01 Januari-Juni 2022
Abstrak. Perbedaan gender merupakan salah satu penyebab munculnya ketidakadilan gender. Di seluruh
dunia, baik Negara maju maupun berkembang masih mengalami permasalah ketidakadilan gender yang
menyebabkan diskriminasi kepada kaum yang termarjinakan akibat ketidakadilan tersebut, terutama kaum
perempuan. Indonesia termasuk salah satu Negara yang mendapat warisan budaya patriaki dari bangsa
penjajah, dimana mereka mempercayai bahwa laki-laki memiliki kuasa atas segala hal. Budaya ini masih
meresap pada sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tidak jarang perempuan mendapat perlakuan tidak
adil dalam berbagai hal. Penelitian ini membahas tentang bagaimana ketidakadilan gender dan patriarki
dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia dimana perempuan menjadi korban. Tujuan penelitan ini
untuk mengetahui bentuk dan berbagai ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan di kalangan
masyarakat. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengumpulkan data melalui studi
pustaka, yaitu buku dan jurnal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada cara untuk
menegakkan keadilan dan kesetaraan gender. Dapat disimpulkan kita sebagai masyarakat harus
mengubah cara pandang terhadap ketidakadilan gender dan budaya patriarki.
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
17
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
sifatnya reproduktif. Pada sisi lain, laki- perlakuan tidak adil dari masyarakat,
laki menempati posisi di wilayah publik khususnya laki-laki. Hal ini karena
yang sifatnya produktif. (Kasiyan, 2008: adanya persepsi atas kekuatan
55). perempuan masih di bawah laki-laki
Sebagai sumber daya manusia dalam berbagai aspek seperti politik,
dalam kehidupan masyarakat, laki-laki pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan
dan perempuan sama-sama sebagainya. Pandangan ini meresap
berkedudukan sebagai subyek dan objek menjadi sebuah unsur kebudayaan, di
pembangunan. Mereka mempunyai mana masyarakat masih mempercayai
peranan yang sama dalam kendali tunggal oleh laki-laki dalam
merencanakan, melaksanakan, banyak bidang sehingga menimbulkan
memantau dan menikmati hasil ketidakadilan akses dan kesempatan
pembangunan. Pembeda dari keduanya bagi perempuan untuk maju dalam
adalah, kondisi fisiknya, yaitu alat bidang-bidang tersebut. Kebudayaan ini
reproduksi. Kenyataannya perbedaan adalah yang kita sebut sebagai budaya
reproduksi antara laki-laki dan patriarki. Menurut Spradley (2007;
perempuan seringkali dibakukan dalam Israpil, 2017), masyarakat yang
sehingga perempuan dipandang lebih menganut sistem sosial dengan persepsi
rendah dibanding laki-laki. Perempuan patriarki seringkali menganggap laki-
digambarkan sebagai manusia lemah, laki memiliki peran yang besar dalam
cengeng, tidak dapat mengambil mengangkat derajat perempuan.
keputusan penting, perempuan bekerja Spradley (2007; dalam Israpil, 2017)
di rumah dan membantu suami mencari menambahkan bahwa nilai patriarki
nafkah tambahan dan laki-laki adalah tersebut melihat perempuan sebagai
manusia sempurna, kuat dan laki-laki makhluk yang ditakdirkan untuk
mencari nafkah utama (Megawangi, mendampingi laki-laki sehingga
1999: 95-96, Umar, 2001: 39, Marsot, struktur sosial yang lebih harmonis dan
2000: 51) seimbang dapat tercipta.
Menjadi seorang perempuan di Perbedaan jenis kelamin yang
Tanah Air memiliki tantangan berdampak pada pembedaan peran dan
tersendiri. Pasalnya, kaum perempuan fungsi sosial atau disebut dengan istilah
di Indonesia masih sering mendapatkan gender, yang menjadi sorotan banyak
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
18
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
19
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
20
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
21
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
22
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
23
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
24
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
25
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
tingkat keluarga, figur ayah juga sering posisi domestik, seringkali perempuan
dipandang memiliki kewenangan paling di identikan dengan urusan masak,
tinggi terhadap perempuan, anak dan mencuci, dan seks (dapur dan kasur).
harta benda. Sedangkan ibu, dipandang Contohnya : Perempuan dianggap
sebagai figur yang lebih identik dengan cengeng, suka digoda, Perempuan tidak
urusan dapur, makanan dan anak. rasional, emosional, Perempuan tidak
Ketidakadilan gender ini dapat bisa mengambil keputusan penting,
bersifat : Perempuan sebagai ibu rumah tangga
1. Langsung, yaitu pembedaan dan pencari nafkah tambahan dan Laki-
perlakuan secara terbuka dan laki sebagai pencari nafkah utama.
berlangsung, baik disebabkan 2. Kekerasan (violence)
perilaku/sikap, norma/nilai, maupun Kekerasan berbasis gender, kekerasan
aturan yang berlaku. tersebut terjadi akibat dari ketidak
2. Tidak langsung, seperti seimbangan posisi tawar (bargaining
peraturan sama, tapi pelaksanaannya position) atau kekuasaan antara
menguntungkan jenis kelamin tertentu. perempuan dan lakilaki. Kekerasan
3. Sistemik, yaitu ketidakadilan terjadi akibat konstruksi peran yang
yang berakar dalam sejarah, norma atau telah mendarah daging pada budaya
struktur masyarakat yang mewariskan patriarkal yang menempatkan
keadaan yang bersifat perempuan pada posisi lebih rendah.
membedabedakan. Cakupan kekerasan ini cukup luas,
Bentuk ketidakadilan yang diantaranya eksploitasi seksual,
sering terjadi menurut pakar : pengabaian hak-hak reproduksi,
1. Stereotype Pelabelan atau trafficking, dan sebagainya.
penandaan yang seringkali bersifat Contohnya : Kekerasan fisik maupun
negatif secara umum dan melahirkan non fisik yang dilakukan oleh suami
ketidakadilan. Sebagai contoh, terhadap isterinya di dalam rumah
perempuan sering digambarkan tangga, Pemukulan, penyiksaan dan
emosional, lemah, cengeng, tidak pemerkosaan yang mengakibatkan
rasional, dan sebagainya. Stereotype perasaan tersiksa dan tertekan,
tersebut yang kemudian menjadikan Pelecehan seksual dan Eksploitasi seks
perempuan selama ini ditempatkan pada terhadap perempuan dan pornografi.
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
26
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
27
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
28
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
29
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
30
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
31
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
oleh masyarakat sekarang adalah sebuah membuat laki-laki lebih kuat dan
sistem, yaitu sistem dominasi dan berkuasa dari perempuan, sehingga istri
superioritas laki -laki, sistem kontrol memiliki keterbatasan dalam
terhadap perempuan, dimana menentukan pilihan atau keinginan, dan
perempuan dikuasai. Melekat dalam cenderung menuruti semua keinginan
sistem ini adalah ideologi yang suaminya, bahkan keinginan buruk.
menyatakan bahwa laki-laki lebih tinggi Realitas sosial ini sering terjadi dalam
dari pada perempuan, bahwa perempuan masyarakat, jika istri tidak patuh pada
harus dikontrol oleh laki-laki dan bahwa keinginan suami, kekerasan dapat
perempuan adalah bagian dari milik dilakukan.
laki-laki. (Kamla Bashin, 1996: 4). Potret budaya bangsa Indonesia
Berikut beberapa kasus budaya yang masih patriarki sangat tidak
patriarki yang kerap terjadi di menguntungkan posisi perempuan
Indonesia: korban kekerasan. Seringkali
1. Kekerasan Dalam Rumah perempuan korban kekerasan
Tangga ( KDRT ) disalahkan (atau ikut disalahkan) atas
Seperti yang dilansir dari kekerasan yang dilakukan pelaku (laki-
kompasiana.com, Komnas Perempuan laki). Misalnya, isteri korban KDRT
mendokumentasikan 259.150 kasus oleh suaminya disalahkan dengan
kekerasan terhadap perempuan terjadi anggapan bahwa KDRT yang dilakukan
sepanjang tahun 2016, dengan rincian suami korban adalah akibat
sebanyak 245.548 kasus diperoleh dari perlakuannya yang salah kepada
358 Pengadilan Agama dan 13.602 suaminya. Stigma korban terkait
kasus yang ditangani oleh 233 lembaga perlakuan (atau pelayanan) kepada
mitra pengadaan layanan.Data ini suami ini telah menempatkan korban
tersebar ke 34 provinsi di Indonesia. seolah seburuk pelaku kejahatan itu
Berbagai kasus KDRT tidak dapat sendiri. (Kania:2015)
dibedakan dengan budaya patriarki yang 2. Kasus Pelecehan Seksual
masih tetap menjadi faktor Komnas Perempuan
penyebabnya. Ini termasuk membuat mengeluarkan Catatan Tahunan
keputusan tentang kekerasan laki-laki (Catahu) tahun 2016 dengan temuan
terhadap pasangannya. Budaya patriarki
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
32
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
33
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
34
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
35
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
36
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
37
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
alasan masalah tersebut. Intinya adalah pendidikan. Hal tersebut tidak diikuti
peduli pada isu-isu perempuan serta karena tugas, fungsi, dan tanggung
pada perjuangan untuk menghapus jawab perempuan cukup besar dan
ketidakadilan gender dan patriarki yang harus dimaklumi, sehingga masyarakat
dibahas pada tahun 1980-an. Dari sudah mulai mengenal perempuan
berbagai potret perempuan, satu hal sebagai makhluk yang berpotensi
yang perlu diperhatikan adalah ketika sebagai makhluk tidak sempurna. Arti
kita berbicara tentang gender dalam penting ibu rumah tangga bagi wanita
kondisi saat ini, harusnya tidak menjadi yang memilih untuk terlibat dalam
pandangan negatif dan menekankan semua pekerjaan di rumah belum
bahwa kesetaraan gender harus sama terwujud. Hal ini mencermikan perilaku
antara laki-laki dengan perempuan. suami yang terkadang masih sewenang-
Keadilan gender tidak berarti wenang kepada istri.
kesetaraan antara laki-laki dan Apakah harapan untuk
perempuan di segala bidang. Perbedaan menegakkan keadilan gender sama
biologis sangat jelas dan menyebabkan mustahilnya dengan memerangi
beberapa perbedaan dalam peran sosial ketidakadilan sosial sepanjang sejarah
yang dibakukan. Kesetaraan jenjang manusia? Dari sisi optimis, kami
pendidikan yang dibawa oleh semangat menyadari bahwa perjuangan
pembebasan mau tidak mau mengalami kesetaraan masih sangat panjang dan
perubahan dan mmenjadikan kondisi ada beberapa alternatif pemecahan dan
sosial. Pendidikan dan kesempatan bagi metode untuk menegakkan keadilan
perempuan setidaknya dapat gender yaitu :
memberikan pemahaman yang 1. Melakukan sosialisasi di
mendalam tentang pemikiran individu dalam keluarga yang
(perempuan). seimbang.
Jika perempuan ingin bekerja 2. Melakukan dekonstruksi bias
dalam arti membantu ekonomi keluarga gender di bidang pendidikan.
atau realisasi diri, mereka tetap harus 3. Melakukan dekonstruksi
kuat, karena ketika ada aspek tertentu pada nilai-nilai patriarkhi
dari kesepakatan sosial yang terbuka, dalam konteks negara.
misalnya dalam hal kesetaraan
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
38
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
39
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
40
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022
Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
41