LATAR BELAKANG
Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk
menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat
bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya
yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini
sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur adukan
ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati
(gender). Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk
memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini
dianggap telah melekat pada manusia perempuan dan laki-laki untuk
membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat serta
cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.Perbedaan
konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran
perempuan dan laki-laki dalam masyarakatnya. Secara umum
adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab,
fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas.
Sedemikianrupanya perbedaan gender ini melekat pada cara
pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan hal itu
merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana
permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan
dan laki-laki (Puspitawati, 2013).
Persoalan gender bukanlah persoalan baru dalam kajian-
kajian sosial, hukum, keagamaan, maupun yang lainnya. Namun
demikian, kajian tentang gender masih tetap aktual dan menarik,
mengingat masih banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang
belum memahami persoalan ini dan masih banyak terjadi berbagai
ketimpangan dalam penerapan gender sehingga memunculkan
terjadinya ketidakadilan gender. Memahami persoalan gender
bukanlah hal yang mudah, tetapi diperlukan berbagai kajian yang
bisa mengantarkan pada pemahaman yang benar tentang gender.
1
Kajian-kajian yang sering digunakan untuk memahami persoalan
gender adalah kajian-kajian dalam ilmu-ilmu sosial, terutama
sosiologi. Dari berbagai kajian sosial inilah muncul berbagai teori
sosial yang kemudian dijadikan sebagai teori-teori gender atau
sering juga disebut teori-teori feminisme. Sebenarnya masih banyak
lagi kajian yang bisa digunakan untuk mendekati persoalan gender
disamping kajian sosial, misalnya kajian antropologis dan kajian
psikologis, kajian ekonomis, meskipun tidak sedominan kajian sosial
lainnya.
Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuan sosial dengan
maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang
mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan pembentukan budaya
(konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri
manusia yang bersifat nonkodrati (gender) yang bisa berubah dan
diubah. Perbedaan peran gender ini juga menjadikan orang berpikir
kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik
pada perempuan maupun laki-laki.
PENGERTIAN
Dari segi etimologi, kata gender berasal dari bahasa Inggris
“ gender” yang berarti peranan antara pria dengan wanita yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai
sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Berikut ini pendapat
dari para ahli tentang definisi gender:
Dalam Webster’ s New World Dictionary, gender adalah
perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dari
segi nilai dan perilaku.
Dalam Women’ s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa
gender adalah suatu konsep budaya pada suatu masyarakat
tertentu yang berupaya membedakan laki-laki dan perempuan
dalam hal peran, perilaku, mentalis dan karateristik emosional
yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
2
Menurut Ivan Illich, gender merupakan sesuatu yang lebih dari
sekedar jenis kelamin. Gender mencakup segala hal tentang
perbedaan laki-laki dan perempuan yang bersumber pada
tempat, waktu, lingkungan, serta kebudayaan.
Mansoer Fakih berpendapat bahwa gender adalah
sifat/karakter yang telah tertanam dalam diri manusia (laki-laki
dan perempuan) yang dikonstruksikan secara sosial dan
budaya yang berkembang dalam masyarakat.
3
Fakih mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat
yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang
dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Perubahan ciri
dan sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat lainnya disebut konsep gender.
Santrok (2003) mengemukakan bahwa istilah gender dan sex
memiliki perbedaan dari segi dimensi. Istilah sex (jenis
kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan
perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial
budaya seorang laki-laki dan perempuan.
Moore (2003) mengemukakan bahwa gender berbeda dari
sex dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan bersifat biologi.
Baron (2000) mengartikan gender merupakan bagian dari
konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai
seseorang laki-laki dan perempuan.
4
Beberapa istilah yang berkaitan dengan gender:
Emansipasi, yaitu kesetaraan kedudukan, peran dan
tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam segala aspek
kehidupan.
Feminisme, yaitu ciri, karakter, sikap perilaku yang banyak
dimiliki perempuan.
Maskulin, yaitu ciri, karakter, sikap, perilaku yang banyak
dimiliki laki-laki.
Bisa gender, yaitu anggapan yang tidak mengakui persamaan
peran, kedudukan, tanggung jawab, antara laki-laki dan
perempuan dalam keluarga serta masyarakat.
Relasi gender, hubungan laki-laki dan perempuan seiring
sejalan atau bertentangan.
Kesetaraan atau keadilan gender, yaitu suasana yang adil
(equity) dan setara (equality) dalam hubungan kerjasama laki-
laki dan perempuan.
Isu gender, yaitu permasalahan yang terjadi sebagai
konsekuensi dengan adanya kesenjangan gender sehingga
mengakibatkan diskriminasi pada perempuan dalam akses
dan pengendalian sumber daya, kesempatan, status, hak,
peran, dan penghargaan.
Buta gender, yaitu tidak memperdulikan kebutuhan laki-laki
dan perempuan yang berlainan atau tidak menyebutkan
secara eksplisit perempuan dan laki-laki.
Manfaat gender, yaitu sejauh mana perempuan dan laki-laki
memperoleh keuntungan dari program dan kegiatan tersebut.
5
berbagai kalangan, keengganan masyarakat untuk menerima
konsep gender disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
6
Sejarah Pergerakan FeminismeGerakan feminisme merupakan
gerakan konflik sosial yang dimotori oleh para pelopor
feminisme dengan tujuan mendobrak nilai-nilai lama
(patriarkhi) yang selalu dilindungi oleh kokohnya tradisi
struktural fungsional. Gerakan feminism modern di Barat dimulai
pada Tahun 1960-anyaitu pada saattimbulnya kesadaran perempuan
secara kolektifsebagai golongan tertindas (Skolnick 1987; Porter
1987). Menurut Skolnick: Some feminists denounced the family
as a trap that turned women into slaves (beberapa feminis
menuduh keluarga sebagaiperangkap yang membuat para
perempuan menjadi budak-budak). Gerakan feminisme yang
berdasarkan model konflik berkembang menjadi gerakan-gerakan
feminisme liberal, radikal, dan sosialis atau Marxisme (Anderson
1983).Berdasarkan berbagai literatur dapat disimpulkan bahwa
filsafat feminism sangat tidak setuju dengan budaya patriarkhi.
Budaya patriarki yang berawal dari keluargalah yang menjadi
penyebab adanya ketimpangan gender di tingkat keluarga
yang kemudian mengakibatkan ketimpangan gender di tingkat
masyarakat. Laki-laki yang sangat diberi hak istimewa oleh
budaya patriarki menjadi sentral dari kekuasaan di tingkat keluarga.
Hal inilah yang menjadikan ketidaksetaraan dan ketidakadilan
bagi kaum perempuan dalam kepemilikian properti, akses
dan kontrol terhadap sumberdaya dan akhirnya kurang
memberikan manfaat secara utuh bagi eksistensi
perempuan.Penghapusansistem patriarkiatau struktur vertikal
adalah tujuan utama dari semua gerakan feminisme, karena
sistem ini yang dilegitimasi oleh model struktural-fungsionalis,
memberikan keuntungan laki-laki daripada perempuan. Kesetaraan
gender tidak akan pernah dicapai kalau sistem patriarkat ini masih
terus berlaku. Oleh karena itu, ciri khas dari gerakan feminisme
adalah ingin menghilangkan institusi keluarga, atau paling tidak
mengadakan defungsionalisasi keluarga, atau mengurangi
7
peran institusi keluarga dalam kehidupan masyarakat
(Megawangi1999). Untuk memahami konsep feminisme berikut
diuraikan berdasarkan sejarah berkembangnya gerakan feminisme
yang mencakup dua gelombang:
1. Gerakan Gelombang Pertama lebih pada gerakan filsafat di
Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan
Marquis de Condorcetyang pada Tahun 1785, suatu perkumpulan
masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di
Middelburg (Selatan Belanda).Seorang aktivis sosialis utopis
bernama Charles Fourier pada Tahun 1837 memunculkan istilah
feminisme yang kemudian tersebarke seluruh Eropa dan Benua
Amerika. Publikasi John Stuart Mill dari Amerika denganjudul
The Subjection of Women pada Tahun 1869 yang melahirkan
feminisme Gelombang Pertama.