Oleh :
51932400003
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala rezeki, rahmat, dan karunia berlimpah yang telah diberikan, tanpa-Nya
skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Tomat (Solanum
lycopersicum L.) dalam Pembuatan Cookies Tomat yang Kaya akan Vit C untuk Kesehatan Kulit
pada Wanita Dewasa Awal di Kota Medan” dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Gizi
di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan dan penyekesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan
bantuan, dukungan orang tua dan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua, Sutrisno dan Halimah Siregar, adik Sazmita Fadyah Fatah dan Dimas
Maulana Fatah dan seluruh keluarga besar atas doa, perhatian, dan dukungan tanpa henti
selama ini.
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.
3. Dosen pembimbing, Dra. Adikahriani, M.Si., Risti Rosmiati, S.Gz, M.Si., dan Hardi
Firmansyah, S.Si, M.Si yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan
memberikan arahan, masukan, ilmu dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
4. Ketua penguji, Dra. Adikahriani, M.Si., Risti Rosmiati, S.Gz, M.Si., dan Hardi Firmansyah,
S.Si, M.Si atas saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Esi Emilia, M.Si yang senantiasa membimbing selama
masa perkuliahan.
6. Sejawat seperjuangan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan khususnya Prodi Gizi
yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga peneliti tetap semangat dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
7. Teman sepermainan, Fazril, Putri dan Dini yang telah menemani dari awal hingga akhir.
i
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, dari segi struktur
dan isi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sehingga berguna untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari. Semoga
penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di
bidang ilmu Gizi dan Kesehatan.
5193240003
ii
ABSTRAK
Proses menua atau aging merupakan proses biologis yang terjadi secara alami dan
mengenai semua makhluk hidup, meliputi seluruh organ tubuh seperti jantung, paru, otak, ginjal,
termasuk kulit. Penuaan kulit biasanya ditandai dengan kondisi kulit kering, bersisik, kasar dan
disertai munculnya keriput dan noda hitam atau flek. Proses menua diibedakan atas 2 yaitu
pertama, proses intrinsik yakni proses menua alamiah yang terjadi sejalan dengan waktu. Paparan
sinar matahari (ultraviolet) telah terbukti sejak tahun 1969 sebagai faktor ekstrinsik utama pemicu
penuaan kulit. 80% merupakan penuaan pada kulit wajah (Zhang & Duan, 2018). Indonesia
sebagai negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian, pasokan tanaman
tradisional di Indonesia terkenal sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai antioksidan. Diketahui bahwa aktivitas antioksidan pada tanaman tradisional dapat
menghambat penuaan kulit (Petruk et al., 2018). Diantaranya adalah tomat. Berdasarkan hasil
obeservasi di daerah Berastagi ditemukan beberapa lahan petanian yang menanam tomat hingga
waktu panen tiba, tetapi dibiarkan begitu saja. Hal ini diakibatkan harga jual tomat yang tidak stabil
di pasaran, sehingga petani lebih memilih membiarkan tomat sampai busuk.Pengolahan tomat
umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mengawetkan atau mempertahankan produk untuk
keperluan memasak pada saat tidak musim panen, meningkatkan nilai tambah, dan meningkatkan
pemasukan (Besar & Pascapanen, 2016). Salah satu usaha yang dapat meningkatkan harga tomat
adalah dengan mengolah tomat segar menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis, misalnya
dengan pengolahan tomat menjadi cookies tomat. Dengan pengolahan juga maka daya simpan
produk tomat menjadi lebih panjang dan diharapkan pemasaran akan lebih luas, selanjutnya
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Kandungan kimia dalam 100
g buah tomat adalah 3,6 g karbohidrat, 1 g protein, 0,2 g lemak, 10 g kalsium, 16 mg fosfor, 0,6 mg
zat besi, 1700 IU vitamin A, 0,1 mg vitamin B, dan 21 mg vitamin C (Sari et al., 2021). Vitamin C
atau yang dikenal dengan nama asam askorbat merupakan vitamin yang mudah larut dalam air,
berbentuk kristal putih, dan mudah teroksidasi jika terpapar udara. Vitamin C memiliki peranan
yang sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai antioksidan alami, antikanker, menjaga kesehatan
gigi dan gusi, serta menjaga daya tahan tubuh (Tareen et al., 2015). Surbakti & Berawi (2016)
mengemukakan bahwa konsumsi tomat dapat mencegah penuaan.
iii
Cookies merupakan salah satu jenis camilan atau makanan ringan yang banyak disukai oleh
sebagian besar masyarakat mulai balita sampai dewasa. Sebagai bahan pangan kering, cookies
tergolong tidak mudah rusak dan mempunyai umur simpan yang relatif panjang (Khasanah, 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang
efektivitas ekstrak vit c pada tomat yang di aplikasikan menjadi cookies tomat untuk kesehatan
kulit wanita dewasa awal di kota Medan.
vi
DAFTAR ISI
Nomor Judul
Halaman
2.1 Kandungan gizi per 100g buah tomat ……………………....... 12
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
2.1 Struktur anatomi kulit ………………………....………………..6
2.2 Bagian-bagian dan penampang melintang tomat ………………11
2.3 Struktur molekul vitamin C …………………………………….13
2.4 Diagram alir penelitian …………………………………………15
x
DAFTAR LAMPIRAN
2
Namun, belum pernah dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak vit c pada
tomat yang di aplikasikan menjadi cookies tomat untuk kesehatan kulit.
Cookies merupakan salah satu jenis camilan atau makanan ringan yang banyak disukai
oleh sebagian besar masyarakat mulai balita sampai dewasa. Sebagai bahan pangan kering,
cookies tergolong tidak mudah rusak dan mempunyai umur simpan yang relatif panjang
(Khasanah, 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
tentang efektivitas ekstrak vit c pada tomat yang di aplikasikan menjadi cookies tomat untuk
kesehatan kulit wanita dewasa awal di kota Medan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
harga jual tomat yang tidak stabil di pasaran, sehingga petani lebih memilih membiarkan tomat
sampai busuk.
Pada penelitian ini dibatasi dengan adanya temuan yang ditargetkan yaitu penemuan etanol
pada cookies.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah ekstrak vit c pada tomat yang di aplikasikan menjadi cookies tomat memiliki efektivitas
untuk kesehatan kulit wanita dewasa awal ?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak vit c pada tomat
yang di aplikasikan menjadi cookies tomat untuk kesehatan kulit wanita dewasa awal.
3
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian yang meliputi usia, pendidikan, suku.
3. Untuk mengetahui efek ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam meningkatkan
kadar air (moisture) kulit.
4. Untuk mengetahui efek ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam meningkatkan
kehalusan (evenness) kulit.
5. Untuk mengetahui efek ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam mengecilkan
pori (pore) kuit.
6. Untuk mengetahui efek ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam mengurangi noda
(spot) pada kulit.
7. Untuk mengetahui efek ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam mengurangi
keriput (wrinkle) pada kulit.
4
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti sendiri dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak vit c tomat (Solanum lycopersicum L.) dan menilai uji
efektivitas untuk kesehatan kulit.
2. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai tomat (Solanum lycopersicum L.) sebagai tanaman yang dapat digunakan untuk
menghambat proses penuaan kulit dan pemanfaatan tomat sebagai produk yang bernilai
ekonomis, sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
3. Bagi bidang penelitian, apabila terbukti efektif, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan produk inovasi lainnya dengan bahan dasar tomat (Solanum lycopersicum L.).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia yang menjaga organ di
dalamnya dan kulit adalah lapisan yang paling utama beradaptasi pada lingkungan luar,
cuaca atau iklim.
Kulit juga merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi dilihat dari keadaan
umur, jenis kelamin, ras, dan lokasi tubuh.
2.1.1 Struktur Anatomi dan Histologi Kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan, dimulai dari yang paling luar sebagai berikut: a.
lapisan epidermis b. lapisan dermis c. lapisan subkutan (Kalangi, 2014).
Terdapat 5 lapisan pada lapisan epidermis, antara lain: a. stratum corneum (lapisan tanduk)
b. stratum lucidum c. stratum granulosum (lapisan keratohialin) d. stratum spinosum (lapisan
malphigi) e. stratum basale.
6
2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa
padat dengan elemen selular, kelenjar, dan rambut sebagai adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas: a.
pars papilaris b. pars retikularis.
3. Lapisan subkutis (hipodermis)
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel- sel
lemak di dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir karena
lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang
lainnya oleh trabekula yang fibrosa.
2.1.2 Fungsi Kulit
Kulit merupakan organ yang melindungi tubuh dari berbagai macam bahaya. Fungsi utama
dari kulit adalah sebagai pelindung dati berbagai macam paparan seperti radiasi ultra violet,
tekanan, bahan kimia, berperan dalam sintesis vitamin D, kulit mengandung sel saraf yang dapat
mendeteksi dan menyampaikan adanya perubahan dilingkungan, menjaga keseimbangan air dan
elektrolit dan termoregulasi (Prasetyaningati, Dwi Rosyidah, 2019).
2.1.3 Jenis-jenis Kulit
(Wahyuningtyas, Regina Suci & Sastypratiwi, 2015) Mengatakan pada umumnya jenis
kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Kulit Normal
Memiliki karakteristik kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan
mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering.
2. Kulit Berminyak
Memiliki karakteristik minyak di daerah T tampak berlebihan, tekstur kulit tebal dengan
pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat.
7
3. Kulit Sensitif
Memiliki karakteristik kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah dan terlihat
kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T
yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar
minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas
kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik.
4. Kulit Sensitif
Memiliki karakteristik mudah alergi, cepat bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan
terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan
permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan.
5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Kulit sehat merupakan kulit yang tidak menderita penyakit, baik penyakit yang mengenai
kulitnya secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh yang secara tidak langsung mempengaruhi
kesehatan kulitnya. (Wahyuningtyas, Regina Suci & Sastypratiwi, 2015)mengatakan penampilan
kulit sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit berupa warna, tebal dan tekstur kulit.
Kulit kering merupakan kulit dengan kadar air dan lemak permukaan kulit kurang atau
sedikit. Padahal, salah satu fungsi air dan lemak adalaah untuk melenturkan kulit, jika hal tersebut
terjadi, akibatnya kulit akan pecah-pecah dan kaku (Butarbutar & Chaerunisaa, 2020)
8
2.2.2 Faktor Penyebab Kulit Kering
kondisi saat kulit kekurangan cairan pada lapisan epidermis sehingga menyebabkan
hilangnya pelembap kulit yang berakibat kepada menurunnya tingkat kelembapan kulit.
2. Kekasaran permukaan kulit (kekurangan vitamin C)
Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, jaringan ikat yang ditemukan pada kulit,
sendi, tulang, dan pembuluh darah. Yang apabila mengalami defisiensi vitamin C, kondisi
keratosis akan beresiko terjadi. Pada keratosis kulit akan menjadi kasar terutama pada bagian
lengan atas, paha, dan bokong. Vitamin C juga berperan dalam melindungi kulit dari paparan
sinar UV dari matahari.
3. hidrofilitas
4. Kemampuan sebum
5. Faktor-faktor lain
Selain itu, kulit kering juga dipengaruhi oleh iklim, usia, dan pemakaian produk yang
tidak sesuai jenis kulit.
2.2.3 Ciri-ciri Kulit Kering
2. Bersisik.
4. Sedikit transparan.
5. Terasa sedikit kencang tetapi terlihat garis atau kerutan halus, terutama di daerah mata dan
mulut meskipun pada usia yang belum lanjut.
9
2.3 Vitamin C Tomat sebagai Anti –Aging
Kulit merupakan organ terluas dari tubuh manusia yang berperan sebagai pelindung
pertahanan pertama dari lingkungan, seperti sinar ultraviolet serta polutan. Kulit membutuhkan
antioksidan untuk melindungi keseimbangan oksidatif nya secara alamiah. Diketahui bahwa
aktivitas antioksidan pada tanaman tradisional dapat menghambat penuaan (Petruk et al., 2018).
Senyawa karotenoid, polifenol, dan vitamin C yang terdapat pada tomat (Solanum lycopersicum
L.) dapat bertindak sebagai antioksidan (Surbakti & Berawi, 2016).
Tomat merupakan salah satu sayuran yang umum dikonsumsi di dunia. Tanaman tomat
(Solanum lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas
sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas
didataran rendah sampai dataran tinggi, pada lahan bekas sawah dan lahan kering. Pada mulanya
tanaman tomat dikenal sebagai tanaman liar yang tidak banyak manfaatnya, tetapi di beberapa
negara terutama peru sudah mulai dijadikan bahan makanan. Penggunaan tomat sebagai bahan
makanan mulai dilakukan di Eropa, terutama dijadikan bumbu masak. Tomat banyak digunakan
untuk masakan sehari-hari. Selain itu tomat dijadikan bahan industri seperti saus tomat, t o m a t
y a n g diawetkan dalam kaleng, dan berbagai macam bahan makanan bergizi tinggi lainnya.
Buah tomat bisa dimakan langsung dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau
dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur (Hardianti, 2021).
Selain mempunyai rasa yang lezat tomat sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tomat
memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik, mengandung protein, karbohidrat, lemak,
kalsium, fospor, zat besi, vitamin A dan vitamin C (Sulichantini, 2015). Kandungan gizi 100
gram buah tomat meliputi 93,76 % air, 21 kal energi, 0,85 gram protein, 0,33 gram lemak, 4,69
gram karbohidrat, 1,1 gram serat, 0,42 gram abu, 5 mg kalsium, 0,45 mg zat besi, 11 mg
magnesium, 24 mg fosfor, 19,1 mg vitamin c, 0,05 mg thiamin, 0,047 mg, riboflavin, 0,628 mg
niasin, asam pantotenat 0,247 mg, vitamin B6 0,080 mg (Kerja, 1967).
10
2.4.1 Sistematika Tumbuhan Tomat
Menurut (Habibie, 2020) klasifikasi tanaman tomat {Lycopersicum esculentum L.) sebagai
berikut:
Tanaman tomat {Lycopersicon esculentum L.) adalah tanaman perdu atau semak yang
menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ± 2 meter. Kama bersifat menjalar
maka dalam pembudidayaannya tanaman tomat dapat dijalarkan pada setems bamboo atau kayu,
sehingga dapat tumbuh vertica (Petruk et al., 2018).
11
Tabel 2.1 Kandungan gizi per 100g buah tomat
Kandungan Gizi Jumlah
Air 0.3 g
Protein 1g
Lemak 0.1 g
Karbohidrat 4g
Serat 0.6 g
Abu 1g
Kalori 21 kal
Kapur 15 mg
Fosfor 30 mg
Besi 0.4 mg
Vitamin A 1.000 IU
Vitamin B1 (Thimin) 50 µg
Vitamin B2 (Riboflavin) 40 µg
Vitamin PP (Niacin) 0.7 mg
Vitamin C (Ascorbic Acid) 25 mg
Cookies merupakan kue kering yang berbentuk kecil, memiliki rasa manis, tekstur yang
kurang padat dan renyah. Cookies biasanya terbuat dari tepung terigu, gula dan telur (Hastuti,
2012). Ciri khas cookies adalah memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi serta kadar air
rendah (kurang dari 5%), sehingga bertekstur renyah apabila dikemas (Brown, 2000) dalam
(Rosida et al., 2020).
12
2.6 Mekanisme Kerja Vitamin C Cookies Tomat untuk Kesehatan Kulit
Gambar 2.3 Struktur molekul vitamin C
(Sumber : Wikipedia)
Vitamin C (ascorbic acid) mencegah peroksidasi lipid dan melindungi keratinosit yang
terkena radiasi ultraviolet (UV) dari kematian sel (Pullar et al., 2017). Pada manusia, ditemukan
bahwa Vitamin C (ascorbic acid) berperan sebagai phoprotectant yang menstimulasi sintesis
kolagen, melindungi dari bahaya radiasi UV-A / UV-B, dan meringankan radang pada kulit (Pullar
et al., 2017).
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dirumah peneliti yang beralamat di jalan Bilal Gg Persada II no.17
C Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara. Pada bulan
Februari – Maret 2022.
3.2 Alat dan bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa oven pengering, oven pemanggang,
kompor, timbangan digital, mangkuk, pisau, blender, mixer, scoop, sendok, tanur, labu kedjhal,
gelas ukur, gelas beaker, buret, pengukur waktu, kerta saring, pipet ukur, pipet tetes, gelas arloji,
penjepit tabung, spektrometri, pemanas listrik, pendingin, penangas air, corong, piring dan labu
mojonier.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies pada penelitian ini berupa tomat, dan
tepung terigu sebagai bahan utama. Selain itu terdapat bahan pendukung seperti telur, baking soda,
garam, butter, brown sugar, vanilla extract, toping kacang almond. Kemudian bahan kimia yang
digunakan dalam tahapan penelitian kadar gizi yaitu H2SO4, NaOH, Asam borat, eter, HCl, NaCl,
etanol, ammonia, indicator fenolfetalin, larutan luff, kloroform, dan metanol.
14
3.3 Diagram Alir Penelitian
Pembuatan cookies
Analisis data
Hasil penelitian
Gambar 2.4 Diagram alir penelitian
3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
3.4.1 Rancangan Penelitian
Penilaian organoleptik dengan uji hedonik atau uji kesukaan. Pengujian ini dilakukan di
sekitar rumah tempat peneliti tinggal yakni Kota Medan dengan panelis remaja dengan rentang usia
12-18 tahun sebanyak 20 panelis semi terlatih yang kemudian dengan uji penerimaan kepada
remaja sebanyak 50 panelis. Cara menggunakan uji hedonik pertama, memberikan kode unik pada
masing-masing cookies yang diurutkan dari kiri ke kanan, selanjutnya instruksi untuk mencicipi
cookies tomat yang telah disajikan berturut-turut dari kiri ke kanan. Panelis mencicipi cookies
dengan menagamati karakteristik organoleptik meliputi warna, rasa, aroma, tekstur. Instruksi untuk
membilas indra pencicip dengan air putih yang telah disajikan setiap mencicipi satu sampel.
Setelah mencicipi semua sampel, memberi instruksi kepada panelis untuk menilai keseluruhan
sample dengan mengisi form penilaian dengan memberikan skor berdasarkan yang kita sukai dari 1
- 5.
3.4.3 Pengujian Kandungan Cookies Tomat
Pengujian kandungan cookies tomat dilakukan di Laboratorium Analisis Zat Gizi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
Pencapaian tujuan program dari hasil produk yang akan dibuat adalah bagaimana mutu
produk cookies dengan subtitusi tepung terigu dan tomat dengan dengan analisis kadar vitamin C
dengan uji Spektrofotometri UV-Vis; bagaimana daya terima remaja terhadap inovasi produk
inovasi cookies; apakah pemanfaatan tomat dapat meningkatkan nilai gizi terhadap produk inovasi
cookies.
16
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Penilaian Organoleptik
Untuk menentukan cookies tomat yang disukai oleh panelis dari setiap perlakuan, dilakukan
uji organoleptik terhadap mutu produk cookies tomat meliputi warna, tekstur, rasa, aroma dan
keseluruhan dengan metode skoring. Skala yang digunakan dalam penilaian adalah skala tabel,
kemudian dikonveriskan ke skala angka berdasarkan pada pemberian skor panelis (Kode 1 = Tidak
suka, 2 = Agak tidak suka, 3 = Netral, 4 = Agak suka, 5 = Suka). Pengujian menggunakan 20 orang
panelis semi terlatih dan uji penerimaan dengan 50 orang panelis remaja.
3.6.2 Analisis Zat Gizi
Analisis nilai gizi meliputi analisis kadar air menggunakan metode pengeringan dengan
oven (Septiani & Rousmaliana, 2019), dan analisis kadar vitamin C dengan menggunakan metode
Spektrofotometri UV-VIS (Badriyah & Manggara, 2015).
Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian organoleptik dan kandungan gizi diolah
dengan menggunakan sidik ragam Analysis of Varian (ANOVA) dan Uji Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Perlakuan dengan tingkat kesukaan tertinggi
diuji dengan analisis proksimat dan vitamin C. Hasil uji kesukaan atau uji hedonik cookies dengan
penambahan tomat dan tidak ada penambahan tomat dianalisis dengan uji-t.
17
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, L. M. (2015). Penetapan kadar vitamin C pada cabai merah ( C apsicum annum L .)
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Wiyata, 2(1), 25-28.
Butarbutar, M. E. (2020). Peran Pelembab dalam Mengatasi Kondisi Kulit Kering. Majalah
Farmasetika, 6(1), 56-69.
Dewi Maulida, N. Z. (2010). Ekstraksi Antioksidan ( Likopen ) dari Buah Tomat dengan
Menggunakan Solven Campuran, N – Heksana, Aseton, dan Etanol. urusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, 1-8.
Eneng Fakhrunnisa, J. G. (2018). Produksi Tomat Cherry dan Tomat Beef dengan Sistem
Hidroponik di Perusahaan Amazing Farm, Bandung. Journal of Physical Therapy Science,
9(1), 1-11.
Erisa Senthya Br Surbakti1, K. N. (2016). Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) sebagai Anti
Penuaan Kulit Erisa. Majority, 5(3), 73-78.
Ganna Petruk, 1. R. (2018). Antioxidants from Plants Protect against Skin Photoaging. Oxidative
Medicine and Cellular Longevity.
Habibie, S. (2020). RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS
TOMAT ( solanum lycopersicum L.) TERHADAP PEMBERIAN POC AZOLLA S K R I
P S I. Skripsi, 1-56.
Hardianti, N. (2021). Strategi pengembangan usahatani tomat dengan sistem pemulsaan di
kelurahan tamaona kecamatan tombolo pao kabupaten gowa.
Huma Tareen*, S. A. (2015). Estimation of Vitamin C Content in Artificially Packed Juices of Two
Commercially Attracted Companies in Relation to Their Significance for Human Health.
Biological Forum – An International Journal, 7(2), 682-685.
Kalangi, S. J. (2014). Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik (Jbm), 5(3), 12-20.
Khasanah, A. A. (2017). Pengembangan produk cookies dan kue mento sebagai bentuk
pemanfaatan tepung ubi ungu. TUGAS AKHIR, 1689-1699.
Lega Dwi Asta Sari, R. S. (2021). Kadar Vitamin C Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Tiap Fase Kematangan Berdasar Hari Setelah Tanam. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 8(1), 74.
18
Poncojari Wahyono, S. H. (2011, juli). Efek Jus Buah Tomat (Lycopersicum pyriforme) terhadap
Pencegahan Fotoaging Kulit Akibat Iradiasi Sinar Ultraviolet-B. CIRED - Open Access
Proceedings Journal, 13, 170.
Prasetyaningati, D. R. (2019). Modul Pembelajaran Estetika. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, 1-45.
Pullar, J. M. (2017). The roles of vitamin C in skin health. Nutrients, 9(8).
Rosida, D. F. (2020). KARAKTERISTIK COOKIES TEPUNG KIMPUL TERMODIFIKASI
(Xanthosoma sagittifolium) DENGAN PENAMBAHAN TAPIOKA. Agrointek, 14(1), 45-
56.
Sari Intan Kailaku, K. T. (2016). POTENSI LIKOPEN DALAM TOMAT UNTUK KESEHATAN
Sari. Buletin Teknologi Pasca Panen, 3(1), 50-58.
Septiani, R. (2019). Identifikasi Tepung Ampas Kelapa Terhadap Kadar Proksimat Menggunakan
Metode Pengeringan Oven Identification of Coconut Pulp Flour on Proximate Level Using
Oven Drying Method. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 18-31.
Shoubing Zhang1, 2. a. (2019). Fighting against Skin Aging: The Way from Bench to Bedside.
Cell Transplantation, 27(5), 729-738.
Sulichantini, E. D. (2015). RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TOMAT
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SUPER ACI. Agroekoteknologi,
40, 75-80.
Tabel Kandungan Gizi Buah Tomat Tabel. (1967, April). Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 13, 15-38.
Wahyuningtyas, R. S. (2015). Sistem Pakar Penentuan Jenis Kulit Wajah Wanita Menggunakan
Metode Naïve Bayes. JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi), 4(1), 27-32.
Widaty, S. S. (2017, januari). Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di
Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).
Yasmine, M. (2019). fek ekstrak etanol tomat ( solanum lycopersicum l.) sebagai anti- aging pada
wanita usia produktif. Skripsi.
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
21