Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN SOSIAL


TAHUN 2023

PERSATUAN AHLI GIZI


SVASTHA HARENA

Jln. Diponegoro, Kel. Limba B. Kec. Kota Selatan


PERSAGI (PERSATUAN AHLI GIZI)
Jln. Diponegoro, Kel. Limba B. Kec. Kota Selatan

Nomor : / PERSAGI / III / 2023 Gorontalo, 20 Maret 2023


Perihal : Permohonan Bantuan Sosial

Kepada Yth.
Pimpinan PT. Telkom Indonesia
Wilayah Gorontalo
di
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera dengan iringan do’a semoga Bapak/Ibu senantiasa mendapat Rahmat dan lindungan
Allah SWT, sehingga diberikan kesuksesan dalam melaksanakan tugas sehari-harinya.

Sebagai Upaya baik, maka dengan ini kami organisasi profesi PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi)
mengajukan Permohonan Bantuan Penanganan Stunting Tahun 2023 untuk 2 (dua) desa dengan jumlah anggaran
Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) . Penggunaan anggaran biaya dimaksud akan digunakan untuk
program kerja dalam penanganan Stunting.

Demikian permohonan ini Percepatan Pencegahan Stunting, yang harus dilakukan secara holistik,
integrative dan berkualitas sangat membutuhkan peran aktif seluruh lintas sektor agar memastikan pelaksanaan
intervensi spesifik dapat berjalan dengan kami sampaikan, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu kami ucapkan
terima kasih.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Hormat Kami,
Ketua Tim Kerja

Shinto Mohamad, S.ST


LATAR BELAKANG

Stunting adalah masalah kesehatan yang banyak ditemukan di negara berkembang,


termasuk Indonesia (UNICEF, 2017). Stunting atau pendek merupakan masalah kekurangan
gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,
sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (KEMENKES RI, 2018).
Keadaan pendek (stunting) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar artropometri penilaian status
gizi anak adalah suatu keadaan dimana hasil pengukuran Panjang Badan menurut Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) berada di antara -3 SD sampai -2 SD. Jika
hasil pengukuran PB/U atau TB/U berada dibawah -3 SD disebut sangat pendek (severe
stunting) (KEMENKES RI, 2011).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya angka stunting pada balita. Faktor
penyebab langsungnya adalah kurangnya asupan gizi yang diterima balita (KPKDTT, 2017).
Penyebab lainnya yaitu sosial ekonomi, penyakit infeksi, pengetahuan ibu yang kurang, pola
asuh yang salah, sanitasi dan hygine yang buruk dan pelayanan kesehatan yang rendah
(Rosiyati dkk, 2018). Selain itu, masyarakat tidak menyadari bahwa anak pendek merupakan
suatu masalah, karena anak pendek terlihat seperti anak-anak dengan aktivitas normal, tidak
seperti anak-anak kurus yang harus cepat ditanggulangi (UNICEF Indonesia, 2013).
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 memberikan gambaran status gizi balita
(stunting, wasting, underweight, overweight) dan determinannya meliputi indikator intervensi
gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif menggunakan metode two stage stratified sampling
secara potong lintang (cross-sectional) Jumlah sampel sejumlah 334.848 bayi dan balita
Pengumpulan data di 486 Kabupaten/Kota pada 33 Provinsi di Indonesia. Perbaikan dalam
gizi yang konsisten adalah salah satu proses penting guna mencapai rakyat Indonesia yang
sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, para ahli gizi di Indonesia bersatu dalam wadah
PERSAGI atau Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Seperti diketahui bahwa gizi yang cukup
mendorong organ tubuh bekerja secara normal, mendukung pertumbuhan, perkembangan dan
mengurangi risiko penyakit kronis. Masyarakat dengan gizi yang baik dalam cakupan luas
tentu akan membuat bangsa Indonesia lebih sejahtera. Semuanya itu merupakan harapan
PERSAGI yang mengarah pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Organisasi profesi dengan motto “Svastha Harena”, yang berarti perbaikan kesehatan
melalui makanan, ini memiliki banyak tujuan mulia yakni melakukan peningkatan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dengan jalan memperbaiki gizi masyarakat.

Tujuan lain dari PERSAGI yaitu :


 Mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi bidang gizi dan terkait lain
 Membina, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional anggota
 Meningkatkan kesejahteraan para anggota
 Meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia

MAKSUD

Penurunan stunting dimaksudkan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan, keluarga dan masyarakat
melalui :
• perbaikan pola konsumsi makanan dan perilaku sadar gizi;
• peningkatan akses pangan dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan
• peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi;

T
UJUAN

Penurunan stunting bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.

SASARAN

•Sasaran kegiatan penurunan stunting, meliputi:


- sasaran untuk intervensi gizi spesifik; dan
- sasaran untuk intervensi gizi sensitif;
•Sasaran untuk intervensi gizi spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. ibu hamil;
b. ibu menyusui dan anak dibawah usia 6 bulan; dan
c. ibu menyusui dan anak usia 6 – 23 bulan.
•Sasaran untuk intervensi gizi sensitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu
masyarakat umum, khususnya keluarga

PROGRAM

• Dalam upaya penurunan stunting dilakukan strategi edukasi kesehatan dan gizi melalui
kemandirian keluarga.

• Strategi edukasi kesehatan dan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terkait
upaya promotif dan preventif melalui intervensi perubahan perilaku individu dan
masyarakat, serta yang menyentuh sasaran yang paling utama yaitu keluarga.

• kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui


peningkatan kemampuan keluarga untuk mengenali, menilai dan melakukan tindakan
secara mandiri yang didampingi oleh tenaga kesehatan dan community provider, secara
berkala, kontinyu dan terintergrasi.

• Kemandirian keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilihat dari berbagai
indikator, yang meliputi: Sejauh mana keluarga menyadari pentingnya kesehatan dan gizi;
sejauh mana keluarga mengetahui apakah anggota keluarganya mengalami masalah
kesehatan dan gizi; keluarga mengetahui apa yang harus dilakukan; dan keluarga
memanfaatkan dan berupaya mengakses pelayanan kesehatan yang disediakan.

KEGIATAN

Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu hamil sebagaimana dimaksud dalam pasal
6 ayat 2 huruf a, meliputi:
• Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan
protein kronis;
• Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat;
• Mengatasi kekurangan iodium;
• Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil; dan
• Melindungi ibu hamil dari malaria.
Kegiatan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu menyusui dan anak dibawah usia 6
bulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 2 huruf b, meliputi:
• Mendorong inisiasi menyusu dini (IMD); dan mendorong pemberian ASI Eksklusif.

ANGGARAN

Jumlah anggaran sebesar Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah), dan penggunaan dana tersebut akan digunakan
untuk program kerja penurunan stunting Tahun 2023 dengan jumlah 2 desa. Rencana Anggaran Biaya terlampir.
RENCANA ANGGARAN BIAYA
BANTUAN SOSIAL TAHUN 2023

A. Permakanan

No Uraian Harga Satuan Klien Jumlah Jumlah per 6 bulan

1 Makan 3x sehari Rp 14.000 25 Rp 31.500.000 Rp 189.000.000

Total Rp 189.000.000

B. Pemeliharaan Kesehatan

No Nama Barang Harga Satuan Klien Jumlah Jumlah per 6 bulan


1 Sabun cair lifebouy Rp 11.000 25 Rp 275.000 Rp 1.650.000
100ml
Sikat Gigi
2 Pepsodent Triple Rp 9.000 25 Rp 225.000 Rp 1.350.000
Clean 3'S Soft
Pasta gigi
3 Pepsodent Herbal Rp 8.000 25 Rp 200.000 Rp 1.200.000
75g
Shampo Sunsilk
4 Rp 10.000 25 Rp 250.000 Rp 1.500.000
70ml
5 Rinso Deterjen + Rp 19.000 25 Rp 475.000 Rp 2.850.000
molto 800g
6 Lotion anti nyamuk Rp 11.000 25 Rp 275.000 Rp 1.650.000
1 renceng
Supravit
7 Rp 25.000 25 Rp 625.000 Rp 625.000
multivitamin
8 Obat-obatan Rp 175.000
Total Rp 11.000.000
Total A + B Rp 200.000.000

Mengetahui,
Bendahara Yayasan Ketua Yayasan

Hj. Hodijah, S.Pd.i Drs. H. Romdin,MM

Anda mungkin juga menyukai