Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN PROPOSAL PERENCANAAN PROGRAM GIZI

Di KABUPATEN SINJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH :

KELOMPOK 7

Amiratul Husna.A(202210562)
Annisa Nur Dwi Lestari (202210564)
Hanifah Fikriah (202210616)
Laila Fauza (202210618)
Rahmawika Fajri (202210628)
Yohana Khazahra (202210600)

Dosen Pembimbing :
Rina Hasniyati,SKM,M.Kes
Marni Handayani,S,SiT,M.Kes
Edmon,SKM,M.Kes
Dr. Gusnedi,S.TP,MPH
Ir. Zulferi,M.Pd
Dr. Hermita Bus Umar, SKM, M.KM
Andrafikar, SKM, M.Kes
Elsyie Yuniarti, SKM, MM

JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya,
sehingga proposal ini dapat diselesaikan oleh tim penyusun. Proposal ini disusun untuk
pengumpulan data dasar program perencanaan gizi guna memenuhi rangkaian dari proses
pembelajaran di Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi di Poltekkes
Kemenkes RI Padang, serta sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Perencanaan
Program Gizi.
Proposal ini berjudul, “Proposal Pengumpulan Data Dasar Perencanaan Program Gizi
Di Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat”.
Tim penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para dosen pembimbing
mata kuliah, orang tua, kakak tingkat, serta teman-teman yang mensupport tim penulis dalam
menulis proposal ini serta membantu tim penulis dalam melengkapi bahan untuk
menyelesaikan proposal ini dengan baik dan benar. Semoga proposal ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca dan penulis mohon maaf atas kekurangan proposal ini.
Dalam penulisan perencanaan proposal PPG ini tim penulis menyadari akan
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga tim penulis merasa bahwa masih belum
sempurna dalam pembuatan proposal ini. Untuk itu tim penulis selalu terbuka atas kritik dan
saran yang membangun sebagai penyempurna proposal ini.

Padang, 12 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan..................................................................................................................2
C. Manfaat.....................................................................................................................................3

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian stunting menggambarkan suatu kondisi kejadian status gizi kurang yang bersifat
kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dapat dilihat
mengunakan nilai z-score dari tinggi badan anak menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi
(SD) berdasarkan standar pertumbuhan. (WHO, 2010). Di Dunia Sekitar 1 dari 4 balita mengalami
stunting (UNICEF, 2013). Di Indonesia, berdasarkan data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013, masih didapati 37,2% balita menderita stunting. Diketahui dari jumlah presentase
tersebut, 19.2% anak pendek dan 18,0% sangat pendek. Prevalensi stunting ini mengalami
peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%.
Prevalensi status gizi kurang balita di Indonesia tahun 2017 sebesar 13,5% menduduki
peringkat 4 terbanyak di wilayah Asia Tenggara berdasarkan World Health Organization (WHO,
2018). Berdasarkan Hasil Riskesdas (2018), prevalensi status gizi balita di Sumatra Barat sebanyak
79.5% gizi baik, 1.6% gizi lebih, 15.4% gizi kurang, dan 3.5% gizi buruk.
Kejadian kekurang gizi ini bisa terjadi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai
sejak janin sampai anak berumur dua tahun, masalah gizi terutama stunting pada balita dapat
menghambat perkembangan anak, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan
selanjutnya seperti penurunan intelektual, rentan terhadap penyakit tidak menular, penurunan
produktivitas hingga menyebabkan kemiskinan dan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(UNICEF, 2012; dan WHO, 2010)
Jumlah kasus stunting di Sumatera Barat berdasarkan hasil PSG tahun 2017 adalah 30,6% dan
distribusi kasus stunting per Kabupaten atau Kota di Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut
Pasaman 40,6%, Solok 39,9%, Sijunjung 30,1%, Solok Selatan 36,2%, Padang Pariaman 33,6%,
Tanah Datar 33,0%, Pasaman Barat 32,1%, Kota Solok 31,9%, Agam 31,1%, Kota Padang Panjang
29,6%, Kota Payakumbuh 28,0%, Pesisir Selatan 27,5%, Lima Puluh Kota 27,0%, Dharmasraya
27,0%, Kota Sawahlunto 26,3%, Kota Pariaman 25,9%, Kepulauan Mentawai 25,7%, Kota
Bukittinggi 24,5%, Kota Padang 22,6% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan data SSGI 2021 diketahui angka stunting di Kabupaten/Kota di Sumatera Barat
yaitu Kabupaten Solok 40,1%, Kab. Pasaman 30,2%, Kab. Sijunjung 30,1%, Kab. Padang Pariaman
28,3%, Kab. Lima Puluh Kota 28,2%, Kab, Kepulauan Mentawai 27,3%, Kab. Pesisir Selatan 25,2%,
Kab.Solok Selatan 24,5%, Kab. Pasaman Barat 24,0%, Kab. Tanah Datar 21,5%, Kab. 21,1%, Kota
Pariaman 20,3%, Kota Padang Panjang 20,0%, Kota Payakumbuh 20,0%, Kab. Dhamasraya 19,5%,
Kab. Agam 19,1%, Kota Bukit Tinggi 19,0%, Kota Padang 18,9%, Kota Solok 18,5%.
Berdasarkan data diatas terdapat 3 Kabupaten tertinggi yang mengalami stunting yaitu Kab.
Solok, Kab. Pasaman, dan Kab. Sijunjung. Namun tahun 2021 Dinkes Kabupaten Solok melakukan
kegiatan penimbangan massal terhadap 35.620 Balita, dan tertimbang sebanyak 25.574 (71,7%)
balita. Maka didapat data 134 (16,2%) penderita Stunting, selanjutnya pada tahun 2022 dari 30.608
balita dilakukan penimbangan 29.029 (94,8%). Dari hasil penimbangan itu didapat penurunan angka
penderita Stunting di Kabupaten Solok menjadi 4.395 (15,12%). Dan menurut Survey Status Gizi
Indonesia (SSGI) yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kabupaten
Pasaman Barat menunjukkan penurunan prevalensi stunting tercepat di Provinsi Sumatera Barat, dari
31,66 persen pada tahun 2019 menjadi 24 persen pada tahun 2021. Terjadi penurunan angka stunting
di dua daerah tertinggi yaitu kab. Solok dan Kab. Pasaman. Namun, Kab. Sijunjung belum mengalami
penurunan stunting sampai saat ini.

1
Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat
menyebut Kabupaten Sijunjung memiliki jumlah kasus stunting atau gagal tumbuh akibat gizi buruk
cukup tinggi dengan angka prevalensi stunting 30,1 persen. Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar
Fatmawati mengatakan angka prevalensi stunting Sijunjung 30,1 persen atau sebanyak
32.772 anak.
Di Kecamatan Lubuk tarok, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, hingga Februari
2022 ditemukan 186 balita dengan kasus stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita
bayi di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya).
Selain kasus stunting, di Kecamatan Lubuk tarok itu juga ditemukan 2.127 orang
berisiko stunting. Namun jumlah tersebut sudah lebih kecil dibanding temuan dari data hasil
survei Study Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang mencapai 2.502 berisiko stunting.
Berdasarkan masalah tersebut, pengumpulan data dasar program perencanaan gizi
(PPG) ini sangat cocok untuk dilaksanakan di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.

B. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui status gizi balita, remaja (putri), dan ibu hamil serta faktor
yang berhubungan dengan tingkat status gizi di Kabupaten sijunjung, Provinsi
Sumatera Barat tahun 2023

2. Tujuan khusus

a) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan status gizi menurut indeks BB/U,


TB/U, BB/TB dan IMT/U di Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
b) Diketahuinya distribusi remaja putri berdasarkan status gizi menurut indeks
IMT/U di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
c) Diketahuinya distribusi ibu hamil berdasarkan status gizi menurut indeks LILA
faktor yang berhubungan Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
d) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan asupan zat gizi makro (KH, Protein,
Lemak) dan mikro (Zn, Fe, Ca, Vit A, Vit C, Asam Folat, dll) di Kabupaten
Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
e) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan penyakit infeksi dalam 6 bulan terakhir
diKabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
f) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan pola konsumsi di Kabupaten Sijunjung,
Provinsi Sumatera Barat.

2
g) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan kerawanan pangan keluarga di
Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
h) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan ketersediaan pangan keluarga di
Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
i) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan pola asuh balita di Kabupaten
Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
j) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan kesehatan lingkungan keluarga di
Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
k) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan pelayanan kesehatan di Kabupaten
Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
l) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan tingkat pendidikan ibu di Kabupaten
Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
m) Diketahuinya distribusi balita berdasarkan tingkat ekonomi keluarga di Kabupaten
Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
n) Diketahuinya hubungan antara status gizi balita dengan faktor penyebab langsung
dan tidak langsung

C. Manfaat
1) Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa PPG tentang kejadian masalah
gizi pada balita di wilayah pengamatan.
2) Sebagai referensi untuk pengamatan penelitian masalah gizi pada balita di wilayah
pengamatan.
3) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat serta untuk lebih peduli
dengan masalah gizi pada balita.

Anda mungkin juga menyukai