DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Resume
a. Pendekatan teori Struktural Fungsional b. Pendekatan teori Pertukaran Sosial c. Pendekatan teori Konflik Sosial Pengertian Ketahanan dan Kerapuhan Keluarga Keluarga sebagai entitas selalu menghadapi ancaman kerapuhan yang berasal dari luar keluarga yang dapat menimbulkan kerusakan. Ganggguan/ancaman dari berbagai aspek tersebut dapat menimbulkan kerapuhan keluarga pada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pengertian Kesejahteraan Keluarga Taraf kesejahteraan tidak hanya berua ukuran yang terlihat tapi juga yang tidak dapat dilihat. Oleh karena itu kesejahteraan ekluarga diperkenalkan oleh para ahli ekonomi dan sosiologi umum yang berkaitan dengan output keluarga baik dimensi kesejahteraan fisik, kesejahteraan sosial, kesejahteraan ekonomi, maupun kesejahteraan psikologi-spiritual. Selain itu konsep kesejahteraan dapat pula dikaikan dengan konsep kebutuhan, khususnya mengenai pemenuhannya. Keterkaitan antara konsep kesejahteraan dan konsep kebutuhan adalah dengan terpenuhinya kebutuhankebutuhan tersebut, maka seseorang sudah dapat dinilai sejahtera. Karena kebutuhan tersebut secara tidak langsung sejalan dengan indikator kesejahteraan. Istilah kesejahteraan keluarga dipromosikan oleh para ahli sosiologi keluarga. Menunjukkan suatu kekuatan baik dari sisi input, proses, maupun outcome bahkan dampak dari output yang dirasakan manfaatnya bagi keluarga
serta kekuatan daya juang keluarga dalam menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Kesejahteraan Keluarga Objektif Kesejahteraan keluarga berdasarkan kriteria kemiskinan dari BPS pada sebuah keluarga didasarkan atas pendapatan yang dibandingkan dengan garis kemiskinan. BPS menghitung angka kemiskinan lewat tingkat konsumsi penduduk atas kebutuhan dasar. Dari sisi makanan, BPS dan WKPNG 1998 yaitu 2100 kalori/hari. Sedangkan dari sisi kebutuhan non makanan tidak hanya terbatas pada sandang pangan dan papan melainkan termasuk pendidikan dan kesehatan. Kesejahteraan Keluarga Subjektif Definisi kesejahteraan keluarga subjektif sama dengan kualitas hidup baik indvidu atau keluarga. Secara garis besar, indikator kesejahteraan keluarga subjektif adalah angka harapan hidup, pencapaian pendidikan, standar hidup, kehidupan sosial, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan kualitas hidup. Kesejahteraan keluarga subjektif lebih menunjukkan perasaan kepuasan pribadi atau keluarga atau rasa syukur akan kehidupan keluarganya. Ukuran kepuasan ini dapat berbeda-beda untuk setiap individu atau bersifat subjektif. Puas atau tidaknya seseorang dapat dihubungkan dengan nilai yang dianut oleh orang tersebut dan tujuan yang diinginkan.
Komentar Saya setuju dengan isi materi yang disampaikan pada bab Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, bahwasanya sebuah keluarga merupakan pilar-pilar penyangga tegaknya suatu bangsa. Karena keluarga adalah unit dan lingkungan terkecil bagi kehidupan seseorang terutama seorang anak. Di mana dalam keluarga dijalankan fungsi-fungsi pendidikan, kasih sayang, keagamaan, dan lainlain. Fungsi-fungsi tersebut dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan adanya keluarga yaitu kesejahteraan. Karena ada beberapa fungsi keluarga yang tidak dapat digantikan oleh orang lain, salah satunya adalah kasih sayang. Seseorang yang merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan di keluarganya pasti akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan luar keluarganya. Karena keluarga adalah tempat bagi seseorang untuk belajar mengatasi konflik atau perpecahan yang akan memperkuat mental seseorang dalam menghadapi lingkungan luar. Saya merasa kurang memahami bagian isi bab tentang pendekatan teori keluarga dalam memahami kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Yaitu perbedaan antara pendekatan teori Strukturan Fungsional, Pertukaran Sosial, dan Konflik Sosial. Menurut saya, saya akan lebih memahami isinya jika ada tabel perbedaan antara ketiganya. Selain itu, overall saya memahami dan setuju dengan materi yang ada pada bab ini. Seperti adanya perbedaan kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Karena sebuah keluarga yang miskin atau tidak sejahtera menurut BPS belum tentu merasa tidak sejahtera atau tidak bahagia hidupnya.