Pini Alvionita
vini.a.sanjaya@facebook.com
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Tadulako
Abstract
This Research was to identiy the ratiodecidendi behind the sentence of verdict in appeal
against a non-guilty verdict and the implication of a legal appeal against a non-guilty verdict in a
criminal case. It was a judicial normative research adopting juridical, historical, conceptual
approach and cases. The legal resource were primary ones and secondary ones through
bibliographical data collection. The collected data were analyzed descriptively and concluded
deductively. Reffering to the results of analysis and discussions, it was concluded that : (1) the
ratiodecidendi of an appeal by a general prosecutor was based on philosophy (fairness), juridical
(certainty) and sociology (benefit). Among the aforementioned 3 basis, the juridical one was the
most prominent, and (2) an appeal by a general prosecutor was not acceptable against all non-
guilty verdicts, saved to impure acquittals.
Keywords: Appeal, Non-guilty Verdicts
13
14 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 13-24 ISSN: 2302-2019
umum) terhadap suatu putusan Pengadilan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman
Tinggi. Terdakwa atau penuntut umum dapat No. M. 14-PW.07.03 Tahun 1983 butir 19
mengajukan kasasi bila masih merasa belum yang menyatakan, “Terhadap putusan bebas
puas dengan isi putusan Pengadilan Tinggi tidak dapat dimintakan banding tetapi
kepada Mahkamah Agung. Kasasi berasal berdasarkan situasi dan kondisi, demi hukum,
dari perkataan “casser” yang berarti keadilan dan kebenaran, terhadap putusan
memecahkan atau membatalkan, sehingga bebas dapat dinyatakan kasasi, hal ini akan
bila suatu permohonan kasasi terhadap didasarkan pada yurisprudensiDalam
putusan pengadilan di bawahnya diterima perkembangannya Pasal 244 KUHAP
oleh Mahkamah Agung, maka berarti putusan tersebut mengalami perubahan, dengan
tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung dikeluarkannya Putusan Mahkamah
karena dianggap mengandung kesalahan Konstitusi Nomor: 114/PUU-X/2012 yang
dalam penerapan hukumnya. mengabulkan permohonan Pemohon
Pasal 244 KUHAP menyatakan terhadap frase “kecuali terhadap putusan
“Terhadap putusan perkara pidana yang bebas”. Dalam amar putusannya, Hakim
diberikan pada tingkat terakhir oleh Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa
pengadilan lain selain daripada Mahkamah frase tersebut tidak lagi mempunyai kekuatan
Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat hukum mengikat. Penulis ingin mengkaji
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi lebih dalam tentang ratio decidendi
kepada Mahkamah Agung, kecuali terhadap Mahkamah Agung dalam
putusan bebas”. Jika membaca uraian pasal mempertimbangkan putusan pengadilan
tersebut maka jelas larangan terhadap jaksa negeri sebagai pengadilan pada tingkat
sebagai penuntut umum untuk mengajukan pertama yang telah memberikan putusan
kasasi terhadap putusan bebas (vrijspraak), bebas pada perkara pidana. Berdasarkan hal
karena terdapat kata “kecuali” yang artinya tersebut maka yang menjadi permasalahan
mengkhususkan terhadap putusan bebas. dalam penelitian ini adalah : (1) Apa ratio
Berdasarkan uraian di atas, dalam pasal decidendi dibalik vonis hukum kasasi
ini telah memberikan muatan yang jelas terhadap putusan bebas? (2) Bagaimanakah
terhadap larangan mengajukan upaya hukum implikasi upaya hukum kasasi terhadap
kasasi oleh penuntut umum. Namun dalam putusan bebas dalam perkara pidana?
praktek pelaksanaan perkara pidana, kasasi
masih dapat diajukan terhadap putusan bebas METODE
yang didasarkan pada Surat Keputusan Penelitian ini adalah yuridis normatif,
Menteri Kehakiman No. M. 14-PW.07.03 dengan menggunakan pendekatan undang-
Tahun 1983 Tentang Tambahan Pedoman
undang, historis, konseptual, dan kasus. Jenis
Pelaksanaan KUHAP. Menurut penulis, Surat dan sumber bahan hukum berasal dari bahan
Keputusan Menteri Kehakiman tersebut hukum primer dan bahan hukum sekunder.
justru mengaburkan Pasal 244 KUHAP yang Teknik dalam melakukan pengumpulan
seharusnya sudah jelas merumuskan larangan bahan hukum studi kepustakaan. Teknik
kasasi terhadap putusan bebas. analisis bahan hukum dengan menggunakan
Berdasarkan hal tersebut, dari metode analisis deskriptif dengan dan
penafsiran awal tadi maka Jaksa dalam disimpulkan secara deduktif.
menyusun memori kasasi akan lebih
menekankan pada pasal 244 KUHAP yang
menilai bahwa putusan bebas pada tingkat
Pengadilan Negeri adalah putusan bebas
tidak murni, dengan menghubungkannya
Pini Alvionita, Upaya Kasasi Terhadap Putusan Bebas Dalam Perkara Pidana………………………………………15
Berdasarkan uraian di atas, dapat fair seperti apa yang telah di kemukakan oleh
peradilan yang berwibawa dilaksanakan oleh John Rawls dalam konsepnya.
berdasarkan hal-hal pokok yaitu : Menempatkan keadilan dalam origin position
1. adanya suatu peradilan (tribunal) yang menjadikannya sebagai tolak ukur dalam
ditetapkan oleh suatu perundang- bagi hakim, menurut penulis dapat
undangan; menghasilkan putusan yang di dalamnya
2. peradilan itu harus independen, tidak “bersemayang” ruh dari keadilan.
memihak (impartial) dan competent; dan Pandangan John Rawls terhadap
3. peradilan diselenggarakan secara jujur konsep “origin position” terdapat prinsip-
(fair trial) dan pemeriksaan secara terbuka prinsip keadilan yang utama, di antaranya
(public hearing). prinsip persamaan, yaitu setiap orang sama
Dengan demikian menurut hemat atas kebebasan yang bersifat universal, hakiki
penulis sekalipun pengaruh, independensi dan kompatibel dan ketidaksamaan atas
hakim menjadi hal yang paling utama dalam kebutuhan sosial, ekonomi pada diri masing-
menjatuhkan putusan. masing individu. Prinsip pertama yang
Tugas utama hakim adalah untuk dinyatakan sebagai prinsip kebebasan yang
memberi keputusan, bukan menghadiahkan sama (equal liberty principle), seperti
keadilan berdasarkan persekongkolan. kebebasan beragama (freedom of religion),
Namun kenyataannya banyak keputusan kemerdekaan berpolitik (political of liberty),
pengadilan mencerminkan kontaminasi kebebasan berpendapat dan mengemukakan
keadilan tidak sehat. Sehingga bentuk ekpresi (freedom of speech and expression),
pengendalian sosial secara otomatis akan sedangkan prinsip kedua dinyatakan sebagai
muncul. Tindakan individu maupun massa prinsip perbedaan (difference principle),
yang dari perspektif yuridis dapat yang menghipotesakan pada prinsip
digolongkan sebagai tindakan main hakim persamaan kesempatan (equal oppotunity
sendiri (eigentricht), pada hakikatnya principle). John Rawls (2001 : 236)
merupakan wujud pengendalian diri oleh menegaskan pandangannya terhadap keadilan
masyarakat. Karena sudah semakin tampak bahwa program penegakan keadilan yang
benar oleh mata hati masyarakat bahwa equal berdimensi kerakyatan haruslah
justice under law masih merupakan lips memperhatikan dua prinsip keadilan, yaitu,
service atau hanya bahan retorika belaka para pertama, memberi hak dan kesempatan yang
petinggi hukum. Kondisi keterpurukan sama atas kebebasan dasar yang paling luas
hukum di Indonesia saat ini, hanya mungkin seluas kebebasan yang sama bagi setiap
diatasi jika para penegak hukum lebih banyak orang. Kedua, mampu mengatur kembali
bertanya kepada hati nuraninya, daripada kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi
perutnya, sehingga dapat disebut adil oleh sehingga dapat memberi keuntungan yang
masyarakat. maka para penegak hukum harus bersifat timbal balik.
mampu mengimplementasikan melalui Konsep keadilan lain juga datang dari
putusan hukum di pengadilan ( Zaiduddin pemikiran Hans Kelsen, yang dalam bukunya
Ali, 2006 : 22). general theory of law and state,
Keadilan bukan merupakan bagian dari berpandangan bahwa hukum sebagai tatanan
hukum, namun menjadi tujuan dari hukum sosial yang dapat dinyatakan adil apabila
itu sendiri. Sebagai suatu tujuan hakim dapat mengatur perbuatan manusia dengan
adalah yang memutus setiap ketentuan cara yang memuaskan sehingga dapat
berdasarkan peraturan undang-undang. menemukan kebahagiaan di dalamnya (Hans
Putusan hakim seyogyanya bersifat adil, atau Kelsen, 2011: 7).
dengan kata lain merupakan putusan yang
18 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 13-24 ISSN: 2302-2019
hal yang keliru. KUHAP yang merupakan lembaga negara yang mempunyai tugas
undang-undang tentang hukum acara pidana untuk merumuskan serta membentuk undang-
dalam sejarahnya diterbitkan (diundangkan) undang (legislator). Undang-undang yang
Pada tahun 1981. Sampai saat ini undang- dalam arti formalnya adalah keputusan
undang tersebut belum mencapai seabad penguasa yang dilihat dari bentuk dan cara
dalam masa berlakunya. Yurisprudensi yang terjadinya sehingga disebut undang-undang.
digunakan sebagai dasar untuk menerima Oleh karena itu undang-undang dalam arti
permohonan kasasi jaksa penuntut umum formal tidak lain merupakan ketetapan
terhadap putusan bebas tersebut dikeluarkan penguasa (negara) yang memperoleh sebutan
pada tahun 1983. Secara logis tidaklah undang-undang karena cara
mungkin peraturan yang notabene baru pembentukannya. Sedangkan dalam arti
berumur lebih kurang dua tahun telah materiil, yaitu keputusan atau ketetapan
dianggap sebagai peraturan yang usang, penguasa, yang dilihat dari isinya dinamai
sehingga hakim dapat menggantinya dengan undang-undang dan memiliki kekuatan untuk
mengeluarkan putusan yang mengubah mengikat setiap orang secara umum yaitu
kepastian upaya hukum kasasi terhadap warga negara atau yang bukan warga negara.
putusan bebas. Kebiasaan merupakan sumber hukum
Apabila penulis merujuk pada urutan selanjutnya yang berada kedua setelah
sumber hukum pada negara yang menganut undang-undang. Kebiasaan yang dijadikan
sistem hukum Eropa Kontinental (civil law sebagai sumber hukum adalah perbuatan-
system) yang dapat dilihat sebagai berikut : perbuatan yang dilakukan secara berulang-
1) Undang-undang (statute) ulang dan hal tersebut mendapatkan
2) Kebiasaan (custom) pengakuan secara umum dari seluruh
3) Putusan hakim (jurisprudentie) masyarakat, dan anggapan bahwa apabila
4) Trakta (treaty) kebiasaan tersebut dilanggar maka akan
5) Pendapat sarjana hukum (doktrin) dikenakan sanksi. Kebiasaan yang telah
Sumber hukum di atas tidak hanya diuraikan menjadi norma hukum tersebut bagi negara-
demikian, namun diuraikan berdasarkan negara yang menganut common law system
urutannya. Dalam sistem civil law undang- merupakan sumber hukum yang tidak
undang ditempatkan pada urutan pertama tertulis. Namun bagi negara yang menganut
sumber hukum, hal ini dapat diketahui bahwa civil law system, kebiasaan yang merupakan
negara yang menganut civil law system hukum tidak tertulis juga diakui sebagai
berprinsip bahwa untuk memecahkan setiap sumber hukum. Indonesia sebagai negara
permasalahan hukum terlebih dahulu yang majemuk di mana terdapat beragam
merujuk pada undang-undang. Selanjutnya suku dan adat serta mempunyai kebiasaan-
apabila permasalahan hukum yang dihadapi kebiasaan sebagai norma tidak tertulis, yang
tersebut belum diatur dalam undang-undang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,
maka kemudian dapat dirujuk pada sumber menempatkan kebiasaan pada urutan yang
hukum yang selanjutnya. kedua sebagai sumber hukum setelah
Undang-undang adalah hukum tertutlis undang-undang. Dalam menentukan
(lex scripta) sebagai lawan dari hukum yang kebiasaan sebagai sumber hukum formil,
tidak tertulis. hukum yang tertulis sama ditentukan melalui putusan hakim
sekali tidak dilihat dari wujudnya yang ditulis (yurisprudensi) yang selanjutnya akan
(arti harfiah). Namun yang dimaksudkan menjadi rujukan bagi hakim lainnya dalam
dengan istilah tertulis dirumuskan secara menangani perkara yang sama.
tertulis oleh pembentukan hukum khusus Yurisprudensi sebagai sumber hukum
(speciali rechtsvormende organen), yaitu formal setelah kebiasaan, harus dibedakan
22 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 8, Agustus 2016 hlm 13-24 ISSN: 2302-2019
dengan kata jurisprudence dalam bahasa negara dengan negara, orang/badan hukum di
Inggris. Kata yurisprudensi berasal dari negara lain.
bahasa latin jurisprudentia yang berarti Sumber hukum yang terakhir adalah
pengetahuan hukum. Dalam bahasa Belanda pendapat para sarjana atau biasa disebut
adalah jurisprundentie, sedangkan dalam sebagai doktrin. Doktrin merupakan hasil
bahasa Prancis adalah jurisprudence, Makna pemikiran dari para ahli-ahli hukum tentang
yang hendak di tunjuk kurang lebih sepadan, teori-teori yang dijadikan acuan bagi hakim
yaitu hukum peradilan. Sementara itu kata, untuk mengambil keputusan. Dalam
jurisprudence dalam bahasa Inggris mengeluarkan penetapan tentang apa yang
bermakna teori ilmu hukum, yang lazim akan menjadi putusannya, hakim sering
disebut general theory of law (algemene mengutip pendapat seseorang sarjana hukum
rechtler). Sedangkan untuk menunjuk mengenai kasus yang harus diselesaikannya.
pengertian hukum peradilan dalam bahasa Dan jika pendapat ahli hukum tersebut
inggris digunakan istilah case law atau judge menentukan bagaimana seharusnya, maka
law-made law (Abdul Rahmad Budiono, pendapat tersebut menjadi dasar putusan
2005: 30). hakim. Doktrin sarjana hukum mempunyai
Soedikno Mertokusumo (1988 : 92) hubungan erat dengan yurisprudensi hakim,
menyatakan bahwa yurisprudensi merupakan karena doktrin selalu dicantumkan untuk
pelaksanaan hukum dalam hal konkret terjadi memperkuat pertimbangan hakim dalam
tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu yurisprudensi.
badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh Penggunaan yurisprudensi sebagai
negara serta bebas dari pengaruh apa dan dasar pembenar agar majelis hakim dapat
siapa pun dengan cara memberikan putusan menerima perkara yaitu upaya hukum kasasi
yang bersifat mengikat dan berwibawa. jaksa penuntut umum merupakan
Dengan demikian yurisprudensi juga pengingkaran terhadap ketentuan undang-
memiliki kedudukan yang sama dan bersifat undang (Pasal 64 dan Pasal 244 KUHAP),
mengikat terhadap perkara yang sebelumnya seharusnya hakim dalam menerima
tidak diatur dalam undang-undang, namun permohonan kasasi oleh jaksa penuntut
jika undang-undang telah mengaturnya umum harus mempertimbangkannya dari sisi
secara jelas maka yurisprudensi tidak dapat undang-undang, bukan melakukan penafsiran
dijadikan sebagai dasar oleh hakim untuk terhadap ketentuan yang telah dengan jelas
memberikan putusan. mengaturnya. Terlebih lagi setelah
Sumber hukum setelah yurisprudensi dikeluarkannya Putusan Mahkamah
yaitu traktat (treaty) yaitu perjanjian antar Konstitusi Nomor : 114/PUU-X/2012 yang
negara/perjanjian internasional/perjanjian mengabulkan permohonan pemohon terhadap
yang dilakukan oleh dua negara atau lebih. pengujian Pasal 244 KUHAP yaitu
Pihak-pihak yang bersangkutan dengan menyatakan bahwa frase “kecuali terhadap
perjanjian yang mereka adakan itu tunduk putusan bebas”, yang berakibat bagi semua
serta mengikat dirinya. Hal tersebut di putusan bebas yang dapat diajukan kasasi
dasarkan pada asas pacta sun servada yang oleh jaksa penuntut umum. Menurut penulis
berarti bahwa perjanjian mengikat pihak- hal tersebut tidak dapat memberikan
pihak yang mengadakan atau setiap kepastian serta tidak memberikan keadilan
perjanjian harus ditaati dan ditepati oleh terhadap penyelesaian perkara pidana. Jika
kedua belah pihak. Sumber hukum ini dahulu kasasi yang dilakukan terhadap
digunakan dalam hukum perdata, baik yang putusan bebas tidak murni, maka pada saat
dilaksanakan oleh orang-perorangan/badan ini hal tersebut berlaku bagi semua putusan
hukum, orang/badan hukum dan negara, atau bebas.
Pini Alvionita, Upaya Kasasi Terhadap Putusan Bebas Dalam Perkara Pidana………………………………………23