INDONESIA
PROPOSAL PENELITIAN INDIGENOUS
Disusun oleh :
1907043027
PENDAHULUAN
perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah
pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki
dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-
laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
masyarakat.
ditetapkan oleh Tuhan yang maha esa, sehingga manusia tidak mampu untuk merubah
dan menyusui adalah kodrat bagi perempuan, sementara mempunyai sperma adalah
gender, laki-laki maupun perempuan berada dalam posisi yang sama. Ketidakadilan
gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial, sehingga
perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem tersebut. Laki-laki dan
perempuan berbeda hanya karena kodrat antara laki-laki dan perempuan berbeda.
Berdasarkan hal ini hendak dilakukan penelitian mengenai permasalahan gender yang
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Bias Gender pada masyarakat patriarki
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui bias gender pada
b. Manfaat praktis
1. Bagi peneliti
peneliti selanjutnya agar bisa menjadi literatur yang kredibel bagi peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti berkaitan dengan bias gender pada masyarakat
2. Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang kondisi masyarakat
Indonesia mengenai bias gender pada masyarakat patriarki dan matriarki, agar
masyarakat lebih sadar dan dapat menempatkan diri dengan baik agar tidak ada
bias gender,
D. Tinjauan Pustaka
1. Bias Gender
perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dipandang dari segi sosial budaya.
Gender dibentuk oleh masyarakat dan bukan bersifat kodrati. Berbeda dengan
seks yang tidak dapat dipertukarkan karena merupakan kodrat Tuhan, sedangkan
memiliki alat dan fungsi biologis yang melekat serta tidak dapat dipertukarkan.
konsep gender, adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
beberapa karakter dari sifat-sifat tersebut yang dapat dipertukarkan, misalnya: ada
laki-laki yang lemah lembut dan emosional, sementara ada juga perempuan yang
kuat dan rasional. Kedua, perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat lain, misalnya pada jaman dulu di suatu suku terdapat
perempuan lebih kuat dari laki-laki, tapi pada jaman dan tempat yang lain yang
berlaku sebaliknya. Ketiga, adalah dari kelas ke kelas masyarakat yang lain yang
juga berbeda. Pada perempuan kelas bawah di pedesaan pada suku tertentu lebih
kuat dari laki-laki. Semua yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan
laki-laki berubah dari waktu ke waktu, serta berbeda dari suatu tempat ke tempat
yang lain, serta dari kelas ke kelas yang lain. Itulah yang disebut konsep gender
konteks apapun. Pembahasan mengenai bias gender yang kita temui ditengah
Rahminawati (2001) mengatakan bahwa, bias gender terjadi apabila salah satu
dengan ketidak adilan adalah apabila salah satu gender lebih baik kedudukannya,
peran tradisi, peran ini didasarkan pada peran perempuan sebagaimana yang telah
berlaku secara umum dimasyarakat yaitu peran perempuan dalam rumah tangga
transisinya maka masyarakat akan menilainya sebagai sesuatu yang salah dan
menantang kodratnya.
2. Masyarakat Ptriarki
struktur yang menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral, dan
segala-galanya. Pada sistem ini, laki-laki memiliki peran sebagai kontrol utama di
masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, politik, dan psikologi. Konesp budaya
Menurut Darwin (1999) Ideologi patriarki merupakan salah satu variasi dari
terhadap kelompok lainnya. Dominasi kekuasaan seperti itu dapat terjadi antar
kelompok berdasarkan perbedaan antar jenis kelamin, agama, ras, atau kelas
cenderung diterima apa adanya (taken for granted) sebagai sesuatu yang
dianggap sebagai penjamin kohesi dan kerjasama sosial, sebab jika tidak
3. Masyarakat Matriarki
yang dilahirkan oleh ibunya. Pada kajian antropologi ditemukan bahwa umumnya
kekuasaan yang bersifat matriarki dan sifat hubunganya merupakan kebalikan dari
seolah-olah menjadi lemah dan menjadi sub ordinat dari gender perempuan. Hal
ini karena dalam sistem matriarki pembagian harta benda didominasi oleh
perempuan.
matriarki memenpatkan posisi perempuan sebagi core dan laki-laki sebagai sub
ordinatnya. Kondisi ini memberikan dampak pada kurangnya keikut sertaan laki-
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Indigenous psychology adalah bagian dari tradisi pendekatan ilmiah dimana aspek yang
penting dalam pendekatan ini adalah usaha untuk untuk menemukan metode yang
sesuai untuk mengungkap fenomena dalam suatu investigasi (Kim, Yang & Hwang,
2010). Indigenous psychology menekankan. Secara garis besar, ada dua model
indigenisasi dari jalur luar (indegenization from without) dan indigenisasi dari jalur
dalam (indegenization from within) (Enriquez, 1993). Jenis pendekatan indigenous yang
digunakan dalam penelitian ini adalah indegenization from within yaitu studi tentang isu
perspektif indigenus/setempat.
B. Responden Penelitian
sebagai perwakilan kelompok masyarakat patriarki. Responden pada penelitian ini akan
berjumlah lebih dari 100 orang masyarakat baik dari masyarakat patriarki maupun
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket,
wawancara dan observasi sebagai data pelengkap, sedangkan alat bantu pada penelitian
sendiri dengan mendasarkan pada pemaparan Mustin dan Marecek (1988) mengenai
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pertanyaan terbuka dianalisis dengan menggunakan
studi indigenpous. Analisis data dengan studi indigenous akan memunculkan tema-
tema. Menurut hayes (Tarnoto, 2016) langkah yang digunakan untuk menganalis tema-
tema yang muncul itu adalah sebagai berikut : (a) menyiapkan data yang akan dianalisis,
(b) mengidentifikasi informasi aitem yang spesifik yang nampak relevan dengan topik
yang sedang diteliti. (c) memilah-milahkan data berdasar tema yang muncul, (d)
memeriksa tema-tema yang muncul dan membuat formula definisi, (e) memberi
perhatian pada masing-masing tema secara terpisah dan dengan hati-hati meninjau
kembali masing-masing transkrif dengan material yang relevan dengan tema, (f)
membuat konstruk, yang hasil akhirnya nanti berisi nama kategoti dan definisi dengan
data yang mendukung, dan (g) memilih data yang relevan untuk dijadikan ilustrasi
Setelah data terkumpul dilakukan proses analisis data. Secara lebih rinci, proses
analisis data adalah memasukkan data kualitatif, dan melakukan kategorisasi data
kualitatif. Selain analisi kualitatif, juga dilakukan analisis data kuantitatif untuk