KEMENTERIAN SOSIAL RI
BADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENYULUHAN SOSIAL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting
bagi SDM Kesejahteraan Sosial dapat disusun dan diselesaikan dengan baik. Penyusunan
Modul dan Pedoman Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting bagi SDM Kesos
merupakan kerja sama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial dengan Yayasan
Bhakti Tanoto (Tanoto Foundation).
Dengan tersedianya Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan
Stunting bagi SDM Kesos, diharapkan Pusdiklat Kesos, BBPPKS Regional I-VI dan unit
operasional yang mempunyai tugas dan fungsi keterkaitan dengan pelaksanaan Pelatihan,
mampu bersinergi secara terencana, terkoordinasi, terarah, dan terkendali secara
berkelanjutan dalam pelaksanaan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting yang
berkualitas.
Terkait dengan disusunnya dan ditetapkannya Pedoman Pelatihan Pencegahan dan
Penanganan Stunting bagi SDM Kesos, maka pada kesempatan ini diucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat atas kerja keras
usaha yang dilakukan dalam penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pelatihan.
Sekian dan terima kasih.
Syahabuddin
Penanggung Jawab : Joko Widiarto (Kepala Bidang Diklat KSM Pusdiklat Kesos)
Gambar 1: Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting ...... 13
A. LATAR BELAKANG
1. Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan
nasional, mengingat prevalensi di Indonesia masih tergolong tinggi berdasarkan
standar WHO. Meskipun prevalensi angka stunting balita di Indonesia cenderung terus
menurun, dari 30, 8 % di tahun 2018. (Riskesdas, 2018), menjadi 27,7 % pada tahun
2019 (SSGB, 2019).
2. Penyebab stunting bersifat multidimensional, tidak hanya faktor kesehatan dan
kemiskinan tetapi juga pola asuh dan perilaku hidup bersih dan sehat dari keluarga
dan masyarakat
3. Stunting sangat berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
menurunnya produktivitas SDM Indonsesia di masa mendatang. Oleh karena itu,
pemerintah menetapkan stunting sebagai program prioritas nasional untuk
diturunkan hingga mencapai angka 14% di tahun 2024. Upaya penurunan stunting
sebagai program prioritas nasional tercantum dalam Rencana Program Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.
4. Berdasarkan pertimbangan di atas pencegahan dan penanganan stunting perlu
melibatkan berbagai pihak, salah satunya Kementerian Sosial bekerja sama dengan
Tanoto Foundation melalui peningkatan kapasitas kepada SDM Kesos. Jumlah SDM
Kesos yang menjadi sasaran Diklat Kesejahteraan Sosial yang cukup besar yang tidak
mungkin dilakukan hanya dengan pendekatan klasikal, tetapi diperlukan pendekatan
yang lebih inovatif melalui pendekatan metode belajar e-Learning. Untuk tahun 2021
ini jumlah Pendamping PKH yang harus mengikuti Pelatihan Pencegahan dan
Penanganan Stunting sebanyak 8000 orang pendamping PKH. Sementara ada +
70.000 orang dan SDM Kesos lainnya yang juga membutuhkan informasi tentang
pencegahan dan penanganan stunting. Mereka tersebar di berbagai wilayah
Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Karakteristik wilayah sangat berbeda-
beda, fasilitas dan jaringan internet juga berbeda-beda.
5. Metode pelaksanaan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting tahun 2021
dilaksanakan secara Daring, mengingat masih belum terkendalinya pandemik covid 19
di Indonesia sehingga dibutuhkan kewaspadaan untuk melindungi SDM Kesos
dimaksud. Pembelajaran daring diharapkan dapat membangun pengetahuan peserta
yang akan dilanjutkan dengan penugasan untuk mendukung proses pembelajaran.
2. Tujuan
Pedoman Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting bertujuan:
C. RUANG LINGKUP
Pedoman ini memuat acuan pelaksanaan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting
yang akan dilaksanakan oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
(BBPPKS) Wilayah regional I-VI di seluruh Indonesia yang ditujukan kepada SDM Kesos
dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Indonesia.
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
E. PENGERTIAN
1. Peserta Pelatihan adalah Sumber Daya Manusia Kesejahteraan Sosial yang
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran jalur pelatihan;
2. Widyaiswara/Fasilitator adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang serta hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran dalam rangka pelatihan kepada peserta pelatihan;
3. Pelatihan Daring adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi dan multimedia;
4. Learning Management System e-Learning Kementerian Sosial, yaitu aplikasi
pembelajaran secara e-learning yang dibagun oleh Kementerian Sosial sebagai media
pembelajaran dalam proses pengembangan kompetensi sumber daya manusia
penyelenggara kesejahteraan sosial yang memanfaatkan teknologi informasi,
komunikasi dan multimedia;
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Mengingat tahun 2021 ini masih dalam masa pandemi Covid-19, maka metode
pembelajaran Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting yang akan
dilaksanakan adalah dengan model Daring Asinkronus dan Daring Sinkronus.
2. Daring Asinkronus adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh Peserta secara
mandiri tanpa kehadiran Widyaiswara / Fasilitator dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan jaringan internet secara online.
3. Daring Sinkronus adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan secara kelas virtual
yang difasilitasi oleh Widyaiswara/Fasilitator dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan jaringan internet secara online.
4. Kelas Daring Sinkronus (Virtual) adalah ruang pembelajaran secara online berbasis
website dengan cara mengelompokkan Peserta diklat dalam Angkatan oleh Admin dan
secara bersama-sama melakukan pembelajaran dengan Widyaiswara/Fasilitator pada
waktu bersamaan dan dapat berinteraksi dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan jaringan internet secara online.
G. PESERTA
1. Peserta adalah Sumber Daya Manusia (SDM) Kesejahteraan Sosial, meliputi:
a. Pekerja Sosial,
b. Tenaga Kesejahteraan Sosial,
c. Penyuluh Sosial, dan
d. Relawan Sosial.
2. Persyaratan peserta:
a. Memiliki komitmen untuk mengikuti pelatihan
b. Ada surat tugas dari atasan
c. Memiliki pengetahuan aplikasi pembelajaran elektronik,
d. Memiliki akses jaringan internet, baik melalui laptop atau smartphone,
e. Memiliki akses laptop atau smartphone dengan spesifikasi minimal yang
dipersyaratkan Android,
f. Terdaftar dalam sistem LMS, dan
g. Sehat jasmani dan rohani.
H. KURIKULUM
1. Jumlah jam Pelatihan Pencegahan dan Penangan Stunting bagi SDM Kesos adalah 6
5. Lain-lain (8 JP):
a. Penjelasan Teknis Pembelajaran : 1 JP
b. Pre Test , Post Test dan Ujian Komprehensif : 4 JP
c. Pembukaan dan Penutupan : 2 JP
d. Evaluasi Penyelenggaraan : 1 JP
I. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing pihak dalam pelaksanaan pelatihan, yaitu:
3. BBPPKS:
a. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pemberitahuan pelaksanaan
pelatihan kepada calon peserta sesuai wilayah kerja masing-masing.
b. Pendaftaran Peserta Diklat ke dalam Aplikasi LMS Kemsos, alamat:
https://elearning.kemsos.go.id
c. Menyiapkan data calon peserta pelatihan meliputi: menyusun jadwal pelaksanaan
pelatihan, pengecekan materi dan penyiapan modul.
d. Menyiapkan sumber daya meliputi: penetapan penceramah, widyaiswara/
fasilitator, memberikan username dan password kepada panitia pelaksana serta
peserta pelatihan, membuat SK penyelenggaraan dan peserta pelatihan,
menyusun kebutuhan anggaran.
e. Menyiapkan infrastruktur jaringan pelaksanaan daring meliputi: tersedianya
jaringan internet bagi widyaiswara/fasilitator, panitia penyelenggara, admin dan
peserta pelatihan, serta menjelaskan alamat website pembelajaran Kemensos:
https://elearning.kemsos. go.id dan aplikasi LMS Kemensos: meet.kemsos.go.id
dan aplikasi video conference lainnya kepada peserta, widyaiswara/fasilitator, dan
admin sebagai media pembelajaran model daring.
f. Menyiapkan sarana dan prasarana pelaksanaan pembelajaran, meliputi ruang
pembelajaran/LMS, media pembelajaran dan paket jaringan internet dll
J. PELAKSANAAN
1. Skema Proses Pembelajaran
a. Skema Proses pembelajaran Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting
dibagi dalam 2 tahapan, yaitu: tahap pembelajaran daring asinkronus dan daring
sinkronus. Untuk penamaan kelas dengan menggunakan Angkatan: Angkatan 1,
Angkatan 2, Angkatan 3, Angkatan 4 dst. Tahapan pembelajaran daring asinkronus
dilakukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan daring sinkronous.
Berikut adalah alur pembelajaran
PEMBELAJARAN DARING
ASINKRONUS
PENUGASAN
POST TEST
PEMBELAJARAN
DARING
SINKRONUS
REVIEW MATERI
PEMBERIAN SERTIFIKAT
Gambar 1.
Alur Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting Bagi SDM Kesos
Sesi 4:
Mengidentifikasi berbagai hambatan
dalam pemberian stimulasi pada
janin yang biasa dialami oleh
Keluarga Penerima Manfaat dan
berikan Solusinya!
Sesi 15:
Strategi apa yang dapat anda lakukan
agar KPM termotivasi untuk
melaksanakan komitmen pencegahan
dan penanganan stunting
4. Ujian Komprehensif
a. Pada akhir pembelajaran, semua peserta wajib mengikuti ujian komprehensif
secara online pada aplikasi LMS https://elearning.kemsos.go.id.
b. Hasil ujian komprehensif akan menjadi salah satu komponen penilaian akhir dalam
penentuan kompetensi peserta Pelatihan.
2. Tim Penyelenggara
Tim pelaksana Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting, terdiri dari:
a. Penanggung Jawab
b. Narsum
c. Koordinator Akademik
d. Koordinator Admintrasi
e. Fasilitator
f. Admin/Operator/Host/Tim IT
g. Pendamping Kelas
h. Sekretariat
3. Kriteria Penilaian
a. Proses penilaian oleh sistem dan fasilitator dilakukan menggunakan skala 0 - 100.
b. Kriteria Penilaian:
Q. PEMBIAYAAN
1. Pembiayaan penyelenggaraan Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting
dibebankan dari DIPA satuan unit kerja masing-masing.
2. Sumber lain yang tidak mengikat dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
R. PENUTUP
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam Penyelenggara
Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting dan mitra kerja terkait, untuk menjadi
acuan/panduan dalam pelaksanaan pelatihan.
Syahabuddin