Anda di halaman 1dari 88

MODUL PELATIHAN KADER DESA

DALAM PENANGANAN STUNTING

TAPANULI TENGAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi 1
Kata Pengantar..............................….................................................... 2
Kompetensi Peserta………………………………………………………………… 3
Tujuan Pelatihan …………………………..…....…..................................... 3
Peserta Pelatihan ………………………….…....…....................................... 4
Jadwal Kegiatan Pelatihan...………………………..................................... 5
Panduan Penggunaan Modul Pelatihan...……………………….................. 5
Matrik Kurikulum Pelatihan ………………………………………....….......... 7
Langkah Fasilitasi Pelatihan (Lesson Plan)
1. Bahaya Stunting dan Strategi Pencegahan Stunting…................... 15
2. Peran Kader Dalam Kegiatan Konvergensi Pencegahan Stunting... 28
3. Fasilitasi Rembuk Stunting Desa..……………………………………… 38
4. Simulasi Pemantauan Layanan dan Penggunaan Scorecard
Pencegahan Stunting di Desa..…………………………......................... 65
5. Simulasi Penyusunan Kegiatan Konvergensi Pencegahan Stunting
Desa..…………………………................................................ 74
6. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Desa..…………………………. 62

1
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kata Pengantar

Pencegahan dan penanganan stunting telah menjadi agenda nasional,


dimana semua pihak, Kementerian dan Lembaga diminta untuk terlibat.
Berbagai program telah dikembangkan oleh Pemerintah, namun
permasalahan stunting masih terjadi dan cenderung meningkat. Pencegahan
dan penanganan stunting menuntut adanya konvergensi pengelolaan
kegiatan, program, dan layanan.
Layanan masyarakat untuk pencegahan dan penanganan stunting perlu
dipastikan terjadi di Desa agar dapat diakses oleh masyarakat. Kelompok
sasaran pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi prioritas utama
dalam pencegahan dan penanganan stunting. Kelompok prioritas ini perlu
dipastikan dapat mengakses 5 (lima) layanan utama penanganan stunting,
yaitu: (1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); (2) Konseling Gizi Terpadu; (3)
Sanitasi dan Air Bersih; (4) Jaminan Sosial; dan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD).
Desa perlu mengambil peran besar, sekaligus bertanggungjawab atas
terjadinya konvergensi 5 (lima) layanan utama pencegahan stunting. Untuk
mewujudkan harapan terebut, dipandang perlu dibentuk dan ditugaskan
Kader Desa, yang kemudian disebut Kader Pembangunan Manusia (KPM)
sebagai bagian dari tim KPMD (Kader Pembangunan Masyarakat Desa) yang
mendapatkan tugas khusus.
Tugas khusus yang dimaksud adalah mendata sasaran, memantau layanan,
dan mengkomunikasikan masalah lapangan kepada pengambil keputusan,
yaitu Pemerintah Desa dan penyedia layanan dalam wadah Rumah Desa
Sehat (RDS). Untuk menjalankan tugas khusus secara optimal, perlu
dilakukan peningkatan kapasitas, sehingga kegiatan yang dilaksanakan
dapat berjalan efektif sesuai kebutuhan lapangan dan dinamika yang
berkembang di masyarakat.
Pelatihan sebagai salah satu bentuk peningkatan kapasitas memegang
peranan penting dalam menyiapkan pelaku program, terutama Kader Desa,
baik dari sisi pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap terkait pencegahan
stunting. Dengan memiliki kapasitas tersebut, pelaku diharapkan dapat
mendorong kegiatan pencegahan stunting ke dalam perencanaan dan
penganggaran di Desanya masing masing. Untuk itulah, modul pelatihan ini
disusun untuk memenuhi kompetensi dasar Kader Desa.

Tapanuli Tengah, Maret 2020

2
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

1. Kompetensi Kader Desa

Secara umum, Kader Desa berperan untuk memastikan kelompok sasaran


dapat mengakses layanan dasar dan memastikan pelaksanaan layanan
memenuhi standar minimal. Kader Desa juga melakukan advokasi atas hasil
pengamatannya kepada pihak-pihak terkait seperti Aparat Desa dan pemberi
layanan. Kader Desa perlu memiliki sejumlah kompetensi dasar agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Kompetensi yang diperlukan
mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap dan talenta. Kompetensi dasar
dari Kader Desa sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut ini.

Pengetahuan Ketrampilan Sikap dan Talenta

1. Fasilitasi penyusunan 1. Memiliki minat dan


1. Definisi stunting
peta sosial Desa perhatian kepada ibu
2. Tanda dan indikasi
2. Pendataan sasaran dan anak
stunting
3. Identifikasi 2. Menjadi pendengar
3. Penyebab terjadinya
kelembagaan Desa yang berempati
stunting
terkait dengan 3. Bersedia dan memiliki
4. Dampak atau akibat
pencegahan stunting waktu untuk kegiatan
stunting
4. Fasilitasi proses sukarela
5. Kondisi stunting di
penggalian gagasan di 4. Memiliki sikap
Indonesia
dusun dan kelompok komunikasi
6. Pencegahan stunting
sasaran interpersonal yang
7. Penanganan stunting
5. Memantau baik
8. Lima paket utama
pelaksanaan 5 (lima) 5. Memiliki ketertarikan
layanan pencegahan
paket utama layanan dengan kegiatan
stunting di Desa
pencegahan stunting pengamatan dan
9. Konvergensi
6. Mendemontrasikan tertib administrasi
pencegahan stunting
penggunaan matras pelaporan
10. Peran Desa dalam
pengukur panjang bayi 6. Minat bekerja dalam
pencegahan stunting
7. Melakukan konseling tim dan membangun
11. Mekanisme
atas hasil pengukuran kerjasama dengan
perencanaan Desa
panjang bayi berbagai pihak
12. Deteksi dini stunting
8. Presentasi data dan
gagasan konvergensi
pencegahan stunting

2. Tujuan Pelatihan

Pelatihan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan Aparat Desa dan Kader


Desa dapat memfasilitasi kegiatan konvergensi pencegahan Stunting di Desa.
Secara rinci tujuan pelatihan:
1. Kader Desa memahami Stunting dan kegiatan konvergensi pencegahan
stunting di Desa;
2. Kader mampu menyusun rencana kegiatan konvergensi pencegahan
stunting.

3
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
3. Kader Desa dapat menguraikan tugas-tugasnya dalam memfasilitasi
Rumah Desa Sehat.
4. Kader Desa mampu mensimulasikan proses monitoring layanan
konvergensi stunting.
5. Tersusunnya rencana tindak lanjut bagi setiap Desa untuk memulai
kegiatan konvergensi pencegahan ditahun 2020.

3. Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan ini meliputi Kader Desa yang mendapat tugas khusus
memfasilitasi kegiatan konvergensi pencegahan stunting.

4. Jadwal Kegiatan Pelatihan

Pelatihan berlangsung selama 1 hari, dan dilakukan di kecamatan atau antar


kecamatan. Susunan jadwal pelatihan dapat dilihat pada table di bawah ini.

Waktu Kegiatan

08.00 - 08.30 REGISTRASI DAN PEMBUKAAN

MATERI I (BAHAYA STUNTING DAN STRATEGI PENCEGAHAN


08.30 - 10.00
STUNTING)
MATERI II (PERAN KADER DALAM KONVERGENSI PENCEGAHAN
10.00 - 11.30
STUNTING)
11.30 - 13.00 MATERI III (FASILITASI REMBUK STUNTING DESA)
13.00 - 13.30 Ishoma
MATERI IV (SIMULASI PEMANTAUAN LAYANAN DAN
13.30 - 15.00
PENGGUNAAN SCORECARD PENCEGAHAN STUNTING DI DESA)

MATERI V (SIMULASI PENYUSUNAN KEGIATAN KONVERGENSI


15.00 - 16.30
PENCEGAHAN STUNTING DESA)

16.30 - 18.00 MATERI VI (PENYUSUNAN RENCANA KERJA TINDAK LANJUT)

4
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

5. Panduan Penggunaan Modul

Untuk memberikan gambaran secara utuh dan ringkas atas isi modul
pelatihan, maka ditampilkan matrik kurikulum. Selanjutnya, pelatih
diharapkan dapat membaca secara utuh dan seksama atas panduan
fasilitasi. Untuk memudahkan pelatih dalam melakukan fasilitasi, pada
panduan fasilitasi telah disebutkan jenis media yang digunakan pada setiap
langkah fasilitasi. Begitupun dengan media pelatihan yang disediakan dalam
beberapa bentuk, yaitu bahan tayangan dalam bentuk powerpoint, film
pembelajaran, dan lembar kerja berupa tabel dan daftar pertanyaan.
Pada bahan tayangan yang dianggap perlu penjelasan yang lebih detail, telah
diuraikan pula isi dari substansi untuk memudahkan pelatih menyampaikan
penjelasan materi. Sedangkan untuk bahan tayangan yang isinya sudah
cukup jelas tidak disediakan penjelasan lanjutan.
Pelatih dianjurkan untuk menonton film terlebih dahulu yang akan
digunakan dalam pelatihan dan dianjurkan untuk mencoba memutarnya
pada laptop yang akan digunakan untuk presentasi. Hal ini penting, untuk
menghindari salah persepsi atau ketidakmengertian ketika menyajikan atau
memfasilitasi kegiatan belajar.
Pada akhir setiap sesi disediakan kuiz. Hal ini untuk menilai tingkat
pemahaman peserta atas materi yang telah dipelajari. Pelatih disarankan
untuk menyiapkan jawabannya dan menuliskannya pada selembar kertas
atau pada tayangan yang disusulkan sebagai panduan pelatih.

5
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

MATRIK KURIKULUM
PELATIHAN KADER DESA DALAM
PENANGANAN STUNTING

6
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

MATRIK KURIKULUM
PELATIHAN KADER DESA DALAM PENANGANAN STUNTING

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI

Peserta dapat: 1. Ceramah Media 90


1. Menjelaskan pengertian, 2. Tanya jawab 1. Media tayang
penyebab, dan bahaya 3. Pemutaran film 2. Film “Stunting”
stunting.
3. Kertas pleno
2. Menjelaskan Strategi
Bahaya Stunting Pencegahan Stunting 4. ATK
dan Strategi
1. 3. Menjelaskan 5 (lima) paket
Pencegahan
Stunting layanan konvergensi stunting Bahan Bacaan
di Desa.
1. Panduan
Fasilitasi
Konvergensi
Pencegahan
Stunting di Desa
1. Penugasan
Peran Kader Dalam Peserta dapat: Media 90
individu
Kegiatan 1. Menjelaskan pentingnya 1. Formulir 1
2. Curah pendapat
Konvergensi keterlibatan Desa dalam
Pencegahan 3. Pemutaran film 2. Film “Program
pencegahan stunting
2. Stunting: Gizi Desa Pandes,
2. Menjelaskan pelaku-pelaku Klaten”
1. Pelaku pencegahan stunting di Desa 3. Media tayang
konvergensi
pencegahan 4. Kertas plano

7
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI


stunting di Desa 3. Menjelaskan alur tahapan 5. ATK
dan alur tahapan perencanaan kegiatan
2. Peran Kader konvergensi stunting Desa
Bahan Bacaan
Pembangunan 4. Menyebutkan fungsi KPM,
Manusia 1. Permendesa No.
5. Menjelaskan fungsi dan bentuk 11 Tahun 2019
3. Rumah Desa kegiatan Rumah Desa Sehat
Sehat 2. Panduan
Fasilitasi
Konvergensi
Pencegahan
Stunting di Desa
3. Pedoman Teknis
Rumah Desa
Sehat (RDS)
4. Buku Panduan
Kader
Pembangunan
Manusia

Fasilitasi Rembuk Peserta dapat: 1. Curah pendapat Media 90


Stunting Desa 1. Menjelaskan hal yang perlu 2. Ceramah 1. Media tayang
1. Tahap Persiapan disiapkan sebelum
3. Diskusi 2. Kertas plano
3 2. Tahap pelaksanaan Rembuk Stunting
3. ATK
Pelaksanaan 2. Menjelaskan susunan acara
3. Tahap Tindak Rembuk Stunting
Lanjut Bahan Bacaan

8
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI


3. Menjelaskan tindak lanjut 1. Buku Panduan
hasil keguatan Rembuk Kader
Stunting Desa Sehat Pembangunan
Manusia

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI

Peserta dapat: 1. Ceramah Media 90


1. Mengisi formulir pendataan 2. Simulasi 1. Tikar
sasaran dan kondisi layanan Pertumbuhan
3. Diskusi pleno
dengan benar 2. Media tayang
2. Mengisi formulir pemantauan 3. Kertas plano
bulanan
Simulasi 4. ATK
3. Menganalisa hasil pemantauan
Pemantauan dan
Penggunaan 4. Menyusun laporan hasil
4. Scorecards pemantauan kepada Desa dan Bahan Bacaan
Konvergensi unit 5 paket layanan di Desa. 1. Lembar Kasus
Pencegahan
2. Pemantauan
Stunting di Desa
Bulanan (Form.
2A, Form 2B, dan
Form 2C)
3. Rekapitulasi Hasil
Pemantauan 3
Bulanan (Form. 3A
dan Form. 3B)

9
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI


4. Form (Scorecard
Konvergensi Desa:
Lampiran
Permenkeu No.
205/PMK.
07/2019 ttg
Pengelolaan Dana
Desa).

Peserta dapat: 1. Ceramah Media 90


1. Melakukan pendataan tentang 2. Kerja kelompok 1. Formulir 3A dan
permasalahan stunting dan 3B
3. Simulasi
sasaran rumah tangga 1000 2. Media tayang
HPK.
3. Kertas plano
2. Melakukan penyusunan usulan
kegiatan pencegahan stunting 4. ATK
Simulasi
Penyusunan 3. Mensimulasikan Rembuk
5. Kegiatan Stunting Desa. Bahan Bacaan
Konvergensi
Stunting Desa 1. Permen Desa No.
11 Tahun 2019
2. Panduan Fasilitasi
Konvergensi
Pencegahan
Stunting di Desa
3. Buku Panduan
Kader

10
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

No. POKOK BAHASAN TUJUAN METODE MEDIA & BACAAN DURASI


Pembangunan
Manusia

Peserta dapat: 1. Ceramah Media 90


1. Menyusun dan menyepakati 2. Penugasan 1. Media tayang
Penyusunan
beberapa kegiatan pasca kelompok
6 Rencana 2. Formulir Rencana
pelatihan
Tindaklanjut Desa Kerja
2. Menyepakati batas waktu akhir
kegiatan

11
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

LANGKAH-LANGKAH FASILITASI
(LESSON PLAN)

12
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 1

Bahaya Stunting dan Strategi


Pencegahan Stunting

13
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 1

Bahaya Stunting dan Strategi Pencegahan


Stunting

Tujuan : Peserta dapat:


1. Menjelaskan pengertian, penyebab, dan bahaya
stunting.
2. Menjelaskan Strategi Pencegahan Stunting
3. Menjelaskan 5 (lima) paket layanan konvergensi
stunting di Desa.

Metode : 1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemutaran film
4. Diskusi pleno

Bahan dan : 1. Media tayang


Media 2. Film stunting
3. Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
4. Kertas plano
5. ATK

Waktu : 90 menit

14
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Langkah Fasilitasi

Langkah Fasilitasi Media


No
Sampaikan judul dan tujuan dari sesi ini Slide 2
1
Tanyakan kepada peserta, apakah pernah
2 mendengar kata “Stunting”? Jika ada minta peserta Slide 3
tersebut untuk menjelaskan tentang Stunting.

Informasikan, untuk memahami, apa itu stunting


kita akan menonton film stunting. Sebelum
menonton tugaskan kepada peserta selama
menonton film diminta untuk mencatat beberapa hal Film
berikut: stunting
3 • Arti stunting
Slide 4
• Penyebab stunting
• Akibat atau dampak stunting
• Cara mencegah/menangani stunting

Minta beberapa peserta untuk menyampaikan


catatannya terkait dengan:
• Arti stunting
Slide 5
5 • Penyebab stunting
• Akibat atau dampak stunting
• Cara mencegah/menangani stunting

Penjelasan tentang definisi, penyebab, dan bahaya Slide 6-7


6 stunting.

Informasikan, setelah kita paham tentang stunting,


bahasan selanjutnya yaitu bagaimana Strategi
mencegah Stunting. Informasikan juga tentang 1000
HPK.
Slide 8-10
7 Kemudian tanyakan, siapa yang sudah pernah
mendengar kata konvergensi pencegahan stunting.
Jika ada peserta yang tunjuk tangan, minta peserta
tersebut untuk menjelaskan pemahamannya tentang
konvergensi.

Jelaskan beberapa hal berikut untuk menjelaskan


konvergensi pencegahan stunting Desa.
Slide 11-
8 • Sasaran utama kegiatan konvergensi pencegahan 13
stunting Desa adalah 1000 HPK (Hari Pertama
Kehidupan).

15
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
• 5 paket layanan konvergensi stunting sebagai
paket kegiatan standar bagi Desa dalam
mengembangkan kegiatan pencegahan stunting
• Bentuk-bentuk layanan KIA (kesehatan ibu
dan anak) dalam intervensi spesifik dan
sensitif.
• Bentuk-bentuk kegiatan konseling gizi terpadu
• Bentuk-bentuk kegiatan perlindungan sosial
• Kegiatan sanitasi dan air bersih
• Kegiatan layanan PAUD

Lakukan curah pendapat,


1. Bagaimana kondisi 5 layanan di Desa saat ini?
(tersedia, tidak , layananya bagus/tidak bagus).
2. Apakah semua ibu hamil dan baduta dapat
dipastikan sudah menerima layanan-layanan
yang diperlukan? Jika belum mengapa?
3. Apakah ada koordinasi seperti pertemuan rutin
antara Posyandu, PAUD, sekolah, dan
Pemerintahan Desa untuk membahas kondisi 5
paket layanan? Jika belum, mengapa? Jika sudah Kertas
9 plano
apa yang sering dibahas?
Tutup curah pendapat dengan menegaskan bahwa:
• Kelima paket layanan konvergensi pencegahan
stunting wajib diupayakan oleh Desa.
• Perlu adanya koordinasi rutin antar pelaksana
layanan bersama Aparat Desa, untuk membahas
kondisi layanan.
• Ibu hamil dan baduta perlu dipastikan semuanya
mendapatkan layanan.

Tutup sesi dengan membuat kuiz. Ajukan beberapa


pertanyaan berikut, dan minta peserta menjawab.
Jika perlu sediakan hadiah bagi yang bisa menjawab.
1. Stunting merupakan masalah kekurangan gizi
kronis, mengapa dikatakan kronis?
2. Sebutkan penyebab terjadinya stunting?
10 3. Apa saja akibat atau dampak dari stunting
4. Jelaskan Strategi Pencegahan Stunting?
5. Mengapa sasaran utama pencegahan stunting
adalah 1000 HPK?
6. Mengapa di tingkat Desa perlu adanya kerja
Bersama secara terpadu atau konvergen?

16
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Penjelasan Slide

Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi. Dikatakan kronis


karena terjadi pada waktu yang cukup lama. Anak stunting ditandai
dengan tinggi badan yang lebih pendek dari teman sebayanya. Hal ini
dikarenakan anak stunting mengalami gangguan pertumbuhan. Jadi,
kasus stunting tidak muncul seketika, melainkan memerlukan proses
waktu yang cukup lama.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin
masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata
lebih pendek disbanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang
seusia).
Namun tidak semua anak yang bertumbuh pendek dikatakan stunting.
Sebagai contoh anak cebol, tidak dapat dikategorikan sebagai anak
stunting karena anak cebol lebih disebabkan adanya kelainan genetik,
bukan karena kekurangan gizi.
Ibu hamil yang mengalami anemia atau kurus (kurang energy kronis
disingkat KEK), jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan bayi yang
dilahirkan mengalami BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) atau lahir dengan
berat badan di bawah 2,5 kg. Jika bayi yang dilahirkan dalam jangka lama
juga mengalami kekurangan gizi, maka bayi ini berisiko akan menjadi
stunting ketika masa anak-anak dan dewasa.

17
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pada gambar, anak yang lebih pendek dapat dikategorikan anak yang
mengalami stunting mengingat sebenarnya usia mereka sama. Anak yang
lebih pendek ketika lahir mengalami gangguan sejak dalam kandungan,
sehingga mengalami ganggungan pertumbuhan.
Mengapa anak tersebut menjadi stunting? Hal ini mungkin dikarenakan
kurang gizi atau mengalami sakit, atau mengalami keduanya. Kekurangan
gizi dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti keluarga tidak mampu
membeli atau menyediakan bahan makanan, dan pengolahan makanan yang
tidak tepat.
Jatuh sakit, disebabkan karena mengalami infeksi oleh bakteri, virus, jamur,
atau oleh sebab lainya. Ketika jumlah bakteri dalam jumlah banyak ada di
sekitar kita dapat menyerang tubuh manusia sehingga daya tahan tubuh
kalah. Bakteri dapat berkembang biak dengan cepat di tempat-tempat yang
kotor, lembab, dan becek/basah.
Sumber penyakit biasanya ditularkan melalui air minum, makanan, dan
serangga (lalat, kecoa). Ketika kita sakit, dan tidak mendapatkan pelayanan
yang tepat dan cepat, maka sakit akan berkelanjutan. Kondisi ini dapat
mengarah pada stunting karena selama sakit, akan mengalami gangguan
pertumbuhan.

18
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Masyarakat sering mempertanyakan, kenapa tinggi dan pendek
dipersoalkan, bukanya ini hal yang biasa kita lihat sehari-hari? Pada
masyarakat agraris di perDesaan, cenderung tidak mempersoalkan tinggi
atau pendek badan, yang penting badannya kuat untuk bekerja di sawah,
ladang, peternakan, dan perkebunan. Ini merupakan tantangan ketika
mengajak masyarakat untuk peduli pada persoalan stunting.
Akibat dari stunting tidak hanya pada persoalan berbadan pendek saja,
namun ada hal yang lebih penting dari hal tersebut, yaitu adanya tingkat
kecerdasan yang lebih rendah sehingga dapat menimbulkan beberapa
permasalahan.
Pada jangka pendek stunting dapat mengakibatkan:
• Terjadinya ganggunan pada perkembangan otak/kecerdasan
• Gangguan pertumbuhan fisik
• Gangguan perkembangan motorik pada bayi, seperti kemampuan
tengkurap, duduk, merangkak, memegang benda, menoleh, menirukan
suara, dll.
Pada jangka panjang stunting dapat mengakibatkan:
• Tingkat kecerdasan rendah
• Prestasi belajar juga rendah
• Rendahnya produktivitas (prestasi kerja)
• Kalah bersaing dalam mencari kerja
• Cenderung gemuk di usia tua sehingga berisiko menderita penyakit
degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes, dll).

19
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Yang terbaik dalam mengatasi masalah Stunting adalah dengan pencegahan,


karena jika sudah terjadi penanganannya lebih sulit dan hasilnya tidak dapat
kembali sempurna atau optimal. Contoh anak yang sudah stunting kemudian
diberikan gizi, perawatan, dan pengobatan hasilnya anak sehat tapi tingkat
kecerdasannya tidak optimal dan kemungkinannya masih akan tetap
berbadan pendek.
Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat
anak berusia dua tahun (1000 HPK). Dengan memastikan anak terpenuhi
kebutuhannya dan terlindungi sejak didalam kandungn, sehingga anak
dapat terhindar dari mengalami stunting.
Pencegahan stunting tidak dapat dilaksanakan sendirian, tetapi harus
dilaksanakan Bersama-sama secara terpadu (konvergen) dengan melibatkan
banyak pihak, khususnya kesadaran masyarakat akan bahaya terjadinya
stunting.

20
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

1000 HPK (seribu hari pertama kehidupan) itu adalah masa kehamilan
hingga bayi berumur 2 tahun. Masa kehamilan 270 hari, bayi 0-6 bulan
selama 180 hari dan bayi 6-24 bulan itu selama 550 hari.
Mengapa 1000 HPK itu menjadi sasaran utama pencegahan stunting? Pada
masa kehamilan adalah masa pembentukan janin hingga terbentuk bayi.
Masa kehamilan ini seluruh organ dibentuk termasuk otak. Ketika masa
kehamilan mengalami kekurang gizi dapat mengakibatan proses
pembentukan janin dna organ tubuh terganggu yang memungkinkan dapat
terjadi pembentukan organ yang tidak sempurna.
Sesudah bayi lahir proses pertumbuhan terus berlangsung termasuk
perkembangan otak juga terus terjadi. Organ-organ tubuh mengalami
penambahan volume sehingga bayi tumbuh besar. Perkembangan
kecerdasan dan motorik seperti tengkurap, duduk, berdiri, berbicara terjadi
sangat cepat. Jika pada masa bayi 0-2 tahun mengalami kekurangan gizi dan
sering sakit dapat menganggu pertumbuhannya. Apalagi terjadi dalam waktu
lama atau berbulan-bulan dapat mengakibatkan bayi menjadi stunting.
Setelah umur 2 tahun perkembangan bayi mulai melambat, ketika bayi
ketika umur 0-2 tahun mengalami stunting, maka kondisi ini dapat berlanjut
pada umur selanjutnya setelah 2.

