Salfiana, S.TP.,M.Si
Disusun Oleh:
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KLIMATERIK
DAN NON KLIMATERIK” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
kenaikan atau perubahan laju respirasi pada buah. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media
internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pembimbing kami, Ibu Salfiana, S.TP.,M.Si dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon
kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
2. Mengetahui lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan buah Non Klimaterik
beserta contohnya .
BAB II
PEMBAHASAN
Konsumsi buah biasa dilakukan saat dagingnya sudah lunak dan matang. Saat
buah belum masak, biasanya rasanya akan pahit atau masam. Selain itu, dagingnya juga
keras. Proses pemasakan buah ini terjadi akibat senyawa pektin dan pati yang dipecah
sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buah. Kematangan
buah tersebut dipengaruhi oleh aktivitas anzim peknisane, amilase, dan gas etilen.
Berbagai jenis buah memiliki cara pematangan yang berbeda. Buah-buah tersebut
dikelompokkan menjadi buah klimaterik dan nonklimaterik.
Contoh buah klimaterik adalah sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka,
durian, sirsak, melon, dan manggis. Meskipun buah-buahan tersebut perlu
dipanen sebelum matang, cara panennya juga tidak sembarangan. Tidak sembarang
buah muda yang dapat dipanen. Seperti buah mangga dipanen setelah bentuk
buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Buah pepaya dipanen setelah ada
warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah
nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.
Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak,
stroberi, apel, dan jeruk. Perlu diketahui tanda-tanda buah matang agar
pemanenan dapat dilakukan pada waktu yang tepat. Salak yang matang warna
kulitnya berubah menjadi coklat, jarak matanya melebar, dan tidak ada duri di
permukaan kulit buah. Jeruk dipanen saat warna kulit berubah menjadi hijau
terang atau kuning dan teksturnya lunak. Nanas yang matang memiliki 3-4
mata berwarna kuning. Sementara itu, stroberi akan berwarna merah-oranye
saat sudah matang.
BAB III
PENUTUP
1.6. Kesimpulan
Buah klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke
tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat mengalami
kerusakan atau pembusukan. Buah non-klimaterik adalah buah
yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi.
1.7. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA