Anda di halaman 1dari 2

BIAS GENDER

Bias merupakan kondisi yang memihak atau merugikan. Sedangkan gender merupakan sifat yang
melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun budaya.

Bias gender adalah kondisi yang memihak dan merugikan salah satu gender sehingga menimbulkan
diskriminasi gender. Sederhananya, bias gender merupakan kecenderungan untuk lebih memilih
salah satu gender daripada yang lain.

Bias gender terkadang terbentuk tanpa disadari. Ketika seseorang mengaitkan sikap dan stereotip
tertentu dengan orang atau kelompok tertentu, tanpa sadar sebenarnya ia telah melakukan bias
gender.

Perilaku bias gender muncul karena ketidakadilan gender akibat sistem dan struktur sosial yang
menempatkan kaum laki-laki ataupun perempuan pada posisi yang merugikan.

Sebagai contoh, karena konstruksi sosial, kaum laki-laki dianggap lebih kompeten, lebih mampu, dan
lebih superior daripada perempuan. Sebaliknya, perempuan dinilai lebih lemah dan tidak berdaya
jika dibandingkan dengan laki-laki.

Pada karakteristik gender sendiri terkait kepada membedakan Maskulinitas dan


Feminitas. Maskulinitas yaitu laki-laki dianggap kuat, rasional, dan tegas, maka sering kali dalam
masyarakat terdapat bias gender bahwa pria dianggap tabu apabila mengerjakan pekerjaan rumah
seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Sedangkan Feminitas yaitu wanita
dikenal lemah lembut, emosional, keibuan, afektif, dan irasional yang seringkali terjadi bias gender
seperti wanita diragukan kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan dalam pekerjaan.

Dampak dari bias gender adalah diskriminasi gender serta kekerasaan dan pelecehan seksual.

Contoh bias gender juga dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
pendidikan, hingga pekerjaan. Misalnya, dalam keluarga, suami enggan melakukan pekerjaan rumah
tangga karena menganggap itu adalah tugas istri. Padahal, pekerjaan tersebut tidak memandang
gender tertentu dan bisa dikerjakan oleh perempuan maupun laki-laki.

BENTUK-BENTUK BIAS GENDER

1. Marginalisasi

Marginalisasi merupakan proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin yang menyebabkan
kemiskinan. Konsep ini muncul karena banyak yang memaknai gender sama dengan seks.
Anggapan tersebut menempatkan perempuan bukanlah pencari nafkah utama. Akibatnya, kaum
perempuan cenderung mendapatkan gaji lebih rendah daripada laki-laki. Terlebih bagi mereka yang
memiliki tingkat pendidikan rendah.

Perempuan juga kerap menjadi sasaran untuk menerima PHK karena kondisi yang dialaminya, yaitu
hamil dan melahirkan. Kondisi itu sering kali dinilai dapat membuat mereka kurang fokus terhadap
pekerjaan sehingga diberhentikan secara sepihak.

2. Subordinasi

Penilaian bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain
disebut dengan subordinasi. Struktur sosial dan budaya di lingkungan masyarakat secara tidak
langsung telah memilah-milah peran laki-laki dan perempuan.

Perempuan dianggap bertanggung jawab dalam urusan domestik atau reproduksi, sementara laki-
laki dalam urusan publik atau produksi. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, hal itu akan dianggap
tidak wajar.

3. Stereotip

Stereotip adalah anggapan mengenai suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak
tepat. Stereotip sering kali dijadikan alasan untuk membenarkan suatu tindakan dari satu kelompok
atas kelompok lainnya.

Beberapa stereotip negatif yang sering menimpa kaum perempuan misalnya perempuan dianggap
cengeng, tidak rasional, emosional, dan tidak bisa mengambil keputusan penting. Dampaknya, laki-
laki menganggap dirinya lebih berkuasa daripada perempuan.

4. Kekerasan

Bias gender juga dapat berbentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Umumnya perempuan
dianggap sebagai sosok yang lemah, lembut, dan penurut.

Pandangan itu kerap dijadikan alasan untuk memperlakukan perempuan secara semena-mena.
Berbagai tindak kekerasan pun muncul, mulai dari KDRT, pemerkosaan, pelecehan seksual, prostitusi,
sampai eksploitasi seks.

Anda mungkin juga menyukai