Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SURVEI

ILMU PANGAN DAN GIZI


“FOOD RECALL BERDASAEKAN SUKU/RAS”

Dosen Pengampu :

1. Dr. Oke Anandika Lestari, STP, M.si


2. Dwi Raharjo, STP., MP

Disusun Oleh :
1. Andini Dahayu Ardiningrum (C1061231001)
2. Chantikha Dhevianna Mulia (C1061231003)
3. Fitri Sulistyani (C1061231009)
4. Zahra Chandra Julianti (C1061231023)
5. Dian Camelia Sari (C1061231029)
6. Anasthasya Wafa Resty (C1061231035)
7. Sindy Sekar Sari (C1061231039)
8. Hardianus Ferdinan (C1061231047)
9. Felix Nathanael (C1061231067)
10. Jihan Felisha Putri (C1061231071)
11. Ulfa Mahdiyyani (C1061231077)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOG PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3

2.1 Pengertian Kebiasan Makan atau Pola Makan...............................................3

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan..............................................3

1. Status Sosial Ekonomi...............................................................................3

2. Personal Preference...................................................................................3

BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................4

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.....................................................................4

3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................4

3.3 Prosedur Kerja................................................................................................4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................5

4.1 Hasil................................................................................................................5

4.2 Pembahasan....................................................................................................5

1. Sumber karbohidrat......................................................................................5

2. Sumber Protein Hewani................................................................................6

3. Sumber Protein Nabati..................................................................................7

BAB V PENUTUP...................................................................................................8

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................8

i
5.2 Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kiojoule) energy pangan per gram. Karbohidrat juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolism lemak
dan protein (Fessenden, 1990). Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi adalah
tepung atau amilum atau pati yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan
padi-padian lainnya. Kerbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada
makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti seluloasa, pectin, serta lignin
(Edahwati, 2010).Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen) merupakan
zat gizi sumber energy paling pentng bagi makhluk hidup karena molekulnya
mnyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel. Secara kimia, karbohidrat
dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari alcohol polihidrik
(karena mengandung gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai senyawa yang
menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis (Poedjiadi, 2006)
Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi
yang berupa untaian residu asam amino dengan urutan yang spesifik dan
dihubungkan oleh ikatan peptida (Poedjiadi dan Supriyanti 2006). Protein
menyediakan karbon, hidrogen, serta menyediakan nitrogen dan sulfur yang tidak
dapat disediakan oleh karbohidrat maupun lemak. Protein diperoleh dengan
mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa sumber makanan yang mengandung
protein antara lain padi, daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum,
jagung, dan buah-buahan (Diana 2010). Protein berfungsi sebagai enzim, alat
transportasi dan penyimpanan, pengatur gerak , penunjang mekanis, pertahanan
tubuh atau imunisasi, dan media perambatan impuls saraf dan pengendali
pertumbuhan (Lehninger 2010).

1
Lemak merupakan suatu molekul yang terdiri atas oksigen, hidrogen,
karbon, dan terkadang terdapat nitrogen serta fosforus. Pengertian
lemak tidak mudah untuk dapat larut dalam air. Untuk dapat melarutkan
lemak, dibutuhkan pelarut khusus lemak seperti Choloroform. Molekul lemak
terdiri atas 4 bagian, antara lain 1 molekul gliserol serta 3 molekul asam
lemak. Asam lemak terdiri atas rantai Hidrokarbon dan juga gugus
Karboksil. Molekul gilserol mempunyai 3 gugus Hidroksil serta pada tiap
gugus hidroksil tersebut dapat berinteraksi dengan gugus karboksil asam
lemak (Santika, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan kebiasaan atau pola makan?
2) Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku makan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari kebiasaan atau pola makan
2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan
1.4 Manfaat
1) Dapat memahami pengertian dari kebiasaan atau pola makan
2) Dapat memahami faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebiasan Makan atau Pola Makan


Kebiasaan makan merupakan cara atau hal yang sering dilakukan oleh
seseorang sebagai karakteristik dari individu dalam memenuhi kebutuhan
fisiologis, sosial dan emosional dengan berulang terhadap makanan untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh. Kebiasaan makan pada remaja berkaitan
dengan mengonsumsi makanan yang mencakup jenis makanan, frekuensi
makanan, jumlah makanan, distribusi makanan dalam keluarga dan cara memilih
makanan (Aritonang dalam Hafiza et al., 2020). Secara umum perilaku makan
memiliki 3 komponen penting yaitu jenis makanan, frekuensi dan jumlah.
Frekuensi makan adalah jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan
lengkap (full meal) dan makanan selingan (snack). Makanan lengkap biasanya
dikonsumsi tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam),
sedangkan makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang,
antara makan siang dan makan malam ataupun setelah makan malam (Uripi, 2007
dalam Vidyarini, 2010).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan
Menurut Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007, dalam Hastuti, 2012),
berbagai macam faktor yang mempengaruhi pola makan seseorang adalah sebagai
berikut:
1. Status Sosial Ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut
dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas
menengah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli
makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan
membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal
harganya.
2. Personal Preference
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh
terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan
makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

3
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tanggal 18-21 tahun 2024.
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 Fakultas Pertaian
Universitas Tanjung Pura angkatan 2023 dengan Program studi Ilmu dan
Teknologi Pangan (ITP), Peternakan, Manajemen Sumber Perairan (MSP), dan
Agroteknologi yang berjumlah 30 orang dengan rentang usia 18 – 20 tahun.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu form food habit melalui Google form
dan Microsoft excel.
3.3 Prosedur Kerja
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, program studi,
pola makan, riwayat penyakit, alergi terhadap makanan, sumber karbohidrat,
banyak karboidrat yang dimakan, cara pengolahan, sumber protein hewani,
sumber protei nabati, banyak protei hewani yang dimakan, banyak protein nabati
yang dimakan, minuman yang diminum, dan selingan makan pagi. Variabel
terikat pada penelitian ini adalah kebiasaan makan. Data primer pada penelitian
ini diperoleh dari hasil wawancara terstruktur menggunakan kuesioner (secara via
telefon). Data primer yang didapatkan terdiri dari karakteristik responden meliputi
email, nama, jenis kelamin, dan program studi.
Kuesioner kebiasaan makan terdiri dari 18 item pertanyaan. Kebiasaan
makan dalam penelitian ini merupakan perilaku dominan mahasiswa
mengonsumsi nasi piring sebagai sumber karbohidrat, telur sebagai protein
hewani, tempe sebagai protein nabati, dan tidak ada makanan selingan pada
makan pagi. Pada makan siang dominan mengonsumsi nasi sebagai sumber
karbohidrat, ayam sebagai protein hewani, tempe sebagai protein nabati, dan tidak
ada selingan makan. Pada makan malam dominan mengonsumsi nasi sebagai
sumber karbohidrat, telur sebagai protein nabati, bayam tumis sebagai protein
nabati, dan tidak ada selingan makan pada makan malam.

4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N Prodi Karbohidrat Protein Hewani Protein Nabati
o
1. Agroteknol
ogi

2. Peternakan

3. Ilmu dan
Teknologi
Pangan

4. Manajemen
Sumber Air

4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan pola makan
mahasiswa semester 2, pada program studi Peternakan, Agroteknologi,
Manajemen Sumber Perairan, serta Ilmu dan Teknologi pangan. Dengan jumlah
keseluruhan responden 30 orang.
1. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat yang paling sering dikonsumsi oleh siswa semester 2
sebagai menu sarapan. Pada program studi Peternakan, sebanyak 83%
mahasiswa memilih untuk mengkonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat,
begitu juga dengan program studi agroteknologi (75%), Ilmu dan Teknologi
pangan (74%), serta Manajemen sumber perairan (73%). Sisanya
mengkonsumsi Mie dan roti sebagai sumber karbohidrat.

5
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari keseluruhan responden terdapat
beberapa mahasiswa yang tidak melakukan sarapan. Mahasiswa yang tinggal
jauh di luar kota, mereka lebih jarang melakukan sarapan atau bahkan tidak
pernah melakukan sarapan sebelum kuliah pagi dengan alasan malas atau
tidak sempat untuk menyiapkan makanan. Sarapan sebaiknya mengandung
makanan sumber karbohidrat, protein, tinggi serat, dan rendah lemak.
Idealnya mengkonsumsi sarapan sebesar 300 - 600 kkal. Tetapi
perhitungan tersebut kembali lagi kepada kebutuhan kalori harian seseorang.
Sarapan dianjurkan dengan porsi sepertiga atau seperempat dari kebutuhan
kalori harian. Maka dari itu sebagai besar mahasiswa sudah memenuhi
kebutuhan kalori harian dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat untuk
sarapan.
2. Sumber Protein Hewani
Protein merupakan salah satu zat gizi yang paling penting peranannya
dalam pembangunan sumber daya manusia. Bersama-sama dengan energi,
kecukupan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi
gizi mahasiswa.
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, seperti ikan,
ayam, sapi, atau telur. Protein hewani memiliki kandungan asam amino
esensial yang lebih lengkap daripada protein nabati. Tidak hanya itu, protein
hewani juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih beragam, seperti vitamin
B12, vitamin D, zat besi, dan asam lemak omega-3. Pada program studi
peternakan 44% responden memilih untuk mengkonsumsi ayam sebagai
sumber protein, 33% memilih telur, 11% ikan.
Pada program studi agroteknologi mahasiswa memilih telur (33%), ikan
(25%), ayam (25%). Lalu pada mahasiswa program studi Manajemen Sumber
Perairan 60% responden memilih ayam, 27% memilih telur dan 6% memilih
ikan. Dan mahasiswa program studi Ilmu dan Teknologi Pangan memilih
mengkonsumsi ayam (48%), telur (36%), dan ikan (7%). Untuk dapat hidup
sehat, aktif dan produktif, ditetapkan untuk keperluan sumber protein, dari
angka standar anjuran rata-rata konsumsi protein 57 gram/hari, 22 gram dari
itu rekomendasikan dipenuhi dari protein hewani. Tingginya konsumsi

6
protein dalam pola konsumsi pangan nasional memberikan indikasi bahwa
konsumsi pangan sumber protein telah terpenuhi.
3. Sumber Protein Nabati
Protein nabati merupakan protein yang berasal dari tumbuhan, kacang-
kacangan, dan biji-bijian. Protein nabati tidak hanya menyediakan protein,
tetapi juga kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.
Sumber protein nabati pada program studi Peternakan sebanyak 33%
mahasiswa memilih tahu dan tempe sebagai protein sumber nabati. pada
program studi Agroteknologi mahasiswa memilih tempe (40%). mahasiswa
program studi Manajemen Sumber Perairan memilih tempe (40%) dan
bayam (40%). Serta program studi Ilmu dan Teknologi Pangan memilih
tempe (33%) dan memilih tahu (23%) sebagai sumber protein nabati.
Mahasiswa semester 2 pada prodi Peternakan, Agroteknologi, Manajemen
Sumber Perairan, serta Ilmu dan Teknologi Pangan. Sebagian besar memilih
temped dan tahu sebagai sumber protein nabati, selain banyak manfaat,
temped dan tahu juga ramah untuk kantong mahasiswa.

7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pola makan mahasiswa semester 2 pada program studi Peternakan,
Agroteknologi, Manajemen Sumber Perairan, serta Ilmu dan Teknologi Pangan
cenderung menunjukkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip gizi yang dianjurkan,
seperti mengonsumsi sarapan dan memilih sumber karbohidrat dan protein yang
sehat. Namun, terdapat sebagian kecil yang tidak melakukan sarapan, yang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan yang
seimbang untuk kesehatan dan kinerja akademik.
5.2 Saran
Dalam meningkatkan kualitas praktikum survei ini, langkah penting yang
dapat dilakukan adalah memastikan survey disebarkan secepat mungkin setelah
menerima pengarahan, sehingga mendapatkan lebih banyak responden dalam
waktu yang optimal. Dengan mendapatkan lebih banyak responden, akan
memudahkan dalam melakukan pendataan yang lebih representatif dan
menghasilkan hasil yang lebih efektif dan efesien. Selain itu, penting juga untuk
menguasai dasar-dasar Excel dalam mengolah data yang telah diisi oleh
responden. Kemampuan ini akan sangat berguna dalam menganalisis dan
menyajikan hasil survei secara lebih efisien dan profesional. Dengan demikian,
praktikum survei dapat menjadi lebih efektif dalam memberikan pengalaman
praktis kepada mahasiswa dalam mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis
data survei.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, D. N., & Febrianti, M. (2013). KEBIASAAN MAKAN MENJADI SALAH
SATU PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU
HAMIL DI POLI KEBIDANAN RSI&A LESTARI CIRENDEU TANGERANG
SELA.
Kadir, A. (2016). Kebiasaan makan dan gangguan pola makan serta pengaruhnya
terhadap status gizi remaja. Jurnal Publikasi Pendidikan, 6(1), 49–55.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi
COVID-19. Jakarta: Kemenkes RI.
Putri, R. V. I., & Rachman, T. A. (2023). HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN
STATUS GIZI PADA MAHASISWA INDEKOS JURUSAN GIZI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA. Jurnal Ilmu
Kesehatan Dan Gizi, 1(3), 58–64.
Wijhati, E. R., Nuzuliana, R., & Pratiwi, M. L. E. (2021). Analisis status gizi pada
balita stunting. Jurnal Kebidanan, 10(1), 1–12.
Hafiza, D., Utami, A., & Niriyah, S. (2020). Hubungan Kebiasaan Makan Dengan
Status Gizi Pada Remaja Smp Ylpi Pekanbaru. Jurnal Medika Hutama, 2(1), 332–
342
Vidyarini, A. (2010). Pemesanan Dan Distribusi Serta Kontribusi Konsumsi Energi
Dan Protein Makan Sore Bagi Penderita Penyakit Saluran Pencernaan. Institut
Pertanian Bogor.
Hastuti, Sri. (2012). Pola Makan Siswa Kelas IV, V, dan VI SD Negeri Purworejo tahun
ajaran 2012/2013. Universitas Negeri Yogya.

Anda mungkin juga menyukai