21
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Paket konvergensi untuk 1000 HPK meliputi kesehatan ibu anak (KIA),
konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, air bersih dan sanitasi, serta
PAUD. Untuk ibu hamil tentunya tidak mendapatkan layanan PAUD.
Kelima paket layanan ini wajib tersedia di Desa dan perlu dipastikan semua
ibu hamil dan bayi (0-24 bulan) mendapatkan semua layanan. Kelima paket
layanan ini disediakan dengan maksud untuk mengatasi penyebab stunting:
kekurangan gizi dan penyakit. Kelima paket layanan ini dilaksanakan oleh
banyak pihak seperti bidan, Posyandu, PAUD, dan Pemerintahan Desa.
Layanan KIA, hampir seluruh layanannya dilakukan oleh tenaga kesehatan
(bidan), dibantu oleh kader Posyandu. Konseling gizi terpadu perlu diberikan
kepada keluarga yang memiliki ibu hamil dan bayi, sedangkan konseling gizi
terpadu wajib untuk ibu hamil dan bayi yang mengalami masalah gizi. Hal
ini melibatkan tenaga kesehatan, kader Posyandu, aparat Desa, UPTD
Kesehatan (Puskesmas) dan OPD (organisasi perangkat daerah) lainnya,
seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dll.
Perlindungan sosial yang utama adalah bayi memiliki Akte Kelahiran. Akte
ini merupakan dokumen dasar untuk mendapatkan berbagai layanan
selanjutnya, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, seperti PKH, Kartu
Sehat, Kartu Pintar, Raskin/Rastra, dan lain lain mensyaratkan adanya akte
kelahiran dan Kartu Keluarga/KTP. Berbagai bantuan ini penting untuk
memastikan ibu hamil dan bayi pada keluarga miskin mendapatkan fasilitas
atau bantuan yang semestinya.
Sanitasi dan air bersih yang meliputi air minum, jamban, WC, pengolahan
sampah, pengolahan limbah keluarga, dan kebersihan rumah sehat.
Idealnya, setiap keluarga dapat mengakses air bersih dan sanitasi ini untuk
mencegah supaya tidak jatuh sakit. Keluarga dan tetangga dalam lingkup
dusun perlu bekerjasama untuk menyediakan fasilitas ini dengan dukungan
Desa.
22
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Pada PAUD, perlu dipastikan terjadi kegiatan parenting (pembelajaran pola
pengasuhan anak) untuk anak usia 06 – 24 bulan. Dalam kegiatan sehari-
hari, PAUD melakukan kegiatan stimulasi tumbuh kembang anak seperti
bermain, bersosialisasi, dan mengenal alam sekitar. Pada kegiatan ini,
bayi/anak dan orang tua terlibat di dalamnya. Sedangkan untuk anak di atas
2 – 6 tahun, anak mengikuti kegiatan pada pendidikan anak usia dini alias
PAUD, yang kurikulumnya disesuaikan dengan tingkat usia dan
perkembangan anak.

23
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kedua slide ini memberikan contoh-contoh kegiatan pencegahan stunting


dari 5 (lima) paket layanan konvergensi stunting yang dipilah berdasarkan
intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Ingat intervensi spesifik oleh
tenaga/lembaga kesehatan, dan intervensi sensitive oleh tenaga/lembaga
non-kesehatan.
Contoh kegiatan tersebut terbuka untuk ditambahi berbagai contoh dari
masukan peserta.

24
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 2

Peran Desa Dalam Kegiatan


Konvergensi Pencegahan Stunting

25
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 2

Peran Desa Dalam Kegiatan Konvergensi


Pencegahan Stunting

Tujuan : Peserta dapat:


1. Menjelaskan pentingnya keterlibatan Desa dalam
pencegahan stunting
2. Menjelaskan pelaku-pelaku pencegahan stunting di
Desa
3. Menjelaskan alur tahapan perencanaan kegiatan
konvergensi stunting Desa
4. Menjelaskan bentuk kegiatan pencegahan stunting
di Desa
5. Menjelaskan keterkaiatan Desa dengan OPD dalam
pencegahan stunting

Metode : 1. Penugasan individu


2. Curah pendapat
3. Pemutaran film

Bahan dan : 1. Film “Penanganan Stunting di Desa Pandes, Klaten”


Media 2. Lembar “Survey Mawas Diri”
3. Permendesa No. 16 Tahun 2018
4. Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
5. Buku Panduan Kader Pembangunan Manusia
6. Media tayang
7. Kertas plano
8. ATK

Waktu : 120 menit

Panduan Fasilitasi

26
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

No Langkah Fasilitasi Media

Buka sesi dengan menyebutkan judul materi dan


1
tujuan dari sesi ini

Tayangkan gambar anak Opik dan Rasyid. Ajukan


pertanyaan berikut:
• Jika Opik adalah anak anda, bagaimana
2 perasaan anda? Slide 2
• Bagi pak Kades atau Aparat Desa, jika di Desa
anda banyak anak seperti Opik, apa perasaan
anda?

Bagikan lembar “Survey Mawas Diri” Desa kepada


semua peserta. Minta peserta untuk mengisi.
Setelah peserta selesai mengisi, tanyakan
beberapa hal berikut:
• Adakah yang jawabanya, semua tidak ada
kasus? Minta peserta tersebut untuk
menjelaskan!

3 • Adakah yang jawabanya, semua ada Lembar survei


kasusnya? Minta peserta tersebut untuk
menjelaskanya!
Tegaskan, ketika di Desa ada kasus-kasus
tersebut, hal itu mengindikasikan ada potensi
masalah stunting. Dengan kata lain, Desa kita
saat ini berpotensi memiliki masalah stunting,
sehingga mulai saat ini kita perlu memikirkan
program kegiatan pencegahan stunting.

Ingatkan kembali 5 (lima) paket layanan


konvergensi pencegahan stunting Desa, yang
perlu dikembangkan oleh Desa.
Lakukan curah pendapat dengan mengajukan
beberapa pertanyaan berikut:
1) Jika di Desa anda ditemukan kasus stunting,
apa yang dapat anda lakukan?
Slide 3
4 2) Siapa saja yang akan anda libatkan dalam
penanganan stunting? Kertas plano
Simpulkan bahwa dari diskusi ini, Desa perlu
mengambil tindakan dan memimpin upaya
penanganan stunting.
Informasikan bahwa upaya Desa dalam
penanganan stunting telah diatur dalam
Permendes No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2019. Sehingga
27
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
hal ini dapat menjadi pijakan atau landasan
hukum yang kuat untuk tidak ragu
mengembangan kegiatan pecegahan dan
penanganan stunting di Desa.

Jelaskan Permendes No 16 Tahun 2018 tentang


Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019,
khususnya terkait dengan pendanaan kegiatan
stunting. Beberapa poin yang perlu dijelaskan,
yaitu:
• Kegiatan pelayanan gizi dan anak kerdil
5 Slide 4-10
• Sarana dan prasarana lingkungan
permukiman
• Akses pelayanan sosial dasar bidang
kesehatan
• Akses pelayanan sosial dasar bidang
pendidikan

Informasikan, bahwa kita akan menonton Film


“Penanganan Stunting di Desa Pandes, Klaten”
Jawa Tengah. Desa ini konsisten dalam
penanggulangan Stunting. Banyak Desa lain telah
belajar kepada Desa ini dalam mengembangkan
program-program penanganan stunting.
Dari film ini diharapkan, akan memberikan
gambaran lebih jelas bentuk-bentuk kegiatan
atau inovasi kegiatan Desa dalam menyusun
rencana kegiatan.
Informasikan selama menonton film, silahkan
cermati untuk beberapa hal berikut:
Slide 11
• Jenis kegiatan apa saja yang dikembangkan
Film
oleh Desa Pandes?
6 “Penanganan
• Siapa saja yang dilibatkan sebagai pelaku atau Stunting di
pelaksana kegiatan? Desa Pandes,
Klaten”
• Kira-kira siapa tokoh utama yang membuat
Desa Pandes dapat mengembangkan program
konvergensi pencegahan Stunting?
Setelah selesai menonton film, mintalah 2-3
peserta untuk melaporkan hasil catatannya:
• Jenis kegiatan
• Pelaku-pelaku yang terlibat
• Tokoh utama
Tegaskan bahwa untuk mengembangkan kegiatan
konvergensi, perlu dilakukan banyak jenis
kegiatan, inovasi kegiatan, melibatkanbanyak
28
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
pihak dan pelaku, dan kepala Desa menjadi tokoh
utama sebagai penggerak kegiatan konvergensi
stunting.

Tegaskan, untuk mewujudkan Desa yang


memiliki kegiatan konvergensi stunting, perlu
mengikuti alur tahapan Perencanaan
Pembangunan Desa. Tambahkan, bahwa dalam
tahapan perencanaan, perlu disisipkan kegiatan
konvergensi:
7 Slide 12
• Penetapan kader Desa (KPM)
• Pendataan sasaran 1000 HPK
• Pelatihan KPM.
• Pra-Musdes (Rembuk Stunting Desa)

Ingatkan peserta tentang 5 Paket Layanan


Konvergensi Stunting.
Bagikan lembar Contoh Kegiatan Alternatif 5
Paket Layanan Pencegahan Stunting, dan
jelaskan bahwa lembar contoh ini menjabarkan 5
Paket Layanan Konvergensi Stunting.
Minta kepada peserta untuk berkelompok @2-3
Desa yang berdekatan letaknya. Tugaskan kepada
kelompok untuk memilih dan menyepakati jenis-
jenis kegiatan yang cocok untuk dikembangkan
dari setiap jenis layanan di Desa, dan berikan Slide 3
alasannya.
FC Lembar
Minta 1-2 kelompok Desa untuk memaparkan “Contoh
hasil diskusinya. Berikan kesempatan kepada Kegiatan
8 pada kelompok lain untuk memberikan Alternatif 5
tanggapannya. Paket
Buat kesimpulan untuk beberapa poin penting Layanan
berikut: Pencegahan
Stunting”
1) Setiap Desa wajib mengembangkan kegiatan
terkait 5 Paket Layanan Konvergensi Stunting.
2) Jenis kegiatan disesuaikan dengan
permasalahan dan potensi desanya masing-
masing
3) Permendes No 16 Tahun 2018 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019
menjadi rujukan.
4) Kegiatan diusulkan melalui kegiatan Rembuk
Stunting/Pra Musdes.

Jelaskan kembali fasilitasi Desa dalam


konvergensi stunting yang meliputi pembentukan
29
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
KPM dan RDS dengan menggunakan media
tayang.
Tegaskan bahwa pada forum RDS akan
menyelenggarakan Rembuk Stunting. Berikan
penjelasan singkat terkait Rembuk Stunting,
untuk beberapa poin berikut:

9 1) Output rembuk stunting


2) Peserta rembuk stunting
3) Proses pembahasan pada rembuk stunting

Usulan kegiatan rembuk stunting yang mencakup


5 Paket Layanan Konvergensi Stunting
dimungkinkan dalam pelaksanaanya, Desa
membutuhkan dukungan dari OPD Kecamatan
atau Kabupaten.
Jelaskan OPD yang perlu dilibatkan pada setiap
paket layanan.
Lakukan cuarah pendapat terkait dengan kondisi
dukungan oleh OPD kecamatan atau kabupaten,
dengan mengajukan beberapa pertanyaan
berikut:
1) OPD mana yang selama ini telah bekerjasama
dengan Desa?
2) Menurut pendapat anda, apakah dukungan
OPD tersebut akan dapat mendukung kegiatan
konvergensi stunting di Desa?
10 3) OPD mana yang perlu pendekatan khusus
agar mau terlibat dalam kegiatan konvergensi
pencegahan stunting di Desa?
4) Siapa tokoh kunci yang dapat dilibatkan
menjadi mediator dengan OPD terkait?
Buat kesimpulan atas beberapa pendapat peserta
dalam beberapa hal berikut:
1) Semakin banyak OPD yang dilibatkan, maka
semakin mudah bagi desa dalam
mengembangkan kegiatan konvergensi
stunting
2) Perencanaan bersama antara Desa dengan
OPD menjadi kunci keberhasilan terjadinya
konvergensi stunting di Desa
3) Perlu kejelasan pembagian peran antara OPD
dan Desa dalam kegiatan konvergensi stunting
di Desa

30
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Tutup sesi ini dengan kuiz, ajukan beberapa


pertanyaan berikut:
1. Pendanaan kegiatan konvergensi stunting Desa
salah satu sumbernya adalah dana Desa.
Peraturan mana yang mengatur?
2. Kegiatan konvergensi stunting perlu
melibatkan banyak pelaku, siapa saja di Desa
yang akan berperan banyak dalam kegiatan
konvergensi stunting?
11
3. Rembuk stunting sebagai kegiatan Pra Musdes
untuk memastikan kegiatan konvergensi
stunting menjadi bagian dari kegiatan yang
akan didanai oleh Desa, untuk itu apa saja
yang perlu disepakati dalam rembuk stunting?
4. Kepala Desa, sepertinya menjadi salah satu
tokoh kunci untuk mewujudkan kegiatan
konvergensi stunting di Desa, kita-kira apa
saja alasannya?

31
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Penjelasan Matrik dan Slide

Pada gambar, anak Rasyid yang umurnya lebih muda terlihat lebih tinggi
daripada Opik, karena Opik ketika lahir mengalami BBLR, sehingga
mengalami ganggungan pertumbuhan. Opik dapat dikategorikan anak yang
mengalami stunting.
Mengapa Opik menjadi stunting? Hal ini mungkin dikarenakan kurang gizi
atau mengalami sakit, atau mengalami keduanya. Kekurangan gizi dapat
disebabkan oleh beberapa penyebab, seperti keluarga tidak mampu membeli
atau menyediakan bahan makanan, dan pengolahan makanan yang tidak
tepat.
Tanyakan kepada peserta:

• Jika Opik ini adalah anak Bapak dan Ibu, apa perasaan anda?
• Jika di desa Bapak dan ibu banyak anakn seperti Opik ini, apa
perasaan anda selaku Aparat Pemerintahan Desa?

32
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Lembar Survei Mawas Diri Desa

Nama Desa :

No Kejadian ada tidak ada tidak tahu


1 Apakah di desa saat ini ada kondisi ibu hamil yang kurus sebagai tanda
kekurangan gizi atau KEK (kekurangan energi kronis)
Apakah di desa anda saat ini ada bayi lahir rendah/BBLR (lahir berat kurang
2 dari 2,5 kg)
3 Apakah di desa anda saat ini ada balita yang berat badannya di bawah garis
titik dan di bawah garis merah
4 Apakah di desa anda saat ini juga ditemukan remaja putri yang menalami
anemia (kurang darah)
5 Apakah di desa anda saat ini ada ibu hamil resiko tinggi/resti (hamil usia
muda, hamil usia tua, jarak kelahiran terlalu rapat, menderita gangguan
kehamilan)
6 Adakah di desa anda ada ibu hamil yang tidak memeriksakan diri kepada
petugas kesehatan?
7 Adakah di desa anda ada ibu hamil yang melahirkan dengan dukun bayi?
8 Adakah keluarga yang tidak memiliki sumber air bersih?
9 Adakah keluarga yang tidak memiliki jamban sehat?
10 Adakah keluarga miskin yang tidak memiliki kartu jaminan sosial (PKH, kartu
sehat, kartu pintar, BPJS subsidi?)
11 Adakah balita yang tidak pernah datang ke posyandu?
12 Adakah balita yang tidak ikut PAUD?
13 Adakah ibu hamil yang tidak mau minum pil Fe yang diberikan oleh Bidan?
14 Adakah keluarga yang belum memiliki KTP, KK, dan akte kelahiran.

Lembar “Survey Mawas Diri” Desa ini merupakan alat bantu untuk melihat,
apakah di suatu desa memiliki kemungkinan atau potensi kasus stunting
atau tidak?
Ketika di suatu Desa dijawab ada atau ditemukan kasus dari sekian
pertanyaan yang diberikan, maka hal tersebut mengindikasikan adanya
potensi masalah stunting. Sehingga Desa tersebut perlu mulai merencanakan
program kegiatan pencegahan stunting. Sebaliknya, jika di suatu Desa
dijawab tidak ada atau tidak ditemukan kasus dari sekian pertanyaan yang
diberikan, maka hal tersebut mengindikasikan tidak adanya potensi masalah
stunting.
Halnya di suatu Desa dijawab tidak tahu atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan, maka Desa perlu melakukan pendataan lebih mendalam untuk
memperoleh potret sesungguhnya dari desa tersebut.

33
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kader Desa terpilih sebagai KPM diwajibkan untuk mengikuti pelatihan.


Didalam pelatihan akan belajar mempraktikan penggunaan tikar
pertumbuhan, menyusun rencana kegiatan konvergensi stunting,
mempraktikan pengisian formulir Pendataan dan pemantauan, serta
memfasilitasi pramusrenbang Desa (rembuk stunting).
Kegiatan Pendataan dilakukan dengan mengisi formulir Pendataan 1000 HPK
(ibu hamil dan bayi 0-2 tahun). Sumber data dapat berasal dari Posyandu,
bidan/pustu, PAUD, dan juga Pendataan langsung kepada keluarga. Prinsip
utama Pendataan adalah mendata semua ibu hamil dan bayi jangan sampai
ada yang tidak terdata.
Pra-musyawarah Desa (rembuk stunting), merupakan langkah terakhir dari
tahapan kegiatan perencanaan konvergensi stunting. Outputnya adalah
kesepakatan kegiatan konvergensi stunting yang akan diajukan kepada Desa.
Musyawarah ini sebaiknya difasilitasi oleh pengurus forum RDS (rumah Desa
sehat) dengan agenda utama membahas rancangan usulan kegiatan
konvergensi stunting. Untuk itu perlu dipastikan pada rembuk ini hadir
seluruh anggota RDS dan OPD tingkat kecamatan.

34
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 3

Pengorganisasian Pelaku Konvergensi


Pencegahan Stunting di Desa

35
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 3

Pengorganisasian Pelaku Konvergensi


Pencegahan Stunting di Desa
Tujuan : Peserta dapat:
1. Menyebutkan tugas KPM, PD/PLD dan TA PSD
2. Menjelaskan cara kerja KPM
3. Menjelaskan fungsi Rumah Desa Sehat
4. Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan Rumah Desa
Sehat

Metode : 1. Curah pendapat


2. Ceramah
3. Diskusi

Bahan dan : 1. Slide/media tayang


Media 2. Form pendataan sasaran
3. Buku Panduan Kader Pembangunan Manusia

Waktu : 90 menit

Panduan Fasilitasi

Langkah Fasilitasi Media


No
Buka sesi dengan menyebutkan judul materi dan
1 tujuan dari sesi ini

Jelaskan bahwa ada 2 agenda yang perlu dilakukan


oleh Desa dalam mengelola konvergensi
pencegahan stunting, yaitu:
1) Membentuk sekretariat bersama RDS (Rumah Slide 2-5
2
Desa sehat); dan
2) Menetapkan KPM (Kader Pembangunan
Manusia)

36
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Jelaskan secara singkat tentang beberapa point
RDS:
• Definisi
• Fungsi RDS
o Koordinasi antar pelaksana layanan
o Fasilitasi Pra Musdes (rembuk stunting)
o Advokasi usulan kegiatan konvergensi
stunting pada RKP dan APB Desa
• Pembentukan dan penetapan
• Kegiatan-kegiatan dalam RDS
• Pengelolaan RDS

Lakukan curah pendapat terkait RDS, dengan


mengajukan beberapa pertanyaan guna dibahas
bersama?
1. RDS sebagai sekretariat bersama para pegiat
kegiatan dan layanan kesehatan, kira-kira siapa
saja yang akan dilibatkan?
2. Siapa yang tepat untuk dijadikan coordinator dan
motor penggerak dari RDS?
3. Kegiatan apa saja yang bisa dilakukan oleh RDS? Kertas plano
3
4. RDS akan diperankan seperti apa oleh
Pemerintahan Desa?
Setelah selesai curah pendapat buatlah simpulan
untuk beberapa point berikut:
• Pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam RDS
• Beberapa alternative yang dapat dijadikan
sebagai koordinator.
• Kegiatan yang dapat dilakukan oleh RDS

Sekarang kita akan membahas tentang KPM.


Sampaikan apresiasi bahwa bapak dan ibu yang
sekarang hadir dalam pertemuan ini sebagai KPM.
KPM adalah orang-orang terpilih untuk membantu Slide 6-7
warga Desa terhindar dari persoalan stunting.
Tanyakan kepada peserta, siapa yang sudah paham Buku
4 apa saja tugas dari KPM?
Pendataan
Jelaskan beberapa hal tentang kader Desa yang dan
selanjutnya disebut sebagai Kader Pembangunan Pemantauan
Manusia:
• Tugas-tugas kader Desa (KPM)
o Pemetaan sosial

37
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
o Diagnostik
o Monitoring
• Perkenalkan atau tunjukan formulir atau alat
bantu kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas.
• Dukungan Kader Desa (KPM) kepada RDS
Beri kesempatan kepada peserta jika ada
pertanyaan.

Ajak peserta untuk membahas cara kerja dari


setiap tugas Kader Desa (KPM). Dapat juga
dilakukan dengan diskusi kelompok. Ajukan
beberapa pertanyaan sebagai bahan pembahasan:
1) Untuk mendapatkan data sasaran dan data
layanan, kita harus menemui siapa saja?
No Jenis data Sumber data
1 Pendataan Sasaran
• Jumlah dan jenis
sasaran
o ibu hamil,
o bayi 0-2 thn,
o bayi 2-6 tahun)
• Kondisi rumah tangga
o Kepemilikan jamban
dan air bersih
o Jaminan sosial dan
kesehatan
2 Pendataan Layanan
• Kondisi Posyandu
• Kondisi PAUD Slide 8 - 12
5 • Kondisi Poskesdes Lembar kerja
3 Potensi Desa
• Sumber Air bersih
• Lahan
• Sumber daya alam
4 Kebiasaan perilaku sehat
masyarakat
• Pola asuh
• Pola makan

2) Dari kegiatan pendataan, akan ditemukan


sejumlah kondisi atau masalah. Temuan dan
masalah tersebut perlu didiagnosis penyebabnya
dan dirumuskan langkah penyelesaianya.
Silahkan diskusikan beberapa temuan berikut
ini.
Usulan kegiatan
No Temuan
penyelesaian
1 Ada ibu hamil yang tidak periksa
kehamilan
2 Ada bayi yang tidak terdaftar di
Posyandu

38
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
3 Ada keluarga yang tidak memiliki
jamban dan air bersih
4 Ada anak belum memiliki akte
kelahiran
5 Ada keluarga miskin tidak
memiliki jaminan sosial (kartu
sehat/subsidi BPJS/kartu PKH)
6 Ada dusun yang Posyandunya
terlalu jauh
7 Banyak anak tidak ikut PAUD
karena lokasinya jauh.
8 Guru PAUD belum mendapatkan
pelatihan
9 Jumlah kader Posyandu kurang
dari 5 orang
10 Bidan Desa adanya di Desa
sebelah dan jaraknya cukup jauh
11 Desa dimusin kemarau kesulitan
air bersih, ada sumber air lokasi
agak jauh
12 Bayi belum umur 6 bulan sudah
diberi makan pisang
13 Kebanyakan warga tidak
mempraktikan cuci tangan
sebelum makan
14 Sekitar rumah becek dan lembab,
karena limbah rumah tangga.
15 Susunan menu rumah tangga,
yang penting kenyang tidak
memperhatikan gizi seimbang
16 Ditemukan ada keluarga yang
memiliki ibu hamil dan bayi
kekurangan makan/ sering
kelaparan karena tidak bisa
membeli bahan makanan.
17 Banyak lahan kosong tidak
dimanfaatkan, tetapi disekitar
lahan kosong banyak keluarga
miskin yang tidak memiliki
pekerjaan.

3) Kader Desa (KPM) secara rutin setiap bulan


melakukan pemantauan layanan dan
melaporkan hasil pemantauan untuk mengisi
formulir pemantauan layanan. Diskusikan
bagaimana cara kerjanya ketika:
a. Memantau kegiatan Posyandu yang
jumlahnya cukup banyak dan mungkin
jarak antar Posyandu cukup berjauhan?
b. Memantau kegiatan beberapa PAUD, yang
mungkin lokasinya juga berjauhan?
c. Memantau kondisi keluarga yang memiliki
ibu hamil dan bayi pada beberapa dusun?
Selesai curah pendapat atau diskusi ini, tegaskan
bahwa kemungkinan situasi yang ditemukan bisa
lebih sedikit atau lebih banyak dari yang kita
bahas. Jika permasalahan yang ditemukan cukup
banyak, maka perlu disusun prioritas kegiatan,
untuk itu usulan kegiatan tidak terpaku hanya

39
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
untuk 1 tahun, sebaiknya disusun untuk kegiatan
beberapa tahun.

Sampaikan bahwa, apa yang telah kita pelajari


butuh waktu untuk memahami semua persoalan,
tapi minimal kita mengetahui apa yang harus kita
lakukan untuk Kader Desa (KPM).
Dalam menjalankan tugasnya, KPM akan
mendapatkan pendampingan dari PD/PLD dan TA
Kabupaten Bidang PSD.
Pendampingan ini dimaksudkan agar kita terus
dapat belajar, terutama terkait dengan upaya
pencegahan stunting di Desa.
Berikut gambaran tugas PD/PLD dalam
mendampingi Desa:
1) Memastikan terjadinya sosialisasi stunting
untuk membangun kepdualian masyarakat
tentang stunting
2) Memberikan peningkatan kapasitas kepada
Desa (pelaku pembangunan termasuk KPM) Kertas plano
6
3) Memfasilitasi proses perencanan kegiatan
konvergensi stunting di Desa.
4) Menjadi mediator Desa dengan supra Desa
5) Melakukan monitoring dan evaluasi atas proses
konvergensi stunting di Desa
Lakukan curah pendapat dengan mengajukan
beberapa pertanyaan seperti berikut:
1) Pemahaman apa yang dirasa masih kurang
untuk mendapatkan penguatan dari PD/PLD
atau TA Kabupaten?
2) Pada tugas apa saja, anda membutuhkan
kehadiran PD/PLD?
3) Kapan waktu yang tepat bagi anda untuk
mendapatkan penguatan atau pembimbingan
dari PD/PLD?
Tutup sesi dengan mengadakan kuiz. Sampaikan
beberapa pertanyaan berikut:
1. Apa saja tugas dari kader Desa (KPM)?
2. Dalam pelaksanaan tugas KPM tidak dapat
7 bekerja sendirian perlu melibatkan orang lain,
siapa saja yang dapat menjadi mitra kerja KPM?
3. Data apa saja yang perlu dikumpulkan pada
saat Pendataan sasaran dan layanan?

40
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
4. Sumber data ketika Pendataan dapat
dikumpulkan dari mana saja?
5. Kapan waktu melakukan
pemantauan/monitoring layanan?

41
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Ada dua kegiatan utama dalam memfasilitasi terjadi konvergensi pencegahan


stunting di Desa yaitu (1) mengangkat kader Desa sebagai KPM (Kader
Pembangunan Manusia) yang mendapatkan tugas khusus memfasiltasi
kegiatan konvergensi stunting Desa dan (2) membentuk RDS (Rumah Desa
Sehat).
Ada tiga tugas utama KPM yaitu pemetaan sosial, diagnostic dan monitoring.
Hasil kerja KPM menjadi bahan untuk pembahasan di RDS. Berangkat dari
data dan informasi dari KPM; RDS menyelenggarakan pra musdes (rembuk
stunting) dan evaluasi kegiatan konvergensi. Hasil kesepakatan dalam
rembuk stunting Desa akan dikawal oleh forum RDS pada Musyawarah Desa,
supaya menjadi bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan Desa.
Dengan kata lain bahwa KPM berperan untuk mendukung RDS supaya
terjadi kegiatan konvergensi stunting di Desa. Dari siklus ini, diharapkan
kegiatan konvergensi di Desa akan menghasilkan:
• Program kerja kegiatan konvergensi pencegahan stunting
• Terjadinya koordinasi dan kerjasama antar layanan
• Terjadinya perubahan perilaku sehat pada masyarakat

42
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kader Desa (KPM) mengawali tugasnya dengan melakukan pemetaan sosial.


Kegiatan ini pada intinya mengumpulkan beberapa data, yaitu data sasaran
dan data layanan. Data-data tersebut seperti:
• Data ibu hamil
• Data bayi
• Kondisi layanan (Posyandu, PAUD, Poskesdes)
• Potensi Desa
• Kebiasaan perilaku sehat masyarakat.
Data ini dapat dikumpulkan dengan melihat data yang ada di Posyandu,
PAUD dan Poskesdes serta mengamati kondisi keluarga atau dusun-dusun.
Ketika Pendataan KPM dibantu dengan formulir Pendataan. Untuk itu KPM
perlu datang ke Posyandu, PAUD dan poskesdes untuk meminta data dan
melakukan wawancara kepada keluarga atau masyarakat di dusun-dusun.

43
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Setelah Pendataan, akan terkumpul sejumlah informasi. Data-data ini perlu


dikelompokan dan diidentifikasi ada masalah apa di Desa. Seperti data
tentang kondisi ibu hamil dan bayi akan diperoleh informasi tentang
beberapa hal, seperti: Pemenuhan layanan kepada ibu hami dan bayi biasa
disebut layanan KIA (kesehatan ibu dan anak). Informasi ada ibu hamil yang
tidak periksa kehamilan, tidak mendapatkan pil tambah darah, bayi tidak
mendapatkan imunisasi, ada bayi kurus, dll.
Data-data terkait perubahan perilaku sehat akan diperoleh sejumlah
permasalahan seperti pola makan dengan gizi tidak seimbang, atau ada
keluarga yang kurang makan karena tidak bisa membeli makanan. Bayi
diasuh oleh neneknya atau kakaknya, sementara orang tua pergi bekerja
sehingga bayi tidak terpelihara dengan baik.
Data-data kondisi sanitasi rumah tangga akan kita peroleh kondisi dimana
tidak memiliki jamban, air bersih sulit ketika musim kemarau, dan mungkin
juga kondisi sekitar rumah yang kotor dan becek karena limbah rumah
tangga yang tidak disalurkan dengan baik.
Data terkait dengan jaminan sosial, kemungkinan akan didapati anak tidak
memiliki akte kelahiran karena berbagai alasan. Dapat ditemukan juga ada
keluarga miskin yang tidak mendapatkan jaminan sosial seperti PKH, beras
miskin, kartu sehat, sehingga keluarga miskin ini semakin rentan, sehingga
ketika bayi sakit tidak bisa berobat.
Dimungkinkan juga akan ketemu kondisi dimana tenaga kesehatan seperti
bidan tidak ada di Desa, tempat layanan kesehatan jauh dan jalan sulit.
Semua ini menjadi masalah yang perlu dibahas untuk dicarikan langkah
penyelesaianya.

44
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Hasil kerja kader (KPM) baik berupa data, hasil diagnostic, dan gagasan
kegiatan diajukan ke forum RDS. Selanjutnya RDS akan menyelenggarakan
rembuk stunting, yang harus dilakukan sebagai pra-musyawarah Desa.
Pada kegiatan rembuk seluruh anggota RDS bersama UPTD kecamatan
membahas dan menyepakati usulan kegiatan konvergensi pencegahan
stunting. Usulan ini akan diajukan pada musyawarah Desa untuk menjadi
bagian dari kegiatan pembangunan Desa dan memperoleh pembiayaan dari
Desa.

45
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pemantauan menjadi tugas rutin kader (KPM), ketika Desa sudah


mengerjakan kegiatan konvergensi. Secara rutin setiap bulan dilakukan
pemantauan layanan dengan mencatat pada formulir pemantauan.
Kemudian setiap 3 bulan dilakukan analisa seberapa besar tingkat capaian
konvergensi Desa. Pada akhir tahun dapat dilakukan evaluasi keberhasilan
Desa melakuka kegiatan konvergensi.

46
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kader Desa (KPM) tidak dapat bekerja sendiri. Kader perlu bekerjasama
dengan pelaksana layanan lainnya seperti kader Posyandu, guru PAUD,
bidan, tokok setempat, dan Aparat Desa.
Forum RDS menjadi tempat untuk berkoordinasi dan belajar bersama. Pada
forum ini jangan dibangun pola hubungan yang formal, supaya terjadi
kebebasan untuk berdialog dan berkomunikasi.

47
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 4

Pengenalan Tikar Pertumbuhan dan


Pemantauan Layanan Konvergensi
Pencegahan Stunting

48
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 4

Pengenalan Tikar Pertumbuhan dan


Pemantauan Layanan Konvergensi
Pencegahan Stunting
Tujuan : Peserta dapat:
1. Mengenal manfaat dari “Tikar Pertumbuhan”
sebagai alat deteksi dini stunting
2. Menjelaskan pentingnya pemantauan.
3. Menyebutkan indicator capaian konvergensi
stunting
4. Menyebutkan formulir yang digunakan untuk
pemantauan dan pelaporan (Permenkeu No.
193/PMK. 07/2018)
5. Menjelaskan proses pendataan dan pemantauan
layanan

Metode : 1. Ceramah
2. Pemutaran film
3. Kerja kelompok.

Bahan dan : 1. Media tayang


Media 2. Film “Tikar Pertumbuhan” sebagai alat deteksi dini
stunting
3. Film “Pengenalan Formulir Pemantauan”
4. Buku panduan Kader Pembangunan Manusia
5. Buku Pendataan dan pemantauan layanan
6. Tabel tugas kelompok

Waktu : 120 menit

Panduan Fasilitasi

No Langkah Fasilitasi Media

49
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

1 Buka sesi dengan menyebutkan judul materi dan


tujuan dari sesi ini

Jelaskan, bahwa target capaian layanan


konvergensi pencegahan Stunting adalah sasaran
1000 HPK mendapatkan semua layanan yang
2 diperlukan. Mengapa, karena yang mendapatkan Slide 2
semua layanan saja masih ada risiko stunting,
apalagi yang tidak mendapatkan semua layanan,
tentunya akan lebih berisiko stunting.

Informasikan saat ini Pemerintah Pusat sudah


menerbitkan PMK 193 tahun 2018 tentang
pengelolaan dana Desa. Pada peraturan ini Desa
diwajibkan untuk menyampaikan laporan kegiatan
konvergensi stunting.
Tanyakan kepada peserta, apakah sudah
mengetahui peraturan ini? Bagi yang sudah
mintalah menjelaskan apa yang sudah dipahami
atas PMK 193 tersebut.
3 Slide 3
Tegaskan beberapa point penting, bahwa:
• Kewajiban laporan kegiatan konvergensi mulai
2019.
• Laporan konvergensi menjadi prasyarat
pencairan dana Desa tahun 2020 untuk
kabupaten prioritas (159 Kabupaten)
• Laporan konvergensi menjadi prasyarat
pencairan dana Desa tahun 2021 untuk seluruh
kabupaten di Indonesia
Jelaskan indicator capaian kegiatan konvergensi,
meliputi:
• Indikator capaian untuk ibu hamil
• Indikator capaian untuk bayi umur 0-2 tahun
4 • Indikator capaian anak umur 2-6 tahun Slide 4

Pada akhir penjelasan tegaskan bahwa kegiatan


pemantauan tidak hanya sekedar untuk pelaporan
melainkan menjadi data penting dalam
mengevaluasi pelaksanaan konvergensi stunting.

Informasikan, untuk mendapatkan data sasaran


stunting, salah satunya dilakukan dengan Film
pengukuran tinggi badan. Kenalkan Tikar “Penggunaan
5 Pertumbuhan sebagai alat deteksi dini stunting. Tikar
Pertumbuhan”
Putarkan film “Penggunaan Tikar Pertumbuhan”,
setelah selesai, tegaskan bahwa alat sederhana ini
dapat dimanfaatkan oleh Posyandu untuk
50
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
melakukan deteksi dini, apakah bayi terindikasi
stunting atau tidak?
Selanjutnya dilakukan simulasi penggunaan tikar
pertumbuhan.

a. Simulasi penggunaan tikar pertumbuhan bayi.


Jika peserta cukup banyak minta untuk
membentuk kelompok kecil. Bagikan matras dan
boneka. Berikan contoh mengukur panjang
badan bayi, mulai dari membentangkan matras,
meletakkan bayi, dan memegang kepala serta
lutut bayi, serta mengukur panjang bayi.
Selanjutnya, setiap kelompok dapat
mempraktikan cara mengukur panjang bayi.
Beri kesempatan semua peserta mencoba
melakukan pengukuran panjang bayi
Setelah semua peserta mencoba praktik
mengukur panjang badan, informasikan ada
bagian yang penting dari penggunaan tikar
pertumbuhan, yaitu mengukur pada tempat
ruangan tersendiri dan menyampaikan hasil
pengukuran kepada orang tua. Tegaskan ketika
mengukur panjang badan melibatkan orang tua
di tempat khusus, tidak banyak orang. Hal ini
penting untuk menjaga privasi orang tua. Hasil
Panduan
pengukuran perlu disampaikan dan berikan
Penggunaan
6 pengertian kepada orang tua bahwa hasil
Tikar
pengukuran ini merupakan indikasi dini
Pertumbuhan
stunting.
b. Masih sesuai dengan kelompok sebelumnya,
masing-masing kelompok akan mensimulasikan
cara konseling atas hasil pengukuran
tinggi/panjang badan, yaitu
a. Kelompok 1 : konseling hasil pengukuran
panjang badan di area hijau
b. Kelompok 2 : konseling hasil pengukuran
panjang badan di area kuning
c. Kelompok 3 : konseling hasil pengukuran
panjang badan di area merah
d. Minta peserta duduk dalam kelompok, dan
tugaskan untuk membaca buku panduan
konseling hasil pengukuran panjang badan,
kemudian membagi peran dalam kelompok, dan
mempersiapkan bahan-bahan untuk konseling.
e. Mulai simulasi masing-masing kelompok.
Berikan kesempatan simulasi sekitar 5-7 menit.

51
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Salah satu anggota Kelompok ditugaskan untuk
mencatat beberapa hal:
Apakah ada kesalahan informasi?
1. Bagaimana dengan sikap tubuh ketika
melakukan konseling?
2. Apakah cara bicaranya sudah tepat?
3. Apakah selama konseling sudah
memperhatikan kenyamanan orang tua?
4. Setelah selesai simulasi, anggota kelompok yang
ditugaskan mencatat menyampaikan hasil
pengamatan. langsung lakukan refleksi dengan
meminta tanggapan peserta lain yang
melakukan pengamatan.
5. Berikan penegasan, bahwa:
- KPM perlu mengajarkan kepada kader-kader
Posyandu tentang pengukuran mengunakan
matras panjang badan dan cara melakukan
konseling hasil pengukuran panjang badan
- Pengukuran panjang badan hanya dilakukan
pada bayi dan anak yang berumur 3 bulan
dan kelipatannya, misal 6, 9, 12, 15, 18, dan
21 bulan

Tunjukan buku Pendataan dan pemantauan


layanan, jika sudah dibagikan kepada peserta
minta peserta untuk membuka buku tersebut.
Kemudian berikan beberapa penjelasan singkat
Slide 6
terkait dengan isi penting dari buku ini, yaitu
Film
6 • Alur pelaksanaan pemantauan
Pengenalan
• Pengenalan formulir pemantauan dan pelaporan Formulir
(dapat dilakukan dengan mempersilahkan Pemantauan
pesertamembuka buku, atau dengan
memutarkan film pengenalan formulir
pemantauan konvergensi

Penugasan kelompok:
Bagi peserta dalam beberapa kelompok kecil,
tugaskan kepada kelompok untuk mengisi tabel
berikut:
Tabel tugas
7 Sumber data
Nama
diperoleh dari
Siapa yang
Kapan diisi
kelompok
form mengisi?
mana?

52
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Setelah selesai, minta kelompok untuk


menempelkan hasil kerjanya di dinding, kemudian
dikoreksi bersama untuk pembetulan.
Selanjutnya tegaskan bahwa kegiatan monitoring
perlu dilakukan secara rutin, untuk itu keberadaan
KPM menjadi penting supaya kegiatan monitoring
layanan konvergensi dapat dilakukan.

Tutup sesi dengan kuiz, ajukan beberapa


pertanyaan berikut:
1. Apa saja indicator capaian untuk ibu hamil?
2. Apa saja indicator capaian untuk bayo 0-2
tahun?
3. Kapan kegiatan monitoring layanan dilakukan?
4. Siapa yang melakukan kegiatan monitoring
8
layanan?
5. Apa manfaat bagi Desa dari kegiatan melakukan
monitoring layanan?
Informasikan bahwa latihan pengisian formulir
akan dilakukan pada sesi berikutnya. Latihan ini
diutamakan bagi KPM, namun Aparat Desa yang
ingin ikut berlatih dipersilahkan.

53
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Target capaian layanan konvergensi adalah 100% artinya semua sasaran


1000 HPK mendapatkan layanan secara penuh. Ketika ibu hamil akan
mendapatkan seluruh layanan selama kehamilan, ketika masalah bayi 0-2
tahun juga menerima seluruh layanan. Untuk itu perlu dibangun komitmen
yang kuat antara keluarga dan pemberi layanan supaya layanan dapat
diberikan secara lengkap.

54
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

PMK Nomor 193/PMK.07/2018 adalah tentang Pengelolaan Keuangan Desa


mewajibkan desa dan kabupaten melaporkan konvergensi pencegahan
stunting tingkat desa dan kabupaten/kota tahun sebelumnya sebagai
prasyarat pengajuan pencairan tahap ketiga.
Laporan konvergensi stunting Desa tahun 2019 menjadi prasyarat pencairan
dana Desa tahun 2020 untuk kabupaten prioritas (159 Kabupaten).
Sedangkan laporan konvergensi stunting Desa tahun 2020 menjadi prasyarat
pencairan dana Desa tahun 2021 untuk seluruh kabupaten di Indonesia

55
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Indikator capaian ditujukan kepada masing-masing kelompok sasaran, yaitu


Ibu Hamil; Bayi/Anak usia 0-23 bulan; Anak usia 2 – 6 tahun terkait dengan
keikutsertaan dalam PAUD.

56
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pastikan sebelumnya seluruh peserta telah mendapatkan dan membaca


panduan pemakaian tikar pertumbuhan

57
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pemantauan dilakukan pada seluruh sasaran, untuk itu menjadi penting


adanya pendataan sasaran secara lengkap. Pemantauan akan dilakukan
setiap bulan dan setiap 3 bulan, serta akan dievaluasi capaian
konvergensinya. Capaian konvergensi ini perlu dilaporkan kepada Desa
untuk menjadi bahan laporan Desa, dan disampaikan kepada forum RDS
sebagai bahan pembahasan untuk menyempurnaan rencana kegiatan
konvergensi selanjutnya.

58
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 5

PENYUSUNAN RENCANA TINDAK


LANJUT DESA

59
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 5

Penyusunan Rencana Tindaklanjut Desa


Tujuan : Peserta Desa
1. Menyepakati beberapa kegiatan paska pertemuan
2. Menyepakati batas waktu akhir kegiatan

Metode : ▪ Penjelasan
▪ Penugasan kelompok

Bahan dan : • Slide/media tayang


Media • Formulir rencana kerja

Waktu : 30 menit

Panduan Proses Fasilitasi

Langkah Fasilitasi Media


No

1 Buka sesi dengan menyebutkan judul materi dan


tujuan dari sesi ini
formulir
Bagikan formulir rencana tindaklanjut, berikan
penjelasan singkat:
• Pada formulir ada beberapa kegiatan pokok
saja.
2 • Ketika mengisi pelaksana, pikirkan untuk
melibatkan banyak pelaku.
• Nama RDS dapat diganti dengan nama
lembaga yang ada di Desa atau atas hasial
kesepakatan
Minta peserta untuk duduk per Desa masing-
3 masing. Tugaskan kepada setiap Desa untuk
mengisi formulir rencana tindak lanjut

Minta beberapa Desa untuk menyampaikan


4
rencana tindaklanjutnya

5 Tutup sesi, dengan beberapa informasi:

60
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
• PD dan PLD akan membantu Desa dalam
melaksanakan rencana tindaklanjut kegiatan
konvergensi stunting Desa.

Rencana Kerja Tindaklanjut Desa


Kegiatan konvergensi pencegahan Stunting
Tahun Anggaran 2019

Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :

No Kegiatan Pelaksana Mulai Selesai

1 Pendataan sasaran 1000 HPK

2 Pembentukan RDS (Rumah Desa Sehat)

3 Rapat pembahasan draft RKP Des kegiatan


konvergensi stunting

4 Pra-musdes (rembuk stunting)

5 Pemantauan bulanan

6 Pemantauan 3 bulanan

7 Rapat rutin RDS

8 Evaluasi tahunan

………,……………………., 2019
Mengetahui Penyusun

(_______________________________) (______________________________)
Kepala Desa RDS/KPM

61
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 6

Simulasi Pemantauan Layanan dan


Penggunaan Scorecard Pencegahan
Stunting Di Desa

62
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 6

Simulasi Pemantauan Layanan dan


Penggunaan Scorecard Pencegahan
Stunting di Desa
Tujuan : Peserta dapat:
1. Mengisi formulir pendataan sasaran dan kondisi
layanan dengan benar
2. Mengisi formulir pemantauan bulanan
3. Menganalisa hasil pemantauan
4. Menyusun laporan hasil pemantauan kepada Desa
dan unit 5 paket layanan di Desa.

Metode : 1. Ceramah
2. Praktik/Simulasi
3. Diskusi pleno

Bahan dan : 1. Media tayang


Media 2. Kertas plano
3. ATK
4. Lembar Kasus
5. Form. 2A, Form 2B, dan Form 2C (Pemantauan
Bulanan)
6. Form. 3A dan Form. 3B (Rekapitulasi Hasil
Pemantauan 3 Bulanan)
7. Form 4 (Scorecard Konvergensi Desa: Lampiran
Permenkeu No. 193/PMK. 07/2018 ttg Pengelolaan
Dana Desa).

Waktu : 180 menit

Panduan Fasilitasi

63
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
No. Langkah Fasilitasi Media
Berikan pengantar dengan menjelaskan judul PB,
1
tujuan dan waktu yang tersedia
Tayangkan Formulir 4 (Scordcards Konvergensi Desa)
Slide 1 - 2
2 sebagai bahan pelaporan desa sesuai Permenkeu No.
193/PMK. 07/2018 ttg Pengelolaan Dana Desa
Ajak peserta untuk mengingat kembali formulir yang
dipakai dalam melakukan monitoring/pemantauan
konvergensi. Minta 1-2 peserta untuk menyebutkannya.
Simpulkan pendapat peserta dan tegaskan, bahwa Slide 3
3 untuk mengisi Formulir 4 (Scordcards Konvergensi
Desa) harus terisi dahulu beberapa formulir yang telah
disebutkan. Data tersebut diperoleh dari beberapa
tempat, yakni Posyandu, PAUD dan Dusun/Desa atau
keluarga.

Bagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil @ 3 Slide 4-8


orang. Berikan soal simulasi dan pertanyaan kepada FC Form 2A,
masing-masing kelompok 3A, Form
Setiap kelompok menjawab soal yang telah dibagikan, Bantu
5 sekaligus membagikan Formulir Pemantauan Bulanan Capaian
untuk Ibu Hamil (2A), Rekapitulasi 3 Bulanan (3A), Penerimaan
Formulir Bantu Capaian Penerimaan Layanan, Formulir Layanan dan
Bantu Konvergensi Desa, dan juga alat tulisnya. Form Bantu
Konvergensi
Desa

Minta salah satu kelompok untuk mempresentasikan


hasil diskusinya terkait Formulir Pemantauan Bulanan
(2A), Rekapitulasi 3 Bulanan (3A), Formulir Bantu
Capaian Penerimaan Layanan, Formulir Bantu
6 Konvergensi Desa.
Berikan kesempatan kelompok lainnya untuk
memberikan tanggapan (bertanya, menyanggah atau
menguatkan)

Selanjutnya, masih dengan kelompok yang sama,


Setiap kelompok menjawab soal yang telah dibagikan,
Slide 9-12
sekaligus membagikan Formulir Pemantauan Bulanan
7
untuk Anak Usia 0-23 Bulan (2B), Rekapitulasi 3 FC Form 2B
Bulanan (3B), Formulir Bantu Capaian Penerimaan & 3B
Layanan, Formulir Bantu Konvergensi Desa.

Amati beberapa kelompok, berikan kesempatan peserta


8 untuk bertanya, mungkin ada yang kurang mengerti
dengan soalnya.

Minta salah satu kelompok lain untuk


9 mempresentasikan hasil diskusi analisanya terkait
Formulir Pemantauan Bulanan untuk Anak Usia 0-23
64
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Bulan (2B), Rekapitulasi 3 Bulanan (3B), Formulir
Bantu Capaian Penerimaan Layanan, Formulir Bantu
Konvergensi Desa.
Berikan kesempatan kelompok lainnya untuk
memberikan tanggapan (bertanya, menyanggah atau
menguatkan)

Ajak kelompok untuk berdiskusi untuk mengisi


formulir 4, yakni menyusun Laporan Konvergensi
Pencegahan Stunting Desa.
Ingatkan kembali bahwa untuk memudahkan dalam Slide 1-2
10 menyusun Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting
FC Form 4
Desa, diperlukan beberapa Formulir Bantu Capaian
Penerimaan Layanan Sasaran Ibu Hamil dan Anak Usia
0-23 Bulan. Formulir Bantu Capaian Penerimaan
Layanan ini datanya diambil dari Form 3A, 3B dan 2C.
Berikan informasi terkait Formulir 1, Form 2C, Jumlah
Sasaran Ibu Hamil dan Anak Usia 0-23 Bulan (Tabel 1
pada Formulir 4); dan Hasil Pengukuran Tikar
FC Form 1,
11 Pertumbuhan (Tabel 2 pada Formulir 4). Terakhir,
Form 2C
Penggunaan Dana Desa dalam Pencegahan Stunting,
yang datanya diambil dari APBDes (Tabel 5 pada
Formulir 4)
Minta kepada salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil laporan Scorecards
Konvergensi Desanya.
12
Berikan kesempatan kelompok lain untuk mencermati
sekaligus memberikan pendapatnya sesuai dengan hasil
diskusi laporan Scorecards Konvergensi Desa.
Akhiri sessi dengan kesimpulan dan penegasan terkait Slide 13
13 dengan konvergensi pencegahan stunting di Desa
dengan media tayang.

65
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Penjelasan Slide

Sampaikan mengenai Formulir 4 (Scordcards Konvergensi Desa) sebagai


bahan pelaporan desa sesuai Permenkeu No. 193/PMK. 07/2018 ttg
Pengelolaan Dana Desa

Secara keseluruhan, formulir yang digunakan dalam memantau kegiatan


konvergensi pencegahan stunting adalah 8 formulir ditambah 3 formulir
bantu. Formulir tersebut adalah sebagai berikut:
▪ Formulir 1 untuk Pendataan Kondisi Layanan dan Rekapitulasi Status Sasaran
▪ Formulir 2A untuk Pemantauan Bulanan untuk Ibu Hamil
▪ Formulir 2B untuk Pemantauan Bulanan untuk Anak Usia 0-23 Bulan
▪ Formulir 2C untuk Pemantauan Layanan dan Sasaran PAUD Anak Usia >2-6
Tahun
▪ Formulir 3A untuk Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Ibu Hamil
▪ Formulir 3B untuk Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Anak Usia
0-23 Bulan
▪ Nah, untuk melakukan pengisian selanjutnya, terutama untuk memasukan
data yang cukup banyak, maka diperlukan formulir bantu, yakni:
▪ Formulir Bantu Capaian Penerimaan Layanan
▪ Formulir Bantu Konvergensi Desa
▪ Formulir Bantu Mengikuti Layanan PAUD Anak Usia 2-6 Tahun
▪ Sedangkan Formulir 4 atau Scorecard Konvergensi Desa atau disebut juga
dengan Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting Tingkat Desa.

66
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Slide di atas adalah slide soal Simulasi Pemantauan Bulanan bagi Ibu Hamil,
dan pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok peserta. Informasi di atas
haruslah diisikan pada Form 2A (Formulir untuk Pemantauan Bulanan bagi
Ibu Hamil). Pengisian ini ini dilakukan dengan memasukan satu per satu
informasi terkait nama ibu hamil sesuai soal yang telah disediakan.
Untuk menjawab persoalan yang ada, jangan lupa untuk mencermati tata
cara pengisian yang menjadi acuan dalam mengisi formulir-formulir tersebut.
Slide ini menjadi alat bantu untuk menerangkan saja karena soal yang
sesungguhnya telah dipersiapkan dalam bentuk fotocopy dan dibagikan
kepada masing masing kelompok.
Selanjutnya, setelah seluruh informasi per nama ibu hamil dan per bulan
ditulis atau diisikan pada Formulir 2A, maka lakukan proses rekaitulasi data
hasil pemantauan bulanan Ibu Hamil ke Formulir 3A, yakni formulir untuk
Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Ibu Hamil.
Hitung Tingkat Konvergensi Indikator Per Sasaran, Tingkat Capaian
Konvergensi Per Indikator dan Tingkat Konvergensi Desa. Pindahkan data
hasil perhitungan ke Form Bantu Capaian Penerimaan Layanan dan Form
Bantu Konvergensi Desa untu Sasaran Ibu Hamil.
Berikut bentuk Formulir 2A dan 3A seperti yang telah dibagikan kepada
masing-masing kelompok.

67
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Untuk memudahkan dalam penghitungan dan analisa dari Formulir 3A, ke


dalam Formulir 4 (Scorecard Konvergensi Desanya), maka dapat digunakan
Formulir Bantu Capaian Penerimaan Layanan pada bagian Sasaran Ibu
Hamil.

68
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Slide selanjutnya adalah soal Simulasi Pemantauan Bulanan bagi Anak Usia
0-23 Bulan, beserta pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok peserta
dengan mengisikan pada Form 2B. Pengisian ini dilakukan dengan
memasukan satu per satu informasi terkait nama bayi/anak sesuai soal yang
telah disediakan.

Untuk menjawab persoalan yang ada, jangan lupa untuk mencermati tata
cara pengisian yang menjadi acuan dalam mengisi formulir-formulir tersebut.
Slide ini menjadi alat bantu untuk menerangkan kepada peserta agar tidak
keliru ketika mengisi formulir, karena soal yang sesungguhnya telah
dipersiapkan dalam bentuk fotocopy dan dibagikan kepada masing masing
kelompok.
Selanjutnya, setelah seluruh informasi per nama Anak 0 sd 23 Bulan dan per
bulan ditulis atau diisikan pada Formulir 2B, maka lakukan proses
rekaitulasi data hasil pemantauan bulanan Ibu Hamil ke Formulir 3B, yakni
formulir untuk Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 Bulanan Bagi Anak 0 sd 23
Bulan.
Hitung Tingkat Konvergensi Indikator Per Sasaran, Tingkat Capaian
Konvergensi Per Indikator dan Tingkat Konvergensi Desa. Pindahkan data
hasil perhitungan ke Form Bantu Capaian Penerimaan Layanan dan Form
Bantu Konvergensi Desa untu Sasaran Anak 0 sd 23 Bulan.
Berikut bentuk Formulir 2B dan 3B seperti yang telah dibagikan kepada
masing-masing kelompok.

69
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Seperti juga pada langkah sebelumnya, untuk memudahkan dalam


penghitungan dan analisa dari Formulir 3A, ke dalam Formulir 4 (Scorecard
Konvergensi Desanya), maka dapat digunakan Formulir Bantu Capaian
Penerimaan Layanan pada bagian Sasaran Anak Usia 0-23 Bulan.
Sedangkan untuk menyusun Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting
Desa, data diambil dari beberapa formulir yaitu: Formulir 1, Form 2C,
Jumlah Sasaran Ibu Hamil dan Anak Usia 0-23 Bulan (Tabel 1 pada Formulir
4); dan Hasil Pengukuran Tikar Pertumbuhan (Tabel 2 pada Formulir 4).
Terakhir, Penggunaan Dana Desa dalam Pencegahan Stunting, yang datanya
diambil dari APBDes (Tabel 5 pada Formulir 4)

Akhiri sessi dengan menyampaikan kesimpulan dan penegasan seperti


berikut:
▪ Setiap langkah pengisian membutuhkan kecermatan dan validitas atas
data yang diperoleh. Jika pada awalnya terjadi kesalahan dalam pengisian
data, maka berikutnya akan menghadapi kesalahan secara berjenjang
▪ Penggunaan Dana Desa dalam Pencegahan Stunting menjadi penting
sebagai bentuk komitmen Desa atas program prioritas pemerintah, yakni
konvergensi pencegahan stunting.
▪ Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting Terhadap Sasaran 1.000 HPK
ini dilaporkan mulai tahun ke 2, dengan sumber data hasil perhitungan
70
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
tahun sebelumnya. Dengan demikian, untuk kegiatan 2019 baru dapat
dilaporkan pada awal tahun 2020.

Pokok Bahasan 7

Simulasi Penyusunan Kegiatan


Konvergensi Pencegahan Stunting
Desa

71
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Pokok Bahasan 7

Simulasi Penyusunan Kegiatan


Konvergensi Pencegahan Stunting Desa
Tujuan : Peserta dapat:
▪ Melakukan pendataan tentang permasalahan
stunting dan sasaran rumah tangga 1000 HPK.
▪ Melakukan penyusunan usulan kegiatan
pencegahan stunting
▪ Mensimulasikan Rembuk Stunting Desa.

Metode : 1. Ceramah
2. Kerja kelompok
3. Simulasi

Media dan : 1. Formulir 3A dan 3B


Bahan bacaan 2. Media tayang
3. Kertas plano
4. ATK
5. PermenDesa No. 16 Tahun 2018
6. Panduan Fasilitasi Konvergensi Pencegahan
Stunting di Desa
7. Buku Panduan Kader Pembangunan Manusia

Waktu : 150 menit

Panduan Fasilitasi

No. Langkah Fasilitasi Media

Berikan pengantar dengan menjelaskan judul PB,


1
tujuan dan waktu yang tersedia

Ingatkan kembali peserta terkait dengan konvergensi


Spidol dan
2 stunting. Berikan beberapa pertanyaan pemicu kepada
Kertas Plano
2-3 peserta, seperti berikut:

72
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
1. Apa itu konvergensi pencegahan stunting?
2. Mengapa konvergensi pencegahan stunting di Desa
sangat penting?
Tulis pendapat pada kertas plano yang telah
disediakan.

Ingatkan peserta bahwa untuk melakukan penyusunan


usulan kegiatan pencegahan stunting, dapat
4 Slide 4
menggunakan data berdasarkan formulir 1, 2, 3 dan 4
yang telah dibahas pada sessi sebelumnya.

Bagi peserta menjadi beberapa kelompok @ 6-7 orang,


dan ajak kelompok tersebut untuk melakukan FGD.
Tanyakan kepada peserta, siapa sajakah peserta yang
diharapkan hadir diskusi kelompok terarah (FGD)?
Kertas Plano
5 Tulis di kertas plano, para pelaku yang diharapkan hadir dan Spidol
diskusi kelompok terarah oleh peserta. Diantaranya,
Kelompok Sasaran (1000 HPK), Kader Posyandu,
Bidan, Guru PAUD, KPM atau perwakilan RDS, Tokoh
masyarakat, dan Perangkat Desa

Berikan waktu bagi kelompok sekitar 5-10 menit untuk


mempersiapkan FGD.
Materi FGD terkait dengan data dan permasalahan Form Bantu
6 stunting di Desa Usulan
Kegiatan
Minta kepada salah satu kelompok untuk melakukan
simulasi FGD, yang difasilitasi oleh KPM atau perwakilan
RD

Setelah selesai proses diskusinya, tanyakan beberapa


hal, seperti:
a. Apa kendala yang ditemui KPM dalam memfasilitasi
diskusi?
b. Adakah kendala yang ditemui peserta selama
diskusi? Mengapa begitu?
c. Bagaimana dengan usulan kegiatan yang
9 disampaikan peserta? Apakah sudah mencerminkan Slide 5
jawaban atas persoalan yang ada?
d. Apa kekurangan yang mungkin dapat menjadi
pembelajaran agar kejadian ini tidak terjadi di
lapangan?
e. Apa yang seharusnya dipersiapkan diskusi?
Catat masukan atau pendapat peserta pada kertas plano
yang telah disediakan.

10 Ingatkan peserta, bahwa Rembuk Stunting Desa


dilakukan setelah hasil pemetaan sosial, pendataan dan
73
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
penggalian usulan sudah terjadi. Rembuk stunting Desa
dilakukan oleh Pemerintah Desa yang dikoordinasikan
melalui Rumah Desa Sehat dan dibantu fasilitasi
penyelenggaraannya oleh KPM.

Ingatkan peserta untuk menyusun daftar usulan Slide 7


kegiatan pencegahan Stunting; Daftar usulan kegiatan (Format
pencegahan Stunting yang menjadi prioritas untuk RKPDes
11
dilaksanakan dalam tahun berjalan melalui mekanisme digandakan
perubahan APB Desa; dan Berita Acara Penggalian untuk
Usulan. peserta)

Tanyakan pada 1-2 peserta, siapa saja yang menjadi


peserta dalam Rembuk Stunting Desa (Pra Musdes)?
12 Slide 8
Siapa saja yang menjadi peserta tambahan, terutama
dari tingkat kecamatan dan kabupaten?

Masih dengan kelompok yang simulasi yang sama


sebelumnya, ditambah dengan beberapa peserta yang
13
diambil dari kelompok lain yang berperan sebagai
Puskesmas, OPD Pendidikan, dan OPD terkait lainnya.

Berikan waktu bagi kelompok sekitar 15 menit untuk


mempersiapkan Rembuk Stunting Desa. Simulasi ini
14 diharapkan dapat membahas materi secar optimal
sehingga dapat menghasilkan keluaran yang juga
optimal.

Setelah selesai proses Rembuk Stunting Desa-nya,


tanyakan beberapa hal, seperti:
a. Apakah tujuan dan keluaran Rembuk Stunting Desa
tercapai? Mengapa demikian?
b. Apa kendala yang ditemui dalam proses Rembuk
15 Stunting Desa? Bagaimana seharusnya? Slide 9
c. Apa yang dapat dilakukan untuk diperbaiki agar
kejadian di lapangan berjalan dengan baik?
d. Apa yang seharusnya dipersiapkan?
Catat masukan atau pendapat peserta pada kertas plano
yang telah disediakan.

Akhiri sessi dengan kesimpulan dan penegasan terkait


dengan Rembuk Stunting Desa seperti berikut:
1. Usulan harus berbasis data

16 2. Peserta yang hadir harus lengkap, mewakili unsur- Slide 10


unsur yang berkepentingan
3. Pengambil keputusan di Desa, yakni Kades harus
hadir dan terlibat dalam kesepakatan yang dibuat
bersama dalam forum itu

74
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
4. Hasil rembuk stunting menjadi dasar atas kegiatan
program pencegahan stunting
5. Rembuk Stunting Desa menjadi alat advokasi atas
perencanaan reguler Desa sehingga dipastikan
masuk dalam dokumen RKP Desa, daftar usulan
RKP Desa dan APB Desa.

75
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Penjelasan Slide

Peserta perlu didudukan pada pengertian yang sama terkait dengan


“konvergensi stunting”. Konvergensi dipahami sebagai “bentuk pendekatan
intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama
dengan target sasaran wilayah geografis dan rumah tangga prioritas yang
sama untuk mencegah stunting”
Hal ini menjadi penting, karena:
1) Potensi dan peluang baik program maupun kegiatan dari lintas sektor
terkait pencegahan stunting di Desa terbuka lebar, namun saying hal
tersebut masih terpisah satu sama lain atau masing-masing;
2) Belum efektifnya pembagian peran dan pengelolaan kinerja setiap pelaku,
khususnya yang terkait dengan upaya pencegahan stunting di Desa;
3) Desa juga belum memiliki sistem pengelolaan data stunting serta
pemantauan rutin terkait layanan secara partisipatif untuk memastikan
efektivitas layanan yang berkualitas bagi setiap sasaran; dan
4) Desa memiliki peran penting dalam pencegahan stunting melalui
kewenangan Desa sebagai implementasi atas UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa.

76
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Kemudian, untuk menuju konvergensi stunting harus dimulai dari 2 sisi,


yakni tingkat konvergensi (yang sebelumnya telah dibahas), dan juga data
hasil pemetaan social (ini sebetulnya juga hasil dari form 1). Berdasarkan
kedua hal tersebut, maka diperoleh beberapa permasalahan, diantaranya Ibu
Hamil dan Baduta (0-23 Bulan) serta Layanan di Desa.
Selanjutnya, untuk mendapatkan usulan yang tepat berdasarkan
permasalahan tersebut, diperlukan diskusi (FGD).

77
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Untuk mensimulasikan diskusi (FGD) terkait ketersediaan 5 paket layanan


stunting di desa, yakni layanan KIA, Konseling Gizi Terpadu, Sanitasi dan Air
Bersoih, Perlindungan Sosial, dan PAUD, maka kelompok peserta diminta
mendiskusikan masalah apa saja yang muncul di masing-masing layanan
tersebut. Selanjutnya, berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, kira
kira potensi apa yang dimiliki untuk menyelsaikan permasalah tersebut.
Akhirnya, berdasarkan kedua hal tersebut dibuatlah beberapa usulan untuk
dibahas dalam rembuk stunting.
Untuk memudahkan hal tersbut, kelompok diberikan format yang berisi
contoh kebutuhan kegiatan dalam pemenuhan 5 paket layana tersebut.

Sebagai bentuk pembelajaran bagi peserta, maka perlu dibahas proses


diskusi yang baru saja dijalankan oleh peserta. Pengajuan pertanyaan seperti
pada slide di atas, dimaksudkan untuk memicu pembelajaran bagi peserta
terkait dengan proses diskusi yang nantinya akan menjadi kegiatan regular
bagi peserta (masyarakat) dalam pengambilan keputusan program
pembangunan di Desa.
Ajukan pertanyaan dengan menampilkan butir pertanyaan secara bertahap
(satu per satu) hingga selesai. Hal ini dilakukan untuk memicu pemikiran
kritis peserta terkait proses diskusi atau musyawarah di Desa.
Selanjutnya, ingatkan, bahwa tujuan penggalian usulan adalah memetakan
permasalahan yang terjadi, potensi dan kebutuhan terhadap pemenuhan 5
paket layanan pencegahan stunting terutama terhadap sasaran 1000 HPK.
78
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Oleh karenanya, semakin lengkap kegiatan ini unsur-unsur yang ada di Desa,
semakin baik dan efektif.
Keluaran Penggalian Usulan adalah:
a. Peta Sosial Dusun (Semua keluarga 1000 HPK tergambar dalam peta,
Tergambar legenda kondisi dari ibu hamil, baduta, dan kondisi rumah
tinggalnya)
b. Daftar nama sasaran yang masuk kategori 1000 HPK, rumah tangga yang
tidak memiliki air bersih dan jamban keluarga, rumah tangga yang tidak
memiliki kartu jaminan kesehatan dan anak usia 3-6 tahun yang tidak
mendapatkan layanan PAUD.
c. Daftar usulan kegiatan pencegahan Stunting.
d. Daftar usulan kegiatan pencegahan Stunting yang menjadi prioritas
untuk dilaksanakan dalam tahun berjalan melalui mekanisme
perubahan APB Desa.
e. Berita Acara Penggalian Usulan

79
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Ini merupakan awal, mengapa rembuk stunting dilakukan, yakni harus


menghasilkan “Kesepakatan Kegiatan Konvergensi stunting untuk diusulkan
dalam perencanaan Desa”. Pernyataan awal ini harus disampaikan agar
kelompok focus dalam melakukan rembuk stunting.

80
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Slide di atas hanya untuk memicu peserta. Selain peserta dari Desa, siapa saja
yang menjadi peserta tambahan pada Rembuk Stunting Desa (Pra Musdes),
terutama dari tingkat kecamatan dan kabupaten? Slide tersebut ditampilkan
secara bertahap. Setelah ditampilkan peserta dari Desa (sebelah kiri),
selanjutnya tampilkan peserta tambahan, diantaranya Puskesmas, UPTD
Pendidikan, dan OPD terkait (sebelah kanan).

81
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Setelah disampaikan tujuan dan pelaku yang terlibat dalam rembuk


stunting, berlanjut ke proses rembuk stunting. Ingatkan bahwa rembuk
stunting dilakukan berdasarkan data hasil FGD tingkat Desa dengan
format yang telah diisi oleh kelompok. Selanjutanya, masuk ke
pembahasan dengan memaparkan hasil diskusi tadi, minta masukan
kepada OPD Kabupaten/Kecamatan dengan materi yang diharapkan dapat
dibahas dalam Rembuk Stunting adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi potensi penggunaan APB Desa dalam pencegahan
stunting.
2. Presentasi hasil pendataan setiap dusun (kelompok) yang meliputi
Peta Sosial dan penggalian gagasan.
3. Tanggapan dan perumusan hasil pendataan oleh Desa dan
UPTD/OPD terkait.
4. Menyepakati penggunaan satu data sasaran prioritas sebagai dasar
untuk pelaksanaan program pencegahan stunting.
5. Sosialisasi 5 paket layanan pencegahan stunting, termasuk
pengukuran tinggi/panjang badan bayi melalui layanan Posyandu.
6. Usulan kegiatan pencegahan stunting, baik untuk diusulkan dalam
dokumen perencanaan Desa maupun kegiatan tahun berjalan
melalui perubahan APB Desa
7. Informasi potensi dukungan dan tanggapan pencegahan stunting oleh
OPD.
8. Komitmen Desa untuk pembiayaan kegiatan pencegahan stunting
melalui APB Desa.
9. Menyepakati strategi konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa.
10. Usulan kegiatan prioritas masing-masing OPD untuk pencegahan
stunting di luar kewenangan Desa
11. Konsolidasi kegiatan pencegahan stunting oleh Desa dan antar Desa
12. Sosialisasi penggunaan scorecard sebagai alat pemantauan 5 paket
layanan

82
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020
Sedangkan keluaran yang diharapkan dari Rembuk Stunting Desa (Pra
Musdes) sebagai berikut:
1. Peta Sosial Desa
2. Penetapan daftar sasaran yang masuk kategori 1000 HPK, yaitu rumah
tangga yang memiliki ibu hamil, dan anak usia 0-23 bulan), rumah
tangga yang tidak memiliki air bersih, jamban keluarga, kartu jaminan
kesehatan dan anak usia 3-6 tahun yang tidak mendapatkan layanan
PAUD.
3. Daftar kegiatan pencegahan stunting, terutama 5 paket layanan
pencegahan stunting, baik yang dilakukan oleh Desa, antar Desa maupun
kegiatan yang diusulkan ke OPD/Sektor.
4. Komitmen Desa dalam pencegahan stunting melalui dukungan APB Desa
berjalan maupun yang akan datang
5. Lembar komitmen dan RKTL kegiatan konvergensi pencegahan
stunting tingkat Desa (review APB Desa tahun berjalan dan rencana
APB Desa tahun berikutnya).
6. Daftar kegiatan OPD dalam pencegahan stunting
7. Kesepakatan pemantauan 5 paket layanan melalui Scorecard

83
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Akhirnya, untuk mengajukan usulan yang telah disepakati adalah dengan


mengisi format RKP Desa yang digunakan untuk menyusun daftar usulan
kegiatan pencegahan Stunting. Dengan harapan, usulan tersebut menjadi
prioritas untuk dilaksanakan dalam tahun berjalan melalui mekanisme
perubahan APB Desa, dan Berita Acara Penggalian Usulan.

84
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Senada dengan pola sebelumnya pada proses diskusi, maka proses Rembuk
Stunting Desa yang memang menjadi tahapan yang strategis dalam
konvergensi stunting perlu dibahas.
Sebagai bentuk pembelajaran bagi peserta, maka perlu dibahas proses
rembuk stunting yang baru saja dijalankan oleh kelompok peserta.
Pengajuan pertanyaan seperti pada slide di atas, dimaksudkan untuk
memicu pembelajaran bagi kelompok peserta terkait dengan proses rembuk
stunting yang nantinya akan menjadi kegiatan regular bagi peserta sebagai
Kader Desa dalam menyepakati kegiatan konvergensi stunting di Desa.
Ajukan pertanyaan secara bertahap (satu per satu) dengan menampilkan
butir-butir pertanyaan hingga selesai. Hal ini dilakukan untuk memicu
pemikiran kritis peserta terkait proses Rembuk Stunting Desa atau
musyawarah di Desa.

85
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Akhiri sessi dengan menyampaikan kesimpulan dan penegasan seperti


berikut:
• Usulan harus berbasis data, sehingga kegiatan yang diusulkan
diharapkan dapat menjawab persoalan riil di Desa
• Peserta yang hadir harus lengkap, mewakili unsur-unsur yang
berkepentingan, agar kegiatan terpadu dan sinergis yang dibangun
dapat optimal dilakukan sehingga tujuan konvergensi dapat tercapai.
• Pengambil keputusan di Desa, yakni Kades harus hadir dan terlibat
dalam kesepakatan yang dibuat bersama dalam forum itu
• Hasil rembuk stunting menjadi dasar atas kegiatan program
pencegahan stunting di Desa atau antar Desa
• Rembuk Stunting Desa menjadi alat advokasi atas perencanaan reguler
Desa sehingga harus dipastikan masuk dalam dokumen RKP Desa,
daftar usulan RKP Desa dan APB Desa.

86
Pelatihan Kader Desa Dalam Penanganan Stunting Tahun 2020

Bahan Pendukung Pelatihan:

1. Buku Saku Kader Pembangunan Manusia, termasuk formulir:


▪ Formulir 1. Pendataan Kondisi Layanan dan Rekapitulasi Status Sasaran
▪ Formulir 2A. Pemantauan Bulanan Ibu Hamil
▪ Formulir 2B. Pemantauan Bulanan Anak 0-2 Tahun (termasuk Tikar
Pertumbuhan)
▪ Formulir 2C. Pemantauan Layanan dan Sasaran PAUD Usia >2 – 6 Tahun
▪ Formulir 3A. Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 (tiga) Bulanan Bagi Ibu
Hamil
▪ Formulir 3B. Rekapitulasi Hasil Pemantauan 3 (tiga) Bulanan Bagi Anak
Usia 0-2 Tahun
▪ Formulir 4 (Scorecard Konvergensi Desa) Laporan Konvergensi Pencegahan
Stunting Tingkat Desa Terhadap Sasaran Rumah Tangga 1.000 HPK
2. Tikar Pertumbuhan sebagai Alat Deteksi Dini Stunting, Buku Panduan
Penggunaannya, Buku Panduan Konseling Pasca Pengukuran Panjang
Badan
3. Buku Panduan Pemantauan
4. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
5. Film Infografis Stunting
6. Film Dokumenter “Penanganan Stunting di Desa Pandes, Kabupaten
Klaten
7. Film pemanfaatan tikar pertumbuhan
8. Film pengenalan formulir pemantauan konvergensi stunting

87

Anda mungkin juga menyukai