Anda di halaman 1dari 24

R GAN ISA SI

BERO
ADALAH
PER LA W AN AN
Berorganisasi adalah Perlawanan

Penyusun :

Desain Sampul, Tata Letak dan Isi:

Cetakan Pertama, Januari 2022

Produksi Perempuan Mahardhika didukung oleh


Konsorsium WE LEAD

Buku ini dapat diperbanyak untuk kepentingan


kampanye melawan kekerasan terhadap perempuan
dan membangun organisasi perempuan.
BERORGANISASI
ADALAH
PERLAWANAN
Pernahkah kamu berpikir atau merasa:

sendirian?
kemampuanmu diremehkan atau
diragukan?

pendapatmu tidak pernah


didengarkan?

ingin memiliki keberanian untuk


bersuara?

ingin berkarya di lingkungan yang


mendukung kesetaraan?

perlu melakukan perubahan di


sekitarmu?
Jika kamu sudah mencentang setidaknya
salah satu pertanyaan di atas

maka buku ini pasti menarik


untuk kamu baca
sampai selesai!

Pokoknya cocok deh untuk


menemani hari atau mungkin
perjalanan ke tempat tujuan
berikutmu!
Mengapa bergabung dengan
Perempuan Mahardhika?

di dalam Perempuan Mahardhika,


kamu akan:

merayakan kekuatan sebagai perempuan

menambah teman dan membangun jaringan

menumbuhkan solidaritas dan kepedulian


kolektif

mendapatkan ruang pembelajaran dalam


melatih kepemimpinan perempuan

mengembangkan pengetahuan yang berpusat


dari pengalaman hidup perempuan
KEKUATAN SEBAGAI PEREMPUAN

yuk kita rayakan ....


eh, tapi memangnya kita
punya kekuatan apa ya?

Banyak, makanya kita


dilarang bebas berekspresi,
distigma, dikontrol
tubuhnya...

OH YA?!

tahukah kamu, sistem sosial,


politik, ekonomi kita saat ini,
dibangun di atas penundukan
perempuan!

mau tahu lebih


lanjut?
simak halaman
berikut ini ya!
Kekuatan perempuan dilemahkan
oleh patriarki dan kapitalisme

Patriarki adala
h sistem politik
menjadikan la dan sosial yang
ki-laki sebag
setiap pengam a i pusat dalam
bilan keputusa
aturan-aturan n, kebijakan, dan
yang berada d
menyebabkan alam masyaraka
perempuan ha t,
sebagai manu nya dianggap
sia kelas dua.
Contoh: sangat sedikit perempuan yang menjadi
Ketua BEM, Rektor, Presiden. Jika terjadi PHK
massal, maka perempuanlah yang paling awal
terdampak, dan sebagainya.

melalui
Patriarki beroperasi
nder
rja berbasis ge
pembagian ke ja
pada kerja-ker
yang timpang
n perawatan.
rumah tangga da
an pada ranah-
Contoh: perempuan ditempatk
tidak dibayar,
ranah pekerjaan domestik yang
tor publik
sedangkan laki-laki bekerja di sek

Patriarki melanggengkan dominasi laki-laki


secara
menyeluruh dan menempatkannya lebih
unggul
dari semua orang khususnya perempuan
dan
mempertahankan dominasi tersebut mel
alui
berbagai bentuk kekerasan (seperti keke
rasan
fisik, seksual, ekonomi, psikis, kekerasan berb
asis
gender dan sebagainya).
Contoh Kasus Baiq Nuril: ia dilecehkan namun
menjadi
malah dilaporkan balik ke polisi,
an kembali
korban berulang karena disalahk
bil kebijakan,
(reviktimisasi) oleh para pengam
dipenjara,
apat
g m end
re m p u a n ya n n y a
Ada pe gis
Kekerasan terhadap an kare
na biolo
kekeras
perempuan tidak hanya Ada perempuan yang mendapat
berbasis gender yang kekerasan karena gendernya

Ada perempu
ditetapkan sejak lahir, namun kekerasan
an yang men
dapat
karena orientasi
juga secara sosial! seksualnya

ulang tentang
Pemaknaan
puan dibutuhkan, tidak
perem
logis namun
hanya berbasis bio
juga secara sosial.
r patriarki
si he tero seks ua l sebagai dasa
Rela Heteroseksisme
heteroseksisme.
melanggengkan skriminasi yang
alah siste m sik ap, bias, dan di
ad rempuan
ng seks ua litas dan hubungan pe
mendu ku
a semua orang
ranggapan bahw
dan laki-laki, be ual.
rusnya heteroseks
adalah atau seha

RKI
hu
perem bungan
RIA laki ( puan & la
OPAT hete
adala roseksual)
ki-
ER
HET satu h satu-
puuaa nya norm
aliing a
unggu
l.

gender
ragam identitas
Perempuan dan ontrol
rpinggirkan dan dik
lainnya masih te triarki
a oleh patriarki, pa
seluruh kehidupanny
a bagi laki-laki.
memberi hak istimew
negara sebagai pemegang mon gambaran manusia yang
opoli dan kontrol “bermartabat” adalah individu
kekerasan turut mengontrol tubu
h perempuan, laki-laki dan heteroseksual.
menopang patriarki.

m di
bagai sebuah siste
Patriarki bekerja se ha ini.
ri
berkelas (kapitalis)
dalam masyarakat
tas dasar
i so sia l ya ng berdiri a k
a d a la h sistem prod
uks
d a l) ba ik dalam bentu
e o
Kapitalism p kapital (m apatkan
ilika n p rib adi terhada s o ra n g untuk mend
kepem leh minori ta an tenaga
, u a n g , mesin, dll o m e n g h ambat kemaju
tana h yan g ntah,
n . Ke p em ilikan ini lah rja / alam / bahan me
keuntung a ke
gi, sasaran ya) dan
kt if (a la t ke rja/ teknolo a n , ra g a m gender lainn
produ , peremp u
g a ke rja/ laki-laki
da n te n a hteraan.
m b a t p em e rataan keseja
mengha

Watak yang melekat pada kapitalisme adalah;


eksploitasi: alam, tenaga kerja, perempuan
akumulasi: kaya makin kaya, menimbun keuntungan,
surplus produksi, dsb
ekspansi: tidak pernah cukup, selalu meluaskan pasar.
Apabila pasokan tenaga kerja, buruh-buruh murah kurang,
akan terus memasok dari daerah hingga negara tertinggal
(menjajah), bangun pabrik, perkebunan, infrastruktur dsb
menggunakan kekerasan negara.

Sistem ini selalu mendahulukan profit (keuntungan) ketimbang kemanusiaan,


demi pelipat gandaan kekayaan sedikit orang melalui pemiskinan banyak
orang.

Sumber: CNBC
Sumber: CNBC

Individualis (kepemilikan pribadi), semakin banyak modal yang dimiliki maka


semakin sejahtera, persaingan pasar, dsb.

kapitalisme ditopang atas dasar penundukan perempuan


sekaligus kerja-kerja perempuan yang tidak dinilai.

dalam sistem kapitalisme perempuan justru menjadi


pasar/ cadangan tenaga kerja produktif murah
KEKUATAN SEBAGAI PEREMPUAN

Karena sistem sosial, politik, dan


ekonomi yang ada saat ini telah
merampas kesetaraan dan kesempatan
perempuan, perjuangan perempuan
yang terorganisir menjadi kekuatan
utama bagi kesetaraan, keadilan, dan
kesejahteraan kita.

Maka, berorganisasi adalah bentuk


perlawanan atas sistem yang
menindas kita!
TAMBAH TEMAN DAN BANGUN
JARINGAN

s
mini
e Penelitian
lahF
ko
Se

Kolektif
Kepedulian

ebijakan
Advokasi K
si
ggung Ekspresi / Ak
Pan

Wawasanmu bakal
sebanyak kegiatan dan
seluas jaringannya!
Testimoni
RUANG PEMBELAJARAN MELATIH
KEPEMIMPINAN PEREMPUAN

Kepemimpinan perempuan mengalami hambatan,


Penjatuhan karakter dianggap tidak mampu memimpin, dikaitkan
dengan dosa dan tidak sesuai kodrat masih sering bahkan anggapan
yang menganggap isu perempuan bukanlah hal penting masih sering
ditemukan.

Kepemimpinan feminis tidak hanya sebuah konsep untuk membekali


banyak perempuan untuk menjadi pemimpin, melainkan juga
bagaimana untuk memimpin secara berbeda, dengan nilai-nilai dan
ideologi feminis, dan untuk memajukan agenda transformasi sosial
feminis dengan cara yang tidak dan tidak bisa dilakukan oleh bentuk-
bentuk kepemimpinan lainnya.

dalam organisasi kita dapat melatih / mengasah praktik politik


kekuasaan yang berperspektif gender
Untuk melawan sesuatu yang sifatnya sistematis,
institusional (keberulangan perilaku dan bukan
sekadar lembaga), membutuhkan sesuatu yang
sifatnya juga sistematis, salah satunya seperti
undang-undang (UU).

Namun UU / Regulasi yang baik saja tidak cukup;


percuma UU revolusioner kalau pemerintahannya
buruk, tidak akan berjalan juga tujuan regulasinya,
harus terus dikawal dan dipantau impelementasinya.
Kita membutuhkan perubahan sistemik, yang
menjunjung nilai-nilai feminis.

Dalam setiap kegiatan Perempuan Mahardhika, kita


belajar dan mempraktikkan nilai-nilai kunci seperti:
kesetaraan,
inklusi,
anti diskriminasi,
menghargai ragam pengalaman perempuan,
membangun komunitas akar rumput.
SOLIDARITAS DAN KEPEDULIAN
KOLEKTIF

Membangun organisasi memungkinkan kita


menghadapi situasi-situasi diskiriminasi dan
kekerasan menumbuhkan semangat
kepedulian & perlindungan kolektif,
solidaritas,
meningkatkan kapasitas kolektif dalam
pengambilan keputusan.
Mengapa penting?

Tidak banyak ruang untuk


membicarakan pengalaman
perempuan

Sebagai kekuatan untuk


memprioritaskan agenda politik
perempuan

Terdapat titik berangkat yang tidak sama


antara laki-laki dan perempuan
Contoh: Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual sebagai Kekerasan yang Paling


Banyak Dialami Perempuan, Spesifik menyasar tubuh
perempuan, tersistematis.

Kekerasan seksual bukan hanya soal tindakan


seseorang pada satu kasus, tetapi soal:
Keberulangan perilaku di dalam suatu masyarakat,
ada persoalan “budaya” dan institusi patriarki yang
harus dilawan secara sistematis.

Keberulangan perilaku pelaku kekerasan


seksual didukung budaya "impunitas" atar
pembiaran pelaku. Tidak ada penyelesaian
kekerasan di masa lalu kemudian
membuat kekerasan menjadi sesuatu yang
lazim untuk dilakukan.

Padahal, dampak kekerasan seksual


terhadap korbannya bisa fatal
seumur hidup!
Dampak Kekerasan Seksual terhadap Korban:

Mengancam hak hidup perempuan


Membuat hak atas rasa aman terganggu,
termasuk terhadap keluarga dan orang
disekelilingnya
Mengganggu hak atas pendidikan perempuan
Mengganggu hak atas pekerjaan yang
kemudian berpengaruh pada hidup layak bagi
perempuan
Jadi, tunggu apa lagi?

Ayo, bergabung bersama


Perempuan Mahardhika!
Perempuan adalah subjek
yang mengadvokasi perubahan;
Mari Merebut Kesetaraan!

Dengan berorganisasi, kita:

Memperkuat jejaring gerakan perempuan

Melawan kekerasan terhadap perempuan


menjadi agenda prioritas

Mengutamakan perspektif gender di


berbagai sektor

Mendorong kurikulum tentang gender, HAM, HKSR,


demokrasi, dsb.

Mendorong riset-kajian-pengabdian dengan


perspektif kesetaraan gender dan inklusi sosial

Mekanisme penanganan dan cegah impunitas!

Memengaruhi kebijakan lokal, global dan nasional


Referensi
CREA, Achieving Transformative Feminist Leadership A Toolkit for Organisations and Movements.

D.K. Publishing. The Feminism Book: Big Ideas Simply Explained.

Koester, Diana (2015, Mei). Gender and Power. dari http://publications.dlprog.org/Gender&Power.pdf

Bates, Laura. 2014. Everyday Sexism. London: Simon & Shuster UK Ltd.

Bates, Laura. 2016. Girl Up: Kick Ass, Claim Your Woman Card, and Crush Everyday Sexism. New York:
Touchstone.

Deveaux, Monique (2014, 10 April). Feminism and Empowerment : A Critical Reading of Foucault.
http://www.jstor.org/stable/3178151

Federasi Buruh Lintas Pabrik. 2016. Modul Sekolah Buruh Perempuan

Firestone, Shulamith. 1972. The Dialectic of Sex. Bantam book


Hooks, Bell. Feminism is for Everybody.South End Press Cambridge, MA.

JASS Southern Africa. Storytelling Circle. Dikutip pada 7 April 2019 dari https://werise-toolkit.org/

Mies, Maria. Patriarchy and Accumulation on a World Scale: Women in the International Division of
Labour.

Perempuan Mahardhika. 2013. Modul Sekolah Feminis #5

Perempuan Mahardhika. 2014. Modul Sekolah Feminis #2

Susilo, Daniel dan Abdul Kodir (2016, Februari). Politik Tubuh Perempuan: Bumi, Kuasa, dan
Perlawanan.
http://jurnalpolitik.ui.ac.id/index.php/jp/article/download/19/56

Walby,Sylvia.1990. Theorizing Patriarchy. London: Wiley-Blackwell.

Watkins, Susan Alice, Marisa Rueda dan Marta Rodriguez. 2007. Feminisme untuk Pemula. Yogyakarta:
Resist Book.

Webinar Memutus Rantai Kekerasan; Dengan Mendorong Agenda


Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Menjadi Prioritas
Menghadirkan: Yuniyanti Chuzaifah, Bivitri Susanti, RR Sri Agustine, Asfinawati

Yoder, Janice D and Arnold S. Kahn (1992). Toward A Feminist Understanding of Women and Power.
http://citeseerx.ist.psu.edu

Anda mungkin juga menyukai