Skripsi
Oleh:
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN GIZI
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian
Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa Di RW 5 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020
ABSTRAK
Indonesia saat ini sedang menghadapi beban ganda masalah gizi, yaitu
masalah gizi kurang dan gizi lebih. Asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik
memiliki peran penting dalam terjadinya kelebihan berat badan pada seseorang.
Prevalensi obesitas sentral di Kota Padang yaitu 33,7% sedangkan di Kecamatan
Nanggalo prevalensi obesitas sentral pada wanita dewasa yaitu 55,7%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan aktivitas
fisik terhadap kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di RW 5 Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun 2020.
Kata kunci (Key Word) : Obesitas sentral, asupan zat gizi makro
Daftar Pustaka : 32 (1982-2018)
POLYTECHNIC OF HEALTH MINISTRY OF HEALTH PADANG
NUTRITION DEPARTMENT
ABSTRACT
Indonesia is currently facing a double burden of nutritional problems,
namely the problem of undernutrition and over nutrition. Macro nutrient intake
and physical activity have an important role in the occurrence of being overweight
in a person. The prevalence of central obesity in Padang City is 33.7% while in
Nanggalo District the prevalence of central obesity in adult women is 55.7%. This
study aims to determine the relationship of macro nutrient intake and physical
activity to the incidence of central obesity in adult women in RW 5 Surau Gadang
Village, Nanggalo District, Padang City in 2020.
The results showed that 63.2% of adult women had central obesity, 42.1%
energy intake, 55.3% carbohydrates, 73.7% protein, 68.4% fat and 63.2% physical
activity. And there is a relationship between macro nutrient intake and physical
activity in the incidence of central obesity in adult women in RW 5 Surau Gadang
Village, namely, the incidence of central obesity (63.2%), energy intake (p =
0,000), carbohydrate intake (p = 0,000 ), protein intake ((p = 0.021), fat intake (p
= 0.003), physical activity (p = 0.001) and light energy over-activity (p = 0.001)
and normal energy moderate activity (p = 0,000)
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Tahun
TK Kuncup Kencana 2003-2004
SDN Cipayung 01 2004-2010
SMPN 2 Sijunjung 2010-2013
SMAN 1 Sijunjung 2013-2016
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika 2016-2020
Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
pendidikan secara menyeluruh dari Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan
Judul skripsi ini “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Aktivitas
kemampuan yang ada sehingga penulis merasa masih belum sempurna, baik
dalam isi maupun penyajian. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran
segala bimbingan dan pengarahan dari Bapak Andrafikar, SKM, M.Kes dan
Bapak Ir. Zulferi, M.Pd selaku pembimbing skripsi dan pihak lain sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapak kepada:
i
2. Ibu Kasmiyetti DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
3. Ibu Irma Eva Yani, SKM, M.Si selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kemenkes Padang.
Padang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
iii
BAB V. PENUTUP ...............................................................................................64
A. Kesimpulan..........................................................................................64
B. Saran ....................................................................................................65
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur di RW 05 Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020 ...........35
v
Tabel 13 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada
Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................................... 43
Tabel 14 Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas
Sentral pada Wanita Dewasa di RW 05 Kelurahan Surau Gadang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020................................ 44
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran H : Dokumentasi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan dikeluhkan oleh masyarakat. Entah itu kelebihan berat badan ataupun
keluaran energi dalam jangka waktu tertentu.(2) Dr. Stephan von Haehling
banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas terjadi karena banyak
≥ 30 kg/m2. Wanita dikatakan obes bila lemak tubuhnya lebih dari 27%
1
2
lebih dari 25% berat badannya. Selain menggunakan IMT dapat juga
diukur menggunakan alat ukur skin fold calliper Aatau body fat analyzer.
Wanita dikatakan obes bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 25%
ada dua jenis penimbunan lemak, yaitu penimbunan lemak bagian bawah
tubuh disebut bentuk ginoid, dan di bagian perut disebut bentuk andriod
Obesitas sentral atau yang lebih dikenal dengan perut buncit adalah
kondisi kelebihan lemak dibawah kulit dinding perut dan di rongga perut,
sehingga terlihat gemuk diperut dan bentuk tubuh menjadi seperti buah
mengalami peningkatan sebesar 7,8% dari tahun 2007 sampai 2013. Pada
18,8% sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 26,6%. Pada tahun
2018 terjadi peningkatan prevalensi sebesar 4,4% dari tahun 2013 sampai
sebesar 16,2% (7) dan meningkat sebesar 17.5% pada tahun 2013 menjadi
5% untuk laki-laki.(8)
obesitas sentral, antara lain asupan energi, asupan lemak, dan asupan
protein, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowen
yang kurang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas
B. Rumusan Masalah
hubungan asupan zat gizi makro dan aktifitas fisik terhadap kejadian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2020.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Penulis
dan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa di
2020. Adapun variabel yang diteliti adalah asupan zat gizi makro dan
sampling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahapan dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu dewasa awal dimulai sejak
menengah dimulai dari usia 36 tahun sampai dengan 45 tahun, dan tahap
proses penuaan.
dengan gaya hidup dan proses penuaan. Salah satu kunci untuk
8
9
dinding perut dan di rongga perut, sehingga terlihat gemuk di perut dan
yang meliputi dinding luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di
bawah kulit perut. Lemak rongga perut ini, selain jumlahnya paling tebal,
yaitu:
bagian tubuh sebelah atas, yaitu disekitar dada, pundak, leher, dan
buah apel. Tipe ini banyak terjadi pada pria dan wamita yang sudah
mengalami menopause.(16)
10
ini, keadaan ini sejalan dengan penelitian Vague, peneliti asal Prancis
sebelah bawah, yaitu sekitar perut, pinggul, paha dan pantat. Tipe ini
banyak terjadi pada wanita. Lemak penyebab kegemukan ini terdiri atas
lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil. Lemak dikatakan tidak jenuh
proses metabolisme.(16)
Tubuh). IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang
badan.(17) namun, IMT ini tidak bisa digunakan dalam mengukur status
antara bagian atas puncak tulang panggul dengan tulang rusuk terakhir,
lingkar pinggang (LP) > 90 cm dan wanita LP > 80 cm. Selain itu rasio
12
lemak visceral atau disebut dengan visceral fat, yaitu lemak yang terdapat
dengan kedua tangan di samping dan kaki rapat. Tentukan daerah krista
iliaka, yaitu tulang panggul paling atas, selanjutnya tentukan daerah tepi
tulang iga di bawah payudara. Lalu ambil bagian tengah dan beri tanda.
biasa.(25)
mempunyai obesitas sentral bila lingkar perut ≥90 cm pada laki-laki dan
diantaranya faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, asupan gizi
berlebih, kurang gerak atau olahraga, emosi, faktor lingkungan serta alat
1. Faktor genetik
terjadi karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil, unsur lemak
yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal secara otomatis akan
3. Asupan nutrisi
a. Asupan energi
cenderung makan bila ia merasa ingin makan, buka makan pada saat
b. Asupan karbohidrat
dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian di ubah menjadi lemak
oligokasarida.(20)
15
c. Asupan protein
bagian terbesar tubuh sesudah air. Fungsi utama protein adalah untuk
seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein
protein yang tinggi memiliki resiko 13,2 kali lebih besar mengalami
darah.(18)
d. Asupan lemak
yang tinggi melebihi kebutuhan memiliki risiko 8,42 kali lebih besar
gemuk, krim susu, keju dan kuning telur, serta makanan yang
4. Pengaruh emosional
5. Lingkungan
oleh faktor eksternal, maka orang gemuk atau obesitas tadi tidak akan
olahraga professional.
