Anda di halaman 1dari 28

MACAM PERIWAYATAN

By
Endang Abdul Mu’in S.Ag, M.Pd.
‫ث ْال ُم َس ْل َس ُل‬
ُ ‫ْال َح ِد ْي‬
• Hadits Musalsa adalah hadits yang rawi-rawi atau riwayat-riwayatnya
mengikuti satu sifat. Maksudnya adalah hadits ini memiliki sifat yang
menjadi ciri khas, yang mana sifat itu diikuti oleh setiap rawi yang
meriwayatkan hadits tersebut. Sifat yang menjadi ciri khas itu bisa
berkaitan dengan rawi-rawinya atau berkaitan dengan riwayatnya.
Macam-Macam, dan Contoh Hadits Musalsal
1. Hadits Musalsal Qouli
Yaitu hadits musalsal yang berupa perkatan, sebagaimana sabda Nabi SAW kepada Sahabat Muadz bin
Jabal :
ِ‫ يَا َرس ُْو َل هللاِ َوأَنَا َوهللا‬:‫ت‬ُ ‫ فَقُ ْل‬،‫ك‬َ ُّ‫ يَا ُم َعا ُذ إِنِّ ْي أَل ُ ِحب‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬
َ ِ‫ لَقِيَنِي َرس ُْو ُل هللا‬: ‫ع َْن ُم َعا ٍذ قَا َل‬
ٰ ‫ت تَقُ ْولُه َُّن في ُكلِّ صاَل ٍة‬
‫ك‬ َ ‫ك َو ُش ْك ِر‬
َ ِ‫ك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدت‬ َ ‫اللّهُ َّم أَ ِعنِّ ْي َعلَى ِذ ْك ِر‬ َ ْ ِ ٍ ‫ك بِ َكلِ َما‬ ِ ُ‫ فَإِنِّ ْي أ‬:‫ قَا َل‬،‫ك‬
َ ‫وص ْي‬ َ ُّ‫أُ ِحب‬
"Dari Sahabat Muadz bin Jabal berkata, aku bertemu dengan Rosulullah, lalu Beliau berkata, "Wahai
Muadz, sesungguhnya aku mencintaimu". Lalu aku berkata, "Wahai Rosulullah, dan aku, demi Allah aku
juga mencintaimu". Rosulullah pun berkata, "Sesungguhnya aku berwasiat kepadamu dengan kalimat-
kalimat yang mana kamu berdoa dengan kalimat-kalimat itu di setiap sholat, "Ya Allah, tolonglah aku,
agar aku dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu""".

Hadits tersebut digolongkan Hadits Musalsal Qouli karena setiap rawi-rawi yang memberikan riwayat
hadits ini kepada rawi lainnya selalu berkata "‫ ِحب َُّك‬a‫نَا ُا‬a‫ " َا‬atau "aku mencintaimu".
2. Hadits Musalsal Fi'li
Yaitu Hadits Musalsal yang berupa perbuatan. Contohya adalah ketika Nabi SAW
menjalinkan tangannya kepada Sahabat Abu Hurairah ra :
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ت َو ْال ِجبَال َ ي ْو َم ااْل َ َح ِد َوالش ََّج َر َ ي ْو َم‬ ،ِ ‫س ْب‬ َ ‫ل َخلَ َق ُ ااْل َ ْر‬: ‫سلَّ َم َوقَ َا‬
َّ ‫ض َ ي ْو َم ال‬ ِ ‫َشبَّ َك ِ بيَ ِد ْي َابُ ْو ْال َق‬
َ ‫اس ِم َصلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫س‬ ِ ‫اِاْل ْثنَ ْي ِن َو ْال َم ْك ُر ْو َه َ ي ْو َم الثُّ َالثَا ِء َوالنُّ ْو َر َ ي ْو َم ااْل َ ْربِ َعا ِء َو ْالبِ َحا َر َ ي ْو َم ْال َخ ِم ْي‬
"Abul Qasim (Rosulullah) SAW menjalinkan tangannya dengan tanganku dan bersabda,
"Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu, gunung-gunung pada hari Ahad, pohon-
pohon pada hari Senin, perkara yang dibenci pada hari Selasa, cahaya pada hari Rabu,
dan lautan pada hari Kamis"".

Hadits tersebut digolongkan Hadits Musalsal Fi'li karena setiap rawi yang meriwayatkan
hadits tersebut kepada rawi lainnya, selalu melakukan hal yang sama seperti apa yang
dilakukan Nabi SAW pada Sahabat Abu Hurairah ra, yaitu menjalinkan tangannya.
3. Hadits Musalsal Qouli Wa Fi'li Ma'an
Yaitu Hadits Musalsal yang yang berupa perkataan dan perbuatan secara bersamaan. Sebagaimana hadits
yang diriwayatkan Sahabat Anas bin Malik ra :
‫اَل يَ ِج ُد ْال َع ْب ُد َحاَل َوةَ ااْل ِ ْي َما ِن َحتَّى ي ُْؤ ِم َن بِ ْالقَ َد ِر َخي ِْر ِه َو َشرِّ ِه َوح ُْل ِو ِه َو ُمرِّ ِه‬
"Seorang hamba tidak akan menemukan manisnya iman sehingga ia beriman kepada qadar, baik dan
buruknya, manis dan pahitnya".

Pada saat Rosulullah SAW menyabdakan hadits tersebut, Beliau menggenggam jenggotnya dan berkata,
aa‫ َم ْن ُت ِ ْلقَا‬a‫ " ٰ ا‬atau "aku beriman kepada qadar, baik dan buruknya, manis dan
"a‫ َو ُمرِّ ِه‬a‫ َوح ُْلو ِه‬a‫ َو َش ِّر ِه‬a‫ َد ِر َخيْر ِه‬aaa‫ب‬
pahitnya".

Meskipun hadits tersebut adalah hadits dhaif, namun masih digolongkan Hadits Musalsal Qouli wa Fi'li
Ma'an, karena ketika Sahabt Anas bin Malik ra meriwayatkan hadits tersebut, beliau juga menggenggam
jenggot dan mengatakan sebagaimana yang dikatan Nabi SAW.
Hadits Musalsal Yang Berupa Perkara
Yang Berkaitan
Yang berkaitan dengan waktu :

‫ اَيُّهَا‬: ‫ فَقَا َل‬,‫صاَل ِة اَ ْقبَ َل َعلَ ْينَا بِ َوجْ ِه ِه‬ ْ ِ‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِ ْي يَ ْو ِم ِع ْي ِد ْالف‬
َّ ‫ فَلَ َّما فَ َر َغ ِم َن ال‬,‫ط ِر اَ ْو أَضْ ٰحى‬ ‫هّٰللا‬ ُ ‫َشه ْد‬
َ ِ ‫ت َرس ُْو َل‬
‫النَّاسُ قَ ْد أَصْ بَحْ تُ ْم َخ ْيرًا‬
"Aku menyaksikan Rosulullah SAW di dalam sholat Idul Fitri dan Idul Adha, ketika Beliau
telah selesai dari sholat (id) maka Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, lalu
berkata "Wahai manusia, kalian telah mendapatkan kebaikan"".

Hadits tersebut tergolong musalsal yang dikaitkan dengan waktunya, yaitu Idul Fitri dan
Idul Adha. Demikian pula, para rawi pun mengatakan hal yang sama seperti Rosulullah
SAW saat meriwayatkan hadits tersebut.
yang berkaitan dengan tempat :
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ُ ‫ض َي هّٰللا ُ َع ْنهُ َس ِمع‬
ِ ‫ ْال ُم ْلتَ َز ُم َم ْو‬: ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُ ْو ُل‬
‫ض ٌع يُ ْستَ َجابُ فِ ْي ِه ال ُّد َعا ُء‬ َ ِ ‫ْت َرس ُْو َل‬ ِ ‫س َر‬
ٍ ‫قَا َل اب ُْن َعبَّا‬
‫هّٰللا‬
َ ‫َو َما َد َعا َ ِف ْي ِه َع ْب ٌد َد َع َوةً اِاَّل ا ْستَ َج‬
ُ‫اب لَه‬
"Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, aku mendengar Rosulullah SAW bersabda,
"Multazam adalah tempat yang dikabulkan ketika berdoa di dalamnya, dan tidaklah
seorang hamba berdoa kepada Allah di dalamnya kecuali dikabulkan doa baginya".

Ketika Sahabat Ibnu Abbas ra selesai meriwayatkan hadits tersebut, beliau berkata :
ِ ‫ْت ٰه َذا ْال َح ِد ْي‬
َ ‫ث اَاَّل ا ْستَ َج‬
‫اب لِ ْي‬ ُّ َ‫ت هّٰللا َ فِ ْي ِه ق‬
ُ ‫ط ُم ْن ُذ َس ِمع‬ ُ ‫فَ َو هّٰللا ِ َما َد َع ْو‬
"Maka demi Allah, aku tidak pernah sekalipun berdoa kepada Allah di dalamnya
(Multazam) sejak aku mendengar hadits ini, kecuali Allah mengabulkan doaku".
yang berkaitan dengan tarikh atau sejarah yaitu biasanya kemusalsalan
hadits diketahui dengan kalimat "ُ‫ ِخر‬a‫ " ٰ ا‬artinya "orang/rawi yang
terakhir". Artinya, rawi yang meriwayatkan hadits dari gurunya
menggunakan kalimat tersebut yang menunjukkan dia adalah rawi
terakhir dari gurunya, misalnya :
ُ‫اَ ْخبَ َرنَا فُاَل ٌن َواَنَا ٰا ْخ ُر َم ْن َر َوى َع ْنه‬
"Fulan telah menceritakan kepada kami, dan aku adalah orang terakhir
yang meriwayatkan darinya".
Yang Berupa Sighat Riwayat
Yaitu ketika setiap rawi meriwayatkan hadits dengan menggunakan
"ْ ِ‫ َّدثَن‬a‫ " َح‬,"‫ْنبَأَنِ ْي‬a‫" َا‬, (keduanya memiliki arti sama, "telah
kalimat ‫ي‬
menceritakan kepadaku"), atau lainnya. Artinya, satu rawi
meriwayatkan hadits dengan menggunakan kalimat tersebut dan rawi
selanjutnya juga mengikuti dengan menggunakan kalimat yang sama,
dan seterusnya.
‫الر َوايَةُ ْال ُم َدبَّ ُج‬
ِّ

Riwayat Mudabbaj adalah riwayat dari 2 orang rawi yang saling berteman, di mana
keduanya saling meriwayatkan antara satu dengan lainnya.
Contoh Riwayat Mudabbaj :
‫ان حتَّى قَبضهُ ُهّٰللا‬
َ َ َ َ ‫ض‬َ ‫ف ْال َع ْش َر اأْل َ َوا ِخ َر ِم ْن َر َم‬
ُ ‫ان يَ ْعتَ ِك‬ َّ ِ‫َع ْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َو ُعرْ َوةَ َع ْن َعائِ َشةَ أَ َّن النَّب‬
َ ‫ي َك‬
"Dari Abu Hurairah dan Urwah, dari Aisyah, sesungguhnya Nabi SAW beri'tikaf pada
10 hari terakhir Bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan Beliau" (HR. Tirmidzi
No.720).

Hadits tersebut diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra dari Siti Aisyah ra, yang
mana keduanya merupakan 2 rawi yang berteman dari kalangan sahabat Nabi SAW.
ُ ‫ال ِّر َوايَةُ ااْل َ ْق َر‬
‫ان‬
Riwayat Aqran
• Menurut bahasa: al-aqran itu bentuk jamak dari kata qarin, yang artinya orang yang bersahabat.
• Menurut istilah: orang-orang yang saling berdekatan dalam hal usia dan sanad [berdekatan pada sanad
yaitu mereka mengambil dari syekh yang satu thabaqat]
Contoh hadits :
- aaa‫مدينيعنعبيد هللا‬aa‫ لا‬a‫ن‬aa‫نمعينعنعلي ب‬
aaa‫حي ب‬aa‫ربعن ي‬a‫ ح‬a‫ن‬aa‫بيخيثمة زهير ب‬a‫نحنبلعن أ‬ aaa‫حمد ب‬a‫ما روى أ‬a‫ديثك‬a‫ ح‬a‫ي‬aa‫ن ف‬a‫ألقرا‬aa‫ جماعة من ا‬a‫جتمع‬aa‫ ي‬a‫د‬a‫ق‬
‫ورهنحتي‬a‫ع‬a‫أخذنمن ش‬aa‫ ي‬a‫ وسلم‬a‫ عليه‬aaa‫يهللا‬a‫نبي صل‬aa‫ج لا‬a‫ان أزوا‬a‫ت ك‬ : aa‫لا‬aa‫ائشة ق‬a‫لمة عن ع‬a‫بي س‬a‫نحفصعبأ‬ aaa‫كر ب‬
aaa‫بي ب‬a‫عيد عن أ‬a‫ عن س‬a‫بيه‬a‫اذ عن أ‬a‫ مع‬a‫ن‬aa‫ب‬
‫وفرة‬aa‫ا‬a‫كون كل‬aa‫ ي‬.

Aisyah R.A berkata “istri-istri Nabi Shallallah-u-’alaihi-wasallam biasanya menuang air ke kepala mereka
sehingga seakan-akan banyak(basah sekali).”

Dalam hadits tersebut terdapat bahwa Ahmad, Abi Khaitsamah, Yahya bin Mu’in, Ali bin al-Madini dan
Ubaidullah bin al-Muadz kelimanya ada didalam satu aqran. Selain lima rawi tadi, sisanya hingga akhir rawi
bukan merupakan aqran.

Ini merupakan contoh dari riwayat aqran dengan keunikannya dimana lima perawi yang satu aqran dalam
satu hadits sekaligus
َ َ ‫الر َوايَةُ ااْل َ َكابِ ُر َع ِن ااْل‬
‫صا ِغ ِر‬ ِّ
a. Menurut bahasa: kata al-akabir merupakan bentuk jamak dari akbar, dan ashghir merupakan bentuk
jamak dari ashghar. Yang berarti riwayat orang-orang besar dari orang-orang kecil.
b. Menurut istilah: riwayat seseorang [rawi] dari orang [rawi] lain yang lebih rendah dalam hal usia,
thabaqat, ilmu atau pun hafalannya.
• Contoh Riwayat Akabir Anil Ashaghir :

ِ َ‫ان َح َّدثَنَا َوائِ ُل ب ُْن َدا ُو َد َع ْن ا ْبنِ ِه بَ ْك ِر ب ِْن َوائِ ٍل َع ْن ال َّز ْه ِريِّ َع ْن أَن‬
‫س ب ِْن‬ ُ َ‫َح َّدثَنَا َحا ِم ُد ب ُْن يَحْ يَى َح َّدثَنَا ُس ْفي‬
‫مال ٍك أَ َّن النَّبي صلَّى هّٰللا‬
‫ق َوتَ ْم ٍر‬ ْ
‫ي‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ب‬
ٍ ِ َ ِ َِ َ ‫ة‬َّ ‫ي‬‫ف‬ ‫ص‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫م‬َ ‫ل‬ ‫و‬
ْ َ
َ َ َ َ ِ‫أ‬ ‫م‬َّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ َ َّ ِ ِ َ
"Hamid bin Yahya menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Wail bin Abu Dawud
menceritakan kepada kami, dari putranya yaitu Bakar bin Wail, dari Az-Zuhri, dari Sahabat Anas bin Malik,
"Bahwa Nabi SAW membuat walimah atas pernikahan (Beliau dan) Shafiyah dengan memasak gandum dan
kurma". (HR. Abu Dawud No. 3253).

Di dalam sanad hadits tersebut, Wail bin Dawud (ayah) menerima riwayat dari Bakar bin Wail (anak).
‫صا ِغ ُر َع ِن ااْل َ َكابِ ِر‬
َ َ ‫الر َوايَةُ ااْل‬
ِّ
Riwayat Ashaghir Anil Akabir adalah jika rawi yang memberi riwayat lebih tua umurnya daripada rawi yang
menerima riwayat, yang diperoleh dari seorang guru (rawi yang sama).

Adapun yang termasuk Riwayat Akabir Anil Ashaghir adalah :


Riwayat tabi'in dari sahabat
Riwayat tabi'it tabi'in dari tabi'in,
Riwayat anak dari ayahnya
Contoh Riwayat Ashaghir Anil Akabir :
‫هّٰللا‬
‫الط ْو ِر‬ ِ ‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْق َرأُ فِى ْال َم ْغ ِر‬
ُّ ِ‫ب ب‬ َ ‫ْت النَّبِ َّي‬
ُ ‫ال َس ِمع‬ ْ ‫الز ْه ِريِّ َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ُجبَي ِْر ب ِْن ُم‬
َ َ‫ط ِع ٍم َع ْن أَبِ ْي ِه ق‬ ُّ ‫أَ ْخبَ َرنَا قُتَ ْيبَةُ َع ْن َمالِ ٍك َع ْن‬
"Qutaibah telah menceritakan kepada kami, dari Malik, dari Az-Zuhri, dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im, dari
ayahnya berkata, "Aku mendengar Nabi SAW membaca Surat Thur di waktu maghrib". (HR. Imam Nasai No. 977).

Di dalam sanad hadits tersebut, Imam Malik (seorang tabi'it tabi'in) mendapatkan riwayat dari Az-Zuhri (seorang
tabi'in). Demikian pula, Muhammad bin Jubair bin Muth'im (anak) mendapatkan riwayat dari Jubair bin Muth'im
(ayah).
‫هّٰللا‬
‫الز ْه ِريِّ َع ْن َع ْب ِد الرَّحْ ٰم ِن ب ِْن‬ ُّ ‫س ْب ِن يَ ِز ْي َد َع ْن‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َس ِع ْي ُد ب ُْن َم ْنص ُْو ٍر َح َّدثَنَا َع ْب ُد ِ ب ُْن ْال ُمبَا َر‬
َ ُ‫ك َع ْن ي ُْون‬
‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْخ ُر ُج فِ ْي َسفَ ٍر إِاَّل يَ ْو َم‬ ‫هّٰللا‬
َ ِ ‫ان َرس ُْو ُل‬ َ ‫ك قَا َل قَلَّ َما َك‬ ِ ‫ك َع ْن َك ْع‬
ٍ ِ‫ب ْب ِن َمال‬ ٍ ِ‫ب ب ِْن َمال‬ ِ ‫َك ْع‬
ِ ‫ْال َخ ِمي‬
‫ْس‬
"Sa'id bin Manshur telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al-Mubarak
telah menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Yazid, dari Zuhri dari Abdur
Rahman bin Ka'ab bin bin Malik, dari Ka'b bin Malik berkata, "Seringkali
Rasulullah SAW melakukan perjalanan pada hari Kamis"" (HR. Abu Dawud
No.2238).

Di dalam sanad hadits tersebut, Abdur Rahman bin Ka'ab bin Malik (anak)
mendapatkan riwayat dari Ka'ab bin Malik (ayah).
‫المعنعن‬
Hadits Mu’an’an ialah isim maf’ul dari kata dasar ‫‘ ع ‘ن‬dengan arti berkata dengan
menggunakan kata ‘an. ‫ ع ‘ن‬artinya dari atau daripada.
Menurut istilah, maksudnya: satu hadits yang jalannya diisnadkan dengan kata-
kata ‫ع ‘ن‬. Maksudnya hadits yang dalam mata rantai sanadnya ditemukan adanya
kalimat Fulan dari Fulan

Contohnya seperti hadist yang dikeluarkan Imam Bukhari melalui Ismail berikut ini:
ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫هللا‬ ِ ‫ض َى هللاُ َع ْنهُ اَ َّن َرس ُْو ُل‬ ٍ ‫َح َدثَنِى َمالِك َع ِن اب ِْن ِشهَا‬
ِ ‫ب َع ْن َح ِم ْي ِد اب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ ٰم ِن َع ِن اب ِْن هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ان اِ ْي َمانًا ًواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫ض‬َ ‫ َم ْن قَا َم َر َم‬: ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
‫المؤنن‬
Hadits Mu’annan adalah hadits yang dalam mata rantai sanadnya ditemukan ucapan
Fulan menceritakan hadits kepadaku,‫ َ َّأن‬sesungguhnya ia menceritakan hadits demikian

Contohnya :
ُ ‫صلَّى هَّللا‬ ْ َ‫ش َح َّدثَنَا ِه َشا ُم ب ُْن ُعرْ َوةَ َع ْن أَبِي ِه َع ْن َعائِ َشةَ قَال‬
َ ِ ‫ت قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ٍ ‫ار َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل ب ُْن َعيَّا‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ِه َشا ُم ب ُْن َع َّم‬
)‫وف َو َم ْن َس َّد فُرْ َجةً َرفَ َعهُ هَّللا ُ بِهَا َد َر َجةً(رواه ابن ماجه‬ َ ُ‫ون الصُّ ف‬ َ ُ ‫صل‬
ِ َ‫ين ي‬ َ ‫ون َعلَى الَّ ِذ‬َ ُّ‫صل‬ َ ُ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إ َِّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي‬
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan
kepada kami Isma'il bin Ayyasy berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin
Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Sesungguhnya
Allah dan para malaikat-Nya bershalawat bagi orang-orang yang menyambung barisan
shalat, maka barangsiapa menutup celah dalam barisan tersebut Allah akan
mengangkat derajatnya. "
As-Sabiq wa Al-Lahiq
• Menurut bahasa: as-Sabiq merupakan isim fa’il dari kata as-Sabqu,
yang berarti terdahulu. Sedangkan al-Lahiq merupakan isim fa’il dari
kata al-lahaq, yang artinya yang terakhir. Yang dimaksudkan adalah
rawi yang terdahulu meninggal, dan rawi yang terakhir meninggal.
• Riwayatus-Sabiq dan Riwayatu’l-Lahiq adalah dua orang rowi yang
sama-sama meriwayatkan hadist dari seorang guru kemudian salah
seorang dari mereka meninggal lebih dahulu.
• Maka riwayat yang disampaikan oleh rowi yang meninggal
mendahului kawanya itu disebut dengan riwayatus-sabiq, sedangkan
riwayat yang disampaikan oleh orang yang terakhir meninggalnya
disebut riwayatul-lahiq.
Al-Muttafiq wa Al-Muftariq
• Al-Muttafiq secara etimologi berarti yang cocok, yang sama,
sedangkan al-Muftariq berarti yang berlainan.[ Al-muttafiq wal al-
muftariq ialah satu nama, nasab, dan sebagainya yang dipakai oleh
lebih seorang perawi. Dengan kata lain, mereka sama dalam nama,
tetapi merupakan orang yang berbeda.
• Adapun jika persesuaian antara rawi yang satu dengan yang lain itu
mengenai nama asli, nama samaran, keturunan atau lain sebagainya
dalam ucapan dan bentuk tulisannya, tetapi berlainan orangnya yang
dimaksud dengan nama tersebut, maka disebut dengan al-Muttafiq
dan sebagai lawannya disebut dengan al-Muftariq.
Al-Mu’talif wa Al-Mukhtalif
• Definisi
a. Menurut bahasa: al-muttafiq merupakan isim fa’il dari kata al-
ittifaq. Sedangkan al-muftariq juga merupakan isim fa’il dari kata al-
iftiraq, yang menjadi lawan kata al-ittifaq.
b. Menurut istilah: kesamaan nama para perawi dengan nama bapak-
bapak mereka, bahkan lebih dari itu, baik tulisan maupun lafadznya,
padahal orangnya berbeda. Dari situ kemudian terjadi kesamaan
nama-nama mereka dengan kunyah [julukan]nya, atau terjadi
kesamaan nama-nama mereka dengan nasabnya, atau yang
sejenisnya itu.
Riwayat Mutasyabih
• 1. Definisi
a. Menurut bahasa: merupakan isim fa’il dari kata at-tasyabuh yang
berarti at-tamatsilu. Yang dimaksud dengan mutasyabih disini adalah
al multabisu [menyerupai]. Mutasyabih juga dipakai terhadap al-
Qur’an, yaitu yang maknanya serupa.
b. Menurut istilah: kesamaan nama para perawi, baik lafadz maupun
tulisannya; namun nama-nama bapaknya berbeda dalam hal
lafadznya, bukan tulisannya; atau sebaliknya.
• 2. Contoh
Syuraih bin Nu’man dan Suraih bin Nu’man. Nama rawinya berbeda
tetapi nama bapaknya sama.
Riwayat Muhmal
• 1. Definisi
a. Menurut bahasa: merupakan isim maf’ul dari kata al-ihmal, yang
berarti at-tarku [mencampakkah]. Jadi si rawi meninggalkan namanya
tanpa menyebut perbedaan dengan yang lainnya.
b. Menurut istilah: Rawi meriwayatkan hadits dari dua orang yang
serupa namanya, atau bahkan serupa nama bapak-bapaknya, atau
yang semacam itu; tetapi tidak membedakan secara khusus satu sama
lain.
Riwayat Wuhdan
• 1. Definisi
a. Menurut bahasa: wuhdan dengan dlamah pada wawu merupakan
bentuk jamak dari wahid
b. Menurut istilah: para perawi yang tidak meriwayatkan dari masing-
masing mereka melainkan satu orang rawi saja yang meriwayatan
darinya.
Methode Tahamulul wal Ada
• Al-Sima’ (mendengar) Yaitu mendengar langsung dari sang guru, Sima’
mencakup imlak (pendektean), dan tahdits (narasi atau memberi
informasi)
• Al-Qira’ah (membacakan hadits pada syeikh).
Al-Qira’ah disebut juga al-‘Ardlu memiliki dua bentuk. Pertama,
seorang rawi membacakan hadits pada syeikh,. Baik hadits yang dia
hafal atau yang terdapat dalam sebuah kitab yang ada di depannya.
Kedua, ada orang lain membacakan hadits, sementara rawi dan syeikh
berada pada posisi mendengarkan
• c. Al-Ijazah
Salah satu bentuk menerima hadits dan mentransfernya denga cara
seorang guru memberi izin kepada muridnya atau orang lain untuk
meriwayatkan hadits yang ada dalam catatan pribadinya (kitab),
sekalipun murid tidak pernah membacakan atau mendengar langsung
dari sang guru.
• . Al-Munawalah
Tindakan seorang guru memberikan sebuah kitab atau hadits tertulis
agar disampaikan dengan mengambil sanad darinya.
• e. Al-Mukatabah (menulis).
Yang dimaksud dengan menulis di sini adalah aktivitas seorag guru
menuliskan hadits -baik ditulis sendiri atau menyuruh orang lain-
untuk kemudian diberikan kepada orang yang ada di hadapannya,
atau dikirimkan kepada orang yang berada ditempat lain.
• f. Al-I’lam as-Syaikh (memberitahukan seorang guru).
Al-I’lam as-Syaikh adalah tindakan seorang guru yang
memberitahukan kepada muridnya bahwa kitab atau hadits ini adalah
riwayat darinya atau dari yang dia dengar, tanpa disertai dengan
pemberian ijazah untuk menyampaikannya.
• g. Al-Washiyat.11
Al-Washiyat adalah penegasan syeikh ketika hendak bepergian atau
dalam masa-masa sakaratul maut; yaitu washiyat kepada seseorang
tentang kitab tertentu yang diriwayatkannya.
• h. Al-Wijadah
Seorang rawi menemukan hadits yang ditulis oleh orang yang tidak
seperiode, atau seperiode namun tidak pernah bertemu, atau pernah
bertemu namun ia tidak mendengar langsung hadits tersebut dari
penulisnya.
TERIMAKASIH
semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai