Anda di halaman 1dari 6

WAKTU DALAM PANDANGAN ISLAM

ِ ِ ِِ ِ َ‫ واَوع َد من خالََف ه بِغ‬,‫هلل الّ ِذى اَ ْك رم م ِن َّات َقى مِب َحبَّتِ ِه‬
ِ ‫اَحْل م ُد‬
ُ‫ اَ ْش َه ُد اَ ْن الَ ال هَ االَّ اهلل‬,‫ض بِه َو َع َذاب ه‬
َ ُ َ َْ َْ َ َ َ ََ ْ َْ
‫ك لَ هُ َواَ َّن َس ْي َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ اَْر َس لَهُ بِاهْلُ َدى َو ِديْ ِن احْلَ ِّق لِيُظْ ِه َرهُ َعلى الدِّيْ ِن‬
َ ْ‫َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬

‫ص ْحبِ ِه الَّ ِذيْ َن‬ ِِ ِِ ِ ِ ٍ ِ


َ ‫ َو َعلَى ال ه َو‬,‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َوبَ ا ِر ْك َعلَى َس ْيدنَا حُمَ َّمد َر ُس ْول اهلل َوخَرْيِ َخ ْلق ه‬
ِ
َ ‫ اللّ ُه َّم‬.‫ُكلِّه‬
.‫َّاس َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ َّن اِالَّ َواَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬ ِ ِ ِ ‫ىِف‬
ُ ‫ َفيَااَيُّ َهاالن‬: ‫ اما بعد‬.‫اه ُد ْوا َسبْيله‬
َ ‫َج‬
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Pada kesempatan yang mulia ini mari sama-sama kita tingkatkan ketakwaan kita
kepada Allah SWT. Taqwa sebagai bekal yang paling utama bagi kehidupan kita baik di Dunia
maupun Akhirat nanti.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Waktu dalam perspektif Islam termasuk diantara perkara yang mendapat perhatian
besar. Kalau kita menelaah Al-Qur’an dan Sunnah, kita akan mendapati nash-nash yang
menjelaskan keutamaan waktu. Ketika menerangkan tentang nikmat-nikmat yang Allah
SWT. berikan bagi manusia, Allah SWT menyebut waktu di sana.

‫ َوآَتَ ا ُك ْم ِم ْن ُك ِّل َم ا َس َألْتُ ُموهُ َوِإ ْن‬.‫َّه َار‬


َ ‫َو َس َّخَر لَ ُك ُم اللَّْي َل َوالن‬ ِ ‫الش ْمس والْ َقم ر َداِئَبنْي‬
َ َ َ َ َّ ‫َو َس َّخَر لَ ُك ُم‬
ِ ِ
. ‫َّار‬ ٌ ُ‫وها ِإ َّن اِإْل نْ َسا َن لَظَل‬
ٌ ‫وم َكف‬ َ ‫ص‬ُ ْ‫َتعُدُّوا ن ْع َمةَ اللَّه اَل حُت‬
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan
Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah)”. (QS. Ibrahim: 33-34).
Allah SWT. juga seringkali bersumpah dengan bagian-bagian waktu, seperti waktu
malam, waktu siang, shubuh, dhuha, ashar, dan lain sebagainya. Para ahli tafsir
berpendapat, bahwa jika Allah SWT. bersumpah dengan suatu hal, maka itu menandakan
betapa penting posisi hal tersebut, dan berarti bahwa Allah SWT. sedang mengarahkan
perhatian Umat Islam terhadap hal tersebut. Allah SWT. bersumpah dengan waktu malam
dan siang:

.‫َّها ِر ِإ َذا جَتَلَّى‬


َ ‫ َوالن‬. ‫َواللَّْي ِل ِإ َذا َي ْغ َشى‬
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Dan siang apabila terang
benderang”. (QS. Al-Lail: 1-2). Allah SWT juga bersumpah dengan waktu fajar dan malam
yang sepuluh:

‫ َولَيَ ٍال َع ْش ٍر‬.‫َوالْ َف ْج ِر‬


Artinya: “Demi waktu fajar. Dan malam yang sepuluh”. (Al-Fajr: 1-2). Allah SWT. juga
bersumpah dengan waktu dhuha dan malam.

‫ َواللَّْي ِل ِإذَا َس َجى‬.‫ُّحى‬


َ ‫َوالض‬
Artinya: “Demi waktu Dhuha (waktu matahari sepenggalahan naik). Dan demi malam
apabila telah sunyi (gelap)”. (Adh-Dhuha: 1-2). Sebagaimana Allah SWT. juga bersumpah
dengan waktu secara umum:

‫ ِإ َّن اِإل نْ َسا َن لَِفي ُخ ْس ٍر‬. ‫ص ِر‬


ْ ‫َوالْ َع‬
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”. (Al-‘Ashr: 1-2).
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Untuk lebih menumbuhkan kesadaran dan keyakinan kita tentang waktu, mari kita
mengenal tabiat waktu. Sebagaimana diulas oleh Syekh DR. Yusuf Al-Qaradhawi bahwa
diantara tabiat waktu sebagai berikut: Pertama, waktu cepat berlalu. Semua kita mungkin
pernah merasakan itu, terutama jika kita coba merenung tentang waktu yang sudah kita
lewati. Kita yang berumur duapuluh tahun, tiga puluh tahun, empat puluh tahun, lima puluh
tahun dan seterusnya, pasti merasakan betapa cepat waktu puluhan tahun itu berlalu. Al-
Qur’an juga menegaskan ketika ia menggambarkan diantara fenomena hari kebangkitan
nanti adalah begitu cepatnya waktu berlalu. Allah SWT. berfirman:
ِ
‫اها‬ ُ ‫َكَأن َُّه ْم َي ْو َم َيَر ْو َن َها مَلْ َي ْلبَثُوا ِإاَّل َعشيَّةً َْأو‬
َ ‫ض َح‬
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di
dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An-Nazi’at: 46).
Allah SWT. juga berfirman:

‫َّها ِر َيَت َع َارفُو َن َبْيَن ُه ْم‬ ِ ‫ويوم حَي ُشرهم َكَأ ْن مَل ي ْلبثُوا ِإاَّل س‬
َ ‫اعة م َن الن‬
َ َ ََْ ْ ُ ُ ْ َ َْ َ
“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa
di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari,
(di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (QS.
Yunus: 45).
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Tabiat yang kedua, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin kembali lagi. Setiap
tahun yang telah berlalu, bulan yang lalu, pekan yang lalu, bahkan menit yang lalu, tidak
mungkin bisa dikembalikan sekarang. Inilah yang pernah disampaikan olah Imam Hasan
Basri: “Tidak ada satu haripun yang menampakkan fajarnya kecuali ia akan menyeru “Wahai
anak Adam, aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu, maka
carilah bekal dariku, karena jika aku telah berlalu aku tidak akan kembali lagi hingga Hari
Kiamat.”
Tabiat waktu yang ketiga adalah waktu merupakan aset paling berharga. Ketika
waktu adalah sesuatu yang tidak bisa kembali dan tidak bisa tergantikan, maka waktu
adalah aset yang paling mahal bagi manusia. Dan mahalnya nilai sebuah waktu lantaran ia
adalah wadah bagi setiap amal dan produktivitas. Waktu adalah modal utama bagi individu
maupun masyarakat. Imam Hasan Basri pernah berkata: “Saya melihat ada segolongan
manusia yang memberikan perhatian kepada waktu lebih daripada perhatian kalian
terhadap dirham dan dinar kalian”.
Waktu tidak bisa dihargai dengan uang, seperti kata pepatah. Karena waktu lebih
berharga dari uang, lebih berharga dari emas, harta dan kekayaan. Waktu adalah kehidupan
itu sendiri. Karena kehidupan bagi seseorang adalah waktu dan detik-detik yang dijalaninya
mulai ia lahir hingga wafat kemudian.
Jama’ah Juma’at yang dimuliakan Allah.
Setelah kita mengetahui nilai dan tabiat waktu, maka apa yang harus kita lakukan
adalah menggunakannya secara baik dan optimal. Seorang Muslim yang sejati harus
melewati waktu-waktu mereka dengan penuh kesadaran. Dengan penuh keterarahan.
Waktu tidak dilewati dengan kesia-siaan. Dan begitulah seharusnya sifat seorang Muslim.
Rasulullah Saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.:

‫ِم ْن ُح ْسن ِإ ْساَل م الْ َم ْرء َت ْركه َما اَل َي ْعنِيه‬


“Diantara baiknya keislaman seseorang adalah ketika ia meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat baginya”. (HR. Ahmad, Tarmidzi dan Ibnu Majah).
Bila ada waktu luang, setiap Muslim dituntut untuk mengisinya dengan amal
kebaikan. Karena waktu luang merupakan nikmat yang sering dilupakan dan tidak disadari
oleh kebanyakan manusia. Manusia sering tertipu lantaran waktu luang. Rasulullah Saw.
bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

‫نعمتان مغبون فيهما كثري من الناس الصحة والفراغ‬


“Dua nikmat dimana banyak manusia yang tertipu; nikmat kesehatan dan waktu luang”.
(HR. Bukhari). 
Nikmat waktu luang bisa menjadi ancaman bagi seseorang bila tidak diisi dengan
amal kebaikan. Karena waktu luang itu pada akhirnya nanti akan diisi dengan salah satu
diantara dua, positif atau negatif, kebaikan atau keburukan.  Karena itu jangan sampai
waktu kosong membuat kita malah tergelincir. Kita berupaya untuk selalu mengisi waktu
luang itu dengan hal yang positif. Syekh Abdullah Azzam pernah berkata:

‫إن مل تشغل نفسك بالكبائر شغلتها الصغائر‬


“Jika Anda tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang besar, maka ia akan disibukkan
dengan hal-hal yang remeh”.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Mari sama-sama kita isi waktu dalam kehidupan ini dengan optimal. Memperbanyak
amal kebaikan, dan menjauhkan kesia-siaan apalagi kemaksiatan dan dosa. Kita berbekal
dengan banyak melakukan amal kebaikan di Dunia yang kita pijak ini, karena memang Dunia
adalah daarul ‘amal, tempat beramal. Bila kita sudah meninggalkan Dunia ini, maka tidak
ada waktu lagi untuk beramal. Akhirat bukan tempat kita beramal. Akhirat adalah daarul
jazaa’, tempat pembalasan atas setiap amal yang kita lakukan di Dunia.
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ات و ِّ‬ ‫ِإ مِب ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الذ ْك ِر احْلَكْي ِم‪َ ،‬وَت َقبَ َّل اهللُ‬ ‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم يِف الْ ُق ْرآن الْ َعظْي ِم‪َ ،‬و َن َف َعيِن ْ َو يَّا ُك ْم َا فْي ه م َن اْآليَ َ‬
‫ِميِّن ْ َو ِمْن ُك ْم تِالََوتَهُ‪ِ ،‬إنَّهُ ُه َو السَّ ِمْي ُع الْ َعلِْي ُم‪.‬‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َألم ُر ُكلُّهُ َعالَ نيَّتُ هُ َوس ُّرهُ‪َ ,،‬أ ْش َه ُد اَ ْن الَ الَ هَ‬ ‫الش ك ُْر ُكلُّهُ َوِإلَْي َ‬
‫ك َي ْرج ُع اْ ْ‬ ‫ك ُّ‬‫ك احْلَ ْم ُد ُكلُّهُ َولَ َ‬
‫اللَّ ُه َّم لَ َ‬

‫ىل‬‫َّاعى اِ‬
‫ك لَ ه َتع ِظيم ا لِ َش ْأنِِه وَأ ْش ه ُد اَ َّن س يِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورس ولُه ال د ِ‬ ‫ي‬ ‫اِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِ‬
‫ر‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ص َحابِِه َو َس لَّ َم تَ ْس لِْي ًما كِ ْثيًرا‪ .‬أََّما بَعْ ُد ‪ :‬فَيَ ا أَُّي َه ا‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد وَ َعلَى اَل ه َواَ ْ‬ ‫ض َوانِه َّ‬
‫الل ُه َّم َ‬ ‫ِر ْ‬

‫َأن اهللَ ََأم َر ُك ْم بِ َْأم ٍر بَ َدَأ فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه َوثَىَّن‬


‫وااهلل فِْيماَ ََأمَر َوا ْنتَهُ ْوا فِْيماَ َن َهى َو َز َجر‪َ ،‬و ْاعلَ ُم ْوا َّ‬
‫اس ِإَّتقُ َ‬
‫النَّ ُ‬

‫آمنُ ْوا صَُّلْوا عََليْ ِه‬ ‫بَِمَلِائكَِت ِه بَِقْوِل ِه َع َّز ِم ْن قَاِئل‪ :‬إِنَّ َ‬
‫اهلل َوَمَلِائكَِت ِه يُصَُّلْوَن عََلى النَّبِِّي‪ ،‬يََاأُّي َه ا الَِّذيَْن َ‬

‫سِلْيًما‪.‬‬
‫َوسَِّلُمْوا َت ْ‬

‫اللُهَّم َعِن‬
‫ض َّ‬‫ك املُ َق َّرِبيَْن‪ ،‬وَْار َ‬
‫ك َومََلائَِكتِ َ‬
‫ك َوُرسُِل َ‬
‫ح ّم ِد َوَعَلى َأنِْبيَ ِائ َ‬
‫لى سَِّيِدَنا ُم َ‬
‫اللُهَّم صَِّل َوسَِّلُم عَ َ‬
‫َّ‬

‫َوتَ ابِعِي‬ ‫ِ‬ ‫الراش ِِدْيَن امله ِد ِّي ‪َ :‬أىِب ب ْك ٍروعمروعثْم ان وعلِى وعن ب ِقيَّ ِة َّ ِ‬
‫الص َحابَة َوالتَّابِعنْي َ‬ ‫َ َ َُ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ‬ ‫ُْ نْي َ‬ ‫اء َ‬‫اخلَُلفَ ِ‬

‫الرامِحِ نْي ‪.‬‬ ‫ض َعنَّا َم َع ُه ْم بَِرمْح َتِ َ‬


‫ك يَا َأ ْر َح َم َّ‬ ‫ٍِ ِ‬ ‫ِ‬
‫التَّابِعنْي َ هَلُ ْم بِإ ْح َسان اىَل َي ْوم الدِّيْ ِن َو ْار َ‬
‫ات واْملسلِ ِم واْملسلِم ِ‬
‫ات اَالَحيآء ِمْنهم واْالَمو ِ‬
‫ات‪ ,‬اللَّ ُه َّم يَا ُميَ ِّس َر ُك ِّل‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫ْ ُ ُ ْ َ َْ‬ ‫الله َّم ا ْغف ْر ل ْل ُمْؤ مننْي َ َواْملُْؤ منَ َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬
‫ُ‬
‫ف‬ ‫ف وي ا م ْأمن ُك ِّل َخ اِئ ٍ‬ ‫احب ُك ِّل فَ ِريْ ٍد ويا م َق ِّوى ُك ِّل َ ِ ٍ‬
‫ع ِس ٍ وي ا ج ابِر ُك ِّل َك ِس ٍ وي ا ِ‬
‫ض عْي َ َ َ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫ص َ‬ ‫رْي َ َ َ‬ ‫َ رْي َ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك َكثِير وَأنْ مِل هِب ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللُهَّم يا من الَ حَي تاج اِ َ ِ‬
‫ىل الَْبيَانِ َوالتَّ ْفسرْيِ حاَجاَتنُاَ الَْي َ ْ ٌ َ َ‬
‫ت َعا ٌ َا َوبَصْيٌر َفَتْيسْي ُر الْ َعس رْي‬ ‫َّ َ َ ْ َْ ُ‬
‫ِ‬ ‫علَي ك ي ِس ير اُحرس نا بِعينِ ك الَّىِت الَ تن ام وا ْكن ْفن ا بِ َكن ِف ِ‬
‫ك الَّذى الَ يُ َر ُام َوالَ ُت ْهلكْنَ ا َوَأنْ َ‬
‫ت َر َجاُؤ نَا‪ ‬‬ ‫ََُ َُ َ َ‬ ‫َ ْ َ َ ْ ٌ ْ ُ ْ َ َْ َ‬

‫س ُمْؤ ِمنَ ةٌ‪َّ  ‬‬


‫اللُهَّم‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫اللُهَّم اْنص ر ِعب اد َك الْمظْلُ و ِم يف ُك ل ب ْقع ِة َأر ِض ك فِ‬
‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َّ‬ ‫‪,‬‬ ‫ي ا َأرحمَ ال َّرامِحِ‬
‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫نْي‬ ‫َْ‬
‫ِ‬ ‫الس ِكْينَةَ عََلْيِهْم‪  ‬وا ْكتُ ِ‬
‫َأنْ ِز ِل َّ‬
‫ت ُقلُ ْوبُنَ ا َوِإيَّ ُ‬
‫اه ْم عََلى‬ ‫اه ْم َوا ْغفرلَنَ ا َوهَلُ ْم َوثَبِّ ْ‬
‫الش َه َاد َة َعلَى َم ْوتَ ُ‬
‫ب َّ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك َربَّنَا آتِناَ ىِف ُّ‬ ‫ِ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوىِف اْآلخَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ديْنِ َ‬
‫آء ِذى اْل ُق رىب ويْنهى ع ِن اْل َفحش ِ‬
‫آء َواْملْن َك ِر َواْ َلب ْغ ِي‬ ‫اهلل ! اِ َّن اهلل يْأمرنَ ا بِاْلع ْد ِل واْ ِالحس ِ‬
‫ان وِإيت ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫اش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬
‫اهلل‬ ‫يَعظُ ُك ْم لَ َعل ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َوا ْذ ُك ُروااهللَ اْ َلعظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬
‫كَبر‪ ‬‬
‫اَ ْ‬
‫ْ‬
‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪ ‬‬

Anda mungkin juga menyukai