4. Feminisme
Menurut Giddens (Sunarto, 2000:116), feminisme telah bermula
di Perancis pada abad ke 18 dan kemudin menyebar ke negara-
negara lain dibenua Eropa, Amerika, Afrika dan Asia.
Workshop Peningkatan Peran Perempuan 8/12/2014
Macionis (1989:336-337) mengatakan bahwa
feminisme merupakan suatu cara pandang baru dan
berbeda mengenai diri kita sendiri dan masyarakat
kita. Feminisme merubah pola-pola sosial yang
konvensioanl yang diterima sebagaimana apa adanya
oleh masyarakat. Dalam konteks ini, feminisme
merupakan suatu tantangan baru khususnya
terhadap nilai-nilai kekuasaan dan dominasi
maskulinisme terhadap masyarakat yang patriarkhi.
Oleh karena perjuangan feminisme bertujuan untuk
menyamakan kedudukan sosial laki-laki dan
perempuan, maka feminisme sering dianggap
mereintegrasi kemanusiaan. Artinya kemanusiaan
laki-laki dan perempuan adalah sama, dan oleh
karena itu sudah seharusnya kesempatan-
kesempatan sosialpun harus sama pada laki-laki dan
Workshop Peningkatan Peran Perempuan 8/12/2014
perempuan.
5. Sosialisasi Gender
Sosialisasi peran gender mulai dilakukan di keluarga, kelompok-kelompok
sebaya, di lembaga-lembaga pendidikan dan juga media masa. Institusi
dan kelompok sosial tsb seringkali memberikan peran sosial yang berbeda
kepada laki-laki dan perempuan.
6. Perspetif sosiologi terhadap stratifikasi gender
Perspektif Konflik.
Randal Collins (Jeffries, 1980:198) mengatakan bahwa
kepemilikan alat produksi memungkinkan kelas yang
satu mengeksploitasi kelas yang lainnya. Pada
umumnya kelas yang berkuasa itu adalah laki-laki. Ini
berarti laki-laki mendominasi perempuan berdasarkan
kepemilikan alat-alat produksi. Dalam masyarakat
tradisional di mana pemanfaatan teknologi masih
rendah tidak ada pembagian kerja yang signifikan
antara laki-laki dengan perempuan, namun tidak
demikian halnya menurut Collins dalam masyarakat
modern. Masyarakat modern lebih kompleks dan
ekonomi pada umumnya dikuasai oleh kaum laki-laki.
Workshop Peningkatan Peran Perempuan 8/12/2014
Ekonomi merupakan sumber dari kekuasaan. Oleh
karena perempuan kurang memiliki akses terhadap
ekonomi secara signifikant, maka kontrol laki-laki
terhadap perempuan tidak dapat dihindari lagi.
Perempuan dalam hal ini tidak memiliki kekuasaan.
Perspektif Fungsional
Stratifikasi seksual merupakan sesuatu yang
seharusnya bagi organisasi keluarga dn integrasi
masyarakat yang lebih luas. Pembedaan antara laki-
laki sebagap pencari nafkah dan perempuan sebagai
isteri rumahan menyumbang kohesi sosial, kemurnian
peran, dan penyelesaian tugas-tugas penting
kemasyarakatan. Perspektif ini lebih jauh
mengemukakan bahwa keluarga merupakan suatu
institusi vital penting yang menyumbang integrasi
sosial karena perannya memelihara anak,
mempertahankan kelangsungan hidup dan sosialisasi
kepada anak-anak.
7. Ketidakadilan gender
Pembedaan gender pada dasarnya (Fakih,1995: 11-20) tidaklah menjadi
masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun
persoalan nyata, pembedaan
Workshop gender
Peningkatan Peran telah 8/12/2014
Perempuan melahirkan berbagai ketidak
adilan.
Ketidakadilan itu nampak dalam marginalisasi
peran perempuan dalam berbagai sektor
kehidupan; pendidikan, politik, ekonomi dan
sosial. Distribusi kekuasaan, prestise
(kemewahan), dan hak-hak istimewa dalam
masyarakat tidak seimbang. Ketidakadilan yang
lain nampak dalam subordinasi perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kelas bawah dan
suaranya tidak dapat diperhitungkan, di sini ada
stereotipe. Dan yang lebih buruk lagi adalah
kekerasan yang cenderung di alami oleh
perempuan, pada hal perempuan memikul beban
ganda dan keluarga.
