Anda di halaman 1dari 21

SEX AND GENDER

Different Sex and Gender

 Sex refers to the biological difference between men and women, the
result of differences in the choromosomes of the embryo – about
biologis aspect.

 Gender is the psychological, social, and cultural differences between


males and females.
SEKS & GENDER

KETIDAKADILAN
SEKS GENDER
GENDER

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Kuat Lemah  SUBORDINASI


Penis Vagina
Sperma Menyusui Rasional Emosional  MARGINALISASI

Jakun Melahirkan Tampan Cantik  BEBAN GANDA

Kasar Halus/lembut  KEKERASAN

Maskulin Feminin  STEREOTYPE

Publik Domestik
Nilai Gender dapat dipertukarkan:

 Pertama, ada lelaki yang emosional, lemah lembut, keibuan,


sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa.

 Kedua, perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat
ketempat lain. Misalnya saja, zaman dahulu di suatu suku tertentu
perempuan lebih kuat dari laki-laki, tetapi pada zaman yang lain
ditempat yang berbeda, lelaki yang lebih kuat.

 Ketiga, dari kelas ke kelas masyarakat yang lain juga berbeda. Pada
kelas bawah di pedesaan pada suku-suku tertentu, perempuan lebih
kuat dibandingkan kaum lelaki.
Gender dan Sosialisasi

Agen sosialisasi: Keluarga, kelompok bermain, sekolah, media massa.


On becoming male: colors, clothing, and toys.
Gender dan Stratifikasi

 Perspektif Konflik

Randal Collins (Jeffries, 1980: 198) mengatakan bahwa kepemilikan


alat produksi memungkinkan kelas yang satu mengeksploitasi kelas
yang lainnya. Pada umumnya kelas yang berkuasa itu adalah laki-
laki. Ini berarti laki-laki mendominasi wanita berdasarkan
kepemilikan alat-alat produksi.

Dalam masyarakat tradisional di mana pemanfaatan teknologi masih


rendah tidak ada pembagian kerja yang signifikan antara laki-laki
dengan wanita, namun tidak demikian halnya menurut Collins dalam
masyarakat modern.
Masyarakat modern lebih kompleks dan ekonomi pada umumnya
dikuasai oleh kaum laki-laki. Ekonomi merupakan sumber dari
kekuasaan. Oleh karena perempuan kurang memiliki akses terhadap
ekonomi secara signifikan, maka kontrol laki-laki terhadap
perempuan tidak dapat dihindari lagi. Perempuan dalam hal ini tidak
memiliki kekuasaan.
 Perspektif Fungsional

Stratifikasi seksual merupakan sesuatu yang seharusnya bagi


organisasi keluarga dan integrasi masyarakat yang lebih luas.
Pembedaan antara laki-laki sebagap pencari nafkah dan perempuan
sebagai isteri rumahan menyumbang kohesi sosial, kemurnian
peran, dan penyelesaian tugas-tugas penting kemasyarakatan.
Perspektif ini lebih jauh mengemukakan bahwa keluarga merupakan
suatu institusi vital penting yang menyumbang integrasi sosial
karena perannya memelihara anak, mempertahankan kelangsungan
hidup, dan sosialisasi kepada anak-anak.
SEKS & GENDER

KETIDAKADILAN
SEKS GENDER
GENDER

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Kuat Lemah  SUBORDINASI


Penis Vagina
Sperma Menyusui Rasional Emosional  MARGINALISASI

Jakun Melahirkan Tampan Cantik  BEBAN GANDA

Kasar Halus/lembut  KEKERASAN

Maskulin Feminin  STEREOTYPE

Publik Domestik
Ketidakadilan Gender

1. Subordinasi

Suatu penilaian bahwa suatu peran dinilai dan dianggap lebih


rendah dari peran yang lain.

Subordinasi Gender Perempuan dapat dilihat:

 Masih sedikitnya perempuan yang bekerja dalam peran


pengambil keputusan dan menduduki peran penentu kebijakan.

 Adanya status perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih


rendah dibandingkan laki-laki.

 Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dibayar sebagai


pekerja lajang dengan anggapan setiap perempuan
mendapatkan nafkah yang cukup dari suaminya.
 Di beberapa perusahaan terdapat aturan dimana gaji perempuan
mendapat potongan pajak lebih tinggi, karena dianggap sebagai
pekerja lajang, meskipun secara de facto harus menafkahi
keluarga.
2. Marjinalisasi

Suatu proses peminggiran peran ekonomi seseorang atau semua


kelompok yang mengakibatkan proses pemiskinan.

Proses Marjinalisasi dapat dilihat dari:

 Apakah kinerja perempuan dalam rumah tangga (domestik)


dinilai sama dengan pekerjaan publik?

 Apakah perempuan memiliki akses yang sama terhadap sumber


ekonomi, pemanfaatan waktu, dan pengambilan keputusan?

 Apakah perempuan memiliki kesempatan yang luas untuk


mengembangkan kariernya?
 Apakah perempuan mendapatkan dorongan atau setidaknya
kebebasan kultural dan politik untuk memilih kariernya
dibandingkan dengan rumah tangga tanpa ada sanksi sosial?

 Apakah perempuan secara de facto menerima upah sama


dengan upah rekan sekerjanya yang laki-laki untuk jenis
pekerjaan yang dinilai setara?

 Apakah perempuan mendapatkan kesempatan sama masuk ke


lapangan pekerjaan apapun dan dimanapun tanpa pembedaan
yang disebabkan oleh kemampuan reproduksinya?

 Apakah perempuan tetap dipertahankan sebagai tenaga kerja


meskipun perusahaan sedang mengurangi pekerjanya?
 Apakah perempuan diakui di depan hukum setara pria dalam hal
memperoleh waris, harta gono-gini, dan sejenisnya?
3. Beban Ganda

Masuknya perempuan di sektor publik tidak senantiasa diiringi


dengan berkurangnya beban mereka di dalam rumah tangga.

Perempuan mendapatkan multi peran sekaligus multi


beban:

 Di rumah menjalankan peran reproduksi berupa pemeliharaan


keluarga dan pengasuhan.

 Di tempat kerja menjalankan peran produksi.

 Di komunitas menjalankan peran pengelolaan komunitas.


4. Kekerasan

 Peran gender telah membedakan karakter perempuan dan laki-


laki. Pembedaan karakter dan anggapan gender perempuan itu
feminin, lemah, dan lain-lain sering memunculkan tindak
kekerasan, baik sexual ataupun kekerasan lainnya.

 Pelaku kekerasan mulai dari individu, institusi keluarga,


masyarakat bahkan negara. Akibatnya pelaksanaan
pembangunan sering mengabaikan hak perempuan dan bias
gender.
5. Stereotype

 Adalah pemberian label atau cap yang dikenakan kepada


seseorang atau suatu anggapan yang salah atau sesat.

Pelabelan umumnya dilakukan dalam hubungan sosial atau lebih


dan seringkali digunakan sebagai alasan untuk membenarkan
sebuah tindakan dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.

 Pelabelan juga menunjukkan adanya relasi yang tidak seimbang.


Pada umumnya pihak yang lebih kuat atau dominan dapat lebih
punya daya dalam membangun stereotype pihak lainnya.
Sex and Gender

 What is different between sex and gender?

 Explain your answer about “sissy” phenomenon? Is it biological


factors or social environment?

Anda mungkin juga menyukai