d Kebiasaan
Mengkonsumsi
onsumsi Makanan Cepat Saji (Fast
(Fast Food
Food)
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
2020
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Dampak Kesehatan Masyarakat Kota dari Kebiasaan Mengkonsumsi
Makanan Cepat Saji (Fast Food) ini dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 3
C. Manfaat............................................................................................. 3
D. Tujuan............................................................................................... 3
E. Metodologi Analisis..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................. 20
Daftar Pustaka
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan cepat saji atau yang dikenal dengan sebutan fast food
atau juga bisa dikenal masyarakat dengan istilah junk food. Secara harfiah,
junk food diartikan sebagai makanan makanan sampah atau tidak bergizi.
Istilah tersebut berarti menunjukan makanan-makanan yang dianggap
tidak memiliki nilai nutrisi bagi tubuh. Makanan-makanan junk food tidak
hanya sia-sia, tetapi juga dapat merusak kesehatan. Gangguan kesehatan
akibat makan makanan junk food seperti obesitas, atau kegemukan,
diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, dan lain
sebagainya ( Lailatul Mufidah, 2016)
2
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di ambil
sebuah pertanyaan yang akan di bahas lebih mendalam, antara lain:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat kota untuk
mengokonsumsi makanan cepat saji?
2. Apa saja dampak negatif yang ditimbulkan dari kebiasaan
mengonsumsi makanan cepat saji bagi masyarakat kota?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan makalah ini tentang apa
saja dampak kesehatan masyarakat perkotaan dari kebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji, antara lain :
1. Mengetahui apa saja dampak negatif pada kesehatan yang ditimbulkan
karena kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji
2. Mengetahui apa saja jenis makanan cepat saji
3. Mengetahui apa saja kandungan yang terdapat pada makanan cepat saji
D. Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi para
pembacanya, dan selain itu juga manfaat dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan edukasi ke halayak ramai khususnya daerah perkotaan,
tentang apa saja dampak negatif dari kebiasaan mengkonsumsi
makanan cepat saji
2. Sebagai titik acuan untuk menghindari makanan yang dinilai kurang
menyehatkan
3. Sebagai bentuk ajakan untuk memulai pola hidup sehat
3
E. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan makalha ini
mengguankan teknik pengumpulan data dari berbagai dokumen-dokumen
dan catatan penting dari sebuh organisasi, perorangan ataupun lembaga.
Contohnya dapat berupa transkrip, surat kabar, catatan, buku, agenda,
majalah, journal/artikel.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Restoran cepat saji ini pertama kali berdiri di Amerika pada tahun 1912
dan merupakan jenis automat atau restoran yang menggunakan mesin
penjual untuk melayani pelanggannya dan dioperasikan dengan koin.
Inilah yang kemudian membuat automat muncul di seluruh dunia.
McDonald's memang restoran cepat saji yang terkenal. Namun, restoran
tersebut bukan restoran cepat saji pertama di dunia ini (Walker, 2011)
Pada saat itu restoran cepat saji pertama adalah White Castle, yang
menyediakan hamburger dan berdiri di Kansas pada tahun 1916. Tahun
1919, Roy W. Allen dan Frank Wright mendirikan A&W yang
menerapkan layanan drive-thruuntuk pertama kalinya di Sacramento,
California. Tahun 1923, mereka mulai menjual sistem franchise yang
menyediakan hamburger, kentang goreng dan hotdog. Tahun 1960, A&W
tersebar di 2000 tempat dan memiliki 1200 restoran hingga saat ini
(Walker, 2011).
6
Pada tahun 1960an, sejarah makanan cepat saji menjagi bagian penting
ketika mereka menambahkan menu anak-anak sebagai bagian standar dari
beberapa rantai restoran dan pengiklan yang berfokus pada upaya
pemasaran makanan anak-anak. Sejak saat itu, makanan cepat saji semakin
menjadi favorit untuk semua kalangan (Walker, 2011).
7
Kemudian bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham
utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan
pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai
langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham
mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8%
kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT
Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%)
didistribusikan kepada Publik dan Koperasi. Perseroan memperoleh hak
waralaba KFC dari Yumi Restaurants International (YRI), sebuah badan
usaha milik Yumi Brands Inc, yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika
Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya,
yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek
yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah
memproklamirkan Yum! Group sebagai fastfood chain terbesar dan
terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama,
sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding.
Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan
(Budiawati, 2013).
8
B. Faktor yang mempengaruhi masyarakat kota untuk mengokonsumsi
makanan cepat saji (fast food)
9
Pada penelitian tersebut, berdasarkan FGD yang dilakukan, ajakan
orang sekitar menjadi salah satu faktor yang mempengauhi orang
untuk memilih makanan cepat saji atau fastfood dibandingkan dengan
makanan lainnya. Pada penelitian lain, ajakan orang sekitar juga
menjadi penyebab tingginya konsumsi makanan cepat saji pada
masyarakat kota. Padahal sebenarnya mereka sudah mengetahui
bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan (Budiawati, 2013).
10
Tempat yang nyaman menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen
untuk makan di restoran makanan cepat saji. Jarak yang dekat maupun
jarak yang jauh tidak mempengaruhi responden untuk tidak makan
makanan cepat saji karena alasan utama mereka adalah untuk
mendapatkan tempat yang nyaman (Nusa A, 2013).
11
mudah didapat dan dapat menggugah selera makan (Pratiwi, 2018).
Makanan cepat saji maupun junk food umumnya disukai oleh
masyarakat perkotaan karena memiliki rasa yang enak. Faktor yang
menyebabkan makanan cepat saji memiliki rasa yang enak adalah
tingginya kandungan minyak, garam dan gula. Restoran makanan
cepat saji pada umumnya berlomba-lomba membuat variasi makanan
baru dengan rasa yang enak sehingga sesuai dengan selera
masyarakat,(Mustikaningsih,2015). Makanan tersebut memiliki rasa
yang enak karena kandungan monosodium glutamat (MSG), garam
sodium, gula, lemak dan zat adiktif yang menyebabkan kecanduan
pada rasa yang enak dan gurih tersebut (Lestari D, 2012).
12
Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah mengunjungi dan
makan di restoran dengan brand tersebut (Septiana, 2018).
13
1. Obesitas atau kegemukan
Masyarakat kota yang mengonsumsi makanan cepat saji
diluar batas wajar dapat berisiko mengalami obesitas atau
kegemukan. Masyarakat Perkotaan yang mengonsumsi
makanan cepat saji dengan asupan energi total yang tinggi
memiliki risiko sebesar 8,27 kali lebih tinggi mengalami
obesitas daripada masyarakat biasa yang mengonsumsi asupan
energi makanan cepat saji yang rendah. Kebiasaan makan yang
salah pada masyarakat kota akan meningkatkan kejadian
obesitas, salah satunya adalah kebiasaan makan makanan
makanan cepat saji (Octavia , 2018).
Selain itu, konsumsi makanan cepat saji dengan frekuensi
yang sering memiliki risiko 8,03 kali lebih besa mengalami
obesitas dibandingkan dengan masyarakat kota yang jarang
mengonsumsi makanan cepat saji (Andriani,2012). Masyarakat
kota yang mengalami obesitas memiliki frekuensi konsumsi
makanan cepat saji lebih sering dibandingkan meraka yang
tidak mengalami obesitas, perbandingannya yaitu 81,1% dan
18,9%. Masyarakat perkotaan yang sering mengonsumsi
makanan cepat saji berisiko 8,47 kali lebih besar mengalami
obesitas dibandingkan meraka yang jarang mengonsumsi
makanan cepat saji. Berdasarkan wawancara pada suatu
penelitian, masyarakat kota yang mengalami obesitas makan di
restoran yang menyediakan makanan cepat saji sebanyak 1
sampai 2 kali dalam satu minggu (Andriani, 2012). Kegemukan
yang dialami masyarakat kota dapat disebabkan karena gaya
hidup masa kini, seperti mengonsumsi makanan cepat saji atau
fast food modern yang mengandung tinggi lemak dan kalori
namun memiliki kandungan serat, vitamin,
14
dan mineral yang rendah. Makanan tersebut diantaranya seperti
burger, pizza, dan french fries (Almatsier,2009). Berdasarkan
penelitian di Inggris,mengonsumsi makanan cepat saji yang
memiliki kadar enegri tinggi menjadi salah satu faktor yang
dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.
Makanan cepat saji tidak hanya dijadikan sebagai makanan
berat, namun makanan cepat saji juga dijadikan sebagai
makanan ringan (Almatsier, 2019). Kegemukan atau obesitas
disebabkan karena gizi lebih pada tubuh.Kelebihan energi yang
dikonsumsi disimpan dalam jaringan dalam bentuk lemak.
Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
penyakitdegeneratif, seperti hipertensi, penyakit diabetes,
jantung koroner, hati, dan kantung empedu (Octavia, 2018).
15
frekuensi 2 sampai 3 kali per minggu, maka dapat
mengakibatkan hipertensi (Octavia L, 2018). Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena
obesitas. Dengan kata lain, obesitas merupakan faktor risiko
dari terjadinya penyakit hipertensi. Terdapat hubungan antara
angka kejadian hipertensi dan berat badan yang meningkat
secara drastis sesuai dengan peningkatan berat badan. Risiko
menderita hipertensi meningkat 1,6 kali pada orang yang
overweight, menjadi 3,2 kali pada orang yang obesitas kelas 1,
serta 3,9-5,5 kali untuk obesitas kelas 2 dan 31(Marwan, 2017).
16
Risiko menderita diabetes melitus akan meningkat secara
linier sesuai dengan peningkatan indeks massa tubuh (IMT).
Orang dengan overweight atau IMT diatas rata-rata akan
menigkatkan angkakejadian diabetes melitus sebesar 3-4 kali
dibangingkan dengan orang dengan IMT yang normal
(Andriani, 2012).
4. Meningkatkan faktor risiko kanker
Mengkonsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan
risiko kanker,seperti kanker pada organ sistem pencernaan.
Studi di Eropa menyebutkan bahwa konsumsi makanan cepat
saji yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko kanker
kolorektal. Hal ini karena makanan cepat saji kuang
mengandung serat, namun tinggi gula dan lemak. Selain itu,
penelitian lain menunjukkan bahwa pria yang terlalu sering
makan makanan yang digoreng lebih dari dua kali dalam satu
bulan telah menunjukkan peningkatan risiko kanker prostat
(Almatsier,2009). Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji
merupakan faktor risiko kejadian FAM atau fibroadenoma
mammae yang merupakan tumor jinak. Penderita FAM tersebut
memiliki risiko 2 kali lebih besar menderita penyakit kanker
payudara di kemudian hari (Octavia, 2018). Makanan cepat saji
yang identik dengan daging yang dimasak dengan temperatur
tinggi akan membentuk zat-zat karsinogenik. Zat tersebut
berpotensi membentuk tumor payudara dan akan meningkatkan
risiko kanker (Almatsier, 2009).
17
5. Meningkatkan faktor risiko penyakit jantung
Salah satu penyebab dari memakan makanan cepat saji
adalah Penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian
yang menakutkan. Ketersediaan makanan cepat saji yang tinggi
dikaitkan dengan kematian dan penyakit jantung koroner akut,
serta kelebihan berat badan dan obesitas yang tinggi.Salah satu
penyebab terjadinya penyakit jantung adalah obesitas yang
dialami seseorang. Hal ini karena obesitas meningkatkan risiko
terjadinya penyakit jantung. Seseorang yang memiliki berat
badan diatas rata-rata atau obesitas akan mengalami risiko
penurunan fungsi jantung, termasuk fungsi jantung menjadi
tidak normal (Almatsier,2009).
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
B. Saran
Makalah yang kami buat ini bukanlah akhir dari permasalahan
mengenai dampak kesehatan masyarakat kota dari bebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji /fast food saja. Pastinya banyaknya
teori dari berbagai sumber atau referensi serta penjelasan dalam makalah
ini tidak lepas dari banyaknya kekurangan.
Selain itu juga, berdasarkan pemeparan yang telah di uraikan
mengenai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji bagi masyarakat
kota, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat Kota
a. Berdaarkan hasil diskusi kelompok kami, serta banyaknya
referensi seperti buku, journal atau artikel, surat kabar
online, kami menyarankan supaya masyarakat kota
memperhatikan pola makanan yang mereka makan
sehingga dapat memilah dan memilih secara selektif
makanan mana dan apa saja yang akan menjadi konsumsi
sehari-hari. Selain itu juga dengan melakuakn pola hidup
sehat untuk menjaga asupan gizi yang seimbang dengan
mengkolaborasikan makanan cepat saji tersebut dengan
makanan yang kaya tinggi dengan serat seperti sayuran dan
buah-buahan.
b. Sebaiknya untuk mengurangi dampak negatif pada
kesehatan masyarakat kota, mereka dapat memasak di
rumah sendiri dan bisa melihat tutorial memasaknya di
youtube yang sudah jelas lebih higienis dan bisa kita
campurkan dengan sayuran.
c. Selain itu, kurangi mencari tau tentang info promo
makanan makanan junkfood yang membuat mereka tergiur
untuk membelinya,
20
d. Juga jangan mudah tertipu dengan iklan makanan makanan
junkfood di media sosial maupun televisi
e. Dan sibukkan diri dengan melakukan aktivitas atau
berolahraga supaya tidak stress karena biasanya faktor yang
memicu kita untuk membeli makanan junkfood ini adalah
stress dan hal itu yang membuat kita jadi terus lapar.
21
Daftar Pustaka
Buku:
Jurnal :
https://www.kantorworldpanel.com/id/News/makanan-siap-saji-gaya-
hidup <Diakses pada tanggal 20 Desember 2020