal, memvalidasi butir soal atau menelaah
secara kualitatif, merakit soal menjadi perangkat tes, menyusun pedoman
penskoran, uji coba butir soal, analisis butir soal secara kuantitatif dari
data empiris hasil uji coba, perbaikan soal berdasarkan hasil analisis. Pada
penelitian ini soal Tes Hasil Belajar disusun sampai tahap validasi saja.
Sedangkan menurut Mardapi (2008), ada sembilan langkah pokok
pengembangan soal Tes Hasil Belajar yang harus dilakukan, yaitu
menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, melakukan
uji coba tes, menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes,
57

melaksanakan tes dan menafsirkan tes. Pada langkah menyusun spesifikasi


tes salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menentukan kisi-kisi soal.
Kisi-kisi soal baik harus memenuhi syarat, yaitu (1) refresentatif, yaitu
harus mewakili isi kurikulum sebagai sampel yang dipilih, (2) komponen-
komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami (3)
soalnya dibuat sesuai indikator dan bentuk soal yang ditetapkan (Mardapi,
2008). Pada penelitian ini telah dikembangkan Tes Hasil Belajar sebanyak
15 soal, bentuk soal pilihan ganda dengan obsen A, B, C, D, E, dan dengan
aspek kognitif (C1-C5) yang ada pada taksonomi Bloom Anderson, yaitu
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisi, dan menyimpulkan.
Indikator yang dikembangkan terdiri dari C1 dengan jumlah 1 soal, C2
dengan jumlah 2 soal, C3 dengan jumlah 9 soal, C4 dengan jumlah 2 soal,
dan C5 dengan jumlah 1 soal. Dapat dilihat pada Tabel 4.7. berdasarkan
hasil validasi Tes Hasil Belajar dapat disimpulkan bahwa Tes Hasil Belajar
mendapatkan penilaian dari validator dengan kategori sangat tinggi
sehingga dapat dikatakan valid.
Berdasarkan data hasil validasi perangkat pembelajaran yang terdiri dari
RPP, LKPD, dan Tes Hasil Belajar yang dikembangkan memenuhi
kategori sangat tinggi, sehingga perangkat pembelajaran memenuhi
kualifikasi valid. Dengan demikian perangkat pembelajaran berupa RPP,
LKPD, dan Tes Hasil Belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran
di SMA kelas X pada materi momentum dan impuls sebagai bahan ajar
disekolah untuk menunjang proses belajar mengajar sehingga menjadi
lebih baik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan hasil penelitian telah dihasilkan perangkat pembelajaran
berbasis kooperatif tipe CRH yang telah memenuhi unsur kevalidan
sebagai perencanaan pembelajaran pada materi momentum dan impuls
untuk siswa kelas X SMA.
2. Berdasarkan penilaian validator dan analisis data yang telah dilakukan,
perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Tes Hasil
Belajar dinyatakan valid dengan kategori sangat tinggi (ST).

Dengan demikian perangkat pembelajaran berbasis kooperatif tipe CRH


untuk materi momentum dan impuls dinyatakan valid dan layak digunakan
untuk perangkat pembelajaran siswa kelas X SMA.

5.2 Rekomendasi
Perangkat pembelajaran fisika berbasis model kooperatif tipe Course
Review Horay (CRH) ini dibuat peneliti hanya sampai tahap pengembangan
(development) saja. Maka dari itu penulis merekomendasikan agar penelitian
ini bisa dilanjutkan dalam pembelajaran di sekolah terkhusus materi
momentum dan impuls di kelas X SMA.

58
DAFTAR PUSTAKA

Adi Wijaya, 2007. Makalah pada Diklat Guru Pengembangan Matematika SMP.
P4TK Matematika: Yogyakarta

Agus Suprijono, 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Edisi
Pertama. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D.R. (2010). A Texonomy for Learning, Teaching
and Assesing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York:
Longman Publishing

Aris, Shoimin. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Darly Hanna, Sutarto, dan Alex Harijanto, 2016. Model Pembelajaran Tema
Konsep Disertai Media Gambar pada Pembelajaran Fisika di SMA.
Jurnal Pembelajaran Fisika 5(1): 23-29. Prodi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Jember.

Depdiknas, 2004. Kerangka Dasar Kurikulum. Jakarta

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran


IPA SMP & MTS Fisika SMA & MA. Dirjen Pendidikan: Jakarta

Dwitantra, 2010. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada


Matematika. Gajah Mada: Yogyakarta

Eli Pri Maharani, Suhito, S & Mashuri, M. 2013. Keefektifan Model Course
Review Horay Berbantuan Power Point Pada Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa. Unnes Journal Of Mathematics
Education, 2(3). 22. ISSN: 2252-6927

Endang Mulyatiningsih, 2010. Diklat Peningkatan Kompetensi Pengawas dalam


Rangka Penjaminan Mutu Pendidikan (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)). Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan: Depok

59
60

Endang Widjajanti, 2010. Kualitas Lembar Kerja Siswa. (Online), diakses dari
staff.uny.ac.id/system/file/pengabdian/ending../kualitas-lks.pdf.
Diakses pada tanggal 24 Agustus 2020.

Eni Rindarti, 2018. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengembangkan RPP


Kurikulum 2013 Revisi 2017 Melalui Pendamping Berkelanjutan.
Jurnal Pendidikan Islam 9 (1): 59-74. Pengawas Sekolah pada
MTs/MA Kantor Kementrian Agama Kota Jakarta Pusat. Jakarta.

Erlina. N, Jatmiko. B, dan Wicaksono. I. 2015. Problem Solving Skils in Learning


Physics. Proceeding International Conference (2015):427-
445.ISSN: 2443-2768. Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
(UNESA). Surabaya.

Gasong, D. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Deepublish: Yogyakarta

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Giancoli D.C. 2005. Physics: Principles with Aplication, Sixth Edition. Printice
Hall: New Jersey.

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, 2013. Belajar dengan pendekatan


Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatiif, Efektif,
Menarik. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Isnaini Rizqi Sari dan Puput Wanarti Rusimamto, 2012. Pengembangan Perangkat
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada
Standar Kompetensi Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik Di
SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 1(2).

I Putu Eka Wilantara. 2005. Implementasi Model Belajar Konstruktivis Dalam


Pembelajaran Fisika Untuk Mengubah Miskonsepsi Ditinjau dari
Penalaran Formal Siswa. Tesis tidak dipublikasikan. Undiksha.
Bali.

Kemendikbud, 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar: Jakarta

Lely Safitri Ritonga dan Ratna Tanjung, 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) Terhadap Hasil
Belajar Fisika Paada Materi Suhu dan Kalor Kelas X MAN Kisaran
T.P 2013/2014. Jurnal Inpati. Vol II, No 4.
61

Malechah, Nur. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) dan Model
Pembelajaran Scrambel Berbantuan LKS pada Pokok Bahasan
Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMPN 2 Sayung Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011. IKIP PGRI: Semarang

Martin, M. O., Mullis, V. S., Foy P., &. Stanco, G., M. 2012. International
Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA)
Timss 2011 International Results in Science. Boston: TIMSS &
PIRLS International Study Center.

Melina Djayanti, dan Euis Ismayati, 2013. Pengembangan Perangkat Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan Strategi Course Review
Horay. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 02(01), 227-236.

Melva Yola, Zuhri, dan Sakur, 2016. Pengembangan RPP dan LKPD Matematika
dengan Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi
Prisma dan Limas Kelas VIII SMP. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika.

Muhammad Nur. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains Dan


Matematika Sekolah UNESA: Surabaya

Muhammad Tawil. 2007. Pengaruh Kemampuan Penalaran Formal Terhadap


Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Sungguminasa
Kabupaten Gowa. (Online), diakses dari
http://ppipa.unm.ac.id/karya-ilmiah/artikeltawil07Dikti2. Diakses
pada tanggal 26 Juni 2020

Muslim Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya:


Surabaya

Nana Sudjana. 2002. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar.PT Remaja Rosda
Karya. Bandung.

Nurdin, S dan Andriantoni, 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Rajawali Pers.


Jakarta.

Nuzula Dwi Astuti, 2017. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang
Menggunakan Model Course Review Horay dan Model Direct
Instruction.Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
62

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri


Yogyakarta

OECD. 2014. Assessing Progression in Creative and Critical Thingking Skills.


(Online) http://www.oecd.org. Diakses pada tanggal 17 Januari 2020.

Prastowo, Andi. 2014.Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan


Praktis. Kencana. Indonesia.

Permendikbud, 2016. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidkan dan


Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Peraturan Pemerintah
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.

Riyanti Rizki, Maizora Syafdi, dan Hanifah, 2017. Uji Validitas Pengembangan
Tes untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman Relasional pada
Materi Persamaan Kuadrat Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Matematika Sekolah 1(1).

Rukmanda Dias Aksiwi dan Endra Murti Sagoro, 2014. Implementasi Metode
Pembelajaran Course Review Horay untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Jurnal Penyesuaian. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Volume XII Nomor 1. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta

Salpan, 2018. Pemanfaatan “Pali Batik” dalam Pembelajaran Fisiska Sebagai


Upaya Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa SMA
Melalui Model Discovery Learning. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JMPF) 2(8): 39-44. SMA Negeri 3 Cilacap.
Jawa Tengah.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatiif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulis Setiana, 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) pada
Siswa Kelas V SDN 2 Bulu Lor Pomorgo Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Wahana Pendidikan, 5(1). 1-20
63

Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Kanisius:


Yogyakarta

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.


Pustaka Belajar: Yogyakarta

Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif dalam Chandra, sari, et al.


2014. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Think Talk Write
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII
SMPN 12. Jurnal Pendidikan Matematika: Part 2 Hal 35- 40. Vol. 3
No. 1. Padang.

Syaipul Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta. Jakarta.

Tanti Kurniah Sari. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Hukum


Newton Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Ditinjau Dari Tingkat Kreativitas dan
Kecerdasan Emosinal Siswa di MA NU Sumber Agung Pokok
Bahasan Momentum dan Impuls. Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan. ISBN: 978-602-74564-0-2.

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Prestasi Pustaka: Jakarta

Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progesif : Konsep,


Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Trianto, 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Prestasi Pustaka Publisher: Jakarta

Trianto, 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan Tenaga Kependidikan. Kencana: Jakarta

Tsabit Bisma Yunas dan Mira Aliza Rachmawati, 2018. Kemampuan Mengajar
Guru dan Motivasi Belajar Fisika pada Siswa di Yogyakarta. Jurnal
Psikologi 1(2): 60-75. Prodi Psikologi, FPSB Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.

Umbaryati, 2016. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran


Matematika. Jurnal Matematika. ISSN: 2613-9189.
64

Wahyu Sekti, Elsje Theodora, dan Didimus, 2017. Analisis Permasalahan Guru
dan Siswa Terkait Perangkat Pembelajaran IPA Biologi Berbasis
Inquiry dan Keterampilan Penulisan Laporan Ilmiah. Jurnal
Pendidikan. Vol 2. No. 4. ISSN: 2502-471X.

Widy Anggraini, Yeni Anwar, dan Kodri Madang, 2016. Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Learning Cycle 7E Materi
Sistem Sirkulasi pada Manusia untuk Kelas XI SMA. Jurnal
Pembelajaran Biologi, Universitas Sriwijaya. Volume 3 Nomor 1.

Young, Roger A dan Freedman, T. R. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh


Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Yuvita Widi Astuti dan B. Setiawan, 2013. Pengembangan LKS Berbasis


Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif
pada Materi Kalor. Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas
Negeri Malang. Malang.

Zuhdan, dkk. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu


Untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreativitas
serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Program
Pascasarjana UNY

Zulhelmi. 2007. Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika. Cendikia Insani:
Pekanbaru
L

65
66

Lampiran 1 Silabus

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata P elajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / II (Genap)
Materi Pembelajaran : Momentum dan Impuls
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mencoba, menalar, dan manyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
67

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber


Waktu Belajar
3.10 Menerapkan Momentum dan Mengamati • Penilaian pegetahuan 9 JP • Buku
konsep momentum Impuls • Mengamati pilihan ganda tentang (3 x 3 Paket
dan impuls, serta • Momentum permasalahan yang momentum dan JP) • FISIKA
hukum kekekalan • Impuls berkaitan dengan impuls. SMA
momentum dalam • Tumbukan momentum dan impuls, • Penilaian Jilid 1
kehidupan sehari- lenting sempurna, dan hukum kekekalan keterampilan : unjuk Kelas X
hari lenting sebagian momentum kerja dalam • LKPD
dan tidak lenting Menanya melakukan percobaan. • Buku
4.10 Menyajikan hasil sama sekali • Menanyakan tentang • Penilaian atau
pengujian momentum dan impuls keterampilan : sumber
penerapan hukum • Menanyakan tentang portofolio berupa belajar
kekekalan hukum kekekalan laporan tertulis. yang
momentum, momentum dan jenis- relevan
misalnya bola jenis tumbukan.
jatuh bebas ke Mengumpulkan
lantai dan roket Informasi
sederhana • Melakukan percobaan
bola jatuh untuk
menentukan koefisien
restitusi.
68

Mengasosiasi
• Menganalisis data
untuk mendapatkan
konsep tumbukan
berdasarkan koefisien
restitusi.
Mengkomunikasikan
• Membuat lapoan
eksperimen
• Mempresentasikan
hasil diskusi
eksperimen,

Pekanbaru, Oktober 2020

Mengetahui,
Kepala Sekolah

.....................................................
69

Lampiran 2 RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA


Kelas/Semester : X/II
Materi : Momentum dan Impuls
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit ( 3 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong) santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, sebi, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 :Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian KD
3.10.Menerapkan konsep 3.10.1 Menjelaskan pengertian
momentum dan impuls momentum.
serta hukum kekekalan 3.10.2 Menjelaskan pengertian impuls.
momentum dalam 3.10.3 Menerapkan konsep momentum
kehidupan sehari-hari. untuk penyelesaian
permasalahan fisika.
3.10.4 Menerapkan konsep impuls
dalam kehidupan sehari-hari.
70

3.10.5 Menerapkan hubungan impuls


dan momentum untuk
menyelesaikan permasalahan
fisika.
3.10.6 Memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan
momentum dan tumbukan.
3.10.7 Mengamati peristiwa tumbukan.
3.10.8 Menerapkan persamaan hukum
kekekalan momentum untuk
kasus tumbukan lenting
sempurna
3.10.9 Menerapkan hukum kekekalan
momentum untuk kasus
tumbukan lenting sebagian.
3.10.10 Menerapkan hukum kekekalan
momentum untuk kasus
tumbukan tidak lenting sama
sekali.
4.10.Menyajikan hasil 4.10.1 Menentukan koefisien restitusi
pengujian penerapan berdasarkan praktikum bola
hukum kekekalan jatuh bebas ke lantai.
momentum, misalnya bola
jatuh bebas ke lantai dan
roket sederhana.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) peserta didik mampu
memahami konsep-konsep momentum dan impuls, mengidentifikasi dan
menerapkan hukum kekekalan momentum, mengamati peristiwa tumbukan
serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dan menentukan besar
koefisien restitusi pada tumbukan.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
➢ Bola yang semula diam setelah ditendang akan bergerak. Bola
bergerak karena memiliki momentum.
➢ Bola yang lebih keras sulit dihentikan daripada bola yang ditendang
pelan.
➢ Jika memukul bola kasti dengan kuat maka bola melesat kencang.
71

➢ Mobil yang kencang akan lebih parah kerusakannya jika bertabrakan.


➢ Mobil yang besar akan lebih sulit dihentikan katika bergerak.
➢ Sepeda motor yang melaju kencang akan lebih sulit untuk dihentikan.
2. Konsep
➢ Momentum
➢ Impuls
➢ Semakin besar massa benda, semakin besar massa momentumnya.
➢ Semakin cepat bergerak, semakin besar pula momentumnya.
➢ Pada tumbukan lenting sempurna tidak terdapat kehilangan energi.
➢ Pada tumbukan lenting sebagian terdapat kehilangan energi.
➢ Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, setelah tumbukan kedua
benda menjadi satu, dan bergerak sama-sama.
3. Prinsip
➢ Hukum kekekalan momentum (m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’)
➢ Pada tumbkan lenting sempurna koefisien restitusi (e = 1)
➢ Pada tumbukan lenting sebagian koefisien restitusi (e = 0)
➢ Pada tumbukan tidak lenting sama sekali koefisien restitusi (e adalah 0
< e < 1)
4. Prosedur
➢ Langkah kerja prosedur percobaan momentum dan impuls.
➢ Langkah kerja prosedur hukum kekekalan momentum.
➢ Langkah kerja prosedur percobaan bola jatuh untuk menentukan
koefisien restitusi.

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning
Model : Course Review Horay (CRH)
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Eksperimen.

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Power Point, infokus, dan proyektor.
2. Alat : Peralatan ekperimen tumbukan.
3. Sumber Belajar : Buku Fisika Kelas X, dan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD).
72

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama : 3 JP (Momentum dan Impuls)
Model Tahap Tipe Course Deskripsi Tahap Teori Alokasi Waktu
Pembelajaran Review Horay (CRH) Belajar
Kooperatif Konstruktivisme
PENDAHULUAN
1. Guru membuka pertemuan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam, lalu
menunjuk ketua kelas untuk
memimpin doa, memeriksa
kehadiran peserta didik.
2. Guru menanyakan kabar kabar
peserta didik.
3. Guru mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan
pembelajaran sebelumnya. “Jika
suatu benda bergerak, maka ada 10 menit
dua besaran yang bekerja pada
benda tersebut. Besaran apa
sajakah yang dimaksud?”
4. Guru meminta peserta didik
membandingkan “Mana yang
lebih mudah menangkap bola
dengan mengikuti arah gerak
bola atau menahannya?”
Fase 1 : Present 1. Guru menyampaikan 5. Guru menyampaikan tujuan Asimilasi
goals and set. kompetensi yang pembelajaran.
73

Menyampaikan ingin dicapai.


tujuan dan
mempersiapkan
peserta didik.
INTI
Fase 2 : Present 2. Guru 1. Guru menyampaikan materi dan
information mendemonstrasikan demonstrasi tentang momentum
Menyajikan menyajikan materi. dan impuls.
informasi. 115 menit
Fase 3 : Organize 2. Guru membagi peserta didik
student info learning. dalam beberapa kelompok,
Mengorganisir kemudian membagikan LKPD
peserta didik ke momentum dan impuls kepada
dalam tim-tim masing-masing kelompok.
belajar.
Fase 4 : Assist team 3. Guru membimbing peserta didik
work and study. dalam bekerjasama mengerjakan
Membimbing kerja LKPD momentum dan impuls. Akomodasi
tim dan belajar.
Fase 5 : Test on the 4. Guru meminta salah satu
material. perwakilan dari setiap kelompok
Evaluasi. untuk mempresentasikan LKPD
momentum dan impuls hasil
diskusi kelompok, dan
membandingkan dengan hasil
yang mereka buat.
3. Memberikan 5. Guru memberikan penjelasan
kesempatan siswa tentang LKPD momentum dan
74

tanya jawab. impuls yang sudah dikerjakan,


dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum
dipahami pada materi
momentum dan impuls.
4. Untuk menguji 6. Untuk menguji pemahaman
pemahaman, siswa peserta didik tentang materi
diminta membuat momentum dan impuls, guru
kotak berisi soal memberikan soal latihan dengan
sesuai dengan cara bermain game dengan
kebutuhan dan tiap kelompok sebelumnya. Setiap
kotak diisi angka kelompok membuat 5 kotak.
sesuai dengan yang
ditentukan guru.

5. Guru membacakan 7. Guru membacakan soal, dan


soal secara acak dan setiap satu soal yang dibacakan
siswa menulis oleh guru disertai dengan nomor
jawaban didalam kotak, kemudian masing-masing
kotak yang kelompok langsung berdiskusi
nomornya dengan waktu 2 menit. Setelah
disebutkan guru dan semua kotak sudah terisi dengan
langsung di jawaban tiap-tiap kelompok,
diskusikan, kalau guru memberikan jawaban yang
benar diisi tanda (√) benar. Setiap kotak yg berisi
dan salah diisi tand jawaban benar akan diberi tanda
(x). (√) jika salah diberi tanda (x).
75

6. Siswa yang sudah 8. Guru meminta setiap kelompok


mendapat tanda (√) untuk menghitung jumlah
vertikal atau jawaban benar, dan bagi
horizontal, atau kelompok yang mendapatkan
diagonal harus jumlah jawaban benar paling
berteriak “horay” banyak langsung berteriak
atau yel-yel lainnya. “horay” atau menyanyikan yel-
yel kelompok.
Fase 6 : Provide 7. Nilai siswa dihitung 9. Guru memberikan reward
recognition. dari jawaban yang kepada kelompok yang
Memberikan benar dan yang memperoleh jawaban benar
pengakuan atau banyak berteriak paling banyak.
penghargaan. “horay”.
PENUTUP
1. Guru membimbing peserta didik Equilibrasi
membuat kesimpulan
pembelajaran momentum dan 10 menit
impuls.
2. Guru meminta peserta didik
mempelajari materi hukum
kekekalan momentum dan jenis-
jenis tumbukan untuk pertemuan
selanjutnya.
3. Guru menutup pembelajaran
dengan salam.
76

2. Pertemuan Kedua : 3 JP ( Hukum Kekekalan Momentum & Tumbukan Lenting Sempurna)


Model Pembelajaran Tahap Tipe Course Deskripsi Tahap Teori Alokasi
Kooperatif Review Horay (CRH) Belajar Waktu
Konstruktivisme
PENDAHULUAN
1. Guru membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam, menunjuk
ketua kelas untuk memimpin doa,
dan memeriksa kehadiran peserta 10 menit
didik.
2. Guru menanyakan kabar peserta
didik.
3. Guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan pembelajaran
sebelumnya yaitu materi hubungan
antar perubahan momentum dan
impuls.
4. Guru meminta peserta didik Asimilasi
memperhatikan video dan guru
bertanya “dua buah mobil saling
bertabrakan, apakah yang terjadi
pada kedua mobil tersebut?”
Fase 1 : Present goals 1. Guru menyampaikan 5. Guru menyampaikan tujuan
and set. kompetensi yang pembelajaran.
Menyampaikan tujuan ingin dicapai.
dan mempersiapkan
peserta didik.
77

INTI
Fase 2 : Present 2. Guru 1. Guru menyampaikan cakupan
information. mendemonstrasikan materi dan demontrasi tentang
Menyajikan informasi atau menyajikan hukum kekekalan momentum dan 115 menit
materi. jenis-jenis tumbukan.
Fase 3 : Organize 2. Guru membagi peserta didik dalam
student info learning. beberapa kelompok, kemudian
Mengorganisir peserta membagikan LKPD hukum
didik ke dalam tim- kekekalan momentum untuk
tim belajar. dikerjakan secara berkelompok.
Fase 4 : Assist team 3. Guru membimbing peserta didik
work and study. untuk bekerjasama mengerjakan
Membimbing kerja LKPD hukum kekekalan
tim dan belajar. momentum.
Fase 5 : Test on the 4. Guru meminta salah satu Akomodasi
materials. perwakilan dari masing-masing
Mengevaluasi. kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi LKPD hukum
kekekalan momentum satu persatu,
dan membandingkan dengan hasil
yang mereka buat.
3. Memberikan 5. Guru memberikan penjelasan
kesempatan siswa tentang LKPD hukum kekekalan
tanya jawab. momentum yang sudah mereka
kerjakan, dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk
bertanya mengenai hal-hal yang
belum dipahami pada materi
78

hukum kekekalan momentum.


4. Untuk menguji 6. Untuk menguji pemahaman peserta
pemahaman, siswa didik, guru memberikan soal
diminta membuat latihan hukum kekekalan
kotak berisi soal momentum dan penerapannya pada
sesuai dengan tumbukan lenting sempurna dengan
kebutuhan dan tiap cara bermain game dengan
kotak diisi angka kelompok sebelumnya. Setiap
sesuai dengan yang kelompok membuat 5 kotak.
ditentukan guru.

5. Guru membacakan 7. Guru membacakan soal satu


soal secara acak dan persatu disertai dengan nomor
siswa menulis kotak, kemudian masing-masing
jawaban didalam kelompok langsung berdiskusi
kotak yang dengan waktu 2 menit. Setelah
nomornya disebutkan semua soal sudah dibacakan, guru
guru dan langsung di memberikan penjelasan untuk
diskusikan, kalau jawaban benar. Setiap kotak yg
benar diisi tanda berisi jawaban benar akan diberi
benar (√) dan salah tanda (√) jika salah diberi tanda
diisi tanda (x). (x).

6. Siswa yang sudah 8. Guru meminta setiap kelompok


mendapat tanda (√) untuk menghitung jumlah jawaban
vertikal atau benar, dan bagi kelompok yang
horizontal, atau mendapatkan jumlah jawaban
diagonal harus benar paling banyak langsung
79

berteriak “horay” berteriak “horay” atau


atau yel-yel lainnya. menyanyikan yel-yel kelompok.
Fase 6 : Provide 7. Nilai siswa dihitung 9. Guru memberikan reward kepada
recognition. dari jawaban yang kelompok yang memperoleh
Memberikan benar dan yang jawaban benar paling banyak.
pengakuan atau banyak berteriak
penghargaan. “horay”.
PENUTUP
1. Guru membimbing peserta didik Equilibrasi 10 menit
membuat kesimpulan pembelajaran
hari ini.
2. Guru meminta peserta didik untuk
mempejari materi pertemuan
selanjutnya.
3. Guru menutup pembelajaran
dengan salam.

3. Pertemuan Ketiga : 3 JP (Tumbukan Lenting Sebagian & Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali)
Model Pembelajaran Tahap Tipe Course Deskripsi Tahap Teori Alokasi
Kooperatif Review Horay (CRH) Belajar Waktu
Konstruktivisme
PENDAHULUAN
1. Guru membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam, menunjuk
ketua kelas untuk memimpin doa, 10 menit
dan memeriksa kehadiran peserta
didik.
2. Guru menanyakan kabar peserta
80

didik.
3. Guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan pembelajaran
sebelumnya yaitu materi hukum
kekekalan momentum dan jenis-
jenis tumbukan.
4. Guru meminta peserta didik Asimilasi
memperhatikan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan “Apa
yang terjadi jika kelereng
bertumbukan dengan plastisin?
Dan apa yang terjadi jika kelereng
bertumbukan dengan lantai?”
Fase 1 : Present goals 1. Guru menyampaikan 5. Guru menyampaikan tujuan
and set. kompetensi yang pembelajaran.
Menyampaikan tujuan ingin dicapai.
dan mempersiapkan
peserta didik.
INTI
Fase 2 : Present 2. Guru 1. Guru menyampaikan cakupan
information. mendemonstrasikan materi dan demontrasi tentang
Menyajikan informasi atau menyajikan tumbukan lenting sebagian dan
materi. tumbukan tidak lenting sama
sekali.
Fase 3 : Organize 2. Guru membagi peserta didik dalam 115 menit
student info learning. beberapa kelompok, kemudian
Mengorganisir peserta membagikan LKPD jenis-jenis
didik ke dalam tim- tumbukan untuk dikerjakan secara
81

tim belajar. berkelompok.


Fase 4 : Assist team 3. Guru membimbing peserta didik
work and study. untuk bekerjasama mengerjakan
Membimbing kerja LKPD jenis-jenis tumbukan.
tim dan belajar.
Fase 5 : Test on the 4. Guru meminta salah satu Akomodasi
materials. perwakilan dari masing-masing
Mengevaluasi. kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi LKPD jenis-jenis
tumbukan satu persatu, dan
membandingkan dengan hasil yang
mereka buat.
3. Memberikan 5. Guru memberikan penjelasan
kesempatan siswa tentang LKPD jenis-jenis
tanya jawab. tumbukan yang sudah mereka
kerjakan, dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk
bertanya mengenai hal-hal yang
belum dipahami pada materi jenis-
jenis tumbukan.
4. Untuk menguji 6. Untuk menguji pemahaman peserta
pemahaman, siswa didik, guru memberikan soal
diminta membuat latihan tentang tumbukan lenting
kotak berisi soal sebagian dan tumbukan tidak
sesuai dengan lenting sama sekali dengan cara
kebutuhan dan tiap bermain game dengan kelompok
kotak diisi angka sebelumnya. Setiap kelompok
sesuai dengan yang membuat 5 kotak.
82

ditentukan guru.

5. Guru membacakan 7. Guru membacakan soal satu


soal secara acak dan persatu disertai dengan nomor
siswa menulis kotak, kemudian masing-masing
jawaban didalam kelompok langsung berdiskusi
kotak yang dengan waktu 2 menit. Setelah
nomornya disebutkan semua soal sudah dibacakan, guru
guru dan langsung di memberikan penjelasan untuk
diskusikan, kalau jawaban benar. Setiap kotak yg
benar diisi tanda berisi jawaban benar akan diberi
benar (√) dan salah tanda (√) jika salah diberi tanda
diisi tanda (x). (x).

6. Siswa yang sudah 8. Guru meminta setiap kelompok


mendapat tanda (√) untuk menghitung jumlah jawaban
vertikal atau benar, dan bagi kelompok yang
horizontal, atau mendapatkan jumlah jawaban
diagonal harus benar paling banyak langsung
berteriak “horay” berteriak “horay” atau
atau yel-yel lainnya. menyanyikan yel-yel kelompok.
Fase 6 : Provide 7. Nilai siswa dihitung 9. Guru memberikan reward kepada
recognition. dari jawaban yang kelompok yang memperoleh
Memberikan benar dan yang jawaban benar paling banyak.
pengakuan atau banyak berteriak
penghargaan. “horay”.
PENUTUP
1. Guru membimbing peserta didik Equilibrasi 10 menit
83

membuat kesimpulan pembelajaran


hari ini.
2. Guru meminta peserta didik untuk
mempejari materi pertemuan
selanjutnya.
3. Guru menutup pembelajaran
dengan salam.
84

H. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


a. Teknik Penilaian
1. Afektif : Observasi dan Jurnal
2. Kognitif : Tes Tertulis
3. Psikomotor : Presentasi
b. Bentuk Penilaian
1. Afektif : Lembar observasi sikap disiplin dan bekerjasama (terlampir)
2. Kognitif : Soal Objektif (terlampir)
3. Psikomotor : Rubrik Presentasi (terlampir)

Pekanbaru, Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Fisika

............................. .......................................
85

Lembar observasi afektif disiplin dan kerjasama


a. Lembar Observasi Afektif
No Indikator Kriteria Keterangan (*)

1. Bekerjasama a. Mendapat bagian dalam 1. Jika 4 kriteria muncul maka


mencari informasi yang diberi sebutan selalu
diperlukan 2. Jika 3 kriteria muncul maka
b. Mendapat bagian dalam diberi sebutan sering
diskusi atau presentasi 3. Jika 2 kriteria muncul maka
c. Mendapat bagian dalam diberi sebutan kadang-
menyusun percobaan kadang
tumbukan 4. Jika 1 kriteria muncul maka
d. Mendapat bagian dalam diberi sebutan jarang
menyelesaikan (*) informasi ini selanjutnya
permasalahan disampaikan kepada guru Pkn,
2. Disiplin Menunjukkan komitmen Agama dan walikelas untuk
untuk: dipertimbangkan menjadi nilai
a. Mencari informasi yang sikap
diperlukan
b. Terlibat aktif dalam diskusi
atau presentasi
c. Terlibat aktif dalam
menyusun percobaan
tumbukan
d. Terlibat aktif dalam
menyelesaikan
permasalahan

b. Jurnal
Pos/Neg Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Aspek sikap
Lanjut
1.

2.

3.

Dst.
86

Soal Objektif (Tes Tertulis)

KISI-KISI SOAL DAN PEDOMAN PENSKORAN TES HASIL BELAJAR KOGNITIF


A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mencoba, menalar, dan manyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls serta hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum, misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana
87

Soal Game Pertama Materi Momentum dan Impuls


Indikator Butir Soal Skor Jawaban
Menjelaskan Seorang petinju memberi pukulan ke kepala lawannya 15 Impuls
pengertian impuls dalam selang waktu tertentu, kemudian tangannya
ditarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan dengan
selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut....
a. Momentum
b. Impuls
c. Daya
d. Energi
e. Usaha
Menjelaskan Jika sebuah mobil dan motor memiliki kecepatan 120 15 Tembok yang ditabrak oleh mobil akan
pengertian km//jam, menabrak sebuah tembok, tembok manakah mengalami kerusakan yang lebih parah karena
momentum yang akan mengalami kerusakan lebih parah.. walaupun kecepatan keduanya sama akan
a. Tembok yang ditabrak oleh motor tetapi massa pada mobil lebih besar daripada
b. Tembok yang ditabrak oleh mobil
massa motor.
c. Tembok yang ditabrak oleh mobil dan motor
d. Tidak ada kerusakan sama sekali
e. Semua jawaban salah
Menerapkan Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan 20 Dik : Massa = 700 kg
konsep momentum kecepatan 72 km/jam. Momentum mobil tersebut Kecepatan (v) = 72 kg m/s = 20 m/s
untuk penyelesaian adalah... Dit : P..?
permasalahan a. 10000 kg m/s Penyelesaian : P = m x v
b. 11000 kg m/s
fisika P = 700 x 20
c. 12000 kg m/s
d. 13000 kg m/s
P = 14000 kg m/s
e. 14000 kg m/s
Menerapkan Besarnya impuls gaya 200 N yang menyentuh benda 20 Dik : F = 200 N
konsep impuls sasaran selama 0,1 sekon adalah... Δt = 0,1 s
dalam kehidupan a. 20 Ns Dit : I...?
sehari-hari. b. 40 Ns Penyelesaian : I = F x Δt
c. 50 Ns
I = 200 x (0,1)
88

d. 200 Ns I = 20 Ns
e. 500 Ns
Menerapkan Sebuah mobil bermassa 700 kg bergerak dengan 30 Dik : m = 700 kg
hubungan impuls kecepatan 36 km/jam, kemudian menabrak sebuah v1 = 36 km/jam = 10 m/s
dan momentum pohon dan berhenti setelah 0,4 sekon. Hitunglah v2 = 0 (karena diam)
untuk besar gaya rata-rata yang bekerja pada mobil Δt = 0,4 s
menyelesaikan selama tumbukan.... Dit : F..?
permasalahan a. 16000 N kekanan Penyelesaian : I = F Δt
fisika. b. 16000 N kekiri m (v1 – v2) = F Δt
c. 17000 N kekanan 700 (10 – 0) = F (0,4)
d. 17000 N kekiri 0,4F = -7000
e. 17500 N kekiri F = -17500 N

Soal Game Kedua Materi Hukum Kekekalan Momentum


Indikator Butir Soal Skor Jawaban
Memecahkan Sebuah perahu bermassa 100 kg 25 Diketahui : mp = 100 kg
permasalahan Yang sedang bergerak di lautan Vo = 10 m/s
dalam kehidupan ke kanan dengan kelajuan 10 mA = 50 kg
sehari-hari yang m/s. Diatas perahu ada dua mB = 30 kg
berkaitan dengan orang anak A dan B masing- Ditanya : V1’...?
momentum. masing bermassa 50 kg dan 30 kg. Kecepatan Penyelesaian:
perahu pada saat anak B meloncat kekiri dengan m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
kelajuan 5 m/s adalah.. 150(10) + 30(10) = 150 v1’+ 30(-5)
a. 10 m/s c. 13 m/s 1500 + 300 = 150 v1’ – 150
b. 11 m/s d. 22 m/s 1800 = 150 v1’ – 150

150 v1 = 1650
v1’ = 13 m/s
Memecahkan Kemanakah arah perahu tersebut setelah anak B 10 Ke kanan
89

masalah dalam melompat?


kehidupan sehari-
hari yang berkaitan
dengan
momentum.
Menerapkan Dua benda A dan B yang bermassa sama bergerak 20 Dari soal dapat diketahui bahwa:
persamaan hukum saling berpapasan. A bergerak ketimur dan B - benda pertama bermassa > m
kekekalan bergerak kebarat, masing-masing dengan kecepatan - kelajuan benda pertama > v1 = v ketimur
momentum untuk v dan 2v. Apabila benda tersebut mengalami - bola keduabermassa > m
kasus tumbukan tumbukan lenting sempurna, maka sesaat setelah - kelajuan bola kedua > v2 = 2v kebarat
lenting sempurna. tumbukan adalah... Pada soal diatas ditanyakan kelajuan benda
a. vA = v kebarat, vB = v ketimur setelah tumbukan, kita gunakan hukum
b. vA = 2v kebarat, vB = 2v ketimur kekekalan momentum. Karena tumbukan
c. vA = 2v kebarat, vB = v ketimur bersifat lenting sempurna dan benda bermassa
d. vA = v kebarat, vB = 2v ketimur sama, setelah tumbukan kedua benda saling
e. vA = 2v kebarat, vB = v ketimur bertukar kecepatan.
Berdasarkan uraian diatas, didapat bahwa
benda pertama (A) setelah tumbukan
kelajuannya 2v kebarat dan benda kedua (B)
kelajuannya v ketimur.
Menjelaskan Tuliskan rumus Hukum Kekekalan Momentum 20 P1 + P2 = P1’ + P2’
Hukum kekekalan linear! m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
momentum linear. Jika setelah terjadi tumbukan kedua benda
bergabung menjadi satu
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
Memecahkan Dua buah bola 25
permasalahan masing-masing m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
dalam kehidupan bermassa m1 = 2 kg 2 (2) + 1 (4) = (2 + 1) v’
sehari-hari yang dan m2 = 1 kg 2 + (-4) = 3v’
berkaitan dengan menggelinding berlawanan arah dengan 0 = v’
90

momentum. kelajuan v1 = 2 m/s dan v2 = 4 m/s seperti pada


gambar. Kedua bola kemudian bertumbukan dan
setelah tumbukan keduanya saling menempel.
Kecepatan kedua bola setelah tumbukan adalah....
a. 0 m/s c. 1 m/s
b. 0,5 m/s d. 1,5 m/s

Soal Game Ketiga Materi Tumbukan


Indikator Butir Soal Skor Jawaban
Menerapkan Dua buah bola saling mendekat dan bertumbukan seperti 20 Dik : m1 = m2 = 1 kg
hukum kekekalan diperlihatkan gambar dibawah ini! v1 = 20 kg
momentum untuk 20 m/s 10 m/s v2 = 10 m/s
kasus tumbukan e = 0,5
lenting sebagian. dit : v1’ dan v2’

m1 m2

Jika koefisien restitusi tumbukan adalah 0,5 dan massa


masing-masing bola adalah sebesar 1 kg. Maka kelajuan =
bola setelah tumbukan adalah....
a. 2,5 m/s kekiri; 12,5 m/s kekanan
b. 2,5 m/s kekanan; 12,5 m/s kekanan
=
c. 0 m/s ; 0 m/s 2(v’1 – v2) = -30
d. 12,5 m/s ; 2,5 m/s kekanan v'1 = v’2 – 15
e. 12,5 m/s; 2,5 m/s kekiri ( persamaan 1)
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
1(20) + 1 (-10) = 1 (v1’) + 1 (v2’)
10 = v1’ + v2’
(persamaan 2)
Gabungan 1 dan 2 :
91

10 = v1’ + v2’
10 = (v2’ – 15) + v2’
25 = 2v2’
v2’ = 12,5 m/s
v1’ = v2’ – 15
v1’ = 12,5 – 15 = -2,5
Menerapkan Dua buah benda A dan B massanya masing-masing 5 kg 15 Dik : ma = 5 kg
persamaan hukum dan 3 kg bergerak brlawanan arah pada bidang datar mb = 3 kg
kekekalan licin dengan kelajuan sama 2 m/s. Jika terjadi tumbukan va = vb = 2 m/s
momentum untuk tidak lenting sama sekali, besar kecepatan kedua benda dit : v’
sesaat setelah tumbukan adalah...
kasus tumbukan
a. 0,1 m/s ma.va + mb.vb = (ma + mb) v’
tidak lenting sama b. 0,2 m/s 5 (2) + 3 (-2) = (5 +3) v’
sekali. c. 0,3 m/s 10 – 6 = 8 v’
d. 0,4 m/s v' = ½ m/s
e. 0,5 m/s = 0,5 m/s

Menentukan Bola dijatuhkan dari ketinggian 1 m diatas lantai 25 Diketahui : h1 = 1 m


koefisien restitusi kemudian bola memantul setinggi 0,25 m. Koefisien h2 = 0,25 m
berdasarkan restitusi pantulan adalah... Ditanya : e..?
praktikum bola a. 0,25 √
jatuh bebas ke b. 0,5
lantai. c. 0,6 √
d. 0,8 √
e. 1


e = 0,5

Mengintegrasikan Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua 25 Diketahui :


hukum kekekalan bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3 kg m1 = 3 kg
energi dan adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 m2 = 6 kg
92

kekekalan kg adalah... v1 = v2 = 0 m/s


momentum untuk a. 96 joule v1’ = 16 m/s
berbagai peristiwa b. 192 joule
tumbukan. c. 384 joule Ditanya : Ek2’ = ?
d. 768 joule Penyelesaian :
e. 850 joule Ek2’ = mv2’²
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
3(0) + 6(0) = 3 (16) + 6v2’
0 = 48 + 6 v2’
6 v2’ = - 48
v2’ = - = -8 m/s

Ek2’ = mv2’²
Ek2’ = (6) (-8)²
Ek2’ = joule

Menyebutkan Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku 15 Hukum Kekekalan Momentum
syarat untuk hukum...
berbagai peristiwa a. Kekekalan momentum dan energi potensial
tumbukan. b. Kekekalan mometum dan energi mekanik
c. Kekekalan mometum dan energi kinetik
d. Kekekalan energi mekanik
e. Kekekalan momentum
93

Rubrik Presentasi

Rubrik Presentasi
No Nama Kemampuan Kemampuan Memberi Nilai
Peserta Bertanya (*) Menjawab/Arg Masukan/Saran Keterampilan (**)
Didik umentasi (*) (*)
1. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2.
3.
4.

Pedoman Penskoran
No Aspek Pedoman Peskoran
1. Kemampuan bertanya Skor 4, apabila selalu bertanya
Skor 3, apabila sering bertanya
Skor 2, apabila kadang-kadang bertanya
Skor 1, apabila tidak pernah bertanya
2. Kemampuan Skor 4, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan
menjawab/argumentasi jelas
Skor 3, apabila materi/jawaban benar, rasional, dan
tidak jelas
Skor 2, apabila materi/jawaban benar, tidak rasional,
dan jelas
Skor 1, apabila materi/jawaban tidak benar, tidak
rasional, dan tidak jelas
3. Kemampuan memberi Skor 4, apabila selalu memberi masukan/saran
masukan/saran Skor 3, apabila sering memberi masukan/saran
Skor 2, apabila kadang-kadang memberi masukan/saran
Skor 1, apabila tidak pernah memberi masukan/saran
(*) diisi sesuai dengan perolehan skor sesuai dengan pedoman penskoran

(**) nilai keterampilan diperoleh dari perhitungan:


LKPD 1
LembAR KerjA Momentum dan
PeserTA Didik 1
3.10/X/II/01 Impuls
HARI/TANGGAL :

NAMA KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA : 1.

2.

3.

4.

TujuAN PembelAJAran
1. Siswa mampu menjelaskan konsep momentum dan impuls
2. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara perubahan momentum dan impuls.

PernAHkAH KAMU ?

Pernahkah kamu memperhatikan bagian dalam helm? Jika kamu


memperhatikan bagian dalam helm, maka kamu akan melihat lapisan lunak
berupa gabus atau spons. Lapisan lunak tersebut bertujuan untuk
memperlama waktu kontak seandainya kepala pengguna terbentur ke aspal
ketika terjadi tabrakan atau jatuh saat berkendara. Jika tidak ada lapisan
lunak tersebut, waktu kontak antara kepala dan aspal menjan sangat kecil
sehingga gaya yang ditimbulkan akan menjadi besar yang mengakibatkan
kepala pengendara akan terluka. Semakin baik jenis lapisan lunak yang
digunakan, semakin kecil pula gaya yang ditimbulkan saat terjadi benturan.

Pada Aktivitas 1 ini, terdapat beberapa kegiatan yang akan menuntunmu menemukan
konsep momentum dan impuls.

AktivitAS 1
1 Amatilah gambar berikut!

Kerbau Kambing

Jika kerbau dan kambing berlari dengan kecepatan yang sama, manakah yang
lebih sulit untuk dihentikan?
Alasan:
LKPD 1
LembAR KerjA Momentum dan
PeserTA Didik 1
3.10/X/II/01 Impuls
2 Amatilah gambar berikut!

B
A
Kambing A Kambing B

Dua ekor kambing A dan B berlari dengan kecepatan sama dengan berat kambing B
lebih besar dari kambing A, kambing manakah yang lebih sulit untuk dihentikan?
Alasan:

3 Amatilah gambar berikut!

Ketika sebuah mobil mengalami tabrakan,


mobil akan penyok. Mengapa mobil didesain
agar mudah penyok?
Alasan:

AktivitAS 2

Berdasarkan Aktivitas 1, diskusikan bersama teman sekelompokmu mengenai hubungan


antara perubahan momentum dan impuls. Kemudian tuliskan hasil diskusi yang diperoleh
pada kolom berikut!
LKPD 1
LembAR KerjA Momentum dan
PeserTA Didik 1
3.10/X/II/01 Impuls
AktivitAS 3
Berdasarkan Aktivitas 2, diskusikan bersama teman sekelompokmu mengenai hubungan antara
perubahan momentum dan impuls dan temukan persamaannya berdasarkan langkah-langkah
dibawah ini.

1 Sebuah benda bermassa m sedang bergerak dengan kecepatan v1. Kemudian tiba-tiba benda
tersebut diberi gaya sebesar F, setelah selang waktu ∆t, kecepatannya berubah dari menjadi v2.
Lihat pada gambar dibawah ini :

v1 v2

Sehingga apabila benda yang bergerak mengalami perubahan kecepatan dari v1 ke v2, maka benda
tersebut mengalami perubahan momentum. Berapakah perubahan momentum nya?
∆p ⋯ ⋯

∆p ⋯ … ⋯ (persamaan 1)

2 Jika ∆𝑝adalah F ∆t , Maka persamaan ∆p dapat diubah menjadi...

F ∆t ⋯ … ⋯

F ∆t ................ ⋯ … (persamaan 2)

3 Jika mv p dan mv p , maka persamaan F ∆t dapat kita tuliskan :

F ∆t ⋯ ⋯ (persamaan 3)

4
Jika F ∆t I , maka persamaan F ∆t dapat diubah menjadi ...

I ⋯ ⋯

Berdasarkan persamaan-persamaan yang didiskusikan bersama teman sekelompokmu


mengenai hubungan antara perubahan momentum dan impuls, jelaskanlah kesimpulan hasil
diskusi yang diperoleh pada kolom berikut!
LKPD 2
LembAR KerjA Hukum Kekekalan
PeserTA Didik 2
3.10/X/II/02 Momentum
HARI/TANGGAL :

NAMA KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA : 1.

2.

3.

4.

TujuAN PembelAJAran
1. Siswa mampu menjelaskan hukum kekekalan momentum

PernAHkAH KAMU ?

Pernahkah kamu memperhatikan orang-orang yang sedang


naik bom-bom car saling bertabrakan satu sama lain dan
terdapat pantulan antar mobil bom-bom car dan tidak terjadi
kecelakaan. Di bagian bawah mobil dipasang ban karet untuk
mengurangi jumlah tumbukan antar mobil.

Pada Aktivitas 1 ini, terdapat beberapa kegiatan yang akan menuntunmu menemukan
hukum kekekalan momentum.

AktivitAS 1
1 Amatilah gambar berikut!

Berdasarkan gambar di samping


v1 v2 didapatkan bahwa hukum kekekalan
m1 m2
momentum menyatakan bahwa :
Alasan:

v1 v2
m1 m2

Rumusan Hukum Kekekalan Momentum:


LKPD 2
LembAR KerjA Hukum Kekekalan
PeserTA Didik 2
3.10/X/II/02 Momentum
AktivitAS 2

Pada Aktivitas 2 ini, terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan hukum kekekalan
momentum.

1
Sebuah senapan bermassa 1 kg digunakan untuk menembakkan peluru
bermassa 0,02 kg dengan kecepatan 800 m/s. Berapa kecepatan senapan
mendorong bahu penembak dan kemanakah arahnya ?
Jawab:

Seorang nelayan bermassa 70 kg menaiki perahu kecil yang massanya 200


kg. Mula-mula perahu bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Kemudian tiba-tiba
orang dalam perahu meloncat ke belakang, berlawanan dengan arah perahu
dengan kecepatan loncatan 2m/s. Berapa kecepatan perahu pada saat orang
tersebut meloncat ke belakang?
Jawab:
LKPD 3
LembAR KerjA Jenis-Jenis
PeserTA Didik 3
4.10/X/II/03 Tumbukan
HARI/TANGGAL :

NAMA KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA : 1.

2.

3.

4.

TujuAN PembelAJAran
1 Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis tumbukan
2 Siswa dapat menentukan koefisien restitusi berdasarkan percobaan

PernAHkAH KAMU ?

Di jalan raya, sering kita temukan adanya tabrakan antara


dua kendaraan. Dari tabrakan ini, tidak jarang ada kendaraan
yang mengalami rusak parah akibat melaju dengan kencang
dan terpental jauh dari tempat kejadian. Tabrakan antara dua
kendaraan yang bergerak ini berhubungan dengan besaran
momentum. Momentum merupakan sifat kelembaman dari
benda yang bergerak. Makin besar momentum sebuah benda,
makin sulit untuk mengubah geraknya.

AktivitAS 1
Pada Aktivitas 1 ini, terdapat beberapa kegiatan yang akan menuntunmu mengetahui
jenis-jenis tumbukan.

1 Amatilah gambar berikut!

Ciri-ciri Tumbukan Lenting


Sempurna :
m1 m2

m1 m2
LKPD 3
LembAR KerjA Jenis-Jenis
PeserTA Didik 3
4.10/X/II/03 Tumbukan
2 Amatilah gambar berikut!

Ciri-ciri Tumbukan Lenting


Sebagian:

3 Amatilah gambar berikut!

Ciri-ciri Tumbukan Tidak


Lenting Sama Sekali:
m1 m2

m1 m2

KesimpulAN

Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan pada aktivitas di atas!


LKPD 3
LembAR KerjA Jenis-Jenis
PeserTA Didik 3
4.10/X/II/03 Tumbukan

Ayo LAkuKAN!
Alat dan bahan

1. Bola pingpong
2. kelereng
3. Penggaris
4. Perlengkapan video dokementer

Prosedur
eksperimen
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk eksperimen!
2. Jatuhkan bola pingpong dari ketinggian tertentu (h=150 cm).
3. Ukur tinggi pantulan pertama sebagai h1.
4. Ulangi langkah 2-3 dengan memvariasikan ketinggian awal bola.
5. Data hasil pengamatan dimasukkan dalam tabel 1.a.
6. Ulangi langkah 2-4 dengan mengganti bola pingpong dengan
kelereng. Masukkan data hasil pengamatan pada tabel 1.b.

Hasil Pengamatan
Tabel 1.a. Hasil ketinggian pantulan bola pingpong

No h (cm) h1 (cm) √𝒉 (cm) √𝒉𝟏 (cm)

1 150
2 ...
3 ...

Tabel 1.b. Hasil ketinggian pantulan kelereng

No h (cm) h1 (cm) √𝒉 (cm) √𝒉𝟏 (cm)

1 150
2 ...
3 ...
LKPD 3
LembAR KerjA Jenis-Jenis
PeserTA Didik 3
4.10/X/II/03 Tumbukan
1. Buatlah grafik antara akar tinggi bola sebelum dijatuhkan (√h)
dengan akar tinggi bola pantulan ( √h ) untuk kelereng dan bola
pingpong !

2. Bandingkan gradien garis pada grafik antara akar tinggi bola


sebelum dijatuhkan (√h) dengan akar tinggi bola pantulan ( √h )
untuk bola pingpong dengan kelereng!

3. Melalui berbagai sumber belajar, bagaimana cara menentukan


koefisien resistusi dari peristiwa tumbukan bola dengan lantai?
LKPD 3
LembAR KerjA Jenis-Jenis
PeserTA Didik 3
4.10/X/II/03 Tumbukan
4. Bagaimanakan perbandingan hasil percobaan dengan teori?

5. Apakah kesimpulan dari aktivitas ini?


104

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Kognitif

Materi Pokok : Momentum dan Impuls


Kelas : X / II
Sekolah : SMA
No Indikator Butir Soal Penyelesaian Soal Kategori Jawaban
Soal
1 Menjelaskan Seorang petinju memberi pukulan ke Impuls C1 B
pengertian impuls kepala lawannya dalam selang waktu
tertentu, kemudian tangannya ditarik
kembali. Hasil kali antara gaya
pukulan dengan selang waktu yang
dialami oleh lawannya disebut...
a. Momentum
b. Impuls
c. Daya
d. Energi
e. Usaha
2 Menjelaskan Momentum merupakan besaran yang Momentum termasuk besaran vektor C2 C
pengertian dimiliki oleh benda yang bergerak dengan dengan arah momentum searah
kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar
momentum di bawah ini adalah.... dengan arah kecepatan.
a. Momentum termasuk besaran
skalar dengan arah momentum
searah dengan arah kecepatan.
b. Momentum termasuk besaran
pokok dengan arah momentum
105

berlawanan arah dengan arah


kecepatan.
c. Momentum termasuk besaran
vektor dengan arah momentum
searah dengan kecepatan.
d. Momentum sama dengan nol jika
benda bergerak dengan kecepatan
tetap.
e. Momentum selalu berubah pada
benda yang bergerak dengan
kecepatan tetap.
3 Menjelaskan Jika sebuah benda jatuh bebas, Bertambah C2 C
pengertian impuls momentum benda tersebut...
a. Tetap
b. Berkurang
c. Bertambah
d. Bertambah kemudian berkurang
e. Berkurang kamudian bertambah
4 Menerapkan konsep Seekor serangga yang massanya 22 gramDiketahui : C3 C
momentum untuk yang sedang terbang dengan laju 80 m/s.
m = 22 gr = 0,022 kg
Momentum serangga tersebut adalah...
penyelesaian a. 1,706 kg m/s v = 80 m/s
permasalahan fisika. b. 0,176 kg m/s Ditanya : P...?
c. 1,76 kg m/s Penyelesaian : P = m x v
d. 17,6 kg m/s P = 0,022 (80)
e. 176 kg m/s
P = 1,76 kg m/s
5 Menerapkan konsep Besarnya impuls bola tenis bermassa 60 Diketahui : C3 A
impuls dalam dalam gram dipukul hingga mencapai kecepatan m = 60 gr = 0,06 kg
144 km/jam adalah....
kehidupan sehari- a. 2,4 Ns v = 144 km/jam = 40 m/s
106

hari. b. 0,24 Ns Ditanya : I ...?


c. 24 Ns Penyelesaian :
d. 2,04 Ns
e. 0,024 Ns I = Perubahan momentum (P)
P=mxv
P = 0,06 (40)
P = 2,4 kg m/s
P = 2,4 Ns
6 Menerapkan Mobil di rancang oleh desainer dengan - Mengurangi gaya impulsif C4 B
hubungan impuls memilih bahan yang relatif lunak di - Menghasilkan selang waktu
bagian depan. Hal ini bertujuan agar kontak yang lebih lama ketika
dan momentum terjadi tabrakan
untuk ketika bertabrakan yang penyok adalah
bagian depan mobil. Mengapa desainer
menyelesaikan
memilih bahan yang relatif lunak pada
permasalahan fisika.
bagian depan mobil?
1. Mengurangi gaya impulsif
2. Menambah gaya impulsif untuk
mengurangi momentum
3. Menghasilkan selang waktu kontak
yang lebih lama ketika terjadi
tabrakan
4. Mengurangi resiko kecelakaan agar
momentum yang dihasilkan kecil.
Pernyataan di atas yang benar adalah....
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 4 dan 3
c. 1 dan 4
107

7 Menerapkan Evan Dimas menendang bola dengan Diketahui : F = 200 ∆ C3 A


hubungan impuls rata-rata gaya 200 N. Jika bola Ditanya : I = ?
dan momentum bersentuhan dengan kakinya selama Penyelesaian :
untuk
0,1 s, besar impulsnya adalah... ∆
a. 20 Ns
menyelesaikan b. 40 Ns
permasalahan fisika. c. 50 Ns
d. 200 Ns
e. 500 Ns

8 Menerapkan Perhatikan gambar di bawah ini! Diketahui : C3 C


hubungan impuls m₁ = 3 kg
dan momentum v₁ = 10 m/s
untuk Ditanya : p₁ = ?
menyelesaikan Dua buah benda bergerak saling Penyelesaian :
permasalahan fisika. mendekati seperti terlihat pada p₁ = m₁ v₁
gambar.Besar momentum benda 1 p₁ = (3) (10)
adalah... p₁ = 30 kg m/s
a. 10 kg m/s
108

b. 20 kg m/s
c. 30 kg m/s
d. 40 kg m/s
e. 50 kg m/s

9 Memecahkan Dua buah m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’ C3 A


permasalahan dalam bola 2 (2) + 1 (4) = (2 + 1) v’
kehidupan sehari- masing- 3 + (-4) = 3v’
hari yang berkaitan masing 0 = v’
dengan momentum bermassa m1 = 2 kg dan m2 = 1 kg
dan tumbukan. menggelinding berlawanan arah
dengan
kelajuan v1 = 2 m/s dan v2 = 4 m/s
seperti pada gambar. Kedua bola
kemudian bertumbukan dan setelah
tumbukan keduanya saling menempel.
Kecepatan kedua bola setelah
tumbukan adalah....
a. 0 m/s
b. 1 m/s
c. 0,5 m/s
d. 1,5 m/s
e. -1 m/s
10 Memecahkan Perhatikan gambar berikut! - Jika tumbukan lenting C4 D
permasalahan dalam sempurna, maka A diam dan B
kehidupan sehari- bergerak dengan kecepatan 5
hari yang berkaitan m/s
109

dengan momentum - Jika tumbukan tidak lenting


dan tumbukan. v = 5 m/s sama sekali maka vA = vB = 2,5
A B m/s

Dari pernyataan di bawah ini.


1) Jika tumbukan lenting sempurna,
maka A diam dan B bergerak dengan
kecepatan 5 m/s
2) Jika tumbukan lenting sempurna,
maka B tetap diam dan A bergerak
dengan kecepatan berlawanan arah (-
5m/s)
3) Jika tumbukan tidak lenting sama
sekali maka vA = vB = 2,5 m/s
Pernyataan yang benar berkaitan dengan
gerak benda A dan B setelah tumbukan
adalah....
a. 1 saja d. 1 dan 3
b. 2 saja e. 2 dan 3
c. 3 saja
110

11 Menerapkan Perhatikan gambar dibawah ini. Diketahui : R = 1,8 m C3 C


persamaan hukum e=1
kekekalan Ditanya : v1’ dan v2’....
momentum untuk Penyelesaian :
EM1 = EM2
kasus tumbukan
EP = EK
lenting sempurna. Dua bola identik dijatuhkan bersamaan mgh = 1/2mv2
dari ketinggian yang sama pada bidang v2 = 2gh
licin berbentuk setengah lingkaran dengan v=√
jari-jari 1,8 m. jika tumbukan antara
kedua bola lenting sempurna, kecepatan v=√=
kedua bola sesaat sesudah tumbukan √
adalah..... v = 6 m/s
a. 0
b. 3 m/s P = P’
c. 6 m/s m1v1+m2v2 = m1v1’+m2v2’
d. 9 m/s v1 + v2 = v1’ + v2’
e. 11 m/s -6 + 6 = v1’ + v2’
0 = v1’ + v2’ ....... (persamaan
1)

e==

1=

-12 = -(v1’ – v2’)


-12 = v2’ – v1’ .................. (persamaan
2)

v1’ + v2’ = 0
111

v2’ – v1’ = -12


2v1’ = 12
v1’= 12/2
v1’= 6m/s

12 Menerapkan hukum Benda bermassa 500 gram bergerak Diketahui : m1 = 0,5 kg C3 A


kekekalan kebarat dengan kecepatan 10 m/s dan m2 = 200 gram = 0,2 kg
momentum untuk benda bermassa200 gram bergerak v1 = -10 m/s
kasus tumbukan ketimur dengan kecepatan 12 m/s. Kedua v2 = 12 m/s
benda bergerak saling mendekati dan v1’ = 6 m/s
tumbukan lenting
bertumbukan. Jika setelah bertumbukan, Ditanya : v2’ ...?
sebagian. kelajuan benda bermassa 500 gram adalah Penyelesaian:
6 m/s maka kelajuan benda bermassa 200 m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
gram adalah.... 0,5 (-10) + 0,2 (12) = 0,5 (6) + 0,2 v2’
a. -28 m/s -5 + 2,4 = 3 + 0,2 v2’
b. 28 m/s -2,6 = 3 + 0,2 v2’
c. -25 m/s -2,6 – 3 = 0,2 v2’
d. 26 m/s -5,6 = 0,2 v2’
e. -22 m/s v2’ = -28 m/s
112

13 Menerapkan hukum Sebutir peluru bermassa 30 gr bergerak Diketahui : m1 = 30 gr = 0,03 kg C3 B


kekekalan dengan kecepatan sebesar 30 m/s m2 = 1 kg
momentum untuk menumbuk balok kayu bermassa 1 kg v1 = 30 m/s
kasus tumbukan yang sedang diam. Tentukan kelajuan v2 = 0
tidak lenting sama balok jika peluru tertanam di dalam Ditanya : v’ ... ?
balok... Penyelesaian :
sekali a. 8,7 m/s m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
b. 0,87 m/s (0,03)30 + 1 (0) = (0,03 + 1) v’
c. 0,08 m/s 0,9 + 0 = 1,03 v’
d. 8,07 m/s v' = 0,9/1,03
e. 87 m/s v = 0,87 m/s
14 Menentukan Sebuah benda jatuh bebas dari Diketahui : h1 = 100 m C3 D
koefisien restitusi ketinggian 100 m. Jika koefisien e = 0,5
berdasarkan restitusi antara bola dengan lantai 0,5
praktikum bola jatuh maka ketinggian pantulan bola adalah... Ditanya : h2 = ?
bebas kelantai Penyelesaian :
e= √

0,5 = √

(0,5)² =
a. 80 m
b. 75 m
c. 50 m h2 = 100 (0,25) = 25 m
d. 25 m
e. 20 m
15 Menentukan Arya melakukan percobaan Semakin tinggi pantulan kedua C5 B
koefisien restitusi menjatuhkan bola dari ketinggian bola maka makin besar restitusi
113

berdasarkan tertentu, kemudian diukur ketinggian bola.


praktikum bola jatuh pantulan kedua bola. Data hasil
bebas kelantai percobaan tampak sebagai berikut:
Jenis h1 (m) h2 (m) e
Bola
Bola 1,5 0,9 0,77
Kasti
Bola 1,5 1,2 0,89
Pingpong
Bola 1,5 0,75 ....
Bekel
Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan
yang tepat dari percobaan yang
dilakukan Arya adalah....
a. Semakin rendah pantulan kedua
bola maka makin besar restitusi
bola.
b. Semakin tinggi pantulan kedua
bola maka makin besar restitusi
bola.
c. Semakin besar restitusi bola maka
semakin rendah pantulan kedua
bola.
d. Semakin tinggi pantulan kedua
bola maka semakin energi bola
yang hilang.
114

e. Semakin rendah pantulan kedua


bola maka energi bola semakin
bertambah.
115

Lampiran 5 Soal Tes Hasil Belajar

SOAL ULANGAN
MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Sekolah : ....................
Kelas : X/2
Waktu : 3 x 90 menit
Hari/Tanggal :
Nama :
Kelas :

Petunjuk
1. Isilah identitas di lembar soal yang telah disediakan.
2. Berilah tanda silang jawaban pada lembaran soal.
3. Tidak ada jawaban 2x. Apabila terdapat jawaban 2x, maka jawaban
dianggap salah.
4. Apabila terdapat soal menggunakan rumus, maka kerjakan dengan jalan
pengerjaan yang benar dan rapi di samping soal atau di lembar belakang
soal karena akan menambah poin nilai.
5. Selesaikan soal dengan tepat waktu.

Soal Pilihan Ganda


1. Seorang petinju memberi pukulan ke kepala lawannya dalam selang waktu
tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan
dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut...
a. Momentum
b. Impuls
c. Daya
d. Energi
e. Usaha
2. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak
dengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah....
a. Momentum termasuk besaran skalar dengan arah momentum searah
dengan arah kecepatan.
116

b. Momentum termasuk besaran pokok dengan arah momentum berlawanan


arah dengan arah kecepatan.
c. Momentum termasuk besaran vektor dengan arah momentum searah
dengan kecepatan.
d. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetap.
e. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan
tetap.
3. Jika sebuah benda jatuh bebas, momentum benda tersebut...
a. Tetap
b. Berkurang
c. Bertambah
d. Bertambah kemudian berkurang
e. Berkurang kamudian bertambah
4. Seekor serangga yang massanya 22 gram yang sedang terbang dengan laju 80
m/s. Momentum serangga tersebut adalah....
a. 1,706 m/s
b. 0,176 m/s
c. 1,76 m/s
d. 17,6 m/s
e. 176 m/s
5. Besarnya impuls bola tenis bermassa 60 gr dipukul hingga mencapai
kecepatan 144 km/jam adalah....
a. 2,4 Ns
b. 0,24 Ns
c. 24 Ns
d. 2,04 Ns
e. 0,024 Ns
6. Mobil di rancang oleh desainer dengan memilih bahan yang relatif lunak di bagian
depan. Hal ini bertujuan agar ketika bertabrakan yang penyok adalah bagian depan
mobil. Mengapa desainer memilih bahan yang relatif lunak pada bagian depan
mobil?
117

1. Mengurangi gaya impulsif


2. Menambah gaya impulsif untuk mengurangi momentum
3. Menghasilkan selang waktu kontak yang lebih lama ketika terjadi tabrakan
4. Mengurangi resiko kecelakaan agar momentum yang dihasilkan kecil.
Pernyataan di atas yang benar adalah....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 4 dan 3
7. Evan Dimas menendang bola dengan rata-rata gaya 200 N. Jika bola
bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 s, besar impulsnya adalah...
a. 20 Ns
b. 40 Ns
c. 50 Ns
d. 200 Ns
e. 500 Ns
8. Perhatikan gambar di bawah ini!

Dua buah benda bergerak saling mendekati seperti terlihat pada gambar.Besar
momentum benda 1 adalah...
a. 10 kg m/s
b. 20 kg m/s
c. 30 kg m/s
d. 40 kg m/s
e. 50 kg m/s
9. Dua buah bola masing-masing
bermassa m1 = 2 kg dan m2 = 1 kg
menggelinding berlawanan arah dengan
118

kelajuan v1 = 2 m/s dan v2 = 4 m/s seperti pada gambar. Kedua bola kemudian
bertumbukan dan setelah tumbukan keduanya saling menempel. Kecepatan
kedua bola setelah tumbukan adalah....
a. 0 m/s
b. 1 m/s
c. 0,5 m/s
d. 1,5 m/s
e. -1 m/s
10. Perhatikan gambar berikut!

v=5
A m/s B

Dari pernyataan di bawah ini.


1) Jika tumbukan lenting sempurna, maka A diam dan B bergerak
dengan kecepatan 5 m/s
2) Jika tumbukan lenting sempurna, maka B tetap diam dan A bergerak
dengan kecepatan berlawanan arah (-5 m/s)
3) Jika tumbukan tidak lenting sama sekali maka vA = vB = 2,5 m/s
Pernyataan yang benar berkaitan dengan gerak benda A dan B setelah
tumbukan adalah....
a. 1 saja
b. 2 saja
c. 3 saja
d. 1 dan 3
e. 2 dan 3
119

11. Perhatikan gambar dibawah ini.

Dua bola identik dijatuhkan bersamaan dari ketinggian yang sama pada
bidang licin berbentuk setengah lingkaran dengan jari-jari 1,8 m. jika
tumbukan antara kedua bola lenting sempurna, kecepatan kedua bola sesaat
sesudah tumbukan adalah.....
a. 0
b. 3 m/s
c. 6 m/s
d. 9 m/s
e. 11 m/s
12. Benda bermassa 500 gram bergerak kebarat dengan kecepatan 10 m/s dan
benda bermassa200 gram bergerak ketimur dengan kecepatan 12 m/s. Kedua
benda bergerak saling mendekati dan bertumbukan. Jika setelah
bertumbukan, kelajuan benda bermassa 500 gram adalah 6 m/s maka kelajuan
benda bermassa 200 gram adalah....
a. -28 m/s
b. 28 m/s
c. -25 m/s
d. 26 m/s
e. -22 m/s
13. Sebutir peluru bermassa 30 gr bergerak dengan kecepatan sebesar 30 m/s
menumbuk balok kayu bermassa 1 kg yang sedang diam. Tentukan kelajuan
balok jika peluru tertanam di dalam balok...
a. 8,7 m/s
b. 0,87 m/s
c. 0,08 m/s
d. 8,07 m/s
120

e. 87 m/s
14. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi
antara bola dengan lantai 0,5 maka ketinggian pantulan bola adalah...

a. 80 m
b. 75 m
c. 50 m
d. 25 m
e. 20 m
15. Arya melakukan percobaan menjatuhkan bola dari ketinggian tertentu,
kemudian diukur ketinggian pantulan kedua bola. Data hasil percobaan
tampak sebagai berikut:
Jenis h1 (m) h2 (m) e
Bola
Bola 1,5 0,9 0,77
Kasti
Bola 1,5 1,2 0,89
Pingpong
Bola 1,5 0,75 ....
Bekel
Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan yang tepat dari percobaan yang
dilakukan Arya adalah....
a. Semakin rendah pantulan kedua bola maka makin besar restitusi bola.
b. Semakin tinggi pantulan kedua bola maka makin besar restitusi bola.
c. Semakin besar restitusi bola maka semakin rendah pantulan kedua bola.
d. Semakin tinggi pantulan kedua bola maka semakin energi bola yang
hilang.
e. Semakin rendah pantulan kedua bola maka energi bola semakin
bertambah.
121

Lampiran 6 Instrumen Validasi


LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN RPP
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kooperatif Tipe
Course Review Horay (CRH) Pada Materi Momentum dan Impuls di Kelas X
SMA”

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Kelas/Jenjang Sekolah : Siswa Kelas X/SMA
Peneliti dan Pengembang : Isnaini Sandy Harnum
Nama Validator :

Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat dan bertahap.
2. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sehingga
dapat diketahui layak atau tidaknya RPP tersebut digunakan dalam
pembelajaran fisika.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (✓) didalam kotak sesuai dengan
penilaian atau pendapat Bapak/Ibu!
Skor 1 = TIDAK BAIK
Skor 2 = KURANG BAIK
Skor 3 = BAIK
Skor 4 = SANGAT BAIK
4. Mohon Bapak/Ibu memberikan saran dan komentar pada tempat yang telah
disediakan.
5. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi lembar penilaian ini, saya ucapkan
terima kasih.
Tabel 1. Kesesuaian KD, Indikator, dan Alokasi Waktu
Skor
No ITEM
1 2 3 4
Rumusan indikator selaras dengan Kompetensi
1.
Dasar (KD).
Alokasi waktu sesuai dengan cakupan
2.
kompetensi.
Ketepatan penggunaan kata kerja operasional
3.
pada indikator pembelajaran.
122

Tabel 2. Tujuan Pembelajaran


Skor
No ITEM
1 2 3 4
Rumusan tujuan pembelajaran selaras dengan
1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
Rumusan tujuan pembelajaran selaras dengan
2.
indikator pembelajaran.

Tabel 3. Materi Pembelajaran


Skor
No ITEM
1 2 3 4
Materi pembelajaran mendukung pencapaian
1. Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai indikator
pembelajaran.
Materi pembelajaran memperhatikan antara
2.
indikator dan kegiatan pembelajaran.
Uraian materi pembelajaran sesuai dengan
3.
tingkat perkembangan peserta didik.

Tabel 4. Metode Pembelajaran


Skor
ITEM
Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-langkah pembelajaran.

Tabel 5. Media Pembelajaran


Skor
ITEM
1 2 3 4
Media yang digunakan sesuai dengan materi Konsep
& Hubungan antar Perubahan Momentum dan
Impuls.

Tabel 6. Kegiatan Pembelajaran


Skor
No ITEM
1 2 3 4
Pendahuluan berisi pengaitan kompetensi yang
1. akan dibelajarkan dengan kompetensi
sebelumnya.
Kegiatan pendahuluan membangun
2.
pengetahuan awal peserta didik.
Kegiatan pendahuluan menyampaikan tujuan
3.
pembelajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk
4.
menjabarkan tahapan pencapaian KD disertai
123

alokasi waktu dan sesuai dengan indikator.


Inti pembelajaran yang dirancang berfokus
5.
pada peserta didik.
Inti pembelajaran memberi kesempatan
6. peserta didik bekerja sama dengan teman
kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran dijabarkan
7.
dengan jelas.
Langkah-langkah pembelajaran
8.
menggambarkan kegiatan Asimilasi.
Langkah-langkah pembelajaran
9.
menggambarkan kegiatan Akomodasi.
Langkah-langkah pembelajaran
10.
menggambarkan kegiatan Equilibrasi.
Rumusan langkah-langkah pembelajaran
11. menggambarkan pembelajaran Model
Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH).
Penutup pembelajaran berisi kesimpulan
12.
materi.
Penutup pembelajaran berisi informasi materi
13.
selanjutnya.

Tabel 7. Tabel Penilaian


Skor
No ITEM
1 2 3 4
Lembar penilaian sesuai dengan tujuan
1.
pembelajaran.
Rubrik/pedoman penyekoran/kunci jawaban
2.
dicantumkan secara jelas.
(Adaptasi dari Yuvita Widi Astuti & B. Setiawan ,2013)

Saran Secara Umum:


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Divalidasi Oleh,
Validator

(…………………..)
124

LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN LKPD

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kooperatif Tipe


Course Review Horay (CRH) Pada Materi Momentum dan Impuls di Kelas X
SMA”

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Kelas/Jenjang Sekolah : Siswa Kelas X/SMA
Peneliti dan Pengembang : Isnaini Sandy Harnum
Nama Validator :
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat dan bertahap.
2. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
tentang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah dibuat sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya LKPD tersebut digunakan dalam pembelajaran
fisika.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (✓) didalam kotak sesuai dengan
penilaian atau pendapat Bapak/Ibu!
Skor 1 = TIDAK SETUJU
Skor 2 = KURANG SETUJU
Skor 3 = SETUJU
Skor 4 = SANGAT SETUJU
4. Mohon Bapak/Ibu memberikan saran dan komentar pada tempat yang telah
disediakan.
5. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi lembar penilaian ini, saya ucapkan
terima kasih.

SKALA
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN SARAN
1 2 3 4
I Teknis
1 LKPD disusun secara sistematis
2 Tulisan tersusun rapi dan terbaca
3 Perpaduan warna dan desain
tampilan LKPD materi ....
menarik
II Konstruktif
125

1 Kalimat yang digunakan sesuai


dengan kaidah bahasa Indonesia
2 Kalimat yang digunakan
komunikatif
3 Bahasa yang digunakan jelas dan
mudah dipahami peserta didik
III Didaktif
1 Kesesuaian materi dengan silabus
kurikulum 2013
2 Kedalaman materi sesuai dengan
taraf berpikir siswa
3 Kesesuaian LKPD dengan teori
belajar konstruktivisme.
4 Aktivitas LKPD melatih
keterampilan sosial peserta didik
5 Kegiatan LKPD merangsang rasa
ingin tahu siswa
6 Hubungan konsep dengan
kehidupan sehari-hari
(Adaptasi dari Kurniawati & Mahmudi, 2019)
Saran Secara Umum:

Divalidasi Oleh,
Validator

(........................)
126

LEMBAR PENILAIAN INSTRUMENTES HASIL BELAJAR


“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Kooperatif Tipe
Course Review Horay (CRH) Pada Materi Momentum dan Impuls di Kelas X
SMA”

Mata Pelajaran : Fisika


Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Kelas/Jenjang Sekolah : Siswa Kelas X/SMA
Peneliti dan Pengembang : Isnaini Sandy Harnum
Nama Validator :
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat dan bertahap.
2. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
tentang Tes Hasil Belajar yang telah dibuat sehingga dapat diketahui layak
atau tidaknya Tes Hasil Belajar tersebut digunakan dalam pembelajaran fisika.
3. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (✓) didalam kotak yang mengandung
respon sesuai dengan penilaian atau pendapat Bapak/Ibu!
Skor 1 = TIDAK SETUJU
Skor 2 = KURANG SETUJU
Skor 3 = SETUJU
Skor 4 = SANGAT SETUJU
4. Mohon Bapak/Ibu memberikan saran dan komentar pada tempat yang telah
disediakan.
5. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi lembar penilaian ini, saya ucapkan
terima kasih.
Tabel 1. Instrumen Validasi Tes Hasil Belajar
SKOR
NO Indikator Penilaian
1. Kesesuaian indikator soal dengan KD
2. Kesesuaian indikator soal dengan
tujuan pembelajaran
3. Kalimat yang digunakan mudah
dipahami peserta didik
4. Maksud dari soal dijabarkan dengan
baik
5. Antara soal tidak saling berkaitan
6. Bahasa yang digunakan komunikatif,
lugas, dan tidak ambigu
7. Pokok soal dirumuskan dengan
spesifik, jelas, dan tegas
(Zulhelmi, 2007)
127

Saran Secara Umum:

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Divalidasi Oleh,
Validator

(.........................)
128

Lampiran 7 Hasil Data Penelitian


A. Tabulasi hasil analisis validasi RPP
1. RPP Pertemuan 1
Tabel 1. Kesesuaian KD, Indikator, dan Alokasi Waktu
Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item
V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

Rumusan Indikator selaras dengan


1 Kompetensi Da 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
sar (KD)
Alokasi waktu sesuai dengan
2 cakupan Komp
2 2 3 2,3 T 4 4 3 3,67 T
Ketepatan pen etensi Dasar
operasional ggunaan kata kerja
3
pembelajaran pada indikator 3 2 2 2,3 R 3 4 4 3,67 ST

Jumlah rata-rata 2,53 T Jumlah rata- 3,45 ST


rata

Tabel 2. Tujuan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Rumusan tujuan pembelajaran 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
selaras dengan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar
129

(KD).
2 Rumusan tujuan pembelajaran 2 2 2 2 R 4 4 3 3,67 T
selaras dengan materi momentum
dan impuls.
Jumlah rata-rata 2,5 R Jumlah rata- 3,34 ST
rata

Tabel 3. Materi Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Materi pembelajaran mendukung 4 3 3 3,33 ST 4 3 4 3,66 ST


pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) dan sesuai indikator
pembelajaran.
2 Materi pembelajaran 3 2 3 3 T 3 4 4 3,66 ST
memperhatikan antara indikator
dan kegiatan pembelajaran.
3 Uraian materi pembelajaran 2 3 3 3 T 4 3 3 3,33 ST
sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Jumlah rata-rata 3,11 T Jumlah rata- 3,55 ST
rata
130

Tabel 4. Metode Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Tiap-tiap metode yang 4 3 3 3,33 ST 4 3 4 3,66 ST
dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-langkah
pembelajaran.
Jumlah rata-rata 3,33 ST Jumlah rata- 3,67 ST
rata

Tabel 5. Media Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Media yang digunakan sesuai 2 3 2 2,33 T 4 3 3 3,33 T
dengan materi momentum dan
impuls.
Jumlah rata-rata 2,33 R Jumlah rata- 3,33 ST
rata

Tabel 6. Kegiatan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Pendahuluan berisi pengaitan 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T


kompetensi yang akan
dibelajarkan dengan kompetensi
131

sebelumnya.
2 Kegiatan pendahuluan 2 3 4 3 T 4 3 4 3,67 ST
membangun pengetahuan awal
peserta didik.
3 Kegiatan pendahuluan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
4 Kegiatan inti dituliskan secara 2 2 2 2 R 4 3 3 3,33 ST
rinci untuk menjabarkan tahapan
pencapaian KD disertai alokasi
waktu dan sesuai dengan
indikator.
5 Inti pembelajaran yang dirancang 3 2 3 2,67 T 3 4 4 3,67 ST
berfokus pada peserta didik.
6 Inti pembelajaran memberi 4 3 3 3,33 ST 4 4 3 3,67 ST
kesempatan peserta didik
bekerjasama dengan teman
kelompok.
7 Langkah-langkah pembelajaran 3 3 3 3 T 3 4 3 3,33 T
dijabarkan dengan jelas.
8 Langkah-langkah pembelajaran 2 2 3 2,33 R 4 4 4 4 ST
menggambarkan kegiatan
Asimilasi.
9 Langkah-langkah pembelajaran 2 2 3 2,33 R 4 4 3 3,67 ST
menggambarkan kegiatan
Akomodasi.
10 Langkah-langkah pembelajaran 2 2 3 2,33 R 4 4 3 3,67 ST
menggambarkan kegiatan
132

Equilibrasi.
11 Rumusan langkah-langkah 3 2 3 2,67 T 4 4 4 4 ST
pembelajaran menggambarkan
pembelajaran Model Kooperatif
tipe Course Review Horay
(CRH).
12 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
kesimpulan materi.
13 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
informasi materi selanjutnya.
Jumlah rata-rata 2,74 T Jumlah rata- 3,49 ST
rata

Tabel 7. Tabel Penilaian


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Lembar penilaian sesuai dengan 2 3 3 2,67 T 4 3 4 3,67 ST


tujuan pembelajaran.
2 Rubrik/pedoman 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
penyekoran/kunci jawaban
dicantumkan secara jelas.
Jumlah rata-rata 2,67 T Jumlah rata- 3,5 T
rata
Rata-rata skor keseluruhan 2,74 T 3,48 ST
133

2. RPP Pertemuan 2
Tabel 1. Kesesuaian KD, Indikator, dan Alokasi Waktu
Skor Validasi 1 Rata- Kategor i Skor Valid asi 2 Rata- Kategori
No Item
V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

Rumusan Indikator selaras dengan


1 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
Kompetensi Dasar (KD)

Alokasi waktu sesuai dengan


2 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
cakupan Kompetensi Dasar
Ketepatan penggunaan kata kerja
3 operasional pada indikator 2 2 2 2 R 3 4 4 3,67 ST
pembelajaran

Jumlah rata-rata 2,56 T Jumlah rata- 3,33 ST


rata

Tabel 2. Tujuan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Rumusan tujuan pembelajaran 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
selaras dengan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
2 Rumusan tujuan pembelajaran 2 2 2 2 R 4 3 3 3,33 T
selaras dengan materi momentum
134

dan impuls.
Jumlah rata-rata 2,5 R Jumlah rata- 3,16 T
rata

Tabel 3. Materi Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Materi pembelajaran mendukung 2 2 3 2,33 R 4 3 4 3,67 ST


pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) dan sesuai indikator
pembelajaran.
2 Materi pembelajaran 2 2 3 2,33 R 4 4 4 4 ST
memperhatikan antara indikator
dan kegiatan pembelajaran.
3 Uraian materi pembelajaran 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Jumlah rata-rata 2,44 R Jumlah rata- 3,67 ST
rata

Tabel 4. Metode Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Tiap-tiap metode yang 2 3 3 2,67 T 4 3 4 3,67 ST


dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-langkah
135

pembelajaran.
Jumlah rata-rata 2,67 T Jumlah rata- 3,67 ST
rata

Tabel 5. Media Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Media yang digunakan sesuai 2 3 2 2,33 R 4 3 3 3,33 ST
dengan materi momentum dan
impuls.
Jumlah rata-rata 2,33 R Jumlah rata- 3,33 ST
rata

Tabel 6. Kegiatan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Pendahuluan berisi pengaitan 3 2 3 2,67 T 3 3 3 3 T


kompetensi yang akan
dibelajarkan dengan kompetensi
sebelumnya.
2 Kegiatan pendahuluan 2 3 4 3 T 4 3 4 3,67 ST
membangun pengetahuan awal
peserta didik.
3 Kegiatan pendahuluan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
136

4 Kegiatan inti dituliskan secara 2 2 2 2 R 3 4 3 3,33 ST


rinci untuk menjabarkan tahapan
pencapaian KD disertai alokasi
waktu dan sesuai dengan
indikator.
5 Inti pembelajaran yang dirancang 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
berfokus pada peserta didik.
6 Inti pembelajaran memberi 4 3 3 3,33 ST 4 4 3 3,66 ST
kesempatan peserta didik
bekerjasama dengan teman
kelompok.
7 Langkah-langkah pembelajaran 3 3 3 3 T 3 4 3 3,33 T
dijabarkan dengan jelas.
8 Langkah-langkah pembelajaran 3 2 3 2,67 T 4 4 4 4 ST
menggambarkan kegiatan
Asimilasi.
9 Langkah-langkah pembelajaran 3 2 3 2,67 T 4 4 3 3,66 ST
menggambarkan kegiatan
Akomodasi.
10 Langkah-langkah pembelajaran 3 2 3 2,67 T 4 4 3 3,66 ST
menggambarkan kegiatan
Equilibrasi.
11 Rumusan langkah-langkah 3 3 3 3 T 4 4 4 4 ST
pembelajaran menggambarkan
pembelajaran Model Kooperatif
tipe Course Review Horay
(CRH).
12 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
137

kesimpulan materi.
13 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
informasi materi selanjutnya.
Jumlah rata-rata 2,85 T Jumlah rata- 3,43 ST
rata

Tabel 7. Tabel Penilaian


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Lembar penilaian sesuai dengan 2 3 3 2,67 T 4 3 4 3,67 ST


tujuan pembelajaran.
2 Rubrik/pedoman 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,67 ST
penyekoran/kunci jawaban
dicantumkan secara jelas.
Jumlah rata-rata 2,67 T Jumlah rata- 3,67 ST
rata
Rata-rata skor keseluruhan 2,57 T 3,47 ST

3. RPP Pertemuan 3
Tabel 1. Kesesuaian KD, Indikator, dan Alokasi Waktu
Skor Validasi 1 Rata- Kategor i Skor Valid asi 2 Rata- Kategori
No Item
V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

Rumusan Indikator selaras dengan


1 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
Kompetensi Dasar (KD)
138

Alokasi waktu sesuai dengan


2 cakupan Kompetensi Dasar 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
Ketepatan penggunaan kata kerja
operasional pada indikator
3 3 2 2 2,3 R 3 4 4 3,67 ST
pembelajaran

Jumlah rata-rata 2,76 T Jumlah rata- 3,22 T


rata

Tabel 2. Tujuan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Rumusan tujuan pembelajaran 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
selaras dengan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
2 Rumusan tujuan pembelajaran 2 2 2 2 R 4 3 3 3,33 T
selaras dengan materi momentum
dan impuls.
Jumlah rata-rata 2,5 R Jumlah rata- 3,16 T
rata
139

Tabel 3. Materi Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Materi pembelajaran mendukung 4 3 3 3,33 ST 4 3 4 3,66 ST


pencapaian Kompetensi Dasar
(KD) dan sesuai indikator
pembelajaran.
2 Materi pembelajaran 3 3 3 3 T 3 4 4 3,66 ST
memperhatikan antara indikator
dan kegiatan pembelajaran.
3 Uraian materi pembelajaran 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Jumlah rata-rata 3,11 T Jumlah rata- 3,44 ST
rata

Tabel 4. Metode Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Tiap-tiap metode yang 4 3 3 3,33 ST 4 4 4 4 ST
dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-langkah
pembelajaran.
Jumlah rata-rata 3,33 ST Jumlah rata- ST
4
rata
140

Tabel 5. Media Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata
1 Media yang digunakan sesuai 3 3 2 2,66 T 3 3 3 3 T
dengan materi momentum dan
impuls.
Jumlah rata-rata 2,66 T Jumlah rata- 3 T
rata

Tabel 6. Kegiatan Pembelajaran


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Pendahuluan berisi pengaitan 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T


kompetensi yang akan
dibelajarkan dengan kompetensi
sebelumnya.
2 Kegiatan pendahuluan 3 3 3 3 T 4 3 3 3 T
membangun pengetahuan awal
peserta didik.
3 Kegiatan pendahuluan 3 3 4 3,33 ST 3 3 4 3,33 ST
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
4 Kegiatan inti dituliskan secara 2 2 2 2 R 4 3 3 3,33 ST
rinci untuk menjabarkan tahapan
pencapaian KD disertai alokasi
waktu dan sesuai dengan
141

indikator.
5 Inti pembelajaran yang dirancang 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
berfokus pada peserta didik.
6 Inti pembelajaran memberi 4 3 3 3,33 ST 4 4 3 3,66 ST
kesempatan peserta didik
bekerjasama dengan teman
kelompok.
7 Langkah-langkah pembelajaran 3 3 3 3 T 4 4 3 3,66 T
dijabarkan dengan jelas.
8 Langkah-langkah pembelajaran 4 4 3 3,66 ST 4 4 4 4 ST
menggambarkan kegiatan
Asimilasi.
9 Langkah-langkah pembelajaran 4 4 3 3,66 ST 4 4 3 3,66 ST
menggambarkan kegiatan
Akomodasi.
10 Langkah-langkah pembelajaran 4 4 3 3,66 ST 4 4 3 3,66 ST
menggambarkan kegiatan
Equilibrasi.
11 Rumusan langkah-langkah 4 4 3 3,66 ST 4 4 4 4 ST
pembelajaran menggambarkan
pembelajaran Model Kooperatif
tipe Course Review Horay
(CRH).
12 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
kesimpulan materi.
13 Penutup pembelajaran berisi 3 3 3 3 T 4 3 3 3,33 ST
informasi materi selanjutnya.
Jumlah rata-rata 3,17 T Jumlah rata- 3,45 ST
142

rata

Tabel 7. Tabel Penilaian


Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

1 Lembar penilaian sesuai dengan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST


tujuan pembelajaran.
2 Rubrik/pedoman 3 3 3 3 T 4 4 3 3,66 T
penyekoran/kunci jawaban
dicantumkan secara jelas.
Jumlah rata-rata 3 T Jumlah rata- 3,49 T
rata
Rata-rata skor keseluruhan 2,93 T 3,39 ST

B. Tabulasi hasil analisis validasi LKPD


1. LKPD 01
Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
No Item rata rata
V1 V2 V3 V1 V2 V3
I Teknis
1 Perpaduan warna dan desain 3 2 2 2,33 R 3 3 4 3,33 ST
tampilan LKPD materi
momentum dan impuls menarik.
143

2 LKPD disusun secara sistematis 3 2 3 2,67 T 3 3 3 3 T


3 Tulisan tersusun rapi dan terbaca 2 3 3 2,67 T 4 3 3 3,33 ST
4 Ilustrasi dan gambar disajikan 2 3 2 2,33 R 4 3 4 3,67 ST
dengan baik
II Konstruktif
1 Kalimat yang digunakan sesuai 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
dengan kaidah bahasa Indonesia
2 Kalimat yang digunakan 3 2 3 2,67 T 3 4 4 3,67 ST
komunikatif
3 Bahasa yang digunakan jelas dan 3 2 3 2,67 T 3 3 4 3,33 ST
mudah dipahami peserta didik
III Didaktif
1 Kesesuaian materi dengan silabus 3 3 4 3,33 ST 3 3 4 3,33 ST
kurikulum 2013
2 Kedalaman materi sesuai dengan 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 sT
taraf berpikir siswa
3 Kesesuaian LKPD dengan teori 2 3 3 2,67 T 4 3 4 3,67 ST
belajar konstruktivisme.
4 Aktivitas LKPD melatih 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
keterampilan sosial peserta didik
5 Kegiatan LKPD merangsang rasa 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
ingin tahu siswa
6 Hubungan konsep dengan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
kehidupan sehari-hari
Jumlah Rata-rata 2,75 T 3,33 ST
144

2. LKPD 02
NO ASPEK YANG DINILAI Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

I Teknis
1 Perpaduan warna dan desain 3 2 2 2,33 R 3 3 4 3,33 ST
tampilan LKPD materi
momentum dan impuls menarik.
2 LKPD disusun secara sistematis 3 2 3 2,67 T 3 3 3 3 T
3 Tulisan tersusun rapi dan terbaca 3 3 3 3 T 3 3 3 3 ST
4 Ilustrasi dan gambar disajikan 2 3 2 2,33 R 4 3 4 3,67 ST
dengan baik
II Konstruktif
1 Kalimat yang digunakan sesuai 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
dengan kaidah bahasa Indonesia
2 Kalimat yang digunakan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
komunikatif
3 Bahasa yang digunakan jelas dan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
mudah dipahami peserta didik
III Didaktif
1 Kesesuaian materi dengan silabus 3 3 4 3,33 ST 3 3 4 3,33 ST
kurikulum 2013
2 Kedalaman materi sesuai dengan 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
taraf berpikir siswa
145

3 Kesesuaian LKPD dengan teori 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST


belajar konstruktivisme.
4 Aktivitas LKPD melatih 3 3 3 3 T 3 4 3 3,33 T
keterampilan sosial peserta didik.
5 Kegiatan LKPD merangsang rasa 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
ingin tahu siswa.
6 Hubungan konsep dengan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Rata-rata 2,9 T 3,23 T

3. LKPD 03
NO ASPEK YANG DINILAI Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
V1 V2 V3 rata V1 V2 V3 rata

I Teknis
1 Perpaduan warna dan desain 3 2 2 2,33 R 3 4 4 3,67 ST
tampilan LKPD materi
momentum dan impuls menarik.
2 LKPD disusun secara sistematis 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
3 Tulisan tersusun rapi dan terbaca 3 3 3 3 T 3 3 3 3 ST
4 Ilustrasi dan gambar disajikan 2 3 2 2,33 R 3 3 4 3,33 ST
dengan baik
II Konstruktif
1 Kalimat yang digunakan sesuai 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
146

dengan kaidah bahasa Indonesia


2 Kalimat yang digunakan 3 2 3 2,67 T 3 4 4 3,67 ST
komunikatif
3 Bahasa yang digunakan jelas dan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
mudah dipahami peserta didik
III Didaktif
1 Kesesuaian materi dengan silabus 3 3 4 3,33 ST 3 3 4 3,33 ST
kurikulum 2013
2 Kedalaman materi sesuai dengan 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
taraf berpikir siswa
3 Kesesuaian LKPD dengan teori 2 3 3 2,67 T 3 3 4 3,33 ST
belajar konstruktivisme.
4 Aktivitas LKPD melatih 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
keterampilan sosial peserta didik.
5 Kegiatan LKPD merangsang rasa 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
ingin tahu siswa.
6 Hubungan konsep dengan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Rata-rata 2,8 T 3,31 ST
147

C. Tabulasi hasil analisis Tes Hasil Belajar


Tabel 1. Validasi Tes Hasil Belajar
NO ASPEK YANG DINILAI Skor Validasi 1 Rata- Kategori Skor Validasi 2 Rata- Kategori
rata rata
V1 V2 V3 V1 V2 V3
1 Kesesuaian indikator soal dengan 2 3 3 2,67 T 4 3 3 3,33 ST
Kompetensi Dasar (KD).
2 Kesesuaian indikator soal dengan 3 2 2 2,33 T 3 4 4 3,67 ST
tujuan pembelajaran.
3 Kalimat yang digunakan mudah 3 2 3 2,67 T 3 4 3 3,33 ST
di pahami peserta didik.
4 Maksud dari soal dijabarkan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
dengan baik.
5 Antar soal tidak saling berkaitan. 3 3 3 3 T 3 3 3 3 T
6 Bahasa yang digunakan 2 3 3 2,67 T 4 3 3 3,33 ST
komunikatif, lugas, dan tidak
ambigu.
7 Pokok soal dirumuskan dengan 3 3 3 3 T 3 3 4 3,33 ST
spesifik, jelas, dan tegas.
Jumlah Rata-rata 2,76 T 3,33 ST

Keterangan : V1 (Validator 1), V2 (Validator 2), V3 (Validator 3)


Skor Validasi 1 : Skor diambil dari nilai yang diberikan oleh ketiga validator
Skor Validasi 2 : Skor diambil dari nilai yang diberikan oleh validator setelah revisi dari validasi 1 dan nilai yang
digunakan adalah nilai yang diberikan validator minimal 3 setiap itemnya, sehingga lembar penilaian
pengembangan perangkat pembelajaran bisa dinyatakan valid dan layak digunakan.
148

Lampiran 8 Data Validator Penelitian

Validator-1
Nama : Prof. Dr. Nur Islami, S.Si., M.T
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNRI

Validator-2
Nama : Dr. Yennita, S.Si.,M.Si
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNRI

Validator-3
Nama : M. Nor, S. Si., M.T
Jabatan : Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNRI

Anda mungkin juga menyukai