Npm : 2016011008
Kelas : Reg B
1 Nature Dalam kajian gender, term nature diartikan sebagai Kodrat adalah sesuatu
teori atau argumen yang menyatakan bahwa yang ditetapkan oleh
perbedaan sifat antar gender tidak lepas dan bahkan Tuhan YME, sehingga
ditentukan oleh perbedaan biologis (seks). Disebut manusia tidak mampu
sebagai teori nature karena menyatakan bahwa untuk merubah atau
perbedaan lelaki dan wanita adalah natural dan dari menolak. Sementara itu,
perbedaan alami tersebut timbul perbedaan bawaan kodrat bersifat
berupa atribut maskulin dan feminim yang melekat universal, misalnya
padanya secara alami. Singkatnya, Teori Nature melahirkan, menstruasi
berpendapat bahwa adanya perbedaan antara dan menyusui adalah
perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga kodrat bagi perempuan,
tidak dapat berubah dan bersifat universal. Jadi, sementara mempunyai
seharusnya dalam menyikapi perbedaan yang ada sperma adalah kodrat
bukan dengan menghilangkannya, melainkan bagi laki-laki.
dengan menghapus diskriminasi dan mencipatakan
hubungan yang serasi.
Untuk melanggengkan
superioritasnya,
dominatifnya dan
kekuatan privelegnya,
laki-laki harus menekan
emosinya dan menekan
feminitasnya. Karena
itu, dikatakan cengeng,
jelek dan tidak wajar
jika laki-laki menangis.
Dikataan tabu kalau
laki-laki berbicara
lembut. Laki-laki
dikontruksi harus kuat
menahan tangis, tegas
dalam berbicara dan
bertindak, dan
seterusnya.
3 Strukural Teori struktural-fungsional mengakui adanya segala Laki-laki lebih banyak
Fungsional keragaman dalam kehidupan sosial. Keragaman ini berada di luar rumah
merupakan sumber utama dari adanya struktur dan bertanggung jawab
masyarakat dan menentukan keragaman fungsi untuk mencari nafkah,
sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur sedangkan peran
sebuah sistem. Talcott Parsons dan Bales menilai perempuan lebih
bahwa pembagian peran secara seksual adalah suatu terbatas di sekitar
yang wajar. Dengan pembagian kerja yang rumah dalam urusan
seimbang, hubungan suami-isteri bisa berjalan reproduksi, seperti
dengan baik mengandung,
memelihara, dan
menyusui anak.
4 Sosial- Marx yang kemudian dilengkapi oleh F. Engels, Budaya patriarki yang
Konfilk mengemukakan suatu gagasan bahwa perbedaan kuat membuat laki-laki
dan ketimpangan gender antara laki-laki dan di pandang lebih kuat
perempuan tidak disebabkan oleh perbedaan dan berkuasa daripada
biologis, tetapi merupakan bagian dari penindasan perempuan. Sehingga,
kelas yang berkuasa dalam relasi produksi yang banyak laki-laki yang
diterapkan dalam konsep keluarga. Hubungan laki- memperlakukan
laki dan perempuan tidak berbeda dengan hubungan perempuan (istri)
proletar dan borjuis, hamba dan tuan, majikan dan semena-mena, karena
bawahan dsb. Dengan kata lain ketimpangan peran merasa lebih berkuasa.
gender bukan karena kodrat dari Tuhan, tetapi Contohnya,
karena konstruksi masyarakat. pemeliharaan rumah
dan pengasuhan anak
adalah pekerjaan
perempuan, partisipasi
laki-laki hanya
sebagian.
5 Feminisme Teori ini berasumsi bahwa pada dasarnya tidak ada Perempuan yang
Liberal perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Karena menjadi wanita karrier,
itu perempuan harus mempunyai hak yang sama perempuan yang
dengan laki-laki. Namun kelompok feminis liberal mencari uang tanpa
menolak persamaan secara menyeluruh antara laki- meminta dari suami.
laki dan perempuan. Dalam beberapa hal masih
tetap ada pembedaan (distinction) antara laki-laki
dan perempuan. Pengikut teori ini menghendaki
agar perempuan diintegrasikan secara total dalam
semua peran, termasuk bekerja di luar rumah.
Dengan demikian, tidak ada lagi suatu kelompok
jenis kelamin yang lebih dominan.
6 Feminisme Menurut teori ini, perempuan dan laki-laki memiliki Perempuan yang ingin
Marxis- kemampuan yang sama. Teori ini bertujuan membuktikan bahwa
Sosialis mengadakan restrukturisasi masyarakat agar dia bukan hanya beban
tercapai kesetaraan gender. Ketimpangan gender yang harus dinafkahi,
disebabkan oleh sistem kapitalisme yang namun dia juga
menimbulkan kelas-kelas dan division of labour, memiliki peran yang
termasuk di dalam keluarga. Gerakan kelompok ini penting dalam
mengadopsi teori praxis Marxisme, yaitu teori kehidupan berumah
penyadaran pada kelompok tertindas, agar tangga. Teori ini
kaum perempuan sadar bahwa mereka memberikan contoh
merupakan ‘kelas’ yang tidak diuntungkan. bahwa jika dijadikan
Proses penyadaran ini adalah usaha untuk uang mungkin peran
membangkitkan rasa emosi para perempuan domestik perempuan
agar bangkit untuk merubah keadaan. Teori ini lebih menghasilkan
berbeda dengan teori sosial-konflik, teori ini tidak banyak uang ketimbang
terlalu menekankan pada faktor akumulasi modal, laki-laki yang
atau kepemilikan harta pribadi. Teori ini lebih melakukan pekerjaan
menyoroti faktor seksualitas dan gender. diluar rumah.