Anda di halaman 1dari 8

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 7.

April 2016, 145-152

PENGARUH PENERAPAN HANDOUT BERMUATAN KECERDASAN KOMPREHENSIF DALAM


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KOMPETENSI FISIKA SISWA
KELAS X MIA SMAN 10 PADANG

Aviatul Hasanah1), Djusmaini Djamas2), Zulhendri Kamus2)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
aviatulhasanah@gmail.com

ABSTRACT
One of factor causes low learning outcomes is using of students learning materials that do not support the
achievement all the competence such as spiritual attitude, social attitude, knowledge, and skills. The purpose of
this research were to determine the competency of the Physics students and to investigate the effect handout
containing comprehensive intelligence in problem-based learning model to the competency of Physics students
grade X at SMAN 10 Padang. Type of research was quasi experimental research with randomized control
group only design. The population of this research were students grade X MIA SMAN 10 Padang who were
registered in the 2015/2016 academic year. Sampling technique was purposive sampling continued with cluster
random sampling. There were three instruments in this research, those are observation sheet of attitude domain,
test sheet of knowledge domain and rating scale of skill domain, Based on the data analysis could be presented
the result of this research. using handout containing comprehensive intelligence has given significant effect
toward Physics competency of students grade X SMAN 10 Padang with 0,05 signification level.

Keywords : Competence, Comprehensive intelligence, Handout, Problem based learning

PENDAHULUAN yang secara tidak langsung akan berdampak pada out


Fisika merupakan salah satu cabang sains put pendidikan.
yang memegang peranan penting dalam pengembang Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Fisika banyak menekankan pada tiga kompetensi yaitu kompetensi
mempelajari tentang gejala dan fenomena alam. sikap yang terdiri atas sikap spiritual dan sikap sosial,
Dengan mempelajari fisika diharapkan siswa dapat kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampil
bertambah kekagumannya terhadap kebesaran Tuhan an. Dalam Kurikulum 2013 pembelajaran yang di
Yang Maha Esa sehingga berubah sikap spiritual dan harapkan adalah pembelajaran yang memungkinkan
sikap sosialnya kearah yang lebih baik seiring dengan terjadinya interaksi antarsiswa, siswa dengan guru,
pertambahan pengetahuan dan keterampilannya. Pem dan siswa dengan sumber belajar. Untuk mencapai
belajaran fisika diharapkan mampu meningkatkan interaksi ini juga diharapkan bahan ajar yang mampu
kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya memfasilitasi dan memberikan informasi secara
memberikan andil terhadap kemajuan bangsa. lengkap kepada siswa tentang kompetensi yang ingin
Menyadari betapa pentingnya pembelajaran dicapai dalam Kurikulum 2013. Salah satu bahan
fisika, pemerintah telah melakukan berbagai upaya ajar yang dapat dipergunakan yaitu handout. Peng
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. gunaan handout dalam pembelajaran dapat men
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dukung proses pembelajaran serta menjadikan pem
memenuhi delapan standar pendidikan yang dapat belajaran lebih efektif dan efesien karena fungsi
menunjang proses pembelajaran fisika. Selain itu, pe handout adalah membantu siswa agar tidak perlu
merintah juga telah berusaha mengubah kurikulum mencatat, pendamping penjelasan guru, bahan rujuk
pendidikan dengan tujuan untuk menyempurnakan an siswa, memotivasi siswa agar lebih giat belajar,
kurikulum yang telah ada sebelumya dan meningkat pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, serta
kan kualitas pendidikan Indonesia. menilai hasil belajar siswa[5].
Perubahan kurikulum di Indonesia dimulai Selain melalui penggunaan handout, pen
dengan Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kom capaian kompetensi siswa dapat diperoleh melalui
petensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pen penggunaan model pembelajaran. Model pembelajar
didikan (KTSP), dan Kurikulum 2013. Pengembang an yang disarankan oleh Kurikulum 2013 merupakan
an Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pe model pembelajaran yang memiliki nama, sintak,
ngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pengaturan, dan budaya diantaranya discovery learn
telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum ing, project based learning, problem based learning,
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dirintis inquiry learning[4]. Model pembelajaran yang dipa
tahun 2006. Sertifikasi guru juga telah dilaksanakan kai pada penelitian ini adalah model pembelajaran
oleh pemerintah agar guru lebih terampil dan mahir berbasis masalah. Penggunaan handout dalam model
dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum 2013

145
diyakini dapat mewujudkan pencapaian kompetensi Monica didapatkan hasil bahwa handout ber muatan
siswa secara menyeluruh. kecerdasan komprehensif memiliki validitas dan
Pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa praktikalitas yang tinggi. Handout bermuatan kecer
belum sesuai dengan yang diharapkan dan usaha dasan komprehensif ini diharapkan mampu memfasili
pemerintah. Mata pelajaran fisika masih merupakan tasi siswa untuk mencapai kompetensi yang dituntut
mata pelajaran yang kurang diminati siswa. Siswa dalam Kurikulum 2013.
kurang berminat mempelajari fisika karena meng
METODE PENELITIAN
anggap mata pelajaran fisika merupakan mata
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
pelajaran yang sulit untuk di pahami oleh siswa.
ingin dicapai jenis penelitian ini adalah Quasi
Salah satunya ditandai dengan rendahnya kompetensi
Experiment Research (eksperimen semu). Dalam pe
pengetahuan siswa kelas X MIA SMAN 10 Padang
nelitan ini peneliti tidak memiliki kendali penuh ter
seperti yang tertera pada Tabel 1 berikut ini:
hadap objek penelitian, karena objek penelitian
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian MID Semester 1 adalah manusia. Rancangan penelitian yang diguna
Kelas X MIA Tahun Ajaran 2015/2016 kan adalah Randomized Group Only Design. Dalam
SMAN 10 Padang penelitian ini dibutuhkan dua kelas yaitu kelas
Kelas Nilai Rata- %Tuntas %Tidak eskperimen dan kelas kontrol. Kelas esksperimen
Rata MID (>=80) Tuntas pembelajarannya menggunakan handout bermuatan
Semester 1 (<80) kecerdasan komprehensif sedangkan kelas kontrol
X MIA 1 59,00 9,68% 90,32% menggunakan handout biasa, kemudian kelas eksperi
X MIA 2 52,50 0,00% 100% men dan kelas kontrol diberi tes yang sama. Ranca
X MIA 3 63,75 12,50% 87,50% ngan Randomized Control Group Only Design dapat
X MIA 4 61,00 0,00% 100,00% dilihat pada Tabel 2.
X MIA 5 47,00 0,00% 100,00% Tabel 2. Bagan Rancangan Penelitan
X MIA 6 44,75 0,00% 100,00% Group Pretest Treatment Posttest
X MIA 7 61,75 15,63% 84,37% Eksperimen - X T
X MIA 8 62,50 15,63% 84,37% Kontrol - - T
Sumber: Guru Fisika SMAN 10 Padang Sumber: Suryabrata[6]
Salah satu solusi atas permasalahan ini di Populasi merupakan seluruh subyek penelitian
perlukan pembelajaran yang dapat membantu siswa [2]
. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa
terlatih dalam penyelesaian masalah serta dibutuhkan kelas X MIA yang terdaftar pada semester 1 tahun
bahan ajar berupa handout yang dapat membantu ajaran 2015/2016 SMAN 10 Padang. Sampel dari
siswa untuk mencapai ketiga kompetensi yang di penelitian ini terdiri dari dua kelas X MIA 3 sebagai
tuntut dalam Kurikulum 2013 secara komprehensif. kelas eksperimen dan X MIA 1 sebagai kelas kontrol.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
model pembelajaran berbasis masalah. Sampling didasarkan atas kelas yang diajar oleh guru
Pembelajaran berbasis masalah diawali yang sama dan kesamaan jam pelajaran dalam satu
dengan orientasi siswa terhadap masalah oleh guru minggu, lalu dilanjutkan dengan menggunakan tek
yang terkait dengan konsep fisika yang akan di nik Cluster Random Sampling.
pelajari, setelah itu mengorganisasi siswa untuk be Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
lajar, membimbing penyelidikan individu maupun handout bermuatan kecerdasan komprehensif. Varia
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil bel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi fisi
karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses pe ka siswa kelas X MIA SMAN 10 Padang pada aspek
mecahan masalah[3]. Agar proses pembelajaran dapat sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, serta ke
berjalan lancar, maka model pembelajaran ini di terampilan. Variabel kontrol dalam penelitian ini ada
lengkapi dengan handout bermuatan kecerdasan lah model pembelajaran berbasis masalah, materi pe
komprehensif. Kecerdasan komprehensif terdiri atas lajaran, suasana belajar, serta jumlah dan jenis soal
empat kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual, yang diujikan sama.
emosional dan sosial, intelektual, dan kinestetis[1]. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
Handout bermuatan kecerdasan komprehensif ini se adalah data hasil kompetensi siswa pada kompetensi
belumnya sudah dikembangkan melalui penelitian sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan
induk yang berjudul “ Pengembangan Model Bahan keterampilan. Data ini merupakan data primer. Pada
Ajar Fisika Kurikulum 2013 bermuatan Kecerdasan aspek sikap spiritual dan sikap sosial diperoleh mela
Komprehensif Menggunakan Pendekatan Saintifik lui lembar observasi, pengetahuan dari hasil tes akhir
untuk Pembelajaran Siswa Kelas X SMA”. Peneliti siswa dalam bentuk tes tulis berupa soal-soal pilihan
an yang relevan adalah penelitian berjudul “ Pembuat ganda, pada aspek keterampilan dilakukan dengan
an Handout Bermuatan Kecerdasan Komprehensif melalui penilaian unjuk kerja menggunakan skala
untuk Materi Pengukuran, Penjumlahan Vektor dan penilaian (rating scale).
gerak Lurus pada Kelas X SMA” oleh Theresia

146
Lembar observasi yang digunakan sebagai Pada kompetensi pengetahuan digunakan
alat pengumpul data pada kompetensi sikap harus juga uji regresi linier sederhana dan uji kolerasi
sistematis dan observasi serta pencatatannya harus di setelah hipotesis kerja (hi) pada uji t diterima. Jika
lakukan menurut prosedur dan aturan-aturan yang hipotesis kerja dalam penelitian ini diterima, artinya
telah ditetapkan. Tes tertulis untuk kompetensi pe terdapat pengaruh handout bermuatan kecerdasan
ngetahuan dilaksanakan di akhir penelitian. Penilai komprehensif dalam model pembelajaran berbasis
an keterampilan dilakukan saat siswa melakukan masalah terhadap peningkatan kompetensi pengetahu
kegiatan praktikum di laboratorium. an fisika kelas X MIA SMAN 10 Padang. Pengaruh
Analisis data bertujuan untuk menguji ini diindikasikan akibat adanya perlakuan yang diberi
apakah hipotesis kerja yang dikemukakan diterima kan yang dapat dilihat menggunakan persamaan
atau ditolak. Teknik analisis data yang digunakan Regresi Linier Sederhana.
adalah uji kesamaan dua rata-rata kemudian dilaku
kan uji hipotesis pada kedua kelas sampel yang ber
fungsi untuk memperlihatkan perbedaan yang berarti
pada kedua kelas sampel. Pada kompetensi pengeta
huan dilanjutkan dengan uji regresi linear sederhana
dan uji kolerasi untuk melihat seberapa besar penga
ruh handout bermuatan kecerdasan komprehensif ter
hadap kompetensi pengetahuan fisika siswa.
Analisis data pada kompetensi sikap dan
keterampilan menggunakan uji hipotesis kesamaan
dua rata-rata. Kedua kelas terdistribusi normal dan
Gambar 1. Grafik Regresi Linear Sederhana
mempunyai varians yang homogen sehingga
digunakan uji t. Uji normalitas bertujuan untuk me
Persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai
lihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas
berikut:
kontrol berasal dari populasi yang terdistribusi
normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk ........................................(3)
melihat apakah kedua kelas sampel yakni kelas dimana a disebut sebagai kemiringan, yaitu suatu
eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi bilangan konstan yang berarti harga rata-rata variabel
yang mempunyai varians yang homogen atau tidak[7]. Y apabila variabel X = 0, dan b disebut sebagai
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk koefisien arah regresi yaitu suatu bilangan yang me
menyelidiki apakah terdapat perbedaan yang berarti nyatakan besarnya perubahan variabel Y jika X ber
antara nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol, ubah satu satuan. Untuk memperoleh harga a dan b
rumus untuk uji t: dapat dipergunakan rumus:

................................................(1) .....................(4)

Simpangan baku untuk kedua kelompok dihitung ..........................(5)


dengan persamaan:
dengan Xi adalah data variabel X, dan Yi adalah data
..............................(2) variabel Y. Untuk menguji independen antara varia
Keterangan : bel X dan Y dipakai analisis varians. Daftar analisis
= Nilai rata-rata kelas eksperimen varians untuk regresi linear sederhana dapat dilihat
pada Tabel 3.
= Nilai rata-rata kelas kontrol
S2 = Variansi Tabel 3. Daftar Analisis Varians untuk Uji Kelinear
S1 = Standar deviasi kelas eksperimen an regresi
S2 = Standar deviasi kelas kontrol Sumber
S = Standar deviasi gabungan dk JK KT F
Varians
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol. Koefisie
1
Harga thitung dibandingkan dengan harga t tabel n (a)
yang terdapat dalam tabel distribusi t. Kriteria pe
ngujian adalah terima Ho jika <
dalam taraf nyata 0,05 dan tolak Ho jika t mempunyai Regresi
harga lain. Berdasarkan pengujian hipotesis secara 1
(b/a)
statistik, jika hipotesis Ho ditolak berarti hipotesis
kerja (Hi) diterima.

147
Sumber Tabel 4. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan
dk JK KT F
Varians Varians Kelas Sampel
Kelas N S2 S
JK (S) = JK
Sisa n-2 Eksperimen 32 90,92 7,99 2,83
(a)- JK (b/a)
Kontrol 31 88,34 3,25 1,80
Tuna Tabel 4. memperlihatkan bahwa terdapat per
k-2
Cocok bedaan kompetensi sikap spiritual untuk kedua kelas
sampel. Rata-rata kompetensi pada kelas eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata pada kelas kontrol.
Varians kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
Galat n-k kelas kontrol, artinya kompetensi sikap spiritual kelas
eksperimen lebih beragam dibandingkan kelas kon
trol. Hasil uji normalitas ke dua kelas sampel dapat
Sumber: Sugiyono[8] dilihat pada Tabel 5.

Untuk uji independen x dan y dipakai rumus: Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Sampel
pada Kompetensi Sikap Spiritual
..................................................(6) Kelas Α N Lo Lt Distribusi
Eksperimen 0,05 32 0,09 0,15 Normal
Jika , maka Ho diterima dan se Kontrol 0,05 31 0,05 0,15 Normal
baliknya untuk taraf nyata kepercayaan 95 %
Untuk menguji model linear yang diperoleh Tabel 5 menunjukkan bahwa kedua kelas sam
betul-betul cocok dengan keadaan atau tidak dipakai pel mempunyai nilai Lo<Lt pada taraf nyata 0,05.
perhitungan terhadap : JK(G) yaitu jumlah kuadrat ke Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua kelas sampel
keliruan eksperimen dan JK(TC) yaitu jumlah terdistribusi normal. Selanjutnya kedua kelas diuji
kuadrat tuna cocok. Jika maka, homogenitasnya, hasil uji homogentitas kedua kelas
hipotesis model linear (regresi linear sederhana) di sampel pada kompetensi pengetahuan dapat dilihat
terima. Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien pada Tabel 6.
korelasi r menggunakan rumus Korelasi Product
Momen dari Pearson sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel
pada Kompetensi Spiritual
Kelas N S2 Fh Ft
................(7) Eksperimen 32 5,71 1,76 1,83
Kontrol 31 3,24

Untuk menguji keberartian hubungan variabel X dan Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa
Y, bandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel hasil uji homogenitas varians yang dilakukan
untuk taraf nyata 5%. terhadap data tes akhir kedua kelas sampel diperoleh
Untuk mengetahui koefisien determinasi dapat Fh = 1,6 dan Ft dengan taraf nyata α = 0,05 pada
digunakan rumus: dkpembilang 31 dan dkpenyebut 30 adalah 1,83. Hasil ini
menunjukkan Fh < F(0,05);(31,30). Hal ini berarti
.........................................(8) kelompok data mem punyai varians yang homogen.
dimana KD adalah koefisien determinasi, dan r Selanjutnya dilaku kan uji t, hasil uji t dapat dilihat
adalah koefisien korelasi. pada tabel 7.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 7. Hasil Uji t pada Kompetensi Sikap Spiritual
Kelas N S2 th tt
1. Hasil Penelitian Eksprimen 32 90,92 2,83 4,30 2,00
Data kompetensi sikap spiritual diperoleh Kontrol 31 88,34 1,80
dalam pembelajaran. Data ini diambil dengan meng
gunakan lembar observasi, dan dibantu oleh satu Tabel 7 menunjukkan bahwa th = 4,30 sedang
orang observer. Penilaian sikap spiritual diambil atas kan tt = 2,00 dengan kriteria pengujian terima Ho jika
empat aspek penilaian. Deskripsi data kompetensi < dan tolak Ho jika mempunyai
sikap spiritual ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat
yang diperoleh siswa setelah enam kali pertemuan kebebasan dk = (n1+n2)–2. Hasil perhitungan dipero
tatap muka di kelas. Dari hasil penelitian diperoleh
leh harga th > t(1- α) yang berarti harga t tidak berada
deskripsi data untuk kelas eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada Tabel 4. pada daerah penerimaan Ho sehingga dikatakan Hi
diterima pada taraf nyata 0,05. Perbandingan kedua
angka di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

148
handout bermuatan kecerdasan komprehensif dalam Tabel 9 menunjukkan bahwa kedua kelas sam
model pembelajaran berbasis masalah di Kelas X pel mempunyai nilai Lo<Lt pada taraf nyata 0,05. Hal
MIA SMAN 10 Padang pada kompetensi sikap ini berarti data hasil tes akhir kedua kelas sampel ter
spiritual. distribusi normal.
Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
100
Sampel pada Kompetensi Spiritual
Kelas N S2 Fh Ft
95 Eksperimen 32 50,86 1,14 1,83
Kontrol 31 58,26
90
Hasil uji homogenitas varians yang di
85 lakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel di
peroleh Fh = 1,8095 dan Ft dengan taraf nyata α =
80 0,05 pada dkpembilang 31 dan dkpenyebut 30 adalah 1,83.
Hasil ini menunjukkan Fh < F(0,05);(31,30). Kelompok
75
data mempunyai varians yang homogen. Karena data
I II III IV V VI
terdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya
Eksperimen Kontrol digunakan uji t. Hasil uji t pada kompetensi sikap
sosial dapat dilihat pada Tabel 11.
Gambar 2. Rata-Rata Kompetensi Sikap Spiritual
Tabel 11. Hasil Uji t pada Kompetensi Sikap Sosial
Kelas Sampel
Kelas N S2 th tt
Berdasarkan Gambar 2. dapat terlihat bahwa Eksprimen 32 90,92 2,83 4,30 2,00
pada setiap minggu kompetensi spiritual kedua kelas Kontrol 31 88,34 1,80
sampel mengalami peningkatan, namun rata-rata
kompetensi sikap religius kelas eksperimen lebih Tabel 11 menunjukkan bahwa th = 1,76
tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan sedangkan tt = 2,00 dengan kriteria pengujian terima
bahwa penggunaan handout bermuatan kecerdasan Ho jika < dan tolak Ho jika mem
komprehensif dalam model pembelajaran berbasis punyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan
masalah membawa pengaruh yang berarti kepada pen derajat kebebasan dk = (n1+n2)–2. Hasil perhitungan
capaian kompetensi sikap spiritual siswa kelas X diperoleh harga th > yang berarti harga t tidak
MIA SMAN 10 Padang.
Data kompetensi sikap sosial diperoleh dalam berada pada daerah penerimaan Ho sehingga di
pembelajaran dengan teknik pengambilan data yang katakan Hi diterima pada taraf nyata 0,05. Perbandi
sama dengan sikap spiritual. Berdasarkan hasil ngan kedua angka di atas menunjukkan bahwa
perhitungan statistik , diperoleh nilai rata-rata ( ), terdapat pengaruh handout bermuatan kecerdasan
simpangan baku (S), dan varians ( S 2 ) kelas komprehensif di Kelas X MIA SMAN 10 Padang pa
eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 8. da sikap sosial. Rata –rata pencapaian kompetensi si
kap sosial dapat dilihat pada Gambar 3
Tabel 8. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan
Varians Kelas Sampel.
86
Kelas N S2 S 84
Eksperimen 32 82,90 50,86 7,13 82
Kontrol 31 77,90 58,26 7,63 80
Tabel 8 menunjukkan bahwa kompetensi si 78
76
kap sosial kelas eksperimen lebih tinggi dibanding
74
kan dengan kelas kontrol. Nilai varians kelas kontrol
72
lebih besar dibandingkan kelas eksperimen, yang be
70
rarti kompetensi sikap sosial kelas kontrol lebih bera
I II III IV V VI
gam dari kelas eksperimen. Hasil uji normalitas ke
dua kelas sampel pada kompetensi sikap sosial dapat Eksperimen Kontrol
dilihat pada Tabel 9.
Gambar 3. Grafik Rata-Rata Kompetensi Sikap
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Sampel
Sosial Kelas Sampel
pada Kompetensi Sikap Sosial
Berdasarkan Gambar 3 dapat terlihat bahwa
Kelas Α N Lo Lt Distribusi
di setiap minggu kompetensi sikap sosial kedua kelas
Eksperimen 0,05 32 0,12 0,15 Normal sampel mengalami peningkatan, namun rata-rata
Kontrol 0,05 31 0,14 0,15 Normal kompetensi sikap sosial kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan handout bermuatan kecerdasan kompre

149
hensif dan model pembelajaran berbasis masalah Tabel 15 menunjukkan bahwa t h = 7,46
membawa pengaruh yang berarti kepada pencapaian sedangkan tt = 2,00 dengan kriteria pengujian terima
kompetensi sikap sosial siswa kelas X MIA SMAN Ho jika < dan tolak Ho jika mem
10 Padang.
punyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan
Data penilaian kompetensi pengetahuan di
derajat kebebasan dk = (n1+n2)–2. Hasil perhitungan
peroleh dari tes akhir dari tes tertulis berbentuk soal
pilihan ganda sebanyak 30 buah soal kepada kelas diperoleh harga t h > t(1- α) yang berarti harga t tidak
eksperimen dan kelas kontrol pada akhir kegiatan berada pada daerah penerimaan Ho sehingga di
penelitian. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan katakan Hi diterima pada taraf nyata 0,05. Per
Varians Kelas Sampel dapat dilihat pada Tabel 12. bandingan kedua angka di atas menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang berarti penerapan handout
Tabel 12. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan bermuatan kecerdasan komprehensif dalam model
Varians Kelas Sampel. pembelajaran berbasis masalah di Kelas X MIA
Kelas N S2 S SMAN 10 Padang pada kompetensi pengetahuan.
Eksperimen 32 86,87 84,82 9,20 Model regresi linear sederhana digunakan
Kontrol 31 68,83 99,80 9,99 untuk menaksir parameter-parameter regresi untuk
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai rata-rata membuat persamaan regresi linear. Uji korelasi di
kompetensi pengetahuan siswa kelas eksperimen gunakan untuk mengetahui besar pengaruh variabel
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. bebas (Handout bermuatan kecerdasan kompre
Nilai simpangan baku pada kelas eksperimen lebih hensif) terhadap variabel terikat (kompetensi
rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai pengetahuan). Hubungan antara penerapan handout
varians kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas bermuatan kecerdasan komprehensif dengan
eksperimen, yang berarti kompetensi fisika siswa kompetensi pengetahuan siswa adalah regresi linear,
pada aspek pengetahuan kelas kontrol lebih beragam dengan persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
dari kelas eksperimen. Hasil uji normalitas kedua
kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 13.
Bentuk sebaran nilai regresi linear sederhana secara
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Sampel
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.
pada Kompetensi Pengetahuan
Kelas Α N Lo Lt Distribusi
Eksperimen 0,05 32 0,13 0,15 Normal
Kontrol 0,05 31 0,11 0,15 Normal
Tabel 13 menunjukkan bahwa kedua kelas
sampel mempunyai nilai Lo<Lt pada taraf nyata 0,05.
Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua kelas sampel
terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas kedua
kelas sampel pada kompetensi sikap spiritual dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
Sampel pada Kompetensi Spiritual
Kelas N S2 Fh Ft Gambar 4. Model Persamaan Regresi Linear
Eksperimen 32 84,64 1,17 1,83 Sederhana
Kontrol 31 99,80 Berdasarkan Gambar 4 memperlihatkan bah
wa hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa
hasil uji homogenitas varians yang dilakukan terha adalah linear. Data Kompetensi fisika siswa pada as
pek keterampilan ditunjukkan oleh skor total yang
dap data tes akhir kedua kelas sampel diperoleh Fh =
1,17 dan Ft dengan taraf nyata α = 0,05 pada dk diperoleh setiap siswa setelah empat kali pelaksanaan
praktikum. Data diambil melalui unjuk kerja dengan
pembilang 31 dan dkpenyebut 30 adalah 1,83. Hasil ini me
nunjukkan Fh<F(0,05);(31,30. Karena data terdistribusi menggunakan skala penilaian (rating scale) dan di
bantu oleh satu orang observer. Nilai rata-rata, simpa
normal dan kedua kelas sampel homogen maka uji
kesamaan dua rata-rata yang dipakai adalah uji t. ngan baku, dan varians kelas sampel dapat dilihat pa
da Tabel 16.
Hasil uji t pada kompetensi sikap sosial dapat dilihat
pada Tabel 15. Tabel 16. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan
Varians Kelas Sampel
Tabel 15. Hasil Uji t pada Kompetensi Sikap Sosial
Kelas N S2 S
Kelas N S2 th tt
Eksperimen 32 85,48 16,38 4,05
Eksprimen 32 86,87 84,64 7,46 2,00
Kontrol 31 82,06 9,37 3,06
Kontrol 31 68,84 99,80

150
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Perbandingan kedua angka di atas menunjukkan
kompetensi keterampilan siswa kelas eksperimen bahwa terdapat pengaruh handout bermuatan kecer
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. dasan komprehensif dalam model pembelajaran ber
Nilai simpangan baku pada kelas eksperimen lebih basis masalah terhadap kompetensi keterampilan sis
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai wa kelas X MIA SMAN 10 Padang.
varians kelas eksperimen lebih besar dibandingkan
2. Pembahasan
kelas kontrol, yang berarti kompetensi keterampilan
Berdasarkan analisis data kompetensi siswa
siswa kelas eksperimen lebih beragam dibandingkan
pada aspek pengetahuan, sikap spiritual, sikap sosial,
kelas kontrol. Hasil uji normalitas kedua kelas sam
dan keterampilan menunjukkan bawa penerapan hand
pel dapat dilihat pada Tabel 17.
out bermuatan kecerdasan komprehensif dalam mo
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelas Sampel del pembelajaran berbasis masalah meningkatkan
pada Kompetensi Keterampilan kompetensi fisika siswa kelas X MIA SMAN 10
Kelas α N Lo Lt Distribusi Padang. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata kom
Eksperimen 0,05 32 0,10 0,15 Normal petensi siswa pada aspek sikap spiritual dan sikap
Kontrol 0,05 31 0,13 0,15 Normal sosial, pengetahuan dan keterampilan yang menggu
nakan handout bermuatan kecerdasan komprehensif
Tabel 17 menunjukkan bahwa kedua kelas dalam model pembelajaran berbasis masalah lebih
sampel mempunyai nilai Lo<Lt pada taraf nyata 0,05. tinggi dari rata-rata kelas yang tidak diberi perlakuan.
Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua kelas sampel Hal ini terjadi karena handout bermuatan
terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homo kecerdasan komprehensif dapat memotivasi siswa
genitas kedua kelas sampel. Hasil uji homogenitas untuk belajar serta memberikan pengaruh yang posi
kedua kelas sampel pada kompetensi sikap spiritual tif terhadap siswa, sehingga handout bermuatan kecer
dapat dilihat pada Tabel 18. dasan komprehensif dapat meningkatkan kompetensi
Tabel 18. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas fisika siswa. Di dalam pembelajaran handout bermu
Sampel pada Kompetensi Spiritual atan kecerdasan komprehensif digunakan sebagai
Kelas N S2 Fh Ft sumber belajar untuk penyelesaian masalah pada
Eksperimen 32 16,40 1,75 1,83 tahap ketiga dalam model pembelajaran berbasis ma
Kontrol 31 9,36 salah, sehingga siswa dapat fokus kepada penyelesai
an masalah sehingga kompetensi sikap spiritual, si
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kap sosial, dan keterampilannnya dapat meningkat
apakah kedua kelas sampel berasal dari populasi seiring dengan peningkatan kompetensinya dalam
yang homogen atau tidak. Hasil uji homo genitas aspek pengetahuan.
varians yang dilakukan terhadap data tes akhir kedua Pembelajaran menggunakan handout me
kelas sampel diperoleh Fh = 1,75 dan Ft dengan taraf rupakan suatu kegiatan pembelajaran dimana siswa
nyata α = 0,05 pada dkpembilang 31 dan dkpenyebut 30 memakai handout untuk memperlancar dan mem
adalah 1,83. Hasil ini menunjukkan Fh<F(0,05);(31,30). berikan bantuan informasi atau materi yang diajar
Hal ini berarti kelompok data mempunyai varians kan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai
yang homogen. Setelah diketahui kedua kelas terdis siswa. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan
tribusi normal dan homogen maka dilakukan uji t. oleh seorang guru untuk memperkaya dan menambah
Hasil uji t t pada Kompetensi Sikap Sosial dapat pengetahuan siswa[10].
dilihat pada Tabel 19. Kecerdasan komprehensif merupakan ke
cerdasan yang terdiri dari empat dimensi kecerdasan
Tabel 19. Hasil Uji t pada Kompetensi Sikap Sosial
yaitu: kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan
Kelas N S2 th tt
sosial, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan kines
Eksprimen 32 85,48 16,40 3,80 2,00
tatik[6]. Dengan memuatkan kecerdasan komprehen
Kontrol 31 82,06 9,36 sif ke dalam handout maka siswa akan dapat me
Tabel 19 menunjukkan bahwa th = 3,67 ngembangkan seluruh potensi dirinya secara kompre
sedangkan tt = 2,00 dengan kriteria pengujian terima hensif sehingga akan menyebabkan kompetensi fisika
Ho jika < dan tolak Ho jika mem siswa mengalami peningkatan. Selain daripada itu
variabel kontrol pada penelitian ini juga berdampak
punyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan pada peningkatan kompetensi siswa yaitu pengguna
derajat kebebasan dk = (n1+n2)–2. Hasil perhitungan an model pembelajaran berbasis masalah
diperoleh harga t h > yang berarti harga t tidak Model pembelajaran berbasis masalah merupa
berada pada daerah penerimaan Ho sehingga di kan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
katakan Hi diterima pada taraf nyata 0,05. Hasil banyaknya permasalahan yang membutuhkan pe
perhitungan diperoleh har gath > t(1- α) yang berarti nyelidikan autentik yakni penyelidikan yang mem
butuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang
harga t tidak berada pada daerah penerimaan Ho nyata[10]. Model pembelajaran Problem Based Learn
sehingga dikatakan Hi diterima pada taraf nyata 0,05. ing (PBL) terdiri atas 5 langkah pembelajaran, yakni

151
orientasi masalah kepada masalah, mengorganisasi KESIMPULAN
kan siswa ke dalam belajar, membimbing penyelidik Berdasarkan analisis data dapat diambil
an individu dan kelompok, mengembangkan dan me kesimpulan sebagai berikut handout bermuatan
nyajikan hasil karya, serta menganalisis dan menge kecerdasan komprehensif dalam model pembelajaran
valuasi proses pemecahan masalah[3]. Model pembe berbasis masalah dapat meningkatkan pencapaian
lajaran berbasis masalah memiliki kelebihan dan kompetensi fisika siswa kelas X MIA SMAN 10
kekurangan. Kelebihan model pembelajaran berbasis Padang pada taraf nyata 0,05 menggunakan uji t dan
masalah sebagai suatu model pembelajaran adalah uji linear sederhana serta uji regresi pada kompetensi
realistik dalam kehidupan siswa, konsep sesuai pengetahuan, dan menggunakan uji t pada kompe
dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inquiry tensi sikap spiritual dan sosial, serta keterampilan.
siswa, retensi konsep jadi kuat, dan memupuk Hal ini diperoleh dari adanya perbedaan yang
kemampuan problem solving. Kesimpulan yang dida signifikan rata-rata kompetensi siswa antara kelas
pat setelah penelitian ini adalah penerapan model eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini di yakini
pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada kedua ke disebabkan oleh penggunaan handout bermuatan
las sampel dapat meningkatkan kompetensi sikap, kecerdasan komprehensif dalam model pembelajaran
pengetahuan, dan keterampilan siswa. berbasis masalah.
Penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) dalam pembelajaran menunjukkan UCAPAN TERIMAKASIH
hasil yang sangat baik. Nilai rata-rata kelas sampel Penelitian ini merupakan bagian dari
sebelum menggunakan model pembelajaran Problem penelitian hibah bersaing tahun 2015 dengan ketua
Based Learning (PBL) adalah 63,84 dan 59. Setelah peneliti Zulhendri Kamus, S.Pd., M.Si. dan lanjutan
menggunakan model pembelajaran Problem Based dari penelitian mahasiswa yang berjudul “ Pengem
Learning (PBL) nilai rata-rata kelas sampel bangan Model Bahan Ajar Fisika Kurikulum 2013
mengalami peningkatan menjadi 86,87 dan 68,83. bermuatan Kecerdasan Komprehensif Menggunakan
Dengan demikian terlihat peningkatan yang Pendekatan Saintifik untuk Pembelajaran Siswa
signifikan pada nilai siswa. Peningkatan ini didorong Kelas X SMA” oleh Theresia Monica (2015). Pelak
oleh adanya langkah-langkah pada model pembela sanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan
jaran Problem Based Learning (PBL) yang menuntut berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih
siswa untuk selalu aktif dan selalu mendorong siswa kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan
untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masa motivasi dan saran kepada peneliti, staf admistrasi
lah. Dengan demikian, penggunaan model Problem yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian
Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sangat ini, serta kepada keluarga besar SMAN 10 Padang
efektif untuk dapat mendorong siswa menjadi lebih yang telah memberikan bantuan selama penelitian.
aktif. Hal ini terlihat dari hasil analisis data pada DAFTAR PUSTAKA
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, [1] Ali, Muhammad. 2009. Pendidikan untuk Pem
pengetahuan, dan keterampilan. Keempat aspek bangunan Nasional. Jakarta: Grasindo
tersebut menunjukkan peningkatan kearah yang lebih [2] Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evalua
baik pada kelas eksperimen. si Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Ada empat tingkatan nilai siswa yaitu sangat [3] Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konteks
baik, baik, cukup, dan kurang. Secara komprehensif, tual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Gha
nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 86,54. lia Indonesia
Ini berada pada tingkatan tertinggi yaitu kategori [4] Permendikbud no 104 tahun 2014
sangat baik. Rentangan nilai untuk kategori sangat [5] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membu
baik adalah 80-100. Pada penelitian ini nilai siswa at Bahan AjarInovatif Menciptakan Model Pem
pada aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, belajaran yang Menarik dan Menyenangkan.
dan keterampilan belum dapat mencapai nilai mak Jogjakarta: Diva Press
simum, hal ini disebabkan oleh kendala-kendala yang [6] Sembiring, M. Gorky. 2009.Mengungkap Raha
dialami selama penelitian. Diantaranya, tidak selu sia dan Tips Manjur Menjadi guru Sejati. Ja
ruhnya siswa bersemangat dan memiliki rasa ingin karta : Grasindo
tahu yang tinggi serta tekun dalam melakukan tahap- [7] Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung : Tar
tahap pada model yang digunakan dalam pembelaja sito
ran yaitu model pembelajaran berbasis masalah. Hal [8] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidik
ini berdampak pada nilai yang diperoleh siswa, kare an. Bandung : Alfabeta
na dalam rangkaian pembelajaran seluruh kegiatan [9] Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Peneliti
yang dilakukan siswa dinilai. Siswa yang tidak mela an Jakarta : Grasindo
kukan rangkaian kegiatan pembelajaran secara [10] Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajar
optimal tidak dapat memperoleh nilai yang maksimal an Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
secara komprehensif. Media Group

152

Anda mungkin juga menyukai