Anda di halaman 1dari 14

ATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukkur kepada Allah swt, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya proposal ini bisa terselesaikan.
Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Besar Muhammad saw, beserta para sahabatnya,
serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Besar harapan kami proposal permohonan ini dapat terkabul dan segera terealisasikan secepat
mungkin. Saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi perbaikan dan
pengembangan program yang akan kami laksanakan di desa kita tercinta.

Proposal ini merupakan Proposal permohonan sarana dan dana operasional dalam mencegah
stunting pada balita dan anak usia sekolah. Proposal ini disusun dengan tujuan untuk
merencanakan Program Penyuluhan tentang Gizi Seimbang pada masyarakat desa Kota Raja
khususnya yang memiliki anak balita dan anak usia sekolah. Kami menyadari bahwa
penyelasaian proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, saran, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak atas dukungannya. Semoga bantuan yang telah rekan-
rekan berikan akan menjadi amal ibadah yang tak ternilai harganya.

Kota Raja, September 2019

KADER

( SUMARNI )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................6
C. Tujuan............................................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................8
A. Gizi Seimbang...........................................................................................................................8
B. Anak Usia Sekolah....................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................12
PERENCANAAN PENYULUHAN.............................................................................................................12
A. Rencana Kegiatan....................................................................................................................12
B. Susunan Acara.........................................................................................................................13
C. Perencanaan Evaluasi..............................................................................................................13
D. Rencana Anggaran Biaya..........................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.......................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia mencatat bahwa

prevalensi stunting sebesar 37,2%, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007

(36,8%). Presentase tersebut dengan pembagian untuk kategori sangat pendek 19,1% dan

pendek 18,1%. Secara nasional prevalensi stunting pada anak usia 5-12 tahun adalah

30,7% (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek), dengan prevalensi terendah di DI

Yogyakarta (14,9%) dan tertinggi di Papua (34,5%).

Stunting didefinisikan sebagai indeks tinggi badan menurut usia (TB/U) kurang dari

minus dua standar deviasi (-2SD) atau di bawah rata-rata standar yang ada. Stunting pada

anak merupakan hasil jangka panjang konsumsi diet berkualitas rendah yang

dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan (Semba, et

al., 2008).

Kekurangan gizi/ stunting terhadap perkembangan otak sangat merugikan

performance anak. Perkembangan otak anak di masa golden period (0-3 tahun), akan

menyebabkan sel otak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80-90%

jumlah sel otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Apabila

gangguan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar

10-13 poin. Penurunan perkembangan IQ tersebut akan mengakibatkan terjadinya loss

generation, artinya anak-anak tersebut akan menjadi beban masyarakat dan pemerintah,

3
karena terbukti keluarga dan pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan yang

tinggi akibat warganya mudah sakit (Caulfield, 2010).

Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses

intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk

menunjang perkembangan dan fisik yang dilakukan oleh anak sekolah tersebut

dibutuhkan berbagai macam zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang mencukupi

untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan yang baik, karena peran gizi sangat

menentuan keadaan kesehatan anak. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menciptakan

sumber daya manusia yang tentunya banyak faktor yang langsung yang mempengaruhi

status gizi meliputi konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Faktor tidak langsung

meliputi pengetahuan, pendidikan, tingkat pendapatan, pendidikan orang tua, dan besar

keluarga. Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, masalah gizi

menjadi lebih penting dari segi kesehatan masyarakat karena kekurangan gizi dapat

menurunkan kerentanan tubuh terhadap beberapa penyakit, khususnya penyakit infeksi.

Anak usia sekolah (7-12 tahun) memiliki pertumbuhan yang cepat dan aktif.

Pada masa ini terjadi proses perkembangan fisiologik dan perkembangan kognitif (Saidin

Sukati, 1991 : Hariyani, 2011). Dalam kondisi tersebut anak harus mendapat asupan gizi

dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada makanan yang dikonsumsinya. Keadaan

gizi dan kesehatan pada anak sekolah secara nasional didapatkan prevalensi anak kurus

pada usia sekolah 6-14 tahun sebesar 13,3 % pada anak lak-laki sedangkan pada anak

perempuan sebesar 10,9%. Prevalensi berat badan berlebih sebesar 9,5% pada anak laki-

laki dan 6,4% pada anak perempuan (Riset Kesehatan Dasar,2007). Sementara itu status

gizi menurut gizi baik pada anak usia sekolah dan remajaumur 5-17 tahun sebesar 75%,

gizi kurang 18% dan gizi lebih 8% (Survey Kesehatan Nasional, 2004).

4
Untuk memenuhi asupan gizi tersebut dibutuhkannya gizi yang seimbang,

dimana asupan gizi seimbang dengan aktifitas yang dilakukan.Gizi seimbang pada anak

sekolah dapat berperan dalam pencapaian tujuan Millenium depelopment Goals (MDGs)

diantaranya adalah menurunnya KEP pada kelompok usia 6-19 tahun meningkat dari

30,5% pada tahun 1995 menjadi 29 % pada tahun 1998. Menurut Susenas tahun 1999

8,10% usia anak sekolah atau sekitar 1,7 juta anak usia sekolah menderita KEP tingkat

berat ( gizi buruk) (Susanto, 2004). Survey kesehatan Rumah Tangga Indonesia (2007)

menemukan bahwa prevalensi gizi kurang untuk sebesar 22,5% dan gizi buruk sebesar

8,5%, sedangkan data susenas menunjukkan prevalensi gizi kurang 19,8% dan gizi buruk

6,3%.

Status gizi anak dapat mempengaruhi derajat kesehatan anak itu sendiri,

semakin baik status gizinya semakin baik kesehatannya dan lebih jarang sakit anak

tersebut. Status gizi tersebut dapat diperoleh dari konsumsi makanan.kondisi status gizi

yang baik dapat tercapai apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dari makanan. zat-zat

gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik, kemampuan kerja sehingga dapat

mencapai tingkat kesehatan optimal.

Berdasarkan uraian tersebut, mendorong penyusun untuk melakukan

penyuluhan tentang hubungan gizi seimbang dengan status gizi anak balita dan anak usia

sekolah di Desa Kota Raja Kecamatan Tabir Ilir. Diharapkan dengan adanya sarana dan

kegiatan sosialisasi serta evaluasi yang sitematis dan terstruktur dpat mencegah

terjadinya stunting dan penyuluhan gizi ini dapat meningkatkan derajat kesehatan balita

dan anak usia sekolah.

5
B. Rumusan Masalah

hubungan antara asupan gizi seimbang dengan derajat kesehatan pada anak usia balita
dan anak usia sekolah serta pengetahuan masyarakat tentang gejala stunting di Desa Kota
Raja Kecamatan Tabir Ilir Kabupaten Merangin.

C. Tujuan

Tujuan Umum:

Dengan adanya sarana untuk melakukan kegiatan kegiatan mengenai stunting serta
terpenuhinya operasional yang menunjang kegiatan para kader maka dapat sedini
mungkin mencegah terjadinya stunting di tengah tengah masyarakat desa Kota Raja
Kecamatan Tabir Ilir.

Tujuan Khusus:

1. Memberikan pengetahuan tentang stunting dan gejala gejalanya serta bagaimana cara
pencegahannya.
2. Memberikan Pengetahuan tentang Gizi Seimbang pada Masyarakat yang belum dan
sudah memiliki anak balita serta anak usia sekolah.
3. Dapat merubah pola makan anak balita dan anak usia sekolah tersebut menjadi lebih
baik dan lebih bergizi
4. Meningkatkan derajat kesehatan pada anak di Desa Kota Raja Kecamatan Tabir Ilir.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Seimbang

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat
untuk kesehatan. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan
yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal (Azwar, 2004).
Berbagai masalah gizi dan masalah psikososial, dapat dicegah melalui perilaku
penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarga untuk selalu
menyediakan makanan dengan gizi seimbang bagi anggota keluarganya. Gizi seimbang
adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam dan
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan
tubuhnya ( Paath dkk, 2005). Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak haruslah seimbang di antara zat gizi lain,
mengingat adanya berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak
seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal
yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang (Hidayat,
2004). Pola konsumsi pangan yang bermutu gizi seimbang mensyaratkan perlunya
diversifikasi pangan dalam menu sehari-hari. Ini berarti menuntut adanya ketersediaan
sumber tenaga (karbohidrat dan lemak), sumber zat pembangun (protein), dan sumber
zat pengatur (vitamin dan mineral). Pangan yang beraneka ragam sangat penting karena

7
tidak ada satu jenis pangan apapun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang secara
lengkap (Khomsan, 2004).

Menurut Khomsan (2004), Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) telah


diperkenalkan kepada masyarakat beberapa tahun yang lalu, PUGS adalah dietary
guidelines yang berisi petunjuk-petunjuk rinci tentang cara memperbaiki pola konsumsi
pangan sehingga kita terhindar dari masalah gizi lebih ataupun kurang. Sementara itu,
Empat Sehat Lima Sempurna adalah food guide atau petunjuk umum tentang ragam
makanan yang sebaiknya kita konsumsi.

Adapun 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yaitu :

1. Makanlah aneka ragam makanan.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.

5. Gunakan garam beriodium.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

7. Berilah ASI saja pada bayi sampai umur empat bulan.

8. Biasakan makan pagi.

9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya.

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

11. Hindari minum minuman beralkohol.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

8
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa diperlukan adanya pedoman gizi seimbang
yang dikemukakan oleh Soekirman (2000), yaitu :

1. Manusia memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, bergerak dan
memelihara kesehatan. Kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi semua orang, tetapi
tergantung pada umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseimbangan jumlah dan jenis
zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan oleh kelompok pakar
dalam suatu daftar yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG), dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Recommended Dietary Allowances (RDA).

2. Manusia makan makanan, tidak makan zat gizi.

3. Dalam menyusun pedoman gizi seimbang tidak semata-mata memperhatikan zat gizi
untuk memenuhi AKG tetapi juga mempertimbangkan fungsi makanan yang lebih luas.

4. Gizi seimbang memerlukan keanekaragaman makanan oleh karena tidak ada satu
jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan manusia, kecuali air
susu ibu (ASI).

5. Terjadinya transisi epidemiologi masalah gizi dari hanya masalah gizi kurang ke
masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi lebih.

6. Kemajuan ilmu dan teknologi pangan.

7. Kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap pola hidup.

8. Makan dan pola makan yang mengandung aspek budaya , etnik, agama, sosial dan
ekonomi.

9. Kemajuan teknologi komunikasi.

B. Anak Usia Sekolah

Menurut UU no 20 tahun 2002 mengatakan bahwa anak usia sekolah merupakan anak
yang masuk pada usia sebelum 18 tahun dan yang belum menikah. Sedangkan menurut
American Academica of Pedriatic tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain
tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia

9
anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial perkembangan
anak dan karakteristik kesehatannya. Pembagian golongan Anak usia sekolah :

1. Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)


2. Sekolah Dasar 7-12 tahun
3. Remaja 13-18 tahun

Dari penggolongan tersebut dikatan bahwa anak usia Sekolah dasar merupakan
dari umur 6 sampai 12 tahun dimana mempunyai karakteristik kegiatan yang banyak
diluar rumah. Kegiatan sekolah, berolahraga, bermain yang membutuhkan banyak
energi. Komposisi tubuh mulai berubah seperti komposisi lemak mulai meningkat
setelah berusia 6 tahun yang diperlukan untuk persiapan pertumbuhan pubertas.
Komposisi tubuh perempuan dengan laki-laki mulai terlihat berbeda walaupum tidak
bermakna.
Anak Sekolah Dasar tumbuh dengan kecepatan genetis masing-masing, dengan
perbedaan tinggi badan yang sudah nampak. Dengan usia sebaya ada sebagian anak
yang terlihat relatif lebih pendek atau lebih tinggi. Karena pada usia Sekolah Dasar ini
merupakan masa-masa pertumbuhanpaling pesat kedua setelah masa balita. Diamana
kesehatan yang optimal akan menghasilkan perumbuhan yang optimal pula. Perhatian
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk
perkembangan mental yang mengacu pada skil anak. Oleh karena itu diperlukan asupan
gizi untuk memenuhi keduanya yaitu fisikdan mental anak.karena tentunya fisik dan
mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. Makanan yang kaya
akan nutrisi dan asupan gizi yang seimbang sangat mempengaruhi tumbuh kembang
otak dan organ-organ lain untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal serta
mencapai hasil pendidikan yang optimal pula. Untuk itu pentingnya asupan gizi yang
seimbang untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut.

10
BAB III

PERENCANAAN PENYULUHAN

A. Rencana Kegiatan

1. Nama Kegiatan : Penyuluhan


2. Tema Kegiatan : Penyuluhan Stunting
3. Judula Kegiatan : Penyuluhan Gizi Seimbang
4. Sasaran : Ibu Rumah Tangga, Anak Balita dan Anak Usia Sekolah
5. Jadwal Perencanaan : Setelah Terealisasi Permohonan ini
6. Tempat : Desa Kota Raja Kecamatan Tabir Ilir
7. Media penyuluhan : Poster Gizi Seimbang
Piramida Makanan (Gizi Seimbang) 3D
Food model atau gambar bahan makanan
Poster Tentang Stunting dan Gejalanya
Pencegahan Stunting
Tentang Evaluasi
8. Metoda : Ceramah, Games dan Simulasi
9. Materi :
- Penjelasan tentang stunting dan gejala serta resikonya pada anak
- Menjelaskan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang
- Menjelaskan tentang Piramida makanan

11
- Memberikan penjelasan manfaat mengkonsumsi gizi yang seimbang

10. Kader Desa Kota Raja


 SUMARNI
 SRI SULASMANI

B. Susunan Acara (*Disusun setelah permohonan terealisasi)

Waktu Acara Tempat

..

..

..

C. Perencanaan Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Menyesuaikan.

2. Evaluasi proses

Proses Penyuluhan yang bersifat kontinu dan terarah.

3. Evaluasi Acara

Acara berjalan sesuai roundown yang direncanakan.

4. Evaluasi hasil

Pengetahuan masyarakat dan anak usia sekolah di desa Kota Raja tentang gizi
seimbang serta perubahan sikap anak terhadap pola makan.

D. Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Vol Biaya Kegiatan Ket

1 2 3 4 5

12
1 Pendataan 1.000 HPK Rp.4.000.000;
2 Pembangunan RDS (Rumah Rp.15.000.000;
Desa Sehat)
3 Rapat- Rapat Pembahasan Draft Rp.2.000.000;
RKP Desa Kegiatan
Konvergensi Stunting
4 Pra Musdes Stunting Rp.3.000.000;
5 Pemantauan Bulanan Rp.2.500.000;
6 Pemantauan Per Tiga Bulan Rp.3.000.000;
7 Rapat Rutin RDS Rp.3.500.000;
8 Evaluasi Tahunan Rp.4.000.000;
Biaya Total Rp.35.000.000;
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Demikian Proposal Permohonan Dana ini kami sampaikan, besar harapan kami
dengan terkabulnya permohonan ini demi suksesnya kegiatan-kegiatan kami dalam
melaksanakan program yang ada kepada masyarakat desa Kota Raja. Semua Materi dan
metoda sosialisasi yang dipakai disesuaikan dengan usia dan tingkat pendidikan peserta
tersebut. Diharapkan dengan adanya program ini akan menambah pengetahuan
masyarakat kita tentang pentingnya gizi seimbang serta bisa meningkatkan derajat
kesehatan anak di Desa Kota Raja.

13
14

Anda mungkin juga menyukai