aktivitasnya sedang 7,5 dan kurang aktif jika aktivitasnya < 7,5.(23)
20
adanya penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena olahraga dapat
dihasilkan nilai p<0,05 dan orang yang memiliki aktivitas fisik kurang
sentral. Sebaliknya menurut Joh HK, dkk (2013) dalam Sudikno dkk
kejadian obesitas.(12)
Progestin. Gejala dan keluhan yang dialami yaitu berat badan yang
kelainan yang terkait dengan obesitas atau obesitas sentral dalam waktu
yang bersamaan.(22)
22
G. Kerangka Teori
Lingkungan
Kurang Faktor
gerak/olahraga genetik
Disfungsi
bagian otak
H. Kerangka Konsep
Asupan Energi
Asupan Karbohidrat
Obesitas Sentral
Asupan Protein Wanita Dewasa
Asupan Lemak
Aktivitas Fisik
24
I. Definisi operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Obesitas sentral Obesitas sentral adalah Pita ukur/ Pengukuran Nilai pengukuran lingkar Ordinal
timbunan lemak di dalam meteran lingkar perut perut dikategorikan:
rongga perut yang meliputi kain a. Obesitas sentral
dinding luar usus dan bukan (>80 cm)
berupa timbunan lemak di b. Normal(≤80 cm)
bawah kulit perut.
2 Asupan energi Asupan energi adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
jumlah asupan energi dalam a. Normal (< 100%
g/hr yang dikonsumsi oleh AKG)
responden b. Lebih (>100%
AKG)
(Supriasa, dkk 2002)
3 Asupan Asupan karbohidrat adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
karbohidrat jumlah asupan karbohidrat a. Normal (< 100%
dalam g/hr yang AKG)
dikonsumsi oleh responden b. Lebih (>100%
AKG)
(Supriasa, dkk 2002)
4 Asupan protein Asupan protein adalah Wawancara Form SQ-FFQ Pengkategorian asupan: Ordinal
jumlah asupan protein a. Normal (< 100%
dalam g/hr yang AKG)
dikonsumsi oleh responden b. Lebih (>100%
AKG)
25
J. Hipotesis
6. Ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan energi dengan kejadian
dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) dimana faktor
resiko dan penyakit diamati pada waktu yang bersamaan, yaitu hubungan
asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas sentral
wanita dewasa usia 30-50 tahun terbanyak terdapat pada wilayah tersebut,
Padang
27
28
1. Populasi
2. Sampel
ini adalah wanita dewasa usia 30-50 tahun yang menderita obesitas
(Z1−a/2)2 × P (1−P)N
n=
d2 (N−1)+ (Z1−a/2)2 × P(1−P)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi (65)
d = presisi / derajat akurasi yang diinginkan (10%)
Z1-α/2 = nilai kurva normal pada CI (Confidence interval ) 95% = 1,96
P = Prevalensi wanita dewasa yang menderita obesitas sentral di
Kota Padang (0,337)
sampel ini subjek memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai
29
masing ibu. kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
penelitian
5) Responden kooperatif
b. Kriteria eksklusi
1. Data primer
ukur.
b. Data asupan zat gizi makro dan aktivitas fisik didapat dengan
kuesioner.
2. Data sekunder
dari data laporan Riskesdas tahun 2013, Riskesdas tahun 2018, data
1. Pengolahan data
karbohidrat)
3) Altivitas fisik
aplikasi komputer.
dan variabel.
2. Analisis data
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
P value < 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan bila P value >
2x2. Dalam uji chi-square ini nilai expected tidak boleh kurang
expected kurang dari 20% maka yang dibaca adalah hasil uji
Lintang Selatan dan 100° Bujur Timur, dengan tinggi daerah 3-8 meter
Kurao Pagang, Gurun Laweh, Tabiang Bandar Gadang, Kampung Olo dan
Nanggalo.
34
35
B. Hasil
a. Umur
b. Pekerjaan
b. Asupan Energi
c. Asupan Karbohidrat
d. Asupan Protein
e. Asupan Lemak
f. Aktivitas Fisik
diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05), hal ini dapat
2020.
diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (< 0,05), hal ini dapat
Tahun 2020.
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan protein yang
nilai p value sebesar 0,021 (< 0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan lemak yang
diperoleh nilai p value sebesar 0,003 (< 0,05), hal ini dapat
2020.
