Anda di halaman 1dari 17

TITIH HURIAH

*
*Silahkan pelajari video yang saya
upload, dan berikan tanggapan
masalah yang muncul disertai ayat
Al-Qur‟an dan hadits terkait
masalah tersebut

* ..\..\GENAP2122\Berbakti keada orang tua.mp4


*Ajaran Islam adalah ajaran yang sempurna,
termasuk mengatur hubungan dan interaksi kita
dengan sesama manusia.
*Termasuk dalam keindahan Islam adalah
bagaimana Islam memberikan petunjuk agar
kita, orang yang lebih muda, menjaga dan
menunaikan hak-hak orang yang sudah berusia
lanjut di antara kita

*
*“orang berusia lanjut” (lansia) di sini bukan hanya
terbatas pada orang tua kandung atau kakek dan
nenek yang memiliki hubungan keluarga dekat
dengan kita.
*Namun semua orang yang telah berusia lanjut usia,
baik mereka itu tetangga atau orang-orang yang
tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan kita.

*
1. MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN LANSIA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ى ٌَُٕقِّ ْش َك ِبٍ َشََا‬


ْ َ‫ٍَ ن‬
ْ ‫نَ ٍْشَ ِي َُّا ي‬
“Bukan termasuk golongan kami mereka yang tidak menghormati
orang-orang lanjut usia di antara kami” (HR. Ahmad no. 6937 dan
Tirmidzi no. 1920. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih
Al-Jami‟ no. 5444).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

‫ى‬ِ ِ‫ضه‬ ُ ‫ت ْان‬


ْ ً َّ
ِ َ‫انش ٍْب‬ َ ‫َّللا إِ ْك َشا‬
‫و ِري‬ ِ َّ ‫ل‬ِ ‫ج ََل‬
ْ ِ‫ٍ إ‬ َّ ‫إ‬
ْ ‫ٌ ِي‬ ِ
“Sesungguhnya termasuk dalam pengagungan terhadap Allah Ta’ala
adalah memuliakan orang-orang lanjut usia yang muslim” (HR. Abu
Dawud no. 4843. Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-
Jami‟ no. 2199).
*Bentuk-bentuk “memuliakan” tidak ditentukan atau
dibatasi secara detail dalam syariat.
*Oleh karena itu, “memuliakan” tersebut mencakup
semua bentuk pemuliaan :
 Berbicara dengan baik dan sopan
 Berinteraksi dengan mereka secara penuh adab atau
menghibur, membuat senang, dan mengambil hati
mereka.
 Termasuk di antaranya adalah bersabar
mendengarkan mereka bercerita panjang lebar,
karena hal itu akan menyenangkan hati mereka.
2. TERLEBIH DULU MENGUCAPKAN SALAM KEPADA MEREKA

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً‫ش‬ِ ‫ب َعهَى انًَا‬


ُ ‫ َٔ ان َّشا ِك‬،‫ٍش‬ َ ‫ص ِغٍ ُش َعهَى‬
ِ ‫انك ِب‬ ُ ّ ‫ض ِه‬
َّ ‫ى ان‬ َ ٌُ
“Hendaklah orang yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang
lebih tua, dan hendaklah orang yang berkendaraan mengucapkan
salam kepada pejalan kaki” (HR. Bukhari no. 6231, 5232 dan Muslim
no. 5772).

Jika bertemu dengan orang-orang berusia lanjut, janganlah kita


menunggu mereka untuk mengucapkan salam kepada kita terlebih
dahulu. Akan tetapi, kita yang lebih muda hendaklah bersegera
untuk mengucapkan salam kepada mereka dengan penuh adab dan
pemuliaan.
Namun, kita harus memperhatikan kondisi mereka. Jika
pendengaran mereka masih sehat, kita ucapkan salam dengan
volume suara yang tidak mengagetkan dan menyakiti mereka.
3.BERBICARA KEPADA MEREKA DENGAN PENUH
KELEMBUTAN
 Jika berbicara kepada lansia, hendaklah dengan menggunakan bahasa
yang lemah lembut dan kalimat-kalimat yang menunjukkan kita
menghormati mereka.
 Misalnya, menyapa dengan menyebut “paman”, “simbah” (dalam bahasa
Jawa), atau sapaan-sapaan lainnya sesuai dengan kebiasaan di suatu
daerah masing-masing, yang sapaan tersebut menunjukkan kita
menghormati usia, posisi, dan kedudukan mereka.
 Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu
Umamah bin Sahl radhiyallahu ‘anhu,
ُِ ‫ك َف َٕج َْذََا‬
ٍ ِ‫ٍ يَان‬ َ
ِ ََ‫خهَُا َعهَى أ‬
ِ ‫ش ْب‬
ْ َ ‫ح َّخى َد‬ َ ‫جَُا‬ْ ‫خ َش‬
َ ‫ى‬ َّ ُ‫ ث‬،‫ٌز انظ ُّ ْٓ َش‬
ِ ‫ٍ َع ْب ِذ ان َع ِز‬ ِ َ ‫ع ُع‬
‫ً َش ْب‬ َ ‫صَهَّ ٍَُْا َي‬
‫ل‬
ِ ٕ‫ص‬ ُ ‫صَل َ ُة َس‬
َ ِِ ‫ْ ِز‬َ َٔ ،‫ص ُش‬ َ ‫ج؟ َقا‬
ْ ‫ ان َع‬:‫ل‬ َ ٍْ َّ‫صَل َ ُة انَّخًِ صَه‬
َّ ‫ْ ِز ِِ ان‬ َ ‫ى يَا‬ّ ِ ‫ ٌَا َع‬:‫ج‬ ُ ‫ َف ُق ْه‬،‫ص َش‬ ْ ‫ٌُص َِه ًّ ان َع‬
ُّ ‫ى انَّخًِ ُك َُّا َُص َِه ًّ َي َع‬َ َّ‫َصه‬
َ ّٔ ِ ٍْ َ‫َّللا صَهَّى هللاُ َعه‬ ِ َّ
“Kami shalat dzuhur bersama ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, kemudian kami pergi
menemui sahabat Anas bin Malik, dan kami jumpai beliau sedang shalat
ashar. Aku berkata kepada beliau, ‘Wahai paman, shalat apa yang sedang
Engkau tunaikan?’ Anas bin Malik menjawab, ‘Shalat ashar. Ini adalah shalat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dulu kami mengerjakannya
bersama beliau‟” (HR. Bukhari no. 549 dan Muslim no. 623).
4. MENDAHULUKAN MEREKA TERLEBIH DAHULU
 Ketika berkumpul dengan orang-orang yang berusia lanjut dalam satu forum atau
majelis, hendaklah kita mendahulukan mereka, baik untuk masuk ruangan, untuk
duduk, untuk berbicara atau untuk mengambil makanan dan minuman
 Kita bisa melihat contoh dari sahabat Ibnu „Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau
berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari berbicara dengan para
sahabatnya, „Kabarkanlah kepadaku tentang suatu pohon yang permisalannya seperti
orang mukmin.‟ Maka mulailah hadirin menyebutkan nama-nama pohon yang ada di
kampung Badui (pedalaman).
Ibnu Umar berkata, „Muncul dalam benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma. Aku
pun ingin mengatakannya, namun aku adalah orang yang paling muda sehingga aku
segan untuk berbicara. Ketika mereka semua diam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata,
‫خهَ ُت‬
ْ َُّ ‫ً ان‬
َ ْ
ِ
‘Itu adalah pohon kurma‟” (HR. Bukhari no. 61, 6122 dan Muslim no. 2811).

Dalam hadits di atas, Ibnu „Umar enggan menjawab pertanyaan Nabi karena melihat
dan menghormati orang-orang yang lebih tua dari beliau di majelis tersebut.
5. MEMPERHATIKAN KONDISI BADAN DAN FISIK MEREKA
YANG LEMAH

Kita hendaknya menyadari bahwa usia lanjut adalah salah satu fase
di antara fase kehidupan manusia, yaitu fase yang ditandai dengan
lemahnya kondisi fisik, kondisi kesehatan dan panca indera, sehingga
pergerakannya terbatas dan sulit mengerjakan perkara-perkara yang
tampaknya mudah bagi kita.

