2015
7.3
2030
8.5
2050
9.7
Permintaan ikan global akan berlipat ganda antara tahun 2020 dan
2100 2050. Permintaan tersebut akan lebih banyak dipenuhi dari produksi
perikanan budidaya dengan menjaga stabilitas pasokan
11.2 perikanan tangkap yang semakin higienis dan bermutu tinggi
DIREKTORAT JENDERAL
Sumber : World Economic Forum, United Nations, FAO
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KP 3
Permasalahan Gizi Nasional
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) TAHUN 2021
Stunting
24,4% 7,1% q Menimbulkan kerugian ekonomi negara
Stunting Anak Wasting Anak sebesar 2-3 % dari PDB per tahun atau
Gizi Kurang Tinggi badan tidak Berat badan tidak sepadan diperkirakan mencapai Rp 300 triliun per
sepadan (pendek) dengan (kurus) dengan tinggi tahun
usianya badannya Sumber : Kepala Bappenas pada Stunting Summit, 28
Maret 2018
33,80
33,20
31,40
29,80 30,00 29,70 30,20
29,00 29,50
28,70
27,40 27,50 27,40 27,50
25,80 26,20
24,80 24,50 24,50
23,50
24,40%
23,30
22,30 22,40 22,10 22,80 NASIONAL
21,60
20,90
18,60 18,50
17,60 17,30
16,80
10,90
Kalsel
Sulsel
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Sultra
NTT
Jatim
Bali
NTB
Maluku
Malut
Jabar
Yogyakarta
Kaltim
Jambi
Kalbar
Sulbar
Babel
Sumbar
Pabar
Aceh
Jateng
Papua
Riau
Kalteng
Sulteng
Jakarta
Banten
Kaltara
Kepri
Sulut
Gorontalo
Sumut
8
PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI DAN
PENINGKATAN INVESTASI DAN NILAI TAMBAH PRODUK
KEBERLANJUTAN USAHA
• Pengembangan, harmonisasi sistem dan
• Profiling potensi dan peluang usaha dan kesepahaman standardisasi produk dan
investasi penilaian
• Promosi usaha dan Investasi • Pelayanan Sertifikasi Kelayakan Pengolahan
• Fasilitasi kemitraan usaha dan investasi (GMP certification)
• Pelayanan perizinan berusaha (pengolahan) • Profilling pengolahan hasil kelautan dan
perikanan
• Fasilitasi akses pembiayaan
• Bimbingan teknis dan pendampingan usaha
• Bimbingan teknis dan pendampingan usaha Mikro-Kecil (UMK) pengolahan hasil kelautan
• Penumbuhan kewirausahaan dan korporasi DUKUNGAN PENGUATAN DAYA SAING PADA dan perikanan
• Pengembangan usaha berbasis • Pengembangan diversifikasi dan nilai tambah
5 PROGRAM UTAMA BLUE ECONOMY
wilayah/klaster produk
• Fasilitasi sarana prasarana penanganan dan
1. Memperluas wilayah konservasi dengan target 30% luas pengolahan hasil kelautan dan perikanan
laut NKRI
2021-2024
2. Penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota dan
PERLUASAN AKSES zona penangkapan
3. Pengembangan budidaya laut, pesisir dan air tawar
PENGUATAN LOGISTIK IKAN
PASAR DALAM DAN LUAR DAN KONEKTIVITAS ANTAR
(darat) yang ramah lingkungan
NEGERI 4. Pengelolaan Berkelanjutan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil WILAYAH
• Profilling pasar dalam dan luar negeri 5. Penerapan program “Bulan Cinta Laut“ untuk menjaga • Profiling logistic hasil kelautan dan perikanan
• Peningkatan akses pasar dan penanganan • Penerapan system ketertelusuran (traceability)
wilayah laut bersih dan bebas sampah plastik
hambatan pasar (tariff maupun nontariff) secara terintegrasi hulu-hilir (STELINA)
• Perluasan dan pembukaan pasar baru • Pengembangan pusat-pusat aggregator/
konsolidasi hasil kelautan dan perikanan
• Bimbingan teknis dan kemitraan pemasaran, serta • Pengembangan konektifitas dan efisiensi logsitik
penumbuhan eksportir baru • Bimbingan teknis pengadaan, penyimpanan dan
• Pelayanan perizinan berusaha (pemasaran) distribusi
• Fasilitasi sarana prasarana pemasaran • Pelayanan perijinan berusaha pasca panen
• Promosi dan branding produk kelautan dan • Implementasi Sistem Resi Gudang
• Penataan rantai pasok hasil kelautan dan
perikanan perikanan
• Digitalisasi pemasaran • Fasilitasi sarana prasarana logistic hasil kelautan
• Sosiasliasi dan kampanye Gemarikan dan perikanan
PERLUASAN AKSES PASAR DALAM NEGERI
melalui GEMARIKAN TARGET
Angka Konsumsi Ikan
Angka Konsumsi Ikan
1 naik
tahun 2021 :
55,16 Kg/Kap/Tahun
Ancaman Gizi Buruk
setara ikan utuh segar .
Target 2022:
2 teratasi
59,53 kg/kap/tahun
setara ikan utuh segar
3 Prevalensi Stunting
turun
10
LANDASAN PELAKSANAAN
TARGET PENURUNAN ANGKA PREVALENSI STUNTING
11
PERAN PENTING PENINGKATAN KONSUMSI IKAN
20,00 3,00
0,00 0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021*
*) Angka sementara
68,88 69,44
67,80 67,05 66,21
65,94 64,91
63,70 64,01
62,22
58,10 58,91
56,36 56,68
52,66
55,16
49,69 50,32
46,78 46,98 45,77 46,28
44,68 44,26
42,36 42,69 43,34
41,57
38,92
36,54 35,86 35,06
Malut
Kalteng
Sulteng
Jambi
Banten
Jateng
Sulut
Sumbar
Lampung
Pabar
Sumsel
Babel
Papua
Sultra
Jakarta
Kalbar
Sulbar
Maluku
Jabar
Kaltim
Yogyakarta
Gorontalo
Aceh
Riau
Bengkulu
Jatim
Kaltara
NTT
Sumut
NTB
Kalsel
Sulsel
Bali
Kepri
1.326
845
608
515 502
362 426
303 333 276 263
237 193 247 250 201 178 178 185 247
138 149 91 92 130 157 93 143 100
53 82 73
Kalteng
Sulteng
Banten
Malut
Sulut
Sumbar
Lampung
Pabar
Jambi
Jateng
Babel
Papua
Sultra
Jakarta
Maluku
Kaltim
Gorontalo
Sumsel
Kalbar
Sulbar
Bengkulu
Jatim
Kaltara
Jabar
Kalsel
Sulsel
Yogyakarta
Aceh
Bali
Kepri
Riau
NTT
Sumut
NTB
Sumatera Jawa Bali-NT Kalimantan Sulawesi Maluku-Papua
(2,98 Juta Ton) (6,16 Juta Ton) (0,69 Juta Ton) (0,95 Juta Ton) (1,32 Juta Ton) (0,56 Juta Ton)
PREFERENSI KONSUMSI IKAN TAHUN 2021 Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Ikan Bandeng: sumber omega 3,6 dan 9 Ikan Nila: sumber vitamin B12 Ikan Gabus: sumber Protein Albumin
baik untuk Kesehatan Jantung baik untuk Anti Oksidan baik untuk Penyembuhan Luka
Ikan Patin: sumber asam lemak oleat Ikan Kembung: sumber omega 3 Udang: sumber Kalsium, Potasium,
baik untuk mencegah resiko Penyakit baik untuk Perkembangan Otak & Fosfor, Vitamin A dan E
Kardiovaskuler Mata Janin
4. GEMARIKAN untuk Mencegah Stunting
1983 - 2002
GEMA INSANI
GENAPKAN
GEMARI
2004
GERAKAN NASIONAL
Oleh
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
IBU MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
Sumber: Bennett et all (2018) dalam Jurnal The Royal Swedish Academy of Science Tahun 2021
Source: United Nation, UN-Nutrition, 2021
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia