Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JURNAL REVIEW

ILMU GIZI

Dosen Pengampu :
ERNI RUKMANA, S.Gz.,M.Si
Dra. FATMA TRESNO INGTYAS, M.Si
MAWADDA AZIZAH SARI WARUWU, S.Pd., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIZKY IDWANSYAH 5223142036

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI S1 TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas CRITICAL JURNAL REVIEW, mata kuliah Ilmu Gizi.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen pengampu Ilmu Gizi yang telah
memberi bimbingan dan arahan dalam proses penyelesaian tugas ini.

Saya menyadari tugas ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya minta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan ini. Saya juga mengharapkan kritik dan saran demi
membangun kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat untuk pembaca.

Medan, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................................

Kata Pengantar..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................

1.2 TUJUAN........................................................................................................................

1.3 MANFAAT...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Identifikasi Jurnal 1.......................................................................................................

2.2 Identifikasi Jurnal 2.......................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Persamaan Jurnal...........................................................................................................

3.2 Perbedaan Jurnal............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

Critical review jurnal (CJR) merupakan hal yang penting karena dapat mempermudah
mengambil inti dari jurnal yang dibahas. Beberapa hal penting dalam mereview jurnal seperti
menemukan topik jurnal yang sesuai, membaca keseluruhan isi dalam jurnal.

Dengan adanya Critical Jurnal Review (CJR) dapat mendorong meninkatkan minat baca.
Dengan adanya tugas ini juga dapat melatih memahami suatu bacaan dan membiasakan
melakukan aktivitas membaca.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dilakukannya Critical Jurnal Review (CJR) :

1. Menganalisis kelebihan dan kekurangan jurnal.

2. Mencari informasi dalam jurnal.

1.3 MANFAAT

Adapun manfaat dilakukannya Critical Jurnal Review (CJR) :

1. Mengetahui informasi dalam jurnal.

2. Melatih berfikir kritis dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan

Jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 REVIEW JURNAL I
a. Identitas Jurnal
DETERMINAN STATUS GIZI PADA SISWA
Judul
SEKOLAH DASAR
Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume dan Halaman -
Tahun 2012
Penulis Andriani Elisa Pahlevi
Tanggal Januari 2012
E-ISSN 1858-1196

b. Hasil dan Pembahasan


Tujuan dari penelitian untuk menentukan faktor yang
berhubungan dengan status gizi pada anak-anak kelas 4, 5,
Tujuan Penelitian
dan 6 di Sekolah Dasar 02 Ngesrep Banyumanik,
Semarang.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri Ngesrep
02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang yang berjumlah
64 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu purposif
dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan sampel
sebanyak 62 orang. Teknik pengambilan data dilakukan
Metode Penelitian
dengan wawancara langsung kepada responden yaitu ibu
anak, observasi, dokumentasi, sedangkan data status gizi
(BB/U) dilakukan dengan pengukuran antropometri.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
timbangan injak, kuesioner, dan formulir recall 24 jam.
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat
(menggunakan uji chi square) dengan α = 0,05.
Hasil Penelitian Karakteristik dari kelompok sampel dalam penelitian ini
diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki (53,23%),
golongan usia ibu terbanyak 34-41 tahun (50%), usia anak
terbanyak 11 tahun (35,5%).

Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan


ibu dengan status gizi menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,587.
Nilai p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang
artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri
Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun
2011, dengan kekuatan hubungan sedang.

Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha


perbaikan gizi yang baik pada keluarga maupun masyarakat
sadar gizi artinya tidak hanya mengetahui gizi tetapi harus
mengerti dan mau berbuat. Penambahan pengetahuan pada
masyarakat melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan
sejenisnya, pada dasarnya merupakan usaha perbaikan yang
menggunakan cara mendidik masyarakat sehingga dapat
mengatasi masalah gizinya.

Berdasarkan hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan


status gizi kurang menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,536. Nilai p<
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada
hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada
anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan
hubungan sedang.

Menurut Proverawati dan Asfuah (2009), tingkat


pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan menekuni
pengetahuan yang diperoleh. Masukan gizi anak sangat
tergantung pada sumber-sumber yang ada di lingkungan
sosialnya, salah satu yang menentukan adalah ibu. Peranan
orang tua, khususnya ibu, dalam menyediakan dan
menyajikan makanan bergizi bagi keluarga, khususnya
anak menjadi penting. Kualitas pelayanan ibu dalam
keluarga ditentukan oleh penguasaan informasi dan faktor
ketersediaan waktu yang memadai. Kedua faktor tersebut
antara lain faktor determinan yang dapat ditentukan dengan
tingkat pendidikan, interaksi sosial dan pekerjaan.

Berdasarkan hasil analisis hubungan pendapatan keluarga


dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,563. Nilai p<
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada
hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi
pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011,
dengan kekuatan hubungan sedang.

Pendapatan merupakan pengaruh yang kuat terhadap status


gizi. Setiap kenaikan pendapatan umumnya mempunyai
dampak langsung terhadap status gizi penduduk.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena
orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
primer maupun sekunder. Jika tingkat pendapatan naik,
jumlah dan jenis makanan cenderung membaik pula.
Namun, mutu makanan tidak selalu membaik jika tidak
digunakan untuk membeli pangan atau bahan pangan
berkualitas gizi tinggi.

Berdasarkan hasil analisis hubungan jumlah anggota


keluarga dengan status gizi menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p sebesar 0,074 dengan CC sebesar 0,221.
Nilai p> 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang
artinya tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga
dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri
Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun
2011, dengan kekuatan hubungan rendah.

Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan UU No. 21


Tahun 1994 pasal 6 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, menyebutkan bahwa dalam mencapai
suatu peningkatan status gizi keluarga salah satunya dapat
dilakukan dengan pengembangan kualitas keluarga melalui
penyelenggaraan Keluarga Berencana yang mengatur
tentang jumlah anggota keluarga. Teori lain juga
menyebutkan bahwa program pemerintah melalui Keluarga
Berencana telah menganjurkan norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera yaitu dua anak saja dan dengan jarak
antara anak satu dengan lainnya sekitar 3 tahun, sehingga
orang tua dapat memberikan kasih sayang dan perhatian
pada anak dan sebaliknya anak akan mendapatkan
kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya.

Secara ekonomi keluarga kecil lebih menguntungkan,


sehingga diharapkan kesejahteraan keluarga lebih terjamin.
Berdasarkan hasil analisis hubungan penyakit infeksi
dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh
nilai p sebesar 0,001 dengan CC sebesar 0,387. Nilai p<
0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada
hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi
pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011,
dengan kekuatan hubungan rendah. Dampak penyakit pada
anak-anak sama dengan dampak kekurangan gizi. Secara
umum, adanya penyakit menyebabkan berkurangnya
asupan pangan karena selera makan menurun. Scrimshaw
menyebutkan bahwa ada hubungan yang erat antara
penyakit infeksi dengan kejadian malnutrisi. Terjadi
interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan kejadian
infeksi, infeksi akan mempengaruhi status gizi.
Secara patologis mekanismenya adalah penurunan asupan
zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorbsi, dan kebiasaan mengurangi makanan saat sakit,
peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat penyakit
diare, mual atau muntah akibat perdarahan yang terus-
menerus, meningkatnya kebutuhan akibat sakit dan parasit
yang terdapat di dalam tubuh (Supariasa, et al., 2002).
Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat konsumsi
energi dengan status gizi menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,542.
Nilai p kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, yang artinya ada hubungan antara tingkat
konsumsi energi dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan
6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang.
Menurut Supariasa, et al (2002), tingkat konsumsi energi
itu berpengaruh secara langsung pada status gizi. Energi itu
diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Energi
diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, utilisasi
bahan makanan dan aktivitas.

Kebutuhan energi disuplai terutama oleh karbohidrat dan


lemak, sedangkan protein untuk menyediakan asam amino
bagi sintesis protein sel dan hormon maupun enzim untuk
mengukur metabolisme. Berdasarkan hasil analisis
hubungan tingkat konsumsi protein dengan status gizi
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar
0,0001 dengan CC sebesar 0,482. Nilai p kurang dari 0,05
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada
hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status
gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011,
dengan kekuatan hubungan sedang. Hasil penelitian
tersebut sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa
tingkat konsumsi protein itu secara langsung dapat
mempengaruhi status gizi. Protein adalah bagian dari semua
sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Materi dibawakan dengan sangat menarik dan dalam
Kelebihan Penelitian pemulisannya mudah untuk dibaca dan tidak membuat
bingung.
Ada beberapa materi yang tidak terlalu dijelaskan dengan
Kekurangan Penelitian detail atau hanya sekilas dan membuat pembaca menjadi
bingung Dan juga jurnal ini tidak mempunyai volum
Kesimpulan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendidikan
ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi, tingkat
konsumsi energi, tingkat konsumsi protein dengan status
gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6. Sebaliknya tidak ada
hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status
gizi. Pihak sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan
untuk melarang pedagang berjualan di lingkungan sekolah
dan menginstruksikan para siswa untuk membawa bekal
makanan yang mengandung gizi seimbang dari rumah
sehingga gizinya tetap terpenuhi. Masyarakat disarankan
dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut: memilih
bahan makanan yang murah akan tetapi tetap mengandung
nilai gizi yang tinggi, membuat variasi dalam penyajian
makanan sehingga meningkatkan nafsu makan anak, serta
menjaga kesehatan anak untuk mencapai status gizi yang
baik. Pihak puskesmas agar secara rutin memberikan
penyuluhanpenyuluhan di bidang gizi dan kesehatan.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada sekolah yang
menjadi lokasi penelitian atas izin penelitian serta Dinas
dan Puskesmas atas kerjasama dalam pelaksanaan
penelitian ini.

2.1 REVIEW JURNAL II


a. Identitas Jurnal
Faktor Perilaku Berisiko Yang Berhubungan Dengan
Judul Kejadian Obesitas Pada Usia Dewasa Di Provinsi Banten
Tahun 2018
Jurnal Jurnal Kesehatan
Volume dan Halaman Vol. 14 No. 2
Tahun 2021
Penulis Syifa Arifani , Zulia Setiyaningrum
Tanggal 17 November 2021
E-ISSN 2620-7761

b. Hasil dan pembahasan


Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor perilaku
Tujuan Penelitian berisiko yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada
usia dewasa (20-60 tahun) di Provinsi Banten Tahun 2018.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
analitik dengan desain penelitian cross sectional, yaitu
untuk mengetahui gambaran faktor perilaku berisiko yang
menyebabkan kejadian obesitas pada usia dewasa di
Provinsi Banten Tahun 2018. Responden dalam penelitian
ini sebanyak 12.718 orang dewasa usia 20-60 tahun yang
diambil secara Probability Proportional to Size. Penelitian
menggunakan data sekunder dari hasil Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
Indonesia. Data yang diberikan dalam electronic file yang
terdiri dari nomor sampel, kebiasaan merokok, kebiasaan
konsumsi makanan berisiko, aktivitas fisik, IMT dan
karakteristik demografi. Pengambilan data dilakukan
melalui wawancara menggunakan kuesioner individu dan
rumah tangga dan pengukuran antropometri tinggi badan
dan berat badan.
Hasil Penelitian

Usia dapat mempengaruhi fisik maupun psikis individu.


Hasil tabel 1 menunjukan bahwa responden dengan
frekuensi terbanyak yaitu pada kelompok usia 20-44 tahun
(65,5). Semakin bertambahnya usia maka kemampuan
fisiologis tubuh akan mengalami penurunan, seperti
perubahan hormon, penurunan massa otot, dan penurunan
metabolisme tubuh (Sugianti dkk, 2009). Jenis kelamin
dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Pada penelitian
ini sebanyak 53% responden berjenis kelamin perempuan.
Pertambahan usia pada wanita akan menyebabkan
kehilangan massa otot sebanyak 30-50%. Hal tersebut
apabila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup
dapat menyebabkan kemampuan tubuh dalam memproses
makanan menurun dan berakibat pada penumpukan lemak
di tubuh (Nurmalina, 2011).
sebanyak 53% responden berjenis kelamin perempuan.
Pertambahan usia pada wanita akan menyebabkan
kehilangan massa otot sebanyak 30-50%. Hal tersebut
apabila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup
dapat menyebabkan kemampuan tubuh dalam memproses
makanan menurun dan berakibat pada penumpukan lemak
di tubuh (Nurmalina, 2011).

Wilayah tempat tinggal mempengaruhi gaya hidup


individu. Pada penelitian ini sebanyak 67,9 responden
bertempat tinggal di wilayah perkotaan. Gaya hidup
masyarakat yang tinggal di perkotaan berupa konsumsi
makanan instan, perkembangan teknologi dan kendaraan
bermotor menyebabkan aktivitas fisik dan konsumsi
makanan masyarakat di wilayah perkotaan kurang baik
(Sudikno dkk, 2015).

Jenis pekerjaan mempengaruhi tingkat aktivitas fisik


seseorang. Sebagian besar responden pada penelitian ini
memiliki status pekerjaan bekerja (65,3%) Terdapat
pekerjaan yang membutuhkan pengeluaran energi yang
tinggi dan terdapat beberapa pekerjaan yang hanya
membutuhkan sedikit pembakaran energi. Pekerjaan yang
lebih banyak melakukan aktivitas duduk dapat
menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan enzim
yang berfungsi memecah lemak (Kusteviani, 2015).

Tingkat pendidikan berkorelasi dengan pola pikir dan


pengetahuan yang berpengaruh terhadap perubahan
perilaku (Yoon dkk, 2006). Sebagian besar responden pada
penelitian memiliki tingkat pendidikan menengah (48,5%).
Informasi dan pengetahuan yang tinggi dapat dijadikan
pedoman dalam menentukan makanan yang baik dari segi
kualitas maupun kuantitas serta mampu menerapkan pola
makan seimbang karena semakin tinggi pendidikan akan
meningkatkan sikap dan perilaku seseorang terhadap
pemilihan makanan (Kusteviani, 2015).
Karakteristik responden terhadap perilaku merokok,
perilaku konsumsi makanan berisiko dan aktivitas fisik
dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden bukanlah
perokok (59,8%) sering mengonsumsi makanan manis
(55,4%), minuman manis (73%) dan jarang mengonsumsi
soft drink (95,3%) serta makanan instan (68,8%). Sebanyak
52,1% responden memiliki aktivitas fisik yang berat.
Materi dibawakan dengan sangat menarik dan dalam
Kelebihan Penelitian pemulisannya mudah untuk dibaca dan tidak membuat
bingung.
Layout penulisan jurnal ini beberapa masih ada yang
Kekurangan Penelitian
berantakan.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden bukanlah perokok (59,8%) sering mengonsumsi
makanan manis (55,4%), minuman manis (73%), makanan
berlemak (71,1%), serta jarang mengonsumsi soft drink
(95,3%) dan makanan instan (68,8%). Sebanyak 52,1%
Kesimpulan responden memiliki aktivitas fisik yang berat. Ada
hubungan antara perilaku merokok, perilaku konsumsi
makanan berisiko (makanan manis, minuman manis, soft
drink dan makanan instan) dan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas serta tidak ada hubungan perilaku
konsumsi makanan berlemak dengan kejadian obesitas.

BAB III
PENUTUP

3.1. Persamaan Jurnal

Kedua jurnal sama sama menggunakan data yang valid dan meneliti langsung ke
lapangan.

3.2. Perbedaan Jurnal

Jurnal pertama meneliti dan menjelaskan tentang status dan gizi pada anak sekolah
dasar. Sedangkan jurnal kedua lebih menjelaskan dan meneliti tentang obesitas pada usia
remaja dan dewasa dan penyebab dari obesitas tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas DETERMINAN


STATUS GIZI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Kesehatan Faktor Perilaku Berisiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Usia Dewasa Di Provinsi Banten Tahun 2018
file:///C:/Users/Dekstop/Downloads/13738-51627-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai