Skor Nilai:
JURNAL KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 5193240007
Sebagai salah satu bagian dari pada Universitas Negeri Medan, artikel yang
penulis review yaitu berjudul Analisis permasalahan status gizi kurang pada balita di
puskesmas teupah selatan kabupaten simeuleu dan Hubungan diare dengan status gizi
balita dikelurahan lubuk buaya kecamatan kota padang, yang pastinya membahas
mengenai Gizi dalam daur kehidupan.
Saya memilih jurnal ini karena jurnal ini sudah cukup baik untuk digunakan
tetapi memang masih dari point-point yang perlu diperbaiki sehingga saya tertarik
menggunakan jurnal ini untuk saya review supaya melihat atau meninjau lebih dalam
lagi kelebihan serta kekurangan dalam jurnal ini.
Di dalam jurnal ini saya menampilkan atau menuliskan beberapa bab yaitu Bab
1 yang berisikan tentang Rasionalisasi pentingnya CJR, tujuan penulisan CJR, dan
identitas jurnal tersebut. Bab 2 yaitu Ringkasan pendahuluan dan Isi Jurnal yang
direview. Dan bab 3 yaitu pembahasan , ada perbandingan isi jurnal yang direview dgn
jurnal yang dibandingkan dan yang kedua yaitu kelebihan dn kekurangan jurnal yang
direview ditinjau dari beberapa aspek seperti ruang lingkup dan dan tata bahasa jurnal
sehingga jelas apa yang perlu diperbaiki dari jurnal tersebut dan mana yang
merupakan kelebihan buku.
Critical Journal Review ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya
untuk prodi gizi unimed, selain menamambah pengetahuan tentang teori dan hasil
penelitian , pembaca juga dapat memahami status yg cukup bagi dirinya sendiri.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-
Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Journal Review mata kuliah Gizi Dalam Daur
Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah ikut
terlibat demi selesainya tugas Critical Journal Review mata kuliah Gizi Dalam Daur
Kehidupan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan, maupun isi materi Critical Journal Review
mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan ini masih banyak kekurangan. Sehingga
penulis mengharapkan bagi setiap pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran
EXCECUTIF SUMMARY……………………………………………………………….
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
B. TUJUAN CJR………………………………………………………………………
C. MANFAAT CJR……………………………………………………………………
D. IDENTITAS JURNAL…………………………………………………………….
A. PENDAHULUAN………………………………………………………………
B. DESKRIPSI ISI..........................................................................................................
A. PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………
B. REKOMENDASI..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penugasan kali ini Critical Journal Review atau CJR sangat penting untuk
mahasiswa/I khususnya mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan . CJR juga sangat
penting bagi mahasiswa/I yang nantinya dapat membandingkan dan memilih jurnal
B. TUJUAN CJR
tentang mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan sekaligus menguatkan pengetahuan
tentang permasalahan status gizi kurang pada balita. Serta dalam penyelesaian tugas
ini untuk mengkritiki dua jurnal untuk mengetahui letak kelebihan maupun
kekurangan jurnal demi perbaikan dimasa yang akan datang. Selain itu tujuan lain dari
penyelesaian tugas ini untuk memberikan masukan kepada penulis berupa kritik dan
saran terhadap isi, substansi dan penulisan jurnal serta menguji kualitas jurnal.
C. MANFAAT CJR
Kritikan jurnal ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis bagi penulis dan
pembaca. Serta untuk menjadikan jurnal ini akan semakin mudah untuk dipelajari oleh
semua khalayak.
D. IDENTITAS JURNAL
JURNAL UTAMA
6. Kota Terbit :-
JURNAL PEMBANDING
6. Kota Terbit :-
8. AlamatSitus : http://jurnal.fk.unand.ac.id/
BAB II
A. PENDAHULUAN
JURNAL UTAMA
Masalah gizi di Indonesia sampai saat ini mengalami masalah gizi ganda yaitu
pada satu sisi masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh namun
sudah muncul masalah baru yaitu berupa gizi lebih . Dari data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2016 status gizi pada balita 0-59 bulan di Indonesia secara
nasional berdasarkan BB (berat badan)/U (umur) berada pada persentase balita dengan
status gizi kurang sebanyak 14,4%, semantara pada provinsi Aceh status gizi balita
umur 0-59 bulan berada pada persentase 16,7% dan kabupaten Simeuleu berada pada
persentase 22,2%.
Kabupaten Simeuleu Tahun 2017 diperoleh status gizi kurang umur 0-59 bulan
sebanyak 26,7% . yang artinya ada persentase peningkatan jumlah balita yang
mengalami status gizi kurang pada balita antara tahun 2016-2017 di kabupaten
Health Organization (WHO) termasuk masalah berat atau ketentuan underweight (gizi
Data yang diperoleh dari Puskesmas Teupah Selatan Tahun 2017 di dapatkan
persentase status gizi kurang pada balita umur 0-59 bulan sebesar 17% dan bila
dibandingkan dengan data dari Puskesmas Teupah Selatan tahun 2016 status gizi
kurang pada balita umur 0-59 bulan sebesar 11,6% yang berarti ada peningkatan kasus
yang cukup pesat dari sebesar 5,4% di Puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu.
JURNAL PEMBANDING
Pada tahun 2010, sebanyak 103 juta anak berusia di bawah lima tahun di negara
balita yang mengalami masalah gizi berdasarkan berat badan per umur (BB/U) di
Indonesia pada tahun 2010 meliputi kasus gizi kurang 13,0% dan gizi buruk 4,9%.
Prevalensi di Sumatera Barat menunjukkan kasus gizi kurang 14,4% dan gizi buruk
2,8%. Data tersebut memperlihatkan bahwa jumlah balita dengan status gizi kurang di
Sumatera Barat masih tinggi di atas persentase rata-rata Indonesia. Berdasarkan hasil
pemantauan status gizi Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2011, didapatkan
prevalensi balita gizi kurang dengan indikator BB/U sebesar 10,6% dan balita gizi buruk
1,7%.
Status gizi anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Tiga faktor utama yang
mempengaruhi status gizi anak yaitu aspek konsumsi, kesehatan anak, dan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan
perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair, dengan/tanpa darah dan dengan/tanpa
lendir.
B. DESKRIPSI ISI
berkualitas. Permasalahan gizi yang masih menjadi masalah utama di dunia adalah
malnutrisi. Malnutrisi dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap penyakit dan
seimbang dari ketiga faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya gangguan gizi,
seperti kekurangan energi dan protein (KEP) . Kurang Energi Protein merupakan salah
satu indikasi rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
gangguan makanan tertentu yang dinilai apabila berat badan balita kurang dari 80%
Akibat status gizi kurang pada masa balita dapat menyebabkan terhambatnya
perilaku yang ditunjukkan balita seperti tidak tenang, mudah menangis dan dampak
makan kepada balita terbentuk akibat rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi yang
dapat dinilai dari kebiasaan makan yang diberikan kepada balita. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan pada anak balita dipengaruhi oleh kebiasaan makan di dalam
keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri DS dan Sukandar D menyatakan
bahwa ada pengaruh antara kebiasaan makan terhadap status gizi balita (p value<0,05).
BAB III
PEPEMBAHASAN /ANALISIS
A. PEMBAHASAN
JURNAL UTAMA
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi Terhadap Status Gizi Kurang pada Balita
Menurut Suhardji, jika tingkat pengetahuan gizi ibu baik, maka diharapakan
stauts gizi ibu dan balitanya baik, sebab gangguan gizi adalah karena kurangnya
pengetahuan tentang gizi. Ibu yang cukup pengetahuan gizi akan memperhatikan
kebutuhan gizi yang dibutuhkan anaknya supaya dapat tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin, hingga ibu akan berusaha memiliki bahan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan anaknya. Penelitian ini sejalan dengan beberpa penelitian lain yaitu
yang pertama : penelitian yang dilakukan oleh Oktavianis dengan judul “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Lubuk Kilangan”
yaitu ada hubungan bermakna antara status gizi balita dengan pengetahuan ibu (p
value 0,000) di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Padang Tahun 2016. Kedua,
penelitian yang dilakukan oleh Yoga Tri Wijayanti, Martini Fairus, El Rahmayati yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Desa
Way Gelang Kecamatan Kota Agung Barat”, penelitian ini menggunakan metode
rancangan cross sectional, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik
berupa uji chi-square dengan hasil penelitian ada hubungan antara variabel
pengetahuan ibu tentang gizi (p value 0,045), pendapatan keluarga (p value 0,022), dan
pola asuh balita (p value 0,033) dengan status gizi Balita Di Desa Way Gelang
dalam penelitian dengan judul “ Faktor Berhubungan dengan Status Gizi Balita di
analitik korelasi. Uji statistik menggunakan uji chi-square dengan hasil penelitian ada
hubungan pengetahuan (p value 0,000), pendapatan (p value 0,000) dan tidak ada
hubungan ASI eksklusif (p value 0,709) dengan status gizi balita di wilayah kerja
Gambaran Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi Kurang pada
Balita
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dedi Alamsyah, Maria Mexitalia, Ani
Margawati yang berjudul “ Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Pada
kuantitatif melalui desain case control study dan pendekatan kualitatif melalui indepth
interview. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pendidikan
ibu rendah, jumlah anak >2, pendapatan keluarga rendah, sanitasi lingkungan buruk,
sikap ibu terhadap makanan buruk dan tidak ada hubungan antara ASI eksklusif,
asupan energi kurang, asupan protein kurang, frekuensi ISPA, diare, menonton televisi,
akses pelayanan kesehatan jarang dengan kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nelfi Sarlis dan Cindy Netta Ivanna menjelaskan
dalam penelitian dengan judul “ Faktor Berhubungan dengan Status Gizi Balita di
analitik korelasi. Uji statistik menggunakan uji chi-square dengan hasil penelitian ada
hubungan pengetahuan (p value 0,000), pendapatan (p value 0,000) dan tidak ada
hubungan ASI eksklusif (p value 0,709) dengan status gizi balita di wilayah kerja
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Erika Yuliati Ichwan, Rosni Lubis dan Ayi Diah Damayani dengan judul
” Pemberian Asi Eksklusif dan Makanan Pendamping Asi Berhubungan dengan Status
Gizi Balita Usia 12 – 24 Bulan” Metode penelitian ini menggunakan uji chi-square dan
regresi logistic ganda. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ada
JURNAL PEMBANDING
Sebagian besar balita memiliki status gizi baik (84,1%) dan masih ditemukan
balita gizi kurang sebanyak 13,8% serta gizi buruk 2,1%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa persentase balita gizi kurang di Kelurahan Lubuk Buaya masih tinggi bila
(12,4%), dan di Indonesia (13,0%). Namun, masih lebih rendah dibandingkan dengan
persentase di Sumatera Barat (14,4%). Angka kejadian gizi buruk lebih rendah
gizi kurang dapat disebabkan kurangnya asupan makanan, terkena infeksi, serta pola
Kejadian diare pada balita di Kelurahan Lubuk Buaya sebanyak 25,5%. Angka
(16,7%) dan di negara berkembang lainnya seperti bagian rural Bangladesh (7,6%).
Menurut Santoso dan Ranti (1995), anak balita lebih rentan menderita penyakit infeksi
karena sudah mulai bergerak aktif untuk bermain, sehingga sangat mudah
terkontaminasi oleh kotoran.15 Pudjiadi (2000) juga menjelaskan bahwa anak usia 2-5
tahun sudah mulai memiliki kebiasaan membeli makanan jajanan yang belum tentu
mudah terkontaminasi oleh kuman yang bisa menyebabkan diare. Sebagian besar anak
yang menderita diare mengalami demam (70,3%) dan penurunan nafsu makan (81,1%).
Demam timbul sebagai respon tubuh saat terjadinya proses inflamasi akibat infeksi dan
2013; asupan makanan terjadi sejalan dengan tingkat keparahan infeksi. Semakin parah
infeksi yang terjadi maka penurunan asupan makanan akan semakin besar.
Balita yang mengalami status gizi kurang lebih banyak terjadi pada balita diare
(18,9%) dibandingkan dengan balita tidak diare (14,8%). Namun, hasil analisis secara
statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian
diare dalam sebulan terakhir dengan status gizi balita di Kelurahan Lubuk Buaya (p
>0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Indriyasti di Puskesmas Karawaci Baru
Kota Tangerang juga memperlihatkan hasil yang sama dengan peneliti yang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit
diare dengan status gizi balita.18 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Martianto dkk pada balita di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur yang
gizi anak.
Cakupan ruang lingkup dari artikel sudah cukup kurang luas, karena sudah membahas
Bahasa yang digunakan pada artikel tersebut tidak berbelit – belit sehingga mudah
dimengerti.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jurnal Utama
pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, kebiasan makan dengan status gizi
kurang apda balita di puskesmas Teupah Selatan Kabupaten Smeulue tahun 2018.
ibu tentang gizi, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan kebiasaan makan
merupakan faktor permasalahan status gizi kurang pada balita di Puskesmas Teupah
Selatan Kabupaten Simeulue tahun 2018 serta tidak ditemukan faktor lain selain
variabel yang menjadi tujuan penelitian yang di tentukan oleh peneliti sebelumya.
Jurnal Pembanding
Kejadian balita gizi kurang di Kelurahan Lubuk Buaya cukup tinggi dan masih
ditemukan kejadian balita gizi buruk. Kasus diare pada balita juga masih tinggi dan
dari hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara diare dengan
Mutik, Wiradkk. Analisis permasalahan status gizi kurang pada balita di puskesmas
teupah selatan kabupaten simeuleu. Jurnal Kesehatan Global. Bagian Kespro S2 Ilmu
Rosari, Alani. Hubungan diare dengan status gizi balita dikelurahan lubuk buaya
Andalas; 2013