SHALAT GERHANA
MASJID AL-MUTTAQIN PONDOK SUKMAJAYA, AHAD, 11 JUMADIL ULA 1439 H
DAFTAR ISI
Semua kepercayaan itu tak lain adalah mitos atau takhayul yang karena
pengetahuan masyarakat tentang alam, khusunya bumi, matahari dan
rembulan belum cukup memadai. Sebagian dari mereka bahkan masih
memgang kepercayaan yang disebut animisme dan dinamisme. Lalu
bagaimanakah Islam memandang fenomena gerhana ini ???
2
RESPON ISLAM ATAS
PERISTIWA GERHANA
Kepercayaan-kepercayaan yang disebutkan sebelum ini diluruskan oleh
Rasulullah. Dalam Islam, gerhana bulan atau matahari adalah bentuk keagungan
Allah sebagai Maha Pencipta, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah :
َّانَّ ِم ْن
ِ تآي امهُ ن
َّكِ ل و َّ
ه
ِ ت
ِ ا يحلِ ل
َّ و د
َّ حا ت
َّ
ِ َّ
و ْ م ل
ِ َّ
ان
ِ فسِ ْ
خ ي ل
َّ ر
َّ م لقْ اِنَّ الش ْمسَّ وا
فإِذا رأ ْيت ُ ُمو ُهما فصلُّوا، ِللا
َّ تَِّ آيا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda
Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya
seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka lakukanlah shalat
gerhana.” (Shahih Bukhari, 1042).
Rasulullah bersabda dalam hadits lain :
Kita bisa lihat, redaksi khutbah gerhana yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sangat ringkas, bersifat indotrinasi, meluruskan pemahaman yang keliru di
masyarakat, dan penjelasan amalan yang harus dilakukan oleh seorang muslim ketika
Khuthbah shalat gerhana sama dengan khuthbah shalat jum'at dalam rukun
dan sunahnya, sedangkan dalam syaratnya tidak sama, dalam khuthbah
shalat gerhana tidak harus berdiri, menutup aurat, suci dan duduk di
antara dua khuthbah. (Kitab Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi al-
Bantani, hal. 100)
ويسن لإلمام أن يخطب ( بخطبتين ) للجماعة دون المنفرد ( بعدهما ) أي بعد السالم
من صالة العيدين والكسوفين وتكون خطبتا العيدين كخطبتي الجمعة في األركان
والسنن ال في الشروط كالقيام والستر والطهارة والجلوس بينهما
6
HAL – HAL TERKAIT
GERHANA
WAKTU SHALAT GERHANA
1. Waktu shalat gerhana berlaku ketika proses gerhana mulai terjadi hingga
gerhana selesai.
2. Jika ketika melaksanakan shalat, gerhananya selesai, maka lanjutkan
shalat dengan mempercepat shalatnya.
3. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, tidak
perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang
banyak.
4. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan
melakukan qodho atasnya.
5. Masuknya waktu shalat gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari adalah
sejak tertutupnya piringan bulan atau matahari.
6. Batas akhir waktu shalat gerhana matahari adalah pulihnya kembali gerhana
secara penuh atau terbenamnya matahari walaupun terbenam masih dalam keadaan
gerhana. sedangkan batas akhir gerhana bulan adalah pulihnya kembali gerhana
secara penuh atau terbitnya matahari walaupun bulan masih dalam keadaan
gerhana.
7. Menurut imam Syafi'I dan imam Malik, shalat gerhana boleh dilakukan pada
waktu-waktu makruh, karena termasuk shalat yang ada sebabnya. Menurut imam
Hanafi dan Imam Ahmad tidak boleh, namun cukup dengan membaca tasbih
GERHANA TERTUTUP MENDUNG
Imam Ibnu Hajar al-Haitami di dalam kitabnya Tuhfatul Muhtaj terkait shalat gerhana
mengatakan bahwa:
1. Jika bulan atau matahari terhalang oleh mendung sebelum gerhana terlihat tetapi
menurut ahli hisab terjadi gerhana maka tidak sunnah shalat gerhana, karena
hukum asalnya tidak terjadinya gerhana.
2. Jika bulan atau matahari terlihat gerhana lalu kemudian mendung dan bimbang
gerhana sudah selesai atau belum walaupun menurut ahli hisab gerhana sudah
selesai maka tetep sunnah shalat gerhana karena hukum asalnya terlihatnya
gerhana.
3. Tidak ada tempat bagi ahli hisab dalam hal ini, yakni tidak boleh berdasarkan
MAKMUM MASBUQ