الحمد هلل الرب العالينو وبه نستعينه ونستغفره ونعوذباهلل من سرور انفسنا ومن سر اعمالنا من يهدهللا فال مضل له
هGGد وعلى الGGلى على محمGGز اللهم صGGول اللهGGدا رسGGهد ان محمGGه اال هللا واشGGومن يضل فال هادي له اشهد ان ال ال
: الىGGال تعGG ق.ازالمتقونGGد فGG فق.وى هللاGGى بتقGGكم ونفسGG اوص.دGG امابع.ةGGوم القيامGGان الى يGGوصحبنه ومن تبعه باحس
.يأيهاالذين امنوا التقواهللا حق تقاته وال تموتن اال وانتم مسلمون
Allah Ta’ala telah mengumpulkan dalam diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa jawaami’ kalim,
yaitu ucapan beliau yang singkat, namun penuh dengan makna dan faidah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
memiliki wasiat-wasiat yang agung, kalimat yang indah. Siapa pun yang berusaha menggali dan mengamalkannya,
niscaya dia akan beruntung di dunia dan di akhirat.
Salah satunya adalah hadits yang diceritakan dari sahabat Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ada
seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan,
ْ ِع
ظنِي َوَأ ْو ِج ْز
“Berilah aku nasihat, namun ringkas saja.”
Dalam riwayat lain dikatakan,
ُول هَّللا ِ َعلِّ ْمنِي َوَأوْ ِج ْز
َ يَا َرس
“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ilmu yang singkat dan padat.”
Dalam hadits tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tiga perkara yang mengumpulkan
seluruh kebaikan.
Pertama, wasiat untuk menjaga shalat dan mendirikan shalat dalam kondisi yang paling sempurna.
Wasiat yang pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa siapa saja yang hendak
mendirikan shalat, hendaklah dia shalat sebagaimana shalat orang-orang yang hendak berpisah. Kita tentu
mengetahui bahwa orang yang akan bepergian jauh dengan niat tidak akan pernah kembali, tentu berbeda
kondisinya dengan orang yang bepergian namun akan segera kembali pulang.
Demikian pula orang yang sedang mendirikan shalat. Jika dia menghadirkan dalam hatinya, seolah-olah
shalat tersebut adalah shalat yang terakhir, tentu dia akan berusaha untuk shalat sebaik mungkin, dia akan sungguh-
sungguh, membaguskan gerakan dan bacaannya, dan berusaha khusyu’ dalam semua posisi shalat. Oleh karena itu,
hendaknya setiap mukmin berusaha untuk memperhatikan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang satu ini
dalam setiap shalat yang dia dirikan. Dia merasa bahwa shalat tersebut adalah shalat yang terahir, dia merasa tidak
akan shalat lagi setelah itu, dia shalat sebagaimana orang yang akan bepergian jauh dan tidak akan pernah kembali.
Jika perasaan semacam ini hadir, diharapkan dia akan mendirikan shalat secara sempurna.
Dalam hadits yang lain, diceritakan oleh shabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
ستَقَ ْمنَا َوِإنْ اع َْو َج ْجتَ اع َْو َج ْجنَا ْ َّق هَّللا َ فِينَا فَِإنَّ َما نَ ْحنُ بِ َك فَِإنْ ا
ْ ستَقَ ْمتَ ا ِ سانَ فَتَقُو ُل ات َ صبَ َح ابْنُ آ َد َم فَِإنَّ اَأْل ْع
َ ِّضا َء ُكلَّ َها تُ َكفِّ ُر الل ْ ِإ َذا َأ
“Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan menutupi (kesalahan) lisan lalu berkata, “Takutlah
pada Allah tentang kami, kami bergantung padamu. Apabila Engkau lurus, kami pun lurus. Dan apabila Engkau
bengkok, kami pun (ikut) bengkok.” (HR. Ahmad no. 11908, Tirmidzi no. 2407. Dinilai hasan oleh Al-Albani
dalam Shahih Al-Jaami’ no. 351)
Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu
sesali (di kemudian hari)”; mengingatkan kita untuk selalu muhasabah dengan diri kita sebelum mengucapkan
suatu perkataan. Hendaklah dia merenungkan, apakah ada kebaikan dalam kalimat yang akan dia ucapkan? Jika
yang dia dapati hanya keburukan, tentu dia akan segera menahan lisannya. Begitu pula jika dia tidak tahu apakah
dampaknya akan baik atau buruk, dia pun akan menahan diri sampai perkara tersebut jelas baginya.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
ْ َِمنْ كانَ يُْؤ ِمنُ ِباهللِ َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليَقُ ْل َخ ْي ًرا َأ ْو ل
ْيص ُمت
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari
no. 6018 dan Muslim no. 47)
.......بارك هللا لى ولكم فى القرأن الكريم ونفعى بما فيه من االيات وذكر الحاكم