TAHUN 2019
Proposal
Oleh:
ANGRILAH INDAH LESTARI
NIM: 70200115077
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Status Gizi Anak Yang Gizi
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Hipotesis Penelitian........................................................................ 4
E. Kajian Pustaka................................................................................ 7
F. Kerangka Teori.............................................................................. 51
G. Kerangka Konsep........................................................................... 52
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
B. Pendekatan Penelitian.................................................................... 53
E. Instrumen Penelitian...................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan. Periode anak usia sekolah ini disebut juga dengan istilah latency
yaitu periode di mana proses pertumbuhan berlanjut dari masa balita, namun
dengan efek pertumbuhan yang tidak sebesar ada periode sebelumnya. Pada fase
ini, tubuh dengan optimal menyimpan cadangan nutrisi yang diperlukan anak
Masalah gizi yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah
gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan,
Anak sekolah adalah anak yang berusia 7-12 tahun, dengan kebutuhan gizi
(Moehji, 2003). Kelompok anak sekolah ini umumnya mempunyai kondisi gizi
yang kurang memuaskan karena asupan zat gizi yang dikonsumsi sering kali
1
2
sekolah, terutama anak-anak yang menderita kurang gizi pada daerah yang
Pada penelitian ini jenis pisang yang digunakan adalah kulit pisang raja
(Musa sapientum) yang berasal dari daerah Bajeng Kabupaten Gowa, masa panen
berkisar 11-12 bulan. Alasan peneliti memilih pisang raja adalah kandungan zat
gizi yang tinggi, rasa manis dengan aroma tajam dan harum, rasanya lebih manis
dibandingkan dengan jenis pisang lain, dengan tekstur buah lembut serta memiliki
Kandungan gizi pisang raja yaitu 28,2 gr karbohidrat, 0,3 gr lemak, 0,3 gr
protein, 108 gr kalori, 69,3 gr air, 16 mg kalsium, 38 mg fosfor, 0,1 mg zat besi,
dan 2,0 mg vit C (Faunita, 2015). Sedangkan kandungan gizi kulit pisang raja
yaitu 18,50 gr karbohidrat, 2,11 gr lemak, 0,32 gr potein, 68,90 gr air, 715 mg
kalsium, 117 mg fosfor, 1,60 mg zat besi, 0,12 vit B1 dan 17,50 mg vitamin C
(Sri, Nur dan Wiwit, 2016). Aktivitas antioksidan pada kulit pisang (94,25%)
Biskuit merupakan salah satu produk pangan olahan yang berbahan dasar
tepung terigu. Menurut Wijaya (2010) biskuit adalah produk yang diperoleh
makanan lain dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang
diizinkan. Biskuit dapat dinikmati oleh semua kalangan umur mulai dari bayi
sampai lansia dengan komposisi biskuit yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Biskuit mempunyai daya simpan lebih lama dan praktis dibawa sebagai bekal
makanan yang sehat dan bergizi. Berdasarkan Data Statistik Konsumsi Pangan
3
Pada penelitian ini biskuit tepung kulit pisang raja dibuat dengan
menggunakan formulasi 25:75. Adapun hasil uji zat gizi yang dilakukan oleh
(Taliyya, 2018:105), Kandungan gizi dalam biskuit tepung kulit pisang raja
lemak sebanyak 21,48%, zat besi sebanyak 78.5306 mg/kg, kalsium (Ca) sebanyak
427,915 mg/kg dan kadar air sebanyak 2,84%. Dengan kandungan gizi yang cukup
pemakaiannya. Kandungan gizi yang cukup lengkap ini dapat dijadikan alternatif
selain kaya akan gizi, murah dan bahannya pun mudah didapatkan Tepung kulit
status gizi anak di dunia dengan prevalensi kekurusan sekitar 14,3%, jumlah anak
tahun 2010, status gizi umur 6-12 tahun (IMT/U) di Indonesia dengan prevalensi
kurus sebanyak 12,2%, terdiri dari 4,6 % sangat kurus dan 7,6% kurus
prevalensi gizi kurang/anak kurus secara nasional (menurut IMT/U) pada anak
umur 5-12 tahun adalah 11, 2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus
gizi anak usia 5-12 tahun berdasarkan Indeks IMT/U di Sulawesi Selatan
mengalami penurunan dibanding hasil PSG pada tahun 2016 dengan prevalensi
kurus 9,4% menjadi 7,1% dan prevalensi sangat kurus 2% menjadi 1,7%.
anak sangat Kurus dan kurus umur 5-12 tahun berdasarkan IMT/U. Sedangkan di
kota Makassar sebanyak 8,9% persentase anak usia 5-18 tahun menurut IMT/U
dikategorikan kurus dan sangat kurus ( Data Binkesmas Dinas Kesehatan Provinsi
IMT/U.
Bila dilihat dari konsumsi energi dan protein, secara nasional persentase
rumah tangga dengan konsumsi “energi rendah” sebesar 59,0% dan konsumsi
penduduk usia 6-14 tahun kategori kurus adalah laki-laki 15,5% dan perempuan
13,4%, lebih tinggi di atas prevalensi nasional, dan termasuk pula di antara 21
provinsi dengan persentase konsumsi “energi dan protein rendah” lebih tinggi di
atas angka nasional, yaitu sebanyak 71,7% dan 61,7% (Data Riskesdas 2007).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2017,
ditemukan gizi buruk 3,07% dan yang gizi kurang sebanyak 14,54%. Kasus gizi
Tallo di mana gizi buruk mencapai 8,5% dan gizi kurang 19,17%. Sedangkan
Kecamatan Wajo di mana gizi buruk mencapai 1,71% dan gizi kurang 7,91%.
5
Galangan Kapal Kec. Tallo Kota Makassar”. Dimana kulit pisang raja sebagai
bahan dasar biskuit dapat memberikan zat gizi yang dibutuhkan dan merupakan
bahan pangan lokal yang mudah didapat dan dijangkau oleh semua kalangan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana pengaruh
pemberian biskuit tepung kulit pisang raja terhadap status gizi kurang pada anak
sekolah di SD Inpres Galangan kapal Kec. Tallo Kota Makassar.
C. Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada pengaruh pemberian biskuit tepung kulit pisang raja terhadap status
gizi siswa gizi kurang di SD Inpres Galangan Kapal Kota Makassar.
2. Hipotesis Nol (H0):
Tidak ada pengaruh pemberian biskuit tepung kulit pisang raja terhadap
status gizi siswa gizi kurang di SD Inpres Galangan Kapal Kota Makassar.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pisang Raja
Definisi Operasional: Pisang raja adalah salah satu jenis pisang yang
banyak digemari oleh masyarakat karena aroma harum dan rasanya lebih manis di
bandingkan dengan jenis pisang lainnya dengan tekstur buahnya lembut dan
ukurannya yang tidak terlalu besar ataupun kecil.
penelitian ini adalah tanaman pisang yang memiliki permukaan licin, ukuran
pada buah yang telah matang. Rasa manis dengan aroma yang harum dan kulit
Kriteria Objektif: Kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang raja
manis dan gurih terbuat dari adonan tepung terigu, margarin, kuning telur dan
gula halus.
biskuit yang menggunakan tepung kulit pisang raja sebagai bahan dasarnya.
Obesitas : Zscore>2.0
5. Anak Sekolah
7
Definisi Operasional : Anak Sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun,
memiliki fisik yang lebih kuat, memiliki sifat individual serta aktif.
Kriteria Objektif: Pada penelitian ini anak yang menjadi objek penelitian
yaitu anak Sekolah Dasar yang memiliki usia 7-9 tahun dikarenakan kebutuhan
6. Asupan Makanan
a. Asupan Energi
kebutuhan tubuh.
b. Asupan Protein
E. Kajian Pustaka
N Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
o
1 Musdalipa Pengaruh Pemberian Penelitian ini Pemberian intervensi biskuit ubi
Biskuit Ubi Jalar Ungu merupakan penelitian jalar ungu dan biskuit tepung
(Ipomoea Batatas L. kuantitatif lapangan terigu selama 30 hari belum
8
Poiret) Terhadap Status dengan desain non mampu mengubah status gizi
Gizi Kurang Pada Anak randomized pre-post (BB/U) anak gizi kurang
Sekolah Usia 7-9 Tahun control design menjadi normal, ditandai
di SD Inpres Borong melalui pendekatan dengan rata-rata nilai z-score
Jambu III Kec. Manggala quasi eksperimental. masih berada pada angka <-2
Kota Makassar Tahun Jumlah sampel SD menandakan responden
2017 sebanyak 36 orang masih berada pada kategori gizi
dengan teknik kurang.
pengambilan sampel
menggunakan
purpossive sampling.
2 Michran Pengaruh Pemberian Penelitian ini Sebelum kelompok perlakuan
Marsaoly, Dkk. Makanan Tambahan merupakan penelitian diintervensi, terdapat 70,8%
2011 (Telur Rebus Dan Bubur kuantitatif lapangan anak berstatus gizi normal,
Kacang Hijau) Terhadap dengan desain non 20,8% berstatus gizi kurang,
Status Gizi Anak Usia randomized pre-post dan 8,3% berstatus gizi buruk.
Sekolah control design Setelah diintervensi, anak
melalui pendekatan dengan status gizi normal
quasi eksperimental. meningkat menjadi 75%, karena
terdapat 1 orang anak dari status
gizi kurang, menjadi normal,
sementara anak dengan status
gizi buruk, tidak berubah.
Berdasarkan indeks TB/U,
diketahui bahwa sebelum
kelompok perlakuan
diintervensi, terdapat 83,3%
anak dengan status gizi normal,
dan setelah diintervensi
menurun menjadi 79,2%,
karena anak yang pendek,
bertambah 4,1% (1 orang). Pada
kelompok yang sama, untuk
indeks BB/TB, anak dengan
status gizi normal meningkat
sebesar 8,3%, yaitu dari 87,5%
menjadi 95,8%, karena tidak
ada lagi anak dengan status gizi
kurus setelah diintervensi
(sebelumnya 2 orang),
sementara yang gemuk, tetap
4,2% (1 orang)
3 Denas Symond, Efikasi Suplementasi Penelitian ini Terdapat perbedaan kadar albumin
Fadil Oenzi, Formula Tempe menggunakan desain yang signifikan sebelum dan
Eriyati Darwin, Bengkuang quasi experiment pre- sesudah intervensi pada kelompok
Nur Indrawati Terhadap Kadar Albumin post test with control biskuit (p<0,05) dan terdapat
9
b. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acauan bahan masukan dan
sekaligus bahan rujukan bagi pembaca bagaimana memanfaatkan
pangan sumber daya alam yang kaya akan zat gizi.
2) Sebagai tambahan studi pustaka di perpustakaan UIN Alauddin
Makassar khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
peminatan Gizi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Gizi menurut islam berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya
makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses
fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi [ CITATION Sya13 \l 1033
].
ilmu dasar, seperti Biokimia, Biologi, Ilmu Hayat (Fisiologi) ilmu Penyakit
(Pathologi) dan beberapa lagi. Jadi untuk menguasai Ilmu Gizi secara ahli, harus
menguasai bagian-bagian ilmu dasar tersebut yang relevan dengan kebutuhan ilmu
tak hanya dilihat dari segi kehalalannya tetapi juga dari segi kandungan gizinya
13
yang memberi manfaat bagi tubuh manusia. Hal tersebut dapat dipahami dalam
14
15
Terjemahnya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya” -(Departemen Agama Republik Indonesia, 2009).
makanan meliputi 3 hal yaitu halal zatnya, halal cara memperolehnya dan
menunjukkan dari segi zat dan kandungannya, yakni kandungan gizi yang
baik dalam makanan yang akan dikonsumsi, baik oleh orang dewasa
maupun anak-anak.
pengeluaran zat-zat gizi yang dikonsumsi. Untuk mengetahui status gizi seseorang
1) Antropometri
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Metode antropometri sangat berguna
2) Klinis
kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel
yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut dan organ yang dekat dengan
3) Biokimia
zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan pada
berbagai macam jarigan tubuh seperti darah, urine, tinja, hati dan otot [ CITATION
Nis17 \l 1033 ].
4) Biofisik
melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang
dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja [ CITATION
Nis17 \l 1033 ].
dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi masyarakat, individu
zat gizi. Metode pengukuran konsumsi makana berdasarkan jenis data yang
diperoleh adalah:
17
a) Metode Kualitatif
jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food
makan (food frequency), metode dietary history, metode telepon dan metode
pendaftaran makanan.
b) Metode Kuantitatif
yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan
daftar komposisi bahan makanan (DKMB) atau daftar lain yang diperlukan seperti
Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM)
Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya
dimulai sejak responden bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam
harinya. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data
yng diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran
peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara, cepat sehingga dapat
mecakup banyak responden, dapat digunakan untuk responden yang buta huruf,
sehari-hari, bila hanya dilakukan satu hari, ketepatannya sangat tergantung pada
daya ingat responden oleh karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang
bagus sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia dibawah 7 tahun
atau orang yang berusia diatas 70 tahun serta orang yang lupa ingatan dan pelupa,
The flat slope syndrome yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk
cenderung melaporkan lebih sedikit, membutuhkan tenaga atau petugas yang lebih
terlatih atau terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat
motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian, untuk mendapat gambaran
konsumsi makanan sehari-hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari
2) Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui
angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian,
statistik pelayanan kesehatan dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan
gizi.
19
20
3) Faktor Ekologi
faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor
ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik dan lingkungan budaya. Penilaian
salah (malnutrition) disuatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk
a. Faktor Langsung
1) Konsumsi pangan
pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan
2) Infeksi
1) Tingkat pendapatan
2) Pengetahuan Gizi
yang merupakan sumber sumber zat gizi dan kepandaian dalam mengolah
bahan makanan yang akan diberikan, pengetahuan tentang ilmu gizi secara
umum sangat bermanfaat dalam sikap dan perlakuan dalam memilih bahan
makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam
Kelompok anak usia 7-12 tahun sebagai anak sekolah. Anak usia sekolah
Kebutuhan gizi antar anak berbeda, hal ini dipengaruhi oleh ukuran dan komposisi
tubuh, pola aktivitas dan kecepatan tumbuh. Pertumbuhan cepat pada waktu bayi
diikuti penurunan laju pertumbuhan pada anak pra sekolah dan anak usia sekolah
(Yenita, 2012).
sedangkan tinggi badan kurang lebih 7,6 cm setahun pada anak antara satu tahun
sampai tujuh tahun, kemudian meningkat sebanyak 5,1 cm setahun hingga awal
pertumbuhan cepat pada usia remaja. Kelompok ini mempunyai laju pertumbuhan
fisik yang lambat tetapi konsisten, terus menerus memperoleh pendewasaan dalam
Kebiasaan makan yang terbentuk pada usia ini, serta jenis makanan yang
disukai dan tidak disukai, merupakan dasar bagi pola konsumsi makanan dan
asupan gizi anak usia selanjutnya. Anak usia sekolah mempunyai banyak akses ke
menyebabkan terbukanya gerbang terhadap makanan yang nilai gizinya tidak jelas
(Yenita, 2012).
b. Selalu Aktif
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka nutrisi dan energi juga akan
semakin banyak diperlukan, anak usia SD atau usia sekolah merupakan usia yang
lingkungan sekitar. Untuk itu, perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyak
c. Pola Makan
Makan pagi sangat penting agar anak lebih bisa konsentrasi dan tidak
mengantuk waktu belajar. Namun banyak anak yang tidak mau makan pagi
Selain pola makan yang harus diperhatikan, kandungan zat gizi di dalam
tentang kandungan zat gizi dalam makanan, selain memperhatikan dari segi
kehalalannya, kita juga harus memperhatikan dari segi manfaatnya dalam tubuh
kita agar makanan yang kita makanan nantinya tidak menjadi mudharat ataupun
membahayakan untuk tubuh kita karena Allah swt menciptakan seluruh isi bumi
agar mampu dimanfaatkan oleh manusia dalam bertahan hidup. Hal ini berkaitan
setiap orang. Ini karena kadar tertentu yang dinilai cukup untuk seseorang, boleh
jadi telah dinilai melampaui batas atau belum cukup buat orang lain. Atas dasar
24
itu, kita dapat berkata bahwa penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap
Anak usia sekolah tidak dapat ditebak, apa selera makan yang saat ini
faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar pada masa-masa inilah perhatian
ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakkan (Ayu,
2014:24).
yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak gula dan
(Ayu, 2014:24).
satunya dengan memperbaiki pola makan. Pola makan menjadi kunci utama
pasokan gizi dan vitamin ke dalam tubuh. Selain pola makan yang harus
a. Fortifikasi
yaitu vitamin dan mineral (termasuk elemen) dalam makanan, sehingga dapat
makanan olahan.
hemat biaya bagi kesehatan. Namun persyaratannya adalah bahwa makanan yang
diperkaya perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup oleh sebagian besar
b. Edukasi Gizi
Edukasi gizi meruapakan salah satu upaya yang ekstensif dan persuasif
dikonsumsinya.
tangga.
e. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari
tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memilki fisik
lebih kuat dibanding balita, mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung pada orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat
dibanding anak putra. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk
generasi penerus yang akan menentukan kualitas bangsa di masa yang akan
datang. Usia anak sekolah dapat digambarkan sebagai bocah berumur 4-6 tahun
sebagai usia pra-sekolah atau Taman Kanak-kanak (TK) dan usia 7-12 tahun
Tumbuh kembang anak yang optimal antara lain dipengaruhi oleh jumlah
dan kualitas asupan zat gizi yang diberikan dalam makanannya. Anak pada usia
sekolah 7-12 tahun melewati sebagian besar waktu hariannya di luar rumah,
seperti bermain dan olahraga. Waktu-waktu istirahat saat bermain dan olahraga,
berat badan dan tinggi badan anak perempuan lebih besar disbanding dengan anak
laki-laki pada usia yang sama, pertumbuhan gigi permanen, nafsu makan semakin
besar dan mulai terjadi haid pada anak perempuan. Beberapa karakteristik emosi
dan sosial anak sekolah antara lain suka berteman dan bermain, rasa ingin tahu
meningkat. Masa usia anak sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena
27
keterampilan, rasa ingin mencoba hal baru dan selalu ingin tahu sesuatu, serta
e. Pertumbuhan lambat
Masalah gizi anak sekolah dasar adalah gangguan pada beberapa segi
terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah
namun banyak pula kasus kelebihan gizi. Adapun masalah gizi yang sering timbul
keluar. Apabila tidak teratasi maka, keadaan ini akan berlanjut sampai remaja dan
dewasa. Berbeda dengan dewasa, berat badan anak tidak boleh diturunkan, karena
penyusutan berat akan sekaligus akan menghilangkan zat gizi yang diperlukan
berat badan dan meningkatkan tinggi badan sehingga proporsi berat badan
terhadap tinggi badan kembali normal. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan
energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak, KEP dapat
dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP bisa
penyakit. Kemiskinan merupakan salah satu faktor terjadinya KEP, namun selain
Suatu kondisi pada anak SD dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal (kurang dari 12 gr %). Akibat buruk dari anemia defisiensi
besi adalah anak menjadi lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5 L) dan mengurangi
29
daya serap otak terhadap pelajaran. Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit
kandungan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi terutama pada anak yang
makanan sehari-hari yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Masalah GAKY
pada umumnya ditemukan di dataran tinggi. Akibat buruk GAKY adalah anak
menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi sehingga anak mudah sakit.
Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih
sama dengan yang dianjurkan untuk anak pra sekolah terkecuali porsinya harus
berat badan dan aktivitasnya. Kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan banyak
stamina anak menjadi menurun kalau tidak ditunjang dengan intake pangan dan
Agar stamina anak usia sekolah tetap fit selama mengikuti kegiatan di
sekolah maupun kegiatan lainnya, maka saran utama dari segi gizi adalah jangan
sekolah agar kadar gula tetap terkontrol dengan baik, sehingga konsentrasi
[ CITATION Mer12 \l 1033 ] terdapat beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu
diketahui agar kebutuhan zat gizi anak usia sekolah dapat tercukupi:
a. Energi
basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
tambahan energi dan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk
mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Penggunaan energi di luar AMB bagi bayi dan
anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar
kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan
Semua bahan makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut
b. Karbohidrat
digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
baik yang disadari maupun tidak disadari misal, gerakan jantung, pernapasan
selain itu karbohidrat juga mempuyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi
c. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti: telur, susu,
daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai
d. Lemak
dan protein. Fungsi utama lemak yaitu menghasilkan energi yang diperlukan oleh
berlangsung dalam tubuh secara langsung dan tak langsung, pembawa vitamin
akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.
terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive,
e. Kalsium
yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 Kg dan
jumah ini, 99% berada dalam jaringan keras (tulang dan gigi). Peningkatan
kebutuhan terjadi pada masa pertumbuhan khususnya pada anak usia sekolah dan
remaja, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat akivitas fisik yang
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan
dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik.
sayuran hijau juga merupakan sumber kalsium yang baik tetapi bahan makanan ini
banyak mengandung zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat
dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan
f. Besi
terhadap serangan bibit penyakit. Hal ini, berhubugan erat dengan menurunnya
Sumber besi yaitu makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan, sumber
baik lainya adalah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan
g. Yodium
Yodium berfungsi sebagai bagian dari tiroksin dan senyawa lain yang
Sumber yodium yang utama yaitu makanan laut berupa ikan, udang dan
kerang serta ganggang laut. Di daerah pantai, air dan tanah banyak mengandung
banyak yodium.
Tabel 2.1
Energ Lema
Kelompok BB TB Karbohidrat Protein Kalsium Besi
i k
Umur (g) (g)
(kg) (cm) (Kkal) (g) C
Laki-laki
34 142 2100 289 56 70 1200 13
10-12 tahun
Perempuan
36 145 2000 275 60 67 1200 20
10-12 tahun
dalam (Andi Arnisa, 2017: 10) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
34
Kindom Plantae
Phyllum Spermatophyta
Kelas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Musaceae
Genus Musa
Spesies Musa Sapientum
Pisang (Musa sapientum L.) adalah salah satu buah paling populer
yang dapat tumbuh kira-kira sekitar 2,1 - 2,9 meter, berakar serabut yang
semu tegak yang berwarna hijau hingga merah dan memiliki noda coklat
yang letaknya tersebar dengan bagian bawah daun tampak berlilin. Daun
yaitu berumah satu dalam satu tandan dan berwarna merah tua. Buahnya
makanan nabati yang lainnya, mineral yang terdapat dalam buah pisang
Tabel 2.3 Komposisi Zat Gizi Pisang Raja Per 100 Gram Bahan
6 Kalsium (mg) 16
3 Fosfor (mg) 38
tubuh kita. Dari berbagai macam pangan yang merupakan ciptaan Allah
swt yang dapat dimakan dan mempunyai nilai gizi yang baik, salah
satunya adalah pisang raja. Pisang raja merupakan pangan lokal yang
hal makan dan minum. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah:
Artinya:
Dari Miqdam bin Ma'di Karib, ia berkata, aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih buruk yang di isi
oleh seorang manusia selain perutnya. Cukuplah anak Adam itu memakan
makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak dapat
melakukan yang demikian, hendaklah sepertiga perutnyauntuk makan,
sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk pernafasannya " Shahih:
Ibnu Majah (3349).
2. Kulit Pisang Raja (Musa sapientum)
secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan
sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit
pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan
Menurut Base (2000) jumlah dari kulit pisang cukup banyak, yaitu
kira-kira ½ dari buah pisang yang belum dikupas. Kandungan unsur gizi
37
fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah yang
dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia.
B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil kimia menunjukkan
bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan
pisang dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2.4 berikut ini
Tabel 2.4 Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang Raja per 100 gram
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982), Munadjim, 1998.
komposisi zat gizi yang cukup tinggi terutama karbohidrat (pati) sebesar
dan menjaga kesehatan retina mata dari kerusakan akibat cahaya berlebih.
identifikasi zat gizi dan kualitas tepung kulit pisang raja (musa sapientum) dengan
metode pengeringan sinar matahari dan oven. Hasil analisisnya terbukti bahwa
tepung kulit pisang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu
karbohidrat, protein, lemak, air dan serat kasar. Namun kandungan gizi tepung
kulit pisang raja yang dihasilkan dari metode pengeringan matahari lebih tinggi
melalui uji daya terima terhadap warna, aroma dan tektur, tepung yang dihasilkan
Jenis pisang raja (Musa sapientum) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah yang telah matang kulitnya berwarna kuning di seluruh permukaan kulit
dengan sedikit bintik kecoklatan, tidak rusak atau busuk. Buah pisang yaitu
kulitnya dalam keadaan segar, dan yang paling sedikit memiliki bintik kecoklatan.
Kulit pisang yang akan digunakan yaitu kulit pisang raja. Pisang tersebut
mempunyai batang lunak berwarna dominan hijau dan daun yang sangat lebar.
Pisang raja menghasilkan susunan berbentuk tandan dan setiap tandan terdapat
beberapa sisir dengan buah tersusun secara menjari. Pisang ini memiliki warna
hijau ketika mentah dan berubah menjadi kuning serta bercak kehitaman pada saat
Kulit pisang raja mempunyai kulit yang lebih tebal dari kulit pisang
lainnya (Sulfahri, 2008 dalam Akmal 2014). Sehingga memiliki potensi pati yang
cukup besar untuk dijadikan subtitusi tepung terigu (Deptan, 2011 dalam Akmal,
2014).
Penggunaan tepung kulit pisang ini cukup potensial sebagai bahan baku
dalam pembuatan produk pangan berbasis tepung dan mampu bersaing dari segi
kualitas produk yang dihasilkan. Sebagai bahan baku kue kering dan cake
Tabel 2.5 Kandungan Gizi Tepung Kulit Pisang Raja Dengan Metode
Pengeringan Oven
No Parameter Nilai
(%)
pengeringan. Selain itu masa dan volume lebih kecil sehingga tidak
menghilangkan kadar air dalam kulit pisang dari suatu bahan dengan cara
atau kadar air setimpal dengan aktifitas air (aw) yang aman dari kerusakan
atau drum dryer untuk mendapatkan proses pengeringan yang lebih cepat.
sari pati pisang raja dengan tujuan agar serat dalam kulit pisang raja
Kulit Pisang
Pencucian
Potong kecil-kecil
di Blender
di Ayak
Gambar 2.1 Skema Proses Pembuatan Tepung Kulit Pisang Raja (Akmal, 2014).
oven. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perubahan kandungan zat gizi
terhadap kulit pisang raja, yang berpengaruh pada kualitas tepung tersebut,
yang berasal dari tepung terigu dengan penambahan makanan lain dan
renyah serta memiliki umur simpan cukup lama (Kusnandar dkk (2010)
dalam Winata, 2015). Kadar air yang rendah pada biskuit dihasilkan dari
crackers, cookies dan wafer. Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat
bertekstur padat dan dapat berkadar lemak tinggi atau rendah. Crackers
adalah jenis biskuit yang dibuat adonan keras melalui proses fermentasi
atau pemeraman. Cookies adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan
bertekstur kurang padat, sedangkan wafer adalah jenis biskuit yang dibuat
2011).
hari.
44
1. Tepung Terigu
Gandum atau tepung terigu adalah termasuk serelia yang memiliki nilai
gizi penting. Makanan berbasis gandum atau tepung terigu telah menjadi makanan
berkisar 8-9%, 10,5-11,5% dan 12-14%. Di dalam tepung terigu terdapat gluten,
yang secara khas membedakan anara tepung terigu dengan tepung-tepung lainnya.
Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis,
digunakan dalam penelitian ini adalah tepung terigu yang rendah kalori.
No
Komposisi Zat Gizi Jumlah Zat Gizi
.
5 Kalsium (mg) 33
penggunaan jenis tepung terigu. Tepung terigu berprotein 12-14 % ideal untuk
46
pembuatan roti dan mie, 10,5-11,5% untuk biskuit, pastry atau pie dan donat
sedangkan, untuk gorengan, cake, dan wafer gunakan yang berprotein 8-9%.
2. Margarin
Margarin merupakan emulsi yang terdiri dari lemak nabati, air, dan garam
dikomsumsi tanpa dimasak. Sifat fisik margarin dalam suhu kamar adalah
memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit ketimbang mentega biasa. Margarin
bisa memberi cita rasa gurih, mengurangi remah roti, mempermudah pemotongan,
Fungsi lemak dalam pembuatan kue kering adalah sebagai pemberi aroma,
pelembut tekstur kue kering, sebagai pelembab dan memperkaya rasa, sebagai
pelarut gula, sebagai bahan isian, memberi kilau pada permukaan kue kering.
Ini adalah jenis gula yang paling mudah dijumpai, digunakan sehari-
hari untuk pemanis makanan dan minuman. Gula pasir juga merupakan jenis
47
gula yang digunakan dalam penelitian ini. Gula pasir berasal dari cairan sari
tebu. Setelah dikristalkan, sari tebu akan mengalami kristalisasi dan berubah
menjadi butiran gula berwarna putih bersih atau putih agak kecoklatan (raw
sugar). Gula pada pembuatan biskuit memiliki fungsi untuk memberikan rasa
menjadi cokelat kehitaman dan tekstur adonan seperti perekat (Sulistiyo (1999)
3 Kalsium (mg) 5
4 33Fosfor (mg) 1
4. Kuning Telur
bersama tepung membentuk kerangka atau struktur (proteinnya), selain itu telur
warna dari biskuit. Lecitin dalam kuning telur mempunyai daya emulsi sedangkan
perekat atau pengikat. Peranan utama telur atau protein dalam pengolahan pada
berbagai saus dan custard karena protein terkoagualasi pada suhu 62oC.
Berdasarkan bagian-bagian telur yaitu cangkang telur (shell egg) 12%, putih telur
Dosis penggunaan telur dalam pembuatan biskuit harus tepat karena jika
terlalu banyak telur maka, adonan akan menjadi lembek dan biskuit yang
dihasilkan terlalu renyah, akan tetapi jika adonan kekurangan telur maka biskuit
yang dihasilkan kurang mengembang dan kurang renyah atau keras (Faridah,
2008:91).
pengemasan. Komposisi bahan lain diluar bahan baku yaitu tepung terigu dan
tepung kulit pisang dalam pembuatan biskuit kulit pisang raja yaitu 40gram
a. Tahap persiapan
pisang.
b. Tahap Pelaksanaan
berikut:
2) Campur margarin, gula halus dan kuning telur lalu mixer sampai berwarna
3) Masukkan campuran tepung terigu dan tepung kulit pisang raja sesuai
takaran yang ditentukan beserta dengan bahan kering lainnya lalu aduk
4) Setelah adonan sudah kalis dan siap untuk dicetak sesuai selera.
oven sampai matang dengan suhu 160-1700C dan waktu ±15-20 menit.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian dari proses pembuatan biskut tepung kulit pisang raja
Persiapan Bahan
Penimbangan Bahan
Pencampuran Bahan
Pencetakan
Pengovenan
Pendinginan
Tahap Penyelesaian
Pengemasan
Gambar 2.2 Skema Proses Pembuatan Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja (Taliyya,2018)
51
F. Kerangka Teori
Gizi Kurang
Penyebab
Langsung
Persediaan Perawatan
Pelayanan Penyebab
Makanan Anak dan
Kesehatan Tidak
Rumah Ibu Hamil
Langsung
Pokok
Kemiskinan, Kurang Pendidikan,
Masalah
Kurang Keterampilan
Akar
Sumber: Persagi. 1999. Visi dan Misi Gizi dalam Mencapai Indonesia Sehat
G. Kerangka Konsep
sebagai berikut:
Ketahanan Asupan
Pangan Makanan
Pelayanan
Pola Asuh Penyakit Infeksi
Kesehatan
Keterangan:
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
54
kelompok kontrol yang serupa. Dalam rancangan ini, pengelompokan
54
55
kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak tetapi ditentukan oleh
peneliti. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut nonrandomized control
adalah biskuit tepung kulit pisang raja, sedangkan yang menjadi variabel
terikatnya (variabel dependen) adalah status gizi pada anak sekolah dasar yang
mengalami gizi kurang. Intervensi yang dilakukan pada anak sekolah dasar gizi
kurang adalah pemberian biskuit tepung kulit pisang raja pada kelompok kasus
1. Recall 24 jam
Sebelum Intervensi
2. Pengukuran Antropometri (berat
badan dan tinggi badan)
1. Recall 24 jam
Hari Terakhir Intervensi 2. Pengukuran Antropometri (berat
badan dan tinggi badan)
Analisa Data
dilakukan recall 24 jam untuk mengetahui gambaran asupan makanan pada anak.
Intervensi yang dilakukan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kasus dan
1. Populasi
2. Sampel
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penarikan sampel yang
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
Kriteria Inklusi:
Kriteria eksklusif :
2) Berstatus gizi baik dengan IMT/U bila z-score <-3 dan ≥-2
3) Mengalami penyakit infeksi yang serius seperti Thypoid, DBD, Diare dan
b. Besar Sampel
sampel (n) dapat ditentukan berdasarkan total kelompok (t) yang digunakan dalam
penelitian. Sehingga jika t=2 kelompok maka besar sampel yang digunakan:
(n-1) (t-1) ≥ 10
(n-1) (2-1) ≥ 10
(n-1) (1) ≥ 10
n-1 ≥ 10
n ≥ 10 + 1 = 11
58
n ≥ 11
Adapun sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 24
tepung kulit pisang raja dan biskuit te unpung terigu untuk kelompok kontrol.
1. Data Primer
yaitu melalui observasi awal dengan melakukan pengukuran berat badan dan
2. Data Sekunder
E. Instrumen Penelitian
Terdiri dari buku dan ballpoint, perangkat ini digunakan untuk menghimpun
metode ini dimulai dari responden bangun pagi kemarin sampai istirahat tidur
malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara
mundur ke belakang sampai 24 jam penuh (Supariasa, 2002). Form recall 1x24
jam digunakan untuk mengetahui konsumsi protein dan sumber energi, hasil
recall kemudian dihitung dengan bantuan software komputer Nutry Survey 2007
dan kemudian dihitung Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak usia 7-9 tahun dan
Untuk memantau konsumsi biskuit tepung kulit pisang raja pada responden
dilakukan dengan cara menimbang sisa biskuit yang dikonsumsi oleh responden
yang lalu.
Digunakan untuk mengukur berat badan sampel (dengan kapasitas 150 kg dan
ketelitian 0,1 kg). Adapun cara pengukuran Berat Badan sampel yaitu :
b. Meminta anak untuk melepas alas kaki dan meletakkan barang bawaan yang
berat.
c. Meminta anak untuk naik keatas timbangan, dengan posisi berhadapan dengan
pemeriksa.
ON/OFF lalu letakkan wadah diatas timbangan lalu tekan tombol TARE pada
61
bahan yang akan ditimbang kedalam wadah dan perhatian angka yang muncul
tombol ON/OFF lalu setelah angka 0 (nol) tertera pada display timbangan
1. Pengolahan Data
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan narasi distribusi frekuensi
itu dilakukan tabulasi silang antara variabel independen dan variabel dependen.
3. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Data
yang diperoleh dalam ordinal dianalisis menggunakan uji statistik yaitu uji T
terdapat pengaruh pemberian biskuit tepung kulit pisang raja terhadap status gizi
siswa gizi kurang dan Uji Independent (T-Test) untuk mengetahui perbedaan
sebelum dan setelah melakukan intervensi pada kelompok kasus dan kelompok
kontrol dengan tingkat kepercayaan semua uji yaitu 95% atau α = 5% (0.05).
55
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan hasil
penelitian tentang pengaruh pemberian biskuit tepung kulit pisang raja pada
(kontrol) guna memperbaiki status gizi anak berdasarkan IMT/U. Penelitian ini
dalam penelitian ini berjumlah 24 orang. Sampel dibagi menjadi dua kelompok
yaitu, 12 orang pada kelompok kasus, dan 12 orang pada kelompok kontrol.
kelurahan Kaluku Bodoa, kecamatan Tallo kota Makassar. Keberadaan sekolah ini
yang padat dan lokasinya yang dekat dengan fasilitas kesehatan yakni Puskesmas
56
Kaluku Bodoa, jaraknya hanya kurang lebih 10 meter dari sekolah. Kedua sekolah
Dilihat dari segi fisik, bangunan SD Inpres Galangan Kapal sangat baik,
e) Menggali potensi siswa untuk menjadi anak yang berkualitas dan bertanggung
jawab
f) Memberikan layanan yang prima untuk menuju sekolah yang berbudaya dan
berkarakter.
57
c. Karakteristik Responden
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik responden siswa gizi
kurang adalah sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin
Berikut hasil analisis univariat pada kelompok jenis kelamin pada anak Sekolah
Dasar Gizi Kurang:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD
Inpres Galangan Kapal Kota Makassar Tahun 2020
2) Kelas
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD
Inpres Galangan Kapal Kota Makassar Tahun 2020
3) Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD
Inpres Galangan Kapal Kota Makassar Tahun 2020
4) Pekerjaan Orang Tua
55
2. Hasil Analisis
a. Analisis Univariat
1) Gambaran Asupan Energi, Asupan Protein, Berat Badan dan Status Gizi
(IMT/U) Responden Sebelum Intervensi
2) Gambaran Asupan Energi, Asupan Protein, Berat Badan dan Status Gizi
(IMT/U) Responden Setelah Intervensi
b. Analisis Bivariat
1) Pengaruh Pemberian Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Asupan
Energi Pada Anak Sekolah Dasar Gizi Kurang
2) Pengaruh Pemberian Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Asupan
Protein Pada Anak Sekolah Dasar Gizi Kurang
3) Pengaruh Pemberian Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Berat
Badan Pada Anak Sekolah Dasar Gizi Kurang
4) Pengaruh Pemberian Biskuit Tepung Kulit Pisang Raja Terhadap Status
Gizi (IMT/U) Pada Anak Sekolah Dasar Gizi Kurang
B. Pembahasan
rentan umur 7-9 tahun dengan kategori IMT kurang atau status gizi
kurang dengan nilai z-score (-3 SD s/d <-2 SD). Sebelum dilakukan
intervensi setiap hari diberikan biskuit tepung kulit pisang raja sebanyak
sebelum pulang.
1. Asupan Energi
2. Asupan Protein
3. Berat Badan
4. Status Gizi
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tarik kesimpulan :
1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata asupan zat besi (Fe) pada siswa
anemia sebelum dan setelah pemberian biskuit tepung kulit pisang raja
B. Saran
raja terhadap kadar hemoglobin maka ada beberapa saran yang penting
optimal.
55
Daftar Pustaka