Anda di halaman 1dari 98

cover A4.

indd 1 3/30/2011 10�32�53 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI i

BUKU KADAR GIZI.indd 1 3/30/2011 10�27�13 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

ii Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 2 3/30/2011 10�27�13 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

KATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin dalam kandungan,
bayi, balita, remaja, dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi yang
optimal. Karena itu, setiap kegiatan yang mengupayakan agar orang tetap sehat dan bergizi
baik, merupakan kegiatan mulia dan memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan umat
manusia.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan gizi yang optimal, Kementerian Kesehatan
menetapkan Visi yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”, dengan salah satu
Misi ”Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan
berbagai kegiatan di antaranya adalah menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan
Posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat.

Untuk memberikan pelayanan optimal di setiap Posyandu, diperlukan penyesuaian


pengetahuan dan keterampilan kader dengan kebijakan teknis dan perkembangan ilmu
teknologi terkini ke dalam buku panduan kader Posyandu. Dengan demikian, kader dapat
melaksanakan kegiatan Posyandu sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria pegembangan
Posyandu. Mengingat pentingnya keberadaan buku panduan kader Posyandu, maka
Kementerian Kesehatan telah melakukan revisi terhadap buku pegangan kader Posyandu
yang ada selama ini.

Saya menyambut baik dilakukan revisi ini, karena kesempatan ini selain untuk menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu teknologi kesehatan dan gizi, juga dapat menjadi momentum
bagi percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi di Posyandu.
Hasil revisi ini saya harapkan dapat dengan mudah diterapkan di lapangan, meningkatkan
kinerja kader, serta mendorong terlaksananya pelayanan kesehatan dan gizi yang bermutu
di Posyandu.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI iii

BUKU KADAR GIZI.indd 3 3/30/2011 10�27�13 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Kepada para penyusun buku, baik dari kalangan Kementerian Kesehatan, Kementerian
Dalam Negeri, BKKBN, TP-PKK Pusat dan NGO serta LSM yang telah mencurahkan ilmu dan
pengalamannya sampai selesainya buku ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih.

Semoga penerbitan Buku Panduan Kader Posyandu ini, mendapat berkah dan ridha dari
Allah SWT.

Jakarta, Januari 2011

Direktur Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan RI

Dr. Budihardja, DTM&H, MPH


NIP 195110011980081001

iv Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 4 3/30/2011 10�27�13 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

KATA SAMBUTAN

Masa balita merupakan masa yang paling penting dan perlu untuk mendapatkan perhatian
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk itu dalam masa ini, perlu
untuk selalu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu
merupakan tempat bagi balita untuk mendapatkan pelayanan, baik untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan maupun memperoleh kapsul vitamin A dan imunisasi,
serta mendapatkan konseling gizi sesuai masalahnya.

Pada pelaksanaan kegiatan di Posyandu, Kader merupakan penggerak utama kelancaran


jalannya kegiatan ini. Untuk itu, Kader perlu untuk mendapatkan bekal pengetahuan dan
ketrampilan yang benar dalam melakukan penimbangan, pelayanan seperti memberikan
kapsul vitamin A dan konseling/penyuluhan gizi.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Posyandu dan meningkatkan pengetahuan


serta ketrampilan Kader, maka dengan ini Buku Panduan Kader Posyandu telah mengalami
perbaikan dan penyesuaian dengan situasi saat ini. Salah satu hal yang mendasar yang
diperbaiki adalah adanya KMS (Kartu Menuju Sehat) baru yang memisahkan anak laki-laki
dan perempuan disesuaikan dengan standar baru WHO 2005, penambahan materi untuk
konseling/penyuluhan dan penyesuaian adanya pemberian imunisasi baru (Combo).

Buku ini merupakan pegangan dan panduan bagi kader dalam melaksanakan kegiatan di
Posyandu. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, Januari 2011


Ketua Umum Panitia Pelaksana
HARGANAS VII dan BBGRM VII Tahun 2010

Ny. Hj. Vita Gamawan Fauzi, SH

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI v

BUKU KADAR GIZI.indd 5 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

vi Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 6 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

KATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Realitas masyarakat terhadap layanan bidang kesehatan membutuhkan suatu wadah atau
tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah, serta mampu menjawab
berbagai permasalahan sosial dasar masyarakat. Wadah atau tempat tersebut diharapkan
tidak terkotak-kotak, yang menyebabkan sulitnya pengkoordinasian dan timbulnya ego
sektor dalam pelaksanaan program dan kegiatan.

“Pos Pelayanan Terpadu” atau disingkat Posyandu, merupakan lembaga kemasyarakatan


yang tumbuh dan berkembang melalui prinsip Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat diharapkan
sebagai wadah yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan sosial dasar
masyarakat. Posyandu sebagai perwujudan dari peran serta masyarakat tidak serta merta
hadir dan bergerak dengan sendirinya, dukungan pemerintah terhadap keberadaan dan
kesinambungan posyandu terus diupayakan. Berbagai kebijakan telah dibuat, bermacam
kegiatan dan progam telah dilaksanakan agar posyandu tetap eksis dan menjadi gerbang
depan pemberdayaan masyarakat.

Upaya meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu menjadi kepedulian semua pihak,
sehingga keberhasilan posyandu menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu permasalahan
posyandu yang paling mendasar adalah rendahnya tingkat pengetahuan kader baik dari
sisi akademis maupun teknis. Kita ketahui bersama, bahwa kader adalah ujung tombak
dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan di posyandu. Keberadaan kader menjadi penting
dan strategis, ketika pelayanan yang diberikan mendapat simpati dari masyarakat yang
pada akhirnya akan memberikan implikasi positif terhadap kepedulian dan partisipasi
masyarakat.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI vii

BUKU KADAR GIZI.indd 7 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Saya sangat menyambut baik dan mengapresiasi dengan diterbitkannya Buku panduan
Kader Posyandu, dalam mendukung peningkatan pengetahuan kader terhadap pelayanan
yang akan diberikan. Semoga buku ini menjadi panduan dan referensi bagi para kader
posyandu dalam pelaksanaan kegiatan, khususnya penanganan kesehatan ibu dan anak
dalam menuju keluarga sadar gizi.

DIREKTUR JENDERAL,
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

AYIP MUFLICH

viii Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 8 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

DAFTAR ISI

Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii
Kata Sambutan Ketua Umum Panitia Pelaksana HARGANAS VII dan BBGRM VII Tahun 2010 v
Kata Sambutan Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa vii
Daftar Isi ix

Bab I Pendahuluan 1

Bab II Apa itu Posyandu 3


A. Pengertian Posyandu 3
B. Manfaat Posyandu 3
C. Kegiatan utama Posyandu 7
D. Sasaran Posyandu 7
E. Pelaksana Posyandu 8

Bab III Kegiatan Posyandu 9


A. Persiapan pelaksanaan Posyandu (H-1) 9
B. Pelaksanaan Posyandu 13
C. Kegiatan di luar hari buka Posyandu (H+) 26

Bab IV Sistem Informasi Posyandu (SIP) 29


A. Pengertian SIP 29
B. Manfaat SIP 29
C. Macam-macam Format SIP 29
D. Cara mengisi Format SIP 30

Bab V Penyuluhan di Posyandu 43


A. Penyuluhan 43
B. Materi penyuluhan 44

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI ix

BUKU KADAR GIZI.indd 9 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

x Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 10 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bab I
PENDAHULUAN

H
ingga saat ini, Posyandu masih menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang
mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu penurunan
angka kematian bayi dan kelahiran, serta mempercepat penerimaan norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi kegiatan pemantauan
pertumbuhan yang diintegrasikan dengan pelayanan seperti imunisasi untuk pencegahan
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi,
hingga penyuluhan dan konseling.

Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan
sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya
satu kali selama enam bulan terakhir.

Dalam pergerakannya, Posyandu dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang
terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari
buka Posyandu. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas kader Posyandu, maka diterbitkan
Buku Panduan Kader Posyandu. Buku ini merupakan hasil perbaikan buku Pegangan Kader
yang telah lama ada di Posyandu, dengan penyesuaian terhadap kebijakan program, serta
perkembangan ilmu pengetahuan terkini.

Buku Panduan Kader Posyandu berisi pedoman pelaksanaan kegiatan pada hari buka
di Posyandu dan di luar hari buka Posyandu, serta materi yang dapat digunakan untuk
penyuluhan kepada masyarakat.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 1

BUKU KADAR GIZI.indd 1 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

2 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 2 3/30/2011 10�27�14 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bab II
APA ITU POSYANDU?

A. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi.

Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk
kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang
dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.

B. Manfaat Posyandu

Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, diantaranya:


1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
b. Bayi 6–11 bln memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru (100.000 SI).
c. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).
d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali,
Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 3

BUKU KADAR GIZI.indd 3 3/30/2011 10�27�15 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

e. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif ).
f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
h. Bayi/anak yang diare segera diberikan:
• ASI lebih sering dari biasa.
• makanan seperti biasa.
• larutan oralit dan minum air lebih banyak.
i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan
ditolong oleh tenaga kesehatan.
k. Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) setelah melalui penapisan TT.
l. Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
m. Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI):
• 1 (satu) kapsul segera setelah persalinan.
• 1 (satu) kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
n. Ibu hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak dari
saat sebelum hamil.
o. Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan
seimbang.
q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup/
meningkatkan gizi keluarga.

4 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 4 3/30/2011 10�27�15 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan:


a. Balita naik berat badannya setiap bulan.
b. Balita tidak menderita kekurangan gizi.
c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah.
e. Bayi lahir tidak menderita GAKY.
f. Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A.
g. WUS tidak menderita kurang energi kronis.
h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan.
i. Menurunkan jumlah kematian ibu dan balita.

2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:


a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban.
b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
c. Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok.
d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun.

e. Rumah bebas jentik nyamuk.


f. Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan.
g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 5

BUKU KADAR GIZI.indd 5 3/30/2011 10�27�15 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang


dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga:
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria.
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan
Campak.

4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia Subur


(PUS):
a. Menjadi peserta KB.
b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang
cocok dan tepat penggunaan.

5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman


pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa
wisma berperan aktif, sehingga:
a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan
ternak (unggas, sapi, kambing).
b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan
pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah.

6 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 6 3/30/2011 10�27�16 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

C. Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan di Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita,


pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit,
penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling/rujukan konseling
bila diperlukan.

D. Sasaran Posyandu

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru
lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 7

BUKU KADAR GIZI.indd 7 3/30/2011 10�27�16 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

E. Pelaksana Posyandu

Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas.

Kader Posyandu diharapkan:


1. Berasal dari anggota masyarakat setempat
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin
3. Berminat dan bersedia menjadi kader
4. Bersedia bekerja secara sukarela
5. Memiliki kemampuan dan waktu luang

8 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 8 3/30/2011 10�27�16 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bab III
KEGIATAN POSYANDU

A. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)

Sebelum pelaksanaan Posyandu, kader memastikan sasaran seperti jumlah bayi baru
lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.

1. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat


(majelis tak’lim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya, arisan, dll)

Temu Warga dan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 9

BUKU KADAR GIZI.indd 9 3/30/2011 10�27�16 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Kader dapat mengajak sasaran untuk datang ke Posyandu dengan bantuan


tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Fasilitas umum seperti sarana
ibadah (masjid, gereja, pura, wihara, dan sebagainya) dapat dijadikan sarana
untuk menyebarluaskan informasi hari buka Posyandu.

2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu

Persiapan di dalam ruangan Persiapan di luar ruangan

10 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 10 3/30/2011 10�27�17 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Persiapan di balai desa

3. Mempersiapkan sarana Posyandu



Kebutuhan sarana berupa KMS/buku KIA, alat timbang (dacin dan sarung,
pita LILA), obat gizi (kapsul Vitamin A, tablet tambah darah, oralit), alat bantu
penyuluhan, buku pencatatan dan pelaporan, dan lainnya.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 11

BUKU KADAR GIZI.indd 11 3/30/2011 10�27�17 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

4. Melakukan pembagian tugas antar kader

Pembagian tugas dilakukan


sesuai dengan langkah
kegiatan yang dilakukan
di Posyandu seperti
pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan,
dan pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.

5. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.



Sebelum pelaksanaan kegiatan di Posyandu, kader berkoordinasi dengan
petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait dengan sasaran, tindak lanjut
dari kegiatan Posyandu sebelumnya, dan rencana kegiatan berikutnya.

Kader dan Petugas sedang berkoordinasi

12 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 12 3/30/2011 10�27�17 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

6. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan



Kader membuat PMT penyuluhan dengan bahan makanan yang diperoleh dari
daerah setempat, beraneka ragam dan bergizi.

Kader dan ibu balita sedang membuat bubur kacang ijo

B. Pelaksanaan Posyandu

1. Pendaftaran

a. Pendaftaran balita
• Balita didaftar dalam pencatatan balita
• Mintalah KMS/Buku KIA pada ibu. Untuk balita yang baru pertama
kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA, berikan KMS
sesuai jenis kelamin/Buku KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama
balita dicatat pada secarik kertas dan diselipkan pada KMS/Buku
KIA. Bagi balita yang tidak mempunyai KMS/Buku KIA karena hilang,
pencatatan sementara menggunakan SIP Posyandu.
• Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat
penimbangan.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 13

BUKU KADAR GIZI.indd 13 3/30/2011 10�27�19 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Kader sedang mencatat nama balita

b. Pendaftaran ibu hamil



Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian
dipersilahkan menuju ke tempat penimbangan dan pengukuran LILA.

Kader mencatat data ibu hamil

14 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 14 3/30/2011 10�27�19 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

c. Pendaftaran PUS

PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di secarik
kertas, kemudian dipersilahkan langsung menuju ke tempat penyuluhan,
dilanjutkan dengan penapisan status imunisasi TT oleh petugas
kesehatan.

Pasangan Usia Subur Petugas sedang memberi penyuluhan


dengan lembar balik

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 15

BUKU KADAR GIZI.indd 15 3/30/2011 10�27�20 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

2. Penimbangan
a. Mempersiapkan Dacin

1. Gantung dacin pada tempat yang kokoh 2. Letakkan bandul geser pada angka nol, jika
seperti pelana rumah atau kusen pintu atau ujung kedua paku timbang tidak dalam posisi
dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang lurus, maka timbangan perlu ditera atau
kuat diganti dengan yang baru.

3. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar 4. Pastikan bandul geser berada pada angka
dengan mata penimbang NOL

5. Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak 6. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
timbang yang kosong pada dacin sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir/batu diujung batang dacin, sampai kedua
jarum di atas tegak lurus

16 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 16 3/30/2011 10�27�21 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. Menimbang Balita

Kader sedang menimbang balita

• Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal


mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
• Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul
geser.
• Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam
kg dan ons.
• Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/
celana/kotak timbang.

c. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 17

BUKU KADAR GIZI.indd 17 3/30/2011 10�27�22 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Cara mengetahui keadaan gizi


ibu hamil dan WUS yang paling
sederhana adalah dengan mengukur
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA).
• Gunakan pita LILA panjang bagian
merah 23,5 cm (lihat gambar).
• Bila tak tersedia pita LILA gunakan
pita jahit pakaian dengan ukuran
yang sama (23,5 cm).

Cara Mengukur LILA Ibu Hamil dan WUS

• Pengukuran dilakukan di bagian


tengah. Antara bahu dan siku
lengan kiri.
• Lengan harus dalam keadaan
bebas. Artinya otot lengan tidak
tegang.
• Alat ukur tidak kusut (permukaannya
rata).
(1) Tetapkan letak bahu dan letak
siku tangan.
(2) Tetapkan titik tengah lengan
atas.
Caranya rentangkan Pita
dari dari bahu ke arah siku.
Tentukan tengah-tengah
lengan atas ibu.
(3) Lingkarkan pita-ukur tepat
pada tengah-tengah lengan
atas ibu.
(4) Bacalah skalanya secara
benar. Bila masih berada di
bagian MERAH, maka ibu
tersebut tergolong SANGAT
KURUS atau menderita KEK.

18 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 18 3/30/2011 10�27�24 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Interpretasi Hasil Pengukuran LILA Ibu


Hamil dan WUS

• Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya


masih berada di bagian merah (kurang
dari 23,5 cm), berarti ibu tergolong
SANGAT KURUS, atau Kekurangan
Energi Kronis (KEK).
• Ibu perlu mendapat perhatian khusus,
berupa penyuluhan makanan sehat.

3. Pencatatan

a. Balita

• Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia


pada KMS/Buku KIA

Nama Anak Aida Fitri


: ......................................
Tanggal Lahir 12 Februari 2008
: ......................................
Berat badan Waktu Lahir 3,0 kg
: ......................................
Panjang badan Waktu Lahir 48 cm
: ......................................
Nama Ayah Fahri
: ......................................
Nama Ibu Suciwati
: ......................................
Alamat Jl. Baru No 45
: ......................................
Posyandu Melati
: ......................................
Tanggal Pendaftaran 26 Maret 2008
: ......................................

BAWALAH KMS SETIAP KALI KE POSYANDU


/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT

Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
2010

• Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 19

BUKU KADAR GIZI.indd 19 3/30/2011 10�27�24 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS


• Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak

20 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 20 3/30/2011 10�27�25 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini

• Catat setiap kejadian yang dialami anak


• Isi kolom ASI, imunisasi, dan Vitamin A bila diberikan
• Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 21

BUKU KADAR GIZI.indd 21 3/30/2011 10�27�27 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. Ibu Hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA Ibu Hamil dicatat
dalam Buku KIA dan register ibu hamil (SIP).

c. PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUS/WUS.

4. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya dengan
penyuluhan kelompok.

a. Penyuluhan untuk ibu balita


• Perhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini.
• Beri penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan dan
kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-
turut (2T) atau BGM segera dirujuk ke petugas kesehatan.

Topik penyuluhan antara lain:


1) Pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan (ASI Eksklusif )
2) Pemberian MP-ASI setelah anak berumur 6 bulan
3) Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun
4) Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang dari 1 tahun
5) Pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus pada bayi
(6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), untuk pencegahan kebutaan dan
daya tahan tubuh anak
6) Bahaya diare bagi balita
7) Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita yang batuk pilek
dengan sesak nafas atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga
kesehatan
8) Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu tanda awal
penyakit malaria, campak, atau demam berdarah. Segera rujuk ke
petugas kesehatan
9) Perawatan gigi dan mulut

22 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 22 3/30/2011 10�27�27 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. Penyuluhan untuk Ibu Hamil

• Perhatikan hasil pengukuran LiLA bulan ini.


• Beri penyuluhan pada ibu hamil sesuai kondisi ibu.

Topik penyuluhan antara lain:


1) Istirahat cukup
2) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
3) Makan hidangan bergizi
4) KB
5) Tablet Tambah Darah
6) Pengenalan dini tanda bahaya kehamilan:
• Bahaya Anemia
• Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
7) Ibu hamil KEK dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
9) Kolostrum ASI
10) Perawatan kesehatan gigi dan mulut

c. Penyuluhan untuk Ibu Nifas dan Ibu Menyusui



Semua ibu nifas dan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai kondisinya.

Topik penyuluhan antara lain:


1) Anjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih banyak dari
biasanya
2) Anjuran ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap hari
3) Jika ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan konsultasi ke petugas
kesehatan
4) Anjurkan ibu nifas untuk segera ber-KB
5) Anjurkan ibu minum 1 kapsul Vitamin A segera setelah melahirkan
dan minum lagi pada hari kedua
6) ASI Eksklusif
7) Cara menyusui dengan baik dan benar
8) ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun malam semakin
sering semakin baik
9) ASI diberikan sampai anak umur 2 tahun

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 23

BUKU KADAR GIZI.indd 23 3/30/2011 10�27�27 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

d. Penyuluhan untuk PUS

Topik penyuluhan antara lain:


1) Menganjurkan untuk ber-KB
2) Menjaga jarak/mengatur kehamilan
3) Menghindari “4 Terlalu dan 3 Terlambat”
4) Manfaat imunisasi TT 5 dosis
5) Memelihara kesehatan reproduksi
6) Menjaga keharmonisan keluarga

5. Pelayanan Kesehatan dan KB

Pemberian vitamin A pada ibu nifas, bayi dan balita

24 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 24 3/30/2011 10�27�29 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Pemberian tablet Pemberian Penyuluhan PMT


tambah darah pada ibu hamil

Pelayanan KB
Pelayanan KB

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 25

BUKU KADAR GIZI.indd 25 3/30/2011 10�27�31 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Imunisasi Pemberian Oralit dan Zink

C. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H +)

1. Kunjungan rumah pada balita 2. Menggerakkan masyarakat untuk


yang: ikut serta dalam kegiatan posyandu
• tidak hadir pada hari H termasuk penggalangan dana.
• gizi kurang
• gizi buruk rawat jalan

26 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 26 3/30/2011 10�27�33 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

3. Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk meningkatkan gizi


keluarga.

4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan keterampilan


dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.

Kader dibantu petugas memberikan penyuluhan tentang gizi

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 27

BUKU KADAR GIZI.indd 27 3/30/2011 10�27�34 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

28 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 28 3/30/2011 10�27�34 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

BAB IV
SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)

A. Pengertian SIP

SIP adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu yang menghasilkan
data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan
pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian
program, kontinuitas penimbangan, hasil penimbangan dan partisipasi masyarakat.

B. Manfaat SIP

1. Sebagai bahan acuan bagi Kader Posyandu untuk memahami permasalahan


sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran.

2. Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan
Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu
dapat menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan
masyarakat.

C. Macam-macam Format SIP

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan,
nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.

2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu. Berisi catatan pemberian tablet
besi, Vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan apabila bayi meninggal,
maka perlu dicatat tanggal bayi meninggal di wilayah kerja Posyandu tersebut.

3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu hamil, catatan
umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, resiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang
hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 29

BUKU KADAR GIZI.indd 29 3/30/2011 10�27�34 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

4. Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan
suami istri usia produktif yg memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).

5. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS, ibu
hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader
Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedis dan sebagainya).

6. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa
dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang
yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang mempunyai KMS (K),
balita yang timbangannya naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita
yang mendapatkan Vitamin A, KMS yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang
mendapat sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio, campak, hepatitis B) serta balita
yang menderita diare.

D. Cara mengisi Format SIP

1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan,
nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa Wisma dan disampaikan
secara lisan kepada Ketua Kelompok PKK/RW/Dusun/Lingkungan melalui Ketua
Kelompok RT dan Kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.

2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader
Posyandu setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.

3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader
Posyandu untuk selama 1 tahun.

4. Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader
Posyandu untuk selama 1 tahun.

5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka
Posyandu (atau setiap ada kegiatan).

6. Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan
setelah hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan).

30 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 30 3/30/2011 10�27�34 AM


BUKU KADAR GIZI.indd
31
FORMAT 1 : CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU HAMIL
MELAHIRKAN/NIFAS

NAMA TANGGAL TANGGAL MENINGGAL


NO NAMA BAYI KET
IBU BAPAK LAHIR BAYI IBU
1 2 3 4 5 6 7 8

Catatan
Buku Panduan Kader Posyandu

1. Jumlah Ibu hamil = orang

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI


2. Jumlah bayi lahir = orang
3. Jumlah bayi meninggal = orang
4. Jumlah ibu hamil, melahirkan, dan nifas yang meninggal = orang

31

3/30/2011
10�27�34 AM
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 1:
PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI
DAN KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN/NIFAS

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja
2
posyandu
3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi
Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama, maka kolom ini
4
diisi nama ibunya sesuai kolom 2
Diisi tanggal, bulan, tahun lahir bayi. Apabila ada kelahiran bayi kembar,
tanggal lahir keduanya tetap harus ditulis (apabila ada bayi yang pindah
5
dari Dasawisma daerah lain, dan belum mencapai 12 bulan, maka nama ibu,
bapak, bayi tersebut dicatat juga)
Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya bayi. Di dalam kolom keterangan
6
disebutkan usia meninggal dan sebab meninggalnya
Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil, melahirkan dan
7 masa nifas. Di dalam kolom keterangan disebutkan usia meninggal dan
sebab meninggalnya
Diisi dengan catatan beberapa hal sebagai kelengkapan informasi yang
perlu diketahui :
• Lahir kembali
• Usia meninggal
8
• Penyebab meninggalnya
• Berat bayi ketika lahir
• Usia kehamilan ibu
• Keguguran dan lain-lain

CATATAN:
Catatan ini merupakan rekap dari catatan yang sama dari kelompok Dasawisma

32 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 32 3/30/2011 10�27�34 AM


BUKU KADAR GIZI.indd
33
FORMAT 2 : REGISTER BAYI DAN BALITA DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER …………

POSYANDU :
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KAB/KODYA :

NAMA HASIL PENIMBANGAN PEMBERIAN ASI PELAYANAN PEMBERIAN


YG DIBERIKAN IMUNISASI

NO
BBL (KG)
CATATAN

BCG

E1
E2
E3
E4
E5
E6
POLIO

IBU
MEI
JULI
ORALIT

JUNI
DPT/HB

AYAH
CAMPAK

APRIL

MARET
VITAMIN A

JANUARI

NAMA BALITA/BAYI
AGUSTUS
OKTOBER

FEBRUARI
DESEMBER
HB 0 (HB NOL)

NOVEMBER

SEPTEMBER

KELOMPOK DASAWISMA

TANGGAL, BULAN, TAHUN LAHIR


TANGGAL BAYI DAN BALITA MENINGGAL

bl bl bl bl bl I II III IV I II III bl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Buku Panduan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI


33

3/30/2011
10�27�35 AM
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 2:
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA POSYANDU

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi nama bayi/balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini
Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak mengetahui
3
tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan umur
4 Diisi berat badan ketika lahir dalam ukuran Kg
5 Diisi nama ayah balita
6 Diisi nama ibu balita
7 Diisi nama kelompok Dasawisma tempat tinggalnya
Diisi berat badan hasil penimbangan dalam Kg pada saat penimbangan
bulan itu.
Pada bagian atas ditulis berat hasil penimbangan.
Bagian bawahnya ditulis dengan huruf / tanda :
N : Apabila hasil penimbangannya naik dari penimbangan bulan lalu
8-19 T : Apabila hasil penimbangan tetap atau turun
O : Apabila bulan sebelumnya tidak datang menimbang
B : Apabila bayi baru datang untuk pertama kalinya
∆ : Apabila hasil penimbangan berada di bawah garis merah.
Di tengah tanda segitga (∆) diberi huruf-huruf sesuai hasil penimbangan
atau baru pertama kali
Diisi status pemberian ASI pada bayi.
20-25 (√) apabila hingga bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja tanpa makanan lain
(-) apabila hingga bulan tersebut sudah diberi makanan lain selain ASI
26-27 Diisi bulan saat pemberian Vitamin A
28 Diisi bulan saat bayi mendapatkan oralit
29 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi HB 0
30 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi BCG
31-34 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, III, IV
35-37 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT/HB I, II, III
38 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi campak
39 Diisi tanggal dan bulan bayi/balita yang meninggal
Diisi Penjelasan/keterangan yang ada dan belum tertampung pada kolom-
40
kolom yang tersedia

34 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 34 3/30/2011 10�27�35 AM


BUKU KADAR GIZI.indd
35
FORMAT 3 : REGISTER WUS DAN PUS DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER TAHUN ……….

POSYANDU :
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KAB/KODYA :

JUMLAH ANAK PEMBERIAN IMUNISASI PENGGANTIAN


TT

NO
UMUR
I
II
V

III
IV

TAHAPAN KS

NAMA SUAMI

NAMA WUS DAN PUS


YANG HIDUP

KELOMPOK DASAWISMA
TANGGAL/BULAN
JENIS KONTRASEPSI

JENIS KONTRASEPSI YANG DIPAKAI

MENINGGAL PADA UMUR


PENGUKURAN LILA <= ATAU > 23,5 cm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Buku Panduan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI


35

3/30/2011
10�27�35 AM
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 3:
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS DI WILAYAH KERJA POSYANDU

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi nama WUS/PUS di wilayah kerja Posyandu
3 Diisi umur WUS/PUS
Diisi nama suami dari WUS/PUS yang ada di kolom 2. Apabila di kolom 2
4
yang bersangkutan WUS, maka pada kolom ini diberi tanda (-)
5 Diisi tahapan keluarga sejahtera sesuai klarifikasinya
6 Diisi nama kelompok dasawisma dimana WUS/PUS bertempat tinggal
7 Diisi jumlah anak yang hidup
Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat meninggal
Contoh :
8
2 orang - 3 bulan
- 2 tahun
9 Diisi hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) WUS yang kurang dari 23.5 cm
10-14 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, III, IV, V
15 Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS/PUS saat ini
16 Diisi tanggal dan bulan pergantian jenis kontrasepsi
17 Diisi jenis kontrasepsi yang diganti

36 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 36 3/30/2011 10�27�35 AM


BUKU KADAR GIZI.indd
37
FORMAT 4 : REGISTER IBU HAMIL DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER …………

POSYANDU :
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KAB/KODYA :

TABLET
PENDAFTARAN HASIL PENIMBANGAN IMUNISASI TT
TAMBAH DARAH

BKS

NO
LILA

UMUR
CATATAN

HAMIL KE

NAMA IBU
VITAMIN A

I II III IV V

MEI
JULI

JUNI

APRIL

MARET

PMT PEMULIHAN
JANUARI
I II III

OKTOBER

TANGGAL
FEBRUARI
AGUSTUS
DESEMBER

NOVEMBER

SEPTEMBER

UMUR KEHAMILAN

ALAMAT KELOMPOK DASAWISMA


KAPSUL 2X DAPET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Buku Panduan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI


37

3/30/2011
10�27�35 AM
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 4:
PENGISIAN FORMAT IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA POSYANDU

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi nama ibu yang ada di wilayah kerja Posyandu
3 Diisi umur ibu hamil bersangkutan
4 Diisi nama kelompok Dasawisma (RT/RW) dimana ini tinggal
5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat kehamilannya
Diisi dengan umur (berapa bulan) kehamilan, saat ibu tersebut datang
6
pertama kali ke Posyandu
Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk dihitung juga anak yang
7
meninggal
8 Diisi hasil pengukuran dengan LILA
9 Diisi dengan tanggal dan bulan apabila menerima PMT pemulihan

10-21 Diisi dengan hasil penimbangan


Diisi dengan jumlah berapa bungkus Tablet Tambah Darah ke I, II, III yang
22-24
diterima
25-29 Diisi dengan tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, III, IV, V

30 Diisi tanggal dan bulan pemberian kapsul Vitamin A


Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam kolom yang
31
ada

38 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 38 3/30/2011 10�27�35 AM


BUKU KADAR GIZI.indd
39
FORMAT 5 :

POSYANDU :
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KAB/KODYA :

JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PETUGAS HADIR


BAYI BALITA IBU JUMLAH BAYI
IBU HAMIL, KADER PLKB MEDIS
NO BULAN WUS KET
MELAHIRKAN, PKK DAN
0-12 BULAN 1-5 TAHUN PUS HAMIL MENYUSUI LAHIR WAFAT
NIFAS POSYANDU PARAMEDIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Buku Panduan Kader Posyandu

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI


39

3/30/2011
10�27�35 AM
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 5:
PENGISIAN DATA POSYANDU

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
3 Diisi jumlah bayi umur 0-12 bulan yang datang ke Posyandu saat itu
4 Diisi jumlah balita umur 1-5 tahun yang datang ke Posyandu saat itu
5 Diisi jumlah WUS yang datang mendapatkan Pelayanan di Posyandu
6 Diisi jumlah PUS yang datang mendapatkan Pelayanan di Posyandu
7 Diisi jumlah ibu hamil yang datang mendapatkan Pelayanan di Posyandu
Diisi jumlah ibu menyusui yang datang mendapatkan Pelayanan di
8
Posyandu
Diisi jumlah bayi yang lahir saat pertama kali Posyandu dibuka (bulan
9
tertentu)
10 Diisi jumlah bayi yang meninggal saat itu
11 Diisi jumlah ibu hamil melahirkan, nifas yang meninggal saat itu
12 Diisi jumlah kader PKK yang hadir pada saat itu
13 Diisi jumlah PLKB yang hadir saat itu
14 Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat itu
Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam kolom yang
15
ada

40 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 40 3/30/2011 10�27�35 AM


10�27�36 AM 3/30/2011 41 BUKU KADAR GIZI.indd
41 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI
1

NO
2
POSYANDU

BULAN
KAB/KODYA
KECAMATAN
FORMAT 6 :

DESA/KELURAHAN

JUMLAH
:
:
:
:

IBU HAMIL

JUMLAH YANG
4

MEMERIKSAKAN DIRI
JUMLAH YANG
5

MENDAPAT FE
DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU

JUMLAH IBU YANG MENYUSUI


JUMLAH IBU NIFAS YANG MENDAPAT KAPSUL
7

VITAMIN A
8

KONDOM
9

PIL
ULANG

SUNTIK
10
JUMLAH PESERTA KB YANG

JUMLAH BALITA SASARAN


11

POSYANDU (S)
YANG MEMILIKI KMS / BUKU
12

KIA (K)
YANG DITIMBANG (D)
13

YANG NAIK (N)


14

YANG BGM
15
MENDAPAT PELAYANAN PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA (JUMLAH)

YANG MENDAPAT KAPSUL


16

VITAMIN A
YANG MENDAPAT PMT
17
DAN BALITA
JUMLAH BAYI

PENYULUHAN
HB 0 (HB NOL)
18

BCG
19
I
20
II
21
POLIO

III

22
IV

23
I

24
JUMLAH BAYI YANG DIIMUNISASI

II

25
DPT/HB
III

26
CAMPAK

27
28
I

29
II

30
III

31
IV

DAPAT IMUNISASI TT

32
JUMLAH WUS DAN BUMIL YANG
V
JML BALITA

33
DIARE
JML YG MENDAP ORALIT

34
MENDERITA
BALITA YANG
KETERANGAN

35
Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu

PENJELASAN FORMAT 6:
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi bulan saat posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
3 Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat itu
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
5 Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe
6 Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
7 Diisi jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul Vitamin A
Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa kondom, pil, dan
8-10
suntikan.
Diisi jumlah semua bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu yang
11
menjadi sasaran pelayanan Posyandu (S)
12 Diisi jumlah bayi dan balita yang punya KMS (K)
13 Diisi jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang (D)
14 Diisi jumlah bayi dan balita yang ditimbang dan naik timbangannya (N)
Diisi jumlah yang setelah penimbangan dan pencatatan diketemukan berada
15
di Bawah Garis Merah (BGM)
16 Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapatkan Vitamin A
17 Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapat PMT Penyuluhan
18 Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapatkan Imunisasi HB0 (HB Nol)
19 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi BCG
20-23 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Polio I, II, III, dan IV
24-26 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi DPT/HB I, II, dan III
27 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Campak
28-32 Diisi jumlah wus dan bumil yang mendapatkan Imunisasi TT I, II, III, IV, dan V
33 Diisi jumlah balita yang menderita diare
34 Diisi jumlah balita diare yang mendapatkan oralit
Diisi penjelasan-penjelasan/keterangan yang belum tertampung dalam
35
kolom yang ada

42 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 42 3/30/2011 10�27�36 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bab V
Penyuluhan di Posyandu

A. P
enyuluhan

Apa itu Penyuluhan?



Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada seseorang
atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.
Di Posyandu, penyuluhan yang diberikan biasanya berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak.

Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan untuk perorangan, kelompok antara lain melalui
diskusi kelompok terarah, simulasi, demonstrasi/ praktik yang melibatkan peserta, dll.

Penyuluhan perorangan Penyuluhan kelompok

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 43

BUKU KADAR GIZI.indd 43 3/30/2011 10�27�36 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Kiat Melakukan Penyuluhan yang Menarik?

• Informasi yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan peserta


yang datang ke Posyandu.
• Dalam melaksanakan penyuluhan, dapat menggunakan berbagai jenis media
antara lain lembar balik, kartu konseling, poster, buklet, leaflet/brosur, lembar
simulasi, cerita bergambar, dan sebagainya.
• Penjelasan diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh masyarakat.
• Saran yang diberikan jelas dan praktis sehingga bisa langsung dilaksanakan oleh
sasaran.
• Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya, bukan hanya mendengarkan
saja.

Bagaimana sikap kader dalam memberikan penyuluhan?

• Bersikap sabar
• Mendengarkan dan tidak mendominasi
• Menghargai pendapat
• Bersikap sederajat, ramah, dan akrab
• Tidak memihak, menilai dan mengkritik
• Bersikap terbuka

B. Materi Penyuluhan

1. Pertumbuhan dan perkembangan balita

a. Pertumbuhan Balita

Bagaimana Cara Memantau Pertumbuhan Balita?

Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan menimbang berat badan anak
setiap bulan. Hasil penimbangan balita diterjemahkan ke dalam KMS/Buku
KIA yang menghasilkan status pertumbuhan balita (Naik/Tidak Naik).

44 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 44 3/30/2011 10�27�36 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

INDONESIA
SEHAT
2010
KMS
KARTU MENUJU SEHAT
INDONESIA
SEHAT
2010
KMS
KARTU MENUJU SEHAT
Untuk Laki-Laki Untuk Laki-Laki

Nama Anak : ...................................... Nama Anak : ......................................


Tanggal Lahir : ...................................... Tanggal Lahir : ......................................
Berat badan Waktu Lahir : ...................................... Berat badan Waktu Lahir : ......................................
Panjang badan Waktu Lahir : ...................................... Panjang badan Waktu Lahir : ......................................
Nama Ayah : ...................................... Nama Ayah : ......................................
Nama Ibu : ...................................... Nama Ibu : ......................................
Alamat : ...................................... Alamat : ......................................
Posyandu : ...................................... Posyandu : ......................................
Tanggal Pendaftaran : ...................................... Tanggal Pendaftaran : ......................................

BAWALAH KMS SETIAP KALI KE POSYANDU BAWALAH KMS SETIAP KALI KE POSYANDU
/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT /PUSKESMAS/RUMAH SAKIT

Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan RI


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
2010 2010

Apa Fungsi KMS?

• Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak.


• Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak.
• Sebagai alat edukasi, melalui pesan-pesan dasar yang dicantumkan dalam
KMS.

Apa Manfaat KMS?

• Bagi orang tua


Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Apabila
diketahui ada gangguan pertumbuhan (contoh: berat badan tidak naik),
orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan
makan lebih banyak atau membawa anak ke sarana/fasilitas pelayanan
kesehatan. Orang tua balita juga dapat mengetahui apakah anaknya telah
mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap, serta mendapatkan kapsul
Vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 45

BUKU KADAR GIZI.indd 45 3/30/2011 10�27�37 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul
Vitamin A serta hasil penimbangan. Hasil penentuan status pertumbuhan
anak dalam KMS dapat digunakan oleh kader sebagai dasar untuk melakukan
rujukan bila anak diketahui mengalami gangguan pertumbuhan. KMS juga
dapat digunakan kader untuk memberikan pujian pada ibu yang berat
badan anaknya naik, serta untuk mengingatkan ibu agar menimbangkan
anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya.

• Bagi petugas kesehatan

46 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 46 3/30/2011 10�27�38 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Menindaklanjuti Hasil Penimbangan?

Berat badan naik :


• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu.
• Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
• Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan
nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
• Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.

Berat badan tidak naik 1 kali :


• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu.
• Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
• Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll) dan kebiasaan makan anak.
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu.
• Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya.
• Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.

Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM) :
• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.
• Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
• Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll) dan kebiasaan makan anak.
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu.
• Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya.
• Rujuk anak ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 47

BUKU KADAR GIZI.indd 47 3/30/2011 10�27�38 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. Perkembangan Balita

Umur Gerakan Kemampuan Bicara

1 bulan 1 bulan
• Menatap • Mengeluarkan suara o..o..o..
• Tersenyum
• Menggerakkan tangan dan kaki
0-4 bulan
3 bulan 3 bulan
• Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap • Mengoceh spontan atau bereaksi dengan
• Tertawa mengoceh
• Menggerakkan kepala ke kiri dan kanan
4 bulan 4 bulan
• Tengkurap • Tersenyum ketika melihat mainan/gambar
• Menggerakkan mata ke kanan dan kiri yang menarik
mengikuti benda di depan matanya
4-6 bulan
6 bulan 6 bulan
• Berbalik dari telungkup ke terlentang • Menirukan bunyi
• Meraih benda didekatnya
• Menggenggam mainan
9 bulan 9 bulan
• Duduk • Mengucap ma..ma.. pa..pa..
• Memegang benda kecil
• Berdiri dengan bantuan
6-12 bulan • Merambat
• Makan kue/biskuit sendiri
12 bulan 12 bulan
• Berdiri dan berjalan berpegangan • Menirukan kata sederhana
• Menunjuk apa yang diinginkan
2 tahun 2 tahun
• Naik tangga dan berlari-lari • Menyebut 3-6 kata yang memiliki arti (bola,
1-2 tahun • Mencoret-coret dengan pensil di kertas piring, dsb)
• Memegang cangkir sendiri • Menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
• Belajar makan minum sendiri
3 tahun 3 tahun
• Mengayuh sepeda roda tiga • Berbicara dengan baik menggunakan 2 kata
• Berdiri diatas satu kaki tanpa berpegangan • Mengenal 2-4 warna
2-3 tahun • Menggambar garis lurus • Menyebut nama, umur, dan tempat
• Bermain dengan teman
• Melepas pakaian sendiri
• Mengenakan sepatu sendiri
5 tahun 5 tahun
• Melompat 1 kaki, menari, dan berjalan lurus • Menjawab pertanyaan dengan kata-kata
• Menggambar orang 3 bagian yang benar
3-5 tahun • Menggambar tanda silang dan lingkaran • Menyebut angka
• Menangkap bola kecil dengan kedua tangan • Menghitung jari
• Berpakaian sendiri tanpa dibantu • Bicara mudah dimengerti
• Mengancing baju atau pakaian boneka
• Menggosok gigi tanpa bantuan

48 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 48 3/30/2011 10�27�38 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

2. Makanan sehat untuk anak balita



Apa itu Inisiasi Menyusu dini (IMD)?

Inisiasi menyusui Dini (IMD) adalah bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi)
menyusu sendiri segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan bayi menempel
di dada atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari puting dan menyusu
sampai puas. Proses ini berlangsung minimal satu jam pertama sejak bayi lahir.

Apa Manfaat IMD?



IMD membantu menghangatkan bayi, memberikan perlindungan alamiah bagi
bayi, membentuk kekebalan tubuh bayi, serta mengurangi perdarahan setelah
persalinan pada ibu.

Apa Itu Kolostrum? Apa Manfaatnya?



Kolostrum adalah Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar berwarna
kekuningan. Kolostrum bermanfaat untuk kekebalan tubuh bayi.

Apa itu ASI Eksklusif?



ASI Eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai 6
bulan.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 49

BUKU KADAR GIZI.indd 49 3/30/2011 10�27�46 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Apa Manfaat ASI?

Bagi Bayi:
• Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi seluruh kebutuhan bayi
sampai usia 6 bulan.
• Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
• Pemberian ASI Eksklusif membuat perkembangan motorik dan kognitif
bayi lebih cepat.
• Meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dan Ibu.

Bagi Ibu:
• Mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium.
• Sebagai alat kontrasepsi alamiah.
• Mengembalikan berat badan Ibu seperti sebelum hamil.
• Mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mencegah anemia.
• Ekonomis, praktis, Higienis.

“Berikan ASI saja pada bayi hingga usia 6 bulan, lanjutkan hingga 2 tahun”

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Apa itu MP-ASI?

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, diberikan


kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi gizi selain dari ASI.

MP-ASI berupa makanan


padat atau cair yang
diberikan secara bertahap
sesuai dengan usia dan
kemampuan pencernaan
bayi/anak.

50 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 50 3/30/2011 10�27�47 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Mengapa bayi dan anak harus mendapat MP-ASI?

Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan 1/2 atau lebih kebutuhan gizi bayi,
dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya sehingga
MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi berusia 6 bulan.

Apa saja macam MP-ASI?

• MP-ASI dari bahan makanan lokal yang dibuat sendiri.


• MP-ASI pabrikan dalam bentuk bungkusan, kaleng, atau botol.

Apa saja bentuk MP-ASI?

• Makanan lumat
contoh : tomat saring, pepaya lumat, bubur ikan, tempe, sayuran
dilumatkan.
• Makanan lembik atau cincang
contoh : bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau.
• Makanan keluarga
contoh : nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 51

BUKU KADAR GIZI.indd 51 3/30/2011 10�27�49 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana pola pemberian ASI dan MP-ASI untuk bayi dan anak?

Makanan Makanan Makanan


Umur (bulan) ASI
Lumat Lembik Keluarga

0-6

6-9

9-12

12-24

Berapa frekuensi dan jumlah MP-ASI yang diberikan?

Umur Frekuensi Jumlah


6-9 bln 3x makanan lumat + ASI Secara bertahap ditingkatkan mulai
dari 2/3 mangkuk ukuran 250 ml
tiap kali makan

9-12 bln 3x makanan lembik + 3/4 mangkuk ukuran 250 ml


2x makanan selingan + ASI

12-24 bln 3x makanan keluarga + Semangkuk penuh ukuran 250ml


2x makanan selingan + ASI

52 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 52 3/30/2011 10�27�49 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Apa yang perlu diperhatikan bila anak mulai makan MP-ASI?

• MP-ASI yang diberikan pertama sebaiknya adalah makanan lumat berbahan


dasar makanan pokok terutama beras/tepung beras.
• Bila bayi sudah mulai makan MP-ASI, bayi memerlukan waktu untuk
membiasakan diri pada rasa maupun bentuk makanan baru tersebut.
• Makanan yang bergizi seimbang sangat baik untuk anak. Dalam satu
kali makanan sebaiknya terdiri dari sumber karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, sayur, dilengkapi dengan buah.
• Makanan sumber karbohidrat berasal dari beras, jagung, ubi, kentang,
singkong, sagu, dll.
• Makanan sumber protein nabati berasal dari kacang-kacangan dan hasil
olahannya (tempe, tahu, dll).
• Berikan makanan selingan lebih sering dengan porsi kecil, seperti roti atau
biskuits yang dioles dengan mentega/selai kacang/meises, buah, dan kue.
• Makanan selingan yang tidak baik adalah makanan yang banyak
mengandung gula, tetapi kurang zat gizi lainnya, seperti minuman bersoda,
minuman buah yang manis, permen, es lilin, dan kue yang terlalu manis.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 53

BUKU KADAR GIZI.indd 53 3/30/2011 10�27�50 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana cara pemberian MP-ASI?

Seorang anak perlu belajar bagaimana cara makan, mencoba rasa, dan tekstur
makanan baru, anak perlu belajar mengunyah makanan, dan menelannya
dengan cara:
• Memberi perhatian disertai senyum dan kasih sayang.
• Menatap mata anak dan mengucapkan kata-kata yang mendorong anak
untuk makan.
• Memberi makan anak dengan sabar dan tidak tergesa-gesa.
• Menunggu bila anak sedang berhenti makan dan suapi lagi setelah
beberapa saat tanpa memaksa.
• Mencoba berbagai campuran bahan makanan, rasa, dan tekstur agar anak
suka makan.
• Memberi makanan yang dipotong kecil, sehingga anak dapat belajar
memegang dan makan sendiri.

54 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 54 3/30/2011 10�27�50 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

3. Anemia

Bagaimana tanda anemia atau kurang darah?


berkunang-kunang, lemah, lesu, cepat lelah dan mengantuk, kuku dan wajah
pucat.

Bagaimana cara mencegah kurang darah?


• Setiap ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 90 hari
dan dilanjutkan sampai masa nifas berakhir.

• Mengatur jarak kelahiran dan membatasi kehamilan dengan ber-KB.


• Makan makanan sumber hewani seperti telur, ikan, daging, dan hati serta
makanan sumber nabati seperti kacang-kacangan dan sayuran berwarna.

• Remaja putri minum TTD


satu hari satu tablet selama
haid ditambah satu minggu
satu kali.
• Minumlah TTD sebelum
tidur.
• Dianjurkan mengkonsumsi
sumber Vitamin C (buah-
buahan) untuk membantu
penyerapan zat besi.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 55

BUKU KADAR GIZI.indd 55 3/30/2011 10�27�51 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Penyebab GAKY:

• Makanan dan air yang digunakan setiap hari


untuk mengolah makanan dan minum, tidak
(kurang) mengandung yodium.

• Kebiasaan keluarga yang tidak menggunakan


garam beryodium dalam mengolah makanan
sehari-hari. Khususnya keluarga yang tinggal
di daerah endemis gondok.

Akibat GAKY:

• Perkembangan kemampuan anak dan tingkat kecerdasan anak terhambat


(IQ rendah).

• Pertumbuhan jasmani terhambat:


- Tinggi badan terhambat.
- Gangguan pada syaraf gerak. Semua
gerakannya sangat lamban.
- Gangguan pendengaran.
- Penderitanya tuli.
- Pada gangguan TINGKAT BERAT,
penderitanya mengalami cebol (KRETIN).

• Penderitanya mengalami pembesaran kelenjar gondok pada leher. Jika ibu


hamil menderita GAKY, kemungkinan dapat menderita keguguran atau
bayinya mati saat dilahirkan.

56 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 56 3/30/2011 10�27�51 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Mencegah GAKY:

• Setiap kali memasak


makanan keluarga, gunakan
selalu garam beryodium.

• Aduk terlebih dahulu


garam beryodium sebelum
digunakan.

• Laporkan segera kepada


petugas kesehatan apabila
anda menemukan penderita
GAKY seperti gondok dan
kretin.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 57

BUKU KADAR GIZI.indd 57 3/30/2011 10�27�52 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

5. Vitamin A Untuk Balita



Apa saja makanan sumber Vitamin A?

Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk,
serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga
dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).

Apa akibat kekurangan Vitamin A?

• Menurunnya daya tahan tubuh terhadap


serangan penyakit
• Penyakit mata yang disebut Xeropthalmia
yang bila tidak ditangani dapat
mengakibatkan kebutaan

Bagaimana mencegah kekurangan Vitamin A?

• Makan makanan sumber Vitamin A


• Sayuran ditumis atau dimasak dengan santan/minyak sebab vitamin A
larut dengan santan/minyak
• Memberikan kapsul Vitamin A pada balita:

Bayi umur 6-11 bulan diberi 1 kapsul Anak umur 12-59 bulan diberi 1 kapsul
Vitamin A biru bulan Februari atau Vitamin A merah bulan Februari dan
Agustus Agustus

58 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 58 3/30/2011 10�27�53 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

6. Pemanfaatan Pekarangan

• Pekarangan perlu dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan


gizi keluarga
• Setiap jengkal lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk tanaman
sayuran, dan buah-buahan, kandang ternak, atau kolam ikan
• Jika lahan sempit, dapat dibuat anjang-anjang untuk tanaman rambat atau
tanaman dalam pot

Pekarangan sempit Pekarangan luas

Apa saja keuntungan yang dapat diperoleh dari pekarangan?

• Sebagai sumber tambahan pangan yang bergizi untuk keluarga


• Hasil yang diperoleh dapat dijual untuk tambahan belanja keluarga atau
disumbangkan ke posyandu untuk bahan PMT balita.
• Kotoran ternak atau sampah dijadikan pupuk

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 59

BUKU KADAR GIZI.indd 59 3/30/2011 10�27�55 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

7. PMT Penyuluhan

• PMT penyuluhan ditujukan untuk memberikan contoh pada orang tua


balita bagaimana menyiapkan makanan yang baik dan benar serta bergizi
seimbang

• PMT penyuluhan diutamakan terbuat dari bahan makanan yang mudah


didapat diwilayah masing-masing

60 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 60 3/30/2011 10�27�57 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

8. Keluarga Berencana (KB)

Apa itu KB?



KB adalah upaya pengaturan kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Apa Manfaat ber-KB?

Bagi Ibu:
- Menjaga kesehatan fisik dan kesehatan reproduksinya lebih optimal
- Mencegah terjadinya pendarahan setelah melahirkan
- Merencanakan dan mengatur kelahiran anak-anaknya
- Mendekatkan ibu terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan
- Meningkatkan keharmonisan keluarga

Bagi Anak:
- Mencegah kurang gizi
- Memberi peluang kepada setiap anak untuk mendapatkan perhatian dan
kasih sayang orang tua
- Kebutuhan ASI Eksklusif 6 bulan dapat terpenuhi

Informasi bagi kader posyandu dalam penyuluhan tentang Keluarga Berencana


adalah sebagai berikut:

Pahami dan pastikan pilihan cara KB jangka pendek

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 61

BUKU KADAR GIZI.indd 61 3/30/2011 10�27�58 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Macam-macam alat kontrasepsi jangka pendek:


- Kondom
Kelebihan : murah dan mudah didapat, mudah dipakai sendiri, mencegah
penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS
- Pil KB
- Suntik KB bulanan /tiga bulanan

Menggunakan alat kontrsepsi jangka panjang:


- IUD/Spiral/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
- Susuk KB/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
- Tubektomi/kontap wanita
- Vasektomi/kontap pria

9. Kesehatan Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Ibu Menyusui

a. IBU HAMIL

Apa yang harus dilakukan oleh Ibu Hamil?

• Memeriksakan kehamilan secara rutin



Ibu hamil perlu memeriksakan
diri ke petugas kesehatan
minimal 4 kali selama
kehamilan; mengukur tinggi
badan pada saat pertama
kali datang; mengukur LiLA,
menimbang berat badan,
mengukur tekanan darah dan
besarnya kandungan setiap
kali periksa.

62 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 62 3/30/2011 10�27�59 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Minum 1 pil tambah darah setiap hari selama 90 hari.

• Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan


untuk mencegah tetanus pada bayi.

• Mengikuti kelas ibu hamil

• Mempersiapkan kelahiran (persalinan)


Ibu perlu bertanya kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan
persalinan didampingi suami, dan mempersiapkan biaya persalinan;
memilih tempat persalinan (Puskesmas, Rumah Sakit, Rumah
Bersalin); berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang rencana
KB setelah melahirkan; mempersiapkan orang yang bersedia menjadi
donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 63

BUKU KADAR GIZI.indd 63 3/30/2011 10�28�00 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Merawat diri dan kehamilan dengan baik


Ibu perlu merawat diri dan kehamilannya dengan baik dengan
cara mandi dan gosok gigi teratur, sering mengelus-elus perut
dan berbicara dengan bayi setelah kandungan berumur 4 bulan,
mengurangi kerja berat, istirahat berbaring dengan posisi miring
sekurangnya 1 jam di siang hari, tidur menggunakan kelambu tanpa
memakai obat nyamuk bakar atau semprot. Ibu hamil perlu juga
melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan puting
secara rutin.

Bagaimana Anjuran Makan untuk Ibu Hamil?

• Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah


yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur dan
buah
• Gunakan garam beryodium setiap kali memasak
• Biasakan makan pagi
• Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari
• Hindari minuman beralkohol
• Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan,
pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi,
singkong, biskuit dan buah. Makan dengan porsi kecil dan sering.
• Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena
akan membahayakan kandungan.

64 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 64 3/30/2011 10�28�00 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Apa yang dimaksud dengan kehamilan berisiko?

Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang terjadi karena:


a. 4 (empat) Terlalu
1. Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
2. Terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun)
3. Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3, berisiko tinggi)
4. Terlalu dekat/rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun)

b. 3 (tiga) Terlambat
1. Terlambat membuat keputusan untuk mencari upaya
penanganan medis kedaruratan
2. Terlambatnya ibu hamil tiba di sarana kesehatan yang sesuai
3. Terlambat memperoleh pertolongan kedaruratan medis

Apa saja Tanda Bahaya Pada Kehamilan?



Tanda bahaya pada kehamilan bisa
menyebabkan keguguran atau
kelahiran dini (prematur) yang
membahayakan ibu dan bayi. Ibu
perlu segera dibawa ke petugas
kesehatan didampingi suami atau
keluarga bila mengalami tanda
bahaya kehamilan.
• Perdarahan pada hamil muda
atau hamil tua
• Bengkak kaki, tangan, atau
wajah disertai sakit kepala dan
atau kejang

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 65

BUKU KADAR GIZI.indd 65 3/30/2011 10�28�00 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Demam atau panas tinggi


• Air ketuban keluar sebelum waktunya
• Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
• Muntah terus dan tidak mau makan

Apa saja gejala yang menyertai kehamilan?

• Batuk lama
• Lemah, letih, lesu
• Jantung berdebar
• Gatal-gatal pada kemaluan
• Keluar keputihan

Apa Saja Tanda Bayi Akan Lahir?

Beberapa tanda bayi akan segera lahir :


• Perut mulas semakin sering dan
semakin lama
• Keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir
• Keluar air ketuban dari jalan lahir

Ibu hamil perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan

66 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 66 3/30/2011 10�28�00 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. IBU NIFAS

Bagaimana Perawatan Kesehatan yang Benar untuk Ibu Nifas?

• Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul


segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam
berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas).
• Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
• Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada
minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam.

• Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat


hamil.
• Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih.
• Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering
mungkin.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 67

BUKU KADAR GIZI.indd 67 3/30/2011 10�28�00 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Apa Saja Tanda Bahaya dan Penyakit yang Bisa terjadi Saat Nifas?

• Perdarahan lewat jalan lahir


• Keluar cairan berbau dari jalan lahir
• Demam
• Bengkak di muka, tangan atau kaki, disertai sakit kepala dan atau
kejang
• Nyeri atau panas di daerah tungkai
• Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
• Puting lecet
• Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak
peduli pada bayinya

68 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 68 3/30/2011 10�28�02 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

c. IBU MENYUSUI

Bagaimana Ibu Harus Menyusui?

• Ibu dapat menyusui sesering


mungkin semau bayi paling
sedikit 8 kali sehari
• Jika bayi tidur lebih dari 3
jam, bangunkan lalu susui
• Ibu dapat menyusui sampai
payudara terasa kosong, lalu
pindah ke payudara disisi
yang lain
• Ibu harus membiasakan diri
mencuci tangan dengan
sabun saat akan memegang
bayi, sesudah buang air
besar atau kecil, dan sesudah
menceboki anak

10. Penyakit menular berbasis lingkungan

a. CAMPAK

Apa Itu Campak?

Campak atau tampek atau gabag adalah penyakit yang ditandai dengan
demam dan bercak kemerahan pada wajah atau tubuh terutama menyerang
anak-anak.

Apa Gejala dan Tanda Penyakit Campak?

• Demam atau panas tinggi


• Timbul bercak kemerahan pada wajah atau tubuh
• Disertai batuk pilek
• Kadang-kadang disertai mata merah

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 69

BUKU KADAR GIZI.indd 69 3/30/2011 10�28�02 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Siapa yang berisiko terkena campak?

• Setiap orang yang kontak dan terpapar dengan penderita campak


terutama anak-anak.
• Anak yang tinggal di daerah padat dan status sosial ekonomi
rendah.
• Anak penderita Kurang Vitamin A (KVA) dan kurang gizi lainnya.
• Anak dengan kekebalan tubuh rendah (termasuk anak yang terinfeksi
HIV).

Jika ditemukan anak dengan gejala dan tanda campak, segera
laporkan kepada Kepala Desa/Lurah dan Puskesmas/petugas
kesehatan terdekat (bidan, perawat, mantri, dokter); selama
pengobatan penderita dianjurkan untuk tetap tinggal di rumah
sampai sembuh agar tidak menularkan kepada anak lain.

70 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 70 3/30/2011 10�28�03 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Selain Pengobatan, Suplementasi Apa yang Perlu Diberikan untuk


Penderita Campak? Bagaimana Dosis Pemberiannya?

Penderita campak perlu mendapatkan kapsul Vitamin A untuk membantu
meningkatkan imunitas, memperbaiki jaringan yang rusak, menurunkan
risiko terkena yang kedua kalinya, sekaligus memperbaiki status vitamin A
anak.

Dosis pemberiannya adalah sebagai berikut:

Usia Segera setelah Keesokan harinya Dua minggu


diagnosa kemudian
< 6 bulan 50.000 IU 50.000 IU 50.000 IU
6-11 bulan 100.000 IU 100.000 IU 100.000 IU
≥ 12 bulan 200.000 IU 200.000 IU 200.000 IU

Apa akibatnya jika campak tidak segera diobati?

Terjadi komplikasi seperti:


• Radang paru
• Diare berat
• Infeksi telinga
• Radang otak
• Kebutaan

Pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan kematian

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 71

BUKU KADAR GIZI.indd 71 3/30/2011 10�28�03 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Apa Itu DBD?

DBD atau demam berdarah adalah


penyakit menular yang ditandai
dengan panas tinggi mendadak tanpa
sebab yang jelas diserta bintik-bintik
merah pada kulit.

Apa Penyebab DBD?

DBD Disebabkan oleh kuman (virus dengue) yang ditularkan melalui


gigitan nyamuk Aedes aegepti.

Dimana Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegepti?

Nyamuk Aedes aegepti bertelur di tempat penampungan air dan genangan


air bersih seperti bak mandi, talang air, vas bunga, ember, drum, ban
bekas.

Bagaimana Seseorang dapat Tertular DBD?

• Melalui gigitan nyamuk


Aedes aegepti yang sering
menggigit manusia saat pagi
hingga sore hari.
• Nyamuk Aedes aegepti yang
menggigit penderita DBD
dapat menularkan kepada
orang sehat.

72 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 72 3/30/2011 10�28�03 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Siklus Penularan DBD?

• Nyamuk menggigit penderita DBD sehingga virus dengue ikut


terhisap masuk kedalam perut nyamuk.
• Virus akan berkembang biak dalam tubuh dan menjadi cukup banyak
dalam waktu 8 hari (matang).
• Nyamuk menggigit orang lain yang masih sehat dan virus dalam
tubuh nyamuk ikut masuk ke tubuh orang sehat sehingga orang ini
bisa tertular dan menjadi sakit.

Siapa yang Berisiko Terkena DBD?



DBD dapat menyerang semua orang terutama di daerah padat penduduk
dan sering terjadi pada musim hujan karena jumlah nyamuk meningkat.

Apa Gejala atau Tanda DBD?

• Panas tinggi mendadak


• Bintik-bintik merah pada kulit dan tidak hilang jika ditekan
• Nyeri ulu hati (sakit perut)
• Mungkin terjadi mimisan, muntah darah, atau berak bercampur
darah
• Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin
berkeringat. Bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal
dunia

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ditemukan Gejala/Tanda DBD?

• Beri air minum yang banyak


• Kompres air hangat
• Segera lapor dan bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk
memastikan penyakitnya dan mendapat pertolongan yang cepat
dan tepat.
• Memberi tahu kepala desa/lurah agar mengajak masyarakat sekitarnya
untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 73

BUKU KADAR GIZI.indd 73 3/30/2011 10�28�03 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Cara Mencegah DBD?

• PSN DBD melalui 3M plus:


- Menguras tempat penampungan
air sekurangnya seminggu sekali.
- Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air.
- Menguburkan, mengumpulkan,
memanfaatkan atau menyingkirkan
barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan seperti
kaleng bekas, plastik bekas, dll.
- Plus :
• Ganti air vas bunga, tempat
minuman burung dan tempat-
tempat lainnya seminggu
sekali.
• Perbaiki saluran dan talang
air yang tidak lancar/rusak.
• Tutup lubang pada potongan
bambu, pohon, dan lainnya
misalnya dengan tanah.
• Menabur racun pembasmi jentik (larvasidasi) khususnya
bagi tempat penampungan air yang sulit dikuras atau
daerah sulit air.
• Menebarkan ikan pemakan jentik seperti kepala timah,
gepi, ditempat penampungan air yang ada disekitar
rumah.
• Tidur memakai kelambu.
• Memakai obat nyamuk.
• Memasang kawat kasa pada lubang angin di rumah.

74 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 74 3/30/2011 10�28�05 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

c. MALARIA

Apa Itu Malaria?



Malaria adalah penyakit
dengan gejala demam
(panas), berkeringat dan
menggigil, yang ditularkan
oleh nyamuk Malaria
(Anopheles).

Siapa yang Dapat Tertular Malaria?

Malaria dapat menyerang semua orang.

Bagaimana Gejala dan Tanda Malaria?

• Demam menggigil, berkeringat, dan biasanya disertai sakit kepala.


• Wajah terlihat pucat.
• Kadang badan terasa lemah, mual/muntah, tidak nafsu makan.
• Pada anak-anak dapat disertai dengan diare.
• Sakit kepala yang berat, terus menerus khususnya pada infeksi
Plasmodium falciparum.
• Dalam keadaan menahun (kronis) gejala di atas disertai
pembengkakan limpa.
• Pada malaria berat gejala di atas disertai kejang-kejang dan
penurunan kesadaran sampai koma.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ditemukan Gejala/Tanda Malaria?

• Segera lapor dan bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk


memastikan penyakitnya dan mendapat pertolongan yang cepat
dan tepat.
• Memberi tahu kepala desa/lurah agar mengajak masyarakat
sekitarnya untuk melakukan kegiatan pencegahan.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 75

BUKU KADAR GIZI.indd 75 3/30/2011 10�28�05 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Cara Mencegah Malaria?

• Tidur memakai kelambu


• Memakai obat nyamuk
• Memasang kawat kasa pada ventilasi
rumah
• Pemberantasan sarang nyamuk dengan
cara:
- Membersihkan lumut pada
genangan air
- Menebarkan ikan pemakan jentik
- Menimbun dan mengalirkan
genangan air
- Membersihkan semak-semak
disekitar rumah

d. DIARE

Apa Itu Diare?

Diare adalah berak (buang air besar) encer


atau bahkan dapat berupa air saja lebih
sering dari biasanya (lebih dari 3 kali / hari)

Apa yang Menjadi Penyebab Diare?

• Kuman (bakteri,virus)
• Keracunan makanan
• Alergi
• Tidak tahan terhadap makanan tertentu

Apa Bahaya Diare?

• Penderita kehilangan cairan tubuh


• Penderita merasa lesu dan lemas
• Penderita dapat meninggal akibat kehilangan cairan tubuh bila tidak
segera ditolong (mengganti cairan yang hilang)

76 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 76 3/30/2011 10�28�05 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Kuman Bisa masuk ke Dalam Tubuh Manusia?

Kuman masuk melalui makanan, minuman, peralatan yang tercemar:


• Makan makanan yang dihinggapi lalat
• Makan makanan basi/kotor
• Minum air yang tidak dimasak
• Makan tanpa cuci tangan pakai sabun (CTPS)
• Peralatan makan dan minum yang tidak bersih

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 77

BUKU KADAR GIZI.indd 77 3/30/2011 10�28�06 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Bagaimana Tanda dan Gejala Diare?

Berak encer yang kadang-kadang disertai dengan:


• Muntah
• Demam, mata cekung
• Berak berdarah
• Anak tidak mau makan, rewel
• Badan lesu, lemas

Keadaan Apa yang Dapat Menimbulkan Diare?

• Berak di sembarang tempat


• Membuang tinja anak di sembarang tempat
• Tidak cuci tangan pakai sabun setelah berak
• Membiarkan makanan tanpa tutup sehingga mudah dihinggapi lalat
dan serangga lainnya

Bagaimana Cara Mencegah Diare?

• Berak/membuang tinja anak harus di jamban / WC


• Cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah berak dan sebelum
menyiapkan makanan

78 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 78 3/30/2011 10�28�06 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Berikan ASI saja sampai anak usia 6 bulan


• Memberikan susu jangan menggunakan botol dan dot sebaiknya
gunakan gelas atau cangkir
• Cucilah sayuran, buah dan bahan makanan sebelum dimasak
• Selalu meminum air yang telah direbus
• Makanan/minuman harus bebas dari serangga/lalat

Bagaimana Cara Menolong Penderita Diare?

• Segera berikan cairan (minum) yang banyak dengan cairan yang


tersedia di rumah (sop, kuah sayur, air tajin, air teh, air matang).
• Bila tersedia oralit, berikan oralit karena oralit adalah cairan terbaik
untuk Diare
• ASI tetap diberikan
• Berikan makanan seperti biasa atau makanan lunak, tidak merangsang
(pedas, asam)
• Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering
• Bawalah anak ke Puskesmas/petugas kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan lanjutan (Tablet Zink)

ORALIT : ADALAH CAIRAN TERBAIK UNTUK PENDERITA DIARE



Bagaimana Cara Membuat Oralit?

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 79

BUKU KADAR GIZI.indd 79 3/30/2011 10�28�07 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

• Cuci tangan pakai air dan sabun


• Siapkan 1 gelas air matang (200 cc)
• Ambil 1 bungkus oralit, goyang-goyangkan, pastikan ada bunyi
kresek.
• Gunting, masukkan isinya ke dalam gelas
• Aduk sampai larut

Bagaimana Cara Pemberian Oralit?

• Berikan dengan menggunakan sendok atau gelas sedikit demi sedikit


sampai habis.
• Bila anak muntah, pemberian dihentikan untuk sementara (kira-kira
10 menit) kemudian dilanjutkan lagi secara perlahan-lahan.

Bagaimana Takaran Oralit?

UMUR SETIAP KALI MENCRET


Di bawah 1 tahun ½ gelas (100 cc)
1 – 4 tahun 1 gelas (200 cc)
> 5 tahun 1 ½ gelas (300 cc)
dewasa 2 gelas (400 cc)

Bagaimana Mengenali Tanda Bahaya yang Terjadi?

• Penderita Diare yang disertai muntah terus menerus


• Tinja bercampur darah
• Mata cekung/ubun-ubun bayi cekung
• Demam
• Kulit yang dicubit lambat kembali normal
• Anak tampak lemah/kesadaran menurun
• Anak tidak kencing lagi
• Anak tidak mau makan dan minum

80 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 80 3/30/2011 10�28�07 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

e. Pneumonia

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah penyakit yang ditandai batuk


dan kesulitan bernafas

Bagaimana gejala dan tanda pneumonia?

• Batuk yang disertai nafas cepat


• Batuk yang disertai tarikan dinding dada
ke dalam

Bagaimana cara penularan pneumonia?



Melalui percikan ludah penderita pada saat batuk, bersin

Bagaimana pencegahan pneumonia?

• Hindari penderita batuk


• Hindari asap, debu, serta bahan-bahan lain yang mengganggu
pernapasan
• Imunisasi lengkap pada balita di Posyandu/Puskesmas
• Berikan ASI hingga anak berumur 2 tahun
• Bersihkan rumah dan lingkungan tempat tinggal
• Rumah harus mendapatkan udara bersih dan sinar matahari yang
cukup serta memiliki lubang angin dan jendela
• Menutup mulut dan hidung saat batuk/bersin
• Tidak meludah di sembarang tempat

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 81

BUKU KADAR GIZI.indd 81 3/30/2011 10�28�07 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

f. Imunisasi

Lihat Kolom Catatan Pemberian Imunisasi pada KMS/Buku KIA

• Lihat umur bayi pada KMS.


Apakah umurnya kurang dari
12 bulan? Bila ya, dan ternyata
anaknya belum memperoleh
imunisasi, maka anjurkan anak
segera memperoleh imunisasi
di Posyandu/Puskesmas.
• Bila tanggal pemberian
imunisasi terhadap bayi sudah
tercantum pada KMS-nya, maka
perhatikan apakah anak itu sudah mendapat imunisasi lengkap ?
• Jika belum, anjurkan agar keluarga membawa bayinya ke Posyandu/
Puskesmas, untuk diberi imunisasi lengkap.
• Beri tahu, kapan petugas imunisasi mengunjungi desa atau daerah
tempat tinggalnya.
• Bila bayi ternyata sudah mendapat imunisasi lengkap, pujilah!

Apa Manfaat Imunisasi?



Imunisasi bermanfaat untuk melindungi bayi dan balita dari penyakit
infeksi yang berbahaya seperti TBC, Hep. B, Difteri, Pertusis, Tetanus, dan
Campak.

Siapa yang Perlu Mendapat Imunisasi?



Imunisasi dasar lengkap perlu diberikan pada semua bayi berumur kurang
dari 1 tahun

82 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 82 3/30/2011 10�28�07 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Imunisasi Apa Saja yang Perlu Diberikan?



• BCG untuk mencegah penyakit TBC/
tuberkolosis yang berat, sebanyak 1x.
• Hepatitis B untuk mencegah penyakit
hepatitis/kerusakan hati (kuning),
sebanyak 4 x.
• DPT untuk mencegah penyakit Difteri
menyebabkan penyumbatan jalan
napas, Pertusis (batuk rejan/batuk
seratus hari), Tetanus (kejang-kejang),
sebanyak 3 x.
• Polio dapat menyebabkan lumpuh layu pada tungkai dan atau
lengan, sebanyak 4 x.
• Campak untuk mencegah penyakit campak yang dapat
mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan,
sebanyak 1 x.

Bagaimana Jadual Imunisasi yang Seharusnya Diberikan?

• Usia < 7 hari HB 0


• Usia 1 bln BCG, Polio 1
• Usia 2 bln DPT/HB1, Polio 2
• Usia 3 bln DPT/HB2, Polio 3
• Usia 4 bln DPT/HB3, Polio 4
• Usia 9 bln Campak

Dimana Tempat Memperoleh Imunisasi?



Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Poskesdes, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Rumah sakit/Rumah bersalin, dokter, Bidan
Praktek Swasta.

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 83

BUKU KADAR GIZI.indd 83 3/30/2011 10�28�09 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

11. Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Kesehatan gigi balita

Bersihkan selalu gusi dan lidah bayi Setelah gigi anak mulai tumbuh,
setelah diberi susu dengan kain kasa biasakan ibu membersihkan gigi
yang dibasahi air hangat anak dengan kain kasa

Setelah anak dapat berjalan anak dibantu


ibu menyikat gigi. Ibu berada di belakang
anak, satu tangan menyangga kepala
anak.

84 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 84 3/30/2011 10�28�21 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

Setelah anak senang menyikat gigi,


4 5 anak menyikat gigi sendiri.6Orang
biarkan
tua mengawasi.
• Biasakan anak menyikat giginya 2
kali sehari
• Pagi setelah sarapan dan malam
menjelang tidur
• Pakailah pasta yang mengandung
fluoride.
• Air yang digunakan adalah air
matang

Ajaklah anak menyukai makanan yang


menyehatkan gigi

PELAN-PELAN
Kurangilah makanan yang dapat merusak
MENGGOSOKNYA
gigi. Berkumurlah setelah makan dengan
air matang, contoh : permen, makanan
FL
manis dll.
UO
RI
DE

5 6 7

Periksalah gigi anak secara berkala, enam bulan sekali ke petugas kesehatan

Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI 85

BUKU KADAR GIZI.indd 85 3/30/2011 10�28�22 AM


Buku Panduan Kader Posyandu

b. Kesehatan gigi ibu hamil

eriksalah gigi minimal dua kali


P
selama masa kehamilan

Berkumurlah sehabis muntah,


permen berpengaruh pada terjadinya
gigi berlubang. Hindari permen
karena berpengaruh terhadap
terjadinya lubang pada gigi

Sikat gigi secara benar dan teratur,


minimal 2 kali sehari setelah sarapan
dan menjelang tidur. Gunakan pasta
gigi berfluoride saat menyikat gigi

Perbanyak makan hidangan bergizi,


yaitu susunan makanan yang
mengandung cukup protein, vitamin,
dan mineral yang diperlukan untuk
pembentukan bakal gigi janin

86 Direktorat Bina Gizi | Kementerian Kesehatan RI

BUKU KADAR GIZI.indd 86 3/30/2011 10�28�22 AM


cover A4.indd 2 3/30/2011 10�32�53 AM

Anda mungkin juga menyukai