Oleh
ALFI LAILATUL KHOIRIA
NIM 17051334009
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Analisis Situasi............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT.......................................................3
A. Tujuan...........................................................................................3
B. Manfaat.........................................................................................3
BAB III METODE PELAKSANAAN.....................................................4
A. Sasaran..........................................................................................4
B. Lokasi dan Waktu.......................................................................4
C. Materi............................................................................................4
D. Strategi..........................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Anak usia sekolah dasar (6 – 12 tahun) adalah kelompok
usia yang masih mengalami tumbuh kembang dan memerlukan
kebutuhan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk menunjang
tumbuh kembang mereka, namun pada masa ini anak - anak
memiliki kebiasaan makan yang kurang baik sehingga banyak
kebutuhan zat gizi yang tidak dapat terpenuhi dengan optimal.
Asupan zat gizi yang tidak tepat pada masa kanak - kanak dapat
mengakibatkan berbagai permasalahan gizi dan akan berdampak
pada prestasi belajar mereka (Setiawan Yahmin dan Dharmawan
A.C., 2012).
Permasalahan gizi pada anak SD biasanya diawali dengan
kurangnya asupan energi dan protein di bawah kebutuhan
minimal (Riskesdas, 2010).Selain itu, prevalensi kurang makan
buah dan sayur yang masih tergolong tinggi, aktifitas fisik yang
masih tergolong rendah (Riskesdas, 2007).
Program gizi pada kelompok anak sekolah memiliki
dampak luas yang tidak saja pada aspek kesehatan, gizi dan
pendidikan masa kini tetapi juga secara langsung
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa
mendatang. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam
perbaikan gizi masyarakat (Mulyani, dkk. 2016).
Menurut WHO dalam Supariasa (2014) pendidikan gizi
merupakan usaha yang terencana untuk meningkatkan status
gizi melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan
makanan dan gizi.Perilaku berubah dengan terlebih dahulu
diberikan sebuah penguatan berupa informasi – informasi
tentang suatu hal yang bisa merubah perilaku terlebih
dahulu.Perlu dilakukan pencegahan sejak dini untuk
mengurangi tingkat prevalensi dan dalam rangka menciptakan
1
sumber daya manusia yang lebih baik.Salah satu program
perbaikan gizi yang biasa dilakukan yaitu melalui penyuluhan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah penilis lakukan
didapatkan sekitar 80% dari responden memiliki kebiasaan
makan yang kurang variatif dan cenderung kurang suka
konsumsi sayuran. Hal ini dikaitkan dengan kurangnya
pengetahuan dari responden baik dari faktor keluarga maupun
lingkungan. Diketahui juga wilayah yang penulis pilih
merupakan desa yang kurang adanya kegiatan – kegiatan
edukasi terkait konsumsi pangan sesuai pedoman gizi
seimbang.
Hal tersebut yang mendasari penulis melakukan kegiatan
edukasi pedoman gizi seimbang dengan sasaran didik anak –
anak SD dengan rentang kelas 3 – 6. Dimana dipilih rentang
kelas tersebut karena memilih anak – anak yang bertempat
tinggal cukup dekat dengan penulis, untuk menunjang anjuran
pemerintah dalam menaati protokol kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Adakah perubahan pengusaan pengetahuan dari
pemberian edukasi gizi seimbang pada anak SD kelas
3 – 6 di Wilayah Mojokambang, Jombang.
2. Adakah respon terhadap sikap dan strategi dari
pemberian edukasi gizi seimbang pada anak SD kelas
3 – 6 di Wilayah Mojokambang, Jombang.
2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Mengetahui perubahan pengusaan pengetahuan dari
pemberian edukasi gizi sasaran didik sebelum dan
sesudah dilakukan edukasi gizi tentang pedoman
gizi seimbang pada anak SD kelas 3 – 6 di wilayah
Mojokambang, Jombang.
2. Mengetahui hasil respon terhadap sikap dan strategi
dari pemberian edukasi gizi seimbang pada anak SD
kelas 3 – 6 di Wilayah Mojokambang, Jombang.
B. Manfaat
1. Bagi Penulis
Kegiatan ini diharapkan memberikan
pengalaman dan wawasan serta sebagai sarana
mengabdi kepada masyarakat sesuai bidang ilmu
gizi masyarakat yang telah dipelajari dalam
penyelenggaraan sebuah kegiatan edukasi gizi
khususnya pada anak – anak.
2. Bagi Sasaran Didik
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan kepada sasaran didik anak – anak
mengenai gizi seimbang serta meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya konsumsi gizi
seimbang.
3
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Sasaran
Sasaran pada kegiatan pendidikan gizi ini yaitu :
Anak – anak Sekolah Dasar kelas 3 – 6 . Total seluruh sasaran
yaitu sebanyak 7 (tujuh) orang.
C. Materi
1. Pengertian gizi seimbang
2. Konsumsi aneka ragam pangan pada pedoman gizi
seimbang
3. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
4. Melakukan aktivitas fisik
5. Pemantauan berat badan secara teratur
6. Porsi makanan pokok pada isi piringku
7. Porsi sayuran pada isi piringku
8. Porsi lauk pauk pada isi piringku
9. Porsi buah – buahan pada isi piringku
1. Porsi pembatasan konsumsi gula, garam dan lemak
10. Porsi konsumsi air putih pada isi piringku
D. Strategi
1. Metode
Metode yang digunakan untuk kegiatan ini adalah
metode ceramah dan bertanya, dimana pemateri
memberikan presentasi lisan dan sasaran didik
dihimbau menanggapi atau mencatat. Kemudian
4
bertanya untuk mengetahui pemahaman sasaran didik
terhadap materi yang telah disampaikan
(Mulyatiningsih, 2010).
Saat kegiatan pendidikan gizi peserta akan
diberikan pre-test sebelum pemberian edukasi dan post-
test sesudah pemberian edukasi, hal ini dilakukan
untuk mengetahui perbedaan pengetahuan anak – anak
terkait pedoman gizi seimbang.
1. Model
Model pembelajaran dalam kegiatan ini yaitu
model Cooperative learning (pembelajaran kooperatif)
merupakan strategi pembelajaran yang
mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan
kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama
untuk mencapai tujuan belajar (Bern dan Erickson,
2001).
2. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu
materi yang dikemas dalam Leafet dan Power Point
yang berisi materi tentang Pedoman Gizi Seimbang
dan Konsep Isi Piringku
6
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.