I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kota Bima merupakan salah satu dari dua kota administratif yang ada di Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB). Kota Bima berada dibagian timur wilayah NTB tepatnya di Pulau Sumbawa bagian Timur
Substansi
Luas Wilayah 222,25 KM2
Letak Geografis Berada diantara :
117o 40’ – 119o 10’ Bujur Timur
70o 30’ – 70o 30’ Lintang Selatan
Secara administratif wilayah Kota Bima terbagi dalam 5 (lima) wilayah kecamatan yaitu
Kecamatan Rasanae Barat, Kecamatan Mpunda, Kecamatan Raba, Kecamatan Rasanae Timur, dan
Kecamatan Asakota, yang terbagi lagi dalam 38 (tiga puluh delapan) kelurahan. Letak dan batas
berkut.
wilayah, sedangkan kemiringan 2 – 5 % mempunyai luas terkecil yaitu 0,91 % dari luas wilayah.
Keadaan topografi tersebut merupakan perpaduan daerah pantai yang landai dengan ketinggian rata-
rata 1 m di atas permukaan laut dan sebagian lagi berupa perbukitan dengan ketinggian mencapai 200
m di atas permukaan laut. Perbedaan ketinggian ini menyebabkan perbedaan kosentrasi penduduk dan
aktifitas kewlayahan yang cukup besar, dimana tingkat kepadatan penduduk yang lebih tinggi berada
Barat. Kosentrasi penduduk yang terpusat pada satu lokasi berdampak pada ketimpangan penyebaran
penduduk. Wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi akan mengalami tekanan lingkungan yang
cukup berarti. Kebutuhan akan lahan sebagai kawasan permukiman dapat menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahandari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Selain itu penyebaran penduduk yang
tidak merata menyebabkan pembangunan infrastruktur terkendala menjangkau kawasan-kawasan
Kondisi topografi Kota Bima yang merupakan daerah datar hingga curam dan tata letaknya yang
dibelah oleh dua sungai besar dari arah timur ke barat, yaitu di sebelah utara adalah Sungai Ranggo
dan di sebelah selatan Sungai Padolo membawa pengaruh yang cukup besar terhadap potensi bencana
genangan, gelombang pasang dan rob, tanah longsor, Angin Puting beliung, Kebakaran, gempa bumi,
Mpunda dan Rasane Timur bagian utara. Bencana tsunami gelombang pasang dan rob berpotensi
terjadi di wilayah kecamatan Rasanae Barat dan Asakota, sedangkan tanah longsor, gempa bumi, dan
kekeringan berpotensi terjadi di wilayah kecamatan Rasanae Timur, Raba dan Asakota.
Mengingat kondisi Kota Bima yang rawan terhadap bencana, maka melalui Peraturan Walikota
Bima Nomor 5 tahun 2009 dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bima yang
dikuatkan oleh Peraturan Daerah kota Bima Nomor 5 tahun 2010 dengan tugas pokok dan fungsi
utama yaitu melakukan usaha penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan, penanganan
darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Namun BPBD Kota Bima belum mampu
memberikan pelayanan secara optimal terhadap kegiatan penanggulangan bencana karena belum
representatif untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari BPBD, yaitu terlaksananya
program kegiatan kedaruratan dan logistik serta mitigasi dan kesiap-siagaan pada masa pra dan pasca
3. Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari tersedianya peralatan kedaruratan dan logistik yaitu
terlaksananya tugas pokok dan fungsi dari BPBD seperti tersebut di atas secara optimal, sehingga
dapat mencegah seminimal mungkin terjadinya bencana dan dapat meminimalisir risiko kerugian akibat
kejadian bencana.
Daerah Kota Bima No. 5 Tahun 2010 Tanggal 28 Juli tahun 2010 Tentang Organisasi dan tata kerja
Lembaga lain sebagai bagian dari Perangkat Daerah. Susunan Organisasi dan Tata Kerja.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima memiliki Tugas Pokok dan Fungsi
merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan Bencana dan penanganan pengungsi dengan
bertindak cepat, dan tepat, efektif dan efisien serta pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara tencana, terpadu dan menyeluruh. Badan Penanggulangan Bencana
Visi
Visi dan Misi merupakan penjabaran dari Visi KOTA BIMA Tahun 2005 – 2025 dan Visi Walikota Tahun
2008 – 2013.
Adapaun Visi Kota Bima tersebut adalah “Terwujudnya Kota Bima sebagai pusat pelayanan
berkualitas bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan”, sedangkan Visi Walikota terpilih tahun
2008 – 2013 adalah ”Terwujudnya Kota Bima Sebagai Kota Pendidikan Menuju Masyarakat yang Maju
dan Mandiri”.
Dengan memperhatikan Visi tersebut, tersusunlah Visi dan Misi Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bima Tahun 2009 – 2013 sebagai berikut :
”TERWUJUDNYA KOTA BIMA YANG AMAN, NYAMAN DAN MANDIRI MELALUI PENANGANAN
BENCANA YANG TANGGAP, CEPAT DAN TEPAT”.
“Aman” adalah terwujudnya kondisi Kota Bima yang dapat memberikan rasa aman bagi warga.
“Nyaman” adalah terwujudnya kondisi Kota Bima yang dapat memberikan rasa nyaman bagi warga.
“Mandiri” adalah terwujudnya kesadaran masyarakat yang memiliki kemandirian dalam mengantisipasi
dan menangani kondisi yang dapat menggangu “keamanan dan kenyamanan” kehidupan.
Misi
Sejalan dengan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Bima Misi tersebut adalah :
1. Melaksanakan Peningkatan Kapasitas BPBD dan SDM.
2. Meningkatkan Koordinasi dalam Penanganan Bencana dengan Instansi terkait.
3. Melaksanakan Pemberdayaan dan Peningkatan Peran aktif Masyarakat dalam Penanganan Bencana.
4. Meningkatkan upaya-upaya Penanganan bencana baik pada Kondisi sebelum terjadi bencana, pada saat
terjadi bencana dan Pasca bencana.
BPBD Kota Bima dalam upaya Penyelamatan, Pencarian dan evakuasi korban bekerjasama
dengan Tim Reaksi Cepat (TRC), Taruna Siaga Bencana (TAGANA), SAR, dan seluruh
masyarakat.
Bagi korban yang mengalami cedera akibat bencana dilakukan pencarian, penyelamatan dan
evakuasi korban. Dan untuk pengobatannya bisa ke Puskesmas maupun Rumah Sakit Umum
dengan sistem pengobatan gratis. Dan korban yang mengalami luka berat dirujuk dan di
Untuk korban bencana diberikan bantuan tanggap daruratnya berupa beras, mie instant,
sarden, gula pasir, minyak goring, paket sembako, terpal, tikar, selimut, batik, family kit, hig
kit ,minyak tanah dan kebutuhan lain yang bersifat mendesak kepada korban yang
didistribusikan ke tiap kelurahan dalam wilayah kecamatan tersebut. Adapun jumlah logistik
yang telah didistribusikan untuk bantuan tanggap daruratnya untuk tiap kecamatan dan
Bantuan Pasca Bencana diberikan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan
akibat bencana, bantuan berasal dari Dana Siap Pakai sesuai jenis/kriteria kerusakan yang
terjadi. Penggunaan Dana Siap Pakai untuk bantuan pasca Bencana, BPBD Kota Bima
berpedoman pada Keputusan Walikota Bima Nomor 62 Tahun 2011 tanggal 10 Februari
2011 tentang Penetapan Besaran Bantuan Dana Siap Pakai Bencana Alam Kota Bima.
Penetapan besaran bantuan bencana yang berasal dari Dana Siap Pakai sesuai dengan
kategori kerusakan berdasarkan hasil survey lapangan oleh Tim Inverstigasi dan Verifikasi
Bencana Alam yang dibentuk oleh Walikota Bima. Besaran bantuan/Santunan dimaksud
4. Uang Duka bagi korban yang meninggal dunia sebesar Rp. 2.500.000,-( Dua Juta Lima
5. Perbaikan sarana dan prasarana yang dianggap vital, BPBD Kota Bima melakukan
koordinasi dengan Dinas/ Instansi Teknis untuk menghitung Rencana Anggaran dan
kondisi peralatan dan logistik BPBD Kota Bima dapat di lihat pada table sebagai berikut :
DAFTAR PERALATAN DAN LOGISTIK BPBD KOTA BIMA TAHUN 2011
Kebutuhan Logistik
26 Tikar 40 Lembar
27 Terpal 50 Lembar
28 Family Kit 40 Paket
29 Selimut 40 Lembar
30 Alat dapur 80 Paket
31 Kid Ware 80 Paket
32 Sandang 100 Paket
33 Kebutuhan Wanita 50 Paket
VI. Penutup
Demikian proposal kebutuhan peralatan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Bima.
H. ARAHMAN H. ABIDIN, SE
PEMERINTAH KOTA BIMA
PROPOSAL
USULAN KEBUTUHAN PERALATAN DAN LOGISTIK
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA BIMA TAHUN 2011
MARET 2011