Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

Journal of Nuf 'tion and Food

Publfkasi resmf :
Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan
(PERGIZIPANGAN) Indonesia
Beket-jasama dengan
Departemen Giri Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB
Jurnal Gizi dan Pangan ISSN : 1978-1059

Penanggung Jawab : 1. Ketua Umum PERGlZl PANGAN Indonesia


2. Ketua Departemen ~ i zMasyarakat,
i FEMA, IPB

Dewan Editor
Ketua : Prof. Dr. Ir.Ali Khomsan, MS (PERGIZIPANGANIIPB)
Anggota : 1. Prof. Dr. dr. RazakThaha (PERGIZIPANGANIUNHAS)
2. Prof. Dr. Ir. Giyatmi, M.Si (PERGIZIPANGANIUSAHID)
3. Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS (IPB)
4. Dr. Drh. ClaraM Kusharto, M.Sc (Pokja PGKM - IPB)
5. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS (PERGIZIPANGANIIPB)
6. Dr. Ir.Avita Usfar, M.Sc (PERGIZIPANGAN)
7. Dr. dr. Masrul (PERGIZIPANGANIUNAND)
8. Dr. Minarto, MPS (PERGIZIPANGANIDEPKES)
9. Dr. Ir. Handewi PSaliem, MS (PERGIZIPANGANIDEPTAN)
10. dr. SamuelOetoro, MS, SpGK (PERGIZI PANGANIUI)

Redaktur Pelaksana : LeilyAmalia Furkon, STP, MSi


MuhammadAries, SP
Katrin Roosita, SP, M.Si
Penerbitan : tiga kali setahun (Maret, Juli tt November)

Langganan : Rp. 100.000,- Itahun; (tidaktermasukongkos kirim)


(Tidak langganan Rp. 40.000,-ledisi, tidak termasuk ongkos kirim)
Rek. No. 0116356117
A.n. Ali Khomsan
Bank BNI Darmaga-Bogor

Alamat Redaksi : Sekretariat PERGlZl PANGAN Indonesia


d l a DepartemenGizi Masyarakat
Fakultas EkologiManusia (FEMA), IPB
Kampus Darmaga Bogor
Telp : (0251) 621258 ext. 209
Fax : (0251) 622276
Email :jurnalgp@yahoo.co.id

Jurnal Gizi dan Pangan terbit tiga kali setahun mulai tahun 2006. Redaksi menerima naskah ilmiah
hasil-hasil penelitian, review, regulasi dan informasi di bidang gizi dan pangan. Naskah ilmiah ditulis
dengan mengikuti pedoman pada sampul belakang bagian dalam. Artikel yang dikirimkan harap
disertai biayaadministrasi Rp 100.000,-
KATA PENGANTAR

Jurnal Gizi dan Pangan Volume 5 No 3 Tahun 2010 terbit dengan beragam artikel hasil-hasil
penelitian tentang pangan, gizi, dan kesehatan. Penelitian tentang chorella menyimpulkan bahwa
CGF (Chlorella Growth Factor) mampu mempercepat penyembuhan penderita demam berdarah
dengue, merangsang peningkatan fungsi produksi sumsum tulang, dan menekan stres oksidatif.

Penelitian tentang penjaja pangan jajanan anak sekolah rnenunjukkan masih rendahnya mereka
mempraktekkan aspek keamanan pangan. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena korban
ketidakamanan pangan adalah anak-anak yang biasa jajan di sekolah. Untuk i t u upaya-upaya
meningkatkan pengetahuan tentang keamanan pangan bagi para penjaja pangan jajanan di sekolah
penting untuk dilakukan.

Masalah gizi buruk memerlukan perhatian yang seksarna karena kondisi anak balita pasca perawatan
gizi buruk ternyata masih rentan terhadap penyakit infeksi. Sebagian besar penderita gizi buruk
rnengalarni sakit diare dan ISPA. Kajian tentang ha1 ini mengungkapkan bahwa 2-8 bulan pasca
perawatan masih cukup banyak yang belum menunjukkan perbaikan.

Penelitian tentang status gizi anak balita di posyandu menghasilkan temuan tentang pentingnya
pendidikan gizi bagi ibu dan kader. Pemahaman gizi yang baik membawa dampak jangka panjang
terhadap perbaikan status gizi.

~ a s i hbanyak lagi artikel-artikel hasil penelitian yang penting untuk dicermati dalarn edisi ini.
Selarnat rnernbaca.

Redaksi
[9 (Journal of Nutrition and Food)

Volume 5, No 3, Nopember 2010

DAFTAR IS1

1. Efektivitas Pemberian CGF 40%dalam Mempercepat Peningkatan Trombosit pada Penderita


Dernarn Berdarah Dengue
(Effectiveness of CGF 40% in Hastening the Increasing of Thrombocyte in Dengue Fever
Potient) ............................................................................................................ 130

2. Pengaruh Status Gizi Awal dan Konsurnsi Chlorella Growth Factor terhadap Keluhan Klinis
Penderita Demam Berdarah Dengue
(Effect of Pre-Nutritional Status and Consumption of Chlorella Growth Factor (CGF) on
Symptom of Dengue Hemorrhagic Fever) ................................................................... 139

3. Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah terkait Gizi dan Keamanan Pangan di
Jakarta da:: Sukabumi
(Behaviour of School-food Vendor Related to Nutrition and Food Safety in Jakarta and
Sukabumi) .............:.........................................................................................
.I48

4. Food Habit among Elementary School Children in Urban Bogor ......................................... 158

5. Konsumsi Pangan, Penyakit Infeksi, dan Status Gizi Anak Balita Pasca Perawatan Gizi Buruk
(Food Consumption, Infectious Diseases, and Nutritional Status of Children Under-five
Years Post Treatment of Malnutrition) .....................................................................164

6. Health and Nutritional Status of Children under Five Years i n Posyandu Nutrition Program ......171
7. Nutrients Intake and Nutritional Status of Street Children i n Bandung ................................177

