Anda di halaman 1dari 25

ISSN : 2620-6692 Volume 05 No.

01 Januari-Juni 2022

KETIDAKADILAN GENDER DAN BUDAYA PATRIARKI DI


KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
Saifuddin Zuhri, Diana Amalia
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran Jatim. Jl.Raya Rungkut Madya Gunung Anyar
Surabaya. Email: saifuddin.upn@gmail.com

Abstrak. Perbedaan gender merupakan salah satu penyebab munculnya ketidakadilan gender. Di seluruh
dunia, baik Negara maju maupun berkembang masih mengalami permasalah ketidakadilan gender yang
menyebabkan diskriminasi kepada kaum yang termarjinakan akibat ketidakadilan tersebut, terutama kaum
perempuan. Indonesia termasuk salah satu Negara yang mendapat warisan budaya patriaki dari bangsa
penjajah, dimana mereka mempercayai bahwa laki-laki memiliki kuasa atas segala hal. Budaya ini masih
meresap pada sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tidak jarang perempuan mendapat perlakuan tidak
adil dalam berbagai hal. Penelitian ini membahas tentang bagaimana ketidakadilan gender dan patriarki
dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia dimana perempuan menjadi korban. Tujuan penelitan ini
untuk mengetahui bentuk dan berbagai ketidakadilan gender yang terjadi pada perempuan di kalangan
masyarakat. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengumpulkan data melalui studi
pustaka, yaitu buku dan jurnal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada cara untuk
menegakkan keadilan dan kesetaraan gender. Dapat disimpulkan kita sebagai masyarakat harus
mengubah cara pandang terhadap ketidakadilan gender dan budaya patriarki.

Kata Kunci : Ketidakadilan Gender, Patriarki dan Perempuan

PENDAHULUAN aspek kehidupan manusia khusunya


Di era teknologi komunikasi dan Indonesia.
informasi seperti sekarang ini, media Oleh karena berbagai hal
massa merupakan salah satu elemen tersebut tidak mengherankan pula bila
yang turut berperan untuk mendukung dalam konteks media massa secara
jalannya perputaran informasi kepada umum masih tercermin ketidakadilan
masyarakat informasi. Media massa gender. Salah satu persoalan
secara subjektif memproduksi nilai- ketidakadilan gender ini disebabkan
nilai, ideologi, maupun pengetahuan. oleh adanya stereotip mengenai
Dalam pemberitaannya dapat pembagian kerja secara seksual yakni
memunculkan suatu keberpihakan. antara laki-laki dan perempuan.
Informasi yang diangkat oleh media Pembagian kerja (division of labour)
massa sangat beragam. Media merupakan salah satu perbedaan utama
mengangkat berbagai hal dan yang mendasar dalam kekuasaan antara
permasalahan dalam kehidupan perempuan dan lakilaki. Perempuan
manusia, seperti permasalahan sosial, dalam sistem pembagian kerja secara
budaya, ekonomi, politik, gender, dan seksual cenderung selalu ditempatkan
masih banyak lainnya yang menyangkut dalam wilayah domestik atau rumah
tangga, dengan serangkaian kerja yang

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
17
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

sifatnya reproduktif. Pada sisi lain, laki- perlakuan tidak adil dari masyarakat,
laki menempati posisi di wilayah publik khususnya laki-laki. Hal ini karena
yang sifatnya produktif. (Kasiyan, 2008: adanya persepsi atas kekuatan
55). perempuan masih di bawah laki-laki
Sebagai sumber daya manusia dalam berbagai aspek seperti politik,
dalam kehidupan masyarakat, laki-laki pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan
dan perempuan sama-sama sebagainya. Pandangan ini meresap
berkedudukan sebagai subyek dan objek menjadi sebuah unsur kebudayaan, di
pembangunan. Mereka mempunyai mana masyarakat masih mempercayai
peranan yang sama dalam kendali tunggal oleh laki-laki dalam
merencanakan, melaksanakan, banyak bidang sehingga menimbulkan
memantau dan menikmati hasil ketidakadilan akses dan kesempatan
pembangunan. Pembeda dari keduanya bagi perempuan untuk maju dalam
adalah, kondisi fisiknya, yaitu alat bidang-bidang tersebut. Kebudayaan ini
reproduksi. Kenyataannya perbedaan adalah yang kita sebut sebagai budaya
reproduksi antara laki-laki dan patriarki. Menurut Spradley (2007;
perempuan seringkali dibakukan dalam Israpil, 2017), masyarakat yang
sehingga perempuan dipandang lebih menganut sistem sosial dengan persepsi
rendah dibanding laki-laki. Perempuan patriarki seringkali menganggap laki-
digambarkan sebagai manusia lemah, laki memiliki peran yang besar dalam
cengeng, tidak dapat mengambil mengangkat derajat perempuan.
keputusan penting, perempuan bekerja Spradley (2007; dalam Israpil, 2017)
di rumah dan membantu suami mencari menambahkan bahwa nilai patriarki
nafkah tambahan dan laki-laki adalah tersebut melihat perempuan sebagai
manusia sempurna, kuat dan laki-laki makhluk yang ditakdirkan untuk
mencari nafkah utama (Megawangi, mendampingi laki-laki sehingga
1999: 95-96, Umar, 2001: 39, Marsot, struktur sosial yang lebih harmonis dan
2000: 51) seimbang dapat tercipta.
Menjadi seorang perempuan di Perbedaan jenis kelamin yang
Tanah Air memiliki tantangan berdampak pada pembedaan peran dan
tersendiri. Pasalnya, kaum perempuan fungsi sosial atau disebut dengan istilah
di Indonesia masih sering mendapatkan gender, yang menjadi sorotan banyak

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
18
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

intelektual. Anggapan dan pencitraan Perbedaan gender melahirkan


terhadap perempuan seperti di atas tentu ketidakadilan baik bagi kaum laki-laki
merupakan bentuk ketidakadilan. dan terutama perempuan. Hal ini dapat
Karena disadari ataupun tidak hal ini dilihat dari manifestasi ketidakadilan
menimbulkan perlakuan yang berbeda yang ada. Mansour fakih membagi
terhadap laki-laki dan perempuan, manifestasi ketimpangan gender dalam
akibatnya perlakuan ini seringkali marginalisasi atau pemiskinan
menguntungkan pihak yang berjenis perempuan, subordinisasi, stereotif,
kelamin lakilaki dibandingkan kekerasan beban ganda dan sosialisasi
perempuan. ideology dan nilai peran gender.
Menurut Fakih (1999:12) (Mansour Fakhi 2002 : 95)
perbedaan gender telah melahirkan Teori gender mulai berkembang
berbagai tindakan ketidakadilan gender sejak awal 80-an dalam pemikiran
yang dialami oleh kaum perempuan. feminis baik dalam bidang sejarah,
Ketidakadilan tersebut termanifestasi antropologi, filsafat, psikologi dan ilmu
atas lima hal: 1) proses marginalisasi alam dengan membuat peralihan
yang mengakibatkan kemiskinan karena (perubahan) dari investigasi yang
kebijakan pemerintah, keyakinan berfokus pada perempuan pada tahun
agama, keyakinan tradisi, maupun 70-an; seperti investigasi tentang
kebiasaan, 2) munculnya subordinasi sejarah perempuan, gynocriticism dan
karena anggapan mengenai perempuan psikologi perempuan, kepada studi
yang irrasional mengakibatkan relasi gender yang melibatkan
perempuan tidak bisa tampil memimpin. perempuan dan laki-laki. Perubahan
3), stereotip, yakni pelabelan atau paradigma itu membawa pengaruh yang
penandaan negatif terhadap suatu sangat radikal yang tertransformasi pada
kelompok tertentu yang didasarkan pada beberapa disiplin kajian tentang
anggapan yang salah. 4), kekerasan perempuan. Dari sini dapat dilihat
(violence) atau serangan terhadap fisik bahwa “gender” termasuk hal yang
maupun psikologis terhadap seseorang. masih baru (Showalter 1989:1).
5), beban kerja (burden) yang Ann Oakley, salah seorang
ditanggung oleh perempuan lebih feminis pertama dari Inggris, yang
banyak dan lebih lama. menggunakan konsep gender,

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
19
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

mengatakan bahwa, ”Gender” adalah ia menjadi laki-laki atau perempuan


masalah budaya, merujuk kepada (T.Wilson 1989:2). Gender adalah
klasifikasi sosial dari laki-laki dan seperangkat peran, seperti halnya
perempuan menjadi maskulin dan kostum dan topeng di teater,
feminin, berbeda karena waktu dan menyampaikan kepada orang lain
tempat. Sifat tetap dari jenis kelamin bahwa termasuk feminin atau maskulin.
harus diakui, demikian juga sifat tidak Perangkat perilaku khusus ini yang
tetap dari gender” (Oakley 1985:11). mencakup penampilan, pakaian, sikap,
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepribadian, pekerjaan di dalam dan di
gender tidak memiliki asal usul luar rumah tangga, sexualitas, tanggung
biologis. Hubungan antara jenis kelamin jawab keluarga dan sebagainya secara
dan gender tidak benarbenar “alamiah” bersama-sama memoles peran gender
(Bhasin 2002:2). Ann Oakley (Mosse 1996:3). Sedangkan menurut
menambahkan bahwa, gender adalah Nasaruddin Umar, Gender adalah suatu
perbedaan yang bukan biologis dan konsep yang digunakan untuk
bukan kodrat Tuhan. Perbedaan mengidentifikasi perbedaan laki-laki
biologis, yaitu 9 perbedaan jenis dan perempuan dilihat dari segi sosial-
kelamin yang bermuara dari kodrat budaya. Gender dalam arti ini
Tuhan, sementara gender adalah mendefinisikan laki-laki dan perempuan
perbedaan yang bukan kodrat Tuhan, dari sudut non-biologis ( Umar
tetapi diciptakan oleh kaum laki-laki 1999:35).
dan perempuan, melalui proses sosial Kesetaraan sosial antara laki-
dan budaya yang panjang (Fakih laki dan perempuan adalah bagaimana
2000:46). Gender mengacu ke peran membangun paradigma agar laki-laki
perempuan dan laki-laki yang dan perempuan memiliki kesederajatan,
dikonstruksikan secara sosial. sehingga tidak ada rasa superioritas.
Sementara H.T.Wilson Pada beberapa konteks, perempuan
berpendapat bahwa, gender merupakan harus dilindungi, dan konteks yang
suatu dasar untuk menjelaskan tentang dimaksud adalah konteks sosial budaya
bagaimana sumbangan laki-laki dan karena yang menyebabkan perempuan
perempuan dalam masalah kebudayaan berada di bawah laki-laki adalah karena
dan kehidupan bersama, yang berakibat struktur sosial dan pusaran budaya yang

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
20
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

terkadang membawa nilai dan pola “Posisi perempuan” yang universal,


tingkah laku yang tidak bagus bagi tetapi
proses perubahan sosial (Azis,2007:65). Menurut Gheaus (2012), laki-
Kesetaraan sosial antara laki-laki dan laki dan perempuan sebenarnya sama-
perempuan adalah bagaimana sama berhak mendapat perlakuan adil,
membangun paradigma agar laki-laki sehingga orang yang mengalami
dan perempuan memiliki kesederajatan, ketidakdilan akibat jenis kelamin,
sehingga tidak ada rasa superioritas. berarti ia korban ketidakadilan gender.
Pada beberapa konteks, perempuan Ketidakadilan gender terjadi jika orang
harus dilindungi, dan konteks yang bertindak tidak adil karena kebencian
dimaksud adalah konteks sosial budaya atau prasangka buruk terhadap
karena yang menyebabkan perempuan perempuan, sehingga perempuan
berada di bawah laki-laki adalah karena menjadi korban ketidakadilan hanya
struktur sosial dan pusaran budaya yang karena mereka perempuan. Dominasi
terkadang membawa nilai dan pola patriarkal yang tidak seimbang, tidak
tingkah laku yang tidak bagus bagi proporsional, atau mulai lepas dari
proses perubahan sosial (Azis,2007:65). fungsi utama hierarki struktur sosial
Marginalisasi perempuan yang cenderung menimbulkan ketidakadilan
muncul kemudian menunjukkan bahwa gender, yang bermuara pada kasus
perempuan menjadi the second sex, kekerasan gender. Kekerasan gender
seperti juga sering disebut sebagai adalah ekspresi maskulinitas hegemonik
“warga kelas dua” yang keberadaannya dan terjadi terutama dalam budaya
tidak begitu diperhitungkan. tradisional yang tak mau berubah, di
Pembahasan tentang perempuan sebagai mana laki-laki terdorong oleh emosi
suatu kelompok memunculkan sejumlah seperti kemarahan dan kecemburuan
kesulitan. Konsep “Posisi perempuan” buta (Chowdhury, 2015).
dalam masyarakat memberi kesan Patriarki berasal dari kata
bahwa, ada beberapa posisi universal patriarkat, berarti struktur yang
yang diduduki oleh setiap perempuan di menempatkan peran laki-laki sebagai
semua masyarakat. Kenyataannya penguasa tunggal, sentral, dan segala-
bahwa, bukan semata-mata tidak ada galanya. Sistem patriarki yang
pernyataan yang sederhana tentang mendominasi kebudayaan masyarakat

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
21
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

menyebabkan adanya kesenjangan dan kepada anak laki-laki. (Ensiklopedia


ketidakadilan gender yang Indonesia 1984). Saat ini, istilah
mempengaruhi hingga ke berbagai tersebut secara umum digunakan untuk
aspek kegiatan manusia. Laki-laki menyebut “kekuasaan lakilaki”,
memiliki peran sebagai kontrol utama di khususnya hubungan kekuasaan antara
dalam masyarakat, sedangkan laki-laki terhadap perempuan yang di
perempuan hanya memiliki sedikit dalamnya berlangsung dominasi laki-
pengaruh atau bisa dikatakan tidak laki atas perempuan yang direalisasikan
memiliki hak pada wilayah-wilayah melalui bermacam-macam cara. (Kamla
umum dalam masyarakat, baik secara Bashin, 1996: 1)
ekonomi, sosial, politik, dan psikologi, Patriarki adalah sistem dimana
bahkan termasuk di dalamnya institusi perempuan dijadikan tidak terlihat dan
pernikahan. Ketidakadilan antara peran kurang berpengaruh. Laki-laki dengan
laki-laki dan perempuan ini menjadi kekuatan, tekanan langsung, atau
salah satu hambatan struktural yang melalui ritual, tradisi, hukum, bahasa,
menyebabkan individu dalam adat-istiadat, etiket, pendidikan, dan
masyarakat tidak memiliki akses yang pembagian kerja menentukan peran
sama (Alfian Rokhmansyah, 2013) yang seharusnya bagi perempuan, dan
Kata patriarki sendiri mengacu di mana perempuan berada di bawah
pada sistem budaya di mana sistem posisi laki-laki (Erika, 1986). Laki-laki
kehidupan diatur oleh sistem mendominasi, menindas, dan
“kebapakan”. Patriarki atau “Patriarkat” mengeksploitasi perempuan dan mereka
merujuk pada susunan masyarakat dirugikan di berbagai bidang kehidupan
menurut garis Bapak. Ini adalah istilah sosial.
yang menunjukkan ciri-ciri tertentu Dalam Theorizing Patriarchy,
pada keluarga atau kumpulan keluarga Walby (1990:20) mendefinisikan
manusia, yang diatur, dipimpin, dan patriarki sebagai struktur sosial dan
diperintah oleh kaum bapak atau laki- prakteknya dimana laki-laki
laki tertua. Artinya, hukum keturunan mendominasi, mengoperasiakan dan
dalam patirarkat menurut garis bapak. mengeksploitasi perempuan. Ia juga
Nama, harta milik, dan kekuasaan mengidentifikasikan adanya enam
kepala keluarga (bapak) diwariskan struktur patriarki yaitu, produksi rumah