Allah Ta‟ala berfirman,


‫ٍ ب َْع ِذ ُق َّٕ ٍة‬
ْ ‫م ِي‬
َ ‫ج َع‬ َّ ُ‫ف ُق َّٕ ًة ث‬
َ ‫ى‬ ٍ ‫ض ْع‬
َ ‫ٍ ب َْع ِذ‬ْ ‫م ِي‬
َ ‫ج َع‬ َّ ُ‫ف ث‬
َ ‫ى‬ ٍ ‫ض ْع‬ ْ ‫ى ِي‬
َ ٍ َ ‫َّللا انَّ ِزي‬
ْ ‫خهَ َق ُك‬ ُ َّ
‫َش ٍْبَ ًت‬
َ ٔ ‫ض ْع ًفا‬َ
“Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian
dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban.” (QS. Ar-Ruum [30]: 54)
Allah Ta‟ala juga berfirman,

ِ ‫ٍَ ٌُ َش ُّد إِنَى أَ ْس َر‬


ُ ‫ل ْان ُع‬
‫ً ِش‬ ْ ‫ٍَ ٌُ َخٕ ََّفى َٔ ِي ُْ ُك‬
ْ ‫ىي‬ ْ ‫َٔ ِي ُْ ُك‬
ْ ‫ىي‬
“Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun.” (QS.
Al-Hajj [22]: 5)
* Oleh karena itu, perhatikanlah hak orang berusia lanjut ini.
Apalagi kita jumpai sebagian di antara mereka perlu disikapi
sebagaimana berinteraksi dan menyikapi anak kecil.
* Sayangnya, dijumpai di antara kita yang cepat bosan ketika
berinteraksi dengan orang-orang berusia lanjut dan tidak
sabar dalam memperhatikan kondisi mereka yang lemah.
* Jika kita menyadari bahwa suatu saat kita pun akan berada
dalam fase tersebut, maka hendaknya kita pun menunaikan
kewajiban kita dengan sebaik mungkin.
 Perilaku anak yang menitipkan orang tuanya ke panti
jompo dan tidak pernah atau jarang menengoknya
 Refleksi apakah anak tersebut mau diperlakukan seperti itu
di masa tuanya nanti?
 Sehingga kita sampaikan kepadanya sabda Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam,

ْ َ‫َب أ‬ َ‫ٍَ أ‬
ُ ‫َْ َٕ ٌُ ْؤ ِي‬
ٍ ِ ِ‫ َف ْهخَأح‬،‫ج َُّ َت‬
ُ ٔ ُّ ‫ّ َي ٍَُِّ ُخ‬ َ ‫م ْان‬ َ ‫ َٔ ٌُ ْذ‬،‫اس‬
َ ‫خ‬ َّ
ُ
ِ ْ ِ ‫ان‬ ٍ َ
‫ع‬ َ
‫ح‬ َ
‫ز‬ ْ
‫َح‬‫ز‬ٌُ ٌ ْ َّ ‫ح‬ ْ ً‫َف‬
ِ ٍْ َ‫ب أَ ٌْ ٌُ ْؤحَى إِن‬
ّ ُّ ‫ح‬ ِ ٌُ ‫اس انَّ ِزي‬ ِ َُّ ‫ ٔ َْنٍَأثِ إِنَى ان‬،‫خ ِش‬ ْ ٔ ‫هلل‬
ِ َ‫َانٍَ ْٕ ِو ْا‬ ِ ‫بِا‬
“Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke surga dan kematian mendatanginya dalam
kondisi dia beriman kepada Allah Ta‟ala dan hari akhir, maka
hendaklah dia bersikap kepada orang lain dengan sikap yang
ingin dia dapatkan dari orang lain.” (HR. Muslim no. 8442)
 Oleh karena itu, sama saja apakah orang tua kita kondisinya
pikun ataukah tidak, maka kita wajib menunaikan hak mereka
dengan baik.
 Allah Ta‟ala berfirman,

ِ َ‫ٍ أ‬
ٌ ْ
ٍ َ
‫ي‬ ‫ا‬‫ع‬َ ًِ ‫ف‬ ُ
ّ ُ‫ٍَْ َٔفِصَان‬ ْ ٔ ‫ى‬ َ ‫ه‬ َ
‫ع‬ ‫ا‬ًُ ْ
َْ ٔ ُ
ّ ُّ ‫حًَهَ ْخ ُّ ُأ‬
‫ي‬ َ ّ َ ‫ض‬
ِ ٌْ ‫اٌ بَِٕانِ َذ‬ ِ ْ ‫ص ٍَُْا‬
َ َْ ‫اْل‬ َّ َٔ َٔ
ِ ٍ
‫صٍ ُش‬ ِ ً َ ‫ً ْان‬
َّ َ‫ك إِن‬َ ٌْ ‫اش ُك ْش نًِ َٔنَِٕانِ َذ‬ ْ
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman [31]: 14)

 Di ayat tersebut, Allah Ta‟ala menggandengkan hak orang tua


dengan hak Allah, juga menggandengkan berterima kasih
(bersyukur) kepada Allah dengan berterima kasih kepada orang
tua.
6. MENDOAKAN MEREKA
Hendaknya mendoakan lansia :
o Panjang umur dan dalam ketaatan kepada Allah tidak hanya
semata-mata panjang umur saja.
o Agar mendapatkan hidayah dan taufik, agar Allah Ta‟ala menjaga
mereka, dan agar Allah Ta‟ala mengkaruniakan kesehatan kepada
mereka dan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah.
 Sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam ketika beliau ditanya
tentang siapakah manusia terbaik, beliau menjawab,

ُّ ُ‫َضٍَ َعًَه‬
ُ ‫ َٔح‬،ُِ ‫ً ُش‬ َ ‫ٍَ طَا‬
ُ ‫ل ُع‬ ْ ‫ي‬
“Siapa saja yang berumur panjang dan baik amalnya.” (HR. Ahmad no.
17698, 17680 dan Tirmidzi no. 2251. Dinilai shahih oleh Al-Albani
dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 3364 dan Ash-Shahihah no.
1836)
* KITA TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMBALAS KEBAIKAN
MEREKA

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Rasulullah


shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

ُّ ‫َشخ َِشٌ َُّ َف ٍُ ْعخِ َق‬


ْ ٍ‫ٕكا َف‬ ْ ‫ إِ ََّل أَ ٌْ ٌَجِ َذ ُِ ي‬،‫َج ِزي َٔنَ ٌذ َٔانِ ًذا‬
ً ُ‫ًَه‬ ْ ٌ ‫ََل‬
“Seorang anak tidak akan mampu membalas kebaikan orang tuanya,
sampai dia menjumpai orang tuanya menjadi budak, kemudian dia
membeli dan membebaskannya.” (HR. Muslim no. 1510)

Diriwayatkan dari Al-Hasan, beliau berkata, “Sesungguhnya Ibnu „Umar


melihat seorang lelaki yang thawaf di ka‟bah sambil menggendong
ibunya. Orang tersebut bertanya kepada ibunya, „Apakah Engkau
menilaiku bahwa aku sudah membalas jasamu, wahai ibu?‟
Ibnu „Umar pun menyela, „Wahai anak yang kurang ajar, tidak demi Allah!
Engkau belum bisa membalasnya meskipun satu rasa sakitnya ketika
melahirkanmu.‟” (Diriwayatkan oleh Al-Marwazi dalam Al-Birr wa Ash-
Shilah, no. 37-38)
Referensi:
* https://muslim.or.id/40467-hak-hak-orang-berusia-lanjut-yang-
wajib-ditunaikan-bag-2.html,
* Disarikan dari kitab Huquuq kibaaris sinni fil Islaam karya
Syaikh „Abdurrazaq bin „Abdul Muhsin Al-Badr, hal. 30-34.

Anda mungkin juga menyukai