SERAT PANGAN
Oleh :
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS MATARAM
i
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan kesehatan serta rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Gizi Pangan ini tepat pada
waktunya dan sebagai mestinya sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Gizi Pangan di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dody Handito, S.TP., MP. selaku pengampu mata kuliah Gizi Pangan yang
telah banyak membimbing kami dengan baik dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah
yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan para pembaca pada
umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.Latar Belakang..........................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3.Tujuan.......................................................................................................3
1.4.Manfaat.....................................................................................................3
BAB II METODE PENELITIAN.........................................................................4
3.1.Pelaksanaan Penelitian.............................................................................4
3.2.Prosedur Kerja..........................................................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................6
3.1.Hasil Pengamatan.....................................................................................6
3.2.Pembahasan..............................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.Tabel Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering ..................2
Tabel 3.1.1.Tabel Sifat Fisik Gѐblek............................................................................6
Tabel 3.1.2.Tabel Hasil Analisis Kruskal-Wallis.........................................................6
iv
ABSTRAK
Serat pangan (dierary fiber) cukup lama diabaikan sebagai faktor penting dalam
gizi manusia. Namun, saat ini serat pangan sering dikaitkan dengan salah satu
upaya penanganan penyakit tidak menular (penyakit degeneatif). Penyakit
degenaratif dapat dipengaruhi oleh perubahan pola makan masyarakat yang telah
bergeser dengan mengkonsumsi makanan yang rendah karbohidrat, rendah serat,
tinggi lemak dan tinggi protein. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat
dilakukan dengan pemberian makanan yang tinggi serat. Tepung daun kelor
memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pencampuran tepung daun kelor
dalam pembuatan gѐblek diharapkan dapat meningkatkan kadar serat pangan pada
gѐblek. Namun hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisik gѐblek sehingga perlu
diketahui variasi substirusi yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variasi substitusi tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat
pangan gѐblek. Jenis penelitian ini adalah observasional. Daun kelor digunakan
dalam bentuk tepung. Gѐblek dibuat dengan empat varisi, yaitu pencampuran
tepung daun kelor sebanyak 0% (A); 5% (B); 7,5% (C); 10% (D). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. Pembuatan gѐblek dan uji sifat
fisik dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati Yogyakata.
Sifat fisik gѐblek diamati secara objektif pada warna, aroma, rasa dan tekstur.
Pengujian kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis di Laboratorium
Chem-mix Pratama Yogyakarta. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak pencampuran tepung daun
kelor pada gѐblek menyebabkan warna gѐblek semakin hijau, aroma semakin khas
daun kelor (langu), rasa semakin khas daun kelor (sepat), dan tekstur semakin
kehilangan kekenyalannya. Semakin banyak tepung daun kelor maka kadar serat
pangan gѐblek semakin tinggi. Namun, hal ini tidak berbeda secara statistik. Serat
pangan tertinggi pada gѐblek D yaitu 14,02%. Substitusi tepung daun kelor
berpengaruh terhadap sifat fisik dan meningkatkan kandungan serat pangan
gѐblek.
Kata kunci : Gѐblek; kelor; pangan lokal; serat pangan; sifat fisik.
v
BAB I
PENDAHULUAN
Serat pangan (dietary fiber) sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor
penting dalam gizi manusia. Hal ini dikarenakan serat pangan tidak
menghasilkan energy. Selain itu, kekurangan serat pangan tidak menimbulkan
gejala spesifik seperti halnya yang terjadi pada kekurangan zat-zat gizi
tertentu. Akhir-akhir ini, penelitian epidemologis telah membuktikan peranan
fisiologis serat pangan terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat pangan dapat
menyebabkan timbulnya civilization westerm diseases (penyakit ala
masyarakat Barat), seperti atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah),
penyakit jantung koroner, diabetes mellitus (kencing manis),
hiperkolesterolemia, hipertensi, hyperlipidemia, dan kanker usus (Astawan
dan Andreas, 2008).
Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia mengalami peningkatan.
Prevalensi hipertensi meningkat dari 7,6 % menjadi 9,5%. Hal yang sama
untuk stroke, prevalensinya juga meningkat dari 8,3 menjadi 12,1 per 1000
jiwa. Demikian juga diabetes melitus yang mengalami peningkatan dari 1,1 %
menjadi 2,1 % (Riskesdas, 2013). Meningkatnya prevalensi penyakit tidak
menular di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan pola makan masyarakat.
Pola makan saat ini telah bergeser ke pola konsumsi yang rendah karbohidrat,
rendah serat, tinggi lemak, dan tinggi protein. Sayuran dan buah-buahan
merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan
makanan. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi
serat masyarakat Indonesia masih jauh dari kebutuhan serat yang dianjurkan,
yaitu 30 gram/hari. Konsumsi serat rata-rata masyarakat Indonesia berkisar
antara 9,9–10,7 gram/hari (Santoso, 2011).
Serat pangan banyak dikaitkan dengan penanganan penyakit tidak menular
dan sindrom metabolik. Serat pangan menguntungkan bagi kesehatan karena
1
berfungsi mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), menanggulangi
penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, kanker kolon, serta
mengurangi tingkat kolesterol darah dan penyakit kardiovaskular . Konsumsi
serat berhubungan dengan kadar gula puasa dan kadar gula post prandial,
kadar kolesterol darah, tekanan darah, serta kejadian hipertensi (Meiyana, dkk,
2018).
Daun kelor mendapat julukan sebagai mother’s best dan tanaman
multikhasiat yang memiliki banyak kandungan gizi bermanfaat. Daun kelor
dapat diolah menjadi berbagai produk seperti teh herbal dan tepung. Tepung
daun kelor ini mengandung asam amino esensial yang lengkap. Selain itu,
tepung daun kelor juga mengandung sepuluh asam amino nonesensial yang
bermanfaat bagi pertumbuhan (Sinaga, dkk, 2019). Daun kelor segar
mengandung 7,92% serat, sedangkan daun kelor kering mengandung 12,63%
serat. Setelah dibuat tepung, kandungan serat pada daun kelor meningkat
menjadi 19,2% (Aminah, dkk, 2015).
Tabel 1.1.Kandungan nilai gizi daun kelor segar dan kering
2
produk pangan Gѐblek yang disubtitusikan dengan daun kelor (Yuliatmiko,
2011).
Gѐblek merupakan jajanan khas Kabupaten Kulon Progo yang terbuat dari
tepung aci atau lebih dikenal dengan tepung kanji atau tepung tapioka. Ciri
khas makanan ini berbentuk angka delapan dan teksturnya kenyal . Gѐblek
yang beredar di masyarakat belum memberikan kontribusi terhadap asupan
serat karena berbahan dasar tepung tapioka. Pencampuran tepung daun kelor
diharapkan dapat menambah nilai gizi serat dalam gѐblek sehingga dapat
menjadi alternatif jajanan sumber serat (Meiyana, dkk, 2018).
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah untuk mengetahui pengaruh variasi
substitusi tepung daun kelor (Moringa Oleifera L.) terhadap sifat fisik dan
serat pangan pada gѐblek.
1.4.Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini ialah dapat mengetahui pengaruh variasi
substitusi tepung daun kelor (Moringa Oleifera L.) terhadap sifat fisik dan
serat pangan pada gѐblek.
3
BAB II
METODE PENELITIAN
3.1.Pelaksanaan Penelitian
3.1.1.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017.
3.1.2.Tempat Penelitian
Peneletian ini dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati
Yogyakata dan Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta.
3.2.Prosedur Kerja
Daun kelor
sortasi
Pengayakan 80 mesh
4
3.2.2.Prosedur Pembuatan Gѐblek
penghalusan
pencampuran
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil Pengamatan
3.2.Pembahasan
6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh substitusi
tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat pada gѐblek. Penilaian
sifat fisiknya berdasarkan pada warna, rasa, aroma dan tekstur.
7
Penilaian berdasarkan pada rasa gѐblek yakni rasa yang gurih dapat
dihasilkan dari pencampuran bahan seperti bawang putih, kelapa parut,
ketumbar dan garam ke dalam adonan gѐblek. Berdasarkan pada penelitian,
rasa yang dihasilkan pada gѐblek A ialah gurih khas gѐblek sedangkan pada
gѐblek B dan gѐblek C rasanya gurih dengan sedikit rasa sepat khas daun
kelor. Gѐblek D memiliki rasa yang gurih dengan rasa khas daun kelor.
Kandungan tanin di dalam daun kelor memiliki rasa sepat karena saat
dikonsumsi akan membentuk ikatan silang antara tanin dengan protein atau
glikoprotein di rongga mulut sehingga menimbulkan perasaan kering dan
berkerut atau rasa sepat (Meiyana, dkk, 2018).
8
IV
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, P.S., dan Annis Catur Adi. 2016. Daya Terima dan Zat Gizi Permen
Jeli dengan Penambahan Bubuk Daun Kelor (Moringa Oleifera). Jurnal
Media Gizi Indonesia. 11(1):86-93.
Santoso A. Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan. 2011.
Magistra.(No.75 Th XXIII).ISSN 0215-9511:35-40.
Sinaga, Hotnida., Ria Agatha Purba, Mimi Nurminah. 2019. Pengaruh
Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dalam Pembuatan
Kue Onde-Onde Ketawa Menggunakan Tepung Mocaf. JFLS. 3(1):29-37.
Yuliatmiko, Welli. 2011. Inovasi Teknologi Produk Pangan Lokal Untuk
Percepatan Ketahanan Pangan. Universitas Terbuka:Tanggerang.
10