PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan yakni sumber bahan makanan yang biasanya berasal dari
tumbuhan dan hewan, yang dimana bahan makanan ini bisa dimakan atau
baan otak. walaupun begitu stiap bahan pangan memiliki kandungan gizi yang
berbeda dan lemak ialah salah satu contoh gizi yang akan didapatkan dari bahan
pangan.
makanan, salah satunya yaitu pada buah. Buah-buahan sangat penting untuk
dikonsumsi walaupun dalam jumlah yang sedikit, karena buah sangat bermanfaat
bagi sistem pencernaan. Buah merupakan sumber bahan makanan yang banyak
perkembangan, dan pertumbuhan Mohamad & Madanijah (2015). Salah satu buah
yang memiliki bayak manfaat yaitu buah anggur. Anggur memiliki banyak
manfaat bagi tubuh. buah anggur mengandung flavonoid dan antioksidan. Anggur
Oleh karena itu maka disusunlah makah ini guna sebagai pemahaman bagi
B. Rumusan Masalah
varietas anggur yang ditanam, iklim dan ketinggian tempat dimana anggur itu
ditanam. Pemanenan adalah kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau
umum, tanaman anggur yang ditanam di daerah sedang sampai dingin, tanaman
sudah dapat dipanen pada umur 3-4 tahun. Sedang anggur yang ditanam di daerah
tropis, pemetikan buah sudah dapat dilakukan sekitar 18-24 bulan sejak benih
ditanam.
tempat yang berbeda dapat dipanen buahnya pada waktu yang berbeda pula.
Tanaman yang ditanam di dataran rendah biasanya sudah dapat dipetik buahnya
80 hari setelah bunga mekar atau kira-kira 120-125 hari setelah pemangkasan.
Sedang bagi tanaman yang diusahakan di dataran tinggi, usia panen akan
secara rutin sesuai aturan pemangkasan anggur. Misal jika tanaman anggur itu
dipangkas pada bulan Maret, maka buah anggur sudah siap dipetik pada bulan
Juni atau Juli. Kualitas dan rasa buah yang dipanen akan memuaskan, asal pada
bulan-bulan itu cuaca kering dan mqtahari bersinar sepanjang hari. Sedang bila
tanaman dipangkas bulan Agustus, maka buah anggur siap dipanen pada bulan
bagus karena pada bulan-bulan tersebut cuaca sering hujan. Buah anggur yang
diperolehnya biasanya kematangannya tidak merata, buah mudah busuk dan retak
pemetikannya bisa siatur sedemikian rupa sehingga buah dipetik pada saat muism
kemaru atau tidak ada hujan dan matahari bersinar sepanjang hari. Pastikan agar
pembungaan dan pematangan buah jatuh pada saat cuaca kering dan udara cerah
cenderung meningkat daripada pemetikan 95 hari, hal ini sesuai dengan pendapat
Sjaifullah (1997) dan Lakitan (1995) yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan
buah anggur yang berkualita baik, pemetikan harus dilakukan pada tingkat
kemasakan yang optimal yaitu ditandai dengan perubahan fisik seperti perubahan
warna dan tekstur buah dan perubahan kimia seperti kandungan gula,
meningkatnya kadar vitamin, munculnya aroma dan cita rasa buah. Pantastico
(1989) menyatakan bahwa makin masaknya buah, dapat diamati adanya kenaikan
semakin masaknya buah, kenaikan keasaman ini disebabkan oleh biosintesis asam
oksalat yang berlebihan pada waktu buah masih hijau dan biositesis asam malat
yang dominan. Pada pemetikan 115 hari, buah anggur sudah dalam keadaan
kelewat masak,kandungan vitamin C cenderung menurun lagi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Abidin (1991) dan Haris (1989) yang menyatakan bahwa buah
yang dipetik terlalu masak atau tua juga mengalami perubahan warna, rasa, aroma
dan tekstur. Buah yang terlalu masak, aroma (flavor) yang dimilikinya menarik
lalat buah untuk mengerumuni, hal ini bisa menimbulkan luka pada permukaan
buah anggur sehingga mudah terinfeksi oleh jamur dan dapat meninkatkan
respirasi dan transpirasi sehingga vitamin C yang terlarut dalam air ikut menguap
buah. m Apabila buah dipetik terlalu muda, maka pengembangan cita rasa, zat
gizi dan sebagainya akan terganggu. Sebaliknya apabila buah dipetik dalam
keadaan lewat matang, nilainya akan cepat hilang karena daya simpannya akan
berumur pendek. Umur petik sangat berpengaruh terhadap kualitas dan daya
simpan anggur, semakin tua anggur dipanen maka semakin tinggi kadar gula,
makin rendah total asamnya, tidak mudah keriput dan makin singkat daya
simpannya
yang tidak dalam dan berkapasitas kecil (3-6 kg) dan wadah tersebut dilapisi
dengan kertas dan plastik, untuk mencegah pelukaan pada buah. Pemetikan
sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan buah diletakkan pada tempat yang teduh
atau ruangan untuk pelaksanaan perapian, pengkelasan dan pengemasan sebelum
buah anggur tersebut. Semakin panjang jalur distribusi, maka semakin banyak
yang diberi ventilasi merupakan salah satu upaya perbaikan untuk mengurangi
senyawa yang mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam zat-zat pelarut
antara lain : perubahan fisik dan kimia. Hal ini sesuai dengan sifat produk lepas
panen yaitu sebagai struktur jaringan hidup sehingga buah masih mengalami
lubang kecil dengan tujuan dapat mengurangi jumlah oksigen dalam kemasan
Tingkat kerusakan buah dipengaruhi oleh difusi gas ke dalam dan luar
buah yang terjadi melalui inti sel di permukaan dan akan dihambat oleh lapisan
yang terdapat di permukaan buah. Lapisan tersebut adalah lapisan lilin, lapisan
lilin akan berkurang akibat pencucian yang dilakukan pada saat penanganan pasca
Kerusakan pada anggur dapat disebabkan oleh proses pasca panen yaitu
pascapanen anggur. Salah satu cara untuk menjaga mutu anggur pada proses
6,79% pada buah tomat. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin keras jenis
kemasan yang digunakan maka semakin tinggi kerusakan mekanis pada produk
Salah satu kerusakan anggur setelah dikirim dari pengepul yaitu pecah, hal
tersebut dikarenakan kemasan pada saat proses pendistribusian yang kurang tepat,
dimana kemasan yang digunakan tidak dilengkapi dengan kemasan lainnya seperti
kertas koran, plastik serta tidak diberikan penutup anggur dalam kemasan.
kontainer plastik serta anggur disusun rapi dalam kemasan. Pengemasan komoditi
(Anwar, 2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
varietas anggur yang ditanam, iklim dan ketinggian tempat dimana anggur
itu ditanam. Pemanenan adalah kegiatan memetik buah yang telah siap
sedang sampai dingin, tanaman sudah dapat dipanen pada umur 3-4 tahun.
Sedang anggur yang ditanam di daerah tropis, pemetikan buah sudah dapat
film PE yang diberi ventilasi merupakan salah satu upaya perbaikan untuk
Ginting., Erliana dan Yulianti, R. 2012. Perbedaan karakteristik fisik edible dari
umbi-umbian di buat dengan penambahan plasticizier.Pertanian pangan
tanam, 31
Varanita, Z.A. 2016. Pengaruh getaran terhadap kerusakan mekanis buah tomat
(Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Teknik Pertanian Lampung.
5(2):117-124.
Warti, J., A.P. Munir dan R. Sigalingging. 2018. Bahan pengisi kemasan
keranjang bambu pada transportasi darat terhadap mutu tomat
(Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Rekayasa Pangan. 6(1): 64-71
Anwar, R.S. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan terhadap Perubahan
Fisik dan Masa Simpan Brokoli setelah Transportasi. Skripsi S1. Tidak
dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor