Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PENANGANAN STUNTING TERPADU


DI CIREBON RAYA
Sinergi UKM dan UKP dalam penanganan masalah
gizi pada anak dan pengelolaan rujukannya
di RS Permata Cirebon

1
2

PROPOSAL
PENANGANAN STUNTING TERPADU DI CIREBON RAYA
Sinergi UKM dan UKP dalam penanganan masalah gizi pada anak
dan pengelolaan rujukannya di RS Permata Cirebon

LATAR BELAKANG

Stunting yang disebabkan oleh gizi buruk masih merupakan masalah besar di
Indonesia. Walaupun prevalensi stunting pada balita di Indonesia telah menunjukkan
perbaikan, dari sebesar 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada tahun
2018 (riset kesehatan dasar 2018), namun angka prevalensi ini masih relatif tinggi
dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand
(16,0 persen), Malaysia (17,5 persen), dan Vietnam (23,0 persen).

Prevalensi stunting di Indonesia terjadi pada semua daerah dan juga lintas golongan
pendapatan. Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama dalam periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Anak tergolong stunting
apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan. Pencegahan dan penurunan stunting adalah salah satu
investasi kunci dalam pembangunan manusia dan peningkatan kemajuan ekonomi.
Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak
maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga
menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan berisiko lebih tinggi menderita
penyakit tidak menular pada usia dewasa.

Upaya pencegahan dan penurunan stunting perlu dilakukan secara komprehensif


serta melibatkan berbagai pihak, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap
pemantauan dan evaluasinya. Upaya percepatan pencegahan stunting dilakukan
melalui dua jenis intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung stunting dan intervensi gizi
sensitif menyasar penyebab tidak langsung stunting. Percepatan penurunan stunting
merupakan Proyek Prioritas Nasional sehingga dikembangkan intervensi penurunan
stunting yang holistik dan integratif dengan prioritas pada 260 kabupaten/kota dan
lokasi prioritas ini akan terus dikembangkan ke seluruh kabupaten/kota.
3

Cirebon Raya merupakan wilayah Jawa Barat bagian utara dan timur yang terdiri dari
1 kota dan 4 kabupaten, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu. Dengan penduduk
sekitar 2,5 juta jiwa maka Cirebon Raya merupakan daerah yang sangat strategis di
Jawa Barat.

Permasalahan kesehatan wilayah Cirebon Raya masih seputar angka kematian ibu
dan bayi, Penemuan Kasus Gizi Buruk. Dalam satu kunjungan sepintas di salah satu
Puskesmas ternyata kasus gizi buruk pada anak masih tinggi. Sedangkan penanganan
gizi belum komprehensif seperti yang menjadi rencana Pemerintah baik di Pusat dan
Daerah.

RS Permata Cibubur yang terletak strategis di tengah Cirebon Raya dan mempunyai
akses transportasi yang mudah berinisiatif untuk membantu Pemerintah melalui
kegiatan penanganan stunting terpadu yang mensinergikan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) serta menjadikan RS
Permata menjadi rumah sakit swasta pusat rujukan dan penanganan gizi secara
komprehensif dengan melibatkan Pemerintah Daerah, Profesi dan peran serta pihak
swasta.

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi
dan Produk Bayi Lainnya.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
4

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet


Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Kehamilan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar Kapsul
Vitamin A bagi Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
ProdukSuplementasi Gizi.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas.
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
KemenKes 2015-2019.
18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penggunaan Dana Desa.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.
20. Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan(P2PL) Nomor HK.02.03/D1/I.1/2088/2015 tentang Rencana Aksi
Program P2PL Tahun 2015-2019.
21. Peraturan Kepala BPOM Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan
untuk Keperluan Gizi Khusus.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 tahun 2019 tentang Penanggulangan
Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit

TUJUAN UMUM

Terlaksananya mekanisme penanganan masalah gizi dan stunting secara terpadu di


wilayah Cirebon Raya dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

TUJUAN KHUSUS
1. Tersedianya tenaga terlatih mulai dari kader posyandu, tenaga kesehatan
Puskesmas dan tenaga kesehatan di rumah sakit dalam penanganan masalah
gizi.
2. Tersedianya data gizi anak secara langkap berdasarkan penguruan yang standar.
5

3. Terlaksananya mekanisme pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rehabilitasi


gizi buruk pada balita melalui rawat jalan dan rawat inap, dengan melibatkan
peran serta aktif keluarga dan masyarakat.
4. Tersedianya faktor pendukung, termasuk obat-obatan dalam tatalaksana gizi
buruk pada balita untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.
5. Terlaksananya pengelolaan upaya penanggulangan gizi buruk pada balita yang
komprehensif dan integratif sejak proses perencanaan, pelaksanaan dengan
kerjasama lintas program/sektor dan keterlibatan keluarga/masyarakat, serta
pemantauannya.
6. Terciptanya proses penanganan rujukan masalah gizi di RS Permata Cirebon.

MANFAAT

1. Masyarakat dapat mengetahui dan memahami serta mampu mendeteksi dan


menangani masalah gizi di rumah dan lingkungannya.
2. Tenaga kesehatan di semua level fasilitas pelayanan kesehatan mampu
menangani masalah gizi pada anak sesuai standar profesi.
3. Pemerintah dapat menyediakan sumber daya untuk kelancaran penanganan
masalah gizi dan stunting di wilayah Cirebon Raya.

RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Proyek Percontohan Penanganan Kasus Gizi Buruk Puskesmas Karang Sari


Cirebon.
a. Pengukuran dan Pendataan Ulang
b. Pelatihan Petugas Percontohan :

Peserta : Kader Posyandu


Petugas dan Dokter Puskesmas
Petugas dan Dokter Umum dan Dokter Spesialis Anak
RS Permata Cirebon

Nara Sumber : DR.dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A, MARS


Pengurus IDAI Pusat UKK Tumbuh Kembang
Praktisi Penanganan Stunting
Asesor Akreditasi Puskesmas
6

Materi: Sinergi UKM dan UKP dalam penanganan


stunting

Dr. Asad Sp.THT


Direktur RS Permata Cirebon

Materi : Kesiapan RS Permata Cirebon sebagai pusat


rujukan penanganan kasus gizi anak dan stunting di
wilayah Cirebon Raya.

Waktu : Minggu, Oktober 2019


Jam 09.00 – 14.00 WIB
Tempat : RS Permata Cirebon

c. Monitoring dan Evaluasi : Pemantauan perkembangan pasien dalam 3


bulan ke depan.

2. Pelatihan Terpadu Petugas Kesehatan Dalam Penanganan Gizi Buruk dan


Stunting.
a. Pelatihan :

Peserta : Kader Posyandu


Petugas dan Dokter Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Camat
Perusahaan/BUMN/Swasta/Tokoh Masyarakat
Petugas dan Dokter Umum dan Dokter Spesialis Anak
RS Permata Cirebon

Nara Sumber : DR.dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A, MARS


Pengurus IDAI Pusat UKK Tumbuh Kembang
Praktisi Penanganan Stunting
Asesor Akreditasi Puskesmas
Materi: Intervensi Spesifik Anak dengan Gizi Buruk,
Gagal Tumbuh di Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
Sinergitas UKM dan UKP.
7

Dr. Ali Sp.A(K)


Spesialis Anak Cirebon
Materi : Tatalaksana Penanggulangan Gizi Buruk,
Gagal Tumbuh dan Stunting.

Dr. Eddy
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
Materi : Kebijakan dan Strategi Aksi Cegah Stunting
Kabupaten Cirebon

DR. Paudah Msi


Kemendagri
Materi : Kebijakan Kabupaten/Kota dan Desa dalam
Penanggulangan Stunting.
Waktu : Senin , November 2019
Jam 09.00 – 17.00 WIB
Tempat : RS Permata Cirebon

b. Monitoring dan Evaluasi : Pemantauan perkembangan pasien dalam 3


bulan ke depan.

3. Pengembangan Kegiatan : Pengembangan kegiatan pada seluruh desa di wilayah


Cirebon Raya.

PENYELENGGARA
1. RS Permata Cirebon
2. Dinas Kesehatan
3. DR.dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A , MARS
4. Dr. Tono Rustiano MM
5. Danone Indonesia

KELUARAN
1. Tenaga terlatih pada seluruh level pelayanan.
2. Data anak dengan kondisi gizi dan hasil pemantauan berkala.
3. Kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan stunting terpadu.
4. Monitoring perkembangan gizi anak dan evaluasinya.
5. Tersedianya sarana dan prasarana untuk seluruh kegiatan penanganan stunting
terpadu di wilayah Cirebon Raya.
8

RISIKO DAN BUDGET


Untuk menyelenggarakan kegiatan – kegiatan di atas bersumber dari:
1. RS Permata Cirebon
2. Bantun Pemerintah Daerah
3. CSR dari Perusahaan di wilayah Cirebon Raya
4. Danone Indonesia.
Catatan : budget agar dihitung oleh Tim RS Permata Cirebon

NO JENIS KEBUTUHAN KUANTITAS


JUMLAH
1 Pembicara (@1.000.000) 4 4.000.000
2 Akomodasi pembicara (@2.000.000) 2.000.000
3 Lunch Box peserta (@Rp.25.000) 100 2.500.000
4 Lunch Box pembicara (@50.000) 8 400.000
5 Biaya backdrop, dekorasi, dokumentasi 2.000.000
6 Cinderamata pembicara (@200.000) 4 800.000
7 Sewa tempat 1 3.500.000
8 Sertifikat untuk peserta dan pembicara (@ 5.000) 110 550.000
TOTAL 15.750.000
# Lima belas juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah #

Tabel 1. Budget acara Pelatihan Terpadu Petugas Kesehatan Dalam Penanganan Gizi Buruk dan
Stunting, dengan anggaran untuk 100 orang peserta dan 4 orang narasumber

Anda mungkin juga menyukai