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
22
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

tangga ,pekerjaan yang dibayar, negara, subordinasi, ketergantungan, atau


kekerasan laki-laki, seksualitas dan pengan dalan perempuan kepada laki-
budaya yang bersama-sama berperan laki dalam masyarakat (Habiba et al..,
untuk dapat menangkap kedalam, 2016). Sistem ini terdiri dari struktur
kegunaan dan keterlibatan subordinasi dan praktik sosial di mana laki-laki
perempuan (Walby, 1990:201). Semua menindas, mengeksploitasi, dan
ini hanya termanifestasi dalam institusi mengontrol perempuan (Walby, 1990:
keluarga, di mana begitu seorang 21). Lakilaki menggunakan
perempuan menikah dengan laki-laki, kekuasaannya untuk mengendalikan
maka perbedaan biologis ini akan perempuan dalam ranah publik dan
melahirkan peran-peran gender yang domestik.
erat kaitannya dengan masalah biologis. Masyarakat patriarkal
Karenanya, para feminis radikal sering menetapkan kriteria bagi posisi
menyerang keberadaan institusi perempuan yang tidak setara secara
keluarga dan sistem patriarki. Keluarga struktural dalam keluarga dan
dianggap sebagai institusi yang masyarakat dengan menetapkan hak-
melahirkan dominasi laki-laki, sehingga hak yang berbeda di antara laki-laki dan
perempuan ditindas. Aliran ini perempuan. Patriarki diciptakan dan
berpendapat bahwa, struktur masyarakat dipertahankan melalui norma, nilai,
dilandaskan pada hubungan hierarkis tradisi, dan pemisahan sosial dari peran-
berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki peran gender yang ditanamkan dalam
sebagai suatu kategori sosial keluarga melalui proses sosialisasi
mendominasi kaum perempuan sebagai jangka panjang (Johnson, 2005).
kategori sosial yang lain, karena kaum Patriarki dibentuk dalam masyarakat
laki-laki diuntungkan dengan adanya melalui keluarga di mana laki-laki
subordinasi perempuan. Dominasi laki- memegang tanggung jawab keluarga
laki atau subordinasi perempuan sehingga ia memiliki otoritas dalam
Habiba et al.. (2016) mengendalikan keluarga (Parker dan
menjelaskan bahwa patriarki adalah Reckdenwald, 2008). Keluarga
kekuasaan dan kontrol yang kompleks memainkan peran penting untuk
dalam masyarakat yang didominasi oleh mewariskan norma patriarkal kepada
laki-laki. Patriarki melembagakan generasi berikutnya.

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
23
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

Di masyarakat patriarki dalam atau sebagaimana adanya (Jabrohim,


keluarga, suami biasanya memukul istri 2012: 86). Penelitian ini
yang menentang kendalinya sampai mendeskripsikan ketidakadilan gender
tunduk. Suami memukul istri untuk dan patriarki dalam kehidupan
menunjukkan kekuasaan dan istri tidak masyarakat di Indonesia.
bisa mengancam kekuasaan sebagai Jenis penelitian yang akan
suami (Eng et al.,2010). Dengan nilai digunakan dalam penelitian ini adalah
patriarki, masyarakat menunjukkan penelitian kepustakaan, yakni penelitian
dukungan kuat pada peran gender yang didukung oleh referensi baik
dominan laki-laki. Pemukulan istri lebih berupa jurnal maupun sumber buku
tinggi di dalam keluarga di mana suami penunjang lainnya (Internet, Buku,
menganut ideologi patriarki dan struktur Artikel). Referensi yang digunakan
sosial laki-laki mendukung kekerasan dalam penulisan artikel dibatasi dalam
atas perempuan (Yodanis, 2004). fokus ketidakadilan gender, budaya
Masyarakat patriarki umumnya tidak patriarki dan perempuan.
memberi perempuan kesempatan
bersuara melalui ruang diskusi publik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian artikel ini menjelaskan Ketidakadilan Gender
tentang bagaimana ketidakadilan gender Gender masih diartikan oleh
dan patriarki dalam kehidupan sosial masyarakat sebagai perbedaan jenis
masyarakat Indonesia dimana kelamin. Masyarakat belum memahami
perempuan menjadi korban. bahwa gender adalah suatu konstruksi
budaya tentang peran fungsi dan
METODE PENELITIAN tanggung jawab sosial antara laki-laki
Metode penelitian yang dan perempuan. Kondisi demikian
digunakan dalam pemecahan masalah mengakibatkan kesenjangan peran
termasuk metode penelitian deskriptif sosial dan tanggung jawab sehingga
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif terjadi ketidakadilan, baik terhadap laki-
diartikan sebagai prosedur pemecahan laki dan perempuan. Hanya saja bila
masalah yang diselidiki, dengan dibandingkan, ketidakadilan terhadap
melukiskan keadaan objek penelitian perempuan kurang menguntungkan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak dibandingkan laki-laki. Ketidakadilan

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
24
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

gender ialah bentuk perbedaan lebih sering mendapat ketidakadilan


perlakuan berdasarkan alasan gender, gender dibandingkan dengan laki-laki.
seperti pembatasan peran, penyingkiran Ketertinggalan perempuan merupakan
atau pilih kasih yang mengakibatkan bukti masih adanya ketidakadilan di
terjadinya pelanggaran atas pengakuan Indonesia, hal ini dapat terlihat dari
hak asasinya, persamaan antara laki-laki gambaran kondisi perempuan di
dan perempuan, maupun hak dasar Indonesia. Sesungguhnya perbedaan
dalam bidang sosial, politik, ekonomi, gender dengan pemilahan sifat, peran,
budaya dan lain-lain. dan posisi tidak menjadi masalah
Ketidakadilan gender sepanjang tidak melahirkan
merupakan sistem dan struktur dimana ketidakadilan. Namun pada
baik perempuan maupun laki-laki kenyataannya perbedaan gender telah
menjadi korban dalam sistem tersebut. melahirkan berbagai ketidakadilan,
Berbagai pembedaan peran dan bukan saja bagi kaum perempuan, tetapi
kedudukan antara perempuan dan laki- juga bagi kaum laki-laki. Berbagai
laki baik secara langsung yang berupa pembedaan peran, fungsi, tugas dan
perlakuan maupun sikap, dan yang tidak tanggung jawab serta kedudukan antara
langsung berupa dampak suatu laki-laki dan perempuan baik secara
peraturan perundangundangan maupun langsung maupun tidak langsung, dan
kebijakan telah menimbulkan berbagai dampak suatu peraturan
ketidakadilan. Ketidakadilan gender perundangundangan maupun kebijakan
terjadi karena adanya keyakinan dan telah menimbulkan berbagai
pembenaran yang ditanamkan ketidakadilan karena telah berakar
sepanjang peradaban manusia dalam dalam adat, norma ataupun struktur
berbagai bentuk yang bukan hanya masyarakat.
menimpa perempuan saja tetapi juga Penempatan laki-laki sebagai
dialami oleh laki-laki. satu-satunya yang memiliki kekuasaan
Negara Indonesia adalah salah utama yang dominan dalam berbagai
satu Negara yang masih terdapat peran; kepemimpinan, politik, modal,
ketidakadilan gender. Tidak jarang moral, hak sosial dan kepemilikan tanah
masalah ini muncul di kehidupan (properti) menjadikan ketidakadilan
sehari-hari. Namun, saat ini perempuan gender semakin langgeng. Dalam

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
25
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

tingkat keluarga, figur ayah juga sering posisi domestik, seringkali perempuan
dipandang memiliki kewenangan paling di identikan dengan urusan masak,
tinggi terhadap perempuan, anak dan mencuci, dan seks (dapur dan kasur).
harta benda. Sedangkan ibu, dipandang Contohnya : Perempuan dianggap
sebagai figur yang lebih identik dengan cengeng, suka digoda, Perempuan tidak
urusan dapur, makanan dan anak. rasional, emosional, Perempuan tidak
Ketidakadilan gender ini dapat bisa mengambil keputusan penting,
bersifat : Perempuan sebagai ibu rumah tangga
1. Langsung, yaitu pembedaan dan pencari nafkah tambahan dan Laki-
perlakuan secara terbuka dan laki sebagai pencari nafkah utama.
berlangsung, baik disebabkan 2. Kekerasan (violence)
perilaku/sikap, norma/nilai, maupun Kekerasan berbasis gender, kekerasan
aturan yang berlaku. tersebut terjadi akibat dari ketidak
2. Tidak langsung, seperti seimbangan posisi tawar (bargaining
peraturan sama, tapi pelaksanaannya position) atau kekuasaan antara
menguntungkan jenis kelamin tertentu. perempuan dan lakilaki. Kekerasan
3. Sistemik, yaitu ketidakadilan terjadi akibat konstruksi peran yang
yang berakar dalam sejarah, norma atau telah mendarah daging pada budaya
struktur masyarakat yang mewariskan patriarkal yang menempatkan
keadaan yang bersifat perempuan pada posisi lebih rendah.
membedabedakan. Cakupan kekerasan ini cukup luas,
Bentuk ketidakadilan yang diantaranya eksploitasi seksual,
sering terjadi menurut pakar : pengabaian hak-hak reproduksi,
1. Stereotype Pelabelan atau trafficking, dan sebagainya.
penandaan yang seringkali bersifat Contohnya : Kekerasan fisik maupun
negatif secara umum dan melahirkan non fisik yang dilakukan oleh suami
ketidakadilan. Sebagai contoh, terhadap isterinya di dalam rumah
perempuan sering digambarkan tangga, Pemukulan, penyiksaan dan
emosional, lemah, cengeng, tidak pemerkosaan yang mengakibatkan
rasional, dan sebagainya. Stereotype perasaan tersiksa dan tertekan,
tersebut yang kemudian menjadikan Pelecehan seksual dan Eksploitasi seks
perempuan selama ini ditempatkan pada terhadap perempuan dan pornografi.

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
26
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

3. Marginalisasi Peminggiran tradisional kepada sistem pertanian


terhadap kaum perempuan terjadi secara modern dengan menggunakan mesin-
multidmen-sional yang disebabkan oleh mesin traktor telah memarjinalkan
banyak hal bisa berupa kebijakan pekerja perempuan.
pemerintah, tafsiran agama, keyakinan, 4. Subordinasi Penomorduaan
tradisi dan kebiasaan, atau pengetahuan (subordinasi) ini pada dasarnya
(Mansour Faqih, Analisis Gender dan merupakan keyakinan bahwa jenis
Transformasi Sosial,(Yogyakarta: kelamin tertentu dianggap lebih penting
Pustaka Pelajar, 2007), hal.14). Salah atau lebih utama dibanding jenis
satu bentuk paling nyata dari kelamin lainnya (Leli Nurohmah dkk,
marginalisasi ini adalah lemahnya Kesetaraan Kemajemukan dan Ham,
peluang perempuan terhadap sumber- Jakarta: Rahima. Hal ini berakibat pada
sumber ekonomi. Proses tersebut kurang diakuinya potensi perempuan
mengakibatkan perempuan menjadi sehingga sulit mengakses posisi-posisi
kelompok miskin karena peminggiran strategis dalam komunitasnya terutama
terjadi secara sistematis dalam terkait dengan pengambilan kebijakan.
masyarakat. Contohnya : Masih sedikitnya jumlah
Contohnya : Guru TK, perawat, pekerja perempuan yang bekerja pada posisi
konveksi, buruh pabrik, pembantu atau peran pengambil keputusan atau
rumah tangga dinilai sebagai pekerja penentu kebijakan disbanding laki-laki,
rendah, sehingga berpengaruh pada Dalam pengupahan, perempuan yang
tingkat gaji/upah yang diterima, Masih menikah dianggap sebagai lajang,
banyaknya pekerja perempuan dipabrik karena mendapat nafkah dari suami dan
yang rentan terhadap PHK dikarenakan terkadang terkena potongan pajak, dan
tidak mempunyai ikatan formal dari Masih sedikitnya jumlah keterwakilan
perusahaan tempat bekerja karena perempuan dalam dunia politik (anggota
alasan-alasan gender, seperti sebagai legislatif dan eksekutif).
pencari nafkah tambahan, pekerja 5. Beban kerja lebih panjang dan
sambilan dan juga alasan factor lebih banyak (double burden) Adanya
reproduksinya, seperti menstruasi, anggapan bahwa perempuan memiliki
hamil, melahirkan dan menyusui, dan sifat memelihara dan rajin serta tidak
Perubahan dari sistem pertanian cocok untuk menjadi kepala keluarga

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
27
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

berakibat bahwa semua pekerjaan Industri Ecommerce Indonesia”. Studi


domestik rumah tangga menjadi terbaru iPrice menganalisa partisipasi
tanggung jawab perempuan (Mansour kedua gender di jajaran manajemen
Faqih, Analisis Gender dan perusahaan e-commerce Indonesia.
Transformasi Sosial, Yogyakarta: Dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional
Pustaka Pelajar, 2007, h.21). Untuk (Susenas) 2017 menunjukkan
keluarga miskin perempuan selain persentase penduduk laki-laki dan
bertanggung jawab terhadap pekerjaan perempuan di Indonesia hampir
domestik, mereka juga mencari nafkah berimbang, yakni 50,24 persen dan
sebagai sumber mata pencarian 49,76 persen. Namun kondisi tersebut
tambahan keluarga, ini menjadikan tidak mencerminkan jumlah tenaga
perempuan harus bekerja ekstra untuk kerja laki-laki dan perempuan yang
mengerjakan kedua bebannya. aktif dalam perekonomian. Dalam
Contohnya : Dosen yang mengajar analisis ini laki laki lebih mendominasi
dikampus juga menjadi ibu rumah posisi manajemen industri ecommerce
tangga dirumahnya. dibandingkan dengan perempuan,
Salah satu masalah terkait dengan partisipasi perempuan di Indonesia
bentuk ketidakadilan gender di merupakan salah satu yang paling
Indonesia adalah “Partisipasi rendah di Asia Tenggara.
Perempuan di Level Manajemen

Gambar 1. Partisipasi Perempuan di Posisi Manajemen Industri Ecommerce di Asia


Tenggara

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
28
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

Kurangnya partisipasi perempuan predikat atau status sosial yang


Indonesia ini diakibatkan karena lebih tinggi dari individu atau
memiliki pandangan di kehidupan kelompok yang lainnya.
masyarakat bahwa perempuan lebih - Pengecualian Diperlukan :
baik mengurus pekerjaan rumah tangga adanya pengecualian lapisan
dibandingkan dengan bekerja diluar. masyarakat.
Padahal Akselerasi perempuan dalam - Prasangka adalah Wajar :
bidang ekonomi dan wirausaha juga berprasangka baik atau buruk,
sangat dibutuhkan untuk mengentaskan benar atau salah, adalah hal yang
kemiskinan dan membangun wajar. Hal tersebut dapat
perekonomian. Menteri Keuangan Sri menimbulkan fitnah.
Mulyani mengatakan dibutuhkan 200 - Keserakahan adalah Baik : hal
tahun lagi untuk menyamaratakan posisi ini dilakukan oleh individu
antara perempuan dan laki-laki di maupun kelompok tanpa
bidang ekonomi. Namun prediksi waktu memikirkan orang lain.
yang lama ini dapat diperciut dengan - Putus Asa Tidak Bisa Dihindari
meningkatkan aktivitas dan advokasi : kita tidak dibarikan hak untuk
perempuan di dunia kerja secara berputus asa, atau berhenti
proporsional dan profesional. melakukan suatu pekerjaan.
PEMBAHASAN “mereka” akan selalu menuntut
Ketidakadilan kita untuk terus bekerja.
Ketidakadilan merupakan Bentuk Ketidakadilan :
tindakan yang sewenang-wenang. ● Stereotip : Pemberian
Ketidakadilan umumnya menyangkut Sifat tertentu secara
masalah pembagian sesuatu terhadap subjektif.
hak seseorang atau kelompok yang ● Marginalisasi :
dilakukan secara tidak proporsional. Pemutusan hubungan
Prinsip orang yang memiliki sifat kelompok.
ketidakadilan : ● Subordinasi : Pembedaan
- Elitisme Efisien : paham yang perlakuan.
menempatkan suatu individu
● Dominasi: Bergantung
atau kelompok yang memiliki
pada hungungan sosial.

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
29
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

Ketidakadilan bertentangan meminggirkan peran perempuan dalam


dengan Pancasila dan UUD 1945. Sila berbagai bidang.
kelima Pancasila berbunyi “Keadilan Pandangan dunia juga
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. menempatkan perempuan harus cantik,
Secara keseluruhan, pasal-pasal UUD lembut, melayani, maka perempuan
1945 menekankan pentingnya keadilan akhirnya banyak dijadikan obyek
dalam segala aspek kehidupan.” barang konsumsi agar bisa memenuhi
Ketidakadilan gender terjadi tuntutan menjadi cantik. Perempuan
karena adanya hubungan dan peran menjadi rentan mengalami berbagai
gender yang tidak seimbang antara laki- bentuk ketidakadilan gender seperti
laki dan perempuan dalam memperoleh peminggiran peran perempuan, dan
peluang, kesempatan, partisipasi, perempuan sebagai kelas
manfaat, dan control dalam kedua/subodinasi. Perempuan meskipun
melaksanakan dan menikmati hasil sebagai pencari nafkah utama tetap
pembangunan baik di dalam maupun di harus mengurus keluarga sehingga
luar rumah tangga. Secara kodrati mengalami beban yang berlebih/ multi
perempuan memiliki vagina, rahim, burden. Perempuan juga lebih rentan
kemampuan untuk bisa hamil dan mengalami berbagai bentuk kekerasan.
melahirkan. Namun karena alasan Maka dari itu, perempuan adalah salah
menjalankan fungsi kodrati tersebut satu orang yang harus mendapat
maka perempuan seringkali di perlindungan serta keadilan.
tempatkan di ruang domestik.
Perempuan dibatasi peran dan posisinya Budaya Patriarki
di ruang public, karena ruang public Budaya yang menempatkan laki-
dianggap bukan wilayah perempuan. laki pada posisi sebagai satu-satunya
Lebih jauh lagi pandangan dunia yang memiliki wewenang dalam
menempatkan perempuan sebagai masyarakat disebut patriarki. Budaya ini
makluk kedua setelah laki-laki yang juga terjadi pada tingkat yang lebih luas
tidak pantas memimpin, maka seperti dalam bidang politik,
pendidikan dan kesempatan kerja akan pendidikan, ekonomi, sosial, dan
mengutamakan lakilaki. Kondisi ini hukum. Budaya patriarki menjadi akar
terjadinya dominasi (penguasaan) laki-

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
30
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

laki terhadap perempuan. Akhirnya, ahli filsafat yang terkenal sepanjang


perempuan hanya dianggap sebagai sejarah. Untuk lebih mempertegas, Arif
kelompok pengabdi dan segala sesuatu Budiman mengambil kutipan dari Carol
yang dilakukan oleh perempuan kurang Gould dalam esainya berjudul “The
dihargai atau tidak diperhitungkan. Women Question : Philosophy of
Dalam tingkat individu, patriarki Liberation and the Liberation of
adalah penyebab munculnya berbagai Philosophy” yang membeberkan
ketidakadilan serta kekerasan yang bagaimana pandangan para filsuf
dialami oleh perempuan. Budaya terhadap perempuan. Kant misalnya
patriarki akan terus ada jika kita semua berkata, “Saya sulit berkata bahwa
tidak berusaha mengubahnya. Sejak perempuan punya kesanggupan untuk
dahulu, budaya patriaki sudah ada dan mengerti prinsip-prinsip”,
dilakukan sejak kecil. Contohnya, anak Schopenhauer, perempuan “dalam
laki-laki diberikan mainan mobil- segala hal terbelakang, tidak memiliki
mobilan dan anak perempuan bermain kesanggupan untuk berpikir dan
boneka. Kita juga sering mendengar berefleksi... posisinya ada di antara
nasihat “laki-laki tidak boleh menangis” lakilaki dewasa yang merupakan
karena akan dianggap cengeng dan manusia sesungguhnya dan anak-anak...
lemah. Sedangkan perempuan harus pada akhirnya, perempuan diciptakan
“bersikap lemah lembut” karena akan hanya untuk mengembangkan
menjadi ibu yang merawat anak-anak. keturunan”. Fichte, perempuan
Jadi penyebab budaya patriarki terjadi “dikuasai karena itu merupakan
jika kita dan orang sekitar kita keinginannya yang lahir dari moral
menganut pemahaman bahwa laki-laki perempuan itu sendiri untuk dikuasai”.
yang boleh berkuasa, budaya ini tidak Patriarki yang biasa dikenal
akan hilang jika kita tidak merubah sebagai the magic system karena
pikiran masing-masing kalau kemampuan dalam berkuasa yang tidak
perempuan juga bisa berkuasa dan lagi dalam ranah keluarga tetapi dalam
memiliki kekuasaan. semua bidang yang mempertontonkan
Ide tentang perempuan lebih dunia kognitif yang luar biasa dan
lemah dari laki-laki terus berkembang cenderung memiliki ideologi. Menurut
dan dipertahankan oleh hampir semua Kamla Bhasin, bahwa yang dihadapi

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
31
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

oleh masyarakat sekarang adalah sebuah membuat laki-laki lebih kuat dan
sistem, yaitu sistem dominasi dan berkuasa dari perempuan, sehingga istri
superioritas laki -laki, sistem kontrol memiliki keterbatasan dalam
terhadap perempuan, dimana menentukan pilihan atau keinginan, dan
perempuan dikuasai. Melekat dalam cenderung menuruti semua keinginan
sistem ini adalah ideologi yang suaminya, bahkan keinginan buruk.
menyatakan bahwa laki-laki lebih tinggi Realitas sosial ini sering terjadi dalam
dari pada perempuan, bahwa perempuan masyarakat, jika istri tidak patuh pada
harus dikontrol oleh laki-laki dan bahwa keinginan suami, kekerasan dapat
perempuan adalah bagian dari milik dilakukan.
laki-laki. (Kamla Bashin, 1996: 4). Potret budaya bangsa Indonesia
Berikut beberapa kasus budaya yang masih patriarki sangat tidak
patriarki yang kerap terjadi di menguntungkan posisi perempuan
Indonesia: korban kekerasan. Seringkali
1. Kekerasan Dalam Rumah perempuan korban kekerasan
Tangga ( KDRT ) disalahkan (atau ikut disalahkan) atas
Seperti yang dilansir dari kekerasan yang dilakukan pelaku (laki-
kompasiana.com, Komnas Perempuan laki). Misalnya, isteri korban KDRT
mendokumentasikan 259.150 kasus oleh suaminya disalahkan dengan
kekerasan terhadap perempuan terjadi anggapan bahwa KDRT yang dilakukan
sepanjang tahun 2016, dengan rincian suami korban adalah akibat
sebanyak 245.548 kasus diperoleh dari perlakuannya yang salah kepada
358 Pengadilan Agama dan 13.602 suaminya. Stigma korban terkait
kasus yang ditangani oleh 233 lembaga perlakuan (atau pelayanan) kepada
mitra pengadaan layanan.Data ini suami ini telah menempatkan korban
tersebar ke 34 provinsi di Indonesia. seolah seburuk pelaku kejahatan itu
Berbagai kasus KDRT tidak dapat sendiri. (Kania:2015)
dibedakan dengan budaya patriarki yang 2. Kasus Pelecehan Seksual
masih tetap menjadi faktor Komnas Perempuan
penyebabnya. Ini termasuk membuat mengeluarkan Catatan Tahunan
keputusan tentang kekerasan laki-laki (Catahu) tahun 2016 dengan temuan
terhadap pasangannya. Budaya patriarki

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
32
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

terdapat 16.217 kasus pelecehan seksual peringkat kedua di kawasan Asia


yang berhasil didokumentasikan. Tenggara. Ada sekitar 2 juta dari 7,3
Budaya patriarki memposisikan perempuan Indonesia di bawah umur 15
laki-laki sebagai orang yang pemberani tahun sudah menikah dan putus sekolah.
dan cenderung melakukan apapun Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
kepada perempuan secara bebas. Inilah menjadi 3 juta orang di tahun 2030.
alasan tingginya angka pelecehan Dari banyak kasus yang berhasil
seksual di Indonesia. Ketika laki-laki dihimpun oleh Komnas Perempuan,
terkait erat dengan maskulin dan ego hampir 50% pernikahan dini dilakukan
sedangkan feminimitas sendiri antara perempuan berusia dibawah 18
diabaikan dan dianggap sebagai tahun dengan laki-laki berusia diatas 30
kelemahan, budaya ini juga termasuk tahun dan terjadi dibawah tekanan atau
dalam pola pikir. Masyarakat seakan paksaan.
membiarkan laki-laki bersiul dan Budaya patriarki dan konstruksi
menertawakan perempuan di jalan. sosial yang terbentuk di masyarakat
Tingkah laku mereka terkesan normal berdampak pada pernikahan dini,
dan natural, karena sebagai laki-laki misalnya perempuan menjadi penerima
mereka harus berani menghadapi nafkah dan hanya bekerja di sektor
perempuan. Laki-laki dianggap keluarga. Artinya kebebasan mereka
penggoda dan tubuh perempuan adalah sangat dibatasi oleh status istrinya,
objek yang memang pantas dijadikan misalnya mereka tidak memiliki
penyebab dari kekerasan itu sendiri. kesempatan untuk terus meneruskan
3. Angka Pernikahan Dini pendidikan yang lebih tinggi atau
Menurut data penelitian Pusat mengembangkan bakat dan
Kajian Gender dan Seksualitas kemampuan. Kebanyakan dari mereka
Universitas Indonesia tahun 2015, adalah ibu rumah tangga yang
angka pernikahan dini di Indonesia seringkali tidak produktif. Tugas
peringkat kedua di kawasan Asia mereka adalah membersihkan,
Tenggara. Menurut data penelitian memasak, membersihkan dan
Pusat Kajian Gender dan Seksualitas membersihkan rumah. Di buku
Universitas Indonesia tahun 2015, Dinamika Gender dan Pengelolaan
angka pernikahan dini di Indonesia Kekayaan Alam karangan E.Linda

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
33
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

Yuliani dijelaskan bahwa budaya despotisme adalah sistem terstruktur


patriarki yang masih terjadi di dan praktik sosial yang memperlakukan
masyarakat membuat posisi perempuan laki-laki sebagai pihak yang berkuasa,
menjadi terpojok dalam kasus yang mengoperasikan dan
pernikahan dini. Mereka tidak memiliki mengeksploitasi perempuan. . Walby
kebebasan untuk melakukan penolakan mengatakan bahwa partiarki merupakan
karena di beberapa adat, perempuan sistem terstruktur dan praktek social
yang menolak untuk dinikahi adalah yang menempatkan kaum laki-laki
perempuan yang hina dan tidak tahu sebagai pihak yang mendominasi,
diri. Maka, meskipun realitas sosial melakukan operasi dan mengeksploitasi
yang terjadi bahwa banyak dari mereka kaum perempuan. Sistem ini ada dalam
yang belum siap secara mental untuk dua bentuk yaitu: 1) Private patriarki
menikah, namun sayangnya fakta (partiarkhi domestic) yakni yang
tersebut masih diabaikan. menekankan kerja dalam rumah tangga
Budaya patriarki telah membentuk sebagai steorotipe perempuan, dan; 2)
perbedaan tingkah laku, status dan Public patriarki (patriarki public) yakni
kewenangan antara laki-laki dan yang mensteorotipkan laki-laki sebagai
perempuan dalam masyarakat, yang pekerja disektor public yang sarat
kemudian menjadi hierarki gender. dengan karakter keras penuh tantangan.
Perbedaan biologis antara laki-laki dan (Silvia Walby, 1998: 20)
perempuan dianggap sebagai awal Penguasaan patriarki yang kuat ini
terbentuknya budaya patriarki. menempatkan perempuan pada posisi
Masyarakat menganggap perbedaan yang lebih marjinal dan subordinat
biologis antara keduanya sebagai status dalam budaya kerja laki-laki, karena
yang tidak setara, dan perempuan tanpa posisi ini dibentuk oleh ideologi
otot dianggap menjadi alasan mengapa patriarki yang menegaskan bahwa
masyarakat membuat perempuan perempuan dominan di wilayah-wilayah
diposisi lemah. Laki-laki dianggap kuat yang menganggap perempuan lemah.
secara fisik. Namun kekuatan fisik Tidak hanya memengaruhi masyarakat,
bukanlah faktor penting dalam tetapi juga memengaruhi pandangan
hubungan antara Laki-laki dan Negara dalam melihat dan penempatan
perempuan. Walby mengatakan perempuan. Patriarki membatasi

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
34
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

pencapaian perempuan di semua bidang dipertanyakan, karena sebagian besar


kehidupan, dan tidak memiliki negara memang mengakui prinsip
kesempatan untuk memiliki kekayaan persamaan hak bagi laki-laki dan
dan aset lain, kekuasaan politik, perempuan dalam konstitusi mereka,
pendidikan, kesehatan yang baik, dan namun nyatanya hal ini bukan jaminan.
kehidupan yang layak. Patriarki Meski harus diakui bahwa sangat
membangun peran gender dari penting untuk pengakuan kesetaraan
tumpukan bangunan dasar biologis di status laki-laki dan perempuan dalam
mana kita semua dilahirkan, oleh karena konstitusi, Namun undang-undang yang
itu pembagian peran yang tidak menentukan status perempuan adalah
seimbang akan menghasilkan perkawinan, perceraian, hak orang tua
ketidakadilan gender di semua aspek (terhadap anak), dan data warisan harta.
dan tingkatan dalam kehidupan . Oleh karena itu, untuk memahami dan
mengetahui status perempuan di suatu
Bagaimana kita menjauhkan negara tertentu, kita harus mempelajari
ketidakadilan dan memunculkan hukum negara itu dan hukum yang
keseteraan gender terhadap perempuan terlibat, dan mempelajari aturan dan
dan laki-laki? status perempuan dalam masyarakat dan
Sering dikatakan di banyak negara keluarga.
bahwa perempuan sekarang memiliki Sebagaimana keadaan
status yang sama di hadapan hukum masyarakat negara lain, Indonesia juga
dengan laki-laki. Dikatakan juga bahwa mencamtumkan persamaan kedudukan
karena sikap tradisional dan kerendahan dalam hukum bagi laki-laki dan
atau kekurangan perempuan sendiri perempuan dalam UUD 1945, yaitu
menyebabkan mereka gagal untuk dalam pasal 27: ayat 1 menyatakan
mempergunakan kesempatan di bidang “Segala warga negara sama
ekonomi, sosial dan politik yang kedudukannya didalam hukum dan
diberikan Negara tersebut. Pengaruh pemerintahan itu dengan tidak ada
sikap tradisional terhadap kedudukan kecualinya.” Ayat 2: “Tiap-tiap warga
perempuan ini tidak terduga. Namun, negara berhak atas pekerjaan dan
klaim bahwa laki-laki dan perempuan penghidupan yang layak bagi manusia.”
adalah sama di depan hukum patut Dalam pasa l365: “Tiap perbuatan yang

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
35
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

melanggar hukum, yang membawa hasil pemikiran yang matang dari


kerugian kepada orang lain, organisasi-organisasi perempuan dan
mewajibkan orang yang karena mencerminkan cita-cita serta aspirasi
salahnya menerbitkan kerugian itu, perempuan ini semua bidang secara
mengganti kerugian tersebut.” Dalam terperinci, semoga Menteri Muda
pasal diatas dikatakan bahwasannya kita Urusan Peranan Perempuan dapat
harus menyadari dan melaksanakan melaksanakannya melalui berbagai
segala aturan yang berlaku, termasuk program pemerintah.
dengan menghargai dan menghormati Setelah kemerdekaan, reaksi
sesama manusia dan gender. negatif kalangan tertentu terhadap
Jumlah perempuan kini lebih perempuan yang bekerja (terutama
separuh jumlah penduduk, yang perempuan kelas menengah dan atas)
merupakan sumber tenaga kerja untuk mulai berubah. Respon negatif kini
pembangunan. Kita juga menyadari mengarah pada kehormatan, meski
bahwa sekalipun didalam UUD Pasal 27 masih ada kecenderungan menilai
telah ditentukan, tetapi sebenarnya perempuan dari sudut pandang yang
masih banyak kaum perempuan lemah. Partisipasi perempuan dalam
tertinggal dalam berbagai bidang yang dunia usaha mulai meningkat, dan hal-
perlu mendapat perhatian serius. Di hal tersebut turut berkontribusi dalam
bidang pendidikan, di kantor pembangunan Indonesia.
pemerintah maupun perusahaan Fakta membuktikan bahwa
perempuan terbelakang dari laki-laki. jumlah perempuan yang bekerja
Organisasi perempuan bersama- semakin meningkat. Alasannya
sama pemerintah Indonesia telah bermacam-macam, seperti kebutuhan
menyusun suatu Plan of Action ( ekonomi, mungkin karena ingin
rencana kegiatan nasional perempuan mengejar karir karena pembangunan
Indonesia ) yang berpangkal tolak pada membutuhkan tenaga kerja laki-laki
International Plan of Action, yang dan perempuan. Bagi rakyat di pedesaan
dalam Tahun Perempuan Internasional baik suami maupun istri harus bekerja
1985 dirumuskan oleh konferesi mereka menghidupkan keluarganya dengan cara
di Meksiko setelah melihat masalah ini. bercocok tanam, menumbuk padi,
Karena rencana yang dibuat merupakan berdagang di pasar dan sebagainya,

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
36
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

kedudukan perempuan desa sangat kuat diperlakukan semena mena serta


dalam masyarakat, bahkan mereka mendapat kesetaraan dan
merupakan faktor yang menentukan mempertahankan semua yang
dalam kehidupan sosial dan ekonomi menyangkut dengan harga dirinya .
desa. Semuanya untuk menghindari
Supaya laki-laki tidak ketidakadilan gender terhadap
menganggap kaum perempuan lemah, perempuan.
rendah, dipandang sebelah mata serta Harusnya dengan adanya
tidak semena mena kepada perempuan, kesetaraan antara laki-laki dan
dan dengan adanya kesetaraan dalam perempuan yang sangat berkembang
gender perempuan pun dapat membela dan ideal agar kaum laki-laki tidak
dirinya karena mampu melakukan apa sesukanya memperlakukan perempuan.
yang dilakukan oleh laki-laki. Perempuan sebisanya diberi izin untuk
Perempuan juga bisa mencari kerja dan melakukan apapun yang dilakukan laki-
mendapat uang sendiri agar tidak laki. Jika itu terealisasikan tidak akan
adanya lagi ketidakadilan dalam ada ketidakadilan dan patriarki terhadap
perempuan. Laki-laki juga tidak akan perempuan.
memperlakukan perempuan dengan Sebagai struktur sosial yang
seenaknya saja, dan perempuan bisa berkembang sejak lama, konsep gender
berjaga-jaga ketika suatu saat para laki- telah menyebar luas dan menimbulkan
laki macam-macam. Dengan adanya kerugian besar bagi perempuan,
kesetaraan perempuan juga bisa dampaknya tidak kecil. Pemahaman
melakukan apa yang dilakukan laki- bias gender yang mengakar dalam
laki. memiliki banyak keuntungan dan
Di era yang serba canggih ini, keistimewaan bagi laki-laki, telah
seharusnya kesetaraan antara laki-laki menjadi kondisi normatif yang diakui.
dan perempuan harus terus tumbuh dan Hal ini juga didukung oleh budaya
berkembang. Perempuan harus bisa patriarki yang diawali oleh presepsi
menjadi apa yang diinginkannya, tidak tentang laki-laki lebih memiliki kuasa
harus mendapat izin dari suami. dibanding perempuan dimasyarkat.
Perempuan harus lebih bisa menjaga Karena presepsi ini, berbagai
harga diri, agar mereka tidak upaya telah dilakukan untuk mengkritisi

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
37
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

alasan masalah tersebut. Intinya adalah pendidikan. Hal tersebut tidak diikuti
peduli pada isu-isu perempuan serta karena tugas, fungsi, dan tanggung
pada perjuangan untuk menghapus jawab perempuan cukup besar dan
ketidakadilan gender dan patriarki yang harus dimaklumi, sehingga masyarakat
dibahas pada tahun 1980-an. Dari sudah mulai mengenal perempuan
berbagai potret perempuan, satu hal sebagai makhluk yang berpotensi
yang perlu diperhatikan adalah ketika sebagai makhluk tidak sempurna. Arti
kita berbicara tentang gender dalam penting ibu rumah tangga bagi wanita
kondisi saat ini, harusnya tidak menjadi yang memilih untuk terlibat dalam
pandangan negatif dan menekankan semua pekerjaan di rumah belum
bahwa kesetaraan gender harus sama terwujud. Hal ini mencermikan perilaku
antara laki-laki dengan perempuan. suami yang terkadang masih sewenang-
Keadilan gender tidak berarti wenang kepada istri.
kesetaraan antara laki-laki dan Apakah harapan untuk
perempuan di segala bidang. Perbedaan menegakkan keadilan gender sama
biologis sangat jelas dan menyebabkan mustahilnya dengan memerangi
beberapa perbedaan dalam peran sosial ketidakadilan sosial sepanjang sejarah
yang dibakukan. Kesetaraan jenjang manusia? Dari sisi optimis, kami
pendidikan yang dibawa oleh semangat menyadari bahwa perjuangan
pembebasan mau tidak mau mengalami kesetaraan masih sangat panjang dan
perubahan dan mmenjadikan kondisi ada beberapa alternatif pemecahan dan
sosial. Pendidikan dan kesempatan bagi metode untuk menegakkan keadilan
perempuan setidaknya dapat gender yaitu :
memberikan pemahaman yang 1. Melakukan sosialisasi di
mendalam tentang pemikiran individu dalam keluarga yang
(perempuan). seimbang.
Jika perempuan ingin bekerja 2. Melakukan dekonstruksi bias
dalam arti membantu ekonomi keluarga gender di bidang pendidikan.
atau realisasi diri, mereka tetap harus 3. Melakukan dekonstruksi
kuat, karena ketika ada aspek tertentu pada nilai-nilai patriarkhi
dari kesepakatan sosial yang terbuka, dalam konteks negara.
misalnya dalam hal kesetaraan

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
38
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

4. Melakukan reinterpretasi KESIMPULAN


terhadap kitab suci. Ketidakadilan Gender dan
5. Mendukung visi Kantor Budaya Patriarki adalah suatu keadaan
Menteri Negara didalam kehidupan sosial Masyarakat
Pemberdayaan Perempuan Indonesia yang dimana, Gender atau
yaitu Terwujudnya Laki-laki dan Perempuan mengalami
kesetaraan dan keadilan suatu ketidakadilan terutama bagi
gender. perempuan. Perempuan diibaratkan
6. Mendukung misi Kantor sedemikian rupa hingga hak dan
Menteri Negara keadilannya tidak terlihat dalam
Pemberdayaan Perempuan kehidupan dimasyarakat. Ada
yaitu Pemberdayaan kesenjangan dalam persepsi masyarakat
perempuan, perlindungan tentang perempuan dan laki-laki.
anak, dan pemenuhan hak Artikel ini telah mengidentifikasi
anak. Upaya perlindungan budaya patriarki, yang berarti sistem
dan pemenuhan hak bagi sosial yang tidak berpusat, diidentifikasi
setiap anak merupakan laki-laki, dan didominasi laki-laki,
kewajiban bagi negara. sebagai sumber ketidakadilan yang
7. Peningkatan kualitas hidup berkelanjutan antara perempuan dan
perempuan laki-laki. Langkah pertama dan
8. Penggalakan sosialisasi terpenting yang dapat kita ambil adalah
kesetaraan gender mundur cukup jauh untuk melihat
9. Penghapusan segala bentuk gambaran besarnya : struktur sosial
tindak kekerasan terhadap patriarki. Saat ini, standar konstitusional
perempuan adalah bagian dari masalah, dengan
10. Penegakan hak asasi gagasan sempit tentang ketidakadilan
manusia (HAM) bagi yang terjadi dalam aturan atau
perempuan kebijakan yang terisolasi. Sayangnya,
11. Peningkatan kesejahteraan gagasan ini telah mendominasi gagasan
dan perlindungan anak. populer dan budaya tentang
ketidakadilan. Oleh karena itu, tugas
pertama kita harus mengubah

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
39
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

pemahaman populer tentang kesetaraan Kaum Perempuan. Yayasan


dan ketidakadilan antara gender. Kedua, Bentang Budaya
budaya untuk memungkinkan Efianingrum, Ariefa, 2008. Pendidikan
setidaknya mengkritik struktur pemilu dan Pemajuan Perempuan :
saat ini sebagai keterlibatan dalam Menuju Keadilan Gender. Jurnal
mereplikasi hierarki patriarki. Fondasia,
Perubahan yang paling penting Ensiklopedia Indonesia 1984
adalah memberikan keamanan Fakih, Mansour, 2003. Analisis Gender
emosional dan ekonomi yang lebih baik dan Transformasi Sosial.
bagi pengasuh dan keluarganya serta Yogyakarta: P.T. Pustaka Pelajar.
untuk menghapus kekerasan terhadap https://medium.com/@shindibestari/mas
perempuan. Saat kita memasuki abad alah-gender-dan-lahirnya-
ke-21, dunia semakin tidak didorong ketidakadilandbf9accffd13
oleh kebutuhan dan nilai manusia, tetapi Jurnal kajian wanita dan gender:
didorong oleh kebutuhan dan nilai pasar Wanodya. (2003). Indonesia: Pusa
global. Perubahan semacam ini menjadi t Studi Wanita.
lebih sulit dan semakin banyak untuk Ketidakadilan Gender dan Contoh
kesejahteraan manusia menjadi lebih Kasusnya.
penting. Khotimah, Khusnul Khotimah, 2009.
Diskriminasi Gender Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Perempuan Dalam Sektor
Abidin,B.F., Bulqis, S. I., Valensi, A. Pekerjaan. YinYang Vol.4,
S., Abidin, A. W., & Amalia, M. pp.158-180, Jurnal Studi Gender
F. KETIDAKADILAN dan Anak.
KESETARAAN GENDER Lestari, Dewi, 2005. Kekerasan Dalam
YANG MEMBUDAYA. Rumah Tangga Terhadap
Bestari, Shindi. 2017. Masalah Gender Perempuan, Jurnal Hukum dan
dan Lahirnya Ketidakadilan. Pembangunan Tahun ke-35, No. 3,
BHASIN, Kamla (1996) Menggugat Mosse, 2002, Gender dan
Patriarki : Pengantar Tentang Pembangunan, Pustaka Pelajar,
Persoalan Dominasi Terhadap YogyakartaSoetjipto, Ani, dkk,
2013. Gender dan Hubungan

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
40
ISSN : 2620-6692 Volume 05 No. 01 Januari-Juni 2022

Internasional: Sebuah Pengantar. http://blog.unnes.ac.id/alifiamahfudhoh/


Yogyakarta: Jalasutra 2017/12/03/ketidak-adilan-gender-
Murniati, A. N. P. (2004). Getar dan-contoh kasusnya/
gender. Indonesia: Indonesiatera. Kebutuhan akan Keadilan Gender
Rokhimah, Siti, 2014, Patriarkhisme https://www.downtoearth-
dan Ketidakadilan Gender, indonesia.org/id/story/kebutuhan-
Volume 6, Nomor 1. akan-keadilan-gender
Sahlin, M. (2006). Analsis Dengan Partisipasi Perempuan di Posisi
Prespektif Gender Atas Majalah Manajemen Industri Ecommerce
di Asia Tenggara
Wanita Di Indonesia. Yogyakarta:
https://iprice.co.id/trend/insights/kesetar
Fisipol UGM.
aan-gender-tenaga-kerja-
indonesia/

Murabbi : Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
41

Anda mungkin juga menyukai