Anda di halaman 1dari 107

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN AKTIVITAS

FISIKTERHADAP KEJADIAN OBESITAS SENTRAL


PADA WANITA DEWASA DI RW 5 KELURAHAN
SURAU GADANG KECAMATAN NANGGALO
KOTA PADANG TAHUN 2020

Skripsi

Diajukan ke Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik


Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh:

FITRIYYAH NUR AZIZAH


NIM : 162210732

JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI

Skripsi, April 2020


Fitriyyah Nur Azizah

Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian
Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa Di RW 5 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020

Xi + 65 halaman, 13 tabel, 8 lampiran

ABSTRAK
Indonesia saat ini sedang menghadapi beban ganda masalah gizi, yaitu
masalah gizi kurang dan gizi lebih. Asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik
memiliki peran penting dalam terjadinya kelebihan berat badan pada seseorang.
Prevalensi obesitas sentral di Kota Padang yaitu 33,7% sedangkan di Kecamatan
Nanggalo prevalensi obesitas sentral pada wanita dewasa yaitu 55,7%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan aktivitas
fisik terhadap kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5 Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 di RW 5 Kelurahan


Surau Gadang. Dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dari penelitian
ini adalah wanita dewasa yang ada di RW 5 Kelurahan Surau Gadang, dengan
sampel 38 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran lingkar perut
dan wawancara menggunakan form SQ-FFQ dan kuesioner baecke. Analisis data
mengunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,2% wanita dewasa mengalami


obesitas sentral, asupan energi 42,1%, karbohidrat 55,3%, protein 73,7%, lemak
68,4% dan aktivitas fisik 63,2%. Serta terdapat hubungan antara asupan zat gizi
makro dan aktivitas fisik pada kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di
RW 5 Kelurahan Surau Gadang yaitu, kejadian obesitas sentral (63,2%), asupan
energi (p= 0,000), asupan karbohidrat (p= 0,000), asupan protein ((p= 0,021),
asupan lemak (p= 0,003), aktivitas fisik (p= 0,001) dan Aktivitas ringan energi
lebih (p=0,001) dan Aktivitas sedang energi normal (p=0,000)

Tingginya kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5


Kelurahan Surau Gadang, diharapkan kepada masyarakat khususnya wanita
dewasa untuk memperhatikan pola makan dan melakukan aktifitas fisik guna
mencegah komplikasi lanjut..

Kata kunci (Key Word) : Obesitas sentral, asupan zat gizi makro
Daftar Pustaka : 32 (1982-2018)
POLYTECHNIC OF HEALTH MINISTRY OF HEALTH PADANG
NUTRITION DEPARTMENT

Essay, April 2020


Fitriyyah Nur Azizah

Relationship of Macro Nutrition and Physical Activity Against Central


Obesity in Adult Women in RW 5 Surau Gadang Village Nanggalo District,
Padang City in 2020

xi + 65 pages, 13 tables, 8 attachments

ABSTRACT
Indonesia is currently facing a double burden of nutritional problems,
namely the problem of undernutrition and over nutrition. Macro nutrient intake
and physical activity have an important role in the occurrence of being overweight
in a person. The prevalence of central obesity in Padang City is 33.7% while in
Nanggalo District the prevalence of central obesity in adult women is 55.7%. This
study aims to determine the relationship of macro nutrient intake and physical
activity to the incidence of central obesity in adult women in RW 5 Surau Gadang
Village, Nanggalo District, Padang City in 2020.

This research was conducted in February 2020 in RW 5, Surau Gadang


Village. With a cross sectional research design. The population of this study was
adult women in RW 5 Surau Gadang Village, with a sample of 38 people. Data
collection was carried out by measuring abdominal circumference and interviews
using the SQ-FFQ form and the Baecke questionnaire. Data analysis used the chi-
square test with a confidence level of 95%.

The results showed that 63.2% of adult women had central obesity, 42.1%
energy intake, 55.3% carbohydrates, 73.7% protein, 68.4% fat and 63.2% physical
activity. And there is a relationship between macro nutrient intake and physical
activity in the incidence of central obesity in adult women in RW 5 Surau Gadang
Village, namely, the incidence of central obesity (63.2%), energy intake (p =
0,000), carbohydrate intake (p = 0,000 ), protein intake ((p = 0.021), fat intake (p
= 0.003), physical activity (p = 0.001) and light energy over-activity (p = 0.001)
and normal energy moderate activity (p = 0,000)

The high incidence of central obesity in adult women in RW 5 Surau


Gadang Village is expected to the community, especially adult women, to pay
attention to diet and to do physical activities to prevent further complications such
as degenerative diseases.

Keywords : Central obesity, intake of macro nutrients


Bibliography : 32 (1982-2018)
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Fitriyyah Nur Azizah


NIM : 162210732
Tempat/Tanggal lahir : CIBINONG BOGOR/ 24 Maret 1998
Anak ke :1
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Jorong Tanjung Ampalu, Kel. LIMO KOTO, Kec.KOTO
VII, Kab. Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat
Nama Orang Tua
Ayah : Syafril Efendi
Pekerjaan : Petani
Ibu : Ariyesti Susilo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Tahun
TK Kuncup Kencana 2003-2004
SDN Cipayung 01 2004-2010
SMPN 2 Sijunjung 2010-2013
SMAN 1 Sijunjung 2013-2016
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika 2016-2020
Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan oleh peneliti.

Penyusunan skripsi ini merupakan suatu rangkaian dari proses

pendidikan secara menyeluruh dari Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan

Dietetika Jurusan Gizi Di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai

persyaratan dalam menyelesaikan program studi Sarjana Terapan Gizi dan

Dietetika Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Judul skripsi ini “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Aktivitas

Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa di RW 5,

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020”.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan yang ada sehingga penulis merasa masih belum sempurna, baik

dalam isi maupun penyajian. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran

yang membangun guna penyempurnaan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas

segala bimbingan dan pengarahan dari Bapak Andrafikar, SKM, M.Kes dan

Bapak Ir. Zulferi, M.Pd selaku pembimbing skripsi dan pihak lain sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapak kepada:

1. Bapak DR. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

i
2. Ibu Kasmiyetti DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

3. Ibu Irma Eva Yani, SKM, M.Si selaku Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang.

4. Bapak Edmon, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak/ibu Doseen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Padang.

6. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

7. Teman-teman seperjuangan yang ikut memberi masukan dan motivasi

dalam pembuatan Skripsi ini.

Padang, Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Perumusan Masalah ...............................................................................4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................5
1. Tujuan Umum...................................................................................5
2. Tujuan Khusus ..................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................7
E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................8


A. Gizi Wanita Dewasa ...............................................................................8
B. Pengertian Obesitas Sentral....................................................................9
C. Tipe Kegemukan Menurut Distribusi Lemak ........................................9
D. Penilaian Obesitas Sentral ....................................................................11
E. Penyebab Obesitas Sentral ...................................................................13
F. Dampak Obesitas Sentral .....................................................................21
G. Kerangka Teori.....................................................................................23
H. Kerangka Konsep .................................................................................23
I. Definisi Operasional.............................................................................24
J. Hipotesis ...............................................................................................26

BAB III. METODOLOGI ...................................................................................27


A. Desain Penelitian..................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................27
C. Populasi dan Sampel ............................................................................28
D. Jenis dan Pengumpulan Data ...............................................................29
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................34


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................34
B. Hasil ...................................................................................................35
1. Gambaran Umum Responden .......................................................35
2. Hasil Analisa Univariat .................................................................36
3. Hasil Analisa Bivariat ...................................................................39
C. Pembahasan .........................................................................................45

iii
BAB V. PENUTUP ...............................................................................................64
A. Kesimpulan..........................................................................................64
B. Saran ....................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................67


LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur di RW 05 Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020 ...........35

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di RW 05


Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 35

Tabel 3 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Lingkar Perut di RW 05


Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 36

Tabel 4 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Asupan Energi di RW


05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 36

Tabel 5 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Asupan Karbohidrat di


RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Tahun 2020 ........................................................................................... 37

Tabel 6 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Asupan Protein di RW


05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 38

Tabel 7 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Asupan Lemak di RW


05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 38

Tabel 8 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan Aktivitas Fisik di RW


05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun
2020 ...................................................................................................... 39

Tabel 9 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral pada


Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020 ..................................................... 39

Tabel 10 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada


Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................................... 40

Tabel 11 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral pada


Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................................... 41

Tabel 12 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada


Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................................... 42

v
Tabel 13 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada
Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................................... 43

Tabel 14 Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas
Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................ 44

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Format Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran B : Format FFQ

Lampiran C : Kuesioner Aktivitas Fisik

Lampiran D : Rincian Biaya

Lampiran E : Master Tabel

Lampiran F : Output Penelitian

Lampiran G : Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran H : Dokumentasi

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah berat badan masih menjadi masalah yang banyak terjadi

dan dikeluhkan oleh masyarakat. Entah itu kelebihan berat badan ataupun

kekurangan berat badan, kedua-duanya sama-sama meresahkan.(13)

Masalah kelebihan berat badan biasa dikenal dengan obesitas.

Obesitas didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak

yang serius dalam jaringan adiposa sedemikian sehingga mengganggu

kesehatan. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.(1) Secara garis besar, obesitas

merupakan dampak dari ketidakseimbangan energi asupan jauh melebihi

keluaran energi dalam jangka waktu tertentu.(2) Dr. Stephan von Haehling

dari Imperial College School of Medicine, London, melihat bahwa

obesitas saat ini menjadi ancaman kesehatan diseluruh dunia.(1)

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih

banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas terjadi karena banyak

faktor. Faktor utama adalah ketidakseimbangan asupan energi dengan

keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi makanan berlebihan,

sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme tubuh dan

aktivitas fisik rendah.(1)

Obesitas secara klinis dinyatakan dalam indeks masa tubuh (IMT)

≥ 30 kg/m2. Wanita dikatakan obes bila lemak tubuhnya lebih dari 27%

1
2

berat badan, sedangkan laki-laki disebut obes bila lemak tubuhnya

lebih dari 25% berat badannya. Selain menggunakan IMT dapat juga

digunakan ukuran komposisi lemak tubuh. Pengukuran lemak tubuh dapat

diukur menggunakan alat ukur skin fold calliper Aatau body fat analyzer.

Wanita dikatakan obes bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 25%

sedangkan laki-laki lebih dari 20%. Berdasarkan distribusi lemak tubuh ,

ada dua jenis penimbunan lemak, yaitu penimbunan lemak bagian bawah

tubuh disebut bentuk ginoid, dan di bagian perut disebut bentuk andriod

yang lebih dikenal dengan obesitas abdominal/obesitas sentral.(1)

Obesitas sentral atau yang lebih dikenal dengan perut buncit adalah

kondisi kelebihan lemak dibawah kulit dinding perut dan di rongga perut,

sehingga terlihat gemuk diperut dan bentuk tubuh menjadi seperti buah

apel (apple type).(3)

Menurut Ichsan (2012) dalam Tessa (2017) mengatakan bahwa

penderita obesitas sentral beresiko lebih tinggi untuk mengalami sindroma

metabolik yang merupakan faktor resiko penyakit degeneratif. Penyakit ini

menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Orang dengan

Obesitas Sentral untuk laki-laki dengan Lingkar Perut >90 cm dan

perempuan dengan lingkar perut >80 cm beresiko 1,47 kali terhadap

kejadian DM tipe 2 dibandingkan dengan orang normal.(4)

Prevalensi obesitas sentral pada dewasa ≥15 tahun di Indonesia

mengalami peningkatan sebesar 7,8% dari tahun 2007 sampai 2013. Pada

tahun 2007, diketahui prevalensi obesitas sentral di Indonesia adalah


3

18,8% sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,6%. Pada tahun

2018 terjadi peningkatan prevalensi sebesar 4,4% dari tahun 2013 sampai

2018. Pada tahun 2013 diketahui prevalensi obesitas sentral di Indonesia

sebesar 26,6% sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 31%.(5)

kelompok umur yang rentan mengalami obesitas sentral di Indonesia

terjadi pada kelompok umur 45-54 tahun.

Prevalensi obesitas sentral di Sumatera Barat mengalami

peningkatan tiap tahunnya. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun

2013 di sumatera barat menunjukkan prevalensi obesitas sentral yaitu 29%

(6) dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 33%.(5)

Sedangkan di kota Padang prevalensi obesitas sentral pada tahun 2007

sebesar 16,2% (7) dan meningkat sebesar 17.5% pada tahun 2013 menjadi

33,7%.(8) Berdasarkan jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami

obesitas sentral dibandingkan laki-laki yaitu 29,7% untuk perempuan dan

5% untuk laki-laki.(8)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fadila (2016) kepada

wanita dewasa di Kecamatan Naggalo Kota Padang didapatkan hasil

sebesar 55,7% wanita dewasa di Kecamatan Naggalo Kota Padang

mengalami obesitas sentral.(9)

Terdapat berbagai macam faktor yang menyebabkan terjadinya

obesitas sentral, antara lain asupan energi, asupan lemak, dan asupan

protein, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowen

(2015) di India yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan


4

energi, asupan lemak, dan asupan protein dengan obesitas sentral.(10)

penelitian yang dilakukan oleh Naomi (2012) menunjukkan bawa asupan

karbohidrat juga berhubungan dengan obesitas sentral, pada penelitian

tersebut diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral

memiliki asupan karbohidrat yang tinggi.(11) selain asupan, aktifitas fisik

yang kurang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas

sentral, seperti penelitian yang dilakukan oleh Sudikno (2015) mengatakan

bahwa adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

sentral, orang-orang dengan aktivitas fisik yang kurang cenderung

mengalami obesitas sental.(12)

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka

peneliti telah untuk melakukan penelitian. “ Hubungan Asupan Zat Gizi

Makro dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Data empiris menunjukkan adanya peningkatan prevalensi obesitas

sentral terutama pada wanita dewasa. Rumusan masalah “apakah ada

hubungan asupan zat gizi makro dan aktifitas fisik terhadap kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan

aktifitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral pada wanita

dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo

Kota Padang tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa yang

mengalami obesitas sentral di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020

b. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan

asupan energi di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan

asupan karbohidrat di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan

asupan protein di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

e. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan

asupan lemak di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang tahun 2020.


6

f. Diketahuinya distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan

aktifitas fisik di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

g. Diketahuinya hubungan asupan energi dengan kejadian

obesitas senral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

h. Diketahuinya hubungan asupan karbohidrat dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

i. Diketahuinya hubungan asupan protein dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

j. Diketahuinya hubungan asupan lemak dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

k. Diketahuinya hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.

l. Diketahuinya hubungan aktifitas fisik dan asupan energi

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita di RW 5,

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang

tahun 2020.
7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Salah satu sumber informasi ilmiah tentang kejadian obesitas

sentral sehingga masyarakat dapat mengetahui lebih lanjut tentang

penyebab dam akibat dari obesitas sentral.

2. Bagi Penulis

Memberi kesempatan pada penulis untuk meningkatkan

keterampilan dalam menganalisis masalah yang terjadi di masyarakat

khususnya masalah yang terkait dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita dewasa di Kota Padang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang hubungan asupan zat gizi makro

dan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di

RW 5, Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun

2020. Adapun variabel yang diteliti adalah asupan zat gizi makro dan

aktifitas fisik (variabel independent) yang akan mempengaruhi variabel

dependen yaitu kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa. Populasinya

adalah semua wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang.

Data yang dikumpulkan menggunakan metode SQ-FFQ dan

kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan desain penelitian cross-ectional

study. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Wanita Dewasa

Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan

indivisu setelah masa remaja, masa peralihan dari masa remaja.(14)

Tahapan dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa awal dimulai sejak

seorang berusia 21 atau 22 tahun sampai dengan 35 tahun, dewsa

menengah dimulai dari usia 36 tahun sampai dengan 45 tahun, dan tahap

dewasa akhir dimulai dari usia 46 sampai dengan 60 tahun.(15)

Peranan gizi pada usia dewasa terutama untuk mencegah penyakit

dan dan meningkatkan kesehatan. Makan merupakan salah satu

kesenangan dalam hidup. Memilih makanan secara bijak selama usia

dewasa, dapat menunjang kemampuan seseorang dalam menjaga

kesehatan fisik, emosional, mental, dan mencegah penyakit. Tujuan utama

kesehatan gizi pada masa dewasa adalah untuk meningkatkan taraf

kesehatan secara menyeluruh, mencegah penyakit, dan memperlambat

proses penuaan.

Pada masa dewasa rentan terserang masalah gizi seperti penyakit

dengeneratif, contohnya penyakit hipertensi, jantung dan pembuluh darah,

kanker, diabetes militus, dislipidemia, serta penyakit lainnya berkaitan erat

dengan gaya hidup dan proses penuaan. Salah satu kunci untuk

memaksimalkan kesehatan seumur hidup agar terhindar dari penyakit

8
9

adalah dengan menciptakan keseimbangan antara status fisik, mental,

psikoogis, dan sosial.(14)

B. Pengertian Obesitas sentral

Obesitas sentral merupakan kondisi kelebihan lemak di bawah kulit

dinding perut dan di rongga perut, sehingga terlihat gemuk di perut dan

bentuk tubuh menjadi seperti buah apel (apple type).(3)

Obesitas sentral adalah timbunan lemak di dalam rongga perut

yang meliputi dinding luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di

bawah kulit perut. Lemak rongga perut ini, selain jumlahnya paling tebal,

juga terjadi paling awal dalam proses kegemukan.(13)

C. Tipe Kegemukan Menurut Distribusi Lemak

Masalah kesehatan yang diperburuk oleh kelebihan lemak juga

tergantung dari distribusi lemak yang tersebar dalam tubuh. Berdasarkan

distribusi lemak dalam tubuh, dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe,

yaitu:

1. Tipe android (tipe buah apel)

Tipe ini ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan di

bagian tubuh sebelah atas, yaitu disekitar dada, pundak, leher, dan

muka. Akibatnya tubuh bagian atas terkesan lebih besar dibandingkan

dengan tubuh bagian bawah sehingga bentuk badannya menyerupai

buah apel. Tipe ini banyak terjadi pada pria dan wamita yang sudah

mengalami menopause.(16)
10

Tipe ini dapat terjadi karena adanya perubahan gaya hidup,

seperti tingginya konsumsi minuman beralkohol, kebiasaan merokok,

tingginya konsumsi makanan berlemak, rendahnya konsumsi sayuran

dan buah, serta rendahnya aktivitas fisik.

Lemak jenuh yang sel-sel besar banyak menumpuk pada tipe

ini, keadaan ini sejalan dengan penelitian Vague, peneliti asal Prancis

yang mengemukakan bahwa tipe ini potensial berisiko lebih tinggi

terhadap serangan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme

lemak dan glukosa seperti penyakit diabetes militus, penyakit jantung

koroner, stroke, pendarahan otak, dan hipertensi. Selain itu,

kemungkinan untuk terkena kanker payudara 6 kali lebih besar

dibandingkan dengan orang memiliki berat badan normal. Namun

penderita kegemukan tipe ini masih memiliki segi yang

menguntungkan, yaitu lebih mudah menurunkanberat badan

dibandingkan tipe ginoid. Proses penurunan tersebut dapat dilihat nyata

bila diikuti dengan olahraga dan diet yang tepat.(3)

2. Tipe ginoid (tipe buah pir)

Tipe ini ditandai dengan penimbunan lemak bagian tubuh

sebelah bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha dan pantat. Tipe ini

banyak terjadi pada wanita. Lemak penyebab kegemukan ini terdiri atas

lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil. Lemak dikatakan tidak jenuh

bila rantai karbon penyusun lemak tersebut mempunyai ikatan rangkap.


11

Dari segi kesehatan tipe ini lebih aman bila dibandingkan

dengan tipe android karena risiko kemungkinan terkena penyakit

degeneratif lebih kecil. Namun, lebih sukar menurunkanmenurunkan

kelebihan berat badan karena lemak-lemak tersebut sukar mengalami

proses metabolisme.(16)

D. Penilaian Obesitas Sentral

Pada umumnya penilaian status menggunakan IMT (Indeks Massa

Tubuh). IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang

dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan.(17) namun, IMT ini tidak bisa digunakan dalam mengukur status

obesitas sentral seseorang. Hal tersebut dikarenakan IMT tidak dapat

menilai distribusi timbunan lemak tubuh sehingga kurang sensitif dalam

menentukan obesitas sentral.

Penilaian obesitas sentral dapat dilakukan dengan mengukur

lingkar pinggang atau rasio lingkar pinggang-panggul. Menurut WHO

pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur titik tengah

antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir,

sedangkan lingkar pinggul diukur pada lingkaran pinggul terbesar.

Pengukuran rasio lingkar pinggang-pinggul dihitung dengan membagi

ukuran lingkar pinggang dengan lingkar pinggul.

Laki-laki dikatakan mengalami obesitas sentral apabila memiliki

lingkar pinggang (LP) > 90 cm dan wanita LP > 80 cm. Selain itu rasio
12

lingkar pinggang-panggul (RLPP) yang beresiko yaitu > 0,85 untuk

perempuan dan >0,90 untuk laki-laki.(18)

Pengukuran obesitas sentral yang paling sederhana dan sering

digunakan untuk skrining adalah pemeriksaan antropometri lingkar perut

(LPe). Penilaian obesitas sentral dengan cara antropometri ini, secara

klinis dianggap cukup praktis dan valid.(24)

Lingkar perut juga merupakan indikator dari masalah kegemukan,

terutama kegemukan sentral atau dikenal dengan istilah obesitas sentral.

Dengan mengukur lingkar perut, dapat diketahui apakah ada penumpukan

lemak visceral atau disebut dengan visceral fat, yaitu lemak yang terdapat

di dalam rongga perut yang menempel pada organ-organ vital di dalam

rongga perut tersebut.

Cara pengukurannya adalah dengan berpuasa pada malam hari

sebelum pemeriksaan. Pada hari pemeriksaan sebaiknya mengenakan

pakaian yang ringan. Pengukuran dilakukan dalam posisi berdiri tegak

dengan kedua tangan di samping dan kaki rapat. Tentukan daerah krista

iliaka, yaitu tulang panggul paling atas, selanjutnya tentukan daerah tepi

tulang iga di bawah payudara. Lalu ambil bagian tengah dan beri tanda.

Selanjutnya lingkari pita pengukur dengan tatap bernapas seperti

biasa.(25)

Berdasarkan kriteria National Cholesterol Education Program

criteria modified for Asians mengatakan bahwa seseorang dikatakan


13

mempunyai obesitas sentral bila lingkar perut ≥90 cm pada laki-laki dan

≥80 cm pada wanita. (26)

E. Penyebab Obesitas Sentral

Obesitas dan overweight dapat terjadi karena banyak faktor,

diantaranya faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, asupan gizi

berlebih, kurang gerak atau olahraga, emosi, faktor lingkungan serta alat

kontrasepsi dan hormon.

1. Faktor genetik

Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya ke

generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Hal ini dimungkinkan

terjadi karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil, unsur lemak

yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal secara otomatis akan

diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.(19)

2. Disfungsi salah satu bagian otak

Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletakpada

suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Dua bagian hipotalamus

yang mempengaruhi penyerapan makanan adalah bagian yang

menggerakkan nafsu makan (pusat makan) dan bagian yang bertugas

menghambat nafsu makan (pusat kenyang).

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa bila bagian yang

menggerakkan nafsu makan rusak/hancur, makan orang teresbut akan

menolak makan atau minum. Sedangkan, bila kerusakan terjadi pada


14

bagian yang bertugas menghambat nafsu makan, maka orang tersebut

akan menjadi rakus makan dan menimbulkan obesitas.(19)

3. Asupan nutrisi

a. Asupan energi

Orang yang memiliki berat badan berlebih dan sudah masuk

kedalam kategori obesitas biasanya lebih responsif terhadap isyarat

makan dibandingkan orang dengan berat badan normal, seperti rasa,

bau makanan atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk,

cenderung makan bila ia merasa ingin makan, buka makan pada saat

ia lapar. Pola makan berlebih inilah yan menyebabkan mereka sulit

untuk keluar dari obesitas.(19)

b. Asupan karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan

sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi

bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Sebagian

karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai

glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai glikogen

dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian di ubah menjadi lemak

untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan

lemak. Karbohidrat terbagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri

dari empat jenis, yaitu monosakarida, disakarida, gula alkohol dan

oligokasarida.(20)
15

Asupan karbohidrat yang memiliki risiko lebihtinggi

terhadap obesitas sentral terdapat pada karbohidrat sederhana. Salah

satu karbohidrat sederhana yaitu gula sukrosa yang memiliki risiko

4,2 kali lebih tinggi mengalami obesitas sentral apabila dikonsumsi

>50 g/hari. Pada penelitian Naomi (2012) menunjukkan bahwa ada

hubungan antara asupan karbohidrat dengan obesitas sentral, dimana

seseorang yang mengkonsumsi kerbohidrat memiliki risiko 2,69 kali

mengalami obesitas sentral.(18)

c. Asupan protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan

bagian terbesar tubuh sesudah air. Fungsi utama protein adalah untuk

membangun dan memelihara sel-sel serta jaringan tubuh. Angka

kecukupan protein yang dibutuhkan untuk wanita usia 30-49 tahun

dan 50-64 tahun sebesar 50 g/hari. Bahan makanan hewani

merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,

seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein

nabati diantaranya kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe

dan tahu serta kacang-kacangan lain.(20)

Penelitian Naomi (2012) menyatakan bahwa ada hubungan

antara asupan protein dengan obesitas sentral (p<0,05). Asupan

protein yang tinggi memiliki resiko 13,2 kali lebih besar mengalami

obesitas sentral.(11) Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan

bahwa mengkonsumsi protein diatas kebuthna seharusnya akan


16

diubah menjadi lemak. Protein akan mengalami deaminase. Nitrogen

dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah

menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh untuk proses

glukoneogenesis yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa

darah.(18)

d. Asupan lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat,

yang menghasilkan 9 kkal untuk setiap gramnya, yaitu 2½ kali lebih

besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam

jumlah yang sama.(18) lemak merupakan cadangan energi terbesar

dalam tubuh.(21) sebagai simpanan lemak, simpanan ini berasal dari

konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energi:

karbohidrat, lemak dan protein.(18)

Penelitian Naomi (2012) menyatakan bahwa ada hubungan

antara asupan lemak dengan obesitas sentral, dimana asupan lemak

yang tinggi melebihi kebutuhan memiliki risiko 8,42 kali lebih besar

mengalami obesitas sentral.(11) Berdasarkan hasil penelitian

(Burhan,dkk) didapatkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak

merupakan faktor risiko obesitas senral. Besarnya risiko terjadinya

obesitas sentral pada responden dengan asupan lemak yang tinggi

(>110% AKG/hari) adalah 9,3 kali lebih besar dibandingkna dengan

responden dengan asupan lemak yang cukup dan rendah.(21)


17

Lemak tubuh pada umumnya disimpan pada jaringan bawah

kulit (subkutan)sebesar 50%, di sekeliling organ dalam rongga perut

sebesar 45% dan di dalam jaringan intramuskuler sebesar 5%. (18)

angka kecukupan lemak yang dianjurkan untuk wanita dewasa usia

30-50 tahun di Indonesia adalah 60 g/hari. Sumber utama lemak

adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit,

kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega,

margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber

lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam

gemuk, krim susu, keju dan kuning telur, serta makanan yang

dimasak dengan lemak atau minyak.(18)

4. Pengaruh emosional

Obesitas sentral berhubungan dengan kondisi mental emosional

seseorangpada penelitian sugianti dkk (2009), diketahui prevalensi

obesitas senral lebih besar pada sampel yang kondisi emosionalnya

terganggu. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sampel

dengan kondisi emosional terganggu beresiko 1,135 kali lebih besar

mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan sampel yang tidak

memiliki gangguan mental.(18)

Menurut Idaiani dkk dalam Dian Rahmawati (2015)

mengatakan bahwa gangguan mental emosional merupakan suatu

keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan

emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologi.