Gender sebagai
fenomena sosial
Gender sebagai
Masalah sosial
Merupakan konstruksi
Produk sejarah
sosial
adaptasi dg lingkungan
bukan takdir Tuhan
dan teknologi
Sebuah instrumen untuk
menganalisis data dan informasi
secara sistematis tentang laki-laki
dan perempuan untuk
mengidentifikasi dan
mengungkapkan kedudukan, fungsi,
peran dan tanggung jawab laki-laki
dan perempuan serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
Digunakan sebagai upaya kongkrit
untuk mengatasi dan merubah
kesenjangan status, peran dan
tanggung jawab serta pemanfaatan
sumber daya antara laki-laki dan
perempuan yang berdampak pada
diskriminasi terhadap perempuan dan
ketertinggalannya dalam kehidupan.
Disebut pula dengan feminisme:
sebuah kesadaran bahwa perempuan
mengalami ketertindasan dan berusaha
untuk menolong perempuan agar
mendapatkan hak-hak dasarnya.
Adanya kesadaran bahwa perbedaan
citra/sifat, peran dan posisi
menimbulkan ketidaksetaraan akses
salah satu jenis kelamin untuk
mendapatkan manfaat dari proses
aktifitas dan hak-hak dasar
Ketidakadilantersebut disebabkan
adanya perilaku yang diskriminasi
gender
DAMPAK: TERJADI KETIDAK-ADILAN
GENDER
(Disebut demikian apabila salah satu jenis kelamin berada
dalam keadaan tertinggal dibandingkan jenis kelamin lain).
MANIFESTASI:
Stereotip
Subordinasi
Marjinalisasi
Beban ganda/berlebih
Kekerasan
Himpunan pandangan-
pandangan, anggapan,
atau kepercayaan
negatif terhadap salah
satu jenis kelamin.
Pandangan-pandangan
stigmatik dan negatif
yang merendahkan
memiliki dampak yang
merugikan.
Posisi sosial yang
asismetris dengan adanya
pihak yang superior dan
inferior. Subordinasi ini
merupakan kelanjutan dari
pandangan yang stereotip
yang merendahkan.
Subordinasi melandasi
pola relasi atau pola
hubungan sosial yang
hirarkhis dimana salah
satu pihak memandang
dirinya lebih dari mereka
yang direndahkan
Proses penyingkiran
kepentingan, hak-hak,
kebutuhan, serta
aspirasi berdasarkan
jenis kelamin yang
berlangsung secara
sistematis dalam
memperoleh manfaat
dari kesejahteraan
hidup dan
pembangunan.
Sebagaimana stereotip,
marginalisasi dapat
terjadi secara sengaja
atau dianggap sebagai
sesuatu yang wajar
Proses pembedaan dan
penindasan terhadap
perempuan di berbagai
bidang dengan berbagai
cara sehingga
kepentingan, hak-hak,
kebutuhan, serta
aspirasi berdasarkan
jenis kelamin tidak
terakomodasi dan
berlangsung melalui
pemaksaan.
Diskriminasi bisa terjadi
secara terbuka, ataupun
secara terselubung
yaitu
memaksakan
dan membiarkan
salah satu jenis
kelamin
menanggung
beban aktifitas
berlebihan.
yaitu serangan atau kekerasan
yg dilakukan, baik terhadap
laki-laki maupun perempuan
berdasarkan pandangan
gendernya.
Kekerasan berbasis gender
disebabkan pandangan bias
yang menempatkan salah satu
jenis kelamin superior dan
lebih berkuasa.
Umumnya, kekerasan berbasis
gender lebih banyak terjadi
pada perempuan dari pada
pada laki-laki. Hal tersebut
didasarkan pada persepsi
dominan bahwa perempuan
adalah mahluk lemah.
Fenomena Jenis Kelamin Masalah
Publik ?
Domestik ?
Produksi ?
Reproduksi ?
BAGAIMANA SOLUSINYA???
SOLUSI
Difasilitasi
Dinegosiasikan
TERIMA KASIH