DISUSUN OLEH :
11020140021 A. MUH. ARIANSYAH N.
11020140031 MOHAMMAD FADIL PUTRA
11020140043 REZA AHDA KADIR
11020140068 INAYATHUL WAHDANIAH
11020140069 FAUZIYAH ABIDAH
11020140113 RIA RIZKI AMALIAH
11020140119 WIDYA KEMALASARI
11020140128 FADILLAH
11020140132 ARNI PAHLAWANI AMIR
11020140143 SESARIA FATIMAH N.B.
11020140148 A. MATAHARI REZKYA
11020140160 DEWI ARFINA SARI
SUPERVISOR
dr. Yusriani Mangarengi, M.Kes.
perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement.
bawah koordinasi Sekretaris Jenderal PBB. Hadirnya gerakan ini merupakan respons
dari negara-negara di dunia terhadap kondisi status pangan dan gizi di negara
berkembang. Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah
gizi pada 1000 HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Periode 1000
HPK ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas
kehidupan seseorang, oleh karena itu periode ini sering disebut sebagai “periode
emas” (Kemenko Kesra RI, 2013). Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak
sangat penting. Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang
optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal. Adapun titik kritis
yang harus diperhatikan selama periode 1000 HPK adalah sebagai berikut :
Wanita hamil merupakan kelompok yang rawan gizi. Oleh sebab itu penting
untuk menyediakan kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan agar ibu hamil dapat
memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan aman dan melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik, serta memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak (Arisman, 2004).
Telah diketahui bahwa kebutuhan zat gizi akan meningkat selama kehamilan,
yaitu tambahan energi sekitar 300 kkal per hari, pertambahan energi terutama di
trimester II. Penambahan konsumsi energi ini diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
ibu, seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
hingga 68%. Protein diperlukan untuk pembentukkan jaringan baru dan pertumbuhan
berdampak buruk terhadap janin seperti cacat bawaan, BBLR dan keguguran
Kebutuhan zat gizi mikro seperti zat besi, asam folat, dan kalsium juga
sebesar 200% sampai 300%. Hal ini diperlukan untuk pembentukan plasenta dan
pembentukan sel darah merah. Untuk menjaga agar tidak kekurangan zat besi maka
wanita hamil disarankan untuk menelan sebanyak 90 tablet besi selama kehamilan.
WHO (2006) menegaskan bahwa semua wanita hamil di daerah prevalensi tinggi
gizi buruk harus secara rutin menerima suplemen zat besi dan folat, untuk mencegah
anemia.
Angka kecukupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu hamil adalah
600 µg per hari. Asam folat merupakan vitamin B9 yang memegang peranan penting
dalam perkembangan embrio, juga membantu mencegah cacat pada otak dan tulang
belakang. Pada ibu hamil, asam folat memiliki peranan penting dalam pembentukan
Ibu hamil yang berusia lebih dari 25 tahun membutuhkan kalsium kira-kira
1200 mg/hari dan cukup 800 mg/hari untuk yang berusia lebih muda. Kalsium di
gunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika
ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambil dari cadangan
kalsium pada tulang ibu, ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis
dan tidak jarang ibu hamil yang mengeluh giginya merapuh atau mudah patah.
dasar hormon tiroksin yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
bayi. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan yodiumnya sebesar 50 µg/ hari
Ada dua hal penting dalam periode ini yaitu melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Inisiasi menyusu dini
adalah memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada
ibunya dalam satu jam pertama kelahirannya. Prosesnya bayi diletakkan di atas dada
ibu segera setelah lahir untuk mencari puting susu ibu dan mulai menyusu untuk
pertama kalinya. Dengan dilakukannya IMD maka kesempatan bayi untuk mendapat
kolostrum semakin besar. Kolustrum merupakan ASI terbaik yang keluar pada hari ke
0-5 setelah bayi lahir yang mengandung antibodi (zat kekebalan) yang melindungi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai bayi berumur 6
bulan tanpa pemberian makanan lain. Tindakan ini akan terus merangsang produksi
ASI sehingga pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan bayi akan
terhindar dari diare. WHO, 2006 menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam
Mulai usia 6 bulan ke atas, anak mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MP-ASI) karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan anak.
terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari 6 bulan. Hal ini dapat menyebabkan
menghambat pertumbuhan bayi karena alergi dan zat-zat gizi yang dihasilkan dari
ASI tidak mencukupi kebutuhan lagi sehingga akan menyebabkan kurang gizi
Walaupun sistem pencernaan bayi usia enam bulan ke atas sudah hampir
sempurna, tetapi dalam pemberian MP ASI diberikan secara bertahap yaitu dari
Pedoman Perencanaan Program Gizi pada 1000 HPK menjelaskan bahwa gizi
1000 HPK terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu intervensi spesifik dan intervensi
sensitif. Kedua intervensi ini sangat baik bila mampu berjalan beriringan karena akan
kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan,
seperti pada kelompok khusus ibu hamil dilakukan kegiatan suplementasi besi folat,
pemberian makanan pada ibu KEK, penanggulangan kecacingan pada ibu hamil,
pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang postif
malaria. Kelompok 0-6 bulan dilakukan kegiatan promosi menyusui dan ASI
eksklusif (konseling individu dan kelompok) dan untuk kelompok 7-23 bulan,
promosi menyusui tetap diberikan, KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP-ASI,
suplementasi zink, zink untuk manajemen diare, pemberian obat cacing, fortifikasi
jangka pendek, hasilnya juga dapat dicatat dalam waktu yang relatif pendek.
sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000
HPK. Namun apabila dilaksanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan
air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan gizi, keluarga berencana, jaminan
umumnya dilaksanakan oleh sektor kesehatan hanya 30% efektif mengatasi masalah
gizi 1000 HPK. Hal ini karena kompleksnya masalah gizi khususnya masalah beban
ganda, yaitu kombinasi antara anak kurus, pendek gemuk dan penyakit tidak menular
(PTM), yang terjadi pada waktu yang relatif sama di masyarakat miskin, penuntasan
tumbuh kembang anak sejak masa dalam kandungan. Berbagai perubahan fisiologi,
menurun dalam menyerap kembali zat gizi dibanding sebelum masa kehamilan, selain
itu perubahan pada plasenta yang berfungsi menyuplai zat gizi kepada janin.
tidak mencukupi maka cadangan zat gizi ibu yang akan digunakan. Cara paling
mudah untuk memantau status gizi ibu hamil dengan melakukan penimbangan berat
badan secara berkala. Kenaikan berat badan pada hakekatnya merefleksikan asupan
gizi ibu. Pemeriksaan antenatal sebaiknya dilakukan agar status gizi ibu dapat diatur.
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau
keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya,
bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul
pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum
antenatal care (Winkjosastro, 2006). Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat
membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat menyebabkan morbiditas dan
minimal 4 kali selama kehamilan berlangsung, yakni pada trimester pertama, kedua
dan ketiga. Namun, idealnya pemeriksaan dilakukan sebulan sekali pada bulan 1-6,
dua kali pada bulan 7-8, dan seminggu sekali pada bulan ke-9 hingga bersalin
Kebutuhan nutrisi lainnya bagi ibu hamil adalah tambahan vitamin dan
mineral yang berfungsi agar proses tumbuh kembang janin berlangsung optimal.
Kekurangan vitamin dan mineral pada ibu hamil dapat mengakibatkan anemia dan
hipertensi sedangkan pada janin dapat mengakibatkan bayi lahir mati, prematur, dan
kekebalan tubuh bayi rendah. Hal yang perlu diperhatikan pada saat ibu hamil yaitu
tercukupinya kebutuhan zat besi sehingga terhindar dari anemia. Menurut WHO
,2006 kematian ibu di negara berkembang 40% disebabkan oleh anemia selama
kehamilan. Bagi bayi agar terhindar dari resiko kelainan bawaan otak, tulang kepala,
dan sumsum tulang belakang dengan memberikan asam folat. Pemberian suplemen
asam folat sebaiknya diberikan 0,4 mg/hari selama tiga bulan sebelum konsepsi
Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari berat badan ibu hamil yang memadai
yaitu bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang
bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga. Kekurangan asupan
prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat. Sedangkan
pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin
terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan
kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum (WHO, 2006).
Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai status
gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan
bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik. Pada awal kehamilan (trimester I)
mual dan muntah sering dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan
muntah pada awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada
tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormone chorionic
gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. HCG meningkat produksinya pada
tiga bulan pertama kehamilan dan turun kembali setelah bulan keempat, sehingga
pada kehamilan memasuki bulan keempat rasa mual sudah mulai berkurang. Mual
atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau minuman selama 24 jam, air kencing
berwarna gelap atau pekat, muntah sering (setiap jam atau lebih), dan mual hebat
sehingga selalu muntah saat makan. Bahaya hiperemesis gravidarum adalah terjadi
nutrisi dari infus selama beberapa hari sampai gejala mereda. Ibu hamil yang
mengalami mual muntah, makan sedikit tapi sering dapat membantu pemenuhan gizi
ibu hamil.
Jumlah asupan energi merupakan faktor gizi yang paling penting pada ibu
hamil jika dikaitkan dengan berat badan bayi rendah. Banyaknya energi yang harus
Pangan dan Gizi 2004) atau kira-kira 300 kalori tiap hari di atas kebutuhan wanita
tidak hamil. Nilai ini dihitung berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang
tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu. Kebutuhan energi trimester 2
Asupan lemak untuk ibu hamil sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang
yaitu 20-30 % dari jumlah kalori total. Sumber lemak ada 2 yaitu hewani dan nabati.
Sumber lemak hewani terdapat di dalam daging hewan seperti ayam, bebek, sapi dan
ikan, sedangkan lemak nabati terdapat di dalam tumbuhan seperti kacang tanah, biji
bunga matahari, minyak kelapa, minyak sayur, minyak kedelai, dan sebagainya. Ibu
hamil sekiranya cukup mengkonsumsi lemak hewani dan nabati dalam jumlah yang
cukup. Lemak omega 3 yang terdapat di dalam ikan gindara, ikan gembung dapat
membantu perkembangan otak janin (Almatsier, 2009). Kebutuhan zat besi pada
wanita hamil meningkat 200-300%, untuk membentuk plasenta dan sel-sel darah
merah janin. Anjuran kalsium bagi wanita hamil berusia di atas 25 tahun adalah
1200 mg/hari, sumber kalsium adalah susu, putih telur, dan keju. Selain kalsium,
(Arisman, 2004).
stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Menurut Bloom 1908 dalam
Maulana 2009, perilaku manusia dibagi kedalam tiga domain yaitu kognitif
(knowledge), sikap atau tanggapan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude), dan praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta sehubungan dengan
A.D.1 Pengetahuan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
mempengaruhi status gizinya. Demikian juga pada ibu hamil yang mempunyai
pengetahuan tentang kebutuhan tubuh akan gizi, ia dapat menetukan jumlah dan jenis
keterbatasan dalam menerima informasi dan penanganan masalah gizi dan kesehatan,
bagian dari strategi pengembangan program dan bukan ditentukan kemudian hari
(Madanijah, 2004).
A.E Penyuluhan Gizi
masyarakat luas dengan cara ceramah, diskusi, demonstrasi dan lain-lain (Depkes,
RI,2007). Penyuluhan gizi dilakukan dalam lingkup makro dan mikro. Makro yaitu
masyarakat. Pendekatan juga dapat dibagi atas pendekatan individu dan pendekatan
kelompok (Santoso & Ranti, 2004). Teknik penyuluhan gizi adalah cara
metode, materi, karakteristik sasaran, media dan situasi. Beragam teknik penyuluhan
Pesan gizi yang disampaikan dalam penyuluhan gizi harus tepat. Seseorang
tidak perlu mencakup semua informasi yang diketahui tentang sesuatu hal, tetapi apa
yang disajikan harus didasarkan pada pengetahuan terbaik yang dimiliki (Depkes
RI,2009). Penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan gizi, yang dilakukan dengan
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan
pemberian penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang pada ibu mampu
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu. Selain itu, menurut Jayanti (2009), dalam
banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan gizi adalah metode,
materi, media, dan petugas yang melakukannya. Agar tercapai suatu hasil yang
status gizi masyarakat untuk jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian
pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara
gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Seseorang yang berpengetahuan gizi baik
cenderung memilih makanan yang lebih baik mutu maupun jumlahnya (Depkes,
2002).
DOKUMENTASI
Kegiatan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dilaksanakan di Aula Puskemas Tabaringan
Terlihat para Ibu-Ibu yang sangat antusias mendengarkan penyuluhan berkenan pentingnya