18

Tchernof dan Despres (2013) dalam Dian Rahmawati (2015)

menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami stres dapat

meningkatkan kadar kortisol dan mengaktifkan saraf simpatik.

Peningkatan kortisol ini nantinya dapat mempengaruhi kerja otak.

Seseorang yang mengalami stes akan mengirimkan stimulus

rangsangan ke otak dan kemudian otak mengirimkan sinyak ke tubuh

untuk meningkatkan nafsu makan. Kombinasi antara peningkatan

kortisol dengan asupan makanan inilah yang nantinya dapat

mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang.(18)

5. Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang

untuk menjadi gemuk. Jika seseorang tinggal, hidup dan dibesrkan

dalam lingkungan yang mengganggap gemuk sebagai simbol

kemakmuran dan keindahan, maka orang tersebut akan cenderung

tumbuh menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi

oleh faktor eksternal, maka orang gemuk atau obesitas tadi tidak akan

mengalami malash psikologis sehubungan dengan kegemukan.(13)

6. Kurang aktivitas fisik

Aktivitas fisik ialah setiap pergerakan tubuh yang ditimbulkan

oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi.

Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang melibatkan otot

rangka yang menghasilkan pengeluaran energi. Energi yang dihasilkan

dinyatakan dalam kilokalori (kkal).


19

Metode pengukuran aktivitas fisik menurut Baecke

menggunakan indeks aktivitas fisik. Indeks aktivitas fisik merupakan

aktivitas sehari-hari yang meliputi indeks kegiatan waktu pekerjaan,

indeks kegiatan berolahraga dan indeks kegiatan waktu luang yang

diukur dengan skor yang telah ditentukan.

Neterlands Nutrition Council mengelompokkan aktivitas kerja

menjadi tiga kelompok:

a. Aktivitas rendah, meliputi aktivitas menulis, mengemudi, penjaga

toko, mengajar, belajar, ibu rumah tangga, praktisi kesehatan, dan

pekerjaan yang memerlukan pendidikan universitas.

b. Aktivitas sedang, meliputi kerja pabrik, pemasangan pipa,

pertukangan kayu dan pertanian.

c. Aktivitas berat, meliputi pekerjaan dermaga, pekerja konstruksi dan

olahraga professional.

Indeks Kerja = (6-(point untuk duduk)+SUM (point untuk 7

parameter lainnya)/8. Indeks olahraga =(SUM (nilai untuk 4

parameter)/4. Indeks untuk waktu senggang dinilai dari 4 pertanyaan,

indeks waktu senggang = ((6-(nilai untuk menonton televisi)+ SUM

(nilai untuk 3 hal lain))/4.

Indeks aktivitas fisik = indeks pekerjaan + indeks olahraga +

indeks waktu luang. Untuk hasil ukur dikategorikan : aktif, jika

aktivitasnya sedang 7,5 dan kurang aktif jika aktivitasnya < 7,5.(23)
20

Aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat mendorong

penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan tanpa

adanya penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena olahraga dapat

meningkatkan massa jaringan bebas lemak. Ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada orang dewasa, dimana

dihasilkan nilai p<0,05 dan orang yang memiliki aktivitas fisik kurang

berisiko obesitas sentral sebesar 1,2 kali atau OR=1,202.(22) menurut

Pujiati tahun 2010 dalam Dian Rahmawati. Sedangkan menurut

Sugianti dkk (2009) dalam Dian Rahmawati mengaakan bahwa ada

hubungan negatif antara aktivitas fisik berat dengan obesitas sentral,

dimana orang yang tidak memiliki aktivitas fisik berat, mengalami

obesitas sentral sebesar 26,4% dan orang yang melakukan aktivitas

fisik berat mengalami obesitas sentral sebesar 18%.(18)

Berdasarkan hasil penelitian Sudikno dkk (2015) menunjukkan

adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

sentral. Sebaliknya menurut Joh HK, dkk (2013) dalam Sudikno dkk

(2015) menyatakan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan

kejadian obesitas.(12)

7. Alat kontrasepsi dan Hormon

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012, metode KB yang paling banyak dipilih adalah

suntik hormonal yaitu sebesar (46,84%). Jenis suntikan yang paling

sering digunakan adalah Depo-Medroxyprogesteron Acetate (DMPA),

atau lebih dikenal dengan Depo Progestin.(27)


21

Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping yang

sering dikeluhkan para akseptor KB suntik DMPA atau Depo

Progestin. Gejala dan keluhan yang dialami yaitu berat badan yang

bertambah, kenaikan berat badan bertambah rata-rata 3 kg tiap

tahun.(28) Wanita pengguna Depo Progestin lebih beresiko terjadi

peningkatan berat badan, yang diakibatkan oleh akumulasi lemak

terutama lemak viseral. Hal tersebut disebabkan karena tubuh

mengalami penurunan kadar estrogen.(27)

Kondisi tubuh dengan kadar estrogen rendah, dapat memicu

terjadinya obesitas. Peningkatan jumlah lemak viseral pada obesitas

akibat efek samping Depo Progestin, terpengaruh oleh perubahan

hormon leptin yang berfungsi dalam pengaturan nafsu makan.(27)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winarsih dan Neni

(2012) di Karanganyer Ngawi dari 87 responden sebanyak 81

responden (93%) yang mengalami peningkatan berat badan setelah

menggunakan Depo Progestin dan 6 responden (7%) mengalami

penurunan berat badan.(28)

F. Dampak Obesitas Sentral

Obesitas dapat menyebabkan beberapa gangguan seperti restistensi

insulin dan diabetes tipe 2, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, kanker,

hipertensi, sleep apnea, dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik yaitu

kelainan yang terkait dengan obesitas atau obesitas sentral dalam waktu

yang bersamaan.(22)
22

Obesitas sentral menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner

karena menyebabkan kerentanan seeseorang terhadap diabetes melitus

sekaligus hipertensi, pembengkakan jantung dan dislipidemia. Para ahli

menyebutkan kumpulan tanda ini sebagai simdrom metabolik dan menjadi

topi masa kini dalam penanggulangan penyakit jantung koroner.(13)


23

G. Kerangka Teori

Penumpukan lemak Obesitas Sentral


rongga perut
Alat
Asupan zat gizi Kontrasepsi
Ketidakseimbangan makro (asupan energi, dan hormon
energi karbohidrat, protein
dan lemak)
Emosi

Lingkungan
Kurang Faktor
gerak/olahraga genetik
Disfungsi
bagian otak

Sumber: Tchernof A, Despres J. Pathophisiology of Human Visceral Obesity


2013:359-404.

H. Kerangka Konsep

Asupan Energi

Asupan Karbohidrat

Obesitas Sentral
Asupan Protein Wanita Dewasa

Asupan Lemak

Aktivitas Fisik
24

I. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Obesitas sentral Obesitas sentral adalah Pita ukur/ Pengukuran Nilai pengukuran lingkar Ordinal
timbunan lemak di dalam meteran lingkar perut perut dikategorikan:
rongga perut yang meliputi kain a. Obesitas sentral
dinding luar usus dan bukan (>80 cm)
berupa timbunan lemak di b. Normal(≤80 cm)
bawah kulit perut.
2 Asupan energi Asupan energi adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
jumlah asupan energi dalam a. Normal (< 100%
g/hr yang dikonsumsi oleh AKG)
responden b. Lebih (>100%
AKG)
(Supriasa, dkk 2002)
3 Asupan Asupan karbohidrat adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
karbohidrat jumlah asupan karbohidrat a. Normal (< 100%
dalam g/hr yang AKG)
dikonsumsi oleh responden b. Lebih (>100%
AKG)
(Supriasa, dkk 2002)

4 Asupan protein Asupan protein adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
jumlah asupan protein a. Normal (< 100%
dalam g/hr yang AKG)
dikonsumsi oleh responden b. Lebih (>100%
AKG)
25

(Supriasa, dkk 2002)


5 Asupan lemak Asupan lemak adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
jumlah asupan lemak dalam a. Normal (< 100%
g/hr yang dikonsumsi oleh AKG)
responden b. Lebih (>100%
AKG)
(Supriasa, dkk 2002)
6 Aktivitas fisik Indeks aktivitas fisik Wawancara Kuesioner Dikategorikan dengan: Ordinal
responden sewaktu Beacke a. Ringan , jika Total
melakukan pekerjaan, Physical Indeks < 7,5
olahraga, dan waktu luang Activity Scale b. Sedang , jika Total
Indeks > 7,5
(Backe et al, 1982)
26

J. Hipotesis

1. Ada hubungan antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

2. Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

3. Ada hubungan antara asupan protein dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

4. Ada hubungan antara asupan lemak dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

5. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

6. Ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan energi dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yaitu suatu

rancangan penelitian yang digunakan untuk mengukur kuatnya hubungan

antara faktor resiko dengan penyakit. Rancangan cross sectional ini

merupakan rancangan peenelitian yang pengukuran dan pengamatannya

dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) dimana faktor

resiko dan penyakit diamati pada waktu yang bersamaan, yaitu hubungan

asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2019 sampai dengan

bulan Mei 2020. Penelitian dilakukan di RW 5, Kelurahan Surau Gadang,

Kecamatan Naggalo, Kota Padang. Lokasi ini dipilih secara purposive

karena berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa prevalensi

obesitas sentral di Kecamatan Nanggalo sebesar 55,7% selain itu lokasi

Kelurahan Surau Gadang dipilih karena berdasarkan data dari hasil

laporan tahunan Kecamatan Nanggalo Dalam Angka tahun 2018 populasi

wanita dewasa usia 30-50 tahun terbanyak terdapat pada wilayah tersebut,

selain itu lokasi berada di ruang lingkup binaan Poltekkes Kemenkes

Padang

27
28

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa

dengan usia 30-50 tahun di RW 5, Kelurahan Surau Gadang,

Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, dengan jumlah 65 orang

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel dari penelitian

ini adalah wanita dewasa usia 30-50 tahun yang menderita obesitas

sentral. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan

rumus estimasi populasi sebagai berikut:

(Z1−a/2)2 × P (1−P)N
n=
d2 (N−1)+ (Z1−a/2)2 × P(1−P)

Keterangan :

n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi (65)
d = presisi / derajat akurasi yang diinginkan (10%)
Z1-α/2 = nilai kurva normal pada CI (Confidence interval ) 95% = 1,96
P = Prevalensi wanita dewasa yang menderita obesitas sentral di
Kota Padang (0,337)

Besar sampel dalam penelitian ini adalah 37,4, jadi besar

sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang.

Pengambilan sampel diambil secra random menggunakan

teknik simple random sampling, dimana dalam teknik pengambilan

sampel ini subjek memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai
29

subjek dalam penelitian. Subjek dipilih menggunakan cara

seperti undian. Sampel yang diambil dilakukan skrinning terlebih

dahulu, kemudian didatangi secra door to door kerumah masing-

masing ibu. kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1) Wanita dewasa yang berada di wilayah penelitian

2) Bersedia menjadi responden

3) Sampel bertempat tinggal dan menetap di wilayah

penelitian

4) Responden dalam keadaan sehat, tidak sakit atau stress

5) Responden kooperatif

b. Kriteria eksklusi

1) Sampel tidak dalam keadaan hamil

2) Tiga kali berturut-turut tidak ada ditempat

D. Jenis dan cara pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan

sumbernya ada dua, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti dan dibantu oleh 2 enumerator mahasiswa jurusan gizi

Poltekkes Kemenkes Padang pada objek penelitian di Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo.


30

a. Data lingkar perut didapat dengan mengukur menggunakan pita

ukur.

b. Data asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik didapat dengan

melalui proses wawancara dengan menggunakan form SQ-FFQ dan

kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari data laporan Riskesdas tahun 2013, Riskesdas tahun 2018, data

laporan Hasil Riskesdas Dalam Angka Provinsi Sumatera Barat tahun

2007 dan tahun 2013, laporan tahunan Kecamatan Nanggalo Dalam

Angka tahun 2018.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul selanjutkan diolah secara manual

pada proses editing, coding, dan entry dilanjutkan dengan cara

komputerisasi menggunakan aplikasi komputer. Adapun tahap-tahap

dalam pengolahan data, yaitu:

a. Pemeriksaan data (Editing)

Editing merupakan kegiatan pengecekan instrumen

sebelum diwawancara dan setelah diwawancara. Data yang telah

didapatkan dari hasil wawancara dari tempat penelitian, dilakukan

pengecekan dan perbaikan isian kuesioner untuk melengkapi data

yang masih kurang ataupun memeriksa kesalahan untuk


31

diperbaiki dari masing-masing pertanyaan yang nantinya akan

berguna pada saat mengolah data

b. Mengkode data (Coding)

Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan

pengkodean, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data dan memberi

kode untuk masing-masing responden yang ada pada hasil form

SQ-FFQ dan kuesioner. Untuk mempermudah dan mempercepat

pemasukan data dan analisis, maka dilakukan pemberian skor

pada setiap jawaban dari setiap variabel, yaitu:

1) Pengukuran lingkar perut (LP)

Hasil ukur dari pengukuran lingkar perut.

Kode 0 = obesitas sentral (> 80 cm)

Kode 1 = normal (≤ 80 cm)

2) Asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak dan

karbohidrat)

Asupan zat gizi makro diukur menggunakan from

SQ-FFQ. Setelah didapatkan hasil maka akan dikelompokkan

menjadi 2 dan diberi kode, yaitu:

Kode 0 = normal (< 100% AKG)

Kode 1 = lebih (> 100% AKG)


32

3) Altivitas fisik

Aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner Backe

Physical Activity, setelah didapatkan hasil maka akan

dikelompokkan menjadi 2 dan diberi kode, yaitu:

Kode 0 = ringan (Total Indeks < 7,5)

Kode 1 = sedang (Total Indeks > 7,5)

c. Memasukkan data (entry)

Data yang telah dikumpulkan dari kuesioner dan telah

diberi kode dimasukkan ke dalam master Tabel dengan

memasukkan kode jawaban ke dalam program data menggunakan

aplikasi komputer.

d. Membersihkan data (cleaning)

Data yang telah dimasukkan ke dalam master Tabel

dilakukan pengecekan kembali untuk melihat ada atau tidak

kesalahan. Kesalahan dapat terjadi pada saat memasukkan data ke

master Tabel dengan mempertimbangkan kesesuaian jawaban

dengan maksud kuesioner, kelogisan dan melihat distribusi frekuensi

dan variabel.

2. Analisis data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara analitik dengan

sistem komputer menggunakan aplikasi komputer dan dianalisis secara

univariat dan bivariat yang disajikan dalam bentuk Tabel.


33

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi

frekuensi baik varabel dependen (kejadian obesitas sentral)

ataupun variabel independen (asupan energi, protein, lemak,

karbohidrat dan aktivitas fisik) yang disajikan dengan

menggunakan Tabel distribusi frekuensi.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel dependen (kejadian obesitas sentral)

dengan variabel independen (asupan energi, protein, lemak,

karbohidrat dan aktivitas fisik).

Uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji chi-

square. Uji ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variable dependen kejadian obesitas sentral) dengan variabel

independen (asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan

aktivitas fisik), dalam hal ini variabel independen dikatakan

memiliki hubungan dengan variabel dependen bila didapatkan nilai

P value < 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan bila P value >

0,05 dimana data yang dihasilkan disajikan dalam Tabel silang

2x2. Dalam uji chi-square ini nilai expected tidak boleh kurang

dari 5 (maksimal 20% expected frequencies < 5). Bila nilai

expected kurang dari 20% maka yang dibaca adalah hasil uji

fisher’s excat test.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Nanggalo merupakan salah satu kecamatan yang

terletak di Kota Padang dengan luas daerah sebesar 8,07 Km 2. Jumlah

penduduk di Kecamatan Nanggalo pada tahun 2017 sebesar 61.110 jiwa.

Secara geografis Kecamatan Nanggalo terletak diantara 0°58”

Lintang Selatan dan 100° Bujur Timur, dengan tinggi daerah 3-8 meter

dpl, memiliki curah hujan sebesar 384,88 mm/bln dengan temperatur

23°C-31,7°C yang berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah pada

sebelah Utara, Kecamatan Padang Utara sebelah Selatan, Kecamatan

Kuranji sebelah Timur, dan Kecamatan Padang Utara sebelah Barat.

Kecamatan Nanggalo memiliki 6 kelurahan yaitu, Surau Gadang,

Kurao Pagang, Gurun Laweh, Tabiang Bandar Gadang, Kampung Olo dan

Kampung Lapai. Kecamatan Nanggalo memiiki 2 unit Puskesmas, yang

terbagi dalam dua wilayah yaitu, Puskesmas Lapai dan Puskesmas

Nanggalo.

RW 05 terletak di Perumnas Siteba Kecamatan Nanggalo,

Kelurahan Surau Gadang, yang termasuk kedalam wilayah kerja

Puskesmas Nanggalo. RW 05 terdiri dari 5 RT yang masing-masing RT

dipimpin oleh ketua RT.

34
35

B. Hasil

1. Gambaran Umum Responden

a. Umur

Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur di


RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota
Padang Tahun 2020
Umur n %
30-35 tahun 12 31,6
36-45 tahun 18 47,4
46-50 tahun 8 21,1
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 1, bahwa dari 38 orang responden yang diteliti paling

banyak berumur antara 36-45 tahun dengan presentase 47,4% dan

paling sedikit berumur 46-50 tahun.

b. Pekerjaan

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan


di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo
Kota Padang Tahun 2020
Pekerjaan n %
IRT 24 63,2
Guru 3 7,9
PNS 8 21,1
Wiraswasta 1 2,6
Non PNS 1 2,6
Honorer 1 2,6
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 2, bahwa dari 38 orang responden yang diteliti lebih

dari separuh merupakan ibu rumah tangga dengan presentase

63,2% dan paling sedikit sebagai Wiraswasta, Non PNS dan

Honorer dengan presentase 2,6%.


36

2. Hasil Analisa Univariat

a. Status Gizi berdasarkan Lingkar Perut

Distribusi frekuensi status gizi berdasarkan lingkar perut pada


wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Lingkar Perut di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Lingkar Perut N %
Obesitas sentral (> 80 cm) 24 63,2
Normal (< 80 cm) 14 36,8
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 3, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, 63,2% wanita dewasa mengalami obesitas sentral dan

sisanya termasuk kedalam kategori normal.

b. Asupan Energi

Distribusi frekuensi asupan energi pada wanita dewasa dapat


dilihat pada Tabel 4

Tabel 4 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Asupan Energi di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Asupan Energi N %
Normal (< 100% AKG) 22 57,9
Lebih (> 100 % AKG) 16 42,1
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 4, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, sebanyak 42,1% yang memiliki asupan energi berlebih dan


37

sisanya memiliki asupan normal. Asupan energi terbesar yaitu

3187,8 kkal dan terrendah yaitu 902,7 kkal.

c. Asupan Karbohidrat

Distribusi frekuensi asupan karbohidrat pada wanita dewasa dapat


dilihat pada Tabel 5

Tabel 5 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Asupan Karbohidrat di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Asupan Karbohidrat n %
Normal (< 100% AKG) 17 44,7
Lebih (> 100% AKG) 21 55,3
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 5, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, sebanyak 55,3% yang memiliki asupan karbohidrat

berlebih dan sisanya memiliki asupan normal. Asupan karbohidrat

terbesar yaitu 447,9 gr dan terrendah yaitu 123,5 gr.

d. Asupan Protein

Distribusi frekuensi asupan protein pada wanita dewasa dapat


dilihat pada Tabel 6

Tabel 6 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Asupan Protein di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Asupan Protein n %
Normal (< 100% AKG) 10 26,3
Lebih (> 100% AKG) 28 73,7
Total 38 100
38

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 6, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, sebanyak 73,7% yang memiliki asupan Protein berlebih

dan sisanya memiliki asupan normal. Asupan Protein terbesar yaitu

132 gr dan terrendah yaitu 33 gr.

e. Asupan Lemak

Distribusi frekuensi asupan lemak pada wanita dewasa dapat


dilihat pada Tabel 7

Tabel 7 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Asupan Lemak di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Asupan Lemak n %
Normal (< 100% AKG) 12 31,6
Lebih (< 100% AKG) 26 68,4
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 7, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, sebanyak 68,4% yang memiliki Asupan Lemak berlebih

dan sisanya memiliki asupan normal. Asupan Lemak terbesar yaitu

115,9 gr dan terrendah yaitu 27,9 gr.

f. Aktivitas Fisik

Distribusi frekuensi aktivitas fisik pada wanita dewasa dapat


dilihat pada Tabel 8
39

Tabel 8 Distribusi frekuensi wanita dewasa berdasarkan


Aktivitas Fisik di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Aktivitas Fisik n %
Ringan (< 7,5) 24 63,2
Sedang (> 7,5) 14 36,8
Total 38 100

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat

pada Tabel 8, bahwa dari 38 orang responden wanita dewasa yang

diteliti, sebanyak 63,2% yang memiliki aktivitas fisik ringan dan

sisanya memiliki aktivitas fisik sedang.

3. Hasil Analisa Bivariat

a. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral

Hubungan asupan energi dengan kejadian obesitas sentral pada


wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas


Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Kejadian Obesitas
Asupan Sentral Total
P value
Energi Ya Tidak
n % n % n %
Lebih 16 100 0 0 16 100
Normal 8 36,4 14 63,6 22 100 0,000
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas sentral

banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan energi yang

berlebih yaitu sebanyak 16 orang (100%) dibandingkan dengan wanita

dewasa yang memiliki asupan energi normal sebanyak 8 orang


40

(36,4%). Berdasarkan uji statistik chi-square yang telah dilakukan,

diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05), hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan

energi dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun

2020.

b. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas


Sentral

Hubungan asupan karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral


pada wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian


Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Kejadian Obesitas
Asupan Sentral Total
P value
Karbohidrat Ya Tidak
n % n % n %
Lebih 20 95,2 1 4,8 21 100
Normal 4 23,6 13 76,4 17 100 0,000
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan karbohidrat

yang berlebih yaitu sebanyak 20 orang (95,2%) dibandingkan dengan

wanita dewasa yang memiliki asupan energi normal sebanyak 4 orang

(23,6%). Berdasarkan uji statistik chi-square yang telah dilakukan,

diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05), hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan

karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di


41

RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang

Tahun 2020.

c. Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral

Hubungan asupan protein dengan kejadian obesitas sentral pada


wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 11

Tabel 11 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas


Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Kejadian Obesitas
Asupan Sentral Total
P value
Protein Ya Tidak
n % n % n %
Lebih 21 75 7 25 28 100
Normal 3 30 7 70 10 100 0,021
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan protein yang

berlebih yaitu sebanyak 21 orang (75%) dibandingkan dengan wanita

dewasa yang memiliki asupan energi normal sebanyak 3 orang (30%).

Berdasarkan uji statistik chi-square yang telah dilakukan, diperoleh

nilai p value sebesar 0,021 (< 0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020.

d. Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Hubungan asupan Lemak dengan kejadian obesitas sentral pada


wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 12
42

Tabel 12 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas


Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Kejadian Obesitas
Asupan Sentral Total
P value
Lemak Ya Tidak
n % n % n %
Lebih 21 80,8 5 19,2 26 100
Normal 3 25 9 75 12 100 0,003
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 12 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan lemak yang

berlebih yaitu sebanyak 21 orang (80,8%) dibandingkan dengan

wanita dewasa yang memiliki asupan energi normal sebanyak 3 orang

(25%). Berdasarkan uji statistik chi-square yang telah dilakukan,

diperoleh nilai p value sebesar 0,003 (< 0,05), hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan

lemak dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun

2020.

e. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral

Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada


wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 13 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas


Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
Aktivitas Kejadian Obesitas
Total P value
Fisik Sentral
43

Ya Tidak
n % n % n %
Ringan 20 83,3 4 16,7 24 100
Sedang 4 28,6 10 71,4 14 100 0,001
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik

yang ringan yaitu sebanyak 20 orang (83,3%) dibandingkan

dengan wanita dewasa yang memiliki aktivitas fisik sedang

sebanyak 4 orang (28,6%). Berdasarkan uji statistik chi-square

yang telah dilakukan, diperoleh nilai p value sebesar 0,001 (<

0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020.

f. Hubungan Aktivitas Fisik dan asupan energi dengan Kejadian


Obesitas Sentral

Hubungan aktivitas fisik dan asupan energi dengan kejadian


obesitas sentral pada wanita dewasa dapat dilihat pada Tabel 14

Tabel 14 Hubungan Aktivitas Fisik dan asupan energi dengan


Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05
Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Tahun 2020
Variabel Kejadian obesitas Total P
44

sentral value
Ya Tidak
n % n % n %
Aktivitas ringan
8 66,7 4 33,4 12 100 1,000
energi normal
Aktivitas ringan
12 100 0 0 12 100 0,001
energi lebih
Aktivitas sedang
0 0 10 100 10 100 0,000
energi normal
Aktivitas sedang
4 100 0 0 4 100 0,276
energi normal
Total 24 63,2 14 36,8 38 100

Pada Tabel 14 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik

ringan dengan asupan energi lebih yaitu sebanyak 12 orang

dibandingkan dengan wanita dewasa yang memiliki aktivitas fisik

sedang dengan asupan energi normal sebanyak 0 orang

Berdasarkan uji statistik chi-square yang telah dilakukan,

diperoleh nilai p value < 0,05 pada Aktivitas ringan energi lebih

(0,001) dan Aktivitas sedang energi normal (0,000), hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara aktivitas

fisik kategori ringan dengan asupan energi lebih dan aktivitas fisik

kategori sedang dengan asupan energi normal terhadap kejadian

obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau

Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020.

C. Pembahasan
1. Kejadian Obesitas Sentral
Kejadian obesitas sentral dapat diketahui dengan mengukur

lingkar perut, dimana lingkar perut merupakan salah satu indikator dari
45

masalah kegemukan terutama kegemukan sentral atau dikenal dengan

obesitas sentral. Berdasarkan kriteria National Cholesterol Education

Program criteria modified for Asians mengatakan bahwa seseorang

dikatakan mempunyai obesitas sentral bila lingkar perut ≥90 cm pada

laki-laki dan ≥80 cm pada wanita.

Rata-rata angka lingkar perut pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo adalah >80 cm.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada wanita dewasa yang

berada di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota

Padang didapatkan hasil bahwa sebanyak 24 responden (63,2) yang

mengalami Obesitas Sentral dan sebanyak 14 responden yang tidak

mengalami Obesitas Sentral.

Hasil penelitian ini didapat dengan cara mengukur lingkar perut

wanita dewasa yang di ukur menggunakan medline, dimana lingkar

perut di ukur dengan mengambil nilai tengah antara tulang rusuk

paling atas dengan tulang panggul paling atas. Namun dalam penelitian

ini terdapat beberapa bias salah satunya ketika mengukur lingkar perut

seharusnya perut tidak terhalang dengan kain/baju dan langsung

mengenai kulit, namun dalam penelitian ini sebagian besar wanita

dewasa yang diukur lingkar perutnya terhalang dengan kain sehingga

bisa menimbulkan bias.

Hasil penelitian ini lebih tinggi dari pada hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fadila (2016) kepada wanita dewasa di Kecamatan


46

Nanggalo Kota Padang yang mengalami obesitas sentral sebesar

55,7%.(9)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan dengan data Riskesdas

2018, dimana prevalensi obesitas sentral ≥15 tahun mengalami

peningkatan yang signifikan, yaitu 18,8% pada tahun 2007, 26,6%

pada tahun 2013 dan 31% pada tahun 2018.(5)

Obesitas sentral atau yang lebih dikenal dengan perut buncit

adalah timbunan lemak di dalam rongga perut yang meliputi dinding

luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di bawah kulit perut, hal

ini dapat dideteksi dengan mengukur lingkar perut, pada wanita dapat

dilihat bila lingkar perut ≥ 80cm maka dapat dikategorikan kedalam

obesitas sentral, namun jika lingkar perut < 80 cm termasuk kedalam

kategori normal.

Obesitas sentral bisa disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya faktor genetik, asupan gizi yang tidak seimbang,

mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, makanan manis dan

berlemak serta aktivitas fisik yang kurang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

kejadian obesitas sentral yang terjadi pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang

dikarenakan ketidakseimbangan asupan zat gizi, dimana asupan zat

gizi yang masuk kedalam tubuh melebihi kebutuhan dan tidak

diimbangi dengan aktivitas yang cukup.

2. Asupan Energi
47

Berdasarkan Tabel 4 mengenai asupan energi didapatkan hasil

bahwa dari 38 responden yang diwawancara 16 responden diantaranya

mengkonsumsi energi berlebih >100% AKG dan 22 responden

mengkonsumsi energi <100% AKG. Kebutuhan zat gizi wanita

berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 2150

kkal. Diketahui bahwa kurang dari setengah responden yang memiliki

asupan energi berlebih.

Hal ini bertolak belakang dengan teori dimana orang yang

memiliki berat badan berlebih biasanya memiliki pola makan yang

tidak seimbang cenderung berlebihan, orang yang gemuk, cenderung

makan bila ia merasa ingin makan, bukan pada saat ia lapar.(19)

Pengukuran asupan energi diukur menggunakan form SQ-FFQ

yang dikonsumsi responden 1 bulan terakhir. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan pada wanita dewasa yang berada di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang,

diketahui bahwa sebagian besar mengkonsumsi makanan yang

mengandung energi tinggi dengan porsi kecil dan jarang serta banyak

mengkonsumsi makanan yang berenergi rendah, jarang mengkonsumsi

makanan cemilan seperti coklat, biskuit, donat, roti dan minuman yang

mengandung banyak gula.

3. Asupan Karbohidrat

Berdasarkan Tabel 5 mengenai asupan karbohidrat didapatkan

hasil bahwa dari 38 responden yang diwawancara 21 responden


48

diantaranya mengkonsumsi karbohidrat berlebih >100% AKG dan 17

responden mengkonsumsi karbohidrat <100% AKG. Kebutuhan zat

gizi wanita berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun

sebesar 340 gr. Diketahui bahwa lebih dari setengah responden yang

memeiliki asupan karbohidrat berlebih.

Hal ini sejalan dengan penelitian Burhan (2013) tentang pola

konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintah

di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto dimana Burhan menyebutkan

bahwa asupan karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah

karbohidrat sederhana seperti gula pasir dan nasi putih setiap

harinya.(21)

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro yang

memiliki peran penting yaitu sebagai sumber energi, karbohidrat

menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat disimpan

sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian di ubah

menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi

dalam jaringan lemak. Seseorang yang mengkonsumsi karbohidrat

yang berlebihan akan menjadi gemuk.(20)

Bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh

responden yaitu diantaranya beras, kentang, jagung, mie, tepung

terigu, tepung beras dan gula pasir. Responden biasa mengkonsumsi

makanan yang tinggi karbohidrat secara bersamaan seperti makan

siang dengan nasi dan kentang sebagai lauk serta minum dengan teh
49

manis hal ini menyebabkan terjadinya konsumsi karbohidrat yang

berlebih.

Mengkonsumsi karbohidrat yang berebihan dapat

menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, stroke,

jantung dan sebagainya, maka dari itu diharapkan kepada masyarakat

untuk lebih memperhatikan asupan makanan yang mengandung

karbohidrat dan menerapkan pola makan yang seimbang.

4. Asupan Protein

Berdasarkan Tabel 6 mengenai asupan protein didapatkan hasil

bahwa dari 38 responden yang diwawancara 28 responden diantaranya

mengkonsumsi protein berlebih >100% AKG dan 10 responden

mengkonsumsi protein <100% AKG. Kebutuhan zat gizi wanita

berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 60 gr.

Diketahui bahwa lebih dari setengah responden yang memeiliki asupan

protein berlebih.

Hal ini sejalan dengan penelitian Burhan (2013) tentang pola

konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintah

di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto dimana Burhan menyebutkan

bahwa konsumsi protein diatas kebutuhan akan diubah menjadi lemak

dan disimpan dalam tubuh menyebabkan penumpukan lemak pada

tubuh dan mengakibatkan kegemukan atau obesitas.(21)

Protein adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

pertumbuhan sel, protein juga bertindak sebagai pemberi kalori. Secara

teori protein tubuh yang diganti jumlahnya sama dengan protein yang
50

dibentuk dari makanan, maka dalam menghitung kalori yang diberikan

protein juga dihitung sebesar pemberian kalori. Sehingga tubuh akan

lebih dulu melebihi kebutuhan kaori, jadi protein tidak digunakan

untuk membentuk sel-sel tubuh, tetapi akan dibakar untuk

menghasilkan kalori.(29)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan

bahan makanan sumber protein yang paling banyak dikonsumsi yaitu

daging ayam, telur ayam, ikan laut dan ikan air tawar, tahu dan tempe.

Konsumsi telur ayam merupakan konsumsi protein yang paling tinggi

karena telur merupakan sumber protein yang paling mudah ditemukan

dan tahan lama, konsumsi protein tertinggi kedua adalah ikan karena

responden sering membeli ikan dari penjual bahan makanan keliling

yang sering berada disekitar RW 05 dan harganya yang lebih murah

dibandingkan dengan daging ayam. Selain menyebabkan obesitas

sentral, kelebihan asupan protein dalam tubuh dapat menyebabkan

penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, maka dari itu diharapkan

kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan asupan protein dalam

makanan sehari-hari.

5. Asupan Lemak

Berdasarkan Tabel 7 mengenai asupan lemak didapatkan hasil

bahwa dari 38 responden yang diwawancara 26 responden diantaranya

mengkonsumsi lemak berlebih >100% AKG dan 12 responden

mengkonsumsi lemak <100% AKG. Kebutuhan zat gizi wanita

berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 60 gr.
51

Diketahui bahwa lebih dari setengah responden yang memeiliki asupan

lemak berlebih.

Hal ini sejalan dengan penelitian Burhan (2013) tentang pola

konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada pegawai pemerintah

di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto dimana Burhan mengatakan

bahwa mengkonsumsi makanan yang berlemak dan berminyak seperti

gorengan dan makanan yang mengandung minyak kelapa sawit dengan

frekuensi 5-6x/minggu dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas

sentral.(21)

Lemak merupakan sumber energi paling besar, yaitu 2,5 kali

lebih besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam

jumlah yang sama.(18) Konsumsi makanan tinggi lemak merupakan

faktor resiko dari obesitas sentral, responden dengan asupan lemak

tinggi memiliki 9,3 kali lebih besar beresiko terjadinya obesitas sentral

dibandingkan dengan responden yang memilik asupan lemak cukup

atau rendah.(21)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa

bahan makanan sumber lemak yang paling banyak dikonsumsi yaitu

minyak kelapa sawit dan telur ayam. Responden lebih banyak

mengkonsumsi makanan sehari-hari yang diolah dengan cara digoreng,

seperti ketika makan untuk lauk hewaninya adalah ikan balado dan itu

diolah dengan cara digoreng dan untuk lauk nabatinya orek-orek tempe

dimana orek-orek tempe ini juga diolah dengan cara digoreng sehingga

konsumsi lemak cukup tinggi.


52

6. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang dikembangkan oleh Backe terbagi kedalam

tiga indeks aktivitas fisik yaitu, indeks pekerjaan, indeks olahraga dan

indeks waktu luang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada

Tabel 8 diketahui bahwa dari 38 responden, sebanyak 24 responden

memiliki aktivitas fisik ringan dan 14 responden memiliki aktivitas

fisik sedang.

Hasil dari aktivitas fisik pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang

didapatkan dari hasil penjumahan dari ketiga indeks aktivitas fisik,

dimana ketiga indeks ini memiliki perhitungan khusus yang telah

ditetapkan oleh Backe sebelum diakukan penjumlahan.

Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang melibatkan

otot rangka yang menghasilkan pengeluaran energi. Kurangnya

aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab terjadinya kegemukan di

masyarakat, aktivitas sehari-hari memberikan kontribusi yang

bermakna terhadap keluaran energi total, penurunan berat badan dan

melindungi masa tubuh yang bebas lemak.(9)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa

sebagian besar wanita dewasa di RW 05 banyak menghabiskan waktu

luang dengan menonton tv serta bermain telepon genggam, dan untuk

berpergian lebih sering menggunakan sepeda motor. Namun ada

beberpa wanita dewasa yang rutin berolah raga setiap minggunya


53

dengan mengikuti kegiatan olahraga yang diadakan di tempat kerjanya

secara rutin.

7. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan energi yang

berlebih yaitu sebanyak 16 orang (100%) dibandingkan dengan wanita

dewasa yang asupan energinya normal sebanyak 8 orang (36,4%).

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan

Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang, dengan nilai p value

0,000 (<0,05).

Hal ini sejalan dengan penelitian Bowen (2015) mengenai

Associations between diet, physical activity and body fat distribution:

a cross sectional study an indian population mengatakan bahwa

terdapat hubungan antara asupan energi dengan obesitas sentral pada

populasi di India. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fadila (2016) dimana Fadila menganalisi asupan energi

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa dan mendapatkan

hasil bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan kejadian

obesitas sentral. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

Trisna (2008) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

obesitas sentral pada wanita dewasa mengatakan bahwa seseorang

yang mengkonsumsi energi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan


54

akan beresiko mengalami obesitas daripada seseorang yang

mengkonsumsi energi yang cukup.

Energi yang masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan

harus seimbang dengan kebutuhan orang tersebut, bila hal itu tidak

tercapai maka akan terjadi pergeseran keseimbangan ke arah positif

atau negatif. Energi berlebih yang dikeluarakan akan diubah menjadi

lemak didalam tubuh sehingga berat badan akan berlebih atau

kegemukan. Kegemukan dapat meningkatkan resiko terjadinya

penyakit degeneratif seperti diabete mellitus, hipertensi, jantung

koroner, kanker, serta angka harapan hidup semakin pendek.

Sebaliknya bila asupan energi kurang dari yang dikeluarkan maka akan

terjadi keseimbangan negatif. Akibatnya, berat badan lebih rendah dari

normal atau ideal.(31)

Pada penelitian ini secara keseluruhan responden yang

memiliki tingkat asupan energi lebih rata-rata mengalami obesitas

sentral yaitu sebesar 100% (16 responden). Dan pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

energi dengan kejadian obesitas sentral.

8. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas


Sentral
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan karbohidrat

yang berlebih yaitu sebanyak 20 orang (95,2%) dibandingkan dengan

wanita dewasa yang asupan karbohidratnya normal sebanyak 4 orang

(23,6%).
55

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang, dengan

nilai p value 0,000 (<0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Naomi (2012)

mengenai aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada

tokoh agama di kota Manado menunjukkan bahwa ada hubungan

antara asupan karbohidrat dengan obesitas sentral. Pada penelitian

tersebut diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral

memiliki asupan karbohidrat yang tinggi.(18) Hal ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tessa (2017) mengenai faktor-

faktor asupan gizi terhadap kejadian obesitas sentral pada wanita

dewasa di Kecamatan Nanggalo menunjukkan bahwa asupan

karbohidrat yang tinggi akan mempengaruhi asupan energi seseorang

sehingga beresiko untuk mengalami obesitas sentral. Selain itu

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Rahmanandita (2017)

mengenai perbedaan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik pada wanita

obesitas sentral dan non sentral yang menunjukkan bahwa tingkat

konsumsi karbohidrat paling banyak pada wanita obesitas sentral yaitu

41,4% sedangkan pada wanita obesitas non sentral yaitu 17,2%.

Karbohidrat merupakan salah satu penyumbang kalori terbesar dan

juga merupakan jenis makanan pokok yang selalu dikonsumsi

masyarakat indonesia. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat


56

Indonesia tidak pernah terlepas dari asupan karbohidrat yang

tinggi.(31)

Karbohidrat memegang peranan penting salah satunya

berfungsi untuk mengetahui kebutuhan energi tiap sel terutama otak.

Energi yang dihasilkan dalam 1 gr karbohidrat adalah 4 kkal. Sebagian

karbohidrat didalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai

glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai glikogen di

hati dan otot, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak yang kemudian

disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak.(20)

Pada penelitian ini secara keseluruhan responden yang

memiliki tingkat asupan karbohidrat lebih rata-rata mengalami obesitas

sentral yaitu sebesar 95,2% (20 responden). Dan pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral.

9. Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan protein yang

berlebih yaitu sebanyak 21 orang (75%) dibandingkan dengan wanita

dewasa yang asupan proteinnya normal sebanyak 3 orang (30%).

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang, dengan

nilai p value 0,021 (<0,05).


57

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Burhan (2013),

mengenai pola konsumsi terhadap kejadian obesitas sentral pada

pegawai pemerintah di Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto

menyatakan bahwa sebgaian besar responden obesitas sentral memiliki

asupan protein berlebih yakni 70,8%.(21) Hal ini juga sejalan dengan

penelitian Rahmanandita (2017) mengenai perbedaan tingkat konsumsi

dan aktivitas fisik pada wanita obesitas sentral dan non sentral yang

menunjukkan bahwa konsumsi protein berlebih paling banyak terjadi

pada wanita obesitas sentral sebesar 82,8% dibandingkan dengan

wanita dewasa obesitas non sentral hanya 51,7%.(31)

Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Naomi

(2012) mengenai aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas

sentral pada tokoh agama di kota Manado menunjukkan bahwa ada

hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral (p<0,05).

Asupan protein yang tinggi memiliki resiko 13,2 kali lebih besar

mengalami obesitas sentral.(11) Hal ini sesuai dengan teori yang

menjelaskan bahwa mengkonsumsi protein diatas kebutuhan

seharusnya akan diubah menjadi lemak, protein akan mengalami

deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan

karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh untuk

proses gukoneogenesis yang menyebabkan peningkatan kadar gukosa

darah.(18)

Pada penelitian ini secara keseluruhan responden yang

memiliki tingkat asupan protein lebih rata-rata mengalami obesitas


58

sentral yaitu sebesar 75% (21 responden). Dan pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

protein dengan kejadian obesitas sentral.

10. Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan lemak yang

berlebih yaitu sebanyak 21 orang (80,8%) dibandingkan dengan wanita

dewasa yang asupan lemaknya normal sebanyak 3 orang (25%).

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan

Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang, dengan nilai p value

0,003 (<0,05).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmanandita (2017)

mengenai perbedaan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik pada wanita

obesitas sentral dan non sentral yang menunjukkan bahwa konsumsi

lemak berlebih paling banyak terjadi pada wanita obesitas sentral

sebesar 51,7% dibandingkan dengan wanita dewasa obesitas non

sentral yang hanya 48,3%.(31) Selain itu, penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian Naomi (2012) mengenai aktivitas fisik dan pola

makan dengan obesitas sentral pada tokoh agama di kota Manado

menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan lemak dengan

obesitas sentral, dimana asupan lemak yang tinggi melebihi kebutuhan

memiliki resiko 8,42 kali lebih besar mengalami obesitas sentral.(11)


59

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Burhan

(2013) dimana didapatkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak

merupakan faktor risiko obesitas sentral. Besarnya risiko terjadi pada

responden dengan asupan lemak yang tinggi adalah 9,3 kali lebih besar

dibandingkan dengan responden yang memiliki asupan lemak cukup

atau rendah.(21)

Lemak tubuh pada umumnya disimpan pada jaringan bawah

kulit (subkutan) sebesar 50%, di sekeliling organ dalam rongga perut

sebesar 45% dan di dalam jaringan intramuskuler sebesar 5%.(18).

Simpanan lemak yang berlebih biasanya tersimpan di dalam jaringan

di bawah perut. Jika asupan lemak atau minyak tersimpan dalam waktu

yang lama dan terus menerus akan menyebabkan lingkar perut

semakin membesar dan beresiko menjadi obesitas sentral.(29)

Pada penelitian ini secara keseluruhan responden yang

memiliki tingkat asupan lemak lebih rata-rata mengalami obesitas

sentral yaitu sebesar 80,8% (21 responden). Dan pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

lemak dengan kejadian obesitas sentral.

11. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik ringan

yaitu sebanyak 20 orang (83,3%) dibandingkan dengan wanita dewasa

yang aktivitas fisiknya sedang sebanyak 4 orang (28,6%).


60

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan

Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang, dengan nilai p value

0,001 (<0,05).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudikno

(2013) mengenai faktor resiko obesitas sentral pada orang dewasa

umur 25-65 tahun di Indonesia mengatakan bahwa terdapat hubungan

antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral.(12) selain itu,

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fadila (2016) dimana

Fadila menganalisi asupan energi dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita dewasa yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang

ringan dengan menggunakan metode pengukuran Baecke akan berisiko

mengalami obesitas sentral.(9) Hal ini berbanding terbalik dengan

hasil penelitian yang diakukan oleh Joh HK,dkk (2013) dalam Sudikno

(2015) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik

dengan kejadian obesitas.(12)

Pada wanita, kurangnya aktivitas fisik sangat mempengaruhi

kesehatan terutama bila aktivitas kurang dan asupan makanan yang

masuk berlebih, maka akan menyebabkan terjadinya penimbunan

lemak yang mengakibatkan obesitas. Aktivitas sehari-hari memberikan

kontribusi bermakna terhadap energi total, penurunan berat badan,

serta melindungi massa tubuh yang bebas lemak. Oleh karena itu untuk
61

mencegah kenaikan berat badan direkomendasikan untuk melakukan

aktivitas fisik selama 45-60 menit setiap harinya.(32)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sebagian besar

wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan

Nanggalo menghabiskan waktu luang dengan menonton tv, bermain

telepon genggam, dan bila berpergian menggunakan kendaraan seperti

sepeda motor, namun terdapat beberapa responden yang rutin

berolahraga setiap minggunya dengan mengikuti kegiatan yang

diadakan di tempat kerja setaip minggunya.

12. Hubungan Aktivitas Fisik dan asupan energi dengan Kejadian


Obesitas Sentral

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa kejadian obesitas

sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik ringan

dengan asupan energi lebih yaitu sebanyak 12 orang dibandingkan

dengan wanita dewasa yang memiliki aktivitas fisik sedang dengan

asupan energi normal sebanyak 0 orang.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik kategori

ringan dengan asupan energi lebih (p=0,001) dan aktivitas fisik

kategori sedang dengan asupan energi normal (p=0,000) terhadap

kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05 Kelurahan

Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020.

Energi merupakan hasil konsumsi energi yang berasal dari

karbohidrat, protein dan lemak melalui reaksi katabolisme. Protein

dipecah menjadi asam amino yang nantinya digunakan sebagai sumber


62

energi, katabolisme juga memecah glikogen menjadi glukosa,

karbohidrat sederhana ini nantinya akan mengalami glikolisis yang

menghasilkan energi. Sedangkan lemak melalui proses hidrolisis

dimana dalam proses ini menghasilkan asam emak dan gliserol yang

selanjutnya akan melalui proses glikolisis dan reaksi biokimia lainnya

hingga terbentuk energi.

Aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang melibatkan

otot rangka yang menghasilkan pengeluaran energi, semakin tinggi

aktivitas yang dilakukan maka semakin besar energi yang dikeluarkan.

Tingkat aktivitas fisik erat kaitannya dengan massa lemak tubuh.

Aktivitas fisik dapat ditingkatkan dengan cara berolahraga, semakin

tinggi aktivitas fisik semakin banyak energi yang dikeluarkan oleh

tubuh. Sumber energi utama yang digunakan dalam melakukan

aktivitas adalah energi yang berasal dari makanan, tetapi jika energi

yang berasal dari makanan sudah habis tubuh akan mengkompensasi

dengan memetabolisme lemak pada tubuh. (33) jika hal ini terjadi

secara terus menerus, maka massa lemak di dalam tubuh akan

berkurag secara berkala.

Sehingga seseorang yang memiliki aktivitas fisik ringan namun

memiliki asupan energi lebih memiliki hubungan yang bermakna serta

memiliki jumlah responden yang mengalami obesitas sentral (n=12)

cukup besar dibandingkan yang tidak mengalami obesitas sentral

(n=0). Semakin banyak asupan yang masuk dan tidak diimbangi


63

dengan aktivitas fisik akan menyebabkan penumpukan pada tubuh

yang berakhir dengan terjadinya obesitas.

Jika dilihat pada responden yang memiliki aktivitas fisik

sedang namun memiliki asupan energi yang normal juga terdapat

hubungan yang bermakna serta jumlah responden yang mengalami

obesitas sentral (n=0) lebih sedikit dibandingkan yang tidak

mengalami obesitas sentrai (n=10). Meskipun banyak asupan yang

masuk bila diimbangi dengan aktivitas fisik tidak akan terjadi

penumpukan pada tubuh karena sudah dibakar pada saat melakukan

aktivitas fisik sehingga tidak mengalami obesitas.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan,

sebagai berikut:

1. Sebanyak 63,2% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang mengalami kejadian obesitas

sentral

2. Sebanyak 42,1% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang memiliki asupan energi berlebih

3. Sebanyak 55,3% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang memiliki asupan karbohidrat

berlebih

4. Sebanyak 73,7% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang memiliki asupan protein berlebih

5. Sebanyak 68,4% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang memiliki asupan lemak berlebih

6. Sebanyak 63,2% wanita dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang

Kecamatan Nanggalo Kota Padang memiliki aktivitas fisik ringan

(<7,5)

7. Adanya hubungan yang bermakna (p = 0,000) antara asupan energi

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.

64
65

8. Adanya hubungan yang bermakna (p = 0,000) antara asupan

karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di

RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.

9. Adanya hubungan yang bermakna (p = 0,021) antara asupan protein

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.

10. Adanya hubungan yang bermakna (p = 0,003) antara asupan lemak

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.

11. Adanya hubungan yang bermakna (p = 0,001) antara aktivitas fisik

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 05

Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.

12. Ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan energi (aktivitas fisik

kategori ringan dengan asupan energi lebih (p=0,001) dan aktivitas

fisik kategori sedang dengan asupan energi normal (p=0,000)) dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5, Kelurahan

Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang pada tahun 2020

B. Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat khususnya wanita dewasa yang

menderita obesitas sentral untuk memperhatikan jenis makanan

sumber karbohidrat, protein dan lemak seperti mie, minyak kelapa

sawit, daging ayam, serta sumber makro lainnya dan disarankan untuk

mengkonsumsi sayur dan buah-buahan guna mencegah terjadinya

komplikasi seperti penyakit degeneratif, dengan menerapkan prilaku


66

hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dengan pedoman gizi

seimbang.

2. Diharapkan meningkatkan aktivitas fisik, contohnya melakukan

senam dengan intensitas sedang selama 30 menit sebanyak 5

kali/minggu, atau mengikuti senam bersama atau aktivitas fisik

lainnya yang diadakan di sekitar tempat tinggal

3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dalam melihat pola konsumsi zat gizi mikro terhadap kejadian

obesitas senral dan melihat hubungan antara masing-masing variabel

4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor

lain selain asupan seperti faktor ekstrinsik dan intrinsik obesitas

sentral.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adriani, Merryana. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: KENCANA; 2012.

2. Arisman. Obesitas, diabetes mellitus, & dislipidemia. Palembang: Buku


Kedokteran EGC; 2014.

3. Lestari, Lily Arsanti dan Siti Helmyati. Peranan Prebiotik di Bidang Gizi
dan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2018.

4. Asriati, Tessa. Faktor risiko asupan zat gizi terhadap kejdian obesitas
sentral pada wanita dewasa di Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun
2017 [skripsi]. Padang: Poltekkes Kemenkes Padang; 2017.

5. Balitbangkes. Laporan nasional riset kesehatan dasar. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI; 2018.

6. Balitbangkes. Laporan nasional riset kesehatan dasar. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI; 2013.

7. Balitbangkes. Laporan hasil riskesdas dalam angka Provinsi Sumatera


Barat. Departemen Kesehatan RI; 2007.

8. Balitbangkes. Laporan hasil riskesdas dalam angka Provinsi Sumatera


Barat. Departemen Kesehatan RI; 2013.

9. Wahyuni F. Hubungan asupan energi dan aktifitas fisik dengan kejadian


obesitas sentral pada wanita dewasa di Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Tahun 2016 [skripsi]. Padang: Poltekkes Kemenkes Padang; 2016.

10. Bowen, Liza, dkk. Associations between diet, physical activity and body
fat distribution: a cross sectional study an indian population. BMC Public
Health, 15:281; 2015.

11. Naomi. Aktifitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada tokoh
agama di Kota Manado. 2012;4(1): 289-298.

12. Sudikno, Hidayat S, Cesilia M.D, dan Hadi R. Faktor resiko obesitas
sentral pada orang dewasa umur 25-65 tahun di Indonesia (analisis data
riset kesehatan dasar 2013). 2015;38(2):111-120.

13. Cahyono, Suharjo B. Gaya hidup & penyakit modern. Yogyakarta:


KANISIUS; 2008.

14. Istiany, Ari. Gizi terapan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya; 2013.

67
68

15. Susilowati. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: Pt Refika Aditama;


2016.

16. Bambang, Mursito. Ramuan tradisional untuk pelangsing tubuh. Jakarta:


Swadaya; 2016.

17. Supariasa, I.D.N, Bakri, B dan Fajar, I. Penilaian status gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2014.

18. Rahmawati D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral


pada mahasiswa program studi kesehatan masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014 [skripsi]. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah; 2015.

19. Khasanah, Nur. Waspadai beragam penyakit degeneratif akibat pola


makan. Jakarta: Laksana; 2012.

20. Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2015.

21. Burhan, F.Z, Sirajuddin, S., Indriasari, R. Pola konsumsi terhadap kejadian
obesitas sentral pada pegawai pemerintah di Kantor Bupati Kabupaten
Jeneponto; 2013

22. Tchernof A, Despres J. Pathophisiology of human visceral obesity.


2013:359-404.

23. Baecke, et al. A short quetionnaire for the measurement of habitual


physical in epidemiological studies. 1982.

24. Turcato et al, 2000. Waist circumference and abdominal sagittal diameter
as surrogates of body fat distribution in the elderly: their relation with
cardiovascular risk factors. International Journal of Obesity 24, 1005-1010

25. Ramayulis, Rita. Slim is easy. Jakarta : Penebar Swadaya Grup; 2014.

26. National Cholesterol Education Program criteria modified for Asians


(NCEP ATP III) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Cholesterol in Adults. Executive Summary of the Third
Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert
Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol
in Adults (Adult Treatment Panel III). JAMA. 2001;285:2486 –97.

27. Wahyuni,ES, Putri, AK. Upaya mencegah efek samping penggunaan


kontrasepsi depo progestin dengan ekstrak teh hijau. GASTER Vol. XV
No. 1 Februari 2017
69

28. Ambrawati, WN, Sukarsi Neni. Pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap


berat badan dan lapisan lemak pada akseptor kontrasepsi suntik DMPA di
POLINDES Mengger Karanganyar Ngawi. Jurnal kesehatan, ISSN 1979-
7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012:93-102

29. Rahayuningtyas F. Hubungan Antara Asupan Serat dan Faktor Lainnya


Dengan Status Gizi Lebih Pada Siswa SMPN 115 Jakarta Selatan Tahun
2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Gizi. Jakarta;
20102.

30. Trisna I& SH. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral
Pada Wanita Dewasa (30-50 Tahun) Di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun
2008. J Kesehatan Masy. 2009;3(2):68-71

31. Rahmandita AP, Adriani M. Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Aktivitas


Fisik pada Wanita (20-54 Tahun) Obesitas Sentral dan Non Sentral.
Amerta Nur [Internet]. 2017;1(4):266. Avaiable from: https://e-
journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7124

32. David J. Wallnes Concepts and Aplications. USA: Hoffman Press; 2000

33. Swinburn B, Caterson I, Seidell J, James W. Diet, nutrition and the


prevention of excess weight gain and obesity. Public Health Nutrition.
2004;7(1A):123±1
Lampiran A
No Responden:

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONCENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal lahir :
Umur : tahun
Alamat :
Pekerjaan :
No. Telepon :
Lingkar Perut :
Setelah membaca dan mendengar penjelasan tentang maksud penelitian
yang akan dilakukan oleh fitri, mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang dengan judul penelitian “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan
Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa di
Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020”.
Maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian.

Demikian surat perjanjian ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Padang, 2020

Responden

(…………………….)
Lampiran B

SEMI QUANTITATIF - FOOD FREQUENCY QUESIONER (FFQ)


BAHAN HARI MGGU BLN PORSI
URU
NAMA
T
MAKANAN (1-3) (1-7) (1-4) URT GRAM
PADI – PADIAN
1 Beras
2 Jagung putih pipil
3 Tepung beras
4 Tepung maizena
5 Tepung terigu
6 Mie kering
7 Supermie
8 Wafer
9 Bubur nasi
10 Mie bakso
11 Roti tawar manis
12 Biscuit
13 Donat
14 Kue nagasari
15
16

UMBI-UMBIAN
1 Kentang
2 Singkong putih
3 Ubi jalar putih
4 Talas
5 Bengkuang

P. HEWANI
1 Daging ayam
2 Daging sapi
3 Telur ayam
4 Telur itik
5 Telur puyuh
6 Ikan tongkol
7 Udang segar
8 Ikan teri nasi kering
9 Kerupuk udang
10 Susu sapi
11 Tepung susu
12 Susu kental manis
13 Ikan Lele
14 Ikan Nila
15 Kikil
16

LEMAK / MINYAK
1 Margarin
2 Minyak kelapa
3 Minyak kelapa sawit

KACANG2AN
1 Kacang hijau
2 Kacang kedele
3 Kacang merah
4 Kacang panjang biji
5 Kacang tanah
6 Tahu
7 Tempe kedele murni
8 Kecap

BUAH/BIJI
BERMINYAK
1 Kelapa tua daging
2 Santan
3 Emping

GULA
1 Gula pasir
2 Gula aren
3 Madu
4 Meises
5 Permen
6 Coklat

SAYUR
1 Kool merah/putih
2 Bayam segar
3 Kembang kool mentah
Daun singkong
4
mentah
5 Kangkung
6 Buncis mentah
7 Mentimun
8 Labu kuning
9 Labu siam mentah
10 Brokoli
11 Terong ungu
12 Toge
13 Tomat masak
14 Wortel mentah
15 Gambas

BUAH
1 Alpokat
2 Apel
3 Jambu air
4 Jeruk manis
5 Duku
6 Mangga
7 Nanas
8 Nangka masak
9 Pepaya
10 Pisang ambon
11 Rambutan
12 Salak
13 Sawo
14 Semangka
15 Jambu biji
16 Pir

SERBA SERBI
1 Teh
2 Kopi
Lampiran C

KUESIONER AKTIVITAS FISIK

No. Responden :................(diisi oleh peneliti)

Tanggal :..............

1. Tingkat Aktivitas Fisik


Responden Indeks kerja
Pertanyaan Respon Poin
Aktivitas rendah 1
a. Apa pekerjaan utama anda? (lihat
keterangan di belakang) Aktivitas sedang 3
Aktivitas berat 5
Tidak pernah 1
b. Ditempat kerja, seberapa banyak
Jarang 2
anda duduk?
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Tidak pernah 1
c. Ditempat kerja, seberapa banyak
anda berdiri? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Tidak pernah 1
d. Ditempat kerja, seberapa banyak
anda berjalan? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Tidak pernah 1
e. Ditempat kerja, berapa kali anda
mengangkat benda berat? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
f. Setelah bekerja, apakah anda Sangat sering 5
merasa lelah? Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
g. Ditempat kerja, apakah anda Sangat sering 5
berkeringat? Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
h. Bila dibandingkan orang sebaya Lebih sangat berat 5
dengan anda, pekerjaan anda Lebih berat 4
termasuk? Sama berat 3
Lebih ringan 2
Lebih sangat ringan 1

Aktivitas kerja berdasarkan Netherlands Nutrition Council dengan:

a. Aktivitas rendah, meliputi aktivitas menulis, mengemudi, penjaga

toko, mengajar, belajar, ibu rumah tangga, praktisi kesehatan dan

pekerjaan yang memerlukan pendidikan universitas.

b. Aktivitas sedang, meliputi kerja pabrik pemasangan pipa,

pertukangan kayu dan pertanian.

c. Aktivitas berat, meliputi pekerjaan dermaga, pekerja konstruksi dan

olahraga profesional.

Indeks kerja = ((6- (poin untuk duduk)) + SUM (poin untuk 7


parameter lain)) / 8

Indeks Olahraga

Pertanyaan Respon Poin

Sangat lebih banyak 5


i.
Bila dibandingkan orang yang Lebih banyak 4
sebaya dengan anda, aktivitas anda
selama waktu senggang? Sama banyak 3

Kurang 2
Sangat kurang 1
Sangat sering 5
Sering 4
Selama waktu senggang, apakah
j. Kadang-kadang 3
Anda berkeringat?
Jarang 2
Tidak pernah 1
k. Selama waktu senggang, apakah Tidak pernah 1
anda berolahraga? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Jika iya, hitung skor Ket: lihat
l. Apakah anda berolahraga?
olahraga anda no.13
Skor olahraga ≥ 12 5
Skor olahraga 8-12 4

Skor olahraga 4-8 3


Skor olahraga 0,01-4 2
Skor olahraga = 0 1
Data pada olahraga tersering Temuan Nilai
13 a. Termasuk dalam apakah Intensitas rendah 0,76
olahraga tersering yang anda Intensitas medium 1,26
lakukan?
(keterangan ada dibelakang) Intensitas tinggi 1,76

˂ 1 jam 0,5
13 b. Berapa jam anda berolahraga
dalam seminggu? 1-2 jam 1,5
2-3 jam 2,5
3-4 jam 3,5
˃ 4 jam 4,5
13. c. Berapa bulan anda ˂ 1 bulan 0,04
berolahraga dalam setahun? 1-3 bulan 0,17
4-7 bulan 0,42
7-9 bulan 0,67
˃ 9 bulan 0,92

Skor pertanyaan 13 dihitung dari skor pertanyaan 13.a. * skor


pertanyaan 13.b. * skor pertanyaan 13.c.

Intensitas olahraga dibagi menjasi tiga tingkatan:

1. Tingkat rendah (biliard, bownling, golf, dll) dengan rata-rata pengeluaran

energu 0,76 MJ/h.

2. Tingkat sedang (badminton, bersepeda, menari, brenang, tenis)

dengan rata-rata pengeluaran energi 1,26 MJ/h.

3. Tingkat berat (bertinju, bola basket, sepak bola, rugby, mendayung)

dengan rata-rata pengeluaran energi 1,76 MJ/h.


Indeks olahraga= (SUM (nilai untuk semua 4 parameter)) / 4
Indeks Senggang

Pertanyaan Respon Poin

Tidak pernah 1

14. Jarang 2
Selama waktu senggang, apakah
anda menonton televisi? Kadang-kadang 3

Sering 4
Sangat sering 5
Tidak pernah 1

15. Selama waktu senggang, apakah Jarang 2


anda berjalan-jalan?
Kadang-kadang 3
Sering 4
Sangat sering 5
Tidak pernah 1
16. Selama waktu senggang, apakah
anda berjalan-jalan? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Sangat sering 5
5 menit 1
17. Berapa menit berjalan/bersepeda 5-15 menit 2
per hari ke dan dari bekerja, 15-30 menit 3
sekolah, berbelanja?
30-45 menit 4
˃ 45 menit 5

Indeks senggang = ((6 – (nilai untuk menonton televisi) + SUM


(nilai untuk 3 hal lain)) /4
Indeks Aktivitas Fisik = Indeks Kerja + Indeks Olahraga +
Indeks Waktu Senggang

Indeks Baecke, et.al


˂ 7,5 Aktivitas ringan
≥ 7,5 Aktivitas sedang
Lampiran D

Rincian Pengeluaran Pembuatan Proposal

No Jenis Pengeluaran Biaya


Biaya Proposal Skripsi
1. Transportasi Rp. 32.000
2. Map bimbingan Rp. 10.000
3. Print dan fotocopy Rp. 120.000
Biaya Proposal
1. Transportasi Rp. 50.000
2. Print dan fotocopy Rp. 100.000
Total Rp. 312.000
Lampiran E
Master Tabel
Kat Kat Kat As Kat Kat As Kat AF Kat
NoRes NaRes Umur Pekerjaan LP AsE PE PPr AsL PL PKH
pk LP E P P L KH KH AF
1 Nur 36 IRT 1 61.0 1 1348 62,7 1 41 68,3 1 35,4 59,0 1 226,1 66,5 1 7.5 0
2 Delvi 36 IRT 1 97.5 0 2153,4 100,2 0 69 115,0 0 90,3 150,5 0 397,4 116,9 0 7.5 0
3 Febi 33 Guru 2 86.0 0 2162 100,6 0 63 105,0 0 63 105,0 0 402,2 118,3 0 8.25 1
4 Laila 39 PNS 3 68.0 1 2009,6 93,5 1 65 108,3 0 97,4 162,3 0 228,2 67,1 1 5.375 0
5 Sri 47 IRT 1 75.0 1 1956,8 91,0 1 90 150,0 0 94,4 157,3 0 201 59,1 1 8.125 1
6 Eva 36 Guru 2 88.5 0 2140,4 99,6 1 107 178,3 0 101,2 168,7 0 365,3 107,4 0 7.25 0
7 Lia 41 IRT 1 84.7 0 2457,3 114,3 0 96 160,0 0 98,9 164,8 0 375 110,3 0 6.62 0
8 Siska 40 PNS 3 81.8 0 2631,7 122,4 0 124 206,7 0 107 178,3 0 368,9 108,5 0 6.125 0
9 Fauziah 36 IRT 1 82.0 0 2252,8 104,8 0 34 56,7 1 42,8 71,3 1 370,3 108,9 0 8.75 1
10 Ardes 38 IRT 1 74.0 1 1991,4 92,6 1 64 106,7 0 43 71,7 1 392,9 115,6 0 8.75 1
11 Ria 42 IRT 1 88.0 0 2221 103,3 0 63 105,0 0 64,3 107,2 0 401,4 118,1 0 8.87 1
12 Gustini 47 IRT 1 92.0 0 2176,4 101,2 0 70 116,7 0 68,1 113,5 0 365,4 107,5 0 7.5 0
13 Darma 43 IRT 1 102.2 0 2351,5 109,4 0 71 118,3 0 83 138,3 0 477,9 140,6 0 7.25 0
14 Mimi 31 IRT 1 88.5 0 2190,4 101,9 0 55 91,7 1 52,8 88,0 1 365,8 107,6 0 7.0 0
15 Eka S.R 36 Wiraswasta 4 100.0 0 2345,6 109,1 0 55 91,7 1 64,5 107,5 0 482 141,8 0 7.5 0
16 Widya 36 IRT 1 96.0 0 2149,7 100,0 1 78 130,0 0 27,9 46,5 1 403,8 118,8 0 6.625 0
17 Suryani 31 IRT 1 72.5 1 1272,7 59,2 1 35 58,3 1 50,9 84,8 1 175,9 51,7 1 7.875 1
18 Rury 30 PNS 3 64.0 1 1219,7 56,7 1 40 66,7 1 52 86,7 1 149,1 43,9 1 6.0 0
19 Meiza 47 IRT 1 89.4 0 1857,6 86,4 1 76 126,7 0 61,3 102,2 0 410,9 120,9 0 6.25 0
20 Sri 44 IRT 1 84.0 0 1191,7 55,4 1 63 105,0 0 60,7 101,2 0 169,1 49,7 1 7.375 0
21 Ulfa 30 Guru 2 79.0 1 1657,3 77,1 1 41 68,3 1 107,4 179,0 0 144,5 42,5 1 8.25 1
22 Yosi 46 PNS 3 60.0 1 1776,2 82,6 1 64 106,7 0 47,7 79,5 1 210,3 61,9 1 8.125 1
23 Wisfa 30 IRT 1 78.5 1 1215 56,5 1 33 55,0 1 69,7 116,2 0 123,5 36,3 1 7.375 0
24 Dewi H 41 IRT 1 84.4 0 1611,5 75,0 1 66 110,0 0 78,7 131,2 0 188,7 55,5 1 6.25 0
25 Mersi 32 Non PNS 5 64.0 1 1958 91,1 1 107 178,3 0 56,2 93,7 1 242,3 71,3 1 8.875 1
26 Shinta 30 PNS 3 78.0 1 1614,1 75,1 1 65 108,3 0 50,4 84,0 1 173,6 51,1 1 8.0 1
27 Tia 30 Honorer 6 79.5 1 1234,8 57,4 1 48 80,0 1 48,8 81,3 1 171,8 50,5 1 8.5 1
28 Elena 30 IRT 1 68.0 1 902,7 42,0 1 47 78,3 1 47,1 78,5 1 103,5 30,4 1 9.0 1
29 Maizirna 40 PNS 3 80.8 0 3187,8 148,3 0 132 220,0 0 115,9 193,2 0 409,7 120,5 0 6.625 0
30 Asnorita 48 IRT 1 82.0 0 1476,9 68,7 1 72 120,0 0 67,3 112,2 0 149,3 43,9 1 7.125 0
31 Emilia 47 IRT 1 93.0 0 2966,7 138,0 0 126 210,0 0 85,1 141,8 0 431,3 126,9 0 7.625 1
32 Yara 32 IRT 1 89.2 0 2002,1 93,1 1 78 130,0 0 72,5 120,8 0 405,6 119,3 0 6.875 0
33 Arni 47 IRT 1 87.0 0 2204,1 102,5 0 91 151,7 0 68,7 114,5 0 393,8 115,8 0 7.125 0
34 Kuntari 37 IRT 1 92.7 0 2809,3 130,7 0 129 215,0 0 107,9 179,8 0 409,8 120,5 0 6.625 0
35 Dana 31 PNS 3 78.4 1 1890,2 87,9 1 92 153,3 0 98,2 163,7 0 163,5 48,1 1 8.125 1
36 Yetty 49 IRT 1 92.2 0 2270,1 105,6 0 97 161,7 0 91,8 153,0 0 413,3 121,6 0 6.5 0
37 Rita 36 PNS 3 84.3 0 1600,6 74,4 1 72 120,0 0 73,5 122,5 0 165,9 48,8 1 6.75 0
38 Reni 38 IRT 1 92.7 0 2345,2 109,1 0 82 136,7 0 65,4 109,0 0 416,8 122,6 0 6.75 0
Lampiran F
Output

Frequencies
a. Lingkar Perut
Statistics KATELP
KATELP
Cumulative
Valid 38 Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing 0 Valid OBESITAS SENTRAL 24 63.2 63.2 63.2

NORMAL 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

b. Energi
Statistics
kateE
KATEenergi
Cumulative
N Valid 38
Frequency Percent Valid Percent Percent
Missing 0
Valid lebih 16 42.1 42.1 42.1

normal 22 57.9 57.9 100.0

Total 38 100.0 100.0


c. Karbohidrat
Statistics

kateKH kateKH
N Valid 38 Cumulative
Missing 0 Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid lebih 21 55.3 55.3 55.3

normal 17 44.7 44.7 100.0

Total 38 100.0 100.0

d. Protein

Statistics kateP

kateP Cumulative

N Valid 38 Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing 0 Valid lebih 28 73.7 73.7 73.7

normal 10 26.3 26.3 100.0

Total 38 100.0 100.0


e. Lemak
kateLbaru
Statistics
Cumulative
kateL
Frequency Percent Valid Percent Percent
N Valid 38
Valid lebih 26 68.4 68.4 68.4
Missing 0
normal 12 31.6 31.6 100.0

Total 38 100.0 100.0

f. Aktivitas Fisik
Statistics KATEaktivitasFSK

KATEaktivitasFSK Cumulative

N Valid 38 Frequency Percent Valid Percent Percent

Missing 0 Valid RINGAN 24 63.2 63.2 63.2

SEDANG 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0


Bivariat
a. Energi
Case Processing Summary kateE * KATELP Crosstabulation

Cases Count

Valid Missing Total KATELP

N Percent N Percent N Percent OBESITAS


SENTRAL NORMAL Total
kateE * KATELP 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
kateE lebih 16 0 16

normal 8 14 22

Total 24 14 38

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 16.121 1 .000
b
Continuity Correction 13.502 1 .000

Likelihood Ratio 21.175 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 15.697 1 .000


b
N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,89.
b. Karbohidrat
Case Processing Summary kateKH * KATELP Crosstabulation

Count
Cases
KATELP
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent OBESITAS


SENTRAL NORMAL Total
kateKH * KATELP 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
kateKH lebih 20 1 21

normal 4 13 17

Total 24 14 38

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 20.761 1 .000
b
Continuity Correction 17.794 1 .000

Likelihood Ratio 23.425 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 20.215 1 .000


b
N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,26.

b. Computed only for a 2x2 table


c. Protein
Case Processing Summary
kateP * KATELP Crosstabulation
Cases
Count
Valid Missing Total
KATELP
N Percent N Percent N Percent
OBESITAS SENTRAL NORMAL Total
kateP * KATELP 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
kateP lebih 21 7 28

normal 3 7 10

Total 24 14 38

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.412 1 .011
b
Continuity Correction 4.624 1 .032

Likelihood Ratio 6.308 1 .012

Fisher's Exact Test .021 .017

Linear-by-Linear Association 6.244 1 .012


b
N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,68.

b. Computed only for a 2x2 table


d. Lemak
Case Processing Summary kateL * KATELP Crosstabulation

Cases Count

Valid Missing Total KATELP

N Percent N Percent N Percent OBESITAS SENTRAL NORMAL Total

kateL * KATELP 38 100.0% 0 .0% 38 100.0% kateL lebih 21 5 26

normal 3 9 12

Total 24 14 38

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 10.975 1 .001
b
Continuity Correction 8.709 1 .003

Likelihood Ratio 11.064 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear Association 10.686 1 .001


b
N of Valid Cases 38

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,42.

b. Computed only for a 2x2 table


e. Aktivitas fisik
KATEaktivitasFSK * KATELP Crosstabulation

Case Processing Summary Count

KATELP
Cases

Valid Missing Total OBESITAS


SENTRAL NORMAL Total
N Percent N Percent N Percent
KATEaktivitasFSK RINGAN 20 4 24
KATEaktivitasFSK *
38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
KATELP SEDANG 4 10 14

Total 24 14 38

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.396 1 .001
b
Continuity Correction 9.164 1 .002

Likelihood Ratio 11.638 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.096 1 .001


b
N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.

b. Computed only for a 2x2 table


AF ringan E normal * KATELP Crosstabulation Chi-Square Tests
KATELP Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
OBESITAS
Pearson Chi-Square a
SENTRAL NORMAL Total .093 1 .761
b
AF ringan AF ringan Count 8 4 12 Continuity Correction .000 1 1.000
E normal E normal
% within AF ringan E Likelihood Ratio .094 1 .760
66.7% 33.3% 100.0%
normal
Fisher's Exact Test 1.000 .528
selain dri Count 16 10 26
itu Linear-by-Linear
% within AF ringan E .090 1 .764
61.5% 38.5% 100.0% Association
normal b
N of Valid Cases 38
Total Count 24 14 38
% within AF ringan E a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
63.2% 36.8% 100.0% count is 4,42.
normal
b. Computed only for a 2x2 table

AF ringan E lebih * KATELP Crosstabulation Chi-Square Tests

KATELP Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) (2-sided) sided)
OBESITAS a
SENTRAL NORMAL Total Pearson Chi-Square 10.231 1 .001
b
AF ringan AF ringan Count 12 0 12 Continuity Correction 8.048 1 .005
E lebih E lebih
% within AF Likelihood Ratio 14.127 1 .000
100.0% .0% 100.0%
ringan E lebih
Fisher's Exact Test .001 .001
selain dri Count 12 14 26
itu Linear-by-Linear Association 9.962 1 .002
% within AF
46.2% 53.8% 100.0% N of Valid Cases
b
ringan E lebih 38
Total Count 24 14 38 a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
% within AF 4,42.
63.2% 36.8% 100.0%
ringan E lebih b. Computed only for a 2x2 table
AF sedang E normal * KATELP Crosstabulation Chi-Square Tests
KATELP Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
OBESITAS Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
SENTRAL NORMAL Total Pearson Chi-Square 23.265a 1 .000
AF sedang AF sedang Count 0 10 10 Continuity
E normal E normal b 19.727 1 .000
% within AF sedang Correction
.0% 100.0% 100.0%
E normal Likelihood Ratio 27.050 1 .000
selain dri Count 24 4 28 Fisher's Exact Test .000 .000
itu
% within AF sedang Linear-by-Linear
85.7% 14.3% 100.0% 22.653 1 .000
E normal Association
Total Count 24 14 38 b
N of Valid Cases 38
% within AF sedang
63.2% 36.8% 100.0% a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum
E normal
expected count is 3,68.
b. Computed only for a 2x2 table

AF sedang E lebih * KATELP Crosstabulation


Chi-Square Tests
KATELP Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
OBESITAS Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
SENTRAL NORMAL Total Pearson Chi-Square 2.608
a
1 .106
AF sedang AF sedang Count 4 0 4 Continuity Correction
b
1.138 1 .286
E lebih E lebih
% within AF sedang
100.0% .0% 100.0% Likelihood Ratio 3.947 1 .047
E lebih
selain dri itu Count 20 14 34 Fisher's Exact Test .276 .144
% within AF sedang Linear-by-Linear Association 2.539 1 .111
58.8% 41.2% 100.0%
E lebih b
N of Valid Cases 38
Total Count 24 14 38
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
% within AF sedang is 1,47.
63.2% 36.8% 100.0%
E lebih
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran G
Jadwal Kegiatan Penelitian

BULAN
No Kegiatan
2019 2020
Feb Mar Apr Mei Jun Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Penentuan Topik
2 Penulisan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Izin Penelitian
6 Penelitian
7 Pengolahan Data
8 Penulisan Laporan
Penelitian
9 Seminar Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
11 Penyerahan Skripsi

Padang, Mei 2020

Mahasiswa Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fitriyyah Nur Azizah (Andrafikar, SKM, M.Kes) (Ir. Zulferi, M.Pd)


NIM.162210732 NIP.19660612 198903 1 003 NIP.19581211 198302 1 002
Lampiran H

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai