RAHMA
318.153
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena
“Pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian stuntig pada masa covid
waktunya.
dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua yang telah mendukung
mendapat amal berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis sangat menyadari
bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaaan, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
D. Kerangka Konsep...................................................................................14
E. Definisi operasional.................................................................................15
A. Jenis Penelitian............................................................................................18
E. Analisis Data............................................................................................37
A. Hasil Pembahasa...................................................................................22
B. Gambaran ..............................................................................................24
a. Kesimpulan.............................................................................................35
b. Saran .....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
B PEN
A DAH
B ULU
AN
A. Perumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Pendidikan gizi ibu dan Pemberian Makanan
Tambahan Berbahan Ikan terhadap Asupan Protein, dan Fe pada Siswa Kelas 1
Sekolah Dasar yang mengalami stunting di Kecamatan Pantai Labu Tahun
2017?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian adalah mengetahui Pengaruh Pendidikan gizi Ibu
dan Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Ikan terhadap Asupan
Protein, dan Fe pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar yang mengalami stunting
di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Menilai asupan protein sebelum dan sesudah pendidikan gizi ibu dan
pemberian makanan tambahan berbahan ikan pada siswa kelas 1 yang
stunting di SD Negeri 104258 Pematang Biara dan SD Negeri 105336
Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
b. Menilai asupan Fe sebelum dan sesudah pendidikan gizi ibu dan
pemberian makanan tambahan berbahan ikan pada siswa kelas 1 yang
stunting di SD Negeri 104258 Pematang Biara dan SD Negeri 105336
Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
c. Menganalisis perbedaan asupan protein sebelum dan sesudah pendidikan
gizi ibu dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan pada siswa
kelas 1 yang stunting di SD Negeri 104258 Pematang Biara dan SD
Negeri 105336 Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang
d. Menganalisis perbedaan asupan Fe sebelum dan sesudah pendidikan gizi
ibu dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan pada siswa kelas 1
yang stunting di SD Negeri 104258 Pematang Biara dan SD Negeri
105336 Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan wawasan serta
keterampilan dalam penyusunan skripsi.
2. Bagi Anak Sekolah Dasar
Masing-masing siswa dapat memperoleh Pendidikan gizi ibu dan mengetahui
supan protein, fe dengan perbedaan sebelum dan sesudah pemberian
makanan tambahan berbahan ikan.
3. Bagi Intansi Terkait (Pemda Deli Serdang, Dinas Kesehatan Deli Serdang.
Sebagai bahan masukan tentang prevalensi stunting anak sekolah dasar
serta sebagai bahan merencanakan program penanggulangan tingkat
stunting pada anak sekolah dasar.
4. Bagi Instansi Pendidikan (Sekolah Dasar)
Sebagai bahan referensi dan wadah pengetahuan untuk lingkungan sendiri
dan institusi.
BAB II
A. Stunting
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Stunting
Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang
ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -
2 Standar Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organizatian (WHO,
2010).
Menurut Bloem (2013) penyebab terjadinya stunting adalah malnutrisi
yang menyangkut berbagai aspek yaitu asupan gizi tidak adekuat, kesulitan
akses terhadap pangan yang sehat, kurangnya pengetahuan, sampai pada
aspek social, ekonomi dan politik sebagai aspek-aspek mendasar.
Stunting dapat menyebabkan gangguan kognitif dalam jangka panjang
yang akan mempengaruhi potensi ekonomi mereka (Prendergast, 2014).
Kondisi stunting pada masa anak usia sekolah pada umumnya berlanjut
sampai dewasa dan akan mempengaruhi kapasitas kerja dan produktifitas
mereka (Prendergast, 2014 the Lancet’s series, 2008).
Klasifikasi dan ambang batas status gizi stunting berdasarkan Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U) :
Tabel 1. Ambang batas status gizi stunting berdasarkan Tinggi Badan
Menurut Umur (TB/U).
Indeks Status Gizi Simpangan Baku (Z-score)
B. Pendidikan Gizi
Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, dengan adanya
peningkatan pengetahuan seseorang maka diharapkan akan terjadi perubahan
perilaku yang lebih baik terhadap gizi dan kesehatan. Program pendidikan
kesehatan adalah salah satu cara untuk menerapkan intervensi kesehatan global
secara sederhana dan efektif untuk memperoleh pendidikan yang lebih luas.