Ya Tidak
n % n % n %
Ringan 20 83,3 4 16,7 24 100
Sedang 4 28,6 10 71,4 14 100 0,001
Total 24 63,2 14 36,8 38 100
sentral value
Ya Tidak
n % n % n %
Aktivitas ringan
8 66,7 4 33,4 12 100 1,000
energi normal
Aktivitas ringan
12 100 0 0 12 100 0,001
energi lebih
Aktivitas sedang
0 0 10 100 10 100 0,000
energi normal
Aktivitas sedang
4 100 0 0 4 100 0,276
energi normal
Total 24 63,2 14 36,8 38 100
diperoleh nilai p value < 0,05 pada Aktivitas ringan energi lebih
(0,001) dan Aktivitas sedang energi normal (0,000), hal ini dapat
fisik kategori ringan dengan asupan energi lebih dan aktivitas fisik
C. Pembahasan
1. Kejadian Obesitas Sentral
Kejadian obesitas sentral dapat diketahui dengan mengukur
lingkar perut, dimana lingkar perut merupakan salah satu indikator dari
45
paling atas dengan tulang panggul paling atas. Namun dalam penelitian
ini terdapat beberapa bias salah satunya ketika mengukur lingkar perut
Hasil penelitian ini lebih tinggi dari pada hasil penelitian yang
55,7%.(9)
luar usus dan bukan berupa timbunan lemak di bawah kulit perut, hal
ini dapat dideteksi dengan mengukur lingkar perut, pada wanita dapat
kategori normal.
2. Asupan Energi
47
berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 2150
mengandung energi tinggi dengan porsi kecil dan jarang serta banyak
makanan cemilan seperti coklat, biskuit, donat, roti dan minuman yang
3. Asupan Karbohidrat
gizi wanita berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun
sebesar 340 gr. Diketahui bahwa lebih dari setengah responden yang
harinya.(21)
sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian di ubah
siang dengan nasi dan kentang sebagai lauk serta minum dengan teh
49
berlebih.
4. Asupan Protein
berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 60 gr.
protein berlebih.
teori protein tubuh yang diganti jumlahnya sama dengan protein yang
50
menghasilkan kalori.(29)
daging ayam, telur ayam, ikan laut dan ikan air tawar, tahu dan tempe.
dan tahan lama, konsumsi protein tertinggi kedua adalah ikan karena
makanan sehari-hari.
5. Asupan Lemak
berdasarkan AKG 2019 pada wanita usia 30-49 tahun sebesar 60 gr.
51
lemak berlebih.
sentral.(21)
lebih besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam
tinggi memiliki 9,3 kali lebih besar beresiko terjadinya obesitas sentral
atau rendah.(21)
seperti ketika makan untuk lauk hewaninya adalah ikan balado dan itu
diolah dengan cara digoreng dan untuk lauk nabatinya orek-orek tempe
dimana orek-orek tempe ini juga diolah dengan cara digoreng sehingga
6. Aktivitas Fisik
tiga indeks aktivitas fisik yaitu, indeks pekerjaan, indeks olahraga dan
fisik sedang.
secara rutin.
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan energi yang
0,000 (<0,05).
obesitas sentral. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
harus seimbang dengan kebutuhan orang tersebut, bila hal itu tidak
Sebaliknya bila asupan energi kurang dari yang dikeluarkan maka akan
sentral yaitu sebesar 100% (16 responden). Dan pada penelitian ini
(23,6%).
55
mengenai aktivitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada
tinggi.(31)
hati dan otot, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak yang kemudian
sentral yaitu sebesar 95,2% (20 responden). Dan pada penelitian ini
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan protein yang
asupan protein berlebih yakni 70,8%.(21) Hal ini juga sejalan dengan
dan aktivitas fisik pada wanita obesitas sentral dan non sentral yang
Asupan protein yang tinggi memiliki resiko 13,2 kali lebih besar
karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh untuk
darah.(18)
sentral yaitu sebesar 75% (21 responden). Dan pada penelitian ini
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan asupan lemak yang
0,003 (<0,05).
sentral yang hanya 48,3%.(31) Selain itu, penelitian ini juga sejalan
responden dengan asupan lemak yang tinggi adalah 9,3 kali lebih besar
atau rendah.(21)
di bawah perut. Jika asupan lemak atau minyak tersimpan dalam waktu
sentral yaitu sebesar 80,8% (21 responden). Dan pada penelitian ini
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik ringan
0,001 (<0,05).
hasil penelitian yang diakukan oleh Joh HK,dkk (2013) dalam Sudikno
serta melindungi massa tubuh yang bebas lemak. Oleh karena itu untuk
61
sentral banyak terjadi pada wanita dewasa dengan aktivitas fisik ringan
dimana dalam proses ini menghasilkan asam emak dan gliserol yang
aktivitas adalah energi yang berasal dari makanan, tetapi jika energi
dengan memetabolisme lemak pada tubuh. (33) jika hal ini terjadi
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan,
sebagai berikut:
sentral
berlebih
(<7,5)
64
65
12. Ada hubungan antara aktivitas fisik dan asupan energi (aktivitas fisik
B. Saran
sawit, daging ayam, serta sumber makro lainnya dan disarankan untuk
seimbang.
lanjut dalam melihat pola konsumsi zat gizi mikro terhadap kejadian
sentral.
DAFTAR PUSTAKA
3. Lestari, Lily Arsanti dan Siti Helmyati. Peranan Prebiotik di Bidang Gizi
dan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2018.
4. Asriati, Tessa. Faktor risiko asupan zat gizi terhadap kejdian obesitas
sentral pada wanita dewasa di Kecamatan Nanggalo Kota Padang tahun
2017 [skripsi]. Padang: Poltekkes Kemenkes Padang; 2017.
10. Bowen, Liza, dkk. Associations between diet, physical activity and body
fat distribution: a cross sectional study an indian population. BMC Public
Health, 15:281; 2015.
11. Naomi. Aktifitas fisik dan pola makan dengan obesitas sentral pada tokoh
agama di Kota Manado. 2012;4(1): 289-298.
12. Sudikno, Hidayat S, Cesilia M.D, dan Hadi R. Faktor resiko obesitas
sentral pada orang dewasa umur 25-65 tahun di Indonesia (analisis data
riset kesehatan dasar 2013). 2015;38(2):111-120.
67
68
17. Supariasa, I.D.N, Bakri, B dan Fajar, I. Penilaian status gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2014.
20. Almatsier, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2015.
21. Burhan, F.Z, Sirajuddin, S., Indriasari, R. Pola konsumsi terhadap kejadian
obesitas sentral pada pegawai pemerintah di Kantor Bupati Kabupaten
Jeneponto; 2013
24. Turcato et al, 2000. Waist circumference and abdominal sagittal diameter
as surrogates of body fat distribution in the elderly: their relation with
cardiovascular risk factors. International Journal of Obesity 24, 1005-1010
25. Ramayulis, Rita. Slim is easy. Jakarta : Penebar Swadaya Grup; 2014.
30. Trisna I& SH. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral
Pada Wanita Dewasa (30-50 Tahun) Di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun
2008. J Kesehatan Masy. 2009;3(2):68-71
32. David J. Wallnes Concepts and Aplications. USA: Hoffman Press; 2000
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal lahir :
Umur : tahun
Alamat :
Pekerjaan :
No. Telepon :
Lingkar Perut :
Setelah membaca dan mendengar penjelasan tentang maksud penelitian
yang akan dilakukan oleh fitri, mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang dengan judul penelitian “Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan
Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa di
Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2020”.
Maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Demikian surat perjanjian ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Padang, 2020
Responden
(…………………….)
Lampiran B
UMBI-UMBIAN
1 Kentang
2 Singkong putih
3 Ubi jalar putih
4 Talas
5 Bengkuang
P. HEWANI
1 Daging ayam
2 Daging sapi
3 Telur ayam
4 Telur itik
5 Telur puyuh
6 Ikan tongkol
7 Udang segar
8 Ikan teri nasi kering
9 Kerupuk udang
10 Susu sapi
11 Tepung susu
12 Susu kental manis
13 Ikan Lele
14 Ikan Nila
15 Kikil
16
LEMAK / MINYAK
1 Margarin
2 Minyak kelapa
3 Minyak kelapa sawit
KACANG2AN
1 Kacang hijau
2 Kacang kedele
3 Kacang merah
4 Kacang panjang biji
5 Kacang tanah
6 Tahu
7 Tempe kedele murni
8 Kecap
BUAH/BIJI
BERMINYAK
1 Kelapa tua daging
2 Santan
3 Emping
GULA
1 Gula pasir
2 Gula aren
3 Madu
4 Meises
5 Permen
6 Coklat
SAYUR
1 Kool merah/putih
2 Bayam segar
3 Kembang kool mentah
Daun singkong
4
mentah
5 Kangkung
6 Buncis mentah
7 Mentimun
8 Labu kuning
9 Labu siam mentah
10 Brokoli
11 Terong ungu
12 Toge
13 Tomat masak
14 Wortel mentah
15 Gambas
BUAH
1 Alpokat
2 Apel
3 Jambu air
4 Jeruk manis
5 Duku
6 Mangga
7 Nanas
8 Nangka masak
9 Pepaya
10 Pisang ambon
11 Rambutan
12 Salak
13 Sawo
14 Semangka
15 Jambu biji
16 Pir
SERBA SERBI
1 Teh
2 Kopi
Lampiran C
Tanggal :..............
olahraga profesional.
Indeks Olahraga
Kurang 2
Sangat kurang 1
Sangat sering 5
Sering 4
Selama waktu senggang, apakah
j. Kadang-kadang 3
Anda berkeringat?
Jarang 2
Tidak pernah 1
k. Selama waktu senggang, apakah Tidak pernah 1
anda berolahraga? Jarang 2
Kadang-kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Jika iya, hitung skor Ket: lihat
l. Apakah anda berolahraga?
olahraga anda no.13
Skor olahraga ≥ 12 5
Skor olahraga 8-12 4
˂ 1 jam 0,5
13 b. Berapa jam anda berolahraga
dalam seminggu? 1-2 jam 1,5
2-3 jam 2,5
3-4 jam 3,5
˃ 4 jam 4,5
13. c. Berapa bulan anda ˂ 1 bulan 0,04
berolahraga dalam setahun? 1-3 bulan 0,17
4-7 bulan 0,42
7-9 bulan 0,67
˃ 9 bulan 0,92
Tidak pernah 1
14. Jarang 2
Selama waktu senggang, apakah
anda menonton televisi? Kadang-kadang 3
Sering 4
Sangat sering 5
Tidak pernah 1
Frequencies
a. Lingkar Perut
Statistics KATELP
KATELP
Cumulative
Valid 38 Frequency Percent Valid Percent Percent
b. Energi
Statistics
kateE
KATEenergi
Cumulative
N Valid 38
Frequency Percent Valid Percent Percent
Missing 0
Valid lebih 16 42.1 42.1 42.1
kateKH kateKH
N Valid 38 Cumulative
Missing 0 Frequency Percent Valid Percent Percent
d. Protein
Statistics kateP
kateP Cumulative
f. Aktivitas Fisik
Statistics KATEaktivitasFSK
KATEaktivitasFSK Cumulative
Cases Count
normal 8 14 22
Total 24 14 38
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,89.
b. Karbohidrat
Case Processing Summary kateKH * KATELP Crosstabulation
Count
Cases
KATELP
Valid Missing Total
normal 4 13 17
Total 24 14 38
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,26.
normal 3 7 10
Total 24 14 38
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,68.
Cases Count
normal 3 9 12
Total 24 14 38
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,42.
KATELP
Cases
Total 24 14 38
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.
BULAN
No Kegiatan
2019 2020
Feb Mar Apr Mei Jun Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Penentuan Topik
2 Penulisan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Izin Penelitian
6 Penelitian
7 Pengolahan Data
8 Penulisan Laporan
Penelitian
9 Seminar Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
11 Penyerahan Skripsi
Dokumentasi