8. Food Consumption, Nutritional and Health Status among Farmer Households i n Subang,
West Java, Indonesia ........................................................................................... 184

9. Sikap Afektif lbu terhadap lkan Laut Nyata Meningkatkan Apresiasi Anak Mengonsumsi lkan
Laut
(Mother's Preference towards Fish Significantly Increase Children's Appreciation for
Consuming Fish) ................................................................................................. 194

10.Aktivitas Antioksidan Bekatul Lebih Tinggi daripada Jus Tomat dan Penurunan Aktivitas
Antioksidan Serum setelah lntewensi Minuman Kaya Antioksidan
(Antioxidant Activity Rice Bran Higher than Tomato Juice and the Decreasing of Total
Antioxidant Activity Serum after High Antioxidant Beverage Intervention) .........................202

lndeks Subyek ........................................................................................................208


lndeks Penulis ........................................................................................................209
no1 of Nutrition ond Food, 2010, 5(3): 129 Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 129

ERRATA
The articles Nutrition Knowledge, Attitude ond Proctice of Posyondu Porticiponts (by:
,
Ali Khomson, Faisol Anwor, ond Eddy 5 Mudjojonto) and Nutrient Intake of Children under
Five Years Old in Posyondu Program (by Hodi Riyodi and Dodong Sukondor) published in the
Journol Nutrition ond Food, Vol 4, No 1, 2009 were ports of project funded by the Nestle
Foundation Switzerland. The researchers would like t o express their gratitude t o the Nestle
Foundation for being the sponsor. Also thanks t o the Choirmon of Deportment of Community
Nutrition-Bogor Agricultural University ond Head of Dormago and Ciomos Sub-districts for
supporting the research team in implementing the project

ERRATA
Artikel Nutrition Knowledge, Attitude and Proctice of Posyandu Porticiponts (oleh: Ali
Khomsan, Faisal Anwar, dan Eddy 5 Mudjajanto) dan Nutrient Intake of Children under Five
Yeors Old in Posyondu Progrom (oleh: Hadi Riyadi dan Dadang Sukandar) yang dimuat dalam
Jurnal Gizi dan Pangan, Vol 4, No 1, 2009 adalah bagian dari proyek penelitian yang dibiayai
oleh t h e Nestle Foundation Switzerland. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada the
Nestle Foundation yans telah bersedia menjadi sponsor. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ketua Departemen Gizi Masyarakat-IPB dan Camat Darmaga dan Ciomas
yang telah mendukung pelaksanaan penelitian ini.
Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201 Journal of Nutrition ond Food. 2010, 5(3): 194-201

SIKAP AFEKTIF IBU TERHADAP IKAN LAUT NYATA MENINGKATKAN


APRESlASl ANAK MENGONSUMSI IKAN LAUT
(Mother's Preference towards Fish Significantly lncreose Children's Appreciation
for Consuming Fish)

Waysima", Ujang SumarwanZ,ALi ~homsan',dan Fransiska R ~akaria'

' Departemen llmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor,
Bogor 16680.
Departernen llmu Keluar2a dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, lnstitut Pertanian Bogor,
Bogor 16680.
De?artemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, lnstitut Pertanian Bogor, Bogor 16680.
Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276
Alamat korespondensi: Departemen llmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
lnstitut Pertanian Bogor, Bogor 16680. Emaii: waysima@gmail.com

ABSTRACT

The relationship of mother's attitude towards specific food consumption is known t o


influence children's attitude and eating behavior. Fish consumption is critical towards
children development, such as brain development and overall physical health. The objectives
of this research were t o elaborate the determinants of children's appreciation for consuming
fish or attitude towards consuming fish. This cross-sectional study was conducted in t w o
different locations in Central Java in a coastal and in a non-coastal areo. There are 248
students from the fifth and sixth grades of elementary schools participating as subjects,
which is the same as that of their mothers. Observations and interviews were carried out
using standardized questionnaires t o describe the mother and children relationship thot
determined children's appreciation for consuming fish by using path analysis. The results
showed that location of residence namely coastal areo, family collective eating pattern,
mother's affective ottitude towards fish and mother's higher education significontly
improved children appreciation for consuming fish. However, cognitive attitude and conduct
t o make fish available in family menu did not contribute significontly t o children
appreciotion for consuming fish. I t con be concluded that even though mother understands
tfie benefits of fish and makes fish available in family menu, when children unable t o feel
her preference towards fish, children w i l l not appreciate t o consume. Therefore, mother's
preference towards fish needs special considerations, since i t positively influence children's
appreciation for consuming fish, which w i l l contribute importantly t o children's well-being.
Key words: elementary students, attitude toward consuming fish, mother's affective
attitude.

PENDAHULUAN teks sosial dimana perilaku makan terjadi


(Birch, 2002), khususnya peran ibu dalam me-
Perilaku makan pada manusia merupa- ningkatkan asupan pangan sehat pada anak
kan suatu proses kompleks yang dipengaruhi (Brown & Ogden, 2004). Seorang ibu sering di-
oleh serangkaian faktor mulai dari mekanisme garnbarkan sebagai nutritional gate-keeper ya
biologis, genetis hingga ke faktor-faktor psiko- itu seseorang di dalam rumah tangga yang
logis, sosial dan budaya (Sijtsema, 2003). As- berlaku sebagai pembuat keputusan membeli
pek psikologis pada diri manusia yang berperan hingga menyiapkan makanan untuk keluarga.
pada pembentukan perilaku makan dinyatakan Selain ibu bisa juga orang-tua, nenek atau
sebagai sikap terhadap obyek perilaku makan. pembantu. Mulanya istilah itu diperkenalkan
Roininen (2001) dalan; tesisnya mengutarakan oleh Kurt Lewin pada tahun 1943 dan hingga
bahwa bahan pangan yang tersedia, individu sekarang di banyak buku teks nutrisi, gate-
dan lingkungan sosial-ekonomi secara bersa- keeper digambarkan diperankan oleh perem-
ma-sama mempengaruhi pemilihan pangan puan (http:Ilen.wiki~edia.orqiwiki). Di Indo-
(food choice). Pada anak, pola penerimaan nesia sendiri, kebanyakan ibu berlaku sebagai
terhadap makanan dipengaruhi oleh berbagai gate-keeper baqi keluarganya, walaupun seba-
pengalaman sejak lahir, seperti orangtua me- gian dari mereka adalah perempuan bekerja
lalui makanan yang diperbolehkan, dan kon- atau sekalipun di rumahnya terdapat pemban-
Journal of Nutrition andFood, 2010, 5(3): 194-201 Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): '"* 7n1

tu. Oleh karenanya ibu banyak mempenqaruhi sosiodemografi keluarga di kedua wila yah dan
pola kebiasaan makan anak. Pada suatu pene- 2) Menganalisis penentu sikap anak untuk ma-
litian longitudinal (Skinner et al., 2002) penga- kan ikan laut.
ruh ibu dibuktikan tetap utama pada sikap
anak terhadap perilaku rnakannya hingga anak
berusia 8 tahun. METODE
lkan laut merupakan sumber protein, Le- Desain, Tempat, dan Waktu penelitian
mak, kalsium yang tinggi (Choo 8 Williams,
2003). Budaya makan ikan yang tinggi telah Desain penelitian ini adalah cross-sec-
membuktikan terjadinya peningkatan kualitas tional study, dilakukan di dua lokasi, wilayah
kesehatan dan kecerdasan pada anak-anak di pesisir di Kabupaten Jepara dan'wilayah peda-
Jepang (Khomsan, 2002), adanya hubungan laman di Kabupaten Grobogan, Propirisi Jawa
nyata antara konsumsi ikan laut dengan kiner- Tengah. Proses pengambilan data dilakukan
ja kognitif remaja laki-laki di Swedia yang diu- selama 6 bulan.
kur tiga tahun kemudian (Al-Alberg e t a/.,
2009), serta adanya peningkatan usia harapan Teknik Penarikan Responden
hidup (Dahuri, 2003). Widyakarya Nasional Pa-
Sampel sejumlah 248 siswa diambil dari
ngan dan Gizi Vlll telah menetapkan patokan
7385 siswa SD di kedua wilayah. Selain siswa,
kecukupan konsumsi proteinlkapitalhari ada-
ibunya dilibatkan sebagai responden. Penentu-
lah 52 gr protein dan yang berasal dari ikan
an lokasi kecamatan dilakukan secara purposif,
untuk rata-rata penduduk lndonesia sebaiknya
untuk mendapatkan kecamatan yang berada di
dapat memenuhi standar gizi yaitu 9 grlhari.
daerah pesisir. Penarikan 13 sekolah dilakukan
Secara nasional, rata-rata konsumsi protein
dengan mengelompokkan sekolah SD berdasar-
asal ikan penduduk lndonesia kurang dari stan-
kan tingkat sosial ekonomi sekolah (dilihat dari
dar yang dipatok, yaitu 7.94 grlhari dengan ki-
kefavoritan sekolah). Penarikan responden di-
saran rata-rata konsumsi 1.91 gr/hari hingga
Lakukan secara acak di kelas 5 dan kelas 6 yang
17.67 grlhari (BPS, 2038).
tersedia di masing-masing sekolah yang telah
Pola makan sehat telah dipromosikan se- ditentukan.
lama sepuluh tahun terakhir, yang mengaki-
batkan ada kecenderungan masyarakat me- Jenis dan Cara Pengumpulan Data
ngonsumsi makanan sehat (Gilbert, 2000).
Pengisian kuesioner dan wawancara yang
Kendala yang diperkirakan menghalangi ibu se-
dipandu merupakan alat untuk pengambilan
bagai penentu menu keluarga, dalam menye-
data primer, sedang data sekunder meliputi
diakan ikan laut adalah persepsinya tentang
profil dan sosio-demografi kelurahan serta ke-
kesulitan membeli, menyiangi dan mengolah-
camatan terkait dikumpulkan dari kantor pe-
nya serta harga mahal. Persepsi ibu tentang
merintah d i kabupaten dan propinsi. Data ka-
duri dan bau amis sangat berperan dalam
rakteristik keluarga diambil dari responden
menghambat ibu mengonsumsi ikan laut (Leek
ibu, meliputi pendidikan dan pekerjaan orang
et al., 2000). Demikian pula pada penelitian
tua, besar keluaga, pendapatanlkapita dan
Suparman (2002) dan Nurdianty (2004) di be-
pengeluaran untuk ikan laut. Oata karakter-
berapa tempat di pulau Jawa menunjukkan
istik ibu diambil dari responden ibu, meliputi
penepsi konsumen tentang bau amis meng-
persepsi ibu tentang ikan laut, ketidakpercaya
hambat konsumen mengonsumsi ikan laut.
annya terhadap mitos ten-tang makan ikan la-
Mempertimbangkan manfaat ikan laut ut, sikap kognitif dan afektifnya terhadap ikan
yanq berpengaruh positif dalam meningkatkan laut. Data karakteristik anak diambil dari res-
pembentukan kecerdasan dan kesehatan ma- ponden anak, meliputi pola maltan keluarga
nusia, dan khususnya anak merupakan calon dan sikap anak terhadap makan ikan laut.
sumberdaya manusia yang berdayaguna di ma-
sa depan, pentinglah mempelajari fakor-faktor Pengolahan dan Analisis Data
yang menentukan pembentukan sikap anak
Pengolahan data mencakup statistik des-
terhadap makan ikan laut. Penelitian sejenis di
kriptif dari semua peubah kontinyu dan perhi-
Indonesia belum banyak dilakukan dan studi ini
tungan proporsional untuk seluruh peubah ku-
ingin melihat khususnya peran ibu dalam me-
antitatif. Analisis korelasi dan path analysis di-
ningkatkan sikap atau apresiasi anak mengon-
gunakan untuk menganalisis penentu sikap
sumsi ikan laut di usia transisi dari usia anak
anak terhadap makan ikan laut.
sekolah ke usia remaja. Tujuan khusus pene-
litian ini adalah 1) Menganalisis karakteristik
Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201 Journal of Nutrition and Food, 2010, 5(3): 194-201

HASlL DAN PEMBAHASAN Perilaku ibu menyediakan ikan laut da-


lam Lam menu keluarga didasarkan bahwa ibu
Sosio-Demografi Keluarga Responden sebagai penentu menu ketuarga, sehingga pe-
ngeluaran/kapita/bulan untuk pembelian ikan
Dari beberapa peubah karakteristik kelu- laut dianggap sebagai perilaku ibu menyedia-
arga (Tabel 1) besar keluarga, usia anak, ting- kan ikan dalam menu keluarga. Dengan demi-
kat pendidikan ibu, penghasilan dan pengelu- kian pengeluaran untuk ikan/kapita/bulan di
aran untuk ikan/kapita/bulan secara nyata wilayah pesisir yang secara nyata lebih tinggi
berbeda di kedua wilayah. Besar keluarga, usia menunjukkan ibu di wilayah pesisir lebih sering
anak dan pengeluaran/kapita/bulan untuk ikan menyediakan ikan laut di menu keluarga.
laut lebih tinggi di wilayah pesisir.
Dua atribut ibu Lainnya yaitu ketidakper-
Jumlah ibu bekerja di wilayah pesisir cayaan terhadap mitos tentang makan ikan la-
(58.3%) sedikit lebih banyak dari-pada di wila- ut dan sikap kognitif terhadap ikan laut secara
yah pedalaman (54.1%). Tingkat pendidikan ibu signifikan di kedua wilayah tidak berbeda. Ke-
di wilayah pedalaman secara nyata lebih ting- tidakpercayaan ibu terhadap mitos makan ikan
gi. Demikian pula tingkat pendidikan ibu yang laut yang ditanyakan melalui hal yang berkait-
tidak bekerja (IRT), lebih tinggi di wilayah pe- an dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak
dalaman. Berasumsi bahwa tingkat pendidikan juga berkorelasi secara signifikan dan cukup
seseorang mempengaruhi tingkat kepemilikan kuat dengan tingkat pendidikan ibu (r=0.472*')
dan keluasan pengetahuan, maka ihu di wila- dimana tingkat pendidikan ibu di wilayah pe-
yah pedalaman baik yang bekerja maupun IRT dalaman lebih tinggi. Hasil wawancara ke be-
lebih berpeluang memiliki pengetahuan lebih berapa responden terutama di wilayah pesisir
!uas. Serara signifikan ;enghasi!an!ka~i?a/bu-
menunjukkan bahwa generasi mereka jarang
Ian lebih tinggi di wilayah pedalaman, sebalik- mengalami dampak buruk setelah makan ikan
nya pengeluaran untuk ikan LautJkapitaJbulan laut, walaupun generasi orang tua mereka ma-
lebih besar di wilayah pesisir. sih mempercayai mitos tersebut. Pengalaman
mereka mempengaruhinya untuk tidak percaya
Karakteristik Ibu pada mitos makan ikan laut. Melihat bahwa
Secara keseluruhan hasil analisis uji-t ketidakpercayaan mereka terhadap mitos ma-
(Tabel 2) menunjukkan bahwa kondisi wilayah kan ikan laut yang tidak berbeda nyata menun-
pesisir memungkinkan terjadinya beberapa at- jukkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang le-
ribut ibu yang berkaitan dengan ikan laut lebih bih tinggi di wilayah pedalaman dapat diseim-
positif dibandingkan wilayah pedalaman, yaitu bangkan oleh persepsi ibu tentang ikan laut
dalam hal persepsi terhadap ikan laut, sikap yang lebih baik di wilayah pesisir, niembuat
afektif atau kesukaan terhadap ikan laut dan ibu di wilayah pesisir mampu meningkatkan
perilaku menyediakan ikan laut dalam menu evaluasinya tentang manfaat ikan laut. Akibat-
keluarga. nya sikap kognitif ibu di kedua wilayah secara
siginifikan tidak berbeda.

Tabel 1. Ringkasan Rataan Skor Peubah Karakteristik Sosio-Demografi Keluarga Responden di


Kedua Wilavah
-
Rataan*SD
~ p~

Peubah P-value
Pesisir Pedalaman Total
Besar keluarga (jiwa) 5.50 * 1.62 4.85 f 1.08 5.15 i 1.39 0.000
Tingkat pendidikan ibu 1.60* :.27 2.38 r 1.43 2.02 r 1.41 0.000
Status kerja ibu 41.7% IRT 45.9% IRT 43.8% IRT
Penghasilanlkaplbulan 301 312.70 + 285 880.17 404 692.99 t 429 687.10 356 754.55 * 372 904.99 0.025
Penpluaran ikan 24 065.61 t 15 191.25 14202.35 f 14 641.75 ie 776.04 i15664.29 0.m

Tabel 2. Ringkasan Rataan Skor Masing-masing Peubah Karakteristik Responden lbu di kedua
Wilavah
-
RataaniSD P-value
Peubah Pesislr Pedalaman Total
P e ~ p ribu
i 69.10 i 13.61 55.13 + 17.88 61.61 + 17.47 0.000
Sikap kqnitif ibu 67.54 t 23.32 70.93 4 23.12 69.36 i 23.23 0.118
Sikap afektif ibu 83.64 2 16.28 72.24 f 17.39 77.52 * 17.79 0.WO
Ketidakpercayaanterhadap mitos 75.87 * 27.64 76.64 428.66 76.29 * 28.14 0.829

taut dlm ibu


menu keluarga ikan 24065.61 i 15191.25 14202.35 f 14641.75 18776.04 r 15664.29 0.000
Journal of Nutrition and Food, 2010, 5(3): 194-201 Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201

,'
Karakteristik Anak sikap kognitif anak di kedua wilayah secara
signifikan berbeda. Diduga perbedaan ini dise-
Kegiatan makan bersama dalam keluarga babkan karena perbedaan tingkat pendidikan
memberi pengaruh penting pada pola makan dan pengalaman hidup mereka. Tingkat pendi-
,
anak. Neumark-Sztainer e t al. (2000) menemu-
dikan dan pengalaman hidup ibu berkaitan de-
kan bahwa kegiatan makan bersama dalam ke- ngan ikan laut lebih tinggi dan lebih banyak
luarga secara positif berhubungan dengan kon- dibandingkan anaknya.
sumsi buah sayur biji-bijian dan makanan kaya
kalsium pada anak usia remaja awal. Hasil Secara keseluruhan, rataan skor sikap
analisis uji-t (Tabel 3) menunjukkan bahwa po- afektif anak terhadap makan ikan laut hampir
la makan keluarga menurut anak, yaitu kebia- sama dengan rataan skor sikap kognitifnya, ya-
saan makan di dalam keluarga, seperti makan itu termasuk cukup bagus dan hasil analisis uji
bersama, perhatian orang tua terhadap apa t (Tabel 3) menunjukkan bahwa sikap afektif
yang dimakan anak dan penyediaan masakan anak di wilayah pesisir secara nyata lebih baik
yang disukai keluarga menunjukkan pola yang daripada sikap afektif anak di wilayah peda-
tidak berbeda di kedua wilayah. Skor rata-rata laman. Artinya tingkat kesukaan anak terhadap
di masing-masing wilayah menunjukkan pola makan ikan laut di wilayah pesisir lebih tinggi
makan keluarga dinilai anak kurang bagus. daripada anak di wilayah pedalaman. Hasil ini
sejalan dengan sikap afektif ibu yang secara
Wilayah pesisir yang menyediakan ikan nyata lebih positif di wilayah pesisir.
laut lebih banyak kuantitas dan ragamnya
memberikan pengenalan responden yang lebih Posisi ikan laut sebaqai bahan panqan untuk
baik terhadap ikan laut. Selain i t u pengenalan
lauk
responden di wilayah pesisir terhadap ikan taut Dan 9 bahan pangan yang masing-masing
yang relatif Lebih segar membawa dampak po- responden anak dan ibu urutkan dari yang pa-
sitif terhadap ke sikap anak yang lebih baik. ling disukai, ternyata anak Lebih banyak yang
Hasil skor rata-rata menunjukkan sikap kognitif memilih daging ayam sebagai pilihan pertama
anak di wilayah pesisir termasuk baik sedang daripada memilih ikan laut (Tabel 4). Sedans
di wilayah pedalaman termasuk cukup baik dan ibu di wilayah pesisir lebih banyak memilih
hasil analisis uji t (Tabel 3) menunjukkan bah- ikan laut, sementara ibu di wilayah pedalaman
wa sikap kognitif anak diayhlwi pesisir secara lebih banyak memilih daging ayam. Kondisi ibu
signifikan lebih baik daripada di wilayah peda- dan anak dalam memposisikan ikan laut agak-
laman. Sikap kognitif seseorang adalah keya- nya sejalan dengan tingkat kesukaan ibu dan
kinan terhadap pengetahuannya tentang obyek anak terhadap ikan laut. Rataan skor tingkat
sikap. Pengenalan, interaksi dan pengalaman keiukaan ibu di wilayah pesisir secara nyata
anak dengan ikan laut di wilayah pesisir lebih
lebih tinggi.
banvak dan lebih luas. Dibandinekan dencan
sikap kognitif ibu yang tidak beFbeda nyata,

-
Tabel 3. Rinekasan - - Peubah Karakteristik Anak
Rataan Skor Masing-masing
RataandD
Peubah pralue
Pesi~f Pedalaman Total
Pola rnakan keluarga rnenurut anak 59.04+17.17 55.26218.89 57.02+18.18 0.208
Sikap kognitif anak 82.09 + 18.04 63.76 k 25.24 72.26 + 23.97 0.000
Sikap afektif anak 77.10 + 18.50 69.05 rt 15.51 72.78 + 17.40 0.000

Tabel 4. Ringkasan Rataan Skor Masing-masing Peubah Karakteristik Anak


Kriteria Peslsir Pedalaman
Menurut ibu
Posisi ikan laut dibanding daging ayarn 61.9% ikan 22.0% ikan
25.0% ayam 40.2% ayarn
Produk ikan yang dipilih 70.8% ikan q a r 63.0% ikan segar
0%ikan kaieng 4.4% ikan kaleng
Menurut anak
Posisi ikan laut dibanding daging ayam 24.3% ikan 15.8% ikan
56.5% ayam 69.2% ayarn
Produk ikan yanq dipilih 30.4% ikan seqar 32.3% ikan kalen5
1.7% ikan asin 10.8% ikan pindang
Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201 Journal of Nutrition andFood, 2010, 5(3J: 194

Produk lkan Laut yang Disukai besar 8=0.08* melalui dua jalur, yaitu 1) me-
Lalui persepsi ibu, ke sikap afeksi ibu, baru ke
Produk-produk ikan laut yang tersedia di sikap anak, dan 2) melalui sikap afeksi ibu dan
kedua wilayah adalah ikan laut segar, ikan langsung ke sikap anak. Besarnya pengaruh wi-
pindang, ikan panggang (asap), ikan asin dan layah juga terlihat pada sikap anak terhadap
ikan kaleng Pilihan pertama produk ikan laut makan ikan laut yang lebih positif di wilayah
yang disukai responden ibu di kedua wilayah pesisir dibandingkan sikap anak di wilayah pe-
adalah ikan segar (70,8% di wilayah pesisir dan dalaman. Hal ini menunjukkan bahwa keter-
64,0% di wilayah pedalaman), namun pilihan sediaan ikan laut di wilayah pesisir yang relatif
ibu hanya menurun ke sebagian anak, yaitu banyak dan segar meningkatkan keyakinan
30,4% di wilayah pesisir dan 21,5% di wilayah anak akan manfaat makan ikan laut dan kesu-
pedalaman. Produk ikan kaleng yang paling kaan anak terhadap makan ikan laut.
banyak dipilih anak (26,6%), ternyata hanya
dipilih oleh 4,4% ibu dari wilayah pedalaman Pola makan keluarga menurut persepsi
saja. anak berpengaruh signifikan terhadap sikap
anak makan ikan laut sebesar 8=0.21'. Bila
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap pola makan keluarga dirasakan oleh anak po-
Anak terhadap Makan lkan Laut sitif, orangtua memiliki peluang untuk mempe-
ngaruhi sikap-perilaku anak terutama dalam
Model sikap anak terhadap makan ikan kegiatan yang berkaitan dengan perilaku ma-
laut yang digunakan &lam penelitian ini men- kan. Kegiatan makan bersama orang tua men-
cakup beberapa faktor sosiodemografi keluar- jadikan orangtua sebagai model perilaku ma-
ga, karakteristik ibu dan anak yang diduga kan yang anak tiru (Birch, 2002), mengarahkan
mempengaruhi sikap anak. Model pembentuk- para remaja awal untuk mengonsumsi makan-
an sikap anak terhadap makan ikan laut memi- an sehat (Neumark-Sztainer et al., 2000;
liki nilai AGFl sebesar 0.91 berarti model ini Videon & Manning, 2003) dan meningkatkan
close to fit, 91% sikap anak terhadap makan asupan gizi anak usia 9-14 tahun melalui ma-
ikan laut dapat dijelaskan oleh peubah-peubah kanan sehat (Gilman et al., 2000). Kegiatan
yang ada di dalam model. Berdasarkan analisis makan bersama keluarga dapat berbentuk pe-
jalur pembentukan sikap anak terhadap makan nyediaan makanan yang disukai keluarga dan
ikan Laut (Gambar I ) , peubah-peubah yang interaksi orangtua dan anak yang terjadi dalam
mempunyai kontribusi signifikan adalah wila- kegiatan makan (Fisher & Birch, 1998) atau se-
yah pesisir, pola makan keluarga, sikap afek- ringnya makan bersama keluarga (Neumark-
tif, besar keluarga dan ketidakpercayaan ibu Sztainer et al., 2030). Skor rata-rata persepsi
terhadap mitos. Besarnya pengaruh langsung anak tentang pola makan keluarga di kedua
dan tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 5. wilayah termasuk kurang bagus (57). Korelasi
Secara keseluruhan wilayah pesisir mem- peubah pola makan keluarga dan sikap anak
berikan kontribusi terbesar pada model sebe- terhadap rnakan ikan laut cukup kuat
sar B=0.40k, yang berarti setiap kenaikan 1 (r=0.285') sehingga walaupun pola makan
skor pada peubah wilayah akan meningkatkan keluarga menurut anak kurang bagus, pola ma-
skor sikap anak sebesar 0.40. Kontribusi wila- kan keluarga tetap dapat mempengaruhi sikap
yah pesisir diperoleh dari pengaruh langsung anak terhadap makan ikan laut.
sebesar B=0.32* dan secara tidak langsung se-

Tabel 5. Peubah Penentu Sikap Anak terhadap Makan lkan Laut


Peubah bebas Efek langsung Efek tidak langsung Efek total
Wilayah -0.32' -0.08 -0,40'
Pendidikan ibu 0,09 0,OY 0.19'
Besar keluarga 0,12* 0,m 0.12'
Pendapatanlkaplbln .-.- 0,oo om
Penepsi ibu thd ikan Laut 0.m 0,w 0,w
Ketidakpercayaan mitos 0,18* 0,Ol 0,19'
Sikap kognitif ibu -0,03 0,m -0,03
Sikap afektif ibu 0,19' 0,m 0,19'
Perilaku ibu menyediakan -0,Ol .-.. -0,Ol
Pola rnakan keluarsa 0,21* ---- 0,21*
Usia ibu .-- 0,m
Keterangan: 'Sfgnifikan pada a=5%
Journal of Nutrition ondFood, 2010, 5(3): 194-201 Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201

Gambar 1. Analiiis jalur pembentukan sikap anak terhadap makan ikan laut.

Sikap afeksi ibu terhadap ikan laut mem- tos mempengaruhi sikap anak terhadap makan
beri kontribusi nyata ke sikap anak terhadap ikan laut hanya melalui sikap kognitif anak ka-
makan ikan laut sebesar 0.19*. Bila dilihat si- rena korelasinya dengan sikap afekttif anak
kap afeksi ibu terhadap ikan laut di kedua wi- tidak nyata (r=0.028).
layah termasuk kategori cukup baik, dan kore-
lasi antara sikap afektif ibu dan sikap anak ter- Besar keluarga di kedua wilayah berbeda
hadap makan ikan laut cukup kuat (r=334**). nyata (p=0.000), di wilayah pesisir (6 jiwa) le-
Sikap afektif ibu selain berpengaruh langsung bih besar daripada di wilayah pedalaman (5 ji-
ke sikap anak juga berpengaruh langsung ke wa). Pada model sikap anak terhadap makan
perilaku ibu menyediakan ikan laut dalam ikan laut, besar keluarga memberi kontribusi
menu keluarga. Namun perilaku ibu menyedia- nyata dan langsung sebesar 8=0.12*, artinya
kan ikan laut yang dipengamhi secara langsung setiap kenaikan 1 skor pada peubah besar ke-
oleh wilayah pesisir (8=0.39), sikap afektif ibu luarga meningkatkan skor sikap anak sebesar
(8=0.24) dan pendidikan ibu sebesar B=0.21, 0.12. Pola makan bersama juga merupakan sa-
ternyata tidak memberikan kontribusi nyata ke lah satu bentuk hadirnya orang-orang lain pada
sikap anak. Hal ini berarti bahwa ketersediaan waktu kegiatan makan. Hal serupa pada pene-
ikan laut dalam menu keluarga tidak memba- Litian Cullen e t 01. tahun 2000 terhadap anak-
wa dampak nyata pada peningkatan sikap anak anak di usia sekolah yang menyatakan bahwa
terhadap makan ikan laut. keha- diran teman-teman sebaya pada situasi
makan mempengaruhi sikap dan konsumsi anak
Pendidikan ibu memberi kontribusi nyata terha- dap buah sayur. Pada dasarnya
ke sikap anak sebesar B=0.19*. Secara langsung kehadiran orang-orang lain pada situasi makan
pendidikan ibu tidak mempengaruhi sikap akan membuat sikap dan perilaku makan
anak, yang juga terlihat dari lemahnya korelasi semakin ~ositif.
pendidikan ibu dan sikap anak (r=0.071). Pen-
didikan ibu baru memberi kontribusi nyata ke Dari hubungan dan pengaruh peubah-
sikap anak melalui peubah ketidakpercayaan peubah sosiodemografi dan karak-teristik ibu
ibu pada mitos tentang makan ikan laut yang pada sikap anak terhadap makan ikan laut da-
keduanya memiliki korelasi kuat (r=0.406**). pat disimpulkan bahwa wilayah pesisir sangat
Bila dilihat lebih detil, terdapat korelasi cukup berperan pada sikap anak terhadap makan ikan
kuat antara ketidakpercayaanibu terhadap mi- laut. Sikap afektif ibu selain secara langsung
tos dengan sikap kognitif anak (r=0.302*). memberi kontribusi nyata ke sikap anak, juga
Tampaknya ketidakpercayaan ibu terhadap mi- berlaku sebagai mediator peubah-peubah Lain-
nya untuk mempengaruhi sikap anak. Pendidik-
Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201 Journal of Nutrition and Food, 2010, 5(3): 194-201

an ibu berpeluang memberi pengaruh ke sikap Hampir seluruh peubah berkaitan de-
anak melalui ketidakpercayaan ibu terhadap ngan anak di kedua wilayah berbeda nyata dan
mitos dan pengaruh nyata ke sikap anak i t u peubah di wilayah pesisir lebih baik daripada
adalah ke komponen kognitif dari sikap anak. di wilayah pedalaman, kecuali norma subyektif
Ketersediaan ikan Laut dalam menu keluarga internal yang anak rasakan tidak berbeda nya-
yang mendapat pengaruh nyata dan Langsung ta di kedua wilayah. Hal ini menunjukkan bah-
dari peubah wilayah, pendidikan ibu dan sikap wa peran wilayah pesisir yang berarti keter-
afektif ibu ternyata tidak mampu memberi sediaan ikan dalam jumlah banyak dan relatif
kontribusi nyata ke sikap anak terhadap makan segar di suatu wilayah sangat menentukan ha1
ikan laut, kecuali bila kesukaan atau sikap yang berkaitan dengan kegiatan anak mengon-
afektif ibu terhadap makan ikan laut bagus. sumsi ikan laut. lkan laut oleh anak dipilih se-
bagai pilihan kedua setelah daging ayam. dan
di antara jenis produk ikan laut, ikan kaleng
menjadi pilihan pertama bagi anak dan ikan
asin menjadi pilihan terakhir.
Status sosial ekonomi keluarga respon-
Sikap anak terhadap makan ikan laut di-
den di wilayah pedalaman secara nyata lebih tentukan oleh wilayah pesisir, pola makan ke-
tinggi daripada status sosial ekonomi keluarga
luarga, sikap afektif ibu, ketidakpercayaan ibu
responden di wilayah pesisir dilihat dari pendi- terhadap mitos makan ikan laut, besar keluar-
dikan orangtua yang lebih tinggi, jumlah anak
ga dan pendidikan ibu. Tersedianya ikan laut
dan besar keluarga yang lebih sedikit serta
dalam menu keluarga tidak berpengaruh nyata
pendapatan per kapita per bulan lebih besar. pada sikap anak. Selain mempengaruhi sikap
Secarz kese)u--han pendapatan kp!i;arga per
anak secara nyata, sikap afeksi ibu juga mem-
kapita per bulan menunjukkan bahwa sebagian
pengaruhi perilaku ibu menyediakan ikan laut
besar keluarga responden termasuk golongan
dalam menu keluarga. Namun tersedianya ikan
ekonomi menengah ke bawah. laut dalam menu keluarga tidak memberi
Dalam kaitan denqan ikan laut sebagai kontribusi nyata pada sikap anak.
salah satu bahan untuk lauk, jaiur
Sikap afektif atau kesukaan ibu terhadap
transportasi di kedua wilayah berbeda. Jalur ikan Laut merupakan prediktor utama pada si-
transportasi yang meUntasi wilayah pedalaman
kap anak terhadap makan ikan laut. Walaupun
lebih terbuka menuju ke kota-kota besar di pendidikan dan keyakinan ibu akan manfaat
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedang jalur ikan laut tinggi, dan ibu sudah menyediakan
transportasi di wilayah pesisir lebih ter-tutup, ikan laut dalam menu keluarga, ha1 ini tidak .
manuju ke kota-kota kecil. Jalur transportasi secara langsung meningkatkan apresiasi anak
terbuka memberi peluang lebih besar masuk- mengonsumsi ikan laut, hanya bila anak dapat
nya berbagai bahan pangan ke wilayah sehing- merasakan adanya ekspresi kesukaan ibu ter-
ga memungkinkan makin kecilnya pilihan ma- hadap ikan laut maka akan terjadi peninqkatan
syarakat pedalaman pada bahan pangan ikan apresiasi anak untuk mengonsumsi ikan laut.
laut. Sebaliknya pada wilayah pesisir dengan Selain i t u sikap afektif ibu terbukti menentu-
jalur transportasi lebih tertutup, ragam pilihan kan sikap anak terhadap makan ikan laut hing-
terhadap bahan pangan menyempit, sehingga ga anak berusia 11 tahun 5 bulan.
memungkinkan masyarakat lebih banyak yang
memilih ikan laut sebagai bahan pangan. Selama ini upaya-upaya peningkatan
konsumsi suatu pangan secara umum di rumah
Pengaruh peubah wilayah dan pendidik-
tangga lebih banyak dilakukan dengan anjuran
an ibu terhadap berbagai atribut ibu berbeda peningkatan pendidikan dan pengetahuan ma-
di masing-masingwilayah. Peubah wilayah ber-
syarakat khususnya tentang manfaat gizi pa-
peran di wilayah pesisir sedang peubah pendi- ngan tersebut. Hasil penelitian ini membukti-
dikan ibu lebih berperan di wilayah pedalam-
kan bahwa upaya-upaya tersebut tidak cukup.
an. Penepsi ibu dan sikap afektif ibu terhadap Peningkatan pendidikan dan pengetahuan ma-
ikan Laut lebih bagus di wilayah pesisir. Keti- syarakat, khususnya kaum perempuan, hendak-
dakpercayaan ibu terhadap makan ikan laut nya disejajarkan dengan upaya penumbuhan
dan sikap kognitif ibu di kedua wilayah tidak
dan peningkatan persepsi ibu tentang ikan la-
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan adanya ut dan sikap afektif atau kesukaan ibu terha-
peran wilayah pesisir yang dapat menyeim-
dap ikan laut.
bangkan pengetahuan ibu tentang ikan laut se-
hingga sikap kognitif dan ketidakpercayaan ibu Mempertimbangkan ikan laut cukup ba-
terhadap mitos di kedua wilayah tidak berbeda nyak dipilih ibu sebagai bahan pangan pering-
nyata.

200
Journal of Nutrition and Food, 2010, 5(3): 194-201 Jurnal Gizi dan Pangan, 2010, 5(3): 194-201

kat pertama, keluhan ibu tentang bau anyir lated to intake of those foods in an un-
dan upaya penumbuhan dan peningkatan per- restricted setting. FASEB J, 10, A225
sepsi serta kesukaan ibu terhadap ikan laut,
ketersediaan ikan laut bagi konsumen sangat Gilbert. 2000. The functional food trend:
layak mendapatkan perhatian. Diperlukan pen- What's next and what Americans think
sosialisasian teknologi tepat guna ke masyara- about eggs. Journal of the American
kat (distributor, penjual langsung dan konsu- College of Nutrition, 19(5), 5075-512s.
men) agar dapat mempermudah pendistribusi-
an ikan laut sehingga mernungkinkan ikan te Khomsan A. 2002. Pangan dan Gizi untuk Ke-
tap dalam keadaan relatif segar sampai ke sehatan. PT Rajagrafindo Persada,
konsumen. Jakarta.

Neumark-Sztainer D, Hannan PJ, Story M, Croll


DAFTAR PUSTAKA J, Et Perry C. 2000. Family meal
patterns: associations with sociodemo-
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Konsumsi graphic characteristics and improved
Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dietary intake among ado1escents.J Am
dan Propinsi. Buku 2. Badan Pusat Diet Assocl03, 317 -322.
Statistik Indonesia, Jakarta
Nurdianty DA. 2004. Persepsi konsumen terha-
Birch LL. 2002. Acquisition of food preferences dap ikan laut segar dan produk olahan-
and eating patterns in children. Dalam nya (Studi kasus di Kotamadya Jakarta
Anderson H, Bundell J, Chiva M (E65.;, Tizurf. Skepsi Carjana Departemen
Food Selection: From genes to culture. Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Danone Institute. http:Ilpublications. Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian
danoneinstitute.org1boutiquelimage~ Bogor, Bogor.
produits/fFOODSELECl.pdf 125 Desem-
ber 20041 Sijtsema SJ. 2003. Your health? - Transforming
health perception into jood product
Brown R €t Ogden J. 2004 Children's eating characteristics in consumer-oriented
attitudes and behaviour: a study of the product design. Disertasi Doktoral
modelling and control theories of pa- Wageningen University, Netherlands.
rental influence. Health Education
Research, 19(3), 261-271. Skinner JD, Carruth BR, Bounds W, & Ziegler
PJ. 2002. Children's Food Preferences:
Choo PS, Williams MI. 2003. Fisheries product- a longitudinal analysis. J the American
ion i n Asia: Its role i n food security and Dietetic Association.
nutrition. NAGA, Worldfish Center Qu-
arterly, 26:2. Suparman LH. 2003. Analisis Preferensi dan
Faktor-faktor yang Membentuk Prefe-
Dahuri R. 2003. Pidato Sambutan Menteri Ke- rensi Konsumen tentang Produk lkan
lautan dan Perikanan RI pada acara Laut Segar. Skripsi Sarjana Departe-
Pencanangan Gerbang Mina Bahari oleh men Teknologi Pangan dan Gizi, Fakul-
Presiden RI di Teluk Tomini. 11 Okto- tas Teknologi Pertanian, lnstitut Perta-
ber 2003. www.dkp.go.id (20 Agustus nian Bogor, Bogor.
20041.
Videon TM h Manning CK. 2003. Influences on
Fisher JO h Birch LL. 1996. Maternal restrict- adolescent eating patterns: the irn-
ion of young girls' food access i s re- portance of family meals. J Adolesc
Health, 32, 365 -373.

Anda mungkin juga menyukai