Salah satu parameter untuk menentukan sosial ekonomi keluarga adalah
tingkat pendidikan, terutama tingkat pendidikan pengasuh anak. Peranan ibu
sebagai pengasuh utama anaknya sangat diperlukanmulai dari pembelian
hingga
penyajian makanan. Jika pendidikan dan pengetahuan ibu rendah akibatnya ia
tidak mampu untuk (UNICEF, 1998 dalam Atikah & Laily, 2014). Hal ini senada
dengan hasil penelitian di Meksiko bahwa pendidikan ibu sangat penting dalam
hubungannya dengan pengetahuan gizi dan pemenuhan gizi keluarga
khususnya anak, karena ibu dengan pendidikan rendah anatara lain akan sulitn
me nyerap informasi gizi sehingga anak dapat beresiko mengalami stunting
(Hizni dkk, 2010 dalam Atikah & Laily, 2014).
Pendidikan gizi ibu akan meningkatkan pengetahuan gizi anak dan akan
membantu sikap anak yang dapat mempengaruhi kebiasaan anak dalam memilih
makanan dan snack yang menyehatkan. Pengaruh pendidikan gizi ibuterhadap
kesehatan akan lebih efektif jika tergetnya adalah langsung pada anak usia
sekolah.
Tabel 2. Komposisi Zat Gizi Ikan Tamban Per 100 Gram BDD
D. Asupan Protein
Asupan makanan yang tidak seimbang, berkaitan degan kandungan zat
gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air
merupakan salah satu faktor yang dikaitkan dengan terjadi stunting (UNICEF,
2007). Tingginya angka kejadian stunting dan rendahnya konsumsi protein
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan fenomena yang akan
diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan mengingat protein adalah zat gizi
yang erat hubungannya dengan proses pertumbuhan seseorang dan diduga
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami stunting.
Protein mempunyai banyak fungsi, diantaranya membentuk jaringan tubuh
yang baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memperbaiki
serta mengganti jaringan rusak atau mati, menyediakan asam amino yang
diperlukan oleh tubuh untuk membentuk enzim pencernaan, metabolism dll
(Anindita, 2012). Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik,
dalam jumlah maupun mutu seperti : telur, susu, daging ungags, ikan, dan
kerang selai itu juga sumber protein berasal dari nabati seperti : kacang kedelai
dan hasil olahannya seperti tempe, tahu serta kacang-kacangan (Almatsier S,
2009).
Hasil penelitian Hidayati dkk (2010) menunjukkan bahwa anak dengan
asupan protein yang kurang mempunyai resiko 3,46 kali lebih besar akan
menjadi stunting dibandingkan dengan anak yang asupan proteinnya cukup.
(tahun) (gr)
1-2 26
4-6 35
7-9 49
E. Asupan Fe
Besi merupakan mineral makro yang paling banyak terdapat didalam
tubuh manusia, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Besi
mempunyai beberapa fungsi esensial didala tubuh yaitu sebagai alat angkut
oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh, alat angkut elektron didalam sel dan
bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh (Almatsier S,
2003).
Kekurangan zat besi dapat ditemukan di Negara maju maupun Negara
berkembang terutama menyerang golongan yang rentan seperti anak-anak.
Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan besi pada masa
pertumbuhan, berkurangnya cadangan besi dan akibat makanan yang diasup
anak tidak cukup mengandung besi 12 (Narendra MB dkk, 2002).
Asupan besi yang kurang pada masa anak menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan sehingga jika berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan
stunting. Makanan sumber besi (fe) yang baik diantaranya daging ayam, ikan
telur, sereaia tumbuk, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan beberapa jenis
buah. Makanan yang berasaldari hewani mempunyai kualitas besi yang lebih
baik dibandingkan nabati. (Almatsier, 2009).
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2012 menetapkan angka kecukupan
besi untuk anak Indonesia sebagai berkut :
7-11 bulan 10
1-3 tahun 7
4-6 tahun 8
7-9 tahun 10
STUNTING
Kemiskinan Pendidikan
Akar
PENDIDIKAN GIZI
Asupan
Protein dan
PMT – AS Fe
Berbahan Ikan
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Asupan Protein dan Fe sebelum intervensi
O2 : Asupan Protein dan Fe sesudah intervensi
Xa : Dengan Intervensi Pendidikan Gizi Ibu dan Pemberian Makanan
Tambahan Berbahan Ikan.
A. Hasil
1. Gambaran
Umum
a. SD N 104258 Pematang Biara.
SD N 104258 Pematang Biara terletak di Jalan besar Pematang Biara
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
dengan Nomor Statistik Sekolah 100070116049 yang memiliki luas tanah 2.230
M2. Data ruang kelas SD N 104258 Pematang Biara berjumlah 6 ruang kelas
dengan jumlah siswa 438 orang dan rombongan belajar sebanyal 12 rombongan
belajar. SD N 104258 Pematang Biara memiliki tenaga pendidik sebanyak 20
orang.
Umur
6,5%
(2 Org)
38,7%
(12 Org)
54,5% tahun
(17 Org) tahun
> 8 tahun
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah atribut-atribut fisiologis dan anatomis yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Distribusi sampel menurut
jenis kelamin dapat disajikan pada gambar 4.
Jenis Kelamin
38,7%
(12 Org) 61,3%
(19 Org)
Laki-laki
Perempuan
Gambar 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
83,9%
(26 Org)
16,1%
(5 Org)
Umur
4,1%
18,4% (1 Org) 30,6%
(7 Org) (9 Org)
20-29 tahun
30-39 taun
40-49 tahun
>49 tahun
46,9%
(14 Org)
Gambar 6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
b. Pendidikan
Proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Distribusi responden
berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar 7.
Pendidikan
32,3% 35,5%
(10 Org) (11 Org)
SD
SMP SMA
32,3%
(10 Org)
Gambar 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
c. Pekerjaan
Aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia digunakan untuk
suatu tugas atau kerja untuk menghasilkan uang. Distribusi responden
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 8.
Pekerjaan
3,2%
3,2% (1 Org)
3,2% (1 Org)
(1 Org)
IRT
Wiraswasta
Pedagang Guru
90,3%
(28 Org)
B. Pembahasan
1. Karakterisitik Sampel
Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang
ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari
– 2 Standart Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organization (WHO,
2010). Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting
pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar (catch up
growth), defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya
penyakit infeksi (Saniarto, 2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita stunting adalah laki-laki (61,3%) hal ini perkuat
oleh penelitian Nadiyah, dkk tahun 2014 .
Penelitian ini juga mendapatkan rentang umur tersebar diusia 7-12
tahun, dimana hal ini juga didapatkan pada penelitian Dhias Fajar tahun
2012 di daerah Kabupaten Demak yang menyatakan bahwa anak-anak
stunting (mengalami gangguan pertumbuhan dan keseimbangan
perkembangan) yang menjadi sampelnya didapatkan dari Sekolah Dasar
yang berumur 7-12 tahun.
2. Karakteristik Responden
Pendidikan yang dimiliki ibu anak stunting yang memiliki kategori cukup
banyak yaitu SMA yang diharapkan mampu menangani masalah stunting
lebih baik setelah menerima pendidikan gizi, menurut Yudesti (2012) dan
Ernawati (2006). Semakin tinggi tingkat pendidikan formal orang tua maka
semakin tinggi kemampuan mereka untuk menyerap informasi dengan
wawasan yang lebih luas.
Ibu merupakan orang yang paling berperan dalam tumbuh kembang
seorang anak, dengan banyaknya ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga
sehingga. Diharapkan lebih untuk memperhatikan dan mengasuh anak
secara maksimal sehingga anak selalu berada di bawah pengawasan ibu
sehingga diharapkan kualitas pengasuhan yang baik, dapat mempercepat
perkembangan anak ke arah yang lebih baik.
3. Asupan Protein
Protein merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk
pertumbuhan, membangun struktur tubuh (otot, kulit dan tulang) serta
sebagai pengganti jaringan yang sudah usang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein
sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi memiliki
selisih rata-rata 14,54 . Bila dilihat dari rata-rata maka terjadi peningkatan
asupan protein yang dimiliki oleh siswa stunting yang diketahui dari hasil
food recall 2 x 24 jam dengan melakukan wawancara terhadap responden
yang merupakan ibu dari sampel secara langsung. Berdasarkan hasil data
food recall 2 x 24 jam yang diperoleh dari responden diketahui terjadi
peningkatan asupan protein pada sampel.
Pada keadaan yang lebih buruk kekurangan protein dalam jangka
waktu yang lama dapat mengakibatkan berhentinya proses pertumbuhan
(Andarini, Ventiyaningsih, &Samosir, 2013). Mengkonsumsi protein yang
cukup membuat pertumbuhan dan perbaikan sel-sel untuk melaksanakan
fungsinya dalam proses pertumbuhan (Almatsier, 2010)
4. Asupan Fe
Menurut (Badriah, 2011) zat Besi (Fe) merupakan bagian dari
mikronutrien yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, dengan menghambat pertumbuhan linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata asupan Fe sebelum
diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi memiliki selisih rata-
rata 2,09. Bila dilihat dari rata-rata terjadi peningkatan asupan Fe yang
dimiliki oleh siswa stunting yang diketahui dari hasil food recall 2 x 24 jam
dengan melakukan wawancara terhadap responden yang merupakan ibu
dari sampel secara langsung.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan defisiensi tingkat kecukupan zat
besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan stunting. Hal ini diperkuat oleh
penelitian Damayanti, dkk tahun 2016 yang menyebutkan terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan zat besi dengan
stunting.
A. Kesimpulan
1. Nilai rata-rata asupan protein anak SD kelas I yang mengalami stunting
sebelum pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban sebesar 36,62 meningkat
sebesar 51,16 setelah pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban.
2. Nilai rata-rata asupan Fe anak SD kelas I yang mengalami stunting sebelum
pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban sebesar 4,21 meningkat sebesar
6,30 setelah pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban.
3. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pendidikan gizi ibu dan
pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban dengan nilai (p= 0,0001 < 0,05)
terhadap asupan protein.
4. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pendidikan gizi ibu dan
pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban dengan nilai (p= 0,0001 < 0,05)
terhadap asupan Fe.
B. SARAN
1. Perlu adanya sosialisasi lebih lanjut mengenai manfaat pemberian PMT-AS
berbahan ikan tamban sebagai upaya dalam meningkatkan asupan protein dan
Fe terhadap anak sekolah dasar yang mengalami stunting.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi terutama kepada
keluarga yang memiliki anak stunting dan masyarakat tentang pentingnya
pemberian PMT-AS berbahan ikan tamban terhadap anak stunting
3. Peran orang tua yang memiliki anak stunting hendaknya lebih terbuka dan
menerima wawasan tentang pentingnya pendidikan gizi ibu dan pemberian
PMT-AS berbahan ikan tamban terhadap asupan protein dan fe.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Hidayati, Lystiani, Dkk. 2010. Kekurangan Energi Dan Zat Gizi Merupakan Faktor
Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun Yang Tinggal Di
Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn : 1979-
7621, Vol. 3, Juni 2010: 89-104. Yogyakarta
Lawless, S.W., Latham, M.C., Stephen, L.S., Kinoti, S.N. and Pertet, M.A. 1994.
Iron Suplementation Improves Appetite and Growth in Anemic, Kenyan
Primary School Children. J.of.Nutr. 124:645-654.
Naredra MB dkk, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Buku Ajar I.
Jakarta CV Sagung Seto
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI
Saniarto, Febrian, dan Binar Panunggal. 2014. Pola Makan dan Status Sosial
Ekonomi Keluarga dan Prestasi Belajar Pada Anak Stunting Usia 9-12
Tahun di Kemijen Semarang Timur. Journal Of Nutrition College,
Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Hal 163-171. Semarang
Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Unicef. 2007. Progres for Children : A World Fit For Children, New York: UNICEF
Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 19 61.3 61.3 61.3
Perempua
12 38.7 38.7 100.0
n
Total 31 100.0 100.0
Sig
.
t df (2-
tailed)
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Difference
Mean Deviation Error Lower Upper
Mean
Pair 1 fe_sebelum
- 2.3960 . - - - 3 .000
- 2.09097 8 43035 2.96986 1.21208 4.859 0
fe_sesudah
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBYEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Bersedia dan mau menjadi Responden Penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan
Gizi Ibu Terhadap Asupan Protein Dan Fe Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Yang
Mengalami Stunting Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017”
Yang dilakukan oleh :
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun.
Lubuk Pakam,..............2017
Peneliti Responden
A. Identitas Sampel
1. Nama anak :………………………………….
2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan* (coret salah satu)
3. Tanggal lahir anak :………………………………….
4. Umur :…………
5. Anak ke............................dari bersaudara
6. Alamat :…………
7. TB :…………
8. BB :…………
B. Identitas Responden
1. Nama Responden :…………………………………
2. Umur :…………………………………
3. Pekerjaan :…………………………………
4. Pendidikan :…………………………………
Lampiran 6
Daftar Hadir Responden
No. Nama Responden Nama Anak TTD Responden
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Lampiran 7
Snack
Siang
Snack
Malam
Snack
Lampiran 8
CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui
dan memahami bagaimana mencegah stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu-ibu mengetahui tentang:
1. Defenisi stunting
2. Penyebab stunting
3. Dampak stunting
4. Cara pencegahan stunting
5. Dan cara mengolah makanan tambahan berbahan ikan
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Slide (LCD)
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : SD Rantau Panjang dan Pematang Biara
Desa Pantai Labu
b. Hari/Tanggal : 07 November 2017, 14 November 2017,
21 November 2017, 28 November 2017.
MATERI PERTEMUAN I
TOPIK : STUNTING
A. Definisi Stunting
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunting pada anak merupakan
suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan
sepanjang siklus kehamilan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunting
pada anak dan peluang peningkatan stunting terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang sehingga bayi mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
C. Dampak Stunting
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor resiko
meningkatnya angka kematian, kemampuan kongnitif, dan perkembangan motorik
yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang. Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki. Masalah stunting menunjukkan
ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panajang, yaitu kurang energi, protein,
juga beberapa zat gizi mikro.
MATERI PERTEMUAN II
TOPIK : PMT-AS
A. Pengertian PMT-AS
B. Tujuan PMT-AS
Pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan tambahan.
2. Meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam mengikuti
kegiatan belajar.
3. Meningkatkan kesehatan anak khususnya dalam penanggulangan penyakit
kecacingan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai makanan
lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS).
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan pengadaan pangan
lokal.
6. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi
peserta didik, produksi pertanian, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan
keluarga.
a. Variasikan menu
b. Campurkan makanan yang tidak disukainya kedalam makanan yang ia sukai.
c. Jangan menawarkan hadiah berupa makanan lain agar ia mau makan makanan
yang tidak ia sukai, karena hadiah tersebut menggiurkan dibandingkan maknan
yang tidak ia sukai.
d. Ajak anak ikut menyiapkan makanan.
MATERI III
TOPIK : GIZI SEIMBANG
A. Pengertian Gizi Seimbang
Secara sederhana, pengertian gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak berlebihan juga tidak
kekurangan.Sedangkan pengertian makanan gizi seimbang adalah mengkonsumsi
makanan yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan,
aktifitas tubuh, berat badan ideal serta faktor usia.
B. Susunan Gizi Seimbang
Susunan gizi seimbang pada makanan digambarkan Yayasan Institut
Danone Indonesia pada sebuah piramida makanan berbentuk kerucut dengan
bagian utama yang disebut dengan Tri Guna Makanan atau tiga jenis makanan
dengan tiga kegunaan yang berbeda.
- Zat Tenaga
Pada gambar terletak pada bagian bawah karena porsinya yang paling besar.
Berguna sebagai sumber tenaga yang akan memberikan tenaga pada tubuh
agar kuat dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari. Zat tenaga paling
utama adalah karbohidrat. Karbohidrat banyak terdapat pada makanan pokok
seperti padi, jagung, kentang, singkong, sagu, gandum serta semua makanan
yang terbuat dari bahan – bahan tersebut seperti roti, nasi, mie, kue dan
sebagainya.
- Zat Pengatur
Pada gambar terletak di tengah, porsinya lebih sedikit dari pada zat tenaga. Zat
pengatur berguna untuk mengatur organ tubuh agar dapat bekerja dengan baik.
Zat pengatur terdiri dari vitamin dan mineral. Kedua zat ini banyak terdapat pada
sayur – sayuran dan buah – buahan.
- Zat Pembangun
Pada gambar terletak di bagian atas karena porsinya paling sedikit dibanding
yang lain. Zat pembangun berguna untuk pembentukan, pertumbuhan serta
pemeliharaan sel – sel dalam semua organ tubuh. Zat pembangun yang utama
adalah protein, baik itu protein nabati seperti kedelai, kacang hijau, kacang
tanah dan semua makanan yang dihasilkan dari bahan – bahan tersebut,
maupun protein hewani seperti daging, telur, ikan serta susu.
Di bagian paling ujung piramida makanan gizi seimbang atau Tri Guna Makanan,
terdapat satu bagian atau potongan paling kecil untuk menggambarkan makanan
yang juga harus dipenuhi namun dalam porsi sangat kecil atau seperlunya yaitu
minyak, gula, dan garam.
Sedangkan pada bagian bawah diberikan alas berupa gambar air dalam porsi
paling besar. Artinya bahwa kebutuhan air untuk tubuh adalah kebutuhan yang
paling besar yang harus dipenuhi. Baik itu dengan minum air putih murni maupun
dari kandungan air yang terdapat pada buah – buahan.
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari menerapkan pola gizi seimbang, harus
pula diimbangi dengan penerapan hidup sehat seperti olah raga yang teratur,
istirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta selalu
memantau perkembangan berat badan tubuh.
MATERI IV
TOPIK : Pembutan PMT Berbahan Ikan
( Alfian Duha )
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP