Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN DANA


“Kegiatan MAHASISWA PENTING (Mahasiswa Peduli Stunting)”

Oleh :
Kelompok KKN PMD Universitas Mataram Desa Sukadana Kecamatan Bayan,
Kabupaten Lombok Utara

UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukkur kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya proposal ini bisa terselesaikan.
Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Besar Muhammad saw, beserta para sahabatnya,
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Besar harapan kami proposal permohonan ini dapat terkabul dan segera terealisasikan
secepat mungkin. Saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi perbaikan dan
pengembangan program yang akan kami laksanakan di Desa Sukadana Kecamatan Bayan,
Kabupaten Lombok Utara.
Proposal ini merupakan Proposal permohonan dana operasional dalam mencegah
stunting pada balita. Proposal ini disusun dengan tujuan untuk merencanakan Program kerja
Mahasiswa Peduli Stunting untuk meminimalisir stunting di desa Sukadana, Kecamatan Bayan,
Kabupaten Lombok Utara khususnya yang memiliki anak balita. Kami menyadari bahwa
penyelasaian proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, saran, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak atas dukungannya. Semoga bantuan yang telah rekan- rekan
berikan akan menjadi amal ibadah yang tak ternilai harganya.

Desa Sukadana, 23 Juni 2023


Ketua KKN PMD Sukadana

(Salman Ardi)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 7
A. Gizi Seimbang ..................................................................................................................... 7
BAB III. PERENCANAAN PROGRAM KERJA ........................................................................ 9
A. Rencana Kegiatan ................................................................................................................ 9
C. Perencanaan Evaluasi .......................................................................................................... 9
D. Rencana Anggaran Biaya..................................................................................................... 9
BAB IV. KESIMPULAN ............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................11
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Progres menurunkan angka stunting di Provinsi NTB dinilai cukup menggembirakan.
Terutama Pemprov NTB yang menggunakan data e-PPGBM atau Elektronik-Pencatatan dan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat. Berdasarkan e-PPGBM tersebut, angka stunting terus
beranjak turun. Misalnya pada tahun 2019 sebesar 25,5 persen turun menjadi 23,3 persen
tahun 2020. Angka tersebut kembali turun menjadi 19,2 persen di tahun 2021 dan
progresnya makin bagus di tahun 2022 dengan persentase sebesar 16,8 persen.
Sementara di tahun 2023 hingga bulan Februari angka stunting turun menjadi 14,76
persen dengan input data mencapai 97 persen lebih. Dengan demikian, Pemprov NTB
optimis persentase stunting di daerah ini menjadi 14 persen di tahun 2024 seperti target
nasional.
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan
ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam
Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang
dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa
lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit
diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status
ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga.
Definisi stunting mngalami perubahan. Menurut WHO (2015), stunting adalah
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan
pendek atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi pada kurva
pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang
tidak adekuat dan atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Kekurangan gizi/ stunting terhadap perkembangan otak sangat merugikan
performance anak. Perkembangan otak anak di masa golden period (0-3 tahun), akan
menyebabkan sel otak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah
sel otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Apabila gangguan
tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar 10-13 poin.
Anak usia sekolah (7-12 tahun) memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada masa
ini terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif (Saidin Sukati, 1991
: Hariyani, 2011). Dalam kondisi tersebut anak harus mendapat asupan gizi dalam kualitas
dan kuantitas yang cukup pada makanan yang dikonsumsinya. Keadaan gizi dan kesehatan
pada anak sekolah secara nasional didapatkan prevalensi anak kurus pada usia sekolah 6-14
tahun sebesar 13,3 % pada anak lak-laki sedangkan pada anak perempuan sebesar 10,9%.
Prevalensi berat badan berlebih sebesar 9,5% pada anak laki- laki dan 6,4% pada anak
perempuan (Riset Kesehatan Dasar,2007). Sementara itu status gizi menurut gizi baik pada
anak usia sekolah dan remajaumur 5-17 tahun sebesar 75%, gizi kurang 18% dan gizi lebih
8% (Survey Kesehatan Nasional, 2004).
Untuk memenuhi asupan gizi tersebut dibutuhkannya gizi yang seimbang, dimana
asupan gizi seimbang dengan aktifitas yang dilakukan.Gizi seimbang pada anak sekolah
dapat berperan dalam pencapaian tujuan Millenium depelopment Goals (MDGs)
diantaranya adalah menurunnya KEP pada kelompok usia 6-19 tahun meningkat dari 30,5%
pada tahun 1995 menjadi 29 % pada tahun 1998. Menurut Susenas tahun 1999 8,10% usia
anak sekolah atau sekitar 1,7 juta anak usia sekolah menderita KEP tingkat berat ( gizi
buruk) (Susanto, 2004). Survey kesehatan Rumah Tangga Indonesia (2007) menemukan
bahwa prevalensi gizi kurang untuk sebesar 22,5% dan gizi buruk sebesar 8,5%, sedangkan
data susenas menunjukkan prevalensi gizi kurang 19,8% dan gizi buruk 6,3%.
Status gizi anak dapat mempengaruhi derajat kesehatan anak itu sendiri, semakin baik
status gizinya semakin baik kesehatannya dan lebih jarang sakit anak tersebut. Status gizi
tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan.kondisi status gizi yang baik dapat tercapai
apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dari makanan. zat-zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
pertumbuhan fisik, kemampuan kerja sehingga dapatmencapai tingkat kesehatan optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, mendorong penyusun untuk melakukan kegiatan tentang
Mahasiswa Peduli Stunting. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat mencegah
terjadinya stunting dan meningkatkan derajat kesehatan balita.

B. Rumusan Masalah
Hubungan antara asupan gizi seimbang dengan derajat kesehatan pada anak usia
balita tentang gejala stunting di Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok
Utara.

C. Tujuan
Dengan adanya dana untuk melakukan kegiatan mengenai stunting maka Kelompok
KKN PMD Desa Sukadana diharapkan dapat Memberikan pengetahuan tentang stunting
dan gejala gejalanya serta bagaimana cara pencegahannya. Dan membantu pemerintah desa
untuk mencegah terjadinya stunting di tengah-tengah masyarakat desa Sukadana Kecamatan
Bayan Kabupaten Lombok Utara.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat untuk
kesehatan. Berbagai masalah gizi dan masalah psikososial, dapat dicegah melalui
perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarga untuk selalu
menyediakan makanan dengan gizi seimbang bagi anggota keluarganya. Gizi seimbang
adalah asupan sehari-hari yang jenis dan jumlah zat gizinya sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Pemenuhan asupan gizi juga harus memperhatikan prinsip keanekaragaman
panagan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan mempertahankan berat badan normal
guna mencegah masalah gizi. Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pemenuhan
kebutuhan gizi pada anak haruslah seimbang di antara zat gizi lain, mengingat adanya
berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak seimbang seperti tidak
suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai
makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang (Hidayat, 2004). Pola konsumsi
pangan yang bermutu gizi seimbang mensyaratkan perlunya diversifikasi pangan dalam
menu sehari-hari. Ini berarti menuntut adanya ketersediaan sumber tenaga (karbohidrat
dan lemak), sumber zat pembangun (protein), dan sumber zat pengatur (vitamin dan
mineral). Pangan yang beraneka ragam sangat penting karena tidak ada satu jenis pangan
apapun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara lengkap (Khomsan, 2004).
Menurut Khomsan (2004), Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) telah
diperkenalkan kepada masyarakat beberapa tahun yang lalu, PUGS adalah dietary
guidelines yang berisi petunjuk-petunjuk rinci tentang cara memperbaiki pola konsumsi
pangan sehingga kita terhindar dari masalah gizi lebih ataupun kurang. Sementara itu,
Empat Sehat Lima Sempurna adalah food guide atau petunjuk umum tentang ragam
makanan yang sebaiknya kita konsumsi.
Adapun 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yaitu :
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beriodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berilah ASI saja pada bayi sampai umur empat bulan.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa diperlukan adanya pedoman gizi
seimbang yang dikemukakan oleh Soekirman (2000), yaitu :
1. Manusia memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, bergerak dan
memelihara kesehatan. Kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi semua orang,
tetapi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseimbangan jumlah
dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan oleh
kelompok pakar dalam suatu daftar yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi
(AKG), dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Recommended Dietary Allowances
(RDA).
2. Manusia makan makanan, tidak makan zat gizi.
3. Dalam menyusun pedoman gizi seimbang tidak semata-mata memperhatikan zat
gizi untuk memenuhi AKG tetapi juga mempertimbangkan fungsi makanan yang
lebih luas.
4. Gizi seimbang memerlukan keanekaragaman makanan oleh karena tidak ada satu
jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan manusia,
kecuali air susu ibu (ASI).
5. Terjadinya transisi epidemiologi masalah gizi dari hanya masalah gizi kurang ke
masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih.
6. Kemajuan ilmu dan teknologi pangan.
7. Kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap pola hidup.
8. Makan dan pola makan yang mengandung aspek budaya , etnik, agama, sosial dan
ekonomi.
9. Kemajuan teknologi komunikasi.
BAB III. PERENCANAAN PROGRAM KERJA

A. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan : Pembagian 100 Kotak Makanan Sehat
2. Tema Kegiatan : Mahasiswa Peduli Stunting
3. Judul Kegiatan : Pencegahan Stunting di Desa Sukadana Kecamatan Bayan
4. Sasaran : Anak Balita
5. Jadwal Perencanaan : Setelah Terealisasi Permohonan ini
6. Tempat : Desa Sukadana
7. Metode : Kegiatan Posyandu

B. Susunan Acara
Waktu Acara Tempat
07.00 – 07.45 Persiapan Posko KKN
08.00 -11.00 Kegiatan Posyandu Posyandu Desa Sukadana
dilaksanakan
11.00 – selesai Membagikan makanan Desa Sukadana
sehat kepada balita
yang tidak hadir dalam
kegiatan posyandu

C. Perencanaan Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Menyesuaikan
2. Evaluasi Proses
Proses Penyuluhan yang bersifat kontinu dan Terarah
3. Evaluasi Acara
Acara berjalan sesuai dengan Rundown yang direncanakan
4. Evaluasi Hasil
Pengetahuan masyarakat dan anak balita di Desa Sukadana tentang gizi seimbang
serta perubahan sikap anak terhadap pola makan.

D. Rencana Anggaran Biaya


No. Nama Barang Jumlah Harga
1. Buah pisang hijau 100 buah Rp.150.000
2. Sayur hijau 40 ikat Rp. 40.000
3. Cup 100 pcs Rp. 200.000
4. Plastik 100 pcs Rp. 40.000
5. Beras 10 kg Rp. 120.000
Biaya Total Rp. 550.000
BAB IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Demikian Proposal Permohonan Dana ini kami sampaikan, besar harapan
kami dengan terkabulnya permohonan ini demi suksesnya kegiatan-kegiatan kami
dalam melaksanakan program yang ada kepada masyarakat di Desa Sukadana.
Semua Materi danmetoda sosialisasi yang dipakai disesuaikan dengan usia peserta
tersebut. Diharapkan dengan adanya program ini akan menambah pengetahuan
masyarakat kita tentang pentingnya gizi seimbang serta bisa meningkatkan derajat
kesehatan anak di Desa Sukadana.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.suarantb.com/2023/04/12/angka-stunting-ntb-turun-jadi-1476-persen/
https://diskominfo.lombokutarakab.go.id/bkkbn-melakukan-monev-stunting-terpadu-di-klu/

Anda mungkin